APANNAKA SUTTA
(Sumber : Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha,
Penerbit : Proyek Sarana Kehidupan Beragama Buddha Departemen Agama RI, 1994)
1. Demikianlah yang saya dengar.
Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berkelana dengan sejumlah bhikkhu di daerah Kosal, akhirnya tiba di desa Sala.
2. Penduduk desa Sala mendengarkan ............ melihat para arahat seperti itu.
3. Kemudian para penduduk desa Sala pergi menemui Sang Bhagava dan duduk di tempat yang tersedia.
4. Ketika mereka duduk, orang yang diberkati itu bertanya kepada mereka, "Penduduk, punyakah kamu guru yang kamu cintai di mana kamu telah menemukan kepercayaan?"
"Tidak Yang Mulia,"
"Kemudian penduduk, walaupun kamu mempunyai guru yang kamu cintai dalam Dhamma yang tidak berubah dapat dilatih dan dipelihara, akan berakhir untuk kesejahteraan dan kebahagiaanmu. Apa dhamma yang tidak berubah itu?
(Teori yang tidak mengandung apa-apa)
5. Penduduk setempat, ada beberapa petapa dan brahmana yang teori dan pandangannya adalah sebagai berikut: Tak ada sesuatu yang diberikan secara gratis, tidak ada yang ditawarkan, tidak ada yang dikorbankan, tidak ada buah yang berasal dari kamma baik dan buruk yang telah masak, tidak ada dunia ini, tidak ada dunia yang lain, tidak ada ayah, tidak ada ibu, tidak ada kelahiran yang spontan, tidak ada bhikkhu yang baik dan saleh yang menyadari dirinya sendiri dengan pengetahuan yang diterimanya secara langsung dan dinyatakan dalam dunia yang sekarang dan dunia yang lain.
6. Sekarang ada beberapa bhikkhu yang bertentangan langsung kepada bhikkhu-bhikkhu itu dan mereka berkata seperti ini: Ada yang diberikan dan ada yang ditawarkan dan ada yang dikorbankan, dan ada buah dari kamma baik dan buruk yang telah masak, dan ada dunia sekarang dan dunia yang lainnya dan ada seorang ayah dan seorang ibu dan ada kelahiran secara spontan dan ada bhikkhu-bhikkhu yang baik dan saleh yang disadari oleh pengetahuannya dan menyatakan ada dunia sekarang dan dunia lainnya. Bagaimana kami memahami ini, apakah bhikkhu-bhikkhu menerima teori-teori ini langsung bertentangan dari yang lainnya?"
"Ya, bhante."
7. "Sekarang kepada petapa dan brahmana yang mempunyai teori dari pandangan sebagai berikut: Tidak ada sesuatupun yang diberikan, tidak ada para petapa dan brahmana yang baik dan saleh yang disadari oleh pengetahuan langsung dan menyatakan 'adanya dunia di sini dan dunia yang lain,' diharapkan bahwa mereka akan menghindari dhamma yang dapat dirubah, yaitu: perkataan baik, perbuatan baik, dan pikiran yang baik, dan mereka akan memelihara dan menjalankan ketiga dhamma yang tidak dapat berubah ini, yaitu: perkataan yang jahat, perbuatan jahat, dan pikiran yang jahat. Mengapa harus yang itu? Karena bhikkhu-bhikkhu dan orang-orang Suci yang saleh itu tidak melihat bahaya, keburukan dan kekotoran di dalam dhamma yang tidak berubah itu, dan mereka tidak melihat pemberkatan dan penolakan dalam membersihkan dhamma yang dapat berubah
8. Sebenarnya ada dunia yang lain, bila ada yang mengatakan bahwa tak ada dunia yang lain maka orang tersebut mempunyai pandangan yang salah. Sebenarnya ada dunia yang lain, bila ada yang mengatakan bahwa tak ada dunia yang lain, maka orang itu mempunyai perhatian yang salah. Sebenarnya ada dunia yang lain, bila orang mengatakan tidak ada dunia yang lain maka orang itu mempunyai perkataan yang salah. Sebenarnya ada dunia yang lain, bila orang mengatakan tak ada dunia yang lain maka orang itu menentang arahat yang mengetahui adanya dunia yang lain. Sebenarnya ada dunia yang lain, bila orang mengatakan tidak ada dunia yang lain, maka orang ini merasa tak ada dhamma yang benar. Karena orang itu tidak merasa adanya dhamma yang benar, maka orang itu menghina orang-orang yang lainnya. Maka dari itu kesalahan yang didapat dilepaskannya dan digantikan oleh kejahatan. Pandangan yang salah, perhatian yang salah, perkataan yang salah, pertentangan dengan para bhikkhu, memuji diri sendiri dan menghina orang yang lain dhamma-dhamma yang tidak dapat berubah ini dibawa ke dalam nilai yang positif dengan pandangan yang salah sebagai pernyataan mereka.
