//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya  (Read 9377 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya
« Reply #15 on: 27 December 2009, 12:40:10 PM »
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur naik ketempat dimana Sang Candravati ksetro Tathagata berada. Ketika dia telah tiba, dia duduk didepan Sang Tathagata. Dia mengucapkan demikian kepada Sang Bhagavan : "Yang dimuliakan dunia, saya melewati 96.000 juta sistem-sistem dunia dan telah datang kemari dan, Yang dimuliakan dunia, tidak dimanapun juga telah saya lihat para mahluk hidup yang banyaknya seperti mereka yang terlihat disana."

Sang Bhagavan berkata, "Para mahluk hidup itu muncul dari pohon-pohon tanpa pikiran."

Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, siapakah yang telah melihat atau mendengar tentang kemunculan dari pohon-pohon yang tidak memiliki pikiran?"

Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, tidak pernahkah kamu melihat atau mendengar tentang kemunculan dari orang-orang dari pohon-pohon yang tidak memiliki pikiran?"

Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya belum melihat atau mendengar tentang itu."

Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, jika kamu ingin melihat, Saya akan memperlihatkan kepada kamu sekarang."

Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya ingin. Yang Terbahagiah, saya ingin."

Setelah itu, Sang Candravati ksetro Tathagata mengulurkan Lengannya dan dari Lengan itu 100,000 juta kelompok dari para mahluk hidup muncul. Setiap kelompok-kelompok itu dari orang-orang mengulurkan 100 lengan dan menyebarkan dupa, karangan-karangan bunga dan pembersih-pembersih kulit sebagai persembahan kepada Sang Tathagata, dan Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, apakah kamu melihat  kelompok ini dari orang-orang menyebarkan dupa, karangan-karangan bunga dan pembersih-pembersih kulit sebagai persembahan kepada Sang Tathagata?"

Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya melihat mereka. Yang Terbahagiah, saya melihat mereka."

Sang Bhagavan berkata, "Kelompok-kelompok ini dari para mahluk hidup yang muncul tidak memiliki pikiran. Orang-orang ini tidak memiliki pikiran."

Lalu setiap dari 100.000 juta para manusia itu memiliki 100 lengan, dan mereka semua jatuh.

Lalu ketika Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur telah melihat itu, dia berkata kepada Sang Bhagavan, "Yang dimuliakan dunia, apakah ini? Sugata, apakah ini, sehingga seratus lengan orang-orang itu jatuh dalam seketika juga? Yang dimuliakan dunia, bahkan jika orang-orang yang memiliki seratus lengan tidak terbebas, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan mereka yang memiliki dua lengan?"

Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, sama halnya, para mahluk hidup yang terlahir tanpa pikiran. Mereka berhenti tanpa pikiran. Bhaisajyasena, kamu harus mengetahui bahwa tubuh ini juga terjadi tanpa pikiran."

Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, mengenai para mahluk hidup ini, manakah yang berusia muda? Manakah yang berusia tua?"

Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, ada para mahluk hidup yang berusia muda, dan ada juga para mahluk hidup yang berusia tua."

Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, manakah yang berusia muda? Manakah yang berusia tua?"

Sang Bhagavan berkata: "Mereka yang terjatuh barusan adalah yang berusia tua. Mereka yang terlahir dari pohon-pohon adalah yang berusia muda."

Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya ingin melihat para mahluk hidup yang berusia muda."

Saat itu, Sang Candravati ksetro Tathagata mengulurkan Telapak Tangan dari Tangan Kanan-Nya, dan setelah itu datang 100,000 juta kelompok-kelompok dari orang-orang dari setiap sepuluh penjuru. Dari penjuru bawah dan penjuru atas, masing-masing datang 50 juta kelompok-kelompok dari orang-orang.
Ketika kelompok-kelompok ini dari orang-orang telah tiba, mereka bersujud dengan kepala-kepala mereka di Kaki Sang Bhagavan. Setelah itu, mereka tidak berbicara kepada Sang Bhagavan, tidak berkata sama sekali, dan tinggal tanpa berbicara.

Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur berkata kepada Sang Bhagavan, "Yang dimuliakan dunia, mengapa para mahluk hidup ini tidak berbicara kepada Sang Bhagavan, tidak berkata sama sekali, dan tinggal tanpa berbicara?"

Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, apakah kamu tidak mengerti? Wilayah itu tanpa pikiran dan tidak berbicara. Tidak berbicara sama sekali dan tidak memahami timbunan dari Dharma juga. Jika kamu akan bertanya mengapa itu demikian, Bhaisajyasena, beberapa mahluk hidup berusia muda disini tidak mengerti kelahiran, walaupun mereka telah melihatnya. Penghentian, usia, penyakit, dukacita, tangisan, berpisah dari yang dicintai, berhubungan dengan yang tidak menyenangkan, berpisah dengan teman-teman, meninggal, penghabisan kematian. Mereka tidak mengerti beberapa dari penderitaan-penderitaan tak tertahankan ini. Walaupun mereka telah melihatnya, mereka tidak berpindah dan tidak memberontak olehnya, jadi bagaimana mungkin mereka dapat memahaminya? Bhaisajyasena, mereka harus diajarkan berulang-ulang."

Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan ini kepada Sang Bhagavan: "Yang dimuliakan dunia, darimanakah para mahluk hidup ini yang tidak mengenal Dharma datang? Dari manakah mereka berpindah tempat saat kematian, dan dimanakah mereka akan dilahirkan?"

Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, dengarlah. Tubuh-tubuh manusia ini yang telah mereka peroleh bukanlah dibuat oleh seorang tukang emas. Mereka (Tubuh-tubuh manusia) bukan dibuat oleh seorang tukang tembaga. Mereka  bukan dibuat oleh seorang tukang kayu. Mereka bukan dibuat oleh seorang ahli tembikar. Mereka bukan dibuat dari ketakutan pada seorang raja. Melainkan, mereka muncul oleh perkawinan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan dari penguasaan karma buruk. Para mahluk hidup itu juga diajarkan berdagang berulang-ulang, dan dikarenakan hal itu, tiada habis-habisnya, perasaan-perasaan pada penderitaan-penderitaan yang tidak tertahankan muncul. Didalam itu, mereka mengalami kematangan dari kejahatan, perbuatan-perbuatan tidak baik yang dilakukan sebelumnya. Bhaisajyasena, didalam tempat ini, para mahluk hidup ini yang telah datang kemari dan yang belum bangkit akan merasakan jenis-jenis penderitaan ini. Bhaisajyasena, untuk alasan ini mereka tidak berbicara. Mereka tidak berbicara sama sekali. Bhaisajyasena, demikian juga, para mahluk hidup yang berusia muda ini tidak mengerti kebajikan. Mereka tidak mengerti kelahiran. Mereka tidak mengerti penghentian. Bahkan mereka tidak akan mencapai tubuh-tubuh manusia, dan ini, Bhaisajyasena, adalah apa yang disebut sebagai 'para mahluk hidup yang berusia muda.' "

Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, bagaimanakah para mahluk hidup berusia muda ini dilahirkan? Bagaimana mereka berhenti?"

Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, itu adalah seperti berikut: Untuk membuat sebuah persamaan, beberapa orang laki-laki mungkin membawa sebuah potongan kayu dalam jangkauan dengan api. Seperti kayu tersebut akan sedikit demi sedikit tertangkap api, dalam cara yang sama, Bhaisajyasena, seseorang awalnya terlahir kedalam sebuah tubuh manusia. Setelah kelahiran, dia kemudian mengalami perasaan."

Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, Siapakah yang benar-benar terlahir disini. Setelah kelahiran, Siapakah yang sepenuhnya melewati batasan?"

Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, Sang Buddha sendiri dilahirkan. Sang Tathagata sendiri yang sepenuhnya melewati batasan. Itu adalah seperti demikian : Untuk membuat sebuah persamaan, sang raja menempatkan beberapa orang laki-laki dalam perbudakan dan memenjarakan mereka kedalam sebuah bangunan yang gelap dan suram.Setelah laki-laki itu masuk kedalam bangunan suram tersebut, dia melihat bahwa itu adalah sebuah bangunan yang suram. Lalu laki-laki lainnya yang sebelumnya telah dipengaruhi oleh beberapa pengalaman dari penderitaan melihat ini dan berpikir, 'Laki-laki ini tidak cocok untuk ini. Karena dia belum mengalami penderitaan sebelumnya, itu akan membunuhnya.' Mencerminkan ini, dia mengambil api dan pergi kesana serta meninggalkan sedikit api disamping dalam rumah itu. Lelaki yang telah ditempatkan dalam penjara itu melihat api tersebut, dan ketika dia melihatnya, dia terhibur dan menjadi gembira. Tetapi api itu dikarenakan beberapa hal menjadi bertambah besar, dan api yang sedang berkobar ini sepenuhnya membakar rumah itu, dan laki-laki itu juga terbakar tepat disana. Kemudian, ketika sang raja mendengar bahwa dia telah terbakar, dia menjadi tidak bahagiah. Dia berpikir, 'dari sekarang, tidak satupun dari mahluk hidup akan ditempatkan didalam penjara dalam wilayahku ku.'

Sedang berpikir dalam cara ini, sang raja lalu berkata kepada para mahluk hidup yang tinggal didalam wilayahnya: 'O kalian para mahluk hidup, janganlah takut. Jangan menjadi khawatir. Kamu harus jangan takut. Dari sekarang, didalam tanah ku, tidak akan ada tempat hukum penyiksaan atau pemenjaraan. Tidak ada mahluk hidup yang akan dicabut hidupnya. O para mahluk hidup, janganlah takut.'

