Saya beri contoh, saya ingin pergi naik busway ke Gading. Hal yang pertama harus saya lakukan tentu saja adalah menanyakan jalannya kepada teman, kerabat, saudara, dll. Setelah itu baru saya coba tes untuk jalan yang sudah diberitahu. Apakah menurut anda teman, kerabat, dan saudara saya dapat melewatkan jalan tersebut untuk saya, kemudian tiba-tiba saya ada di Gading ? atau cukup dengan memberitahu maka artinya saya telah tercerahkan untuk bisa sampai ksana ? Tentu saja tidak, yang membuat saya bisa sampai kesana adalah diri saya sendiri dengan usaha saya sendiri dan pemahaman yang saya kembangkan berdasarkan informasi yang saya peroleh.
Hal ini prinsipnya sama dengan pencapaian keBuddhaan. Diri sendiri adalah pewaris karma sendiri. Pandangan terang adalah buah yang didapatkan oleh usaha sendiri berdasarkan rekoleksi pengalaman dan pengetahuan yang diolah oleh diri sendiri.
sebaliknya, apakah anda bisa sampai ke Gading tanpa ada sangkut pautnya dengan jasa orang lain?
bagaimana bila tidak ada yang memberi petunjuk jalan, bagaimana bila tidak ada supir busway, dan bagiamana bila tidak ada yang menyebut tempat itu sebagai Gading? bagaimana caranya anda sampai ke sana?
Demikian pula dengan pencapaian sang Buddha. Apa yang ia capai, tentu karena hasil dari Karmanya sendiri, tapi sang Buddha tidak pernah menyatakan bahwa dalam pencapaiannnya tidak ikut serta sedikitpun "jasa orang lain". sudah pasti, ada faktor-faktor lain, slain dirinya sendiri yang menjadi sebab tercapainya pencerahan sang Buddha.