Baiklah, Bapak Sunya. Saya tidak dapat menyalahkan anda jika anda ingin mengingatkan member lain. Juga sehubungan tradisi dan aktivitas tidak saya bahas lagi karena menurut anda, esensilah yg terpenting. Diskusi yg aneh memang, tapi saya akhiri saja.
Salam bahagia.
Bagi saya yang aneh justru membahas hal yang tidak prinsip. Jika Anda masih merasa aneh, mari kita uraikan dua kalimat yang istilahnya Anda persoalkan.
1. Makan petai, membuat puisi, berdansa, menabung di bank, membaca surat kabar, juga tidak ada di tradisi Buddhis.
2. Makan petai, membaca surat kabar, mengemudi, mengakses forum Dhammacitta, semua adalah aktivitas Buddhis.
Bisa ditunjukkan dimana letak aneh dari kalimat tersebut? Yang membuat aneh karena Anda berusaha menghubungkan kalimat pada postingan yang berbeda. Jika dilihat secara satu per satu, kedua kalimat tersebut memang valid. Anda tidak menangkap esensi, sebab Anda fokus pada contoh, bukan pada maksud dari diberikannya contoh tersebut. Anda sebenarnya juga belum menjawab pertanyaan saya sebelum ini, yakni apa Anda menangkap makna yang terkandung dalam tulisan tersebut. Boleh dijawab boleh tidak, terserah pada kearifan Anda.
Salam bahagia dalam diskusi dharma.