Seperti halnya dia menenangkan mereka, begitu juga, Bhaisajyasena, Sang Tathagata, yang telah membakar habis semua khayalan, telah sepenuhnya menentramkan semua kesakitan. Seperti halnya laki-laki itu yang membakar tubuhnya sendiri, melalui bangunan yang sedang terbakar itu, dan setelah berangkat demi tujuan, manfaat dan kebahagiaan para mahluk hidup, dia sepenuhnya membebaskan para mahluk hidup yang terikat dari perbudakan mereka, demikian juga Sang Tathagata bebas dari noda pelengkapan, kemarahan, kebodohan dan telah muncul di dalam dunia seperti sebuah lampu untuk semua mahluk hidup, Dia sepenuhnya membebaskan para mahluk hidup dari tubuh-tubuh dari para mahluk neraka, para binatang, para preta dan para asura, dan Dia juga sepenuhnya membebaskan para mahluk hidup yang berusia muda dan para mahluk hidup yang berusia tua juga.

Pada saat itu, Syair-Syair ini muncul dari atas ruang angkasa :

Lapangan Sang Penakluk adalah sebuah lapangan yang menakjubkan
sebuah lapangan yang bermanfaat dan tersiapkan dengan baik.
Benih manapun tertanam didalamnya
tidak akan terbuang sama sekali.

Lapangan Sang Penakluk adalah sebuah lapangan yang murni.
Ajaran-ajaran dari Sang Buddha adalah terpuji.
Agar merangkul semua mahluk hidup,
Sang Guru juga membuat cara-cara.

Meskipun Dia tinggal didalam lingkungan Nirvana,
Dia muncul diatas muka bumi.
Setelah tak henti-hentinya menenangkan dunia,
Sang Buddha memurnikan obejk yang ada.

Dia membebaskan para mahluk hidup berusia muda.
Dia membebaskan yang berusia tua juga.
Dari tiga alam, secara berangsur-angsur.
Dia membebaskan semua mahluk hidup sepenuhnya.

Dia menutup pintu-pintu yang menuju ke neraka.
Dia membebaskan para binatang dan para preta.
Setelah membuat kedamaian dalam dunia ini,
Dia menciptakan kebahagiaan selanjutnya.

Lalu Sang Bhagavan menunjukkan sebuah Senyuman dan berkata :

Adalah sangat unggul untuk melihat mereka yang sangat unggul,
dan melihat Para Buddha yang sangat unggul.
Sang Dharma yang suci, sebuah lapangan dari mutu-mutu baik
ini juga adalah yang sangat unggul.
Untuk melihat Sang Sangha berkumpul adalah sangat unggul.
Ajaran dari Sang Sanghata juga sangat unggul.
Memusnahkan kelakuan-kelakuan yang buruk juga sangat unggul.

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya
« Reply #16 on: 27 December 2009, 12:41:11 PM »
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur membungkuk dengan kedua telapak tangannya bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava : "Yang dimuliakan dunia, apakah yang merupakan alasan untuk tersenyum? Kondisi-kondisi apakah itu?"

Sang Bhagavan berkata: "Putra yang berasal dari garis keturunan, apakah kamu melihat para mahluk hidup berusia muda ini?"

Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, saya melihat mereka. Yang Terbahagia, saya melihat mereka."                     

Sang Bhagava berkata : "Bhaisajyasena, mereka semua akan ditetapkan di Dasa Bhumi pada seluruh hari ini."

Kemudian, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur menetap tinggal diatas antariksa dengan ketinggian 80.000 yojana (śītiryojanasahasrāṇyūrdhavamuparyantarīkṣe), dan 80.000 juta para dewa mengeluarkan hujan bunga-bunga diatas Sang Bhagava. Para mahluk hidup berusia muda juga bersujud dengan mengikutsertakan telapak-telapak tangannya. Lalu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan perkataan-perkataan ini saat sedang tinggal diatas antariksa. Dia mengisi Trisahasra mahasahasra lokadhatu dengan sabda. Para mahluk hidup yang terlahir didalam tiga puluh dua neraka-neraka besar mendengar sabda itu. Tiga puluh dua jenis dari para dewa mendengar sabda itu. Trisuhasra mahasahasra lokadhatu juga bergetar dalam enam cara. 84.000 raja naga didalam maha samudera juga tergoncang. Tiga puluh ribu juta para raksasa datang ke jambudvipa ini. Tiga puluh lima ribu juta para preta, para yaksa, dan para raksasa datang dari kota kerajaan Adakavati, dan kelompok yang sangat besar ini berkumpul di depan Sang Bhagava.

Lalu, Sang Bhagava mengajar Dharma kepada para mahluk hidup berusia muda, dan 100.000 juta para Bodhisattva datang dari ribuan koti nayuta sistem-sistem dunia (Loka dhatu) dari sepuluh penjuru masing-masing dengan Rddhibala Mereka sendiri.

Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur membungkuk merangkapkan kedua telapak tangannya bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava : "Yang dimuliakan dunia, banyak para Bodhisattva yang telah berkumpul dan berada disini. Sugata, ada banyak. Yang dimuliakan dunia, banyak juga para dewa dan para naga yang telah berkumpul dan berada disini. Dari kota kerajaan Adakavati, banyak jutaan dari para raksasa juga tiba, berkumpul dan berada disini.

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur, "Putra yang berasal dari garis keturunan, turunlah."

Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur dengan Rddhibalanya turun dari atas antariksa, merangkapkan kedua telapak tangannya bersama, dan membungkuk kearah Sang Bhagava. Dia berkata kepada Sang Bhagava, "Yang dimuliakan dunia, 'banyak sekali dari Dharma (dharma skandha),' 'banyak sekali dari Dharma' yang dinyatakan, Yang dimuliakan dunia, dari keluasan apakah banyak sekali dari Dharma ini?"

Sang Bhagava berkata : "Putra yang berasal dari garis keturunan, itu disebut dharma skandha (banyak sekali dari Dharma) ketika seseorang tanpa ragu-ragu berusaha keras untuk menjalani brahmacariya (hidup tidak berumah tangga) dan juga ketika, setelah dengan tegas berusaha keras untuk hidup tidak berumah tangga, seseorang meninggalkan semua kejahatan. Putra yang berasal dari garis keturunan, apakah kamu melihat para mahluk hidup berusia muda yang setelah meninggalkan kelakuan kotor, akan niscaya mencapai dharani dan juga semua akan menjadi terberkahi dengan semua Dharma?"

Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, dengan maksud-maksud apakah seluruh dari banyak mahluk hidup ini berkumpul dan mendengarkan dharma skandha (banyak sekali dari Dharma)?"

Saat itu, Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur : "Bhaisajyasena, paling banyak para mahluk hidup yang tidak mendengar bahwa kelahiran adalah seperti halnya  penderitaan. Mereka tidak mendengar bahwa usia adalah seperti halnya penderitaan. Mereka tidak mendengar bahwa penyakit adalah seperti halnya penderitaan, bahwa dukacita adalah penderitaan, tangisan adalah penderitaan, perpisahan dengan seorang yang dicintai dan datang berhubungan dengan yang tidak menyenangkan adalah penderitaan. Kematian, setelah seluruh penderitaan-penderitaan ini, merampas secara diam-diam tubuh dan nyawa. Bhaisajyasena, ini adalah apa yang disebut sebagai 'semua penderitaan.' "

Kemudian para mahluk hidup berusia muda ini, setelah mendengar ajaran ini, membungkuk dengan kedua telapak tangan mereka bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava, "Yang dimuliakan dunia, kami juga akan mati?"

Sang Bhagava berkata, "kamu dan seluruh para mahluk hidup akan mati."

Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, bagaimana nantinya waktu kematian mengalahkan kami?"

Sang Bhagava berkata, "Anak-anak yang berasal dari garis keturunan, pada saat kematian, disaat terakhir dari kesadaran, ada sebuah angin yang disebut 'menyebabkan penghentian kesadaran,' sebuah angin yang disebut 'membingungkan kesadaran,' dan sebuah angin yang disebut 'mengacaukan kesadaran.' Dan, anak-anak yang berasal dari garis keturunan, pada saat kematian, didalam saat kesadaran yang terakhir, tiga angin ini akan mengaduk, mereka (angin itu) akan membingungkan dan mereka akan menyebabkan kekacauan-kekacauan."

Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, tiga angin apakah yang menghancurkan tubuh disaat kematian, kapan kesadaran berhenti?"

Sang Bhagava berkata, "Teman-teman, 'senjata', 'pemaksaan' dan 'luka' menyebabkan kehancuran dari tubuh."

Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, jenis apakah dari benda ini yang disebut sebagai  'tubuh' ?"

Sang Bhagava berkata : "Teman-teman, ini juga disebut sebagai 'sepenuhnya terbakar berkobar-kobar,' 'dibakar,' 'lendir,' 'bersendawa,' 'tanah pembakaran mayat,' 'pikiran keji yang busuk,' 'sebuah beban yang berat,' 'tersiksa oleh kelahiran,' 'dengan bengis tergoncang oleh kelahiran,' 'tersiksa untuk kelangsungan hidup seseorang,' dan 'menyebabkan kematian dan perpisahan dari orang-orang yang dicintai.' Teman-teman, inilah apa yang disebut sebagai 'tubuh.' "

Mereka berkata : "Yang dimuliakan dunia, bagaimanakah seseorang mati? Bagaimanakah seseorang mempertahankan hidupnya?"

