Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Komunitas => Keluarga & Teman => Topic started by: ahiong sukarni on 03 October 2010, 06:31:13 PM

Title: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: ahiong sukarni on 03 October 2010, 06:31:13 PM
Sahabat Dhammacitta sedhamma,perkenalkan saya ahiong telah mempunyai 3anak. Saya menikah secara Buddhist di vihara dan istri yg tadinya Konghucu kemudian ikut saya ke vihara hampir setiap minggu untuk kebaktian.Disamping itu juga kami kadang juga mengikuti hari besar Buddhist yg lainnya.
Selama ini kehidupan keluarga kami boleh dibilang ok ok saja.
Hingga pada suatu hal yg agak berat yaitu : ibu mertua yg telah tua lebih banyak membutuhkan biaya tambahan,hal ini yg dirasakan cukup sulit pada saat kondisi saat itu.
Istri saya,mertua,kakak ipar telah berdoa selama ini agar diberikan jalan keluar tetapi belum membuahkan hasil.
Anak anak saya kebetulan sekolah disekolah yg beragama K+++++N yg jelas banyak para orang tua yg beragama sejenis.Melalui cerita dan curhat dgn ibu ibu kemudian ditawarkan untuk mengikuti komunitas disana yang katanya nanti dibantu DOA.
Semula istri saya meminta ijin yg katanya tidak ada paksaan untuk masuk agama itu saya pun boleh. Tetapi lama kelamaan koq melanjut ke hal hal lebih mendalam lagi.
Saya pun mengeluarkan larangan terhadap istri saya.
Istri saya kelihatannya menolak,dengan alasan yg dia punyai. Alasannya adalah dia menemukan ketenangan disana selain itu selama ini doa doa yg dia panjatkan tidak ada hasilnya tetapi dgn agamanya yg baru itu hanya beberapa lama DOA DIA TERJAWABKAN. TUHAN dalam agama tersebut telah memberikan pertolongan sedangkan yg di Bhuddist boro boro ada.Memang saya akui selama dia mengikuti agama nya yg baru itu dana yg dibutuhkan mulai ada. Tetapi saya tetap mempunyai prinsip mana mungkin dalam 1perahu ada 2kapten sehingga timbul keributan terus menerus dalam keluarga saya.
Saya juga telah berusaha untuk menjelaskan kepada teman nya yg mengajak,tetapi herannya malah suaminya mau berkenan untuk datang kerumah saya yang katanya supaya IKUT DITERANGKAN DARI JALAN GELAP.
Saya semakin ribut saja dengan istri sampai pada keputusan yg saya ambil : ikut saya atau ikut agamamu yg baru itu.
Semula istri saya memilih untuk masuk ke agama itu tetapi karena desakan dari pihak keluarganya akhirnya dia mengalah.
TETAPI SAMPAI HARI INI SAYA HANYA MENGAJAK anak anak ke vihara sedangkan istri saya kelihatannya sdh tdk berminat lagi.
Dari gaya tingkah sehari hari saya juga menilai prinsip nya sdh seperti agama yg baru itu.

Mohon teman teman sedhamma berikan masukan untuk saya bagaimana harus berlaku,terima kasih .


Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: No Pain No Gain on 03 October 2010, 06:38:39 PM
hmmm...di ajaran buddha tdk ada paksaan..jd tindakan bro salah sekali...bro hanya bisa memberikan pandangan yg benar ke istri bro..tp tidak boleh memksanya dgn cara demikian...biarkan istri anda memilih..toh ini jln hidup spiritual dia..tdk ada sangkut paut dgn anda..
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: Wolvie on 03 October 2010, 06:49:50 PM
coba diajak bicara pelan2 bro, apa yang menyebabkan dia tertarik sama agama baru, selain dari yang katanya merasa doanya lebih didenger. bisa jadi ada hal lain yang istri anda denger dari orang2 beda agama tersebut yang tidak ato belum diceritakan kepada anda (semacam cuci otak gitu lah)

mungkin saja ada faktor lain, jadi coba bro lebih korek2 lagi hatinya, biasanya sih yang tertarik sama agama lain tersebut karena suasananya lebih meriah, orang2 lebih ramah (terlepas ramah beneran ato dibuat2)
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: rooney on 03 October 2010, 06:55:52 PM
Sebnarnya saya masih belum berpengalaman soal masalah keluarga, sorry ya kalo terkesan menggurui huhuhu...

Menurut saya dana tersebut ada karena usaha kalian berdua. Mungkin sejak dikasih doa, motivasi sang istri jadi lebih baik. Namun bukan berarti harus diberi doa agar motivasinya terangkat. Dalam Buddhisme, untuk dapat mengatasi segala sesuatu harus mengandalkan usaha sendiri, jangan bergantung pada sapa-sapa termasuk Sang Buddha. Mungkin selama ini hanya sekedar kebaktian, coba mulai belajar serius tentang esensi Buddhisme...

Sekali lagi sorry ya jika terkesan menggurui orang yang jauh lebih senior, hanya ingin mencoba membantu...  _/\_
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: Mr.Jhonz on 03 October 2010, 07:11:01 PM
^aye juga masih melajang ;D


Di agama buddha memang tidak "menjual" doa,tapi lebih kepada PENGERTIAN,emang waktu om kevihara apa saja yg om lakukan?
Apa om+istri pernah mengikuti kelas pendalaman dhamma?

Memang marketing yg dijalankan di tetangga lebih proaktif,jadi ga heran banyak yg tertarik.
Saran sy,perbanyak diskusi dgn istri soal agama,jangan sering mengunakan kalimat negatif kepada istri.

