//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)  (Read 29486 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« on: 30 April 2009, 04:26:18 AM »
Bro…..!
Saya ingin mengetahui bagaimana pandangan budhisme terhadap PLB(pengalaman luar tubuh). Pasalnya, saya beberapa kali mengalami PLB  dalam meditasi saya, sehingga membuat saya menyimpulkan dan yakin terhadap sesuatu yang disebut dengan ruh. Sedangkan, yang saya tahu budhisme tidak mengakui sesuatu yang disebut dengan ruh (hindu : atman). Sehingga pertanyaan saya intinya adalah, bagaimana teori budhisme menerangkan pengalaman yang saya alami?

Untuk lebih jelasnya, akan saya ceritakan dahulu, bagaimana pengalaman saya tersebut. (Halaman Pertama)

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #1 on: 30 April 2009, 04:27:00 AM »
Pada hari minggu yang lalu, sekitar pukul 16. 00, saya bermeditasi di kamar saya sendiri dengan objek perut. Saya bermeditasi dengan menghadap ke arah barat. Dalam meditasi tersebut, pikiran saya dapat terfokus dengan baik dan mengalami ketenangan yang luar biasa.

Setelah merasa cukup bermeditasi, saya bermaksud hendak membalikan tubuh ke arah kanan atau ke utara, (menyudai meditasi). Sayapun menghadap ke arah kanan, sehingga tampak jelas benda-benda yang ada di sebelah kanan saya. Tapi saya terkejut, ketika menyadari bahwa ternyata wajah saya tidak sedang menghadap ke arah kanan, melainkan tetap dalam keadaan semula, yaitu menghadap ke barat. Kemudian saya mencoba untuk menggerak-gerakan tubuh saya, dan saya menyadari bahwa saya sedang bergerak-gerak, tapi anehnya tubuh saya tidak ikut bergerak-gerak.

Hal semacam itu mengagetkan saya bukan karena belum pernah saya alami, melainkan karena sudah lama sekali hal semacam itu tidak terjadi pada saya. Tapi, saya sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Orang-orang ahli kebatinan menyebut hal tersebut sebagai proyeksi astral. Bagi yang meyakini adanya sesuatu yang di sebut ruh, pengalaman seperti itu merupakan awal dari perjalanan ruh di luar tubuh jasmani. Untuk memudahkan penyebutannya, maka sebut saja sesuatu yang bergerak di luar tubuh yang meyertai kesadaran tersebut saya sebut ruh.

Ruh saya, akhirnya keluar dari tubuh jasmani. Seperti terpeleset, ruh saya terperosok ke dalam bumi, menembus lantai. Tapi, seperti asap rokok yang mengepul, walaupun ditiupkan ke arah bawah, akhirnya mengambang kembali ke udara. Dan saya melihat tubuh saya sendiri yang sedang bermeditasi itu dari luar tubuh. Tubuh jasmani telah kosong dari kesadaran dan perasaan. Kesadaran, perasaan, dan faktor-faktor mental lainnya ada di dalam ruh tersebut, tidak ada di dalam tubuh jasmani.

Karena pengalaman seperti itu pernah beberapa kali saya alami beberapa tahun silan, maka kali ini saya tidak terlalu panik dengan apa yang terjadi. Bahkan saya mencoba melakukan beberapa eksperimen. Pertama-tama, saya mencoba menggerakan tangan ruh saya di depan saya sendiri. Saya dapat menggerakannya, saya sadar akan gerakannya dan sadar akan sentuhan yang terjadi tangan ruh tersebut, tapi saya tidak dapat melihat wujudnya. Demikian pula ketika saya memandang ke arah diri saya sendiri, saya tidak dapat melihat sebidang dada atau perut di sana. Tubuh halus saya benar-benar tembus pandang, kendatipun saya sendiri yang mencoba melihatnya.

Kedua, saya melakukan percobaan lain dengan mendekati cermin, mencoba melihat seperti apa bentuknya ruh, apakah seperti asap atau bagaimana, barangkali cermin dapat menangkap bayangannya. Tapi ketika saya tiba di depan cermin, saya tidak melihat bayangan diri saya di sana. Hanya ada bayangan benda-beda mati yang ada di depan cermin, seperti kursi, meja, komputer, dll. 

Ketiga, saya mencoba menembus tembok kamar, bermaksud hendak masuk ke dalam rumah tetangga. Karena tembok rumah saya menyatu dengan tembok rumah tetangga. Ruh saya dapat menembus tembok, tapi berhenti di tengah-tengah. Saya tidak dapat dapat tembus sampai ke rumah tetangga. Saya teringat seseorang yang berkata bahwa ruh tidak bisa masuk ke rumah seseorang secara sembarangan, kecuali bila pintu terbuka atau diizinkan masuk oleh yang punya rumah. Maka sayapun kembali ke dalam ruang kamar saya sendiri.

Keempat, saya mencoba untuk masuk ke dalam bumi dan bergerak di dalamnya. Ternyata hal itu dapat saya lakukan. Saya dapat bergerak merambat di dalam tanah. Ketika saya keluar dari dalam bumi, telah hadir di sana seorang makhluk hitam dan tinggi besar. Dia memperhatikan aku. Karena merasa di perhatikan, maka saya berhenti dari melakukan percobaan-percobaan dan menyapa makhluk tersebut, “siapakah anda?”

“akulah pembimbingmu.” Jawab makhluk itu. “aku melihat kau cepat belajar. Aku akan terus mengawasimu.” Maka, aku menyatukan kedua telapak tanganku untuk memberi hormat kepadanya.

Kemudian, aku pikir telah cukuplah ruhku berjalan di luar tubuh. Aku bermaksud kembali ke dalam tubuh jasmani. Akupun masuk ke dalam tubuh seperti seseorang pria yang masuk ke dalam kain sarung. Tapi, setelah ruhku masuk, aku masih tidak memiliki kesadaran jasmani, sehingga aku tidak dapat membuka mata dan tidak pula dapat menggerakan tubuhku. Hal itu membuatku keluar lagi dari tubuhku. Sepertinya aku kurang tepat dalam cara masuknya. Maka aku mencoba beberapa kali, untuk bisa masuk dengan pas. Jika pas, maka aku akan segera memiliki kesadaran jasmani lagi. Setelah berusaha beberapa kali, maka akhirnya mataku terbuka dan kembali merasakan kesadaran-kesadaran jasmani.

Bagaimanakah teori budhisme menanggapi hal tersebut?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #2 on: 30 April 2009, 05:27:45 AM »
Wah pengalamannya hampir sama dengan master Lu nih :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #3 on: 30 April 2009, 05:54:24 AM »
Wah pengalamannya hampir sama dengan master Lu nih :))

master Lu itu siapa? apa dia seorang budhis?

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #4 on: 30 April 2009, 10:20:41 AM »
 [at] jhana78

makhluk hitam tinggi besar itu siapa bro ? jgn2 genderuwo lagi ;D

boleh tahu metode meditasinya gimana ? kok pake menghadap arah segala ?
thanks Buddha...

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #5 on: 30 April 2009, 10:27:48 AM »
maaf mao nanya, sebelum anda mengenal meditasi buddhis anda pernah mempelajari ilmu spiritual lain gak??? seperti ilmu kebatinan, dll

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #6 on: 30 April 2009, 11:27:06 AM »
Menarik.
CMIIW.FMIIW.

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #7 on: 30 April 2009, 11:38:17 AM »
nasihatku....,
klo aku sich malah sebaliknya, kabur yang begituan....malah-malah bukan jadi pembimbing.
sama seperti jimat-jimat, benda-benda gaib, pusaka-pusaka bisa-bisa timbul peperangan/bentrok tuh dengan pengisi/penunggunya (dengan catatan klo aku kalah karena kurang iman, bisa-bisa aku menjadi lemah atau jatuh sakit).
hati-hati saja bro nanti karakter anda berubah dipengaruhi lalu dikuasai sifat/karakter si hitam tinggi besar.
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #8 on: 30 April 2009, 11:45:48 AM »
ngigo..
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Anestan

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.830
  • Reputasi: 106
  • Gender: Male
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #9 on: 30 April 2009, 12:06:43 PM »
ngigo..
ni bahasa bentengnya keluar nih... =))

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #10 on: 30 April 2009, 12:36:52 PM »
Pada hari minggu yang lalu, sekitar pukul 16. 00, saya bermeditasi di kamar saya sendiri dengan objek perut. Saya bermeditasi dengan menghadap ke arah barat. Dalam meditasi tersebut, pikiran saya dapat terfokus dengan baik dan mengalami ketenangan yang luar biasa.

Setelah merasa cukup bermeditasi, saya bermaksud hendak membalikan tubuh ke arah kanan atau ke utara, (menyudai meditasi). Sayapun menghadap ke arah kanan, sehingga tampak jelas benda-benda yang ada di sebelah kanan saya. Tapi saya terkejut, ketika menyadari bahwa ternyata wajah saya tidak sedang menghadap ke arah kanan, melainkan tetap dalam keadaan semula, yaitu menghadap ke barat. Kemudian saya mencoba untuk menggerak-gerakan tubuh saya, dan saya menyadari bahwa saya sedang bergerak-gerak, tapi anehnya tubuh saya tidak ikut bergerak-gerak.

Hal semacam itu mengagetkan saya bukan karena belum pernah saya alami, melainkan karena sudah lama sekali hal semacam itu tidak terjadi pada saya. Tapi, saya sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Orang-orang ahli kebatinan menyebut hal tersebut sebagai proyeksi astral. Bagi yang meyakini adanya sesuatu yang di sebut ruh, pengalaman seperti itu merupakan awal dari perjalanan ruh di luar tubuh jasmani. Untuk memudahkan penyebutannya, maka sebut saja sesuatu yang bergerak di luar tubuh yang meyertai kesadaran tersebut saya sebut ruh.

Ruh saya, akhirnya keluar dari tubuh jasmani. Seperti terpeleset, ruh saya terperosok ke dalam bumi, menembus lantai. Tapi, seperti asap rokok yang mengepul, walaupun ditiupkan ke arah bawah, akhirnya mengambang kembali ke udara. Dan saya melihat tubuh saya sendiri yang sedang bermeditasi itu dari luar tubuh. Tubuh jasmani telah kosong dari kesadaran dan perasaan. Kesadaran, perasaan, dan faktor-faktor mental lainnya ada di dalam ruh tersebut, tidak ada di dalam tubuh jasmani.

Karena pengalaman seperti itu pernah beberapa kali saya alami beberapa tahun silan, maka kali ini saya tidak terlalu panik dengan apa yang terjadi. Bahkan saya mencoba melakukan beberapa eksperimen. Pertama-tama, saya mencoba menggerakan tangan ruh saya di depan saya sendiri. Saya dapat menggerakannya, saya sadar akan gerakannya dan sadar akan sentuhan yang terjadi tangan ruh tersebut, tapi saya tidak dapat melihat wujudnya. Demikian pula ketika saya memandang ke arah diri saya sendiri, saya tidak dapat melihat sebidang dada atau perut di sana. Tubuh halus saya benar-benar tembus pandang, kendatipun saya sendiri yang mencoba melihatnya.

Kedua, saya melakukan percobaan lain dengan mendekati cermin, mencoba melihat seperti apa bentuknya ruh, apakah seperti asap atau bagaimana, barangkali cermin dapat menangkap bayangannya. Tapi ketika saya tiba di depan cermin, saya tidak melihat bayangan diri saya di sana. Hanya ada bayangan benda-beda mati yang ada di depan cermin, seperti kursi, meja, komputer, dll. 

Ketiga, saya mencoba menembus tembok kamar, bermaksud hendak masuk ke dalam rumah tetangga. Karena tembok rumah saya menyatu dengan tembok rumah tetangga. Ruh saya dapat menembus tembok, tapi berhenti di tengah-tengah. Saya tidak dapat dapat tembus sampai ke rumah tetangga. Saya teringat seseorang yang berkata bahwa ruh tidak bisa masuk ke rumah seseorang secara sembarangan, kecuali bila pintu terbuka atau diizinkan masuk oleh yang punya rumah. Maka sayapun kembali ke dalam ruang kamar saya sendiri.

Keempat, saya mencoba untuk masuk ke dalam bumi dan bergerak di dalamnya. Ternyata hal itu dapat saya lakukan. Saya dapat bergerak merambat di dalam tanah. Ketika saya keluar dari dalam bumi, telah hadir di sana seorang makhluk hitam dan tinggi besar. Dia memperhatikan aku. Karena merasa di perhatikan, maka saya berhenti dari melakukan percobaan-percobaan dan menyapa makhluk tersebut, “siapakah anda?”

“akulah pembimbingmu.” Jawab makhluk itu. “aku melihat kau cepat belajar. Aku akan terus mengawasimu.” Maka, aku menyatukan kedua telapak tanganku untuk memberi hormat kepadanya.

Kemudian, aku pikir telah cukuplah ruhku berjalan di luar tubuh. Aku bermaksud kembali ke dalam tubuh jasmani. Akupun masuk ke dalam tubuh seperti seseorang pria yang masuk ke dalam kain sarung. Tapi, setelah ruhku masuk, aku masih tidak memiliki kesadaran jasmani, sehingga aku tidak dapat membuka mata dan tidak pula dapat menggerakan tubuhku. Hal itu membuatku keluar lagi dari tubuhku. Sepertinya aku kurang tepat dalam cara masuknya. Maka aku mencoba beberapa kali, untuk bisa masuk dengan pas. Jika pas, maka aku akan segera memiliki kesadaran jasmani lagi. Setelah berusaha beberapa kali, maka akhirnya mataku terbuka dan kembali merasakan kesadaran-kesadaran jasmani.

Bagaimanakah teori budhisme menanggapi hal tersebut?

Anda adalah apa yang Anda pikirkan.. Jadi Anda menganggap roh itu ada.. bisa jadi seolah2 ada.
Ibarat orang kecanduan extasi mengalami halusinasi. Melihat apa yang sebenarnya gak ada.. Jadi perlukah diminta penjelasan secara ilmiah ? Saya rasa pertanyaan yang lebih tepat adalah bagaimana MENYEMBUHKAN halusinasi. Bukan bertanya apa HALUSINASI itu ada..


Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #11 on: 30 April 2009, 01:12:05 PM »
ngigo..
ni bahasa bentengnya keluar nih... =))

=)) termasuk komentar yg naif....
itu bahasa ibu lho... hehehehe..

sorry TS, mungkin bener yg dibilang bro Forte..
Apa anda bener2 yakin itu terjadi??

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #12 on: 30 April 2009, 02:52:44 PM »
yang pasti namanya bukan ruh ;D

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #13 on: 30 April 2009, 03:06:50 PM »
Dulu gw juga hampir diajarin sama sobat gw yang chnese.
Katanya: 'hai sobat, kamu mau blajar ilmu putih nggak, blajarnya di jawa. Bagus punya, ntar kalau kamu brbakat maka sebentar saja kamu bisa kuasai ilmu putih itu, hung(roh) kita bisa keluar tubuh, sudah itu mau kemanapun gampang, bisa ke hongkong dalam sekejap'. Blajarnya di perguruan di jawa.

gw : u ya bo?
dia : bisa dibuktikan. Kamu bisa lhat teman2 kamu lg ngapain, entar tlpn dia? Apakah teman2 kamu lg begini, begitu?
Pasti mereka akan terkejut dan bilang 'hah, koq lu bisa tahu'
.
nah hebatkan, mau blajar gak?

Gw: 'gak ah, kejauhan'

*
sdr jhana, master lu seorang guru / master dr mazhab tantrayana, yg memang punya metafisika supranatural.
« Last Edit: 30 April 2009, 03:38:41 PM by Johsun »
CMIIW.FMIIW.