Sang Bhagava berkata : "Teman-teman, apa yang disebut 'kesadaran' mati. Orang-orang yang panjang umur, apa yang disebut 'jasa kebaikan' bertahan. Teman-teman, apa yang disebut 'tubuh' mati, terikat dengan jutaan urat daging, terberkahi dengan 84.000 pori-pori, terhubung dengan 12.000 bagian-bagian dan 360 tulang-tulang. 84 jenis-jenis dari parasit hidup di bagian dalam tubuh. Dan terdapat kematian bagi semua mahluk-mahluk hidup ini. Ada kematian, yang merupakan penghentian. Ketika seseorang meninggal, seluruh para mahluk hidup ini juga menyebabkan harapan-harapan mereka sendiri hancur. Lalu, dikarenakan seluruh mahluk-mahluk hidup itu saling memangsa satu sama lain, ini memindahkan dan mengganggu angin itu. Pada saat itu, mereka akan mengalami penderitaan. Beberapa akan bersedih hati atas anak-anak mereka. Beberapa akan bersedih hati atas anak-anak perempuan mereka. Beberapa akan bersedih hati atas rekan-rekan mereka. Mereka semua akan ditembus oleh perasaan-perasaan sakit yang sangat menderita. Mereka semua akan mencoba untuk saling memangsa satu sama lain, dan kemudian ketika mereka telah memangsa satu sama lain, dua mahluk hidup tersisa dan kedua ini berkelahi selama tujuh hari. Setelah tujuh hari telah berlalu, satu mahluk hidup terbunuh. Yang lainnya bebas."

"Orang-orang yang panjang umur, jika kamu akan bertanya-tanya apakah itu yang disebut dengan 'Dharma,' apa yang kamu pikirkan? Seperti halnya para mahluk hidup ini berselisih satu sama lain dan lalu mati, dalam cara yang sama, Diri-diri pribadi yang biasa kekanak-kanakan juga berselisih satu sama lain. Mereka tidak takut dengan kelahiran. Mereka tidak takut dengan usia. Mereka tidak takut dengan penyakit. Mereka tidak takut dengan kematian. Seperti halnya kedua mahluk hidup itu berkelahi, demikian juga diri-diri pribadi yang biasa kekanak-kanakan berkelahi satu sama lain. Lalu, pada waktu kematian, orang-orang yang berbudi luhur berkata kepada mereka : 'Orang, didalam apakah kamu percaya? Tidak pernahkah kamu melihat bahkan kelemahan-kelemahan paling tipis? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari kelahiran? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari usia dan penyakit? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari kematian?'

Mereka berkata : "Yang panjang umur-Nya, kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari kelahiran, dan kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari usia dan penyakit. Kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari kematian juga, pada saat akhir dari itu seluruhnya."

"Mereka berkata : 'Mengapa kamu tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan akar-akar kebajikan? Mengapa kamu tidak menciptakan akar-akar kebajikan dari banyak sekali Dharma yang meningkatkan kebahagiaan didalam dua dunia? Teman-teman, saya bertanya kedua kalinya : Mengapa kamu tidak menciptakan koleksi dari kebajikan yang akan membebaskan kamu sepenuhnya dari kelahiran dan kematian? Mengapa kamu tidak melakukan penyelidikan seperti dimana kamu harus secara benar mengarahkan perhatiannmu? Bagaimana kamu tidak mendengar suara dari pukulan gong di jambudvipa? Tidak pernahkah kamu melihat penaburan benih-benih didalam tanah Tathagata dan pemberian dupa, kalung karangan bunga, dan lampu? Tidak pernahkah kamu melihat juga persembahan dari makanan dan minuman kepada Sang Tathagata, atau kepuasan hati dari keempat kelompok para pengikut (catasraḥ parṣadaḥ santarpyamānāḥ) para Bhiksu, para Bhiksuni, para upasaka (laki-laki pemegang ajaran awam yang berumah tangga), para upasika (perempuan pemegang ajaran awam yang berumah tangga), empat kelompok dari para pengikut ini yang sepenuhnya mencurahkan ketekunan didalam ajaran-ajaran (sasane)?' "

"Mereka akan berbicara seperti itu (seperti uraian diatas) kepada dia dan membuat tuduhan agar memberikan manfaat baik kepada dia, dan 'yang mulia, kamu tidak melakukan bahkan hal yang paling tipis.' 'Laki-laki, setelah datang ke jambudvipa ini, kamu telah melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berbudi luhur.' "

Pada saat itu, Sang Raja Dharma (Dharmaraja) mewariskan ajaran-ajaran kepada para orang mati didalam syair-syair ini:

'Kamu telah melihat Seorang Tathagata muncul
dan mendengar pukulan dari gong itu.
Kamu telah mendengar ajaran dari Dharma.
Itu pergi menuju ke kedamaian Nirvana.
Meskipun kamu tidak berbuat.'

Pada saat itu, lelaki itu berbicara didalam balasan jawaban :

'Saya berasal dari pikiran yang kekanak-kanakan,
datang dibawah kekuasaan dari teman-teman yang jahat.
Dengan sebuah pikiran yang dibingungkan oleh hawa nafsu,
saya melakukan perbuatan-perbuatan jahat.

Saya mengikuti hawa nafsu saya juga,
dan mengambil nyawa dari para mahluk hidup.
Saya memboroskan bahkan apa yang merupakan milik Sangha.
Tak tertahankan adalah buah yang datang dari itu.
Dengan sebuah pikiran yang akan melakukan kerusakan jahat,
Saya menyebabkan pengrusakan dari stupa-stupa.
Saya mengucapkan perkataan-perkataan yang terlalu kejam menghina
Bahkan ibu saya, saya siksa.
Dari apa yang saya lakukan dengan tubuh saya,
kekurangan-kekurangan saya mengakui.

Didalam neraka besar dari ratapan penyesalan,
kelahiran kembali yang luar biasa tak tertahankan saya lihat.
Saya akan merasakan perasaan-perasaan dari neraka penghancur.
Demikian juga saya akan mengalami perasaan-perasaan
didalam neraka yang luar biasa panas,
dan didalam mahavici yang tak tertahankan.

Belahan buka didalam neraka teratai besar (mahāpadme ca narake), dan
sebagai seorang mahluk neraka, kedalam penderitaan-penderitaan ini,
didalam yang amat sangat menakutkan 'Yang ditandai dengan bentuk hitam,'
saya akan dilahirkan seratus kali.

Setelah mereka terbunuh, mahluk-mahluk neraka
lagi akan melihat hal-hal yang sangat menakutkan itu.
Berulang kali, mereka akan jatuh
seratus yojana kedalam bahaya-bahaya besar
dan mereka tidak akan menemukan satupun jalan keluar.
Lalu, mereka akan terjun kedalam kegelapan.
Didalam neraka yang menyandang nama 'pisau pemotong,'
seribu pisau pemotong akan muncul.

Mereka akan terlahir didepan dari pisau-pisau pemotong,
didalam ratusan dari ribuan dari jutaan.
Disebabkan oleh perbuatan-perbuatan salah telah saya lakukan,
tubuh saya akan diiris oleh mereka.

Tubuh itu akan dihancurkan sepenuhnya
oleh angin badai pusaran besar yang tak tertahankan.
Terus menerus didalam neraka-neraka seperti ini.
Saya akan mengalami penderitaan.
Semua mahluk-mahluk ini akan melihat saya,
tubuh saya didalam kesakitan yang hebat sekali.

Saya merampas kekayaan orang lain juga,
agar menyokong rumah tangga saya.

O anak saya dan anak perempuan saya
saudara laki-laki dan saudara perempuan, dengan cara yang sama
ayah, ibu demikian juga,
banyak teman-teman dan banyak kerabat-kerabat,
dan pelayan-pelayan dan pekerja-pekerja buruh,
dan ternak sapi, ternak dan pembantu-pembantu :
Saya tersesat kearah tujuan-tujuan yang buruk.

Untuk bejana-bejana dari emas dan perak, dan
demikian juga, untuk kelembutan, pakaian-pakaian bagus,
dan mengedepankan untuk membuat sebuah rumah :
melalui semua ini, saya tersesat.
Sebuah rumah yang sangat baik sekali saya bangun,
dengan para lelaki dan para perempuan, sedang bersantai.

Saya tersesat melalui kecapi dan canang,
pikiran saya yang tidak terkendali terisi oleh kesenangan.
Walaupun tubuh saya dimandikan didalam siraman wewangian,
bahkan sekarang pun itu masih kekurangan terima kasih.

Tubuh, kamu tidak mempunyai kesadaran, tapi
demi kepentinganmu saya menjadi tersesat.
Di masa mendatang, tidak ada satupun tapak kaki
akan menjadi pelindung saya,
ketika angin badai besar dan berpusaran
tak tertahankan mencabuli tubuh saya.

Demikian juga saya memakan makanan enak yang sangat indah,
mengecap bermacam-macam dengan lidah saya.
Sekeliling kepala saya terikat luar biasa banyak
karangan-karangan bunga yang dibuat dengan baik, yang cantik menawan.
 
Oleh kecantikan mata saya dituntun tersesat
Tidak ada perlindungan untuk mata saya.

Mata adalah penyebab kelakuan-kelakuan yang buruk itu.
Saya melakukan setelah saya melihat.
Telinga saya adalah penyebab dimana tangan-tangan terkoyak dan terpotong oleh intan-intan.

Pada kedua lengan-lengan saya terikat gelang-gelang.
Cincin-cincin ditempatkan diatas jari-jariku.
Sekitar batang leher saya ada untaian mutiara.
Bahkan kedua kaki terhias secara berat.

Rantai pergelangan kaki didandani untuk mereka
dan pada mereka juga terdapat sandaran emas.
Tubuh saya mempunyai bermacam-macam permata murni diatasnya,
dan demikian juga terdapat ikatan-ikatan emas.

