Gw heran dan gak abis berpikir ....
ada umat ... yg bela mati2an dengan prilaku biku bermaen gitar dan hobinya potret sana potret sini, bersenda-gurau dengan bebas, berkomentar dgn genit diFb .....
bermaen music apa-pun utk Dhamma ..... biarkan itu jadi bagian untuk umat biasa
gak perlulah Biku ikutan2 maen gitar ... hanya dengan alasan yg di buat2 .... Utk Dhamma??
Jika ini dibiarkan terus dengan mengataskan demi Dhamma ......
Besok2 ada festival dangdutan waisak .... Okestra music dan penari semua pengisi acara Biku2
Keren yeeeeh
Biasalah, modernisasi ckckck...
Saya juga heran, mengapa untuk menarik minat muda mudi/ umat, biksu tidak bisa menggunakan Upaya Kausalya sehingga tidak perlu bermain musik.
Note : Disini tidak membahas alat musik tambur, bok hie, genta, terompet yg dipakai dalam upacara Mahayana maupun Tantrayana.
maksudnya? Upaya Kausalya yg seperti apa? bukankah bermain musik juga salah satu bentuk upaya kausalya?
Maksudnya yaitu ber Upaya Kausalya untuk meningkatkan minat muda mudi dengan tetap sesuai vinaya/winaya masing masing; tanpa perlu ikut ikutan bergitar, api unggun , camping, surfing, diving dll. Kalau Pembenaran dengan kata Upaya Kausalya sih gampang bro. Putar otak dikit lah.
[K]otak saya udah disumbangkan ke bro hc
Maksud saya, yg saya minta putar otak adalah mereka yg bilang Upaya Kausalya, bukan anda bro Indra.
Dan kelihatannya sumbangan otak dari anda sbg donor, tidak compatible dengan recipient, sehingga terjadi penolakan dari tubuh ybs, mungkin sekarang status nya coma di DC. Mudah mudahan segera sadar (on lagi di DC), kalau sampai titik, yaaaaah, sepi deh.