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #14 on: 30 April 2009, 03:41:36 PM »
Delete
« Last Edit: 30 April 2009, 03:54:53 PM by Johsun »
CMIIW.FMIIW.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #15 on: 30 April 2009, 05:45:01 PM »
[at] jhana78

makhluk hitam tinggi besar itu siapa bro ? jgn2 genderuwo lagi ;D

boleh tahu metode meditasinya gimana ? kok pake menghadap arah segala ?

saya tidak tahu siapa dia. tapi kepada siapapun tentu selayaknya saya mengucapkan terima kasih, jika dia menyatakan maksud baik terhadap saya.

meditasi yang saya gunakan adalah sebagai berikut :

menarik nafas, masukan nafas ke perut. tahan di perut beberapa saat, kemudian dilepaskan beberapa pelan-pelan. saya melakukannya berulang-ulang, hingga terjadi gerakan perut yang otomatis berkontraksi. setelah itu saya tidak lagi menarik dan mengeluarkan nafas secara sengaja, melainkan hanya memperhaikan kontraksi perut yang terjadi secara otomatis.

bukankah meditasi seperti itu termasuk kepada meditasi samatha?

Quote from: Evo
maaf mao nanya, sebelum anda mengenal meditasi buddhis anda pernah mempelajari ilmu spiritual lain gak??? seperti ilmu kebatinan, dll

dulu saya pernah belajar meditasi Hindu dengan sistem cakra-cakra. tapi, setelah belajar meditasi vippasana anehnya, beberapa kekuatan mistis seolah-olah menhilang sendiri.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #16 on: 30 April 2009, 05:53:46 PM »
Quote from: forte
Anda adalah apa yang Anda pikirkan.. Jadi Anda menganggap roh itu ada.. bisa jadi seolah2 ada.
Ibarat orang kecanduan extasi mengalami halusinasi. Melihat apa yang sebenarnya gak ada.. Jadi perlukah diminta penjelasan secara ilmiah ? Saya rasa pertanyaan yang lebih tepat adalah bagaimana MENYEMBUHKAN halusinasi. Bukan bertanya apa HALUSINASI itu ada..

jika ada anggapan bahwa apa yang saya alami tersebut sebagai halusinasi, maka saya sih tidak keberatan. tapi yang saya pertanyakan apakah hal tersebu merupakan pandangn budhisme ataukah pandangan anda sendiri? karena yang sedang saya cari di sini adalah bagaimana pandangan budhisme dalam menanggapi pengalaman seperti itu. misalnya, apakah ada seorang bikhu yang mengalami hal serupa itu di zaman sang budha gotama, kemudian dia menceritakan pengalamannya pada sang budha, dan sang budha menjelaskan kebenaranya? - ini cuma misalnya saja, untuk menjelaskan maksud dari topik utama dari thread ini.

sebelumnya, trima kasih banyak.

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #17 on: 30 April 2009, 06:07:20 PM »
Setahu sy, di zaman sang buddha. . . Seorng bhikkhu paling sakti, yang mulia mogallana tidak pakai keluar ruh atau sebnarnya tubuh astral halus(bukan ruh), tpi ia pergi kemanapun tubuh asli kasarnya ikut terbawa.
Mungkin itu tingkat tinggi kali ya bisa membawa tubuh asli brpindah ruang dan waktu dalam skejap, biasanya namanya transpormashi tubuh jasad seketika.
Ini trmasuk tingkat tinggi dalam dunia metafisika.
Sdang bila pindah tubuh astral atau ruh pergi ke tempat trtentu dalam skejap tapi jasad tidak ikut terbawa, itu mash tingkat tengah.
Sdang bila tubuh astral belum dpt pergi ke tmpat lain dlm skejap itu msih tingkat bawah dlam dunia supranatural.
Dalam agama buddha tidak menjelaskan fenomena ruh keluar dri tubuh.
Biasa hanya ada dalam dunia kalangan taoism aliran trtentu dan kalangan agama hndu dan guru yoga, kebatinan dan spritual sperti guru saibaba, master lushengyen, dsb.

cmiiw.
CMIIW.FMIIW.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #18 on: 30 April 2009, 06:18:57 PM »
 [at] johsun

bagaimana dengan peristiwa ketika sang budha menemui sariputa yang berada di tempat jauh dengan sekejap. tetapi tubuh sang budha tidak menemui sariputa. beliau menggunakan Istilah "tubuh ciptaan pikiran", itulah yang menemui sariputa?

sang budha telah menciptakan tubuh halus yang dapat bergerak jauh dari tubuh kasarnya. apakah anda melihat korelasi antara tubuh ciptaan pikiran dengan roh?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #19 on: 30 April 2009, 06:26:06 PM »
Quote from: forte
Anda adalah apa yang Anda pikirkan.. Jadi Anda menganggap roh itu ada.. bisa jadi seolah2 ada.
Ibarat orang kecanduan extasi mengalami halusinasi. Melihat apa yang sebenarnya gak ada.. Jadi perlukah diminta penjelasan secara ilmiah ? Saya rasa pertanyaan yang lebih tepat adalah bagaimana MENYEMBUHKAN halusinasi. Bukan bertanya apa HALUSINASI itu ada..

jika ada anggapan bahwa apa yang saya alami tersebut sebagai halusinasi, maka saya sih tidak keberatan. tapi yang saya pertanyakan apakah hal tersebu merupakan pandangn budhisme ataukah pandangan anda sendiri? karena yang sedang saya cari di sini adalah bagaimana pandangan budhisme dalam menanggapi pengalaman seperti itu. misalnya, apakah ada seorang bikhu yang mengalami hal serupa itu di zaman sang budha gotama, kemudian dia menceritakan pengalamannya pada sang budha, dan sang budha menjelaskan kebenaranya? - ini cuma misalnya saja, untuk menjelaskan maksud dari topik utama dari thread ini.

sebelumnya, trima kasih banyak.
bukankah sudah dijelaskan bahwa dalam buddhism tidak mengenal atta.
Itu sudah harga mati dalam Buddhism.. jadi jika Anda bertanya bagaimana pandangan Buddhism mengenai adanya roh.. jawaban Buddhism sudah jelas tidak ada. Fenomena2 adanya atta ya hanyalah halusinasi belaka..

Dan di lain pihak, Anda juga tidak membuktikan secara real, bahwa itu pasti roh bukan ? Ya bagaimana pula meminta jawaban yang pasti dari sesuatu yang belum bisa dipastikan.

Ibarat anak kecil melihat ada kuda berkaki seribu, lalu meminta para ilmuwan menjelaskan bagaimana pandangan biologi adanya kuda berkaki seribu ? Apakah ada kuda berkaki seribu ? Tidak ada bukan.. Itu hanyalah halusinasi anak kecil yang konyol bukan ? Apakah perlu ditanggapi dengan ilmiah pula ?
 
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #20 on: 30 April 2009, 06:42:21 PM »
Setahu sya, tubuh ciptaan pikiran itu lain lagi, biasa dinamakan tubuh manifestasi.
Seseorang yg menguasai ilmu ini, bisa memecahkan dirinya menjadi sepuluh orang sekaligus bhkan pergi ke tempat yg saling berjauhan antara tubuh yg satu dngan tubuh yg lain, tapi pikirannya satu menguasai 10 tubuh.
Dalam PLB dr sdr jhana kmungkinan yng keluar dri tubuh adalah tubuh astral yg sifatnya lebih halus tapi bukan ruh.
Inilah yg sering kita lihat apabila seseorang yg meninggal trkadang terlihat tubuh halusnya yg mrip dngan tubuhnya smasa hdup.
Jangan heran, bila ada penampakan arwah yg mungkin brasal dr orang2 yg mati penasaran atau bunuh diri.


Cmiiw.
 
Salam metta.
CMIIW.FMIIW.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #21 on: 30 April 2009, 06:54:40 PM »
cuma dua hal yg pasti.. di thread ini.......

1. Omong Kosong

2. Gelo...
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #22 on: 30 April 2009, 07:10:53 PM »
Kalau tak lihat memang sulit percaya.
www.tejasurya.com
« Last Edit: 30 April 2009, 07:19:52 PM by Johsun »
CMIIW.FMIIW.

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #23 on: 30 April 2009, 07:15:41 PM »
Quote from: Evo
maaf mao nanya, sebelum anda mengenal meditasi buddhis anda pernah mempelajari ilmu spiritual lain gak??? seperti ilmu kebatinan, dll

dulu saya pernah belajar meditasi Hindu dengan sistem cakra-cakra. tapi, setelah belajar meditasi vippasana anehnya, beberapa kekuatan mistis seolah-olah menhilang sendiri.

menurut sebatas pengetahuan ku yang masih minim
jika kita latihan vippasana semua kekuatan bisa hilang, dikarenakan kita menyadari gerak pikiran kita yang berkontraksi dengan fenomena (tubuh, keadaan,dll).
otomatis kita menyadari apa yang kita lakukan pada saat ini.
misalnya kamu menyadari sedang membaca tread ini
tentu fenomena diluar dari menyadari membaca tread ini tidak akan muncul.

kamu melihat tubuh kasar mu itu bisa saja
dalam bahasa awam itu roh melihat badan jasmani
dan biasanya hal ini terjadi bagi yang mempelajari ilmu kebatinan
atau memang ada abinna.
kalau aku sendiri menjelaskan tubuh roh yang disebut kan itu adalah kekuatan pikiran
sama seperti kau memiliki satu baju yang kau pakai terus menerus
suatu hari baju itu di cuci.kau tentu dapat dengan jelas memberikan detail warna baju mu itu,ukurannya apa dll.  

kalau saya tidak salah menafsirkan kamu belajar meditasi
yang efeknya akan membuatmu mengalami fenomena akan ketidak kekalan.

  

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #24 on: 30 April 2009, 07:31:24 PM »
[at] jhana78

makhluk hitam tinggi besar itu siapa bro ? jgn2 genderuwo lagi ;D

boleh tahu metode meditasinya gimana ? kok pake menghadap arah segala ?

saya tidak tahu siapa dia. tapi kepada siapapun tentu selayaknya saya mengucapkan terima kasih, jika dia menyatakan maksud baik terhadap saya.

meditasi yang saya gunakan adalah sebagai berikut :

menarik nafas, masukan nafas ke perut. tahan di perut beberapa saat, kemudian dilepaskan beberapa pelan-pelan. saya melakukannya berulang-ulang, hingga terjadi gerakan perut yang otomatis berkontraksi. setelah itu saya tidak lagi menarik dan mengeluarkan nafas secara sengaja, melainkan hanya memperhaikan kontraksi perut yang terjadi secara otomatis.

bukankah meditasi seperti itu termasuk kepada meditasi samatha?

Quote from: Evo
maaf mao nanya, sebelum anda mengenal meditasi buddhis anda pernah mempelajari ilmu spiritual lain gak??? seperti ilmu kebatinan, dll

dulu saya pernah belajar meditasi Hindu dengan sistem cakra-cakra. tapi, setelah belajar meditasi vippasana anehnya, beberapa kekuatan mistis seolah-olah menhilang sendiri.

maaf kalo boleh tahu , apa motivasi anda bermeditasi trus apakah anda ada yg membimbing ?
setelah apa yg anda alami jika memang anda tdk berhalusinasi , apa yg anda rasakan
pada batin anda ... gelisah , takut atw damai .. atw gimana ?

jika saat ini anda memang mempraktekkan meditasi buddhist ,
sekedar saran ... coba carilah seorang guru yg bisa membimbing anda ,
jauhkan metode2 yg menitik beratkan pd kekuatan mistis .
jgn gampang terpancing bro , hal2 spt ini lebih bnyk yg menjebak pd kebodohan :)


 
thanks Buddha...

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #25 on: 30 April 2009, 08:16:58 PM »
IMHO, ruh yg anda sebutkan pun terdiri atas partikel2 kuantum
Samma Vayama

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #26 on: 30 April 2009, 08:37:57 PM »
Pada hari minggu yang lalu, sekitar pukul 16. 00, saya bermeditasi di kamar saya sendiri dengan objek perut. Saya bermeditasi dengan menghadap ke arah barat. Dalam meditasi tersebut, pikiran saya dapat terfokus dengan baik dan mengalami ketenangan yang luar biasa.

Setelah merasa cukup bermeditasi, saya bermaksud hendak membalikan tubuh ke arah kanan atau ke utara, (menyudai meditasi). Sayapun menghadap ke arah kanan, sehingga tampak jelas benda-benda yang ada di sebelah kanan saya. Tapi saya terkejut, ketika menyadari bahwa ternyata wajah saya tidak sedang menghadap ke arah kanan, melainkan tetap dalam keadaan semula, yaitu menghadap ke barat. Kemudian saya mencoba untuk menggerak-gerakan tubuh saya, dan saya menyadari bahwa saya sedang bergerak-gerak, tapi anehnya tubuh saya tidak ikut bergerak-gerak.

Hal semacam itu mengagetkan saya bukan karena belum pernah saya alami, melainkan karena sudah lama sekali hal semacam itu tidak terjadi pada saya. Tapi, saya sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Orang-orang ahli kebatinan menyebut hal tersebut sebagai proyeksi astral. Bagi yang meyakini adanya sesuatu yang di sebut ruh, pengalaman seperti itu merupakan awal dari perjalanan ruh di luar tubuh jasmani. Untuk memudahkan penyebutannya, maka sebut saja sesuatu yang bergerak di luar tubuh yang meyertai kesadaran tersebut saya sebut ruh.

Ruh saya, akhirnya keluar dari tubuh jasmani. Seperti terpeleset, ruh saya terperosok ke dalam bumi, menembus lantai. Tapi, seperti asap rokok yang mengepul, walaupun ditiupkan ke arah bawah, akhirnya mengambang kembali ke udara. Dan saya melihat tubuh saya sendiri yang sedang bermeditasi itu dari luar tubuh. Tubuh jasmani telah kosong dari kesadaran dan perasaan. Kesadaran, perasaan, dan faktor-faktor mental lainnya ada di dalam ruh tersebut, tidak ada di dalam tubuh jasmani.

Karena pengalaman seperti itu pernah beberapa kali saya alami beberapa tahun silan, maka kali ini saya tidak terlalu panik dengan apa yang terjadi. Bahkan saya mencoba melakukan beberapa eksperimen. Pertama-tama, saya mencoba menggerakan tangan ruh saya di depan saya sendiri. Saya dapat menggerakannya, saya sadar akan gerakannya dan sadar akan sentuhan yang terjadi tangan ruh tersebut, tapi saya tidak dapat melihat wujudnya. Demikian pula ketika saya memandang ke arah diri saya sendiri, saya tidak dapat melihat sebidang dada atau perut di sana. Tubuh halus saya benar-benar tembus pandang, kendatipun saya sendiri yang mencoba melihatnya.

Kedua, saya melakukan percobaan lain dengan mendekati cermin, mencoba melihat seperti apa bentuknya ruh, apakah seperti asap atau bagaimana, barangkali cermin dapat menangkap bayangannya. Tapi ketika saya tiba di depan cermin, saya tidak melihat bayangan diri saya di sana. Hanya ada bayangan benda-beda mati yang ada di depan cermin, seperti kursi, meja, komputer, dll. 

Ketiga, saya mencoba menembus tembok kamar, bermaksud hendak masuk ke dalam rumah tetangga. Karena tembok rumah saya menyatu dengan tembok rumah tetangga. Ruh saya dapat menembus tembok, tapi berhenti di tengah-tengah. Saya tidak dapat dapat tembus sampai ke rumah tetangga. Saya teringat seseorang yang berkata bahwa ruh tidak bisa masuk ke rumah seseorang secara sembarangan, kecuali bila pintu terbuka atau diizinkan masuk oleh yang punya rumah. Maka sayapun kembali ke dalam ruang kamar saya sendiri.