**sabbe sankara anicca,ketika membeli mobil kita harus siap mental ketika mobil penyok dan tergores,begitu juga berumah tangga harus siap dikecewakan istri,anak.dll ;D
 
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: johan3000 on 03 October 2010, 07:18:33 PM
Quote
Saya semakin ribut saja dengan istri sampai pada keputusan yg saya ambil : ikut saya atau ikut agamamu yg baru itu.

bila bro gak dapat mengajarkan kasih, kasih yg lembut dan penuh pengertian....tanpa marah maupun ancaman...
bagaimana lagi bro bisa mengajarkan Buddhisme ? Pernahkan Buddha Gautama mengancam ?

bukan soal agama saja bro... orang yg lagi kesusahan, gak ada jalan...
tiba2 ada sekelompok orang yg mau membantu, mendengar, dst, dst... maka sebagian orang akan pindah perahu...

kalau memang Tuhan yg itu sanggup membayar uang rumah sakit dan si mertua tambah sehat... gw rasa sihhh itu ada sisi baiknya juga tohhh.................cuma apakah itu berbuahnya karma atau ada turun tangan dari TUHAN ?....

tua, sakit dan mati....

semua orang akan mengalaminnya.... laluilah dgn bijak, laluilah dgn penuh kegembiraan....  _/\_

semoga bro diberi keteguhan, kesabaran dan kebijiksanaan utk menjalanin hidup ini.....


ngomong2 kapan ya gw mau di CABUT ?....
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: wiithink on 03 October 2010, 07:22:01 PM
gw bingung.. kenapa orang orang itu, selalu menyebut orang dari agama lain itu "gelap", apa dengan ucapan mereka yang men-judge agama orang lain itu, mereka tetep "terang"..
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: coecoed on 03 October 2010, 07:44:43 PM
salam damai sejahtera pak ahiong....

begini pak ahiong, saya dapat merasakan bagaimana perasaan pak ahiong, oleh karena pak ahiong mencintai istri dan keluarga anda.

saran saya, bagaimana kalau pak ahiong berpikir  positif, mengetahui bahwa hal ini adalah bukan sesuatu yang membahayakan atau jahat,

sebagai kepala keluarga yang mau melindungi istri dan keluarga anda dan juga sebagai kepala keluarga yang sudah seharusnya bertindak bijaksana, bagaimana kalau pak ahiong coba menyelidiki, menelusuri dengan mengikuti kegiatan rohani istri anda, sehingga pak ahiong dapat menilai apakah itu suatu praktek kegiatan yang membahayakan atau yang mengajarkan kejahatan atau praktek kegiatan sesat, sehingga setelah mengetahui nya paling tidak pak ahiong dapat mengambil keputusan yang bijaksana dan bisa menjelaskan (melarang) jika ada kesalahan/peyimpangan/praktek jahat/sesat atau menjadi tenang/damai sejahtera setelah mengetahui (membuktikan) tidak ada hal-hal yang tidak baik dalam kegiatan rohani istri anda, sehingga anda tidak terombang-ambing oleh pandangan-pandangan pemikiran sendiri yang terus bergerak salah yang terbentuk oleh karena masukan kesaksian dari luar, sedangkan anda sendiri tidak atau belum mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya.

semoga nasehat ini membawa kerukunan dan perubahan, memberi jalan keluar, dan membawa kekuatan dan damai sejahtera bagi seluruh keluarga anda setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya.
coeda, the believer
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: Xcript on 03 October 2010, 07:52:18 PM
Saya punya beberapa jawaban untuk Anda, walaupun
saya belum berkeluarga :)

Dalam kasus Anda, setiap hari istri berdoa tapi belum
juga ada harapan atau apapun yang, kelihatannya, terkabul.
Padahal, pada saat istri Anda berdoa, ia sedang memulai
menanam karma baik lewat ucapan, perbuatan dan pikiran.
Setidaknya, ketiga gerbang perbuatannya (ucapan, perbuatan,
pikiran) tidak sedang melakukan perbuatan jahat.

Pada saat seseorang berdoa, yang selanjutnya bisa dipahami
sebagai membaca paritta, liamkeng, membaca mantra, sutra,
dll, ucapan seseorang sedang mengucapkan sesuatu yang
baik karena sutra/paritta/mantra isinya adalah pesan2 kebaikan.
Demikian juga perbuatannya yang secara fisikiah, ia sedang
tidak melakukan perbuatan buruk. Dan yang terakhir adalah
pikirannya yang mana pada saat membaca paritta/sutra/mantra,
pikiran seseorang diarahkan ke hal-hal dan harapan2 yang baik.

Berdoa di sini jangan diartikan sebagai meminta-minta dengan
siapapun, "namun" membaca dan mengulang kembali apa yang
pernah dikotbahkan oleh Sang Bhagava, Sang Guru Buddha
yang telah mencapai penerangan sempurna. Hal ini perlu saya
tekankan lebih dulu.

Dengan demikian, karma (perbuatan) baik Anda/istri
sesungguhnya sedang mulai ditanam sedikit demi sedikit, tapi
belum berbuah. Setiap hari karma itu terus ditanam dan ditanam
lewat pembacaan paritta/sutta/mantra, meskipun belum berbuah.

Seperti menanam tetumbuhan. Biji yang ditanamkan di tanah
tidak akan langsung tumbuh dalam beberapa hari saja supaya
menjadi tanaman besar, namun butuh waktu beberapa bulan
hingga ia bisa tumbuh besar. Demikian juga dengan karma baik
yang Anda/istri tanam setiap harinya, belum berbuah karena
belum waktunya.

Nah, pada saat istri Anda mulai mengikuti dan lama kelamaan
tertarik dengan "tetangga" barunya, dapat diasumsikan bahwa
"buah" karma baik yang ditanam selama membaca paritta/sutta/
mantra itu sudah saatnya berbuah, maka sedikit demi sedikit
harapanpun terkabul. Sebenarnya prinsip kerja hukum karma
sangat simple dan dapat dijelaskan dgn sangat masuk akal.
Tidak perlu ada bantuan makhluk Adikuasa apapun yang turut
campur tangan dalam hal ini karena hukum karma adalah hukum
alam semesta yang universal yang mencakupi makhluk apapun,
suka atau tidak suka, tau ataupun tidak tau.

Oleh sebab itu, saudara, jangan memaksa istri Anda. Sudah
semestinya Anda memberikan pandangan yang benar tentang
Buddhisme kepada istri Anda. Namun, Anda sendiri harus
mengerti terlebih dahulu mengenai pemahaman/ajaran Buddha.
Untuk pemahaman mengenai Buddhisme, sebaiknya, kalau
mau cepat, bisa dikonsultasikan/ditanyakan langsung kepada
rekan2 Anda sendiri yang pengetahuan Buddhis nya baik untuk
menjadi teman bertanya Anda. Atau dapat menghubungi rekan2
Vihara terdekat yang juga mengerti Buddhisme dengan baik.

Kalau setiap hari Buddhisme itu hanya dilaksanakan sebagai
hal-hal yang berbau ritual saja, misalnya, hanya puja bhakti
minggu, puja bhakti hari-hari besar, tapi tanpa ikut acara-acara
lain yang justru lebih bermanfaat, misalnya ceramah Dharma,
latihan meditasi, atau forum-forum agama Buddha, saya rasa
percuma saja karena pemahaman mengenai Buddhisme nya
juga tidak diperhatikan.

Mulailah dari diri sendiri, kemudian berikan pemahaman
tentang Buddhisme yang benar kepada istri. Semoga keluarga
kembali harmonis, sejahtera dan bahagia.
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: coecoed on 03 October 2010, 08:03:34 PM
klo pak ahiong sudah melihat masukan saya sebagai masukan yang baik berguna dan dipraktekan membawa hasil yang baik, please pak ahiong ketik ucapan thank you pada sisi kanan atas yah.... sehingga sayapun turut bergembira  atas selesainya masalah ini.

coeda, the believer
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: ryu on 03 October 2010, 08:08:03 PM
klo pak ahiong sudah melihat masukan saya sebagai masukan yang baik berguna dan dipraktekan membawa hasil yang baik, please pak ahiong ketik ucapan thank you pada sisi kanan atas yah.... sehingga sayapun turut bergembira  atas selesainya masalah ini.

coeda, the believer
ASTAGA!!!

baca lagi matius 6 cuy :))
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: Mr.Jhonz on 03 October 2010, 08:38:52 PM
 [at] mbah ryu
Kutipkan kesini dunk.penasaran nhe..
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: ryu on 03 October 2010, 08:42:24 PM
[at] mbah ryu
Kutipkan kesini dunk.penasaran nhe..
6:1. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

6:5. "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: andry on 03 October 2010, 10:54:46 PM
Quote
Saya semakin ribut saja dengan istri sampai pada keputusan yg saya ambil : ikut saya atau ikut agamamu yg baru itu.

bila bro gak dapat mengajarkan kasih, kasih yg lembut dan penuh pengertian....tanpa marah maupun ancaman...
bagaimana lagi bro bisa mengajarkan Buddhisme ? Pernahkan Buddha Gautama mengancam ?

bukan soal agama saja bro... orang yg lagi kesusahan, gak ada jalan...
tiba2 ada sekelompok orang yg mau membantu, mendengar, dst, dst... maka sebagian orang akan pindah perahu...

kalau memang Tuhan yg itu sanggup membayar uang rumah sakit dan si mertua tambah sehat... gw rasa sihhh itu ada sisi baiknya juga tohhh.................cuma apakah itu berbuahnya karma atau ada turun tangan dari TUHAN ?....

tua, sakit dan mati....

semua orang akan mengalaminnya.... laluilah dgn bijak, laluilah dgn penuh kegembiraan....  _/\_

semoga bro diberi keteguhan, kesabaran dan kebijiksanaan utk menjalanin hidup ini.....


ngomong2 kapan ya gw mau di CABUT ?....
wuihh.. mantep euy si saceng...
setelah ngobrol2 sama tuhan, katanya.. masih agak lama..
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: andry on 03 October 2010, 11:01:05 PM
salam damai sejahtera pak ahiong....

begini pak ahiong, saya dapat merasakan bagaimana perasaan pak ahiong, oleh karena pak ahiong mencintai istri dan keluarga anda.

saran saya, bagaimana kalau pak ahiong berpikir  positif, mengetahui bahwa hal ini adalah bukan sesuatu yang membahayakan atau jahat,

sebagai kepala keluarga yang mau melindungi istri dan keluarga anda dan juga sebagai kepala keluarga yang sudah seharusnya bertindak bijaksana, bagaimana kalau pak ahiong coba menyelidiki
menelusuri dengan mengikuti kegiatan rohani istri anda, , <<< berharap-harap semoga pak ahion, juga terjerumus ke karesten... sehingga upah die (coecoed) makin besar di surga....
sehingga pak ahiong dapat menilai apakah itu suatu praktek kegiatan yang membahayakan atau yang mengajarkan kejahatan atau praktek kegiatan sesat, sehingga setelah mengetahui nya paling tidak pak ahiong dapat mengambil keputusan yang bijaksana dan bisa menjelaskan (melarang) jika ada kesalahan/peyimpangan/praktek jahat/sesat atau menjadi tenang/damai sejahtera setelah mengetahui (membuktikan) tidak ada hal-hal yang tidak baik dalam kegiatan rohani istri anda, sehingga anda tidak terombang-ambing oleh pandangan-pandangan pemikiran sendiri yang terus bergerak salah yang terbentuk oleh karena masukan kesaksian dari luar, sedangkan anda sendiri tidak atau belum mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya.

semoga nasehat ini membawa kerukunan dan perubahan, memberi jalan keluar, dan membawa kekuatan dan damai sejahtera bagi seluruh keluarga anda setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya.
coeda, the believer

mana ttd
kasih karestus...
halallujah
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: dipasena on 03 October 2010, 11:03:10 PM
 [at] pak ahiong :
pak kita mengalami kasus yang hampir sama. istri saya beragama kr1sten karena memang awalnya ia berasal dari kalangan kr1sten, tapi sayangnya tuhan berencana lain yaitu mempertemukan nya dengan saya, ya bukan salah saya, jika kemarin saya menikah di vihara... hehehe... walau sebelum menikah sy sudah memikirkan bahwa pernikahan ini bakal jd boom waktu yg akan siap meledak kapan saja bahkan setiap saat... tp insyalabuddha sy siap akan hal itu...

saya mengerti apa yang pak ahiong rasakan, karena hampir sama seperti apa yg saya rasakan, namun yang saya khawatirkan hanya 1 yaitu anak saya yang masih kecil, takut ternoda oleh kuasa tuhan dan terselamatkan dalam perputaran roda samsara ke alam menderita... maklum saya lebih menyukai anak saya tersesat dijalan dhamma yg penuh kedamaian dan kebenaran sejati yang menuntun ke alam bahagia sampai akhirnya dapat mencapai pembebasan tertinggi...

hidup ini selalu berputar dan berlanjut, entah kapan kita bisa mengenal dan belajar dhamma yg begitu agung lagi, sedangkan debu setiap saat akan menempel di mata kita yang dapat menjerumuskan kita ke alam menderita, sungguh disayangkan jika itu terjadi, karena sangat susah untuk dapat keluar dari alam menderita tersebut... dan ketersesatan di dalam dhamma itu yg satu-satunya dapat membawa kita ke pembebasan tertinggi yaitu nibbana... itu alasan kenapa saya memikirkan masa depan anak saya untuk tetap tersesat dijalan dhamma...

saya pribadi pernah ribut masalah konsep agama dengan istri sy, tp saya belum pernah memaksa nya untuk memeluk buddhism, cm ketika ada pembicaraan seputar kehidupan yg berhubungan dengan agama pasti akan berunjung pada debat konsep agama yg memuakkan walau saya selalu dapat memberikan argument yg mematahkan konsep keimanan kr1sten nya... yg ada istri sy hanya bergumbel dalam bathin, maaf sampai hari ini tuhan nya belum bs menyentuh hidup sy dan tidak akan pernah... oh, maaf tuhan...

namun sy punya pemikiran sendiri, jika memang kr1sten adalah pilihan hidup dia dan dia merasa bahagia dengan itu, ya silakan, asal jangan ganggu saya dan anak saya terlebih keluarga saya seperti orang tua dan saudara saya... hanya itu syarat dan harapan saya, istri saya mau terselamatkan dengan cara percaya tuhan nya dan berharap kerajaan allah namun ketika liat kecoak langsung di injek, ya silaken... hidup kan pilihan, betul ? bahkan ketika pak RT datang ke rumah sy dan bertanya istri sy dikartu keluarga agama ikut suami ato sesuai KTP nya waktu masih perawan, ya saya kataken... sama kan aja ma KTP dulu nya, ga masalah koq, cm klo anak ikut saya... egois ? tidak... sy orang tua, sy wajib dan berhak mengajar dan mengarahkan anak sy, klo anak orang kr1sten ya ga berhak sy... itu baru nama nya egois, nyata-nyata bukan anak sy, koq lancang sy ikut mengatur, betul ?

saya pernah menyampaikan wasiat saya, jika mau menawarkan tuhan nya ke saya, boleh aja... tp kudu/harus jawab semua pertanyaan sy dengan jelas, tegas dan logis, jika bisa... sy langsung minta di baptis/permandikan, boleh bawa pendeta jika perlu untuk menjawab... bukan tuk sombong, namun dari ketersesatan sy dalam dhamma yg begitu indah dan sy merasa bahagia dalam ketersesatan sy, tentunya sy akan kritis untuk mencari hal yg lebih baik, betul ? klo ga baik, untuk apa sy trima ? sy akan menolak sama dengan hal nya ketika sy mengusir sales yg datang ke toko sy menawarkan produk yg jelek dan ga jelas...

jika kita berbicara rejeki, sy bukan dari kalangan berada/kaya namun sy juga bukan dari kalangan miskin, hidup saya cukupan, saya punya beberapa usaha kecil, juga memiliki gubuk sederhana diperumahan elit ciputra... bukan tuk menyombongan apa yg sy punya, tp tuk menunjukan ternyata ketika saya berada di jalan dhamma, itu semua bisa sy peroleh jg... tanpa perlu mengobral dhamma saya seperti barang dagangan dr 1 rumah ke rumah lain dan memohon-mohon pada mahluk goib nan kodrati yg tidak jelas dan malu untuk menampakkan dirinya...

sayang nya umat buddhist kadang salah kaprah menilai doa-doa, doa dianggap tidak ada hanya karena tidak ada sosok tuhan secara ekplisit yg ikut campur dalam kehidupan manusia, emang benar... tp jangan salah, kekuatan keinginan (bisa dikatakan doa) bs diarahkan dengan cara yg benar (hanya dalam pandangan buddhist) ingat kita mengenal konsep kamma, kekuatan keinginan dengan penuh tekat bisa mengkondisikan kamma baik berbuah lebih awal...

saya maklumi, kenapa pengaruh kegiatan doa dalam agama lain memiliki pengaruh yg kuat terhadap wanita, karena mereka merasa di perhatikan di dalam kegiatan itu, sama seperti hal nya anak kecil ketika terjatuh dari sepeda dan kaki nya mengalami luka, apa yg mereka harapkan ? pertolongan/bantuan dari orang terdekat trutama orangtua dan keluarga, sehingga merasa nyaman dan tenang... seperti itu yg para wanita rasakan dalam kegiatan doa, walau sebenarnya doa mereka tidak pernah terjawab... jujur ke diri sendiri lebih baik...

apakah di dalam buddhism tidak ada kegiatan berdoa ? ada... yaitu dengan mengkondisikan kamma baik kita berbuah lebih awal, saya pernah membaca sebuah buku salah seorang bhikkhu theravada indonesia, kira-kira beliau mengajarkan demikian : "sesuai dengan benih yang ditanam begitu pula buah yang akan dituai, penanam kebajikan akan memperoleh kebahagiaan, semoga dengan perbuatan baik yang telah saya lakukan dapat berbuah dalam bentuk .........." kita bisa mengharapkan kesehatan/rejeki dan lainnya dalam taraf yang wajar, jangan berharap hal yg tidak masuk akal, seperti berharap uang 1M tp tidak mau bekerja tp cm tidur-tiduran aja...

maaf, jika ada yg tidak berkenan dengan kata-kata saya, jika menyukai kata-kata saya dan merasa jelas, tidak perlu mengucapkan terimakasih ato mencela ato tidak perlu juga memberikan "thank you"... cukup pahami dan sebarkan kepada rekan-rekan lain, sehingga kita bisa tetap berbahagia dan bangga menjadi seorang buddhist yg berada dijalan dhamma yg bagi orang kr1sten jalan sesat...  ;D  ini sedikit uneg-uneg sy untuk thread ini...

salam
dhanuttono
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: johan3000 on 03 October 2010, 11:17:21 PM
Quote
selama dia mengikuti agama nya yg baru itu dana yg dibutuhkan mulai ada.

maksudnya dananya datang dari mana bro ? atas usaha siapa ?

atau sponsor dari Sunday Bank ?


Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: dipasena on 03 October 2010, 11:23:40 PM
Quote
selama dia mengikuti agama nya yg baru itu dana yg dibutuhkan mulai ada.

maksudnya dananya datang dari mana bro ? atas usaha siapa ?

atau sponsor dari Sunday Bank ?




tu maksud nya ada lah rejeki yg datang... klo bini olang kr1sten, mereka akan klaim itu pemberiaan si tuhan...
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: johan3000 on 03 October 2010, 11:35:39 PM
Quote
selama dia mengikuti agama nya yg baru itu dana yg dibutuhkan mulai ada.

maksudnya dananya datang dari mana bro ? atas usaha siapa ?

atau sponsor dari Sunday Bank ?




tu maksud nya ada lah rejeki yg datang... klo bini olang kr1sten, mereka akan klaim itu pemberiaan si tuhan...

bilang sama tuhannya kasih yg gede... sekali gus, jangan sungkan.... mboknya yg di RS sekalian disembuhkan...
jangan tanggung2 kalau kerja............jangan di encrit encrit.... itu bukan sifat tuhan....
tancap gas pooollllllllllllllllllllllllll
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: Adhitthana on 04 October 2010, 01:30:43 AM
Biarkan saja Istri Anda mengikuti agama baru-nya
bila itu bisa membuat Istri Anda tenang dan nyaman .....

diLarang-pun percuma .... karna itu sudah menyangkut perasaan
Jika tambah "keras" .... keributan-ributan akan berlanjut terus
Jika Istri anda masih ber-jodoh dengan Buddha Dhamma ..... suatu hari dia pasti kembali
bila Tidak ... yang tidak apa-apa .... tooh yg dicari dalam agama adalah kenyamanan dan ketenangan individu

Asal Anda selalu berprinsip dan bertekad dalam kehidupan sehari-hari bisa menjalani Pancasila Buddhist
dan dapat mengajarkan, menerapkan pada Istri dan anak-anak ..... Itu yg terbaik  ;D

(maaf yaa, kalo terkesan "mengurui" gw jg orang yg masih belajar dan terus belajar  :) )

 _/\_
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: johan3000 on 04 October 2010, 06:38:50 AM
Biarkan saja Istri Anda mengikuti agama baru-nya
bila itu bisa membuat Istri Anda tenang dan nyaman .....

diLarang-pun percuma .... karna itu sudah menyangkut perasaan
Jika tambah "keras" .... keributan-ributan akan berlanjut terus
Jika Istri anda masih ber-jodoh dengan Buddha Dhamma ..... suatu hari dia pasti kembali
bila Tidak ... yang tidak apa-apa .... tooh yg dicari dalam agama adalah kenyamanan dan ketenangan individu

Asal Anda selalu berprinsip dan bertekad dalam kehidupan sehari-hari bisa menjalani Pancasila Buddhist
dan dapat mengajarkan, menerapkan pada Istri dan anak-anak ..... Itu yg terbaik  ;D

(maaf yaa, kalo terkesan "mengurui" gw jg orang yg masih belajar dan terus belajar  :) )

 _/\_
Karna bro Virya posting, gw juga sharing dikit sebagai bumbu tambahan...

aliran lain juga menyediakan KARAOKE GRATIS, olah tubuh, mengeluarkan emosi bahkan nangis...
aliran lain juga menawarkan kesempatan utk bersalaman dgn ce2...apalagi ada yg cantik
aliran lain juga memberikan anggur, walaupun dosis kecil
aliran lain juga canggih dgn mantera perapatnya

dll dll

jadi bisa juga ada sisi baiknya  :))
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: m.vijjo on 05 October 2010, 12:42:35 PM
 _/\_
Hal yang pertama yang mungkin perlu diingat juga adalah AGAMA merupakan PILIHAN.
Sebuah HAK DASAR dan paling PRIBADI bagi seseorang. Bahkan Sang Buddha sendiri tidak bisa membuat mantan mertuanya (Raja Suppabuddha) untuk mengikuti jalan yang sudah Beliau babarkan.
Kita mengenal bahwa hukum Kamma juga berlaku pada setiap pribadi, jadi pada hakekatnya pula setiap orang bertanggung-jawab pada dirinya masing-masing. Ada batasan dimana kita tidak ada yang bisa kita perbuat lebih lanjut.
Tidak ada jaminan jika kedua orang tuanya Buddhis maka anaknya juga Buddhis.
Dengan dasar ini, maka yang terpenting adalah mendorong orang yang kita cintai untuk menghindari PERBUATAN JAHAT dan terus melakukan PERBUATAN BAJIK. Apapun labelnya saya meyakini bahwa KEBAJIKAN ini akan menuntun seseorang pada KEBIJAKSANAAN dan meraih KEBAHAGIAAN TERTINGGI. Tiap orang memiliki prosesnya sendiri.
Saat menjelang KEMATIAN nanti, kita akan menempuhnya sendiri, kita menjalaninya sendiri.
Saya pribadi memiliki pengalaman yang kurang lebih sama, namun "kadarnya" lebih berat di Bro Ahiong.
Saran saya pribadi mengenai masalah ini adalah:
Terima kenyataan yang ada saat ini dengan lapang dada. Istri Bro sudah memilih dan seperti yang kita ketahui adalah sangat sulit untuk merubah keyakinan dia di saat ini, karena sudah pasti dia akan menutup pikirannya terhadap masukan dari orang lain, dia akan berupaya memperkuat tameng dirinya terhadap "serangan" dari luar. Masih ditambah bantuan dari teman-temannya juga.
Mulai saat ini biasakan untuk membicarakan hal-hal yang sifatnya Universal saja, kebajikan ataupun moralitas sangat diterima umum, dan jika memang ada waktu yang tepat, kita bisa bicarakan prinsip Buddhis terhadap masalah-masalah yang terjadi. Misal ketika istri Bro Ahiong menyatakan doanya terjawab ketika masuk keyakinan lain, maka hal ini bisa dilogika juga dengan melihat secara nyata bahwa masih banyak "antrian doa" yang tidak terjawab. Dalam keyakinan manapun pasti bisa kita temui beragam orang dengan beragam masalah dan kondisi. Jenjang orang kaya dan miskin ada DIMANAPUN.. jadi kita bisa cek bahwa masih ada antrian doa yang belum terjawab.
Doronglah dia untuk terus melakukan kebajikan dengan caranya sendiri. Jika mampu, Bro Ahiong juga bisa mendukung istri dalam melakukan hal ini. Tunjukkan bahwa kita melakukan hal ini dengan dasar METTA dan jangan karena hal ini kita berasosiasi dengan kebencian.
Yang paling sulit adalah menjadikan kondisi ini untuk memperkuat Kesabaran dan Keyakinan kita sendiri thdp Dhamma.
Prinsip kita harus jelas dan tegas, namun kita harus memiliki sikap yang lembut terhadap keyakinan lain.
Ubahlah diri kita sendiri, saat ini saat yang terbaik untuk mempraktikkan Dhamma itu sendiri. jangan sia-siakan kesempatan ini. Latihan kesabaran yang sesungguhnya adalah ketika kita mendapati kondisi yang tidak menyenangkan.
Kita belajar untuk menerima rasa tidak nyaman yang muncul dalam diri kita sendiri lalu mendorong diri kita untuk tidak larut dalam kebencian.  Semua hal itu tidak mudah untuk dilakukan, pastinya akan butuh proses.
Namun kembali lagi pada kita semua, apakah kita mau memulai langkah pertamanya atau tidak?
Semoga kebahagiaan dan kesejahteraan yang sudah ada dalam keluarga Bro Ahiong dapat terus berjalan.
Semoga Bro Ahiong dan keluarga akan memperoleh kebahagiaan sejati...
 _/\_
Sukhi hotu,
Saddhu.3x
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: luis on 05 October 2010, 01:19:15 PM
Pak Ahiong,

Saya coba sumbang pendapat n masukan aja. Memang sih situasinya berat banget. Kalau saya di posisi Pak Ahiong, saya juga lebih memilih istri saya gak pindah agama. Dan saya yakin, ucapan keras Pak Ahiong "pilih saya atau agama itu?" tuh keluar akibat impuls emosi saja, gak bener2 keluar dari hati nurani Pak Ahiong. Syukurlah istri Anda bisa mengerti, dan juga anggota keluarga lain dapat membantu, sehingga akhirnya istri Pak Ahiong memilih untuk tidak pindah agama dahulu. Tapi saya pikir, ini bukan solusi permanen yang bukan tidak mungkin situasi yang sama (atau bahkan bisa lebih negatif) muncul lagi ke depannya.

Kalau saya rasa sih ... yang sudah terjadi ya sudah. Tidak mungkin kan mengulang kembali masa lalu untuk mencegah tereksposnya istri Pak Ahiong dari komunitas tersebut. Lagipula, banyak sekali sebab2 dan kondisi2 yang menimbulkan "koneksi" antara istri Pak Ahiong dan komunitas tersebut.

Saran saya ... pertama2 jadikan ini sebagai momen refleksi. Istri Pak Ahiong bisa menemukan "ketenangan" di komunitasnya yang baru, tetapi selama ikut ke vihara, dia tidak merasakan "ketenangan" yang sama. Tentu ini menimbulkan pertanyaan, apa sih yang kurang di agama Buddha? Tetapi jangan stop di sana ... karena bukan agama Buddha nya yang memiliki kekurangan .. tetapi kita sendiri yang belum memahami agama Buddha dengan utuh, sehingga kita pikir agama Buddha tidak bisa "memberikan" ketenangan spiritual yang kita inginkan. Nah dari sini, bisa coba direnungkan ... Pak Ahiong sebagai pengikut Buddha yang kuat, pastilah telah merasakan manfaat positif dari agama Buddha yang membuat saddha (keyakinan) Pak Ahiong kuat terhadap Triratna dan tidak mau berpaling ke "lain hati" :) dari sini, coba direnungkan, kualitas2 seperti apa saja yang Pak Ahiong ingin istri Pak Ahiong rasakan dari agama Buddha, dan nantinya pelan2 bisa memberikan pemahaman itu.

Kedua, sama "impulsif" nya dengan emosi Pak Ahiong, bisa jadi "ketenangan" yang istri Pak Ahiong rasakan dari komunitas yang baru itu tidak berlangsung lama. Segala sesuatu yang berkondisi, termasuk ketenangan spiritual itu, juga bersifat sementara dan bisa berubah. Bisa jadi selama ini istri Pak Ahiong merasakan ketenangan tersebut, karena komunitas ini menawarkan kenyamanan emosional di saat yang sangat tepat, di mana memang istri Pak Ahiong sangat membutuhkannya di saat tersebut. Kalau seandainya istri Pak Ahiong bisa mantap di jalan spiritualnya yang baru dan membuatnya menjadi "orang yang lebih baik", tentulah sangat positif. Tetapi kalau seandainya ketenangan ini hanya "impulsif", dampaknya bisa negatif ke depannya. Saat istri Pak Ahiong tidak lagi merasa "positif" di situ, dia bisa kecewa berat.

Oleh karena itu, sebagai orang yang sudah berumah tangga (walaupun masih junior hehehe), saya teringat nasehat guru saya mengenai menjalani hidup berumah tangga. Bahwa dalam berumahtangga, kita harus berorientasi pada "kita", bukan pada "saya" atau "kamu", karena sekarang suami dan istri sudah menjadi satu tim. Jadi dalam memecahkan masalah ini, pecahkanlah bersama2.

Maksudnya bersama2 seperti apa? Ini usulan saya saja, dalam mengambil keputusan istri Pak Ahiong untuk "tetap tinggal di Buddhism" atau "pindah agama", bekerja sama lah dalam mengambil keputusan ini. Jadinya, apapun hasil keputusannya nanti, itu adalah keputusan bersama antara Pak Ahiong dan istri, bukan keputusan sepihak saja.

Bagaimana caranya? Saya rasa ijinkanlah istri Pak Ahiong kalau mau ikut event2 di agama tersebut, tetapi dalam mengikutinya ... pergilah bersama :) jadi Pak Ahiong menemani istri Pak Ahiong ke sana. Demikian juga sebaliknya, kalau Pak Ahiong dan anak2 ke vihara, istri Pak Ahiong juga ikut. Dengan begitu, imbang :) baik ke vihara maupun ke tempat ibadah yang lain, Pak Ahiong dan istri tetap sebagai satu kesatuan.

Dari sini, Pak Ahiong dapat mempelajari, apa saja2 hal2 di agama tersebut yang membuat istri Pak Ahiong merasa nyaman di sana, dan Pak Ahiong bisa merefleksikannya apakah hal2 itu tidak terdapat di agama Buddha. Sebagai Buddhis, saya yakin hal2 positif di agama apapun sudah tercakup di agama Buddha. Dari sini, Pak Ahiong bisa menawarkan perspektif Buddhis ke hal2 tersebut pada istri Pak Ahiong. Dan saya yakin, istri Pak Ahiong pun akan lebih mau mendengarkan :)

Dan waktu kalian sama2 ke vihara, biarkan istri Pak Ahiong membandingkan dan mempelajari lebih jauh aspek2 Buddhism. Saya pernah baca buku "without Buddhism, I could not be a Christian". Di situ diceritakan, saat orang tersebut mempelajari Buddhism, dia jadi melihat nilai2 yang sebelumnya dia tidak lihat di agamanya sendiri. Dan dari sana, keyakinan terhadap agamannya menjadi lebih baik dan dia menjadi lebih "terbuka" dalam memahami agamanya (tidak sempit). Saya yakin, dengan exposure terhadap agama lain, istri Pak Ahiong dapat mencari tahu, membandingkan, dan mempelajari aspek2 Buddhism yang sebelumnya tidak dia sadari. Dari situ, istri Pak Ahiong akan mendapatkan pemahaman yang lebih seimbang tentang kedua agama.

Dari aktivitas2 di atas, saya yakin akan banyak sekali "healthy discussion" yang bisa Pak Ahiong pelajari bersama2 dengan istri, termasuk pemahaman mengenai kedua agama. Dari diskusi2 yang sehat seperti inilah, nantinya bisa dilihat, yang mana yang lebih cocok untuk istri Pak Ahiong. Kalau seandainya, pada akhirnya, istri Pak Ahiong tetap memilih pindah agama, saya rasa akan sangat bijaksana apabila Pak Ahiong mendukungnya ... karena ini adalah keputusan Anda berdua. Dan juga, pengambilan keputusan diambil berdasarkan pemahaman yang berimbang mengenai kedua sisi, sehingga pada akhirnya pilihan diambil berdasarkan "kebijaksanaan", bukan emosi dan ngotot2an. Dengan kebijaksanaan pula, istri Pak Ahiong akan tetap respect dengan Buddhism dan bahkan tetap menjalankan nilai2 Buddhism walaupun bukan sebagai "Buddhis" di KTP nya.

Semoga bisa sedikit membantu, dan semoga masalahnya cepat terselesaikan. Jadi ingat pepatah, "together we can" hehehe. Jadi lakukan secara bersama ya Pak Ahiong. Ini akan jadi learning experience yang indah untuk hubungan kalian berdua. Semoga keluarganya senantiasa berbahagia dan sejahtera.

Mettacittena,
Luis


Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: morpheus on 05 October 2010, 01:24:22 PM
setuju sama om luis...
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: Sunceā„¢ on 06 October 2010, 09:10:32 AM
ajak lagi aja ke viharaaa...
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: anthony on 08 October 2010, 03:17:57 AM
 _/\_

rekan Ahiong,,
maaf jika sy tidak tepat dlm berkomentar..
karna sy hanyalah seseorang yg masih dlm tahap pembelajaran,,

agama hanya CAP agama.
kebenaran,cinta kasih,kebebasan,kenyamanan,ketenangan, itu adalah inti tujuan dalam agama..
agama hanyalah sebuah kata,,
semua yg kutahu,yg ku teliti,yg kucari kebenaran na,dan ku praktikan,kubuktikan,dan nyata terlihat,itulah agamaku,,
untuk apa kita pusingkan soal "AGAMA APAKAH KAMU?"
dalam soal mengikuti agama pasti anda mencari kebenaran,cinta kasih,kebebasan,kenyamanan,ketenangan dlm sebuah agama itu?apakah benar??
jika tidak,apa yg anda cari??  :)

jika istri anda merasa tenang atw damai trhadap ajaran itu,biarkanlah :)
tentunya anda jg harus mencari kedamaian murni dlm ajaran agama anda,, :)
jika dalam agama Buddha,kita tidak diperbolehkan mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk mengikuti kepercayaan kita,,
oke,,drpd ajak/hasut org,,lebih BAIK kita MENUNJUKAN sesuatu yg sudah ada,,
alangkah baik nya jika ANDA MEMBUKTIKAN bahwa anda bisa Berbahagia,damai,Tenang,,
bukan MEMBUKTIKAN PADA ORANG LAIN,tapi anda telah MEMBUKTIKAN bahwa BENAR pd diri sendiri adanya tentang ajaran agama ini,,
dan jg kita sering sekali di ingatkan tentang hal MENERIMA/BERSYUKURLAH apa yg telah ada :)
JIKA kita sudah baik,dan mengerti dari yg lebih baik itu,
tanpa diajakpun,orang dapat melihat bagaimana kita telah berubah,,
rasakanlah apa yg sudah anda dapati,

semoga rekan dan sekeluarga senantiasa sehat dan berbahagia,,
Amitofo..  _/\_
Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: TonyAndHollywood on 18 July 2011, 05:41:17 PM
_/\_
Hal yang pertama yang mungkin perlu diingat juga adalah AGAMA merupakan PILIHAN.
Sebuah HAK DASAR dan paling PRIBADI bagi seseorang. Bahkan Sang Buddha sendiri tidak bisa membuat mantan mertuanya (Raja Suppabuddha) untuk mengikuti jalan yang sudah Beliau babarkan.
Kita mengenal bahwa hukum Kamma juga berlaku pada setiap pribadi, jadi pada hakekatnya pula setiap orang bertanggung-jawab pada dirinya masing-masing. Ada batasan dimana kita tidak ada yang bisa kita perbuat lebih lanjut.
Tidak ada jaminan jika kedua orang tuanya Buddhis maka anaknya juga Buddhis.
Dengan dasar ini, maka yang terpenting adalah mendorong orang yang kita cintai untuk menghindari PERBUATAN JAHAT dan terus melakukan PERBUATAN BAJIK. Apapun labelnya saya meyakini bahwa KEBAJIKAN ini akan menuntun seseorang pada KEBIJAKSANAAN dan meraih KEBAHAGIAAN TERTINGGI. Tiap orang memiliki prosesnya sendiri.
Saat menjelang KEMATIAN nanti, kita akan menempuhnya sendiri, kita menjalaninya sendiri.
Saya pribadi memiliki pengalaman yang kurang lebih sama, namun "kadarnya" lebih berat di Bro Ahiong.
Saran saya pribadi mengenai masalah ini adalah:
Terima kenyataan yang ada saat ini dengan lapang dada. Istri Bro sudah memilih dan seperti yang kita ketahui adalah sangat sulit untuk merubah keyakinan dia di saat ini, karena sudah pasti dia akan menutup pikirannya terhadap masukan dari orang lain, dia akan berupaya memperkuat tameng dirinya terhadap "serangan" dari luar. Masih ditambah bantuan dari teman-temannya juga.
Mulai saat ini biasakan untuk membicarakan hal-hal yang sifatnya Universal saja, kebajikan ataupun moralitas sangat diterima umum, dan jika memang ada waktu yang tepat, kita bisa bicarakan prinsip Buddhis terhadap masalah-masalah yang terjadi. Misal ketika istri Bro Ahiong menyatakan doanya terjawab ketika masuk keyakinan lain, maka hal ini bisa dilogika juga dengan melihat secara nyata bahwa masih banyak "antrian doa" yang tidak terjawab. Dalam keyakinan manapun pasti bisa kita temui beragam orang dengan beragam masalah dan kondisi. Jenjang orang kaya dan miskin ada DIMANAPUN.. jadi kita bisa cek bahwa masih ada antrian doa yang belum terjawab.
Doronglah dia untuk terus melakukan kebajikan dengan caranya sendiri. Jika mampu, Bro Ahiong juga bisa mendukung istri dalam melakukan hal ini. Tunjukkan bahwa kita melakukan hal ini dengan dasar METTA dan jangan karena hal ini kita berasosiasi dengan kebencian.
Yang paling sulit adalah menjadikan kondisi ini untuk memperkuat Kesabaran dan Keyakinan kita sendiri thdp Dhamma.
Prinsip kita harus jelas dan tegas, namun kita harus memiliki sikap yang lembut terhadap keyakinan lain.
Ubahlah diri kita sendiri, saat ini saat yang terbaik untuk mempraktikkan Dhamma itu sendiri. jangan sia-siakan kesempatan ini. Latihan kesabaran yang sesungguhnya adalah ketika kita mendapati kondisi yang tidak menyenangkan.
Kita belajar untuk menerima rasa tidak nyaman yang muncul dalam diri kita sendiri lalu mendorong diri kita untuk tidak larut dalam kebencian.  Semua hal itu tidak mudah untuk dilakukan, pastinya akan butuh proses.
Namun kembali lagi pada kita semua, apakah kita mau memulai langkah pertamanya atau tidak?
Semoga kebahagiaan dan kesejahteraan yang sudah ada dalam keluarga Bro Ahiong dapat terus berjalan.
Semoga Bro Ahiong dan keluarga akan memperoleh kebahagiaan sejati...
 _/\_
Sukhi hotu,
Saddhu.3x

^ Nice advice..... setahu saya sampai detik ini blm pernah ketemu org yg kakinya diamputasi berhasil tumbuh lagi kakinya.......

Title: Re: Pedih hatiku karena istriku diajak masuk ke agama lain
Post by: senbudha on 28 December 2011, 06:06:17 PM
Seberapa byk waktu yg kt habiskan utk cr uang,pacaran dan kegiatan duniawi lain dibandingkan WAKTU yg kt habiskan dlm memperlajari Dharma? Seberapa byk pengorbanan yg kt habiskan utk mengejar pacar kt dibandingkan pengorbanan dlm mengejar dharma?kalau kt benar2 menguasai Dharma,dlm kehidupan sehari2,tentu kt byk komunikasi dgn orang dekat kt,dan disini akan tertanam dikit dm dikit pemahaman benar.Katakanlah dia tdk berjodoh dgn Ajaran Budha.Spiritual itu berevolusi lwt siklus tumimbal lahir,dgn catatan kalau yg bersangkutan semakin meningkat tingkat spiritualnya.kalau menurun,boleh dikatakan sdh sgt susah bertemu Ajaran Budha lg. Biarkanlah,tdk perlu bersedih krn Sang Budha pd Jamannya tdk memaksakan Ajarannya pd ORANG2 YG TIDAK MENGHARGAINYA.