Memikat diri sendiri dengan kekayaan besar saya,
pikiran saya menjadi luar biasa terpikat.
Sekali saya telah menyentuh benda-benda yang sangat halus,
dengan idaman yang kuat, saya menjaga mereka dengan dekat.

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya
« Reply #17 on: 27 December 2009, 12:41:50 PM »
saya juga membaringkan tubuhku diatas
bermacam-macam karpet-karpet dan selimut-selimut.
Setelah mandi dengan air yang wangi semerbak,
saya juga meminyaki tubuh saya dengan wewangian.

saya mengharumkan udara dengan dupa
dari kapur barus dan kayu cendana yang menakjubkan.
saya mempercantik kulit saya.
saya melumuri diri saya penuh kemewahan yang boros dengan kelenjar rusa jantan.

Setelah meminyaki diri saya sendiri dengan minyak-minyak wangi antik,
dan bunga-bunga melati dan campaka,
saya pakaikan diri saya dengan pakaian
bagus dari kain tipis putih benares.

Setelah turun dari punggung seekor gajah,
saya naik keatas menunggangi punggung seekor kuda.
saya berpikir diri saya sendiri seperti seorang raja.
Orang-orang bergegas dengan cepat menuju ke depan saya.

saya terlalu banyak akrab dengan pelayan-pelayan perempuan,
yang sangat terlatih didalam menyanyi dan menari.
Para binatang-binatang liar yang tidak melakukan kejahatan apapun,
dengan panah-panah saya tabrak dan bunuh.

Karena saya tidak mengetahui kehidupan masa mendatang nanti,
saya melakukan perbuatan-perbuatan jahat seperti ini.
saya memakan daging dari para mahluk hidup lain.
dan hingga penderitaan pada saya ini
akan menjadi tak tertahankan.
tetapi saya tidak memahami kematian.
saya terjadi dari pikiran kekanak-kanakan,
dan juga saya memelihara tubuh saya.

Sekarang bahwa kematian telah datang kepada saya hari ini,
saya tidak memiliki seorang pun sebagai pelindung.
Semua teman-teman dan keluarga mu,
mengapa kamu melihat ke wajah saya?

Untuk apa kamu memakai sobekan kain pakaian-pakaian perkabungan?
Untuk apa kamu menangis dan meratap sesal dengan keras?
Untuk apa kamu melepaskan dan menguraikan rambut mu?
Untuk apa kamu terluka duka cita?

Untuk apa kamu menyebarkan abu disekitar kepala?
Untuk apa kamu memukul dada kamu?
Selama kehidupan saya, saya seharusnya telah
meninggalkan kejahatan. Mengapa kamu berada di dalam kesedihan yang dalam?

Tubuh saya telah menjadi makanan
bagi para serigala, para anjing, para burung gagak dan burung-burung.
Adalah tiada berguna untuk memelihara tubuh ini.
Itu adalah milik ular kematian
dan begitulah seseorang akan secara terus-menerus dilahirkan.
 
Obat yang membebaskan seseorang dari ketakutan ini,
adalah jenis obat yang untuk diambil.
Obat yang diberikan oleh dokter ,
adalah tiada berguna bagi saya.
Berikanlah kepada saya sekarang, saat waktu kematian saya,
Obat dari Dharma yang membuat seseorang bebas
dari ular khayalan angan-angan.

Jangan berikan daging kepada saya.
Walaupun tubuh ini telah terpelihara juga,
itu akan menjadi hancur, pasti tak terhindarkan.
Karena itu menganugrahkan penderitaan,
Mengapa memungut tumpukan kejahatan ini?
Tubuh ini, walaupun terawat dengan perawatan besar,
akan terlibat dalam perbuatan-perbuatan jahat.

Putra dan Putri, untuk alasan apakah,
kamu menatap lama terhadap aku dengan mata mu?
Lindungilah aku dari penyakit ini!
O Putraku dan Putriku,
mengapa kamu menangis tanpa ujung?
Tidak melakukan apapun tiada berguna untuk kepentinganku.
agar menyokong kamu,
saya bahkan menjarah kekayaan orang lain.

Sekarang bahwa waktu kematian saya telah tiba.
tidak ada harapan lagi. Harus berbuat apa?

Saya ketakutan terhadap kelahiran dan alam-alam yang lebih rendah.
Saya sepenuhnya dihancurkan oleh sekarat juga.
Saya sepenuhnya sangat merasakan perasaan dari sentuhan,
perbedaan, perasaan dan unsur-unsur kondisi jiwa.

Disebabkan oleh idaman, para mahluk hidup yang bersifat kekanakan mengembara
dan mencapai hasil-hasil yang tidak tertahankan.
Terlahir kedalam keluarga buruk:
Disana juga seseorang terikat duka cita.

Mengetahui saya memiliki sedikit jasa kebajikan,
saya menyebabkan masalah bagi orang-orang lain.
Kedermawanan dan tata susila saya memburuk sepenuhnya.
dan saya berpaling tidak mengindahkan Dharma.
Karena saya tidak memahami kelahiran kembali,
saya tertipu oleh ular khayalan angan-angan.

Disebabkan oleh kebodohan, para mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan mengembara
dimana tiada pembebasan.
Tidak mengetahui arti dari pembebasan,
bingung, mereka melakukan perbuatan-perbuatan jahat.

Disebabkan oleh khayalan angan-angan, para mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan mengembara
akal pikiran mereka terus-menerus terganggu.
Didalam tubuh yang memiliki bermacam-macam ikatan,
api menyala dan membakarnya sampai habis.

Dalam tempat-tempat dimana tiada kebahagiaan,
menjadi bingung, tubuh sepenuhnya mengembara.
Itu tidak mengetahui bahwa kebahagiaan
dari mana keluar kebahagiaan muncul.

Tanah dari Para Buddha yang memberikan kebahagiaan,
Sang Roda Dharma yang merupakan obat tertinggi,
layak menghasilkan yang merupakan tata susila benar:
Inilah suara murni dari Sang Tathagata."

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur sebagai berikut : "Bhaisajyasena,  walaupun para mahluk hidup menangis dan meratap di saat waktu kematian mereka, tiada seorang pun yang akan menjadi pelindung mereka kecuali untuk kematangan dari hasil-hasil dari perbuatan-perbuatan baik yang telah mereka lakukan."

Sang Bhagava mengucapkan kata-kata ini dan mengucapkan syair-syair berikut juga:

Dengan melakukan perbuatan-perbuatan jahat,
mereka jatuh kedalam neraka-neraka para mahluk hidup.
Mereka akan dipakaikan didalam pakaian-pakaian yang terbakar.
Dalam kehausan mereka, mereka akan minum cairan besi.

Bara-bara api yang terbakar akan jatuh diatas tubuh-tubuh mereka.
Sekali ketika terbakar, didalam yang amat sangat tidak tertahankan
neraka-neraka yang sangat menakutkan,
tubuh-tubuh mereka akan dibuat terbakar berkobar-kobar.

Mereka tidak akan mengetahui kebahagiaan.
Mereka tidak akan mengetahui Dharma yang manapun juga.
Disebabkan oleh apa yang disebut bukan Dharma, para mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan mengembara
tidak menemukan bahkan kebahagiaan terkecil sekalipun.

Mereka yang memiliki keyakinan dan tata susila dalam keadaan yang penuh kelimpahan,
memiliki kebijaksanaan dan kecermatan besar,
dan berhubungan dengan teman-teman berbudi luhur,
ini akan dengan cepat menjadi Seorang Tathagata.

Untuk muncul sebagai Buddha dalam dunia,
usaha kebahagiaan tertinggi harus dibuat,
seluruh mahluk hidup dipegang dalam kepedulian seseorang,
dan seseorang harus mengajarkan Dharma dari perbuatan berbudi luhur.

Pada pikiran penuh kasih, dan demikian juga,
pada kehidupan suci tertinggi tanpa berumah tangga tetap terpusat.
Bhaisajyasena, setelah mendengar pidato ini,
kamu harus melatih ini dengan sangat.

Melihat pembebasan dan penerangan, dan
Sang Pemimpin yang pidatonya disambut,
dan Sang Ayah dan Sang Ibu dunia:
Dia disebut sebagai 'Bodhicitta.'

Teman berbudi luhur yang mengajar Dharma ini
dalam dunia adalah sungguh yang paling jarang.
Mereka yang mendengar dengan hormat terhadap Ajaran-Ajaran Sang Buddha
akan menjadi Yang Tak terkalahkan Para Buddha menuju kebahagiaan.
Mereka yang penuh hormat
terhadap warisan-warisan yang damai dari Para Buddha
juga akan menjadi Para Pelindung dunia,
membebaskan semua mahluk hidup.

Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan ini kepada Sang Bhagava: "Bhagava, mengapa sisi-sisi karang disini bergetar, sangat terguncang hebat?"

Dia mengucapkan ini, dan Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur: "Bhaisajyasena, pandang dan lihat."

Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena memandang dan melihat celah retakan didalam bumi didalam empat penjuru. Dia melihat 20 juta orang muncul dari jurang yang telah terbuka oleh celah retakan didalam bumi.
Dia melihat 20 juta orang muncul dari bawah dan 25 juta orang muncul dari atas. Kemudian para mahluk berusia muda itu mengamati itu dan berkata kepada Sang Bhagava, "Bhagava, siapakah yang dilahirkan disini ini?"

Sang Bhagava berkata, "pandanglah kelompok dari para mahluk hidup ini."

Mereka berkata, "Bhagava, kami melihat mereka."

Sang Bhagava berkata, "Kelompok dari para mahluk hidup ini terlahir demi kebahagiaan mu."

