//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - hengki

Pages: 1 ... 4 5 6 7 8 9 10 [11]
151
Pengalaman Pribadi / Kesaksian : Kusala Kamma yang langsung Berbuah
« on: 30 January 2008, 05:02:23 PM »
Kusala Kamma Yang Langsung Berbuah
Dituturkan langsung oleh Ibu Mettasari, Dokter


--------------------------------------------------------------------------------

Tanggal 12 Mei 1998, jalan di depan rumah saya yang biasanya kenderaannya padat merayap / ramai dilalui berbagai macam kenderaan, tiba-tiba menjadi sepi karena ternyata tak satupun kenderaan diijinkan untuk melintas. Pada saat yang hampir bersamaan, telephone berdering dari berbagai penjuru, baik yang menanyakan keadaan kami, maupun yang menginformasikan situasu di sekitar rumah / kantornya. Saat itu saya merasa kalau sesuatu yang kurang menyenangkan bisa terjadi, maka saya segera mengajak suami membaca paritta kira-kira mulai pukul 18.00 dan ternyata... selama kami membaca paritta, banyak sekali suara yang menakutkan terdengar, mulai dari suara besi ditarik dan dirobohkan, suarau sorak sorai dan tepuk tangan sekelompok orang memecahkan keheningan malam yang semakin mencekam, sampai suara ledakan yang sangat keras seperti suasana perang di film-film (pertama kali dalam hidup merasakan suasaan seperti ini). Kami semakin khusuk membaca paritta yang terus kami lantunkan sampai kira-kira pukul 22.00 di mana tidak terdengar lagi suara sama sekali.

Saat itu kami merasa aman, seolah-olah lepas dari mara bahaya yang sangat mencemaskan. Karena fisik pun terasa lelah, kami langsung tertidur nyenyak. Namun kira-kira pukul 5.30 pagi, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara telephone dari seorang teman yang tinggal di belakang rumah. Katanya semalaman ia terus terjaga (tidak mau tidur) karena merisaukan kobaran pai yang menyala sedemikian besarnya di depan rumah kami. Sejak semalam pula ia terus mencoba menelephone kami ingin mengetahui keadaan rumah kami tetapi tidak pernah berhasil / nada telephonenya selalu sibuk (padahal telephone tidak rusak dan kami tertidur nyenyak. Mendengar informasi tersebut kami segera bangun untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata dua buah mobil tepat di depan rumah kami sudah ditaruk keluar dari garasi dan hangus terbakar, tapi mobil dan rumah kami dalam keadaan baik-baik saya dan ketika itu saya melihat ada seorang pemuda tak dikenal menceritakan kalau sebenarnya semalam ada juga pemuda tak dikenal menceritakan kalau sebenarnya semalam ada juga yang ingin menyeberang ke rumah kami tapi ia melarangnya. Karena itu ia menyarankan agar kami segera memindahkan mobil ke tempat yang lebih aman, kuatir nanti siang akan ada gelombang kedua yang datang kembali untuk merusak. Setelah memberi nasehat tersebut ia pun berlalu ketika saya masih tertegun merasakan kebaikan hatinya yang tulus!

Siang hari dipertengahan bulan November 1998 saat kami baru saja selesai memperingati tujuh hari meninggalnya ibu kami tercinta, sebelum pulang ke rumah kami mampir ke rumah jompo untuk menyumbangkan berbagai keperluan atas nama ibu saya almarhum. Saat itu pembantu saya menelephone dan menyarankan agar saya jangan pulang dulu ke rumah karena menurut radio yang didengarnya banyak mobil yang disekitar rumah kami yang diganggu dan dijalan raya di depan rumah kami ada ribuan massa yang datang entah dari mana. Mendapat informasi seperti itu saya langsung meminta pembantu saya yang juga beragama Buddha untuk bersikap waspada dan terus membaca paritta. Malam itu kami menginap di rumah kakak. Ketika pagi harinya kami pulang ke rumah, banyak rumah tetangga yang kaca rumahnya pecah dan dijarah tapi rumah kami selamat! (Seandainya waktu itu kami tidak berdana ke rumah jompo dan langsung pulang ke rumah, apa yang akan terjadi?) Apakah keberuntungan / keselamatan kami akibat kusala kamma yang langsung berbuah? Manfaat baca paritta? Atau hanya kebetulan?

