1.16. ‘Lohicca, tiga jenis guru di dunia ini layak dicela, dan jika siapa pun mencela guru-guru demikian, celaannya adalah pantas, benar, sesuai dengan kenyataan dan tidak salah. Apakah tiga itu?
1.Di sini, Lohicca,
seorang guru yang telah meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan tanpa rumah, tetapi belum mencapai buah pertapaan. Dan tanpa mencapai tujuan ini,
ia mengajarkan muridnya suatu ajaran,235 dengan mengatakan: “ini untuk kebaikanmu, ini untuk kebahagiaanmu.” Namun muridnya tidak ingin memerhatikan, mereka tidak mendengar, mereka tidak membangkitkan pikiran untuk mencapai pencerahan, dan nasihat si guru dicemooh. Ia harus dicela, dengan mengatakan: “Yang Mulia ini telah meninggalkan keduniawian …, nasihatnya dicemooh. Ini bagaikan seseorang laki-laki yang terus-menerus mendekati seorang perempuan yang menolaknya dan merangkulnya walaupun ia telah berpaling.” Aku menyatakan ini sebagai ajaran jahat yang berdasarkan pada kemelekatan, karena apakah yang dapat dilakukan seseorang untuk orang lain?236 Ini adalah guru pertama yang layak dicela .…’
2.17. ‘Kemudian, ada seorang guru yang telah meninggalkan keduniawian … tetapi belum mencapai buah pertapaan. Dan tanpa mencapai tujuan ini, ia mengajarkan muridnya suatu ajaran, dengan mengatakan: “ini untuk kebaikanmu, ini untuk kebahagiaanmu.” Muridnya ingin memerhatikan, mereka mendengarkan, [231] mereka membangkitkan pikiran untuk mencapai pencerahan, dan nasihat si guru tidak dicemooh. Ia harus dicela, dengan mengatakan: “Yang Mulia ini telah meninggalkan keduniawian …” Ini bagaikan, meninggalkan ladangnya sendiri, ia memikirkan ladang orang lain yang perlu dikerjakan. Aku menyatakan ini sebagai ajaran jahat yang berdasarkan pada kemelekatan … ini adalah guru ke dua yang layak dicela .…’
18. ‘Kemudian, ada seorang guru yang telah meninggalkan keduniawian … dan yang telah mencapai buah pertapaan. Setelah meninggalkan keduniawian, ia mengajarkan … tetapi murid-muridnya tidak ingin memerhatikannya … nasihatnya dicemooh. Ia juga harus dicela … bagaikan, setelah memotong satu belenggu lama, seseorang membuat sebuah belenggu baru, Aku menyatakan ini sebagai ajaran jahat yang berdasarkan pada kemelekatan, karena apakah yang dapat dilakukan seseorang untuk orang lain? Ini adalah guru ke tiga yang layak dicela …. [232] Dan ini adalah tiga jenis guru yang Kukatakan layak dicela.’
--------------------------------
yg pertama, seperti seorang guru, yang jelas belum mencapai pencerahan, malah ngajar sini ngajar sana dan lagi ajarannya tidak di dengar.....[ yah ini karena pengajarnya sendiri tidak tahu apa-apa ]
yg kedua, seperti seorang guru, yang jelas belum mencapai pencerahan, malah ngajar sini ngajar sana, kemudian nasihat nya di dengar...
[ ini ibarat mencontek Tipitaka, dengan segudang teori tetapi tidak ada apa-apa...lebih parah lagi diri sendiri tidak di ingat ]
yg ketiga, itu seperti apa ya?....bingung baca bahasa nya..
-----------------------------------------------
19. ‘Kemudian Lohicca berkata: ‘Yang Mulia Gotama, adakah guru di dunia ini yang tidak layak dicela?’
20-55. ‘Di sini, Lohicca, seorang Tathàgata telah muncul di dunia ini, seorang Arahat, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, memiliki kebijaksanaan dan perilaku yang Sempurna, telah sempurna menempuh Sang Jalan, Pengenal seluruh alam, penjinak manusia yang harus dijinakkan yang tiada bandingnya, Guru para dewa dan manusia, Tercerahkan dan Terberkahi. Beliau, setelah mencapainya dengan pengetahuan-Nya sendiri, menyatakan kepada dunia bersama para dewa, màra dan Brahma, para raja dan umat manusia. Beliau membabarkan Dhamma, yang indah di awal, indah di pertengahan, indah di akhir, dalam makna
dan kata, dan menunjukkan kehidupan suci yang sempurna dan murni sepenuhnya. Seorang siswa pergi meninggalkan keduniawian dan mempraktikkan moralitas, menjaga pintu-pintu indrianya, mencapai jhàna pertama (Sutta 2, paragraf 41-76). [233] Dan jika seorang murid dari seorang guru mencapai keluhuran demikian, guru itu adalah yang di dunia ini tidak boleh dicela. Dan jika seseorang mencela guru itu, celaannya tidak pantas, tidak benar, dan tidak sesuai dengan kenyataan, dan salah.’
56-62. ‘Ia mencapai tiga jhàna lainnya (seperti Sutta 2, paragraf 77-82) dan berbagai pandangan terang (Sutta 2, paragraf 83-84). Jika seorang murid dari seorang guru mencapai keluhuran demikian, guru itu adalah yang di dunia ini tidak boleh dicela ….’
63-77. ‘Ia menembus Empat Kebenaran Mulia, sang jalan, dan lenyapnya kekotoran … (seperti Sutta 2, paragraf 85-97).
Jika seorang murid dari seorang guru mencapai keluhuran demikian, guru itu adalah yang [234] di dunia ini tidak boleh dicela. Dan jika seseorang mencela guru itu, celaannya tidak pantas, tidak benar, dan tidak sesuai dengan kenyataan, dan salah.’
--------------------------------------
bisakah ada yg menjelaskan se-lengkap-lengkap nya