Keempat, saya mencoba untuk masuk ke dalam bumi dan bergerak di dalamnya. Ternyata hal itu dapat saya lakukan. Saya dapat bergerak merambat di dalam tanah. Ketika saya keluar dari dalam bumi, telah hadir di sana seorang makhluk hitam dan tinggi besar. Dia memperhatikan aku. Karena merasa di perhatikan, maka saya berhenti dari melakukan percobaan-percobaan dan menyapa makhluk tersebut, “siapakah anda?”

“akulah pembimbingmu.” Jawab makhluk itu. “aku melihat kau cepat belajar. Aku akan terus mengawasimu.” Maka, aku menyatukan kedua telapak tanganku untuk memberi hormat kepadanya.

Kemudian, aku pikir telah cukuplah ruhku berjalan di luar tubuh. Aku bermaksud kembali ke dalam tubuh jasmani. Akupun masuk ke dalam tubuh seperti seseorang pria yang masuk ke dalam kain sarung. Tapi, setelah ruhku masuk, aku masih tidak memiliki kesadaran jasmani, sehingga aku tidak dapat membuka mata dan tidak pula dapat menggerakan tubuhku. Hal itu membuatku keluar lagi dari tubuhku. Sepertinya aku kurang tepat dalam cara masuknya. Maka aku mencoba beberapa kali, untuk bisa masuk dengan pas. Jika pas, maka aku akan segera memiliki kesadaran jasmani lagi. Setelah berusaha beberapa kali, maka akhirnya mataku terbuka dan kembali merasakan kesadaran-kesadaran jasmani.

Bagaimanakah teori budhisme menanggapi hal tersebut?


satu jawaban saya... sadar... jangan terlena lebih jauh dalam lamunan imajinasi, semakin di ikuti semakin enak itu muncul sebagai buah dari imajinasi (kesenangan yg muncul karena pikiran berimajinasi terhadap hal2 yg sebenarnya di cari oleh pe-meditasi yg berharap pencapaian kemampuan bathin/magic) dimana anda juga menyebutkan bahwa pikiran anda "terfokus dengan baik dan mengalami ketenangan yang luar biasa" disitu jika terlena dengan ketenangan, anda akan masuk ke dalam kondisi pikiran seperti hal nya kita tertidur, sehingga mulai lah bermimpi...

ruh itu tidak keluar, tp pikiran yg mengambarkan ruh itu yg keluar dari tubuh anda... nah sadari hal itu, sy sedang berimajinasi, jangan lari terlalu jauh... sy jamin tidak ada ruh/roh yg keluar dr tubuh anda terlebih bertemu mahluk halus seperti itu

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #27 on: 30 April 2009, 08:51:25 PM »
Hmmm. . . . . No cmment
« Last Edit: 30 April 2009, 09:08:44 PM by Johsun »
CMIIW.FMIIW.

Offline bhadrasuryabhumi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #28 on: 30 April 2009, 11:32:42 PM »
Bahasa lainnya adalah Out of Body Eperience (OBE), coba aja tanya ke mbah google, banyak kok disana.

coba aja mampir ke http://www.astralpulse.com/forums/index.php.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #29 on: 01 May 2009, 08:35:08 AM »
Quote from: forte
bukankah sudah dijelaskan bahwa dalam buddhism tidak mengenal atta.
Itu sudah harga mati dalam Buddhism.. jadi jika Anda bertanya bagaimana pandangan Buddhism mengenai adanya roh.. jawaban Buddhism sudah jelas tidak ada. Fenomena2 adanya atta ya hanyalah halusinasi belaka..

pertanyaan selanjutnya, siapakah yang mendefinisikan roh sebagai atta?
Saya sendiri tidak menyebutkan bahwa roh adalah atta.

Quote from: forte
Dan di lain pihak, Anda juga tidak membuktikan secara real, bahwa itu pasti roh bukan ?

Saya tidak membuktikan bahwa hal tersebut adalah roh, karena membuktikan hal tersebut bukanlah tujuan saya diskusi di sini.
Tapi secara real bagi diri saya sendiri, saya mengalami suatu pengalaman X. Tidak peduli apakah X itu disebut roh atau bukan, akan tetapi saya mencoba menyelidiki pandangan budhis terhadapnya. Dan anggapan bahwa hal tersebut hanyalah halusinasi ternyata bukan pandangan bhudhisme murni, tetapi kesimpulan anda terhadap teori budhisme tentang atta, dan juga  argumentasi anda belum jelas, karena anda belum menyebutkan siapa yang mengkategorikan roh sebagai atta.

Quote from: forte
Ibarat anak kecil melihat ada kuda berkaki seribu, lalu meminta para ilmuwan menjelaskan bagaimana pandangan biologi adanya kuda berkaki seribu ? Apakah ada kuda berkaki seribu ? Tidak ada bukan.. Itu hanyalah halusinasi anak kecil yang konyol bukan ? Apakah perlu ditanggapi dengan ilmiah pula ?

Jika ada anak kecil melihat ada kuda berkaki seribu, maka apakah anda akan segera mengatakan hal tersebut sebagai halusinasi anak tersebut saja, hanya karena anda sendiri tidak pernah melihatnya sendiri? Apakah setiap yang bisa dilihat orang lain, tapi tidak pernah anda lihat secara langsung, maka akan anda katakan bahwa hal tersebut sebagai halusinasi?

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #30 on: 01 May 2009, 08:46:57 AM »
Quote from: lophenk
maaf kalo boleh tahu , apa motivasi anda bermeditasi trus apakah anda ada yg membimbing ?

saya bermeditasi karena terdesak oleh dorongan alami di dalam diri saya sendiri. Seperti mengapa saya makan, mengapa saya tidur. Di dalam diri saya, ada rasa lapar yang mendorong saya untuk makan. Ada rasa ngantuk yang mendorong diri saya untuk tidur. Dan ada penderitaan yang mendorong saya untuk bermeditasi. Semua manusia secara alamai akan berusaha melepaskan diri dari penderitaan yang dialami. Usaha untuk mencapai kebahagiaan dan melepaskan diri dari penderitaan adalah tujuan dan sebab dari meditasi yang saya lakukan.

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #31 on: 01 May 2009, 09:11:41 AM »
Saudara saudari sekalian, sdr jhana ini dapat mengingat kehidupan masa lampaunya lho, sdr jhana sebenarnya apa yg sdr katakan dahulu itu benar2 jujur gak ataukah sdr cuma bohong bhwa sdr pernah hidup sebgai orang korea pada masa lampau? Jujur nggak?
Dan kali ini pengalaman keluar badan  jujur juga nggak?
Maaf, sy cuma ingin sdr mempertegas saja bhwa sdr berkata aku ini benar2 jujur dan tidak mengarang.
Dmikian, trma ksih ya. Dan maaf bila ada salah.

CMIIW.FMIIW.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #32 on: 01 May 2009, 09:52:23 AM »
Quote from: johsun
Saudara saudari sekalian, sdr jhana ini dapat mengingat kehidupan masa lampaunya lho, sdr jhana sebenarnya apa yg sdr katakan dahulu itu benar2 jujur gak ataukah sdr cuma bohong bhwa sdr pernah hidup sebgai orang korea pada masa lampau? Jujur nggak?
Dan kali ini pengalaman keluar badan  jujur juga nggak?
Maaf, sy cuma ingin sdr mempertegas saja bhwa sdr berkata aku ini benar2 jujur dan tidak mengarang.
Dmikian, trma ksih ya. Dan maaf bila ada salah.

Saya tegaskan bahwa saya menyampaikan semua itu dengan sejujur-jujurnya.
Tidak ada motivasi bagi saya untuk berbohong.


Quote from: Johsun
Setahu sya, tubuh ciptaan pikiran itu lain lagi, biasa dinamakan tubuh manifestasi. Seseorang yg menguasai ilmu ini, bisa memecahkan dirinya menjadi sepuluh orang sekaligus bhkan pergi ke tempat yg saling berjauhan antara tubuh yg satu dngan tubuh yg lain, tapi pikirannya satu menguasai 10 tubuh

setuju.

Quote from: johsun
Dalam PLB dr sdr jhana kmungkinan yng keluar dri tubuh adalah tubuh astral yg sifatnya lebih halus tapi bukan ruh.

Jadi, apa perbedaan antara astral dengan ruh? Apakah hanya karena sifatnya yang lebih halus saja?

Quote from: johsun
Inilah yg sering kita lihat apabila seseorang yg meninggal trkadang terlihat tubuh halusnya yg mrip dngan tubuhnya smasa hdup

Tapi, apa yang keluar dari tubuh saya tanpa bentuk. Diri sendiripun tidak dapat melihat wujudnya, apalagi orang lain. Tapi ia dapat berbentuk sesuai wadah, seperti air yang berbentuk gelas apabila dimasukan ke dalam gelas.


Quote from: lophenk
setelah apa yg anda alami jika memang anda tdk berhalusinasi , apa yg anda rasakan
pada batin anda ... gelisah , takut atw damai .. atw gimana ?

damai

Quote from: lophenk
jika saat ini anda memang mempraktekkan meditasi buddhist ,
sekedar saran ... coba carilah seorang guru yg bisa membimbing anda ,

diskusi di sini merupakan salah satu usaha saya untuk mencari guru yang kiranya bisa membimbing saya. Tapi, topik thread ini bukan “apa kriteria guru yang dapat membimbing saya”, melainkan apa yang anda ketahui tentang “tanggapan budhisme terhadap PLB”.

Quote from: lophenk

jauhkan metode2 yg menitik beratkan pd kekuatan mistis .
jgn gampang terpancing bro , hal2 spt ini lebih bnyk yg menjebak pd kebodohan

Mungkin nanti akan saya buat thread baru, dengan topik “benarhkan metoda-metoda yang menitik beratkan kekuatan mistis harus dijauhi.” Tapi diskusi itu harus fokus pada satu persatu topik. Jika tidak, maka hasilnya tidak akan efektif, tidak mengenai sasaran, ngalor ngidul seperti obrolan orang di warung kopi.

Tapi bro, makasih atas ide dan sarannya.

Quote from: bhadrasuryabhumi
Bahasa lainnya adalah Out of Body Eperience (OBE), coba aja tanya ke mbah google, banyak kok disana.

coba aja mampir ke http://www.astralpulse.com/forums/index.php.

Kalau tak lihat memang sulit percaya.
www.tejasurya.com


Makasih link-nya.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #33 on: 01 May 2009, 10:38:45 AM »
Quote from: forte
bukankah sudah dijelaskan bahwa dalam buddhism tidak mengenal atta.
Itu sudah harga mati dalam Buddhism.. jadi jika Anda bertanya bagaimana pandangan Buddhism mengenai adanya roh.. jawaban Buddhism sudah jelas tidak ada. Fenomena2 adanya atta ya hanyalah halusinasi belaka..

pertanyaan selanjutnya, siapakah yang mendefinisikan roh sebagai atta?
Saya sendiri tidak menyebutkan bahwa roh adalah atta.

Quote from: forte
Ibarat anak kecil melihat ada kuda berkaki seribu, lalu meminta para ilmuwan menjelaskan bagaimana pandangan biologi adanya kuda berkaki seribu ? Apakah ada kuda berkaki seribu ? Tidak ada bukan.. Itu hanyalah halusinasi anak kecil yang konyol bukan ? Apakah perlu ditanggapi dengan ilmiah pula ?

Jika ada anak kecil melihat ada kuda berkaki seribu, maka apakah anda akan segera mengatakan hal tersebut sebagai halusinasi anak tersebut saja, hanya karena anda sendiri tidak pernah melihatnya sendiri? Apakah setiap yang bisa dilihat orang lain, tapi tidak pernah anda lihat secara langsung, maka akan anda katakan bahwa hal tersebut sebagai halusinasi?


ini hal yang paling konyol.. jadi misal gini.. bro CM dah punya kekasih.. terus ada yang bilang.. eh bro CM.. itu kekasihnya selingkuh lo.. apakah bro langsung percaya ? tanpa menanyakan terlebih dahulu pada kekasih ? Menanyakan terlebih dahulu pada kekasih itu termasuk PEMBUKTIAN..

Kalau misal langsung percaya aja kekasih selingkuh.. perlu warning neh ke wanita2 dunia.. ntar bisa diputusin / diceraikan tanpa ada pembuktian yang jelas =))

ok.. back to topic.. roh yang anda maksudkan itu apa..
mengenai kuda berkaki seribu.. saya akan percaya jika ada bukti yang jelas.. misal ada foto tanpa diedit... bukan dengan merengek kepada hedi.. hed.. percayalah pada gw ada kuda berkaki seribu.. itu konyol namanya.. atau merengek pada ilmuwan dan tetap ngotot minta ilmuwan menjalaskan apakah ada kuda berkaki seribu padahal diri sendiri belum bisa memberi bukti adanya kuda berkaki seribu..

sama seperti Anda.. sebelum bertele2 meminta bukti pada pandangan Buddhism. Buktikan dulu apakah Anda yakin bahwa itu bukan halusinasi dan adalah roh. Jangan seperti anak kecil yang merengek.. Simpel bukan ?

 
Quote from: CM19
Saya tidak membuktikan bahwa hal tersebut adalah roh, karena membuktikan hal tersebut bukanlah tujuan saya diskusi di sini.
Tapi secara real bagi diri saya sendiri, saya mengalami suatu pengalaman X. Tidak peduli apakah X itu disebut roh atau bukan, akan tetapi saya mencoba menyelidiki pandangan budhis terhadapnya. Dan anggapan bahwa hal tersebut hanyalah halusinasi ternyata bukan pandangan bhudhisme murni, tetapi kesimpulan anda terhadap teori budhisme tentang atta, dan juga  argumentasi anda belum jelas, karena anda belum menyebutkan siapa yang mengkategorikan roh sebagai atta.


statement anda bertentangan dengan pertanyaan awal.. saya TANYA apa yang MENYEBABKAN ANDA YAKIN TERHADAP SESUATU YANG DISEBUT RUH.. <= DIJAWAB YA.. jangan BERTELE2 :P

Saya ingin mengetahui bagaimana pandangan budhisme terhadap PLB(pengalaman luar tubuh). Pasalnya, saya beberapa kali mengalami PLB  dalam meditasi saya,sehingga membuat saya menyimpulkan dan yakin terhadap sesuatu yang disebut dengan ruh. Sedangkan, yang saya tahu budhisme tidak mengakui sesuatu yang disebut dengan ruh (hindu : atman). Sehingga pertanyaan saya intinya adalah, bagaimana teori budhisme menerangkan pengalaman yang saya alami?

« Last Edit: 01 May 2009, 10:49:18 AM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline bhadrasuryabhumi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #34 on: 01 May 2009, 12:11:46 PM »
dulu saya pernah baca buku kalo ngga salah judulnya kesadaran jiwa, ditulis yang keluar tubuh sih namanya kesadaran jiwa/arwah, bukan roh/high self.
Hasil dari pencarian selama ini melalui bebagai referensi, kesadaran jiwa itu seperti energi yang punya kesadaran, nah ini juga yang jadi pertanyaan saya juga kalau dilihat dari sudut pandang Buddhisme.

mohon maaf kalau ada yang salah :)

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #35 on: 01 May 2009, 12:35:15 PM »
Bro…..!
Saya ingin mengetahui bagaimana pandangan budhisme terhadap PLB(pengalaman luar tubuh). Pasalnya, saya beberapa kali mengalami PLB  dalam meditasi saya, sehingga membuat saya menyimpulkan dan yakin terhadap sesuatu yang disebut dengan ruh. Sedangkan, yang saya tahu budhisme tidak mengakui sesuatu yang disebut dengan ruh (hindu : atman). Sehingga pertanyaan saya intinya adalah, bagaimana teori budhisme menerangkan pengalaman yang saya alami?