9. Mengenai ini seorang bijaksana berpikiran seperti ini: Jika tidak ada dunia yang lain, pada peristiwa terputusnya rasa dari badan ini, orang yang saleh akan membuat dirinya selamat. Tetapi jika ada dunia yang lain, maka pada peristiwa terputusnya rasa dari badan ini, setelah kematian, ia akan muncul kembali dalam bentuk yang lain, dalam keadaan yang tidak bahagia, walaupun di neraka. Sekarang dengan cara apapun biarkan tidak ada dunia yang lain, biarkan perkataan dari petapa dan brahmana ini menjadi suatu kebenaran, walaupun begitu orang yang saleh ini masih menjadi celaan para bijaksana dan sebagai seorang yang tidak saleh yang mempunyai pandangan yang salah dan teorinya tidak ada apa-apanya. Tetapi, jika ada dunia yang lain, orang yang saleh ini mempunyai pukulan yang tidak menguntungkan pada kedua belah pihak, karena ia menjadi celaan para bijaksana dan sejak pelepasan jiwa dari rasanya, setelah kematian, ia akan muncul kembali dalam bentuk yang lain, dalam keadaan yang tidak bahagia. Walaupun di dalam neraka, ia telah menjalankan dhamma yang tidak dapat berubah ini dengan pandangan yang keliru dengan cara seperti itu akan memperluas satu sisi saja dengan menghilangkan aspek-aspek yang dapat berubah.
10. Untuk para petapa dan brahmana yang teori dan pandangannya diberikan dan untuk bhikkhu-bhikkhu dan orang-orang suci yang saleh dan baik menyadari sendiri dengan pengetahuan yang diterimanya secara langsung dan menyatakan bahwa mereka akan menghindari ketika dhamma yang tidak dapat berubah, yaitu: perkataan, perbuatan dan pikiran yang jahat, dan mereka akan melaksanakan dan memelihara ketiga dhamma yang dapat dirubah ini, yaitu: perkataan, perbuatan dan pikiran yang baik, kenapa harus yang itu ? Karena para bhikkhu dan orang-orang yang suci itu dapat melihat adanya bahaya, pemerosotan dan kekotoran di dalam dhamma yang tidak dapat dirubah tadi, dan mereka melihat penolakan dalam pembersihan dhamma yang dapat berubah itu.
11. Sebenarnya ada dunia yang lain, seseorang yang mempunyai pandangan adanya dunia lain selain daripada dunia yang kita diami sekarang maka orang tersebut mempunyai pandangan yang benar. Dan orang yang mempunyai perhatian bahwa ada dunia yang lain selain dunia yang sekarang ini maka orang tersebut mempunyai perhatian yang benar. Dan jika ada orang yang mengatakan bahwa ada dunia yang lain maka orang itu mempunyai perkataan yang mengatakan bahwa ada dunia yang lain maka orang itu mempunyai perkataan yang benar. Orang yang mengatakan adanya dunia yang lain maka orang tersebut tidak menentang para arahat. Bila seseorang merasa adanya dunia yang lain maka orang tersebut merasa bahwa dhamma itu benar dan untuk membuatnya merasa apa dhamma yang benar itu ia tidak memuji dirinya sendiri dan menghina orang yang lain. Maka dari itu ketidakbajikan yang dipunyainya dilepaskannya dan digantikan oleh kebajikan. Dan pandangan yang benar, perhatian yang benar dan perkataan yang benar serta tidak bertentangan dengan kesucian, seseorang merasa adanya dhamma yang benar, tidak memuji dirinya sendiri dan menghina orang lain beberapa dhamma yang berubah ini berada di tempat yang benar sebagai syarat mereka.
12. Mengenai hal ini orang bijaksana berpendapat bahwa: Jika ada dunia yang lain, pelepasan jiwa dari rasanya, setelah kematian, orang ini akan lahir kembali di alam yang menyenangkan, bahkan di surga. Dengan cara apapun juga biarkanlah tidak ada dunia yang lain. Biarkan perkataan orang yang suci ini menjadi suatu kebenaran, sehingga orang yang saleh yang mempunyai pandangan yang benar dan teorinya menjadi kenyataan. Sebaliknya, jika ada dunia yang lain, orang yang baik ini mempunyai keberuntungan di kedua belah pihak: karena ia merupakan pujian para bijaksana sekarang dan seterusnya, dan setelah ia meninggal maka ia akan lahir kembali di alam yang menyenangkan bahkan di surga. Dia tak menjalankan dhamma yang tidak dapat dirubah dengan cara seperti itu yang memperbesar kedua belah pihak tidak termasuk aspek-aspek yang tidak dapat dirubah.