Mereka berkata, "Akankah para mahluk hidup ini meninggal dunia juga?"

Sang Bhagava berkata: "Teman-teman, demikianlah juga. Semua mahluk hidup akan mati."

Kemudian para mahluk hidup yang berusia muda sebelumnya, mereka yang terlahir pertama, membungkuk dengan kedua telapak tangan mereka bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava, "Bhagava, kami tidak ingin melihat keliharan dan kematian lagi."

Sang Bhagava berkata, "Baik, lalu apakah kamu berkeinginan untuk memperoleh kekuatan dari usaha kebahagiaan?"

Mereka berkata: "Semoga kami melihat Sang Tathagata secara langsung. Kemudian semoga kami mendengar Dharma yang telah kami mohon untuk di dengar dan yang menggembirakan. Semoga kami melihat kumpulan dari Sravaka Sangha dari Sang Tathagata. Semoga kami melihat Para Bodhisattva yang mempunyai kemampuan-kemampuan rddhibala dan kekuatan besar. Bhagava, inilah macam-macam hal yang kami sukai. Kami tidak suka untuk melihat kelahiran dan kematian."

Kemudian, melalui kekuatan-kekuatan rddhibala, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur dan 500 para Bodhisattva yang lainnya bangkit dari tempat-tempat duduk secara serentak, dan semuanya muncul kedalam angkasa atas melalui kekuatan-kekuatan rddhibala. Mereka duduk bersilang kaki dan memusatkan pikiran. Dari seluruh tubuh-tubuh mereka, para singa muncul. Para harimau muncul. Para ular muncul. Para gajah muncul. mereka menampakkan sebuah pertunjukkan dari kekuatan-kekuatan rddhibala besar. Diatas gunung juga, mereka duduk bersilang kaki dan pergi keatas sejauh 20.000 yojana. Mereka menyebabkan 10.000 juta bulan dan matahari turun juga.

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya
« Reply #18 on: 27 December 2009, 12:42:20 PM »
Sang Bhagava berkata, "Putra yang berasal dari garis keturunan, lihatlah kemunculan bulan dan matahari itu."

Mereka berkata: "Bhagava, kami melihatnya. Sugata, kami melihatnya."

Sang Bhagava berkata, "Perihal ini, Para Bodhisattva mempertunjukkan kilauan sinar-sinar terang yang berasal dari tubuh-tubuh Mereka sendiri dan kekuatan-kekuatan rddhibala dan perubahan-perubahan bentuk rrdhibala. Setelah Mereka mempertunjukkannya, Mereka mengajar Dharma kepada para mahluk hidup demi manfaat kebaikan banyak mahluk hidup, demi kebahagiaan banyak mahluk hidup, yang keluar dari belas kasih sayang kepada dunia, dan demi tujuan-tujuan, manfaat dan kebahagiaan dari kumpulan-kumpulan besar dari para Mahluk dan para dewa dan para manusia. Setelah mempertunjukkan manusyake kaye (tubuh-tubuh manusia), virya bala mupadarsayitva (kekuatan dan usaha penuh semangat), Mereka mempertunjukkan macam-macam bentuk dari rddhibala."

Mereka berkata, "Bhagavan, mohon berikanlah Ajaran Dharma dalam rangka menyempurnakan kemunculan dari kilauan sinar-sinar terang."

Segera setelah Mereka mengucapkan ini, Bhagavan berkata kepada Bhaisajyasena Bodhisattva Mahasattva, "Bhaisajyasena, apakah Kamu melihat Trisuhasra Mahasahasra Lokadhatu bergetar dalam 6 cara?"

Dia berkata: "Saya telah melihatnya Bhagavan, Saya telah melihatnya Sugata."

Dan Dia sedang memutuskan, 'Bagaimana jika saya menanyakan kepada Sang Tathagata tentang hal ini?' Ketika Dia berpikir demikian, Sang Tathagata berkata, "Bhaisajyasena, bertanyalah apapun yang Kamu inginkan, dan Saya akan memuaskan pikiran kamu dengan sebuah penjelasan dari apapun yang kamu tanyakan. Saya akan mengajar.Saya akan menguraikan. Bhaisajyasena, Saya akan memperlihatkan kepada Kamu semua yang merupakan milik masa lalu, masa depan dan waktu saat ini."

Dia berkata : "Bhagavan, mohon berbicaralah agar menghilangkan keraguan-keraguan Kami. Bhagavan, Saya melihat Tathagata dikelilingi oleh 84.000 devaputra, 84.000 juta Bodhisattva, 12.000 juta Raja Naga, 18.000 juta bhuta dan 25.000 juta preta dan pisaca."

Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, tanpa sebuah keraguan, para mahluk hidup ini telah berkumpul dalam sebuah Pertemuan dihadapan Saya dan duduk agar mendengar Dharma. Bhaisajyasena, pada seluruh hari ini, mereka akan mengatasi peredaran kehidupan. Karena keinginan untuk memberikan manfaat baik kepada seluruh mahluk hidup, pada seluruh hari ini, mereka akan mencapai Dasa Bhumi. Setelah terbangun pada Tingkat Dasa Bhumi, mereka akan mencapai lingkungan Nirvana.

Demi kepentingan pembebasan dari ketuaan dan kematian,
setelah melakukan perbuatan untuk menghasilkan kebahagiaan
dan untuk mengalahkan jeratan angan-angan khayalan
mereka akan menyelesaikan dengan baik Ajaran Buddha (buddhaśāsanāṁ)

Dia berkata: "Bhagavan, banyak harapan-harapan untuk para mahluk hidup telah timbul disebabkan oleh berbagai macam karma. Mengapa mereka tinggal disekeliling Sang Bhagavan?"

Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, dengarlah.

Para mahluk hidup yang bingung dan tidak mengetahui:
Bagaimana mereka dapat menjadi bebas?
Para mahluk hidup berusia muda yang banyak ini
Hari ini akan mencapai Dharani.

Agar mencapai Dasa Bhumi,
Mereka akan menuju ke pengetahuan penuh seluruh Dharma,
Dan mereka akan mencapai Dasa Bhumi itu.
Mereka akan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Buddha.
Mereka akan memutar Roda Dharma (dharmacakraṁ).
Mereka akan mengeluarkan Hujan-Hujan Dharma.
Jadi, sejak para mahluk hidup telah berkumpul,
Ajaran Saya akan penuh kegembiraan yang menyenangkan.

Para deva, naga, preta,
dan asura yang sangat buruk,
akan terbangun pada Dasa Bhumi.
Mereka akan menyatakan suara Dharma. (dharmaśabdaparāhatāḥ)

Mereka akan memukul gong Dharma.
Mereka akan membunyikan Keong Dharma.
Para mahluk hidup berusia muda ini juga akan
memiliki kekuatan dari usaha yang penuh gembira.

Seperti Sang Tathagata mencapainya,
juga mereka akan mencapai Dharma itu hari ini."

Lalu 5,000 dari Para mahluk berusia muda itu bangkit dari tempat duduk mereka, merangkapkan kedua telapak tangan mereka bersama, membungkukkan diri kearah Sang Bhagavan dan berkata kepada Sang Bhagavan:

Sejak tidak ada akhir ditemukan
perbudakan dalam samsara,
tubuh adalah sebuah beban berat, Bhagavan,
terlalu amat sangat menakutkan, tak tertahankan.

Kami tidak menemukan jalan apapun.
Tentu saja tidak ada jalan terlihat, dan jadi
Sang Pelindung, sejak kami buta,
Kami meminta Kamu untuk mengumpulkan kami kedalam.

Kepada Mu, Sang Pahlawan, kami membuat permohonan.
Semoga Sang Penunjuk Jalan mengajarkan Dharma itu.
Kami terlahir dengan sedikit Kebijaksanaan.
dan tidak menemukan kebahagiaan sama sekali.

Tolong lakukan pengajaran Dharma itu kepada kami.
Dari penderitaan tak tertahankan, buatlah kami bebas.
Dimanapun itu kami dilahirkan,
semoga kami melihat Seorang Buddha disana.

Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena Yang Luhur pergi ke tempat di mana para mahluk berusia muda itu berada dan berkata demikian:

Milikilah sesuatu untuk dimakan.
Minumlah beberapa minuman berasa menakjubkan.
Lalu ketika ketakutan Mu sudah hilang,
Dengarlah Dharma itu tanpa rasa takut.

Mereka berkata:

Sesepuh Yang Patut Dimuliakan, siapakah Kamu?
Kami, diri kami sendiri tidak mengenal Kamu.
Kami melihat bahwa Kamu indah,
Wujud kamu tenang dan kemasyuran Mu besar.

Kamu terbebas dari ketakutan-ketakutan besar
dari dunia dari para preta, para mahluk neraka dan binatang.
Sama seperti seorang yang memperindah dunia,
seluruh kondisi ketidakbaikkan tertentramkan

Kami melihat sebuah bejana dalam tangan Mu,
terbuat dari tujuh permata mulia,
dan sebuah untaian tali dari permata-permata pada Tubuh Mu,
terhiaskan dengan banyak sekali Cahaya.

Untuk Kata-Kata yang diucapkan oleh Kamu Yang Tenang,
Kami tidak mampu untuk memanjatkan balasan apapun.
Kami tidak membutuhkan makanan apapun,
tidak juga kami butuh minuman enak.

Dari makanan apa yang muncul adalah kotoran badan.
Demikian juga, apa yang diminum menjadi air kencing.
Sari buah merubah bentuk kedalam darah.
Dalam cara yang sama, dari darah datanglah daging.

Jadi, kami tidak membutuhkan bahkan
makanan dan minuman yang dipersiapkan dengan menyenangkan.
tidak juga kami butuh pakaian-pakaian baik,
dari tenunan sutera atau pakaian berkain wol.

Gelang emas kami tidak butuh.
Kami tidak mempunyai kebutuhan dari untaian dari mutiara-mutiara.
Pada jari-jari kami, kami tidak butuh cincin.
Semua ini adalah sementara dalam sifat dasar alami.

Kami mencari sebuah kehidupan yang tidak pergi
menuju ke perpindahan tempat yang buruk.
Kami berusaha keras demi kebahagiaan para deva
dan demi pemberian dari Dharma.

Teman-teman luhur (kalyāṇamitratā) adalah apa yang kami butuhkan,
bukan menjadi Para Raja Pemutar Roda (cakravartī).
Setelah meninggalkan sebuah benua yang indah sekali
Para Raja Pemutar Roda juga akan mati.

Putera-Putera Lelaki tidak mengikuti Mereka.
tidak akan juga Para Istri atau Para anak perempuan.
Benda-Benda dari Tujuh Permata Mulia akan tinggal.
Itu semua tidak akan mengikuti Mereka.

Meskipun mereka mengumpulkan banyak orang untuk Mereka,
ini tidak akan ikut serta.
Tidak seorang pun yang akan bergegas ke depan Mereka,
tidak juga itu akan demikian di kemudian.

Setelah menjadi Seorang Raja hanya selama satu kehidupan,
Disebabkan oleh tidak tetap, mereka akan menyimpang.
Disebabkan telah mengerjakan banyak perbuatan-perbuatan jahat,
mereka akan jatuh kedalam neraka tangisan.

Setelah dikelilingi seluruh empat sisi,
dengan Tujuh Permata Mulia dan dengan kekuatan mengagumkan,
ketika waktu untuk neraka tangisan matang,
dimanakah kekuatan mengagumkan itu berada?

Sejak mereka tidak dimanapun juga ditemukan pada bumi,
setelah mati, mereka tidak dapat mempertunjukkan kekuatan-kekuatan ini.
Sesepuh, mohon dengarlah kami.
Tolong pergilah ke tempat dimana Sang Tathagata berada.

Kami bersungguh-sungguh ingin melihat Dia.
seperti layaknya Seorang Ibu atau Ayah.
Kami tidak memiliki seorang Ibu,
tidak juga kami punya seorang Ayah atau Saudara-Saudara Kandung.

Sang Tathagata adalah Ketua dalam dunia ini.
Dia adalah Ayah dan Ibu.
Dia adalah Matahari dan Bulan.
Dia membuka Jalan menuju Kebahagiaan.

Dia membebaskan kami dari samsara.
sehingga kami tidak terlahir kembali lagi kemudian.
Dia adalah Sang Perahu yang menyelamatkan kami dari sungai,
dan sungai yang mengerikan dari angan-angan khayalan.

Oleh Dia, para mahluk hidup sepenuhnya bebas.
Mereka tidak akan kembali lagi.
Dia yang memperlihatkan Penerangan Tertinggi
menjelaskan Dharma Suci, juga.

Kami tidak mempunyai kebutuhkan pada makanan.
Kami tidak ingin hasil dari sebuah kerajaan.
Mereka yang takut pada alam-alam neraka
sebaiknya tidak pergi ke dunia para deva.

Hidup dari manusia adalah bahagia.
Disanalah Dia Yang Mengetahui Semua muncul.
Disebabkan oleh perbuatan-perbuatan jahat seseorang yang telah dikerjakan dirinya sendiri,
hidup orang itu menjadi pendek dan orang itu menyimpang.

Mereka tidak mengetahui kematian, tetapi mereka mengetahui
kerajaan-kerajaan dan kesenangan-kesenangan yang mereka inginkan.
Mereka tertipu kelahiran dan kematian
tidak mengetahui dan tidak memiliki rasa takut.

Mereka dibingungkan dengan ketidak tetapan
tidak mengetahui Dharma yang halus.
Mereka tidak menyelenggarakan tugas-tugas kewajiban yang halus,
dan tidak mengetahui lingkungan dari ketenangan.

Seperti mereka menghadapi kematian, mereka tidak merasakan penyesalan yang dalam.
Berulang-ulang, mereka dilahirkan kembali,
selama waktu yang lama, dibanjiri dengan penderitaan,
terus-menerus dipukul dengan batang pemukul, dan lalu
mereka akan mencuri dari yang lain juga.
Demikian juga, mereka akan diikat dan dibunuh.
Dipaksa oleh kejahatan sebelumnya,
mereka diikat dengan empat ikatan tali.
Harapan-harapan mereka juga akan putus.
Mereka akan ditembus dengan serbuan kepedihan dari kesakitan.
Ketika kesadaran mereka berhenti,
secara menyedihkan mereka akan meratap sesal:

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya
« Reply #19 on: 27 December 2009, 12:43:06 PM »
'Siapa yang akan menjadi pelindung saya?
emas, perak, dan kristal
semua kekayaan saya akan saya persembahkan.
Saya bahkan akan menjadi seorang pelayan.
Dalam cara yang para pelayan kerjakan
saya akan menyelenggarakan apapun dan seluruh tugas.'

Kami tidak butuh kerajaan atau tanah milik.
tidak juga kekayaan atau bahkan biji-biji padi.
Kami tidak membutuhkan tubuh kami sendiri;
mereka yang berbuat jahat tidak akan terbebas.
Demikian juga, O Sesepuh,
Kami tidak mempunyai kebutuhan untuk makanan.

Mereka yang memakan makanan-makanan enak,
bahkan raja-raja, juga akan mati.
Mereka yang meminum minuman-minuman terbaik,
putra-putra deva, juga akan mati.

Makanan dan minuman dipersiapkan dengan ketrampilan,
dari berbagai macam banyak rasa,
diletakkan didepan Raja, dan kemudian,
dengan lidahnya, dia menyentuhnya.

Lalu para raja menjadi melekat untuk mengecap citra rasa
dan melakukan tidak sedikit perbuatan-perbuatan jahat.
Melekat pada citra rasa yang tidak kekal,
yang tidak cukup dalam intisari.

Kami tidak mempunyai kebutuhan untuk minuman,
tidak juga kami mempunyai kebutuhan untuk makanan.
Apa yang dibutuhkan adalah seperti Dharma itu sendiri
yang membebaskan kami dari penderitaan.

Dalam seseorang yang terlepas dari perbudakan idaman,
bebas dari perbudakan angan-angan khayalan,
dan sepenuhnya bebas dari semua perbudakan:
Dalam Buddha itulah kami mengambil perlindungan.

Kami ingin pergi untuk tempat perlindungan
ke tempat Sang Guru Bijaksana yang melindungi dunia.
Kami juga ingin pergi untuk bersujud
untuk Dia yang menggembirakan para mahluk hidup yang melihat.

Sejak kami tidak mengetahui nama Kamu,
tolong beritahukan kami nama Kamu yang sangat terkenal.

Bhaisajyasena berkata:

Kamu dan seluruh mahluk hidup juga
mempunyai keinginan untuk mendengar nama itu.
Para mahluk hidup berusia muda dalam kotisatasahasrairnavakaiḥ
mengelilingi Sang Tathagata.

Mereka berkata:

Kamu adalah Sravaka dari Buddha itu.
Nama Mu amat sangat baik termasyur.
Serupa juga Para mahluk hidup
mempunyai keinginan untuk mendengar nama Mu.

Dia berkata:

Bhaisajyasena adalah nama Ku.
Saya adalah obat untuk para mahluk hidup.

Yang Terbaik dari seluruh obat,
Itu akan saya ajarkan kepada kamu.
Itu yang menentramkan seluruh penyakit,
yang telah menjangkiti para mahluk hidup.

Penyakit dari kemelekatan adalah sebuah penyakit yang besar.
Tak tertahankan, itu menakutkan dunia.
Penyakit dari kebodohan adalah besar dan dahsyat,
membuat seseorang mengembara tanpa pikiran.

Para mahluk hidup pergi ke neraka-neraka,
dan demikian juga, diantara para preta dan binatang,
mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan ini dikuasai oleh kemurkaan:
Bagaimana mereka dapat ditentramkan?

Mereka berkata:

Dengan mendengar Dharma luhur ini,
kami akan bebas dari semua penderitaan.
Kami yang dari pikiran kekanak-kanakan dan bodoh,
tetapi setelah bebas dari semua penderitaan,
kami meninggalkan perbuatan tindakan-tindakan jahat.
Semoga kami mendengar permberian dari Dharma.
Setelah menghentikan semua perbuatan-perbuatan jahat,
Kami menghentikan penderitaan yang mengerikan, juga.

Semoga kami dengan cepat melihat Sang Buddha Sempurna,
Sang Tabib yang menentramkan semua penyakit.
Dia adalah Sang Raja Tabib,
menyembuhkan semua yang menderita.

Untuk memberikan Penghormatan kepada Sang Tathagata,
Sesepuh, tolong cepatlah berangkat.
Setelah bersujud, tolong ucapkan kata-kata kami
kepada Sang Pemimpin Dunia.

Menentramkan sepenuhnya penyakit ini.
Seluruh tubuh sepenuhnya terbakar berkobar-kobar.
Menentramkan api yang menakutkan ini,
yang membakar habis dan menghancurkan kedamaian kami.

Beban dari tubuh adalah sebuah beban berat,
sebuah beban yang luar biasa dahsyat dan tajam.
Bagi kami, yang dibanjiri dengan penderitaan,
Ikatan sumpah Pertapa, memiliki belas kasihan.