(Dikutip dari buku Melangkah dalam Dhamma, Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda, Jakarta, 2001)
 


--------------------------------------------------------------------------------
Copyright © 1999 - 2005 Bodhi Buddhist Centre Indonesia. All rights reserved.
--------------------------------------------------------------------------------
 


 

152
Kesempatan Berbuat Baik / Butuh Vcd dan Buku2 Dhamma
« on: 18 January 2008, 08:05:26 PM »
Di daerah Blitar tepatnya Dukuh Jarangan RW 01/RW 01. Kecamatan Selorejo. Kabupaten Blitar. Kode pos : 66192.
Di sana banyak orang2 pribumi yang beragama Buddha dan mereka membutuhkan VCD dan Buku2 Dhamma.
Apabila rekan2 sedhamma ada Buku atau VCD yg sudah tidak dilihat lagi, boleh kirim ke mereka.
Up. Romo Suwandi. Hp : 0813 3339 67660

Dan di Padang Sidempuan Km. 6. Perumahan Sibuluan Nalambok Coplek Kurapu No. 9. Sibuluan 3. Tapanuli Tenggara. Sumatera Utara. Di sana juga banyak orang2 Pribumi yg Buddhis dan juga butuh VCD dan Buku2 Dharma.
Up. Romo Sutoyo Virojayo S. Hp : 0813 6145 2031.

Atas bantuan dari rekan2 sekalian, saya mengucapkan banyak terima kasih.
Semoga Buddha Dharma tersebar luas sampai ke seluruh daerah di pelosok2 Indonesia.

153
Informasi dan Pengumuman Kegiatan Buddhis / Dhamma Talk by Up. Salim Lee
« on: 18 January 2008, 07:55:09 PM »
Dear all,
Dharma Sharing "Cara Mengatasi Emosi Menuju Happiness" by Up. Salim Lee, hari Minggu tgl 20 Januari 2008 jam 09.00 s/d 16.00 di Vihara Satya Dharma, Jl. Pluit Barat Raya No.3.
Tolong teruskan ke rekan2 yang lain.
Anumodana

154
BAB 1

BHIKSU TUA DAN ANAK MUDA

Subuh itu, jam baru menunjukkan pukul empat kurang seperempat. Di pekarangan Vihara yg cukup besar dan masih sepi, terdengar bunyi sapu lidi beradu dgn ubin lantai. Orang tua itu pendek, dan sedikit gempal. Rambutnya hampir tidak ada, Cuma sedikit uban di sana sini. Sosoknya mirip guru silat yang menyembunyikan kesaktiannya dalam cerita komik Kung Fu Boy. Dan ia memang seorang Bhiksu.

Sayup2 terdengar kokok ayam jantan. Orang tua ini dengan tekun membersihkan daun2 kering yang berserakan di pekarangan yang redup diterangi lampu. Keringat mengucur di pundaknya, tapi ia terus bekerja.

Pukul 5 pagi, setelah Nien Cing (Baca Sutra dan Mantra) di depan Buddha Rupang, membersihkan lingkungan Vihara, dan membuka gerbang, Suhu tua itu duduk minum teh hangat. Wangi teh sedap sekali di pagi yang masih dingin dan bersih.

Tamu pertama datang. Suara motor bebek tua mengotori ketenangan, seolah tidak mau tahu indahnya keheningan ufuk genteng Vihara yang berkilau diusap lembut cahaya matahari. Pemuda itu turun dari motornya, ia gemuk tapi gempal dan tanpa ragu melangkahkan kaki ke dalam Vihara, memberi hormat pada Para Buddha dan Bodhisattva, lalu langsung menuju ke kamar Suhu tua.

Setelah memberi hormat, ia dipersilahkan duduk oleh Suhu tua dan disuguhkan teh dan roti. Anak muda itu mengucapkan terima kasih. Di belakang hari, Suhu tua mengungkapkan pada anak muda yang lain, pemuda gempal tadi akan jadi orang besar, “Wajahnya bagus sekali dan penuh semangat.”

“Suhu, tapi saya masih miskin. Sudah bekerja keras, dan akan terus bekerja keras sampai kaya,” kata pemuda gempal itu dengan penuh semangat.

“Untuk bisa jadi kaya, orang mesti berusaha yang benar. Itu juga tidak cukup. Orang harus memiliki hati yang murah hati dan penuh welas asih. Jika ada welas asih pada orang susah, dan suka menolong, orang tersebut suatu waktu akan kaya. Jika melihat peminta-minta, berilah dengan tulus dan penuh hormat serta welas asih, tidak boleh memberi dengan sembarangan. Orang ada yang punya hoki dan ada yang tidak. Ada dua toko, sama-sama jual barang yang sama. Satu laku, yang satu lagi tidak. Ada hoki, apa saja dibeli untung. Tapi hoki ada di tangan sendiri.

“Ikuti jejak Bodhisattva Kuan Im (Avalokitesvara), dan banyak2lah menolong orang lain tanpa pamrih. Nanti hoki kamu akan menjadi bagus, akan menjadi kaya, tidak usah takut. Tapi hati harus tulus dan tanpa pamrih.