13. Ada beberapa petapa dan brahmana yang mempunyai teori dan pandangan sebagai berikut: Jika seseorang berbuat atau perbuatan itu sudah dilakukan, jika ia melakukan perbedaan atau perbedaan itu telah dilakukan ia menyiksa atau penyiksaan itu telah dilakukan, jika ia mengakibatkan kesedihan, jika ia menindas, jika ia mengancam atau menyebabkan ancaman, jika ia membunuh makhluk hidup, mengambil yang bukan miliknya, merampas barang-barang curian, melakukan perampokan, melakukan penyerangan di jalan-jalan raya, merampas isteri orang lain, mengatakan kebohongan tidak ada perbuatan jahat yang dilakukan tanpa pelakunya. Jika seseorang dengan pisaunya yang tajam yang membuang makhluk hidup hancur lebur menjadi segumpal daging, atau setumpuk daging, tidak ada perbuatan yang jahat. Jika seseorang mengikuti gerombolan yang membunuh dan menganiaya, mengadakan perbedaan menyiksa tidak ada sumber kejahatan dan akibat dari kejahatan itu. Jika seseorang mengikuti sekelompok orang yang memberi, menawarkan pengorbanan, tidak ada kebajikan bersumber dari itu dan tidak ada akibat dari kebajikan itu. Dengan memberi, melatih, berkata yang benar, mengendalikan nafsu, tidak ada kebajikan dan akibat dari kebajikan itu.
14. Sekarang ada beberapa petapa dan brahmana yang mempunyai teori yang langsung bertentangan dengan bhikkhu-bhikkhu dan orang-orang suci itu, dan mereka berkata seperti itu: Jika seseorang bertindak atau perbuatan itu telah dilakukan, jika ia mengadakan perbedaan dan perbedaan itu telah dilakukan, jika ia menyiksa atau melakukan penyiksaan, jika ia menyebabkan kesedihan, jika ia menentang, jika ia mengancam atau membuat ancaman, jika ia menyiksa makhluk hidup, mengambil yang bukan miliknya, merampas barang-barang orang lain, merampas isteri orang lain, mengatakan kebohongan, kejahatan akan dilakukan untuk pelakunya. Jika seseorang dengan pisaunya yang tajam membuat makhluk hidup di dunia ini menjadi terpotong-potong, ada sumber kejahatan yang menyebabkannya dan ada akibat dari perbuatan jahat itu. Jika seseorang mengikuti gerombolan penjahat membunuh dan menganiaya, membeda-bedakan orang, menyiksa, ada akar kejahatan dan akibat dari kejahatan itu. Jika seseorang mengikuti kelompok yang memberi, menawarkan pengorbanan, akar-akar kebaikan berasal dari itu, dan akibat dari kebaikan itu. Dengan memberi, melatih dan mengendalikan nafsu, ada kebajikan dan akibat dari kebajikan itu. Sebagaimana kamu memahami ini, rakyatku, tidakkah bhikkhu-bhikkhu ini dan orang suci mempunyai teori yang bertentangan satu dengan yang lainnya ?"
"Ya, Yang Mulia."
15. "Untuk para petapa dan brahmana yang mempunyai teori dan pandangan sebagai berikut: jika seseorang bertindak atau melakukan perbuatan tidak ada kebaikan dan akibat dari kebaikan itu, diharapkan mereka akan menghindari dhamma-dhamma yang dapat merubah, kenapa harus begitu? Karena petapa dan brahmana itu tidak melihat bahaya, kemerosotan, kekotoran di dalam dhamma, dan mereka tidak melihat adanya penolakan dalam membersihkan dhamma yang dapat berubah itu.
16. Sebenarnya sedang berlangsung, seseorang yang mempunyai pandangan 'Tidak ada yang sedang berlangsung,' mempunyai pandangan yang salah. Sedang berlangsung seseorang yang mempunyai perhatian 'Tidak ada yang sedang berlangsung,' mempunyai perhatian yang salah. Sebenarnya ada yang sedang berlangsung, seseorang yang mempunyai perkataan sebagai berikut 'Tidak ada yang sedang berlangsung' mempunyai perkataan yang salah. Seseorang mengatakan tidak ada yang sedang berlangsung, langsung menentang arahat yang mempunyai teori bahwa ada yang seorang berlangsung. Sedang berlangsung seseorang yang mempunyai pemahaman yang lain 'Tidak ada yang sedang berlangsung' membuatnya memahami apa dhamma yang tidak benar itu, dan supaya membuatnya memahami apa dhamma yang tidak benar itu dia memuji dirinya sendiri dan menghina orang yang lainnya. Maka dari itu kesalehan yang telah dibuangnya dan diganti oleh ketidaksalehan. Dan pandangan yang salah perhatian yang salah, perkataan yang salah, menentang para bijaksana, membuat pemahaman yang lain apa itu dhamma yang tidak benar dan memuji dirinya sendiri dan menghina orang yang lain, dhamma-dhamma yang tidak berubah ini dibawa dalam posisi yang positif dengan pandangan yang salah sebagai persyaratan mereka.