Untuk lebih jelasnya, akan saya ceritakan dahulu, bagaimana pengalaman saya tersebut. (Halaman Pertama)


menurut pendapatku
meditasi buddhis itu adalah tehnik meditasi yang mengembangkan "kesadaran"
jadi soal PLB anda belum sampai ke tehnik meditasi secara buddhis
karna anda masih masuk lingkaran "mistik/gaib" istilah awamnya.
kalau dalam kebatinan sendiri ini hal yang sanggat dasar biasa aja.bukan hal yang luar biasa.
hidup adalah pilihan...
anda benar-benar mau berlatih meditasi secara buddhis,salah satunya vipassana artinya kekuatan kebatinan anda akan tertimbun......bisa juga hilang.
atau anda tetap mau berlatih meditasi yang selama ini anda jalankan, yang ada sedikit fenomena keluar badan kasar itu.

jika anda benar-benar mau belajar banyak guru meditasi yang hebat
bisa hub saudara...fabian...ataupun bonk...itu yang saya kenal.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #36 on: 02 May 2009, 01:50:33 AM »
Quote from: forte
ok.. back to topic.. roh yang anda maksudkan itu apa..
mengenai kuda berkaki seribu.. saya akan percaya jika ada bukti yang jelas.. misal ada foto tanpa diedit... bukan dengan merengek kepada hedi.. hed.. percayalah pada gw ada kuda berkaki seribu.. itu konyol namanya.. atau merengek pada ilmuwan dan tetap ngotot minta ilmuwan menjalaskan apakah ada kuda berkaki seribu padahal diri sendiri belum bisa memberi bukti adanya kuda berkaki seribu..

Oh, jadi maksud anda, seharusnya saya membuktikan adanya roh. Membuktikan kepada siapa? Kepada anda atau kepada diri saya sendiri? Kalau untuk diri saya sendiri, sudah terbukti bahwa roh itu ada. Kalau saya harus membuktikan keberadaan roh itu kepada anda, mungkin lain kali saja. Saya membuka thread ini bukan untuk membuktikan kebenaran pengalaman saya kepada anda. Tetapi –maaf saya ulangi lagi- untuk mengetahui apakah ada pembahasan konsep PLB dalam budhisme, baik itu yang menentang atau yang menyetujui, yang penting berdasarkan budhisme yang tercatat dalam suta-suta.

Sebagai contoh, saya sudah menceritakan pengalaman yang sama kepada sekelompok orang dari agama tertentu. Tanpa saya harus menceritakan lebih detail dan tanpa saya harus membuktikan keberadaan roh, mereka langsung dapat memberikan penjelasan tentang PLB berdasarkan teori agamanya yang tercatat dalam kitab suci mereka. Dan begitu saya mengetahui “oh, ternyata ada pembabaran tentang konsep PLB dalam agama ini. ”. Hal yang sama ingin saya cari dalam budhisme. Jika misalnya anda mewakili budhisme, maka dapat saya simpulkan bahwa dalam agama budha, tidak terdapat pembabaran tentang PLB. Artinya Budhisme tidak menentang dan tidak pula menyetujui PLB, alias no comment Dan diskusi ini selesai.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #37 on: 02 May 2009, 02:04:59 AM »
Quote from: forte
statement anda bertentangan dengan pertanyaan awal.. saya TANYA apa yang MENYEBABKAN ANDA YAKIN TERHADAP SESUATU YANG DISEBUT RUH.. <= DIJAWAB YA.. jangan BERTELE2
Quote from: jhana
Saya ingin mengetahui bagaimana pandangan budhisme terhadap PLB(pengalaman luar tubuh). Pasalnya, saya beberapa kali mengalami PLB  dalam meditasi saya,sehingga membuat saya menyimpulkan dan yakin terhadap sesuatu yang disebut dengan ruh. Sedangkan, yang saya tahu budhisme tidak mengakui sesuatu yang disebut dengan ruh (hindu : atman). Sehingga pertanyaan saya intinya adalah, bagaimana teori budhisme menerangkan pengalaman yang saya alami?

sdr. Forte yang baik,

saya sudah menceritakan tentang sebab saya yakin adanya ruh. tetapi apa yang saya lakukan tersebut, bukanlah untuk membuktikan kepada orang lain tentang kebenaran keberadaan ruh, tetapi sekedar menceritakan kronologi terjadinya keyakinan tersebut dalam diri saya.

dan saya juga mengakui bahwa budhisme itu tidak mengakui adanya ruh. maka saya menyangka, kawan-kawan budhis di sini akan mengutipkan petikan-petikan dari sutta tentang doktrin-doktrin yang menyangkal keberadaan akan ruh/roh/arwah/atman. sesungguhnya hanya inilah yang saya cari.


 [at]  all

maaf ya....
barangkali saya kurang jelas dalam menyusun topik trhead ini, sehingga pembahasan tampak acak-acakan. mungkin saya pertegas sekali lagi, agar tujuan saya membuka thread ini tercapai :
topik thread ini :
Bagaimana pandangan budhisme terhadap PLB yang saya alami.

hal-hal berikut bukanlah bahasan dari thread ini :
1. pembuktian bahwa PLB itu benar
2. pembuktian bahwa roh itu ada
3. mempertanyakan apakah meditasi saya benar atau salah
4. mempertanyakan apakah meditasi saya sesuai dengan buhisme atau tidak.
5. mempertanyakan apakah pengalaman saya tersebut halusinasi atau bukan, kecuali bila tercatat seperti itu dalam sutta.
6. mempertanyakan bagaimana cara meditasi yang benar
7. mempertanyakan kepada siapa saya harus berguru meditasi selanjutnya.

jadi, saya mohon, hindarilah pembahasan tentang 7 point di atas dan hal-hal selain dari topik yang telah saya perjelas tadi.

mudah-mudahan, kali ini penjelasan saya dapat memperjelas topik thread ini. dan tak lupa saya ucapkan terima kasih atas tanggapan teman-teman.

maaf, kalau saya salah dalam cara diskusi di forum ini. saya juga tidak begitu tahu, bagaimana tradisi diskusi umat budhist. saya hanya ingin berdiskusi dengan fokus kepada topik.
« Last Edit: 02 May 2009, 02:16:50 AM by Jhana78 »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #38 on: 02 May 2009, 07:39:09 AM »
Quote from: forte
ok.. back to topic.. roh yang anda maksudkan itu apa..
mengenai kuda berkaki seribu.. saya akan percaya jika ada bukti yang jelas.. misal ada foto tanpa diedit... bukan dengan merengek kepada hedi.. hed.. percayalah pada gw ada kuda berkaki seribu.. itu konyol namanya.. atau merengek pada ilmuwan dan tetap ngotot minta ilmuwan menjalaskan apakah ada kuda berkaki seribu padahal diri sendiri belum bisa memberi bukti adanya kuda berkaki seribu..

Oh, jadi maksud anda, seharusnya saya membuktikan adanya roh. Membuktikan kepada siapa? Kepada anda atau kepada diri saya sendiri? Kalau untuk diri saya sendiri, sudah terbukti bahwa roh itu ada. Kalau saya harus membuktikan keberadaan roh itu kepada anda, mungkin lain kali saja. Saya membuka thread ini bukan untuk membuktikan kebenaran pengalaman saya kepada anda. Tetapi –maaf saya ulangi lagi- untuk mengetahui apakah ada pembahasan konsep PLB dalam budhisme, baik itu yang menentang atau yang menyetujui, yang penting berdasarkan budhisme yang tercatat dalam suta-suta.

Sebagai contoh, saya sudah menceritakan pengalaman yang sama kepada sekelompok orang dari agama tertentu. Tanpa saya harus menceritakan lebih detail dan tanpa saya harus membuktikan keberadaan roh, mereka langsung dapat memberikan penjelasan tentang PLB berdasarkan teori agamanya yang tercatat dalam kitab suci mereka. Dan begitu saya mengetahui “oh, ternyata ada pembabaran tentang konsep PLB dalam agama ini. ”. Hal yang sama ingin saya cari dalam budhisme. Jika misalnya anda mewakili budhisme, maka dapat saya simpulkan bahwa dalam agama budha, tidak terdapat pembabaran tentang PLB. Artinya Budhisme tidak menentang dan tidak pula menyetujui PLB, alias no comment Dan diskusi ini selesai.

Begini, ini Mas CM yak? ;D Roh itu hanya ada dalam istilah agama samawi yang berarti Jiwa, sesuatu yang kekal, yang memberi kehidupan.
Nah dalam Buddhist sudah jelas Jiwa yang kekal itu tidak ada.
Nah dalam meditasi anda mungin dalam sutta ini ada dijelaskan :
SamanaPhala Sutta :
'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, ia mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada penciptaan 'tubuh-ciptaan-batin' (mano-maya-kaya). Dari tubuh ini, ia menciptakan 'tubuh-ciptaan-batin' melalui pikirannya; yang memiliki bentuk, memiliki anggauta-anggauta dan bagian-bagian tubuh lengkap, tanpa kekurangan sesuatu organ apapun.'

'O Baginda, sama seperti halnya seseorang menarik sebatang ilalang keluar dari pelepahnya. Maka ia akan mengerti : 'Inilah ilalang, inilah pelepah. Ilalang adalah satu hal, pelepah adalah hal yang lain. Adalah dari pelepah bahwasanya ilalang itu telah ditarik keluar.'
'O Baginda, sama seperti halnya seseorang mengeluarkan ular dari selongsongnya. Maka ia akan tahu : 'Inilah ular, inilah selongsong. Ular adalah satu hal, selongsong adalah hal yang lain. Adalah dari selongsong bahwasanya ular itu telah dikeluarkan.'

'O Baginda, sama seperti halnya seseorang menghunus pedang dari sarungnya. Maka ia akan tahu : 'Inilah pedang, inilah sarung pedang. Pedang adalah satu hal, sarung pedang adalah hal yang lain. Adalah dari sarung-pedang bahwasanya pedang itu telah dihunus.'

'Demikian Pula, O Baginda, dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada penciptaan 'wujud-ciptaan-batin' (manomaya-kaya). Dari tubuh ini, ia menciptakan 'tubuh-ciptaan-batin' melalui pikirannya; yang memiliki bentuk, memiliki anggauta-anggauta dan bagian-bagian tubuh lengkap, tanpa kekurangan sesuatu organ apa pun.'

'Inilah, O Baginda, faedah nyata dari kehidupan seorang petapa dalam masa sekarang ini, yang lebih indah dan lebih tinggi daripada yang terdahulu.'


'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan; ia mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada bentuk-bentuk iddhi (perbuatan-perbuatan gaib). Ia melakukan iddhi dalam aneka ragam bentuknya : dari satu ia menjadi banyak, atau dari banyak kembali menjadi satu; ia menjadikan dirinya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat; tanpa merasa terhalang, ia berjalan menembusi dinding, benteng atau gunung, seolah-olah berjalan melalui ruang kosong; ia menyelam dan timbul melalui tanah, seolah-olah berjalan di atas tanah; dengan duduk bersila ia melayang-layang di udara, seperti seekor burung dengan sayapnya; dengan tangan ia dapat menyentuh dan meraba bulan dan matahari yang begitu dahsyat dan perkasa; ia dapat pergi mengunjungi alam-alam dewa Brahma dengan membawa tubuh kasarnya.'

'O Baginda, sama seperti halnya seorang pembuat barang-barang tembikar atau pembantunya, dapat membuat, berhasil menciptakan berbagai bentuk barang tembikar yang mengkilap menurut keinginannya.'
'O Baginda, sama seperti halnya pemahat gading atau pembantunya, dapat memilih gading serta berhasil memahatnya menjadi berbagai bentuk pahatan-gading menurut keinginannya.'

'O Baginda, sama seperti halnya tukang emas atau pembantunya, dapat menjadikan, berhasil membuat berbagai bentuk barang dari emas menurut keinginannya.'

'Demikian pula, O Baginda, dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada bentuk-bentuk iddhi (perbuatan gaib). Demikianlah ia melakukan iddhi dalam aneka ragam bentuknya : dari satu ia menjadi banyak, atau dari banyak kembali menjadi satu; ia menjadikan dirinya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat; tanpa merasa terhalang, ia berjalan menembusi dinding, benteng atau gunung, seolah-olah berjalan melalui ruang kosong; ia menyelam dan timbul melalui tanah, seolah-olah berenang dalam air; ia berjalan di atas air tanpa tenggelam, seolah-olah berjalan di atas tanah; dengan duduk bersila ia melayang-layang di udara, seperti seekor burung dengan sayapnya; dengan tangan ia dapat menyentuh dan meraba bulan dan matahari yang begitu dahsyat dan perkasa; ia pergi mengunjungi alam-alam dewa Brahma dengan membawa tubuh kasarnya.'

'Inilah, O Baginda, faedah nyata dari kehidupan seorang petapa dalam masa sekarang ini, yang lebih indah dan lebih tinggi dari pada yang terdahulu.'


'Dengan pikirannya yang terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, ia mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada kemampuan-kemampuan dibbasota (telinga-dewa). Dengan kemampuan-kemampuan dibba-sota yang jernih, yang melebihi telinga manusia, ia mendengar suara-suara manusia dan dewa, yang jauh atau yang dekat.'

'O Baginda, sama seperti halnya seseorang yang sedang berada di jalan raya, dapat mendengar suara genderang-besar, suara tambur, suara tiupan terompet kulit-kerang, suara genderang-kecil. Maka ia akan tahu : 'Ini suara genderang besar, ini suara tambur, ini suara tiupan terompet kulit-kerang, ini suara genderang kecil.'
'Demikian pula, O Baginda, dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada kemampuan-kemampuan dibba-sota (telinga dewa). Dan dengan kemampuan-kemampuan dibba-sota yang jernih, yang melebihi telinga manusia, ia mendengar suara-suara manusia dan dewa yang jauh atau yang dekat.'

'Inilah, O Baginda, faedah nyata dari kehidupan seorang petapa dalam masa sekarang ini, yang lebih indah dan lebih tinggi daripada yang terdahulu.'


'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, ia mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada ceto-pariyanana (pengetahuan untuk membaca pikiran orang lain). Dengan menembus melalui pikirannya sendiri, ia mengetahui pikiran-pikiran mahluk lain, pikiran orang-orang lain.
Ia mengetahui:

Pikiran yang disertai nafsu sebagai pikiran yang disertai nafsu.
Pikiran tanpa-nafsu sebagai pikiran tanpa nafsu.
Pikiran yang disertai kebencian sebagai pikiran yang disertai kebencian.
Pikiran tanpa-kebencian sebagai pikiran tanpa kebencian.
Pikiran yang disertai ketidak tahuan sebagai pikiran yang disertai ketidaktahuan.
Pikiran tanpa-ketidaktahuan sebagai pikiran tanpa ketidaktahuan.
Pikiran yang teguh sebagai pikiran yang teguh.
Pikiran yang ragu-ragu sebagai pikiran yang raga-ragu.
Pikiran yang berkembang sebagai pikiran yang berkembang.
Pikiran yang tidak berkembang sebagai pikiran yang tidak berkembang.
Pikiran yang rendah sebagai pikiran yang rendah.
Pikiran yang luhur sebagai pikiran yang luhur.
Pikiran yang terpusat sebagai pikiran yang terpusat.
Pikiran yang berhamburan (kacau) sebagai pikiran yang berhamburan (kacau).
Pikiran yang bebas sebagai pikiran yang bebas.
Pikiran yang tidak bebas sebagai pikiran yang tidak bebas.'