“Saat kita berdana, yang penting bukan jumlahnya. Yang penting kita harus tulus. Dulu ada seorang perempuan miskin datang ke Vihara. Dia tidak punya uang, tapi tergerak hati untuk membantu. Dia Cuma berdana 2 sen, namun kepala Vihara sendiri yang datang mengadakan pelimpahan jasa untuknya. Beberapa tahun kemudian dia diangkat menjadi selir kaisar. Satu hari dia datang lagi ke Vihara dengan membawa berpeti-peti dana. Tapi kali ini, Kepala Vihara Cuma meminta muridnya menyambut. Selir kaisar merasa heran. Kepala Vihara menjawab bahwa dulu hatinya tulus sekali. Tapi saat ini meskipun membawa banyak dana, bukan dari hati yang paling tulus. Meskipun menyumbang ratusan keping emas, jika hati tidak tulus, berkah yang akan diterima bisa kalah dengan dana dua sen dari hati yang bersih.

“Tidak perlu minta2 kepada cai sen (dewa kekayaan). Bank banyak duit, tapi masa kamu pergi ke sana minta duit? Apa bank akan kasih duit kepada kamu begitu saja?

“Kebajikan yang kita lakukan hari ini, mungkin tidak langsung berbuah hari ini juga. Tapi yang pasti, dengan berbuat kebajikan, akibat2 dari perbuatan buruk kita di masa lampau akan berkurang. Jadi kamu harus sabar, jangan patah semangat dalam berbuat bajik. Hasilnya pasti datang cepat atau lambat.

“Kadang2 kesusahan suka datang tiba-tiba. Jangan kesal atau putus asa. Anggap saja itu hutang kita dari kehidupan yang lalu. Hutang yang harus dilunasi. Jalani semuanya dengan tabah, dan tetap berupaya berbuat kebajikan. Jangan karena kesulitan itu kita terdorong berbuat yang tidak benar. Nanti hidup kita malah makin susah.

“Meskipun setempo-tempo bisa terasa berat sekali, jangan takut. Sadari lagi, bahwa semua itu adalah hutang yang harus kita bayar. Bahwa itu memang harus terjadi akibat perbuatan kita di masa lampau. Teruslah berdoa pada Kwan Im Po Sat, dan dengan tulus memohon pertolongan Beliau. Nanti semuanya akan beres dengan sendirinya. Setelah hutang terbayar lunas, hidup kita akan menjadi makin baik.

155
Penggolongan Dana Menurut Pasangan Dua :

1. AMISA DANA dan DHAMMA DANA
- Amisa Dana : Pemberian dalam bentuk materi (termasuk uang)
- Dhamma Dana : Pemberian berupa pengetahuan Dhamma, misalnya : mengajar, memberikan ceramah, menulis, menerbitkan atau memberi Buku2 Dhamma.
Dari keduanya, Dhamma Dana memberikan hasil atau Vipaka yg lebih tinggi dan berguna. Karena "SABBA DANAM DHAMMA DANAM JINATI", artinya : dari semua pemberian, pemberian Dhamma-lah yang tertinggi. Amisa dana menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan materi. Dhamma Dana menghasilkan timbulnya kebijaksanaan dan pengetahuan.

2. SAKKACCA DANA dan ASAKKACCA DANA
- Sakkacca Dana : Pemberian dengan hati-hati, sopan, dan penuh hormat.
- Asakkacca Dana : Pemberian tanpa sifat2 tersebut di atas. Misalnya memberikan makanan kepada hewan, tanpa memperhatikan segi2 kebersihan dan sebagainya.
Jika Asakkacca Dana menghasilkan buah, maka seseorang akan mendapatkan sikap yang kurang hormat atau kasar dari teman2, anak2 atau pelayan2nya.

3. PUJA DANA dan ANUGGAHA DANA
- Puja Dana : Pemberian kepada orang2 yang menjalankan sila dan Orang2 Mulia. Atau orang yang mempunyai status lebih tinggi sebagai tanda hormat.
- Anuggaha Dana : Pemberian kepada orang yang lebih rendah.
Puja Dana menghasilkan buah yang lebih banyak dan tinggi. Anuggaha Dana jika dilakukan dengan tepat juga dapat membawa buah hasil yang besar. Seorang Boddhisatta, Raja Vessantara memberikan seorang anaknya kepada seorang Brahmana rendahan yang bernama Jujaka. Tapi karena cetana/kehendaknya demikian kuat, maka hasil yang diterimanya sangat besar.

4. SAHATTHIKA DANA dan ANATTHIKA DANA
- Sahatthika Dana : Pemberian dengan tangan sendiri atau secara pribadi.
- Anatthika Dana : Pemberian dengan menggunakan perantara, misalnya dengan melalui seorang pelayan.
Bila Anatthika Dana menghasilkan buah, mungkin disertai dengan tiadanya pengikut atau teman. Raja Rajanna dilahirkan di Alam Dewa Catumaharajika dengan menerima istana yang besar (atas dana yang dilakukan selama hidupnya sebagai manusia). Tetapi karena dana yang diberikan dilakukan melalui pelayannya, maka ia tinggal sendirian di dalam istana Dewa tersebut, tanpa adanya pelayan atau pendamping.

5. THAVARA DANA dan ATHAVARA DANA
- Thavara Dana : Pemberian yang bersifat tahan lama, misalnya stupa, rumah peristirahatan, Vihara, sekolah, jembatan, sumur, menara air, tanah dan sebagainya.
- Athavara Dana : Pemberian yang sifatnya tidak tahan lama, misalnya makanan, pakaian dan uang.
Thavara Dana menghasilkan buah yang lebih kuat. Athavara Dana dapat menghasilkan buah yang sama kuat dengan Thavara Dana, bila Athavara Dana dilakukan dengan teratur dan terus menerus (dalam jangka waktu tertentu)

6. SAPARIVARA DANA dan APARIVARA DANA
- Saparivara Dana : Pemberian yang disertai dengan tambahan2 lain yang lengkap.
- Aparivara Dana : Pemberian yang tidak disertai dengan tambahan2 lain.
Pemberian nasi saja, adalah Aparivara Dana, bila disertai dengan lauk pauk dan kue2, termasuk Saparivara Dana. Sama juga halnya dengan pemberian roti saja, adalah Aparivara Dana. Sedangkan bila disertai dengan mentega atau selai adalah Saparivara Dana. Bila Aparivara menghasilkan buah, biasanya akan cenderung untuk tidak lengkap, misalnya seseorang menerima rumah, mungkin tidak ada dindingnya.

7. NICCA DANA dan ANICCA DANA
- Nicca Dana : Pemberian yang dilakukan secara teratur dan tetap.
- Anicca Dana : Pemberian yang dilakukan kadang2 saja.
Dalam Anggutara Nikaya dikatakan bahwa jika seorang melakukan Nicca dana dan Anicca Dana adalah seperti seorang Sotapanna. Dia tidak akan dilahirkan di alam Apaya/Neraka.

8. SANKHARA DANA dan ASANKHARA DANA
- Sankhara Dana : Pemberian Dana setelah mendapat dorongan atau anjuran dari orang lain.
- Asankhara Dana : Pemberian yang dilakukan atas kehendak sendiri, tanpa dorongan dari orang lain.
Sankhara Dana bila menghasilkan buah, akan menjadikan seseorang lamban berpikir dan bodoh, dan buahnya sendiri terbatas sekali.
Asankhara Dana bila menghasilkan buah, akan menjadikan seseorang cerdas dan pandai, buahnya tidak terbatas.





156
Kesempatan Berbuat Baik / Renovasi Cetya di Tangerang
« on: 30 December 2007, 05:29:55 AM »
Rekan-rekan sedhamma,
Ada sebuah Cetya yg sangat sederhana di daerah Tangerang dan umatnya mayoritas golongan ekonomi lemah.
Beberapa hari yg lalu Cetya rusak atapnya karena dihantam angin puting beliung sehingga bila hari hujan maka Umat tidak bisa Kebaktian.
Diharapkan bantuan secepatnya untuk memperbaiki kerusakan Cetya agar Umat bisa Kebaktian lagi. Dikhawatirkan bila tidak segera diperbaiki maka Umat jadi tidak bisa Kebaktian dan lama2 jadi malas ke Cetya.
Dana yang dibutuhkan sekitar 5 juta untuk membeli batu bata dan semen. Untuk tenaga kerja tdk usah bayar karena Umat di sana bersedia gotong royong untuk membantu memperbaiki Cetya.
Alamat Cetya :
Kampung Pisang, Desa Sukatani RT 01/10, Kel. Karang Sari, Kec. Neglasari. Tangerang.
Untuk informasi hubungi Romo Setiadi/Pau Cung di 08888019425 & 021-92527438.

Bagi yg mau Berdana bisa transfer ke BCA. A/N : LIOE KRISTANINGTYAS. A/C : 544-0044141.
Bila sudah transfer tolong hub Romo Setiadi agar Beliau bisa mengecek sehingga dana bisa dipergunakan untuk membeli bahan bangunan yg diperlukan.

Atas kebaikan hati rekan2 sekalian, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Omitohud,
Hengki

Pages: 1 ... 4 5 6 7 8 9 10 [11]
anything