17. Mengenai hal ini orang bijaksana berpikiran sebagai berikut: Jika tak ada yang sedang berlangsung, kemudian pada saat terlepasnya jiwa dari raga kita orang ini akan merasa cukup aman. Tetapi jika ada yang sedang berlangsung, kemudian pada saat terlepasnya jiwa dari raga kita maka setelah kematian ia akan terlahir kembali ke alam yang tidak bahagia bahkan di neraka. Sekarang dengan segala cara biarkan tidak ada yang sedang berlangsung, biarkanlah perkataan para petapa dan brahmana menjadi benar, sehingga orang yang saleh ini menjadi celaan orang bijaksana dan sekarang sebagai orang yang saleh dengan pandangan yang keliru dan teori yang mengatakan tidak ada yang sedang berlangsung. Tetapi sebaliknya, jika ada sesuatu yang sedang berlangsung, kemudian orang tersebut mempunyai lemparan yang untung pada kedua sisi: karena ia menjadi celaan para bijaksana dan sejak pelepasan jiwa dari raganya setelah kematian ia akan lahir kembali di alam neraka. la telah memperluas hanya pada satu sisi yang tidak termasuk aspek yang dapat berubah.
18. Sekarang petapa dan brahmana yang mempunyai teori dan pandangan berikut : Jika seseorang bertindak dan melakukan kejahatan dilakukan untuk pelakunya tidak ada kebajikan dan akibat dari kebajikan itu diharapkan juga mereka akan menghindari dhamma-dhamma yang tidak berubah ini kenapa begitu ? Karena para petapa dan brahmana melihat bahaya, kemerosotan dan kekotoran dalam dhamma yang tidak berubah dan mereka melihat penolakan dalam membersihkan dhamma yang berubah ini.
19. Ada yang sedang berlangsung, seseorang yang mempunyai pandangan sebagai berikut: 'Ada yang sedang berlangsung' mempunyai pandangan yang benar. Sebenarnya ada yang sedang berlangsung, seseorang yang mempunyai perhatian bahwa ada yang sedang berlangsung mempunyai perhatian yang benar. Sebenarnya ada yang sedang berlangsung, seseorang yang mengatakan 'Ada yang sedang berlangsung' tidak menentang para arahat yang mempunyai teori bahwa ada yang sedang berlangsung, seseorang yang membuat pemahaman yang lain 'Ada yang sedang berlangsung' membuatnya memahami apa itu dhamma yang benar, dan supaya membuatnya memahami apa itu dhamma yang benar itu ia tidak memuji dirinya sendiri dan menghina orang lain. Maka dari itu ketidaksalehan yang dihilangkannya dan kesalehan yang menggantikan. Dan pandangan yang benar ini, perhatian benar, perkataan yang benar, tidak menentang orang yang bijaksana, membuat pemahaman apa dhamma yang benar itu, dan tidak memuji dirinya sendiri dan menghina orang lain dhamma-dhamma yang berubah ini dibawa ke dalam keadaan yang positif dengan pandangan yang benar sebagai persyaratan mereka.
20. Mengenai hal ini orang bijaksana memikirkan sebagai berikut: Jika ada sesuatu yang sedang dilakukan, kemudian pada saat pelepasan jiwa raganya setelah kematian orang tersebut akan muncul kembali ke alam yang bahagia, bahkan di surga. Tetapi dengan segala cara biarkanlah tidak ada yang sedang dilakukan, biarkanlah perkataan para bhikkhu dan bijaksana menjadi suatu kebenaran, sehingga para petapa dan brahmana ini menjadi pujian para bijaksana, memuji di sini dan sekarang sebagai seorang yang saleh yang mempunyai pandangan yang benar dan dengan teori bahwa ada yang sedang dilakukan. Dan sebaliknya, jika ada yang sedang dilakukan, kemudian orang yang saleh ini mempunyai lemparan yang menguntungkan pada kedua belah pihak; sejak ia menjadi pujian para bijaksana di sini dan sekarang, dan sejak pelepasan jiwa dari raganya setelah kematian ia akan lahir kembali di alam yang bahagia, bahkan di surga. Dia menjalankan dan melatih dhamma yang tidak berubah dengan memperluas kedua belah pihak tanpa memasukkan aspek yang tidak berubah.