'O Baginda, sama halnya seperti seorang wanita, lelaki atau anak kecil, yang ingin memperindah diri dengan melihat wajahnya pada permukaan sebuah kaca yang bersih dan jernih atau pada sebuah tempayan yang berisikan air jernih; maka apabila wajahnya memiliki tahi-lalat, ia tahu bahwa wajahnya memiliki tahi-lalat; apabila wajahnya tidak memiliki tahi-lalat, ia tahu bahwa wajahnya tidak memiliki tahi-lalat.'
'Demikian pula, O Baginda, dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada ceto-pariyanana (pengetahuan untuk membaca pikiran orang lain). Dengan menembus melalui pikirannya sendiri, ia mengetahui pikiran-pikiran mahluk lain, pikiran orang-orang lain. Dan ia mengetahui :

Pikiran yang disertai nafsu sebagai pikiran yang disertai nafsu.
Pikiran tanpa-nafsu sebagai pikiran tanpa-nafsu.
Pikiran yang disertai kebencian sebagai pikiran yang disertai kebencian.
Pikiran tanpa-kebencian sebagai pikiran tanpa kebencian.
Pikiran yang disertai ketidaktahuan sebagai pikiran yang disertai ketidaktahuan.
Pikiran tanpa-ketidaktahuan sebagai pikiran tanpa-ketidaktahuan.
Pikiran yang teguh sebagai pikiran yang teguh.
Pikiran yang ragu-ragu sebagai pikiran yang ragu-ragu.
Pikiran yang berkembang sebagai pikiran yang berkembang.
Pikiran yang tidak berkembang sebagai pikiran yang tidak berkembang.
Pikiran yang rendah sebagai pikiran yang rendah.
Pikiran yang luhur sebagai pikiran yang luhur.
Pikiran yang terpusat sebagai pikiran yang terpusat.
Pikiran yang berhamburan (kacau) sebagai pikiran yang berhamburan (kacau).
Pikiran yang bebas sebagai pikiran yang bebas.
Pikiran yang tidak-bebas sebagai pikiran yang tidak-bebas.

'Inilah, OBaginda, faedah nyata dari kehidupan seorang petapa dalam masa sekarang ini, yang lebih indah dan lebih tinggi dari pada yang terdahulu.'

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #39 on: 02 May 2009, 07:39:21 AM »
'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, ia mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada pengetahuan tentang pubbenivasanussati (ingatan terhadap kelahiran-kelahiran lampau). Demikianlah ia ingat tentang bermacam-macam kelahirannya yang lampau, seperti : satu kelahiran, dua kelahiran, tiga kelahiran, empat kelahiran, lima kelahiran, sepuluh kelahiran, dua puluh kelahiran, tiga puluh empat puluh kelahiran, lima puluh kelahiran, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus ribu kelahiran, melalui banyak masa-perkembangan (samvatta-kappa), melalui banyak masa kehancuran (vivatta-kappa), melalui banyak masa-perkembangan-kehancuran (samvatta-vivatta-kappa). 'Di suatu tempat demikian, namaku adalah demikian, makananku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku-bangsaku adalah demikian aku mengalami kebahagiaan dan penderitaan yang demikian, batas umurku adalah demikian. Kemudian, setelah aku berlalu dari keadaan itu, aku lahir kembali di suatu tempat demikian; di sana, namaku adalah demikian, makananku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku-bangsaku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan dan penderitaan yang demikian, batas umurku adalah demikian. Setelah aku berlalu dari keadaan itu, kemudian aku lahir kembali di sini.' Demikianlah ia mengingat kembali tentang bermacam-macam kelahirannya di masa lampau, dalam seluruh seluk-beluknya, dalam seluruh macamnya.'

'O Baginda, sama halnya seperti seseorang yang pergi dari desanya menuju ke lain desa, dan dari desa itu ia pergi ke desa lainnya lagi, serta dari desa itu ia pulang kembali ke desanya sendiri; maka ia akan tahu : 'Dari desaku sendiri, aku pergi ke lain desa. Di sana aku berdiri di tempat-tempat demikian, duduk demikian, berbicara demikian, berdiam diri demikian. Dari tempat itu aku datang ke desa lainnya; di sana aku berdiri di tempat-tempat demikian, duduk demikian, berbicara demikian, berdiam diri demikian. Dan sekarang, dari desa itu aku pulang ke desaku sendiri !
'Demikian pula, O Baginda, dengan pikirannya yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada pengetahuan tentang pubbenivasanussati (ingatan terhadap kelahiran-kelahiran lampau). Demikianlah ia ingat tentang bermacam-macam kelahirannya yang lampau, seperti : satu kelahiran, dua kelahiran, tiga kelahiran, empat kelahiran, lima kelahiran, sepuluh kelahiran, dua puluh kelahiran, tiga puluh kelahiran, empat puluh kelahiran, lima puluh kelahiran, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus ribu kelahiran, melalui banyak masa perkembangan (samvatta kappa), melalui banyak masa-kehancuran (vivatta-kehancuran), dan melalui banyak masa-perkembangan-kehancuran (samvatta-vivatta-kappa). 'Di suatu tempat kelahiran, namaku adalah demikian, makananku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku bangsaku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan dan penderitaan yang demikian, batas umurku adalah demikian. Kemudian, setelah aku berlalu dari keadaan itu, aku lahir kembali di suatu tempat demikian; di sana, namaku adalah demikian, makananku adalah demikian, keluargaku adalah demikian, suku bangsaku adalah demikian, aku mengalami kebahagiaan dan penderitaan yang demikian, batas umurku adalah demikian. Setelah aku berlalu dari keadaan itu, kemudian aku lahir kembali di sini.' Demikianlah ia mengingat kembali tentang bermacam-macam kelahirannya di masa lampau, dalam seluruh seluk-beluknya, dalam seluruh macamnya.'

'Inilah, O Baginda, faedah nyata dari kehidupan seorang petapa dalam masa sekarang ini, yang lebih indah dan lebih tinggi daripada yang terdahulu.'

'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, ia mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada pengetahuan tentang timbul dan mahluk-mahluk (cutupapata-nana). Dan dengan kemampuan dibba-cakkhu (mata-dewa) yang jernih, yang melebihi mata manusia, ia melihat bagaimana setelah mahluk-mahluk berlalu dari satu perwujudan, muncul dalam perwujudan lain; rendah, mulia, indah, jelek, bahagia dan menderita. Ia melihat bagaimana mahluk-mahluk itu muncul sesuai dengan perbuatan-perbuatannya: 'Mahluk-mahluk ini, saudara, memiliki perbuatan, ucapan dan pikiran yang jahat, penghina para Suci, pengikut pandangan-pandangan keliru, dan melakukan perbuatan menurut pandangan keliru. Pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka terlahir kembali dalam alam celaka, alam sengsara, alam neraka. Tetapi, mahluk-mahluk yang lain, saudara, memiliki perbuatan, ucapan dan pikiran yang baik, bukan penghina para Suci, pengikut pandangan-pandangan benar, dan melakukan perbuatan menurut pandangan benar. Pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka terlahir kembali dalam alam bahagia, alam surga.' Demikianlah, dengan kemampuan dibba cakkhu (mata dewa) yang jernih, yang melebihi mata manusia, ia melihat bagaimana setelah mahluk-mahluk berlalu dari satu perwujudan, muncul dalam perwujudan lain; rendah, mulia, indah, jelek, bahagia dan menderita.'

'O Baginda, sama halnya seperti di sana terdapat sebuah rumah bertingkat, terletak di suatu tempat yang menghadap ke perempatan jalan; dan seandainya seseorang yang memiliki mata berdiri di atasnya, mengamati orang-orang memasuki rumah, keluar dari rumah, berjalan hilir mudik sepanjang jalan, duduk di tengah perempatan jalan; maka ia akan tahu: 'Orang-orang itu memasuki rumah; orang-orang itu keluar dari rumah; orang-orang itu berjalan hilir mudik sepanjang jalan; orang-orang itu duduk di tengah perempatan jalan.'
'Demikian pula, O Baginda, dengan pikirannya yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada pengetahuan tentang timbul dan lenyapnya mahluk-mahluk (cutupapata nana). Dan dengan kemampuan dibba-cakkhu (mata dewa) yang jernih, yang melebihi mata manusia, ia melihat bagaimana setelah mahluk-mahluk berlalu dari satu perwujudan, muncul dalam perwujudan lain; rendah, mulia, indah, jelek, bahagia dan menderita. Ia melihat bagaimana mahluk-mahluk itu muncul sesuai dengan perbuatan-perbuatannya: 'Mahluk-mahluk ini, saudara memiliki perbuatan, ucapan dan pikiran yang jahat, penghina Para Suci, pengikut pandangan-pandangan keliru, dan melakukan perbuatan menurut pandangan-pandangan keliru. Pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka terlahir kembali dalam alam celaka, alam sengsara, alam neraka. Tetapi, mahluk-mahluk lain, saudara, memiliki perbuatan, ucapan dan pikiran yang baik, bukan penghina Para Suci, pengikut pandangan-pandangan benar, dan melakukan perbuatan menurut pandangan benar. Pada saat kehancuran tubuhnya, setelah mati, mereka terlahir kembali dalam alam bahagia, alam surga.'

Demikianlah, dengan kemampuan dibba-cakkhu (mata dewa) yang jernih, yang melebihi mata manusia, ia melihat bagaimana setelah mahluk-mahluk berlalu dari satu perwujudan, muncul dalam perwujudan lain; rendah, mulia, indah, jelek, bahagia dan menderita.'

'Inilah, O Baginda, faedah nyata dari kehidupan seorang petapa dalam masa sekarang ini, yang lebih indah dan lebih tinggi daripada yang terdahulu.'

'Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, ia mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada pengetahuan tentang penghancuran noda-noda batin (asava). Demikianlah, ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah dukkha'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah sebab dukkha'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah akhir dukkha'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah jalan yang menuju pada lenyapnya dukkha'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah asava'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah sebab asava'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah akhir asava'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah Jalan yang menuju pada lenyapnya asava'. Dengan mengetahui, melihat demikian, maka pikirannya terbebas dari noda-noda nafsu (kamasava), noda-noda perwujudan (bhavasava), noda-noda ketidaktahuan (avijjasava). Dengan terbebas demikian, maka timbullah pengetahuan tentang kebebasannya, dan ia mengetahui: 'Berakhirlah kelahiran kembali, terjalani kehidupan suci, selesailah apa yang harus dikerjakan, tiada lagi kehidupan sesudah ini'.

'O Baginda, sama halnya seperti dalam satu lekukan gunung terdapat sebuah kolam yang bersih, jernih dan terang airnya; dan seandainya seseorang yang memiliki mata berdiri pada tepinya, melihat di dalam kolam itu terdapat tiram-tiram, kerang-kerang, batu-batu kerikil, pasir dan sekawanan ikan yang berenang kian-kemari; maka ia akan tahu: 'Kolam ini bersih,' jernih dan tenang airnya. Di dalamnya terdapat tiram-tiram, kerang-kerang, batu-batu kerikil, pasir dan sekawanan ikan yang berenang kian-kemari'.
'Demikian pula, O Baginda, dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, bhikkhu itu mempergunakan dan mengarahkan pikirannya pada pengetahuan tentang penghancuran noda-noda batin (asava). Demikianlah, ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah dukkha.' Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah sebab dukkha'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah akhir dukkha'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah Jalan yang menuju pada lenyapnya dukkha'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah asava'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah sebab asava'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah akhir asava'. Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Inilah Jalan yang menuju pada lenyapnya asava.' Dengan mengetahui, melihat demikian, maka pikirannya terbebas dari noda-noda nafsu (kamasava), noda-noda perwujudan (bhavasava), noda-noda ketidaktahuan (avijjasava). Dengan terbebas demikian, maka timbullah pengetahuan tentang kebebasannya, dan ia mengetahui: 'Berakhirlah kelahiran kembali, terjalani kehidupan suci, selesailah apa yang harus dikerjakan, tiada lagi kehidupan sesudah ini.'

'Inilah, O Baginda, faedah nyata dari kehidupan seorang petapa dalam masa sekarang ini, yang lebih indah dan lebih tinggi daripada yang terdahulu. Tidak ada faedah nyata dari kehidupan seorang petapa dalam masa sekarang ini yang lebih mulia dan lebih tinggi daripada ini.'
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #40 on: 02 May 2009, 09:57:34 AM »
Quote from: CM
Bagaimana pandangan budhisme terhadap PLB yang saya alami.

hal-hal berikut bukanlah bahasan dari thread ini :
1. pembuktian bahwa PLB itu benar
2. pembuktian bahwa roh itu ada
3. mempertanyakan apakah meditasi saya benar atau salah
4. mempertanyakan apakah meditasi saya sesuai dengan buhisme atau tidak.
5. mempertanyakan apakah pengalaman saya tersebut halusinasi atau bukan, kecuali bila tercatat seperti itu dalam sutta.
6. mempertanyakan bagaimana cara meditasi yang benar
7. mempertanyakan kepada siapa saya harus berguru meditasi selanjutnya.

Bro CM yang baik..

Sekarang Anda ingin mendapatkan jawaban yang pasti dari Pandangan Buddhism mengenai PLB..
Bisakah dijawab dengan PASTI, jika KAMI DILARANG untuk MENANYAKAN apakah PLB itu BENAR ?

Itu alasannya mengapa saya mengilustrasikan anak kecil yang merengek2 minta dijelaskan taxonomi manakah kuda berkaki seribu. Tapi ketika pakar biologi menanyakan buktinya, anak kecil itu melarang untuk menanyakannya..
Anda sudah dewasa bro.. seharusnya bisa BERDISKUSI dengan BENAR.. jangan pakai cara anak kecil lagi YAK.. :))

Singkat kata thread ini seperti persamaan matematika yang aneh..

PLB itu adalah variable A
Buddhism adalah  variable B

CM menanyakan hasil A + B = ... ?

Diket B = 2
tapi CM tidak bisa menjelaskan PLB itu berapa nilainya ?

jadi ... + 2 = ? ? ? <= bisakah dijawab ?

« Last Edit: 02 May 2009, 10:04:29 AM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #41 on: 02 May 2009, 10:06:39 AM »
Quote from: forte
ok.. back to topic.. roh yang anda maksudkan itu apa..
mengenai kuda berkaki seribu.. saya akan percaya jika ada bukti yang jelas.. misal ada foto tanpa diedit... bukan dengan merengek kepada hedi.. hed.. percayalah pada gw ada kuda berkaki seribu.. itu konyol namanya.. atau merengek pada ilmuwan dan tetap ngotot minta ilmuwan menjalaskan apakah ada kuda berkaki seribu padahal diri sendiri belum bisa memberi bukti adanya kuda berkaki seribu..

Oh, jadi maksud anda, seharusnya saya membuktikan adanya roh. Membuktikan kepada siapa? Kepada anda atau kepada diri saya sendiri? Kalau untuk diri saya sendiri, sudah terbukti bahwa roh itu ada. Kalau saya harus membuktikan keberadaan roh itu kepada anda, mungkin lain kali saja. Saya membuka thread ini bukan untuk membuktikan kebenaran pengalaman saya kepada anda. Tetapi –maaf saya ulangi lagi- untuk mengetahui apakah ada pembahasan konsep PLB dalam budhisme, baik itu yang menentang atau yang menyetujui, yang penting berdasarkan budhisme yang tercatat dalam suta-suta.

Sebagai contoh, saya sudah menceritakan pengalaman yang sama kepada sekelompok orang dari agama tertentu. Tanpa saya harus menceritakan lebih detail dan tanpa saya harus membuktikan keberadaan roh, mereka langsung dapat memberikan penjelasan tentang PLB berdasarkan teori agamanya yang tercatat dalam kitab suci mereka. Dan begitu saya mengetahui “oh, ternyata ada pembabaran tentang konsep PLB dalam agama ini. ”. Hal yang sama ingin saya cari dalam budhisme. Jika misalnya anda mewakili budhisme, maka dapat saya simpulkan bahwa dalam agama budha, tidak terdapat pembabaran tentang PLB. Artinya Budhisme tidak menentang dan tidak pula menyetujui PLB, alias no comment Dan diskusi ini selesai.


