ajahn chah :
Bagaimanapun, saya ingin menegaskan bahwa dengan pengucapan-pengucapan saja, tidaklah mungkin untuk mengetahui vinaya secara lengkap, karena beberapa hal, apakah kita mengetahui atau tidak, tetaplah merupakan pelanggaran/kesalahan. Ini memang rumit. Namun ditekankan bahwa jika kita belum memahami aturan latihan atau ajaran tertentu, kita harus mempelajari peraturan tersebut dengan penuh semangat dan penuh hormat. Jika kita tidak tahu, kita harus berusaha untuk belajar. Jika kita tidak berusaha, dengan sendirinya itu merupakan suatu pelanggaran/kesalahan.
Misalnya, jika kalian ragu-ragu... seandainya di sana ada seorang wanita dan tanpa mengetahui apakah ia seorang wanita atau pria, kalian menyentuhnya (Pelanggaran sanghadisesa kedua, yang berkaitan dengan menyentuh wanita dengan penuh nafsu.). Kalian tidak yakin, tetapi tetap menyentuh... itu tetap salah. Dahulu saya heran mengapa itu salah, tetapi ketika saya merenungkan prakteknya, saya menyadari bahwa seorang pemeditasi harus memiliki sati, ia harus sangat berhati-hati. Apakah ketika berbicara, menyentuh, atau memegang sesuatu, pertama-tama ia harus mempertimbangkan dengan cermