Rekan-rekan sekalian,
Sebagai contoh saya berikan komentar-komentar saya mengenai ucapan-ucapan ‘normal’ dan ‘gila’ Master Zen Linji.
If you want to be no different from the patriarchs and buddhas, then never look for something outside yourselves. The clean pure light in a moment of your MIND--that is the Essence-body of the Buddha lodged in you. (Master Zen Linji)
Master Zen Linji di sini masih ‘normal’ dengan menyarankan agar kita jangan mencari di luar sana namun carilah di dalam diri kita sendiri. Ini sabda Buddha yang terkenal. Hanya saja kemudian Master Linji lebih menegaskan lagi bahwa yang dicari dalam diri itu adalah PIKIRAN / KESADARAN MURNI kita sendiri. Ini sungguh khas Zen.
"Followers of the Way, you take the words that come out of the mouths of a bunch of old teachers to be a description of the true Way. You think, 'This is a most wonderful teacher and friend. I have only the mind of a common mortal, I would never dare to try to fathom such venerableness.' Blind idiots! You go through life with this kind of understanding, betraying your own two eyes, cringing and faltering like a donkey on an icy road, saying, 'I would never dare speak ill of such a good friend, I'd be afraid of making mouth karma!' (Master Zen Linji)
Master Zen Linji di sini mulai keluar ‘gila’ nya dengan mengecam habis perilaku orang yang hanya menjadi ‘kutubuku’ yang sangat menghargai kata-kata yang tertulis dalam kitab suci yang dikarang orang-orang bijak zaman dulu (analisis saya: kitab suci yang dimaksud adalah Tripitaka) dan tidak berani mengkritik kata-kata dalam kitab suci itu karena takut terkena karma
ucapan buruk.
Menurut saya pribadi, sesuai tradisi Zen yang saya ketahui, ucapan ‘gila’ Master Zen Linji ini jangan keluar dari konteks PIKIRAN kita sendiri yang menurut tradisi Zen merupakan (BENIH) BUDDHA dalam diri kita sendiri.
"Followers of the Way, the really good friend is someone who dares speak ill of the Buddha, speak ill of the patriarchs, pass judgment on anyone in the world, throw away the Tripitaka, revile those little children, and in the midst of opposition and assent search out the real person. So for the past twelve years, though I've looked for this thing called karma, I've never found so much as a particle of it the size of a mustard seed. (Master Zen Linji)
Master Zen Linji mengatakan bahwa teman yang baik justru yang berani berkata buruk mengenai Buddha dan para Patriak serta membuang Tripitaka. Bahkan menurut Master Linji tidak ditemukan karma buruk sekecil biji sawipun dari
tindakan dan ucapan yang dilakukan teman baik itu.
Menurut saya pribadi, Master Zen Linji dalam konteks ini sedang mendorong PIKIRAN skeptis dan kritis kita bekerja. Pikiran skeptis dan kritis adalah BAIK dalam tradisi Zen karena sesuai dengan petunjuk Buddha itu sendiri kepada suku Kalama yang mana Buddha meminta suku itu berpikir skeptis dan kritis. Jadi jangan keluar dari konteks PIKIRAN atau akan menjadi
tindakan dan ucapan ‘ekstrem’ yang bukan hanya benar-benar ‘gila’ tapi juga ‘salah’ total.
Jadi sekali lagi, semua ‘pelintiran’ Master Linji itu terkait dengan MIND/PIKIRAN yang diputar-putar, diaduk-aduk dan dijungkirbalikkan sedemikian rupa agar bisa mencapai KESADARAN MURNI. Jangan keluar dari konteks ini.
Sebenarnya semua ucapan/ungkapan yang ‘gila’ dari Master Zen itu untuk membuat kita MINDFULNESS/ELING yang merupakan praktik meditasi/samadhi khas Zen.
Diperlukan pikiran yang skeptis dan kritis bahkan untuk memahami ucapan Master Zen itu sendiri yang kadang bahkan seringkali 'miring' dan 'gila'. Pikiran yang bebas dari dualisme diperlukan atau kalau tidak PIKIRAN kita akan jatuh ke dalam salah satu ekstrem.
Semoga penjelasan saya yang sederhana dan lugas ini dapat membantu rekan-rekan sekalian dalam memahami artikel/ungkapan/kisah Zen.