//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - steve19800

Pages: [1] 2
1
Theravada / Re: Sikap pikiran yang benar dalam membalas jasa
« on: 18 June 2016, 09:37:01 AM »
Jadi apakah baik, jika pikiran "balas jasa" dipelihara di dalam pikiran?

2
Theravada / Re: Cula-Saccaka Sutta
« on: 16 June 2016, 12:45:27 PM »
Terima kasih temen2 buat tanggapannya.

Oh iya ini Sutta yang dikatakan kontradiksi dengan Sutta yang lain yang mengatakan bahwa jasa kebajikan itu bisa dilimpahkan ya? Karena kedua dasar ini di support oleh Suttabagaimana jadi menurut teman2, apakah jasa kebajikan itu dapat dilimpahkan atau tidak dapat?

3
Theravada / Re: Milindapanha Sutta
« on: 16 June 2016, 11:53:59 AM »
Yang dimaksud dgn Bhikkhu Pesala spt di Dhammawheel.com adalah pandangan salah. Tetapi dr yg dapat dibaca di Milinda Panha adalah satu perbuatan. Saya kurang tahu darimana kita bisa mengartikannya sbg "pandangan salah".

4
Theravada / Cula-Saccaka Sutta
« on: 12 June 2016, 07:53:49 PM »
Alo semua,

Ada yang tau arti dari kalimat di bawah ini?

Quote
“Aggivessana, apapun yang dihasilkan dari tindakan memberi kepada penerima seperti engkau—seorang yang belum terbebas dari nafsu, belum terbebas dari kebencian, belum terbebas dari delusi—itu adalah untuk si pemberi. Dan apapun yang dihasilkan dari tindakan memberi kepada penerima seperti Aku—seorang yang telah terbebas dari nafsu, terbebas dari kebencian, terbebas dari delusi—itu adalah untuk engkau.”

Cula-Saccaka Sutta: https://suttacentral.net/id/mn35

Bukankah "engkau" disini adalah sama dengan "pemberi"?

5
Theravada / Re: Milindapanha Sutta
« on: 10 June 2016, 09:29:37 PM »
bukan tidak sadar, tapi tidak mengetahui bahwa melakukan hal buruk akan membuahkan hasil yang buruk juga.
ini lebih parah karena bukan cuma lobha atau dosa saja, tapi karena ada dasar moha juga.

Saya pikir mungkin tergantung terjemahannya juga? Ada yang menerjemahkan tidak sadar, ada yang menterjemahkan tidak mengetahui.

Jika tidak mengetahui menghasilkan dampak yang lebih parah lalu apakah orang yang mengetahui perbuatan buruk tapi tetap melakukannya itu lebih ringan?

Contoh:
Seseorang memberi ikan makan ikan2 hidup, dia tidak tahu perbuatan ini buruk. Setelah tahu dia stop perbuatannya.

Dibandingkan dengan

Seseorang sudah tahu memberi ikan makan ikan2 hidup itu tidak baik tapi tetap melakukannya terus menerus.


Tentu sepertinya, yang sudah tahu tapi tetap melakukannya menurut saya lebih buruk, bukan begitu?



6
Theravada / Milindapanha Sutta
« on: 10 June 2016, 08:00:22 PM »
Halo temen2,

Di Milindapanha Sutta dikatakan bahwa seseorang yang tidak menyadari perbuatan buruk lebih berat kammanya dibanding dengan seseorang yang menyadari perbuatan buruk.
Milindapanha Sutta, setahu saya masuk dalam Nikaya hanya dalam Theravada Burma. Sri Lanka dan Thai tidak memasukkannya dalam Sutta. Sutta ini juga bukan bagian dari Tipitaka.

Saya mencoba untuk mengerti, tapi sepertinya kurang masuk akal. Bagaimana bisa seseorang yg tidak sadar akan perbuatan buruknya menciptakan kamma yang lebih berat?  Terima kasih.

7
Theravada / Re: Hasil kamma
« on: 01 June 2016, 12:11:22 PM »
Hi Kelana,

Terima kasih untuk tanggapannya.
Apakah mungkin untuk pembunuh mengalami kemiskinan sebagai akibat dari perbuatan membunuh itu,
atau mengalami bos yang tidak baik, tidak dipercayai orang kata2nya, atau apapun selain pendek umur?

8
Theravada / Re: Hasil kamma
« on: 30 May 2016, 02:36:18 PM »
Karena kita ga tau dan terlalu kompleks untuk ditelusuri dan ga ada gunanya.