Sekarang begini PLB itu istilah Anda.. di Buddhism tidak ada kata2 PLB.. tapi bisa jadi ada penjelasan mengenai PLB berdasarkan uraian Anda dengan PLB, namun dikemas dalam istilah lain dalam Buddhism.. Untuk itu KAMI PERLU PENJELASAN ANDA mengenai PLB.

Ibarat obat, Si A bersikukuh obat analgetik yang dia makan itu ASETAMINOFEN. Si A menanyakan pada si B, apakah sama ASETAMINOFEN dengan PARACETAMOL ? Si B menanyakan apa itu ASETAMINOFEN, bagaimana RUMUS STRUKTURnya . Si A tidak mau menjawabnya..
Pertanyaannya ? Bisakah si B menjawab ASETAMINOFEN = PARACETAMOL kalau TIDAK TAHU STRUKTURNYA ?
 
Makanya boss.. Jangan bertele2 boss.. just answer it.. and u will get the answer from us..
Ini forum diskusi.. jadi ada pertanyaan dan jawaban dari 2 arah.. bukan 1 arah..
kami berhak BERTANYA apa yang KAMI TIDAK JELAS dengan MAKSUD ANDA..
« Last Edit: 02 May 2009, 10:12:29 AM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #42 on: 02 May 2009, 10:46:18 AM »
Berbelit-belit sekali sampai ke "roh" segala.
Buddhisme memang tidak pernah mengatakan bahwa bathin itu letaknya di "dalam" jasmani. Itu yang utama.
Jadi kalau menurut Buddhisme, tidak ada pengalaman "dalam" dan "luar" tubuh. Jika mengembangkan meditasi tertentu, memang bathin bisa "menyadari" sesuatu yang lebih dari sekadar kesadaran yang diterima oleh keterbatasan tubuh. Tidak ada suatu keanehan yang bisa dirujuk sebagai "roh".

Out of Body Experience hanyalah suatu istilah bagi orang yang mempunyai konsep bathin ada di dalam tubuh. OBE yang sejati biasanya disertai bukti yang benar, misalnya ia "keluar" dari tubuh dan berada di satu tempat lain pada suatu waktu, dan menangkap informasi persepsi di sana yang ketika dibandingkan dengan kenyataan (sudah bangun dari meditasi, pergi ke tempat itu) adalah sama.

Jika hanya ada pengalaman persepi yang di luar tubuh (biasanya keluar dan melayang, melihat tubuh sendiri) lalu malang melintang ga jelas juntrungannya, kemungkinan besar itu memang hanya halusinasi saja karena masih ada gambaran kuat mengenai tubuh dan sekitarnya pada saat meditasi, dan sangat umum terjadi.


Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #43 on: 02 May 2009, 11:17:02 AM »
Sebenarnya yg dimaksud OBE itu ada.  Dan dalam Buddhism itu juga ada. Dalam bahasa umum dikatakan roh yg keluar melihat tubuh. Tetapi menurut pandangan buddhism tidaklah demikian tetapi akibat konsentrasi yg kuat maka kesadaran dapat melihat tubuhnya sendiri . Dan dapat melewati dimensi waktu dan ruang dan kesadaran itu sendiri tidak terkungkung atau didominasi oleh kesadaran jasmaninya.

Jadi disini hanya masalah penggunaan bahasa yg mengacu pada pengalaman yg sama. Oleh karena itu disinilah letaknya pengertian benar dan pandangan benar dalam melihat fenomena didalam meditasi. Apabila pada pengalaman yg sama tetapi pengertian dan pandangan berdasarkan kesimpulan yg terburu-buru atau tidak di lakukan penyelidikan terhadap pengalaman itu maka yg didapat hanya kebenaran relatif bukan yg hakiki atau yang tertinggi sehingga hasil yg dicapai bukanlah kebijaksanaan tetapi ilusi dan abinna. Tetapi bila pengertian dan pandangan benar ada maka selain fakta, abinna juga ada kebijaksanaan.

Disinilah sering kali banyak meditator terjebak dalam pengalaman2 yg dianggap suatu kebenaran sehingga mengalami stagnasi dalam kemajuannya bahkan menambah kesombongan.

Maka dari itu dalam  menyikapi pengalaman meditasi ini seseorang harus senantiasa rendah hati dan tidak melekat pada pandangan awal yg tercipta dan terus menyelidiki. Apabila mengalami kebuntuan ia harus mencari Guru yg benar2 bisa membimbing.

Khusus untuk menembus pemahaman ini seseorang harus berlatih vipasana, tidak melulu samatha. Jadi samatha vipasana itu harus sinambung dan melengkapi.  Ibarat Anda memerlukan senter didalam kegelapan, itulah disebut pandangan terang._/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #44 on: 02 May 2009, 02:24:00 PM »
Quote from: forte
Sekarang begini PLB itu istilah Anda.. di Buddhism tidak ada kata2 PLB.. tapi bisa jadi ada penjelasan mengenai PLB berdasarkan uraian Anda dengan PLB, namun dikemas dalam istilah lain dalam Buddhism.. Untuk itu KAMI PERLU PENJELASAN ANDA mengenai PLB.

Ibarat obat, Si A bersikukuh obat analgetik yang dia makan itu ASETAMINOFEN. Si A menanyakan pada si B, apakah sama ASETAMINOFEN dengan PARACETAMOL ? Si B menanyakan apa itu ASETAMINOFEN, bagaimana RUMUS STRUKTURnya . Si A tidak mau menjawabnya..
Pertanyaannya ? Bisakah si B menjawab ASETAMINOFEN = PARACETAMOL kalau TIDAK TAHU STRUKTURNYA ?
 
Makanya boss.. Jangan bertele2 boss.. just answer it.. and u will get the answer from us..
Ini forum diskusi.. jadi ada pertanyaan dan jawaban dari 2 arah.. bukan 1 arah..
kami berhak BERTANYA apa yang KAMI TIDAK JELAS dengan MAKSUD ANDA..

jika anda mempertanyakan, apa itu ruh atau apa itu PLB, maka pertanyaan ini relevan dengan topik thread ini. tapi kalau anda mempertanyakan apa bukti kebenaran adanya ruh, dinyatakan saya mendesak orang lain untuk percaya, ngotot minta pejelasan dari anda, dan menganggap saya sendiri belum dapat memberikan bukti adanya roh, merupakan pertanyaan dan pernyataan yang menyimpang dari thread.  Seperti perumpamaan yang anda posting berikut :

Quote from: forte
ok.. back to topic.. roh yang anda maksudkan itu apa..
mengenai kuda berkaki seribu.. saya akan percaya jika ada bukti yang jelas.. misal ada foto tanpa diedit... bukan dengan merengek kepada hedi.. hed.. percayalah pada gw ada kuda berkaki seribu.. itu konyol namanya.. atau merengek pada ilmuwan dan tetap ngotot minta ilmuwan menjalaskan apakah ada kuda berkaki seribu padahal diri sendiri belum bisa memberi bukti adanya kuda berkaki seribu..

Quote from: forte
Makanya boss.. Jangan bertele2 boss.. just answer it.. and u will get the answer from us..
Ini forum diskusi.. jadi ada pertanyaan dan jawaban dari 2 arah.. bukan 1 arah..
kami berhak BERTANYA apa yang KAMI TIDAK JELAS dengan MAKSUD ANDA..

mohon maaf yang sebesar-besarnya, bukan saya hendak menggurui dan mengatur, tapi hanya menjelaksan prinsip dan tradisi saya dalam berdiskusi.

dan saya enggan menjawab pertanyaan anda tentang roh,  selama saya belum melihat bahwa anda sudah focus kepada topiknya. Biasanya, jika dalam diskusi awal tidak tertib, sampai keujungpun tidak bisa tertib. Maka saya berharap bisa diskusi dengan tertib dulu, baru saya akan menjawab apa yang anda tanyakan tersebut kepada saya.

Mohon perhatikan pula postingan anda berikut :
Quote from: forte
sama seperti Anda.. sebelum bertele2 meminta bukti pada pandangan Buddhism. Buktikan dulu apakah Anda yakin bahwa itu bukan halusinasi dan adalah roh. Jangan seperti anak kecil yang merengek.. Simpel bukan ?

terima kasih atas semua tanggapannya. Dari cara anda berdiskusi, maka saya simpulkan bahwa anda bukanlah orang yang tepat untuk bisa saya ajak diskusi. Biarlah anda mendapatkan teman diskusi yang selera diskusinya sesuai dengan selera anda. Biarkan pula saya menemukan kawan diskusi yang sesuai dengan karakter diskusi saya. Diskusi saya dengan anda, cukuplah sampai di sini saja. 

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #45 on: 02 May 2009, 02:30:28 PM »
Quote from: ryu
Begini, ini Mas CM yak? Roh itu hanya ada dalam istilah agama samawi yang berarti Jiwa, sesuatu yang kekal, yang memberi kehidupan.

Jadi, dalam budhisme tidak ada istilah roh atau istilah yang sepadang dengan roh?

agama samawi mana yang memiliki pandangan bahwa roh itu sesuatu yang kekal? kalau agama Islam tidak memiliki pandangan bahwa roh itu kekal, melainkan perpandangan segala ciptaan tuhan itu tidak kekal, termasuk roh. yang kekal hanyalah satu saja, yaitu tuhan. tetapi yang saya pertanyaan bukanlah bagaimana pandangan budhisme terhadap konsep roh dalam agama Islam, melainkan bagaimana pandangan budhisme terhadap roh yang sifat-sifatnya saya gambarkan dalam PLB, seperti pada postingan awal thread ini.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #46 on: 02 May 2009, 02:41:34 PM »
Quote from: ryu
Begini, ini Mas CM yak? Roh itu hanya ada dalam istilah agama samawi yang berarti Jiwa, sesuatu yang kekal, yang memberi kehidupan.

Jadi, dalam budhisme tidak ada istilah roh atau istilah yang sepadang dengan roh?

agama samawi mana yang memiliki pandangan bahwa roh itu sesuatu yang kekal? kalau agama Islam tidak memiliki pandangan bahwa roh itu kekal, melainkan perpandangan segala ciptaan tuhan itu tidak kekal, termasuk roh. yang kekal hanyalah satu saja, yaitu tuhan. tetapi yang saya pertanyaan bukanlah bagaimana pandangan budhisme terhadap konsep roh dalam agama Islam, melainkan bagaimana pandangan budhisme terhadap roh yang sifat-sifatnya saya gambarkan dalam PLB, seperti pada postingan awal thread ini.
Tidak ada, soal pengalaman meditasi anda, saudara bond sudah menerangkannya :)

Menurut anda apabila seseorang mati kemudian masuk surga atau neraka yang katanya kekal, apakah yang masuk neraka/surga itu? Roh? inilah pemahaman agama samawi :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #47 on: 02 May 2009, 03:01:05 PM »
Dlm ajrn buddhs, sthu gw tidk ada pnjelsan mgnai pengalaman yg sdr  alami.
Klau mau dipksakan, mka penjlasan dri sdr bond sudah cukup dpt mmbri tanggapan bila dipndang dri sudut buddhsm yaitu pkiran yg sdang brproses didlm meditasi smpai tahap dmana seolah2 bisa lhat tubuh sndri.
Tpi sbnrnya mgkn tidak ada pnjelasn pngalaman ini bila ditinjau dr sdt pndang theravada khususnya.
Tapi mgkn apa yg sdr alami itu masih mrupakan tahap awal perjalanan roh sbgaimana sering didengar dri mazhab tantrayana, oleh Master Lushengyen.

cmiiw.
CMIIW.FMIIW.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #48 on: 02 May 2009, 03:03:20 PM »
Quote from: ryu
Menurut anda apabila seseorang mati kemudian masuk surga atau neraka yang katanya kekal, apakah yang masuk neraka/surga itu? Roh? inilah pemahaman agama samawi

tapi aku dan agamaku tidak memiliki pandangan seperti itu tentang roh. roh adalah sesuatu yang akan hancur, betapapun lamanya ia dapat hidup. jadi, lupakankan konsepsi roh yang kekal itu dalam diskusi ini. karena di sini, tidak ada seorangpun yang memiliki roh sebagai sesuatu yang kekal. saya simpulkan bahwa roh yang kekal tidak ada padanan kata-nya dalam istilah budhisme. tapi, apakah roh yang tidak kekal ada padanan katanya dalam budhisme?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #49 on: 02 May 2009, 03:09:26 PM »
Quote from: ryu
Menurut anda apabila seseorang mati kemudian masuk surga atau neraka yang katanya kekal, apakah yang masuk neraka/surga itu? Roh? inilah pemahaman agama samawi

tapi aku dan agamaku tidak memiliki pandangan seperti itu tentang roh. roh adalah sesuatu yang akan hancur, betapapun lamanya ia dapat hidup. jadi, lupakankan konsepsi roh yang kekal itu dalam diskusi ini. karena di sini, tidak ada seorangpun yang memiliki roh sebagai sesuatu yang kekal. saya simpulkan bahwa roh yang kekal tidak ada padanan kata-nya dalam istilah budhisme. tapi, apakah roh yang tidak kekal ada padanan katanya dalam budhisme?
nah sebaiknya diteliti dulu arti roh itu apa? soalnya roh itu hanya ada dalam islam dan kr****n dan mungkin juga di beberapa agama lain :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #50 on: 02 May 2009, 03:29:14 PM »
Quote from: bond
Sebenarnya yg dimaksud OBE itu ada.  Dan dalam Buddhism itu juga ada. Dalam bahasa umum dikatakan roh yg keluar melihat tubuh. Tetapi menurut pandangan buddhism tidaklah demikian tetapi akibat konsentrasi yg kuat maka kesadaran dapat melihat tubuhnya sendiri . Dan dapat melewati dimensi waktu dan ruang dan kesadaran itu sendiri tidak terkungkung atau didominasi oleh kesadaran jasmaninya.

komentar seperti inilah yang saya tunggu-tunggu.
kini saya tahu dan dapat menyimpulkan bahwa PLB/OBE itu juga dijelaskan dalam doktrin budhis, tetapi istilah-istilahnya saja yang berbeda. penganut agama lainnya menyebutnya sebagai "roh  yang keluar tubuh", sedangkan budhisme menyebutnya "kesadaran yang bebas dari kurungan kesadaran jasmani."

aku berharap sdr. Forte dalam melihat dialog ini, sehingga dia mengerti diskusi macam apa yang saya inginkan.

lanjut.....
apapun budhisme menyebutnya, saya akan menyebutnya sebagai PLB dengan pengertian yang sama dengan yang dimaksud dengan budhisme.

apakah anda berpendapat bahwa menurut budhisme, dalam PLB itu sesungguhnya tidak ada tubuh halus yang keluar dan masuk tubuh?

Quote
ketika roh saya menghadap ke arah kanan, saya dapat melihat benda-benda di sebelah kanan dengan jelas. tapi tubuh kasar saya tidak berubah dari semula, yaitu tetap menghadap ke barat

ruh saya bisa melihat benda-benda sebelah kanan. jika yang unsur halus yang bergerak tersebut hanyalah kesadaran, maka apakah kesadaran dapat melihat tanpa melalui mata?

saya dapat lepas jauh dari tubuh. saya dapat melihat tubuh, tapi tidak dapat merasakan kesadaran jasmani? mata saya terpejam, tapi saya melihat segala sesuatunya dengan jelas. apakah kesadaran itu memiliki mata dan telinga juga?

dalam suatu kondisi, saya berusaha memunculkan kembali kesadaran jasmani, tapi tidak bisa. bagaimana hal ini bisa dijelaskan berdasarkan pendangan budhis?

Quote from: ryu
nah sebaiknya diteliti dulu arti roh itu apa? soalnya roh itu hanya ada dalam islam dan kr****n dan mungkin juga di beberapa agama lain

sekedar mengingatkan, bahwa ini bukan dialog antara Islam/ kr****n dengan budha, melainkan dialog antara faham saya dengan budhisme yang difahami oleh anda dan kawan-kawan.

jadi, roh adalah unsur halus yang dapat keluar dan masuk tubuh manusia, menyatu dan berpisah dengan tubuh manusia. ia menjadi essensi dari manusia. manusia tanpa roh seperti seonggok mayat. ketika manusia mati, roh ini pergi keluar dari tubuh. ia bukan sesuatu yang baru, karena selama hayat dikandung badan, roh ini telah ada dan telah berkali-kali terpisah dari tubuh.

roh orang mati, keluar dari tubuhnya dengan membawa perasaan, kesadaran, pikiran dan faktor-faktor mental lainnya. ia akan hidup tanpa tubuh atau dengan tubuh halus. Jika ia hidup dengan tubuh, maka ia akan memiliki nyawa yang tersusun dari organ-organ tubuh.akan mengalami sakit, tua dan mati. tapi roh yang hidup tanpa tubuh, ia tidak mengalami sakiat jasmani, tidak tua, dan tidak mati karena tua, tapi dapat mati karena dibunuh, atau karena habis masa hidupnya di akhirat.

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #51 on: 02 May 2009, 03:47:32 PM »
seberapa lama meditasinya sampai mencapai PLB nya bos?
korban keganasan

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #52 on: 02 May 2009, 04:10:25 PM »
Quote
apakah anda berpendapat bahwa menurut budhisme, dalam PLB itu sesungguhnya tidak ada tubuh halus yang keluar dan masuk tubuh?

Sesungguhnya itu adalah kekuatan pikiran yg terkonsentrasi. Jika mau dilihat dari pengertian paramatha Dhamma(kebenaran tertinggi) . jadi yg dimaksud tubuh halus adalah refleksi dari kesadaran selama didalam jasmani yg seakan-akan terbentuklah tubuh kembar kita/atau Anda bisa melihat tubuh kasar anda. Ini adalah hasil dari konsentrasi kuat. Contohnya yg nyata, suruhlah teman Anda duduk disamping Anda, dan suruhlah dia memegang denyut nadi Anda apakah masih Ada ketika Anda mengalami PLB tadi. Jika tidak ada denyut coba di cek darahnya apakah masih mengandung oksigen pada kadar org yg masih hidup. Ini membuktikan selama ada yg disebut jhana78  maka tubuh masih berfungsi dengan baik yg bekerja secara berhubungan dengan  batin. Apabila jasmani dan batin ini benar2 terpisah, maka tidak ada namanya jhana78 yg mana tubuhnya mati sama sekali alias tidak berfungsi.

Quote
ruh saya bisa melihat benda-benda sebelah kanan. jika yang unsur halus yang bergerak tersebut hanyalah kesadaran, maka apakah kesadaran dapat melihat tanpa melalui mata?

tentu saja dapat melihat, ketika Anda melihat maka itulah disebut kesadaran melihat, ketika Anda mendengar maka itu disebut kesadaran mendengar. Dalam istilah awam kita sering menyebutnya melihat dengan mata batin.

Quote
saya dapat lepas jauh dari tubuh. saya dapat melihat tubuh, tapi tidak dapat merasakan kesadaran jasmani? mata saya terpejam, tapi saya melihat segala sesuatunya dengan jelas. apakah kesadaran itu memiliki mata dan telinga juga?

kesadaran adalah kesadaran, mata adalah mata dan telinga adalah telinga. Mata dan telinga adalah jasmani. kesadaran melihat dan kesadaran mendengar adalah proses bekerjanya batin/nama. Ketika Anda dalam keadaan normal melihat dengan mata jasmani Anda maka antara objek dan indria mata terjadi kontak saat itu pula munculah kesadaran melihat sehingga anda tau itu objek apa..(ingin lebih detil bisa pelajari abhidhamma)
Jadi kesadaran melihat adalah proses dari bekerjanya batin. batin adalah perpaduan dari 4 skanda(saya tidak akan bahas ini lebih detil, silakan tanya yg mengerti abhidhamma).

Quote
dalam suatu kondisi, saya berusaha memunculkan kembali kesadaran jasmani, tapi tidak bisa. bagaimana hal ini bisa dijelaskan berdasarkan pendangan budhis?

Ini dikarenakan anda belum mahir dalam hal muncul dan keluar. Dalam hal abinna atau kekuatan supernormal harus dilatih sampai mahir yaitu kita dapat mengendalikan kekuatan itu sesuai keinginan kita.
« Last Edit: 02 May 2009, 04:14:50 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #53 on: 02 May 2009, 04:43:22 PM »
 [at] CM

Ok.. Dari sisi apa yang menjadi bahan diskusi, kayaknya sulit ya menemukan titik temu.. tapi dari sisi lain, saya cukup salut dengan pola diskusi Anda yang sudah lebih sopan dari sebelumnya, tidak mengatakan orang tolol, g****k dsb.. Saya hargai itu.. dan saya keluar dari diskusi ini demi hargai itu.. :D

Met berdiskusi.. :)
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #54 on: 02 May 2009, 05:09:28 PM »
Sdr jhana, diantra mrka ada yg asal bunyi doang pdahal dia2 sndiri gak pernah ngalamin cuma asal komentar sja.
Krna itu, tanyalah pada mereka yg pernh ngalami hal yg sama, krna sulit bila brtanya pd mrka yg gak pernah ngalami, krna mrka ini cuma asbun doang. Thanks. . .and maaf bila ada orang2 yg gak brknan dihati.
CMIIW.FMIIW.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #55 on: 02 May 2009, 07:47:05 PM »
Sdr jhana, diantra mrka ada yg asal bunyi doang pdahal dia2 sndiri gak pernah ngalamin cuma asal komentar sja.
Krna itu, tanyalah pada mereka yg pernh ngalami hal yg sama, krna sulit bila brtanya pd mrka yg gak pernah ngalami, krna mrka ini cuma asbun doang. Thanks. . .and maaf bila ada orang2 yg gak brknan dihati.
Setidaknya tidak main percaya saja dan melihat kasus2 yang terjadi, kaga seperti ente yang katanya sudah tertipu sama Maitreya kakakakakak, jangan2 skarang pun sedang berusaha menipu kakakakak
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #56 on: 02 May 2009, 07:51:15 PM »
Quote from: bond
Sebenarnya yg dimaksud OBE itu ada.  Dan dalam Buddhism itu juga ada. Dalam bahasa umum dikatakan roh yg keluar melihat tubuh. Tetapi menurut pandangan buddhism tidaklah demikian tetapi akibat konsentrasi yg kuat maka kesadaran dapat melihat tubuhnya sendiri . Dan dapat melewati dimensi waktu dan ruang dan kesadaran itu sendiri tidak terkungkung atau didominasi oleh kesadaran jasmaninya.

komentar seperti inilah yang saya tunggu-tunggu.
kini saya tahu dan dapat menyimpulkan bahwa PLB/OBE itu juga dijelaskan dalam doktrin budhis, tetapi istilah-istilahnya saja yang berbeda. penganut agama lainnya menyebutnya sebagai "roh  yang keluar tubuh", sedangkan budhisme menyebutnya "kesadaran yang bebas dari kurungan kesadaran jasmani."

aku berharap sdr. Forte dalam melihat dialog ini, sehingga dia mengerti diskusi macam apa yang saya inginkan.

lanjut.....
apapun budhisme menyebutnya, saya akan menyebutnya sebagai PLB dengan pengertian yang sama dengan yang dimaksud dengan budhisme.

apakah anda berpendapat bahwa menurut budhisme, dalam PLB itu sesungguhnya tidak ada tubuh halus yang keluar dan masuk tubuh?

Quote
ketika roh saya menghadap ke arah kanan, saya dapat melihat benda-benda di sebelah kanan dengan jelas. tapi tubuh kasar saya tidak berubah dari semula, yaitu tetap menghadap ke barat

ruh saya bisa melihat benda-benda sebelah kanan. jika yang unsur halus yang bergerak tersebut hanyalah kesadaran, maka apakah kesadaran dapat melihat tanpa melalui mata?

saya dapat lepas jauh dari tubuh. saya dapat melihat tubuh, tapi tidak dapat merasakan kesadaran jasmani? mata saya terpejam, tapi saya melihat segala sesuatunya dengan jelas. apakah kesadaran itu memiliki mata dan telinga juga?

dalam suatu kondisi, saya berusaha memunculkan kembali kesadaran jasmani, tapi tidak bisa. bagaimana hal ini bisa dijelaskan berdasarkan pendangan budhis?

Quote from: ryu
nah sebaiknya diteliti dulu arti roh itu apa? soalnya roh itu hanya ada dalam islam dan kr****n dan mungkin juga di beberapa agama lain

sekedar mengingatkan, bahwa ini bukan dialog antara Islam/ kr****n dengan budha, melainkan dialog antara faham saya dengan budhisme yang difahami oleh anda dan kawan-kawan.

jadi, roh adalah unsur halus yang dapat keluar dan masuk tubuh manusia, menyatu dan berpisah dengan tubuh manusia. ia menjadi essensi dari manusia. manusia tanpa roh seperti seonggok mayat. ketika manusia mati, roh ini pergi keluar dari tubuh. ia bukan sesuatu yang baru, karena selama hayat dikandung badan, roh ini telah ada dan telah berkali-kali terpisah dari tubuh.

roh orang mati, keluar dari tubuhnya dengan membawa perasaan, kesadaran, pikiran dan faktor-faktor mental lainnya. ia akan hidup tanpa tubuh atau dengan tubuh halus. Jika ia hidup dengan tubuh, maka ia akan memiliki nyawa yang tersusun dari organ-organ tubuh.akan mengalami sakit, tua dan mati. tapi roh yang hidup tanpa tubuh, ia tidak mengalami sakiat jasmani, tidak tua, dan tidak mati karena tua, tapi dapat mati karena dibunuh, atau karena habis masa hidupnya di akhirat.
Nah paham anda itu mengarah kepada paham Atta yang hampir sama dengan paham reinkarnasi yaitu ada satu roh atau jiwa yang berpindah yang dengan jelas Buddha menolak paham ini :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #57 on: 03 May 2009, 04:17:42 AM »
Quote from: 7 tails
seberapa lama meditasinya sampai mencapai PLB nya bos?

secara formalnya, meditasi dengan objek perutnya sekitar 10  menitan. tapi, secara tidak formal, sepanjang hari itu saya bermeditasi dengan cara berkonsentrasi penuh terhadap setiap tindakan yang saya lakukan.

Quote from: forte
[at] CM

Ok.. Dari sisi apa yang menjadi bahan diskusi, kayaknya sulit ya menemukan titik temu.. tapi dari sisi lain, saya cukup salut dengan pola diskusi Anda yang sudah lebih sopan dari sebelumnya, tidak mengatakan orang tolol, g****k dsb.. Saya hargai itu.. dan saya keluar dari diskusi ini demi hargai itu..

o ya...
saya mohon maaf atas perkataan-perkataan saya waktu itu.

tanpa maksud membela diri, hanya mengatakan yang sejujurnya, bahwa berkata-kata kasar itu bukanlah sifat asli dari diri saya. kali ini, saya berkata-kata sesuai kebiasaan saya sehari-hari.

pada waktu itu, saya sedang bereksperimen. saya berdiskusi dengan orang-orang dari berbagai kalangan dan mencoba berkata-kata kasar untuk memahami bagaimana reaksi orang-orang apabila saya menyampaikan ideologi dengan cara kasar. eksperimen tersebut sudah selesai, dan kesimpulan telah saya buat.

dan terima kasih, karena saya berksempatan untuk lebih banyak belajar dari teman-teman forum ini, terutama yang pernah diskusi dengan saya, termasuk anda.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #58 on: 03 May 2009, 04:24:36 AM »
Quote from: ryu
Nah paham anda itu mengarah kepada paham Atta yang hampir sama dengan paham reinkarnasi yaitu ada satu roh atau jiwa yang berpindah yang dengan jelas Buddha menolak paham ini

roh itu bukan atta
karena roh itu bukan aku
sedangkan aku adalah atta

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #59 on: 03 May 2009, 07:40:19 AM »
dari hasil pengamatan eke
 [at]  jhana 78 mau nanya
atau mau menanamkan suatu pemahaman?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #60 on: 03 May 2009, 07:54:17 AM »
Quote from: ryu
Nah paham anda itu mengarah kepada paham Atta yang hampir sama dengan paham reinkarnasi yaitu ada satu roh atau jiwa yang berpindah yang dengan jelas Buddha menolak paham ini

roh itu bukan atta
karena roh itu bukan aku
sedangkan aku adalah atta
Ini ada sutta perihal jiwa tapi bahasa inggris nih ;D :
MAJJHIMA NIKâYA III
1. 2. Pa¤cattayasuttaü
(102) The five and the three

I heard thus.

At one time the Blessed One was living in the monastery offered by Anàthapiïóika in Jet's grove in Sàvatthi. The Blessed One addressed the bhikkhus from there. `Bhikkhus, there are certain recluses and brahmans who declare views about the future. Such as there will be a healthy perceptive self after death. There will be a healthy non- perceptive self after death. There will be a healthy neither perceptive nor non-perceptive self after death. Or else the annihilation, destruction and the non existence of the conscience. Or else the extinction here and now. These five are sometimes declared as three, as there is a healthy self after death, the annihilation, destruction and non existence of the conscience and extinction here and now. So these five sometimes become three and the three sometimes become five. This is the short exposition of the five and the three.

Bhikkhus, those recluses and brahmins who make known a healthy perceptive self after death, declare of a material self or an immaterial self, or of a self that is material and immaterial, or else a self that is neither material nor immaterial. Or they make known of a healthy self, with a single perception, or with various perceptions, or a limited perception, or an unlimited perception, healthy after death. A certain one overcoming the object, consciousness, declares of limitless imperturbability. The Thus Gone One knows those recluses and brahmins who make known a healthy perceptive self after death, declaring of, a material self or an immaterial self, or a self that is material and immaterial, or else a self that is neither material nor immaterial. Or of those that make known of a healthy self, with a single perception, or with various perceptions, or a limited perception, or an unlimited perception, healthy after death. The Thus Gone One also knows of these perceptions which are incomparably pure in the highest order, whether material or immaterial, whether a single perception, or various perceptions. He knows of the sphere of nothingness too, which is limitlessly imperturbable. Knows that these are compounded and coarse, there is a cessation of determinations, knowing the escape from this, the Thus Gone One overcame them.

Bhikkhus, those recluses and brahmins that declare of a non perceptive self healthy after death, declare of, a material, or an immaterial, or of a material and immaterial, or of a neither material nor immaterial non perceptive self healthy after death. Here, bhikkhus, a certain recluse or brahmin who declares a perceptive self healthy after death, would revile those recluses and brahmins. What is the reason for that? Perception, is an ailment, an abcess, an arrow, this non perception is peaceful and exalted. The Thus Gone One knows it. The recluses and brahmins who make known of a non-perceptive self healthy after death, declare of a material or immaterial, or a material and immaterial, or a neither material nor immaterial non-perceptive self healthy after death. Bhikkhus, if a recluse or brahmin was to say, I will make known the coming and going, disappearing and appearing, growth and development without matter, without feelings, without perceptions, without determinations and without consciousness, it is not a possibility. That is compounded and coarse, there is the cessation of determinations. The Thus Gone knowing the escape overcame it

Bhikkhus, those recluses or brahmins who make known of a neither perceptive nor non-perceptive self healthy after death, declare of a neither perceptive nor non perceptive self, of material, or of immaterial, or of material and immaterial, or of neither material nor immaterial. Here, bhikkhus, certain recluses or brahmins who declare a perceptive self healthy after death and those who declare a non-perceptive self healthy after death, revile those recluses and brahmins. What is the reason for that? Perception, is an ailment, an abcess, an arrow, its delusion this neither peception nor non perception is peaceful and exalted. The Thus Gone One knows it.

