Kutipan "kebenaran", kebenaran yang mana dulu hahaha
Pandangan salah lah penghancur sejati Dhamma
Pendapat Anda ttg tidak ada yang terlahir seketika menjadi Buddha justru menghancurkan teori Buddha emanasi pada banyak manusia di Tibetan
Saya belum pernah mengenal teori tersebut jadi saya tidak akan berkomentar banyak dalam hal ini.
Bila anda belum mengenal kebenaran, maka saya hanya dapat menjelaskan sedikit sesuai dengan keterbatasan dan kemampuan diri saya.
Dhamma, memiliki sifat tidak lekang oleh waktu. Ia dapat diterapkan di jaman manapun juga. Dahulu, sekarang, maupun yang akan datang, sifat Dhamma tidak akan berubah.
Sedari jaman dahulu, pada masa kehidupan Buddha Gautama, beliau selalu mengajarkan dan membabarkan Dhamma dengan penuh cinta kasih dan toleransi yang amat besar. Beliau senantiasa berusaha untuk memberikan pemahaman kepada para pendengarnya.
Cinta kasih ini melingkupi pengertian bahwa tidak semua orang memiliki tingkatan pemahaman yang sama. Dengan tingkat pemahaman yang berbeda tersebut, berbagai gaya pembabaran Dhamma diberikan sesuai dengan watak dan kepribadian orang tersebut.
Dari segala macam gaya pembabaran Dhamma, Sang Buddha Tidak pernah membabarkan, apalagi mengajarkan untuk "membimbing" dengan jalan KERAS. Karena jalan tersebut bukanlah jalan Sang Buddha. Dan Sang Buddha Gautama tidak pernah menyetujui hal ini.
Dalam perkembangan jaman, bukan tidak apabila ke depannya ada umat yang berusaha menjaga Dhamma dengan jalan kekerasan ini. TIDAK ADA BEDANYA DENGAN PARA FANATIK dari agama-2 lain. Semuanya berpikir hanya jalan yang mereka lihat yang paling benar dan yang lainnya salah.
Entah sampai kapan Pandangan salah ini mau mereka pertahankan.
Apabila saya pribadi bertemu dengan fanatik dari agama Buddha, maka saya akan mengambil sikap yang sama seperti yang saya lakukan selama ini. Saya akan membela agama2 lainnya karena mereka memiliki kebenaran dalam agamanya. Tidak ada satu kata pujian pun yang keluar dari mulut para bijaksana akan sikap fanatisme.
"Kesalahan bukan terletak pada agamanya, namun kepada umat-2 yang salah dalam mempelajarinya"