Apakah berarti mungkin kemiskinan adalah akibat dari membunuh?

9
Theravada / Re: Sikap pikiran yang benar dalam membalas jasa
« on: 30 May 2016, 05:56:34 AM »
Ga masalah toh sayang sama orang tua? Misalnya pada Sigalovada Sutta dan Kataññu Sutta membahas bakti kepada orang tua. Selama dasarnya ga LDM sih ga masalah menurut saya.

LDM?
Apakah pikiran seperti itu baik tertanam di dalam pikiran? Apa yang akan terjadi jika pikiran "Saya mau membayar" ini terbawa ke kehidupan akan datang?

10
Theravada / Re: Devaduta Sutta
« on: 30 May 2016, 05:54:50 AM »
Apakah ada yang tahu jika Sutta ini pernah ditanyakan atau dikonfirmasi oleh para Bhikkhu? (Post sebelumnya)

11
Theravada / Hasil kamma
« on: 30 May 2016, 05:53:17 AM »
Halo semua,

Di dalam Sutta Buddha mengatakan hasil kamma adalah sesuatu yang tidak dapat dipikirkan. Tetapi kita tahu pendek umur, terbunuh, dst. adalah hasil dari membunuh; kemiskinan adalah hasil dari tidak suka berdana atau mencuri; tidak dipercayai oleh orang lain adalah buah dari berbohong.

Lalu mengapa dikatakan hasil kamma adalah sesuatu yg tidak dapat dipikirkan? Terima kasih.

12
Theravada / Re: Devaduta Sutta
« on: 27 May 2016, 07:11:44 AM »
Tidak jawaban absolut, kan belajar dan berdiskusi. Kemungkinan selalu ada. :)

13
Theravada / Re: Devaduta Sutta
« on: 26 May 2016, 07:45:50 PM »
Kalo versi Theravada, menurut komentar Buddhaghosa, neraka memang ada penjaganya di setiap pintu gerbangnya, yaitu Raja Yama yg mengadili para makhluk neraka atas kesalahan mereka agar dihukum dg siksaan yg sesuai.



Oh maksudnya kitab komentar  visuddhimagga ya, tetapi apakah ada para Bhikkhu yang mengklarifikasi keaslian dari Devaduta Sutta?

14
Theravada / Sikap pikiran yang benar dalam membalas jasa
« on: 26 May 2016, 07:44:10 PM »
Halo teman2,

Saya ada pertanyaan singkat saja. Dalam Buddhisme, kita diajarkan untuk membayar budi orang tua. Tetapi apakah pikiran "ingin "membayar" ini baik untuk dipelihara dan ditanam di pikiran kita? Apakah ini akan membawa dampak penderitaan di masa akan datang?

Kita tahu semua berasal dari pikiran.
Sebagai contoh, kita sering melihat orang yang bekerja keras sekali demi orang dekatnya. Orang tsb seringkali mengorbankan segalanya bahkan sampai melatih diri pun, atau kepentingan diri sendirinya pun sampai dilupakan. Nah, jadi, apakah pikiran "ingin membayar hutang kepada orang tua" ini baik dipelihara? Apakah ini akan mengakibatkan ikatan hubungan semakin erat dan lanjut terus sampai ke kehidupan selanjutnya dan selanjutnya dan selanjutnya, dst. (terutama jika hubungannya dg orang tua bukan hubungan yang baik sekali) yang mengakibatkan penderitaan?

Tetapi tidak memiliki pikiran untuk "membayar hutang" sepertinya tidak baik juga.

Jadi sikap pikiran bagaimana yang benar dan patut? Terima kasih.

15
Theravada / Devaduta Sutta
« on: 23 May 2016, 08:00:16 AM »
Halo temen2,

Dalam Theravada, setahu saya semua makhluk itu dilahirkan langsung tanpa ada jedah waktu, bagiamana ia bisa diadili? Kedua, tidak ada makhluk yang mengadili, semua makhluk terlahir dan menderita berdasarkan kammanya masing2.

Di Devaduta Sutta dikatakan bahwa orang yang gagal melihat pesan dari deva: lahir, sakit, tua dan mati mengalami hukuman yang dijatuhkan oleh Raja Yama. Apakah benar semua orang diadili oleh Raja Yama setelah kematiannya?

Apakah Sutta ini juga ada kesalahan atau tidak? Mungkin ada yang mengerti? Terima kasih.

Pages: [1] 2
anything