Those good recluses and brahmins who make known a neither perceptive nor non-perceptive self healthy after death, declare of a neither perceptive nor non perceptive self, of matter, or of non matter, or of matter and non matter, or of neither matter nor non matter. Bhikkhus, whoever recluses and brahmins make known the mental achievements in the spheres of seeing, hearing, smelling, tasting and touch with determinations, I declare these achievments as destruction. Bhikkhus, I declare these should not be achieved with determinations. but come to the end of determinations. [1] This is compounded and coarse, there is a cessation of determinations. The Thus Gone One seeing the escape, overcame it.

Bhikkhus, of those recluses and brahmins that make known, the perceptive self healthy after death, the non-perceptive self healthy after death and also the neither perceptive nor the non-perceptive self healthy after death, certain ones revile the recluses and brahmins who declare the annihilation, destruction and the non existence of the conscience. What is the reason for that? All these good recluses and brahmins declare their attachments hanging upside down, saying we will be in the future. As it would occur to a merchant gone to trade, it will be to me thus, and I will make gains. Thus, I will be in the future occurs to the recluses and brahmins as to the merchant gone to trade. The Thus Gone One knows. Those recluses and brahmins, who declare the annihilation, destruction and the non existence of the conscience, fear the self loathe it, and run round that same self. Like one bound to a wooden or iron post would run round and round the post. In the same manner those recluses and brahmins, who declare the annihilation, destruction and the non existence of the conscience of the person, fear the self, loathe it, and run round that same self. This is compounded and coarse, there is a cessation of determinations. The Thus Gone One seeing the escape, overcame it.

Whoever recluses and brahmins declared views about the future did so declaring one or the other of the five of these. Bhikkhus, there are recluses and brahmins who make known views about the past. They also get included in one or the other of these five. There are recluses and brahmins who declare views about the past such as the self and the world are eternal, this only is the truth, all else is false, the self and the world are not eternal, this only is the truth, all else is false, the self and the world are eternal and not eternal, this only is the truth, all else is false, the self and the world are neither eternal nor non eternal, this only is the truth, all else is false. The self and the world are limited, the self and the world are unlimited, the self and the world are limited and unlimited, the self and the world are neither limited nor unlimited, this only is the truth all else is false. The self and the world are of one perception, are of various perceptions, are of a limited perception, are of unlimited perception, this only is the truth all else is false. The self and the world, is completely pleasant, is completely unpleasant, is pleasant and unpleasant, is neither unpleasant nor pleasant, this only is the truth all else is false.

Bhikkhus, those recluses and brahmins who declare the view, the self and the world is eternal, this only is the truth, all else is false. That they should by themselves realize this pure view without a faith, a liking, hearsay, careful thinking and without a pleased view is not a possibility. When there is something realized by these good recluses and brahmins by themselves, there should be a certain amount of purity in these recluses and brahmins, yet they tell of a holding. This is compounded and coarse, there is a cessation of determinations. Knowing this the Thus Gone One seeing the escape and overcame it.

Bhikkhus, the recluses and brahmins who bear the view the self and world is not eternal, eternal and not eternal, neither eternal nor non eternal, limited, unlimited, limited and unlimited, neither limited nor not limited, of one perception, of various perceptions, of limited perception, of unlimited perception, only pleasant, only unpleasant, pleasant and unpleasant, neither unpleasant nor pleasant, this only is the truth, all else is false That they should by themselves realize this pure view without a faith, a liking, hearsay, careful thinking and without a pleased view is not a possibility. When there is something realized by these good recluses and brahmins by themselves, there should be a certain amount of purity in these recluses and brahmins, yet they tell of a holding. This is compounded and coarse, there is a cessation of determinations. Knowing this the Thus Gone One seeing the escape overcame it.

Bhikkhus, a certain recluse or brahmin gives up views about the past and future, not intending any sensual bonds, abides in joy secluded, thinking this is peaceful and exalted. This joy born of seclusion ceases and displeasure and unpleasantness arises to him. When the displeasure and unpleasantness ceases, that joy born of seclusion arises to him. It is like the shade that is dispelled with light and the light that is dispelled with the shade. In the same manner a certain recluse or brahmin gives up views about the past and future, not intending any sensual bonds, abides in joy secluded, thinking this is peaceful and exalted. This joy born of seclusion ceases and displeasure and unpleasantness arises to him. When the displeasure and unpleasantness ceases, that joy born of seclusion arises to him. The Thus Gone One knows, this good recluse or brahmin giving up views about the past and views about the future, not intending any sensual bonds, abides in joy secluded, thinking this is peaceful and exalted. This joy born of seclusion ceases and displeasure and unpleasantness arises to him. When the displeasure and unpleasantness ceases, that joy born of seclusion arises to him. This is compounded and coarse, there is a cessation of determinations. Knowing this the Thus Gone One seeing the escape overcame it

Bhikkhus, a certain recluse or brahmin gives up views about the past and views about the future, not intending any sensual bonds, overcomes the joy of seclusion, and abides, in immaterial pleasantness thinking, this abiding in immaterial pleasantness, is peaceful and exalted. That immaterial pleasantness ceases and the joy of seclusion arises to him. When the joy of seclusion ceases, the immaterial pleasantness arises to him. It is like the shade that is dispelled with light and the light that is dispelled with the shade. In the same manner a certain recluse or brahmin gives up views about the past and future, not intending any sensual bonds, overcoming the joy of seclusion, abides in immaterial pleasantness thinking the immaterial pleasantness, is peaceful and exalted. The immaterial pleasantness ceases and the joy born of seclusion arises to him. When the joy born of seclusion fades, immaterial pleasantness arises The Thus Gone One knows this good recluse or brahmin giving up views about the past and views about the future, not intending any sensual bonds, overcoming the joy of seclusion, abides in immaterial pleasantness thinking that immaterial pleasantness is peaceful and exalted. That immaterial pleasantness fades and the joy of seclusion arises to him. When the joy of seclusion fades the immaterial pleasantness arises to him. This is compounded and coarse, there is a cessation of determinations. Knowing this the Thus Gone One seeing the escape overcame it.

Bhikkhus, a certain recluse or brahmin gives up views about the past and views about the future, not intending any sensual bonds, overcomes the joy of seclusion, overcomes immaterial pleasantness, and abides in neither unpleasant nor pleasant feelings thinking, this abiding in neither unpleasant nor pleasant, is peaceful and exalted. Those neither unpleasant nor pleasant feelings cease and the immaterial pleasant feelings arise to him. When the immaterial pleasant feelings cease, the neither unpleasant nor pleasant feelings arise to him. It is like the shade that is dispelled with light and the light that is dispelled with the shade. In the same manner a certain recluse or brahmin gives up views about the past and views about the future, not intending any sensual bonds, overcoming the joy of seclusion, overcoming immaterial pleasant feelings abides in neither unpleasant nor pleasant feelings thinking the neither unpleasant nor pleasant feelings are peaceful and exalted. The neither unpleasant nor pleasant feelings cease and immaterial pleasant feelings arise to him. When immaterial pleasant feelings fade, neither unpleasant nor pleasant feelings arise to him. The Thus Gone One knows, this good recluse or brahmin giving up views about the past and views about the future, not intending any sensual bonds, overcoming the joy of seclusion, and overcoming immaterial pleasant feelings abides in neither unpleasant nor pleasant feelings thinking that neither unpleasant nor pleasant feelings are peaceful and exalted. Those neither unpleasant nor pleasant feelings fade and immaterial pleasant feelings arise to him. When immaterial pleasant feelings fade neither unpleasant nor pleasant feelings arise This is compounded and coarse, there is a cessation of determinations. Knowing this the Thus Gone One seeing the escape and overcame it

Bhikkhus, a certain recluse or brahmin gives up views about the past and views about the future, not intending any sensual bonds, overcomes the joy of seclusion, overcomes immaterial pleasant feelings, and overcomes neither unpleasant nor pleasant feelings and thinks I'm appeased, I'm extinguished, I do not hold. The Thus Gone One knows, this good recluse or brahmin, giving up views about the past and about the future, not intending any sensual bonds, overcoming the joy of seclusion, overcoming immaterial pleasant feelings and overcoming neither unpleasant not pleasant feelings, thinks I'm appeased, extinguished and do not hold. This venerable one is close to extinction, yet is holding to views of the past, or views of the future, or holding to the sensual bond, or to the joy of seclusion, or to immaterial pleasant feelings, or to neither unpleasant not pleasant feelings. That this venerable one says I'm appeased, extinguished and not holding, talks of his holdings This is compounded and coarse, there is a cessation of determinations. Knowing this the Thus Gone One seeing the escape overcame it

This is the incomparably noble appeasement realized by the Thus Gone One, as it really is, of the arising, fading, satisfaction, and the danger of the six mental spheres of contact, that is non holding release. The Thus Gone One has realized this incomparable noble appeasement, knowing as it really is the arising, fading, satisfaction, danger, and the escape from them, and is released without holdings.

The Blessed One said thus and those bhikkhus delighted in the words of the Blessed One.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #61 on: 04 May 2009, 09:41:35 AM »
kalo menurut buddhisme , tentu saja kami menolak paham adanya roh/atta .
itu cm ilusi , tubuh ini hnya terdiri dr unsur2 nama n rupa , batin n jasmani , dimana batin ini terdiri dari pikiran , perasaan , pencerapan n kesadaran . Dan ktk semua unsur2 itu diuraikan maka tdk ada itu yg dinamakan roh/atta ... ilusi .

mengenai apa yg anda alami , menurut sy itu adalah kekuatan pikiran yg terpusat ,
kesadaran anda sendiri , jadi itu bukan roh :) 

thanks Buddha...

Offline arya_bodhi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 36
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #62 on: 04 May 2009, 11:49:14 AM »
om jhana,

arya sering lohhh jalan2 keluar tubuh...

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #63 on: 04 May 2009, 12:04:16 PM »
Atas , tapi dalam mimpi ya?
CMIIW.FMIIW.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #64 on: 04 May 2009, 12:56:17 PM »
dari hasil pengamatan eke
 [at]  jhana 78 mau nanya
atau mau menanamkan suatu pemahaman?

terserah anda mau mengakategorikanya seperti apa, menilainya sperti apa. kalau saran saya, silahkan lihat dan perhatikan saja jalan diskusi ini. kesimpulannya anda sendiri akan tahu. tak perlu menanyaknnya kepada saya, dan saya tidak perlu menjawabnya untuk anda. soalnya the bad names calling sudah merupakan tradisi forum-forum diskusi.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #65 on: 04 May 2009, 01:06:16 PM »
kalo menurut buddhisme , tentu saja kami menolak paham adanya roh/atta .
itu cm ilusi , tubuh ini hnya terdiri dr unsur2 nama n rupa , batin n jasmani , dimana batin ini terdiri dari pikiran , perasaan , pencerapan n kesadaran . Dan ktk semua unsur2 itu diuraikan maka tdk ada itu yg dinamakan roh/atta ... ilusi .

mengenai apa yg anda alami , menurut sy itu adalah kekuatan pikiran yg terpusat ,
kesadaran anda sendiri , jadi itu bukan roh :) 



jadi yang menolak konsep roh itu budhisme atau "kami" atau "saya"?

OK! anda sudah menyampaikan pendapat anda mengenai pandangan konsepsi budhisme. hal itu sudah cukup bagi saya.

ini persoalan selanjutnya :
atta adalah istilah sang budha.
ruh adalah istilah orang timur tengah.

saya tak habis pikir, bagaimana dengan tiba-tiba banyak orang berpikir bahwa ruh adalah padanan kata dari atta. bagaiaman bisa tulis "ruh/atta"? atau "roh=atta"?

apakah penjelasan dari ryu yang dalam bahasa inggris itu berisi argumentsi mengapa roh merupakan padanan atta? jika berisi argumentasi tersebut, maka saya akan mencoba memahaminya, walaupun saya tak begitu baik dalam memahami english. tapi, kalau tidak berisi argumentasi mengenai hal itu, saya akan melewatkannya saja. karena sulit dimengerti dan irrelevant.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #66 on: 04 May 2009, 01:07:26 PM »
om jhana,

arya sering lohhh jalan2 keluar tubuh...

ya, ceritakan penglaman anda. dan mari kita temukan, bagaimana pandangn budhisme terhdap pengalaman anda.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #67 on: 04 May 2009, 02:09:04 PM »
kalo menurut buddhisme , tentu saja kami menolak paham adanya roh/atta .
itu cm ilusi , tubuh ini hnya terdiri dr unsur2 nama n rupa , batin n jasmani , dimana batin ini terdiri dari pikiran , perasaan , pencerapan n kesadaran . Dan ktk semua unsur2 itu diuraikan maka tdk ada itu yg dinamakan roh/atta ... ilusi .

mengenai apa yg anda alami , menurut sy itu adalah kekuatan pikiran yg terpusat ,
kesadaran anda sendiri , jadi itu bukan roh :) 



jadi yang menolak konsep roh itu budhisme atau "kami" atau "saya"?

OK! anda sudah menyampaikan pendapat anda mengenai pandangan konsepsi budhisme. hal itu sudah cukup bagi saya.

ini persoalan selanjutnya :
atta adalah istilah sang budha.
ruh adalah istilah orang timur tengah.

saya tak habis pikir, bagaimana dengan tiba-tiba banyak orang berpikir bahwa ruh adalah padanan kata dari atta. bagaiaman bisa tulis "ruh/atta"? atau "roh=atta"?

apakah penjelasan dari ryu yang dalam bahasa inggris itu berisi argumentsi mengapa roh merupakan padanan atta? jika berisi argumentasi tersebut, maka saya akan mencoba memahaminya, walaupun saya tak begitu baik dalam memahami english. tapi, kalau tidak berisi argumentasi mengenai hal itu, saya akan melewatkannya saja. karena sulit dimengerti dan irrelevant.
Ya padanannya hampir sama yaitu sesuatu yang di yakini kekal dan berpindah2 ketika bereinkarnasi, sedangkan dalam Buddhist sudah dijelaskan manusia itu terdiri dari panca skandha, dan itu selalu berubah2 tidak kekal.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #68 on: 04 May 2009, 02:49:36 PM »
Quote from: ryu
Ya padanannya hampir sama yaitu sesuatu yang di yakini kekal dan berpindah2 ketika bereinkarnasi, sedangkan dalam Buddhist sudah dijelaskan manusia itu terdiri dari panca skandha, dan itu selalu berubah2 tidak kekal.

o ya saya mengerti.

umat budhist menyamakan roh dengan atta, karena budha menolak konsep atman yang oleh hinduisme diakui sebagai atta dan bisa berpindah-pindah ketika bereinkarnasi. dan saya memperumpamakan roh sebagai atman.

saya tidak tahu konsepsi atman. tapi saya tahu konsepsi roh. dalam konsepsi roh, tidak ada perpindahan jiwa seperti konsepsi atman. orang yang terlahir tidak dirasuki roh, seperti atman berpindah ke suatu tubuh baru.

persamaan roh dengan atman, ia sama-sama sesuatu yang bisa lepas dari tubuh manusia. bedanya, atman dapat berpindah ke tubuh makhluk hidup lain saat bereinkarnasi, sedangkan roh tidak berpindah, melainkan maujud. dalam istilah budhist, mungkin maujud ini sama dengan tumimbal lahir.

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Pengalaman Luar Tubuh (PLB)
« Reply #69 on: 04 May 2009, 02:50:56 PM »
Ok deh ryu.

makasih atas semua tanggapannya.

saya rasa diskusi ini sudah cukup.

tanks for All

 

anything