Para mahluk hidup memikul terus-menerus,
beban yang menyesakkan nafas dari kemurkaan dan kebodohan.
Tidak mengetahui bagaimana terbebas dari beban itu,
mereka memikulnya terus-menerus.

Mereka yang tidak mengetahui Jalan Kebebasan,
dan yang tidak melihat jalan kebebasan,
meskipun mereka sadar akan kematian,
masih juga ini tidak menghasilkan ketakutan.

Berpikir, 'Saya tidak akan mati,'
mereka yang beristirahat dengan senang
adalah sepenuhnya bingung.
Disebabkan oleh itu, walaupun mereka melihat
ibu mereka meninggal, mereka tidak sadar.

Beberapa tidak mengingat ayah mereka,
terus-menerus tertekan oleh penyakit dan
terganggu oleh angan-angan khayalan dan karma.
Bagaimanakah dalam hal ini, untuk kami makan?

Bodoh dan letih oleh penderitaan,
kami kehabisan tenaga tak berujung.
Penderitaan sepeti ini dari milik kamu
timbul dari dasar kebodohan.

Membeda-bedakan, perasaan dan
unsur-unsur jiwa yang berkondisi adalah
suatu yang amat sangat menakutkan, beban yang berat.

Disebabkan oleh idaman, para mahluk hidup yang bersifat kanak-kanak mengembara
sepenuhnya, tidak sadar akan Dharma.
Dikelilingi oleh beban dari tubuh,
mereka terlahir kedalam dunia yang tak berarti.

Mereka butuh kebersihan, pakaian-pakaian yang sangat indah,
air untuk mandi dan pembersih-pembersih kulit.
Mereka akan membutuhkan makanan lezat,
yang memuaskan tubuh itu.

Telinga, juga membuat seseorang mencari-cari,
lima alat-alat musik yang menarik.
Mata membuat seseorang melekat untuk membayangkan,
bahan-bahan yang terbuat dari tujuh permata mulia.

Lidah, juga membuat seseorang mencari-cari
seluruh rasa yang lezat.
Tubuh membuat seseorang terus-menerus mencari
benda-benda lembut dan terang untuk disentuh.

Tubuh mencapai sebuah pasangan daging,
bahkan dengan kesenangan, dan dari itu,
tubuh yang tidak punya kesadaran ini dihasilkan.
Siapa yang akan menemukan kesenangan dalam itu?

Dengan memakai alas kaki yang sangat baik,
disanalah kaki saya menemukan kesenangan.
Masih ketika itu tiba saatnya untuk mati,
Pakaian-pakaian dan pembersih-pembersih kulit ini tidak memberikan perlindungan.
Sejak bahkan tubuh tidak ada perlindungan,
tidak perlu untuk mengatakan pakaian-pakaian dan pembersih kulit.

Apa yang disebut 'manusia' adalah tubuh itu.
Itu akan mencapai nafas dan kekuatan besar,
tenaga untuk mendengar dan memeriksa.
Dalam itu, tubuh mempunyai kualitas-kualitas besar.

Dahulu saya minum sampai mabuk dan berkelana,
selalu ditemani kuda-kuda dan gajah-gajah.
Sejak saya tidak mengetahui Dharma yang membebaskan,
sungguh menjadi melekat diri saya pada perbuatan-perbuatan jahat.

Sejak saya tidak mengetahui kehidupan-kehidupan yang akan datang,
untuk kesenangan saya, saya telah melakukan kejahatan.
Berulang-ulang saya terlahir.
Berulang-ulang kematian datang kepada saya.

Berulang-ulang saya melihat dukacita,
sepenuhnya terikat oleh ratapan.
Saya juga melihat ibu saya meninggal.
Saya juga melihat kematian dari ayah saya,
dari teman-teman, kakak-kakak, anak-anak, istri-istri.

Sejak semua yang merupakan gabungan adalah kosong,
Mahluk hidup apakah dengan sebuah akal pikiran yang akan menjadi melekat?
Tetapi dengan pikiran saya yang tertawan oleh hawa nafsu,
Saya pikir mereka dapat dipercaya.

Saya tidak mengamati Dharma yang penuh kedamaian.
Tiada kesenangan apapun dalam kematian.
Disebabkan oleh akal pikiran yang digelapkan oleh hawa nafsu,
saya tidak membuat persembahan-persembahan.
Hawa nafsu demikian tanpa persamaan dalam kejahatan.
dan masih juga itu belum ditolak.

Sepenuhnya keliru, kami dilahirkan.
Para mahluk hidup tak ada habis-habisnya keliru.
Sepenuhnya keliru, kami mendengar bunyi-bunyi,
berpegang pada apa yang bukan merupakan Dharma suci.

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya
« Reply #20 on: 27 December 2009, 12:43:27 PM »
Kami mencari pembebasan dan samadhi.
Kami tidak akan memikul beban dari tubuh.
Semoga kami menjadi Pemimpin para mahluk hidup,
Para Buddha, Para Guru, demi kepentingan dunia.

Seorang Buddha adalah Ibu dan Ayah dunia.
Seorang Buddha yang menampakkan sang jalan,
menyebabkan hujan dari permata-permata turun,
dimana-mana diatas bumi.

Para mahluk hidup bodoh tidak mengetahui,
dari jenis apakah kumpulan Dharma itu.
Seseorang yang membaktikan pikirannya untuk Penerangan Agung
akan melaksanakan kumpulan Dharma.

Semua yang merupakan gabungan adalah kosong.
Kosong juga adalah kekayaan dan harta.
Ketika seseorang melihat sebagai kekosongan bahkan dirinya sendiri,
pada saat itu, dia tidak memiliki harapan-harapan keinginan.

Sesepuh, Bhaisajyasena,
tolong dengarlah kata-kata ini dari kami.
Demi kepentingan Para Bodhisattva,
kami meminta kamu untuk berangkat sebagai pembawa pesan.

Mengingat kembali semua kesalahan-kesalahan samsara,
Para Bodhisattva tidak kelelahan.
Diberkahi dengan usaha dan kecermatan besar,
Mereka akan mengumpulkan seluruh kualitas-kualitas baik.

Tolong pergilah ke tempat dimana Sang Guru berada,
Sang Guru sepenuhnya terbangun dalam Kebahagiaan.
Sang Penakluk yang bahkan tidak sedikit pun lelah.
Demi kepentingan kami, mohon pergi katakanlah kepada Dia:

'Kamu telah menaklukkan mara dan
mengalahkan dia walaupun kekuatannya.
Kamu dengan cepat menyalakan terang Dharma
yang membantu dan menyokong seluruh mahluk hidup.'

Sejak kami belum mendengar Sang Dharma
dengan bagaimana kami akan menjadi Para Buddha,
agar memberi manfaat kepada kami,
Sesepuh, kami meminta Kamu untuk pergi secepatnya.

Kami belum melihat Sang Tathagata,
Diberkahi dengan 32 Tanda-Tanda,
Sampai kami melihat-Nya, kami tidak akan menyeberangi jalan.
Katakanlah juga, kami semua menunggu dengan penuh hormat.

Bhaisajyasena berkata:

"Lihatlah keatas sebentar.
Apa yang kamu lihat diatas sana?"

Mereka melihat keatas dan disana mereka melihat,
tiga ribu dan lima ribu,
istana-istana tinggi semuanya,
tinggal diatas, semuanya berdekatan.
Itu semua terhias dengan sangat indah,
dengan tujuh permata mulia dan terhias baik,
dengan sebuah pola dari permata-permata.
Bagian dalamnya adalah bunga-bunga dalam kemekaran penuh,
dan dupa yang hebat sekali berhembus turun.

Pada saat itu, mereka bertanya kepada Sang Sesepuh:

"Keanehan apakah yang muncul dengan tiba-tiba ini,
dari istana-istana tinggi,
dengan pola-pola permata
dan kawat-kawat pijar teratai sepanjang seluruhnya?"

Bhaisajyasena berkata:

Tempat-tempat ini adalah untuk mu.
Pergilah supaya kamu dapat melihat Sang Buddha.
Bungkukkan diri kepada Dia Yang adalah Sang Pemimpin,
Yang telah lewat melebihi dunia ini,
kepada Dia yang menerangi dunia.

Mereka berkata:

Tetapi kami tahu tidak ada jalan menuju Dia,
tidak juga Sang Tathagata terlihat.
Sejak kami tidak tahu jalan,
Kemana harus kami pergi untuk bersujud?

Bhaisajyasena berkata:

Seperti layaknya angkasa yang tanpa batas,
dan tidak mudah untuk disentuh,
jadi itu tidak mungkin untuk pergi
untuk membungkuk dihadapan Sang Guru,
yang memberi keluar nektar.

Sama seperti cara gunung sumeru diam,
demikian juga Sang Guru dalam kediaman-Nya.
Gunung sumeru tidak mudah untuk diukur,
demikian juga kedalaman dari maha samudera.

Adalah mungkin untuk menghitung bintik-bintik dari debu
yang ditemukan di Trisahassra mahasahassra lokadhatu,
tetapi disana tidak ada pengetahuan kepastian dari kemunculan Para Buddha,
Para Bodhisattva dari sepuluh penjuru
membungkuk dihadapan Dia Yang Menerangi Dunia.

Mereka berkata:

Pelindung Dunia, lihatlah kami.
Tolong kabulkan keinginan kami.
Kami membungkuk dari hati kami.
kepada Sang Guru, dan dari itu
semoga kami mencapai buah itu.

Bhaisajyasena berkata:

Sang Guru tidak ada kemelekatan pada,
wangi-wangian; tidak satupun pada karangan-karangan bunga,
atau pada pembersih-pembersih kulit.
Dia menegakkan sebab para mahluk hidup,
dan oleh Dia, mereka akan dibebaskan
dari kehidupan yang berkondisi.

Mereka yang telah menundukkan pikiran-pikiran mereka,
dan pergi untuk berlindung pada Sang Buddha,
tidak akan ikut berperang,
oleh mara yang sangat menakutkan.

Mereka tidak akan datang dibawah kuasa kematian.
Mereka akan dengan cepat mencapai Dharani.
Pikiran-pikiran mereka akan bersemangat dengan keyakinan murni,
dan setelah itu, mereka akan melihat Sang Guru.

Kemudian Sang Bhagavan, Sang Tathagata yang bersuara menggembirakan seperti suara dari seekor burung kalavinka, menunjukkan sebuah senyuman. Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur bangkit dari tempat duduknya, membungkuk didepan Sang Bhagavan dengan telapak tangan bersama dan berkata kepada Sang Bhagavan, "Bhagavan, 84.000 sinar terang telah datang keluar dari muka Mu, dan trisahasra mahasahasra lokadhatu dan segala sesuatu didalamnya ditutupi dengan sinar-sinar terang ini. Seluruh tiga puluh dua neraka-neraka besar (mahānirayā) ditutupi dengan mereka (sinar-sinar terang itu), juga. Mereka (sinar-sinar terang itu) juga menerangi tiga puluh dua alam-alam dewa. Sinar-sinar terang ini adalah dari bermacam-macam warna besar seperti hijau, kuning, merah, putih, merah tua, kristal dan perak. Sinar-sinar terang ini, setelah bermunculan dari muka dari Sang Bhagavan, melakukan segala sesuatu untuk menghasilkan kebahagiaan untuk para mahluk hidup dari trisahasra mahasahasra lokadhatu, dan setelah itu mereka (sinar-sinar terang itu) kembali, mengelilingi Sang Bhagavan tujuh kali (saptakṛt pradakṣiṇākṛtya) dan menghilang kedalam mahkota Sang Bhagavan. Alasan apakah dengan menunjukkan senyuman yang menghasilkan ini? Kondisi-kondisi apakah itu?"

Lalu Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur juga berkata kepada Sang Bhagavan, "Bhagavan, jika sebuah kesempatan diberikan kepada saya, saya ingin bertanya persoalan tertentu dari Sang Bhagavan Tathagata Arhanta SamyakSamBuddha."

Dia mengucapkan ini dan Sang Bhagavan mengucapkan demikian kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur: "Bhaisajyasena, bertanyalah apapun yang kamu inginkan dan saya akan memuaskan pikiran mu dengan sebuah penjelasan apapun yang ditanyakan."

Dia berkata, "Bhagavan, setelah 30.000 para mahluk berusia muda itu yang bangkit telah mengerti ajaran Dharma halus dari Sang Tathagata, mereka berkata kepada para mahluk berusia tua: 'Kamu yang berusia tua tidak mengetahui Dharma. Kamu terus-menerus melekat pada apa yang bukan Dharma dan pada yang tidak berkebajikan.' Ketika mereka berkata hal-hal halus ini yang tidak menyenangkan dan mengucapkannya keluar dengan terus terang dan demikian mengakibatkan kerusakan, Bhagavan, mengapa mereka mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dan menarik ini?"

Sang Bhagavan berkata:"Bhaisajyasena, apakah kamu tidak mengetahui mengapa mereka mengucapkan kata-kata ini? Mereka mengucapkan kata-kata yang lembut dan luar biasa menyenangkan untuk Sang Tathagata. Karena mereka telah mendengar Dharma, disebabkan oleh itu, Bhaisajyasena, mereka akan mengerti arti dari semua Dharma. Mereka akan menjadi terberkahi dengan semua kualitas-kualitas baik. Mereka semua akan mencapai Dharani. Dari hari ini, mereka akan tinggal di dalam dasa bhumi (Bodhisattva Tingkat sepuluh). Hari ini mereka akan membunyikan genderang Dharma Besar. Hari ini mereka akan menjadi terberkahi dengan sifat-sifat dari Dharma Besar (Maha Dharma)."

Dia berkata: " saya melihat mereka, Bhagavan. saya melihat mereka, Sugata."

Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, pada seluruh hari ini, para mahluk hidup berusia muda ini akan didudukkan pada istana-istana tinggi ini dan kemudian akan memperoleh pencapaian terang dari Dharma. Pada seluruh hari ini, mereka akan menghasilkan penyelesaian dari seluruh Dharma luhur (sarvakuśaladharmapāripūriṁ). Hari ini mereka akan memukul genderang Dharma Besar (mahādharmadundubhiṁ). Hari ini banyak tingkat-tingkat deva (devanikāyānāmadya) akan dibuat untuk memperoleh sebuah pencapaian langsung dari Dharma. Bahkan banyak mahluk hidup dari alam neraka bertempat tinggal dalam alam-alam yang salah, setelah mendengar ajaran dari Kebijaksanaan Sang Tathagata (tathāgatajñānanirdeśaṁ), akan mengatasi putaran kehidupan dan menjadi menang. Pada saat itu, seluruh 90.000 juta para mahluk berusia tua akan mencapai 'buah dari Pemasuk Arus (srotaāpattiphalaṁ)', dan mereka semuanya akan menjadi terberkahi dengan Dharma juga. Bhaisajyasena, mereka semua akan menyelesaikan dengan baik penglihatan akan Semua Tathagata (sarvatathāgatadarśanaṁ). Bhaisajyasena, mereka semua akan menjadi terberkahi dengan Suara dari Dharma Besar (mahādharmasamanvāgatā). Bhaisajyasena, lihatlah dalam keempat penjuru."

Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur melihat dimana-mana dalam empat penjuru, dan dari timur, disana datang Banyak Bodhisattva seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 50 juta sungai gangga. Dari selatan, disana datang Banyak Bodhisattva  seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 60 juta sungai gangga. Dari barat, disana datang Banyak Bodhisattva  seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 70 juta sungai gangga. Dari utara, disana datang Banyak Bodhisattva  seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 80 juta sungai gangga. Dari bawah, disana datang Banyak Bodhisattva  seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 90 juta sungai gangga, dan dari atas, disana datang Banyak Bodhisattva  seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 100 juta sungai gangga. Setelah mereka telah tiba, mereka duduk pada satu sisi dihadapan Sang Bhagavan.

Mereka didudukkan pada satu sisi, dan Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena Yang Luhur berkata kepada Sang Bhagavan, "Bhagavan, bentuk-bentuk hitam dan bentuk-bentuk merah apakah yang dapat dilihat diatas langit?"

Dia berkata, "Bhaisajyasena, apakah kamu tidak tahu bentuk-bentuk hitam dan bentuk-bentuk merah apakah yang terlihat diatas langit? Sang Tathagata mengetahui. Bhaisajyasena, ini adalah mara. Bhaisajyasena, apakah kamu ingin untuk melihat?"

Dia berkata: "saya ingin, Bhagavan. saya ingin, Sugata."

Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, Para Bodhisattva sama seperti banyaknya butiran pasir didalam 100 juta sungai-sungai gangga telah tiba."

Dia berkata: "Iya, Bhagavan. Iya, Sugata."

Dia berkata: "Bhagavan, untuk alasan apakah kedatangan dari Para Bodhisattva ini. Kondisi-kondisi apakah itu?"

Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, para mahluk berusia muda adalah kondisi itu dengan mana seluruh para mahluk hidup sekarang akan menjadi terberkahi dengan Dharma dari meditasi (dharmadhyānasamanvāgatā). Bhaisajyasena, apakah kamu melihat para mahluk hidup dengan bermacam-macam bentuk yang telah tiba disini dan bermacam-macam berkah restu yang telah tiba disini melalui riddhibala?"

Dia berkata: "Saya melihat Para Bodhisattva sebanyak butiran-butiran pasir didalam 100 juta sungai-sungai gangga dan Para Bodhisattva sebanyak butiran-butiran pasir didalam ratusan dari ribuan dari banyak sekali berjuta-juta (koṭīniyutaśatasahasragaṁgānadīvālikāsamā) dari sungai-sungai gangga kekal melalui riddhibala dan mereka tinggal didalam banyak rupa, banyak warna dan banyak bentuk. Para Bodhisattva itu kekal dalam kediaman Arya Dharma. Saya telah melihat Para Bodhisattva itu berdiam dalam tempat-tempat Dharma bersama-sama dengan rombongan Mereka.

Setelah Sang Bhagavan telah mengucapkan demikian, Sarva Shura Bodhisattva Mahasattva dan Bhaisajyasena Bodhisattva Mahasattva, dan seluruh Para Bodhisattva berusia muda dan Para Bodhisattva berusia tua, bersama-sama dengan seluruh anggota Pesamuan dan dunia dengan Para Deva, manusia, asura, gandharva nya girang gembira, dan memuji Pidato Sang Bhagavato.

Iti Arya saṁghāṭaṁ nāma mahāyāna sūtraṁ mahā dharmaparyāyaṁ
(Demikianlah Sutra Mahayana yang bernama Arya Sanghata Dharmaparyaya besar)

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya
« Reply #21 on: 27 December 2009, 12:46:15 PM »
Namah Sarva Mahayana Bodhisattva Mahasattvaya
Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya

Om Vajrapani Hum

Arya Sanghata Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya dapat juga dibaca di link dibawah ini:
http://aryamahayana.forumup.com/viewtopic.php?t=63&mforum=aryamahayana
« Last Edit: 27 December 2009, 01:05:50 PM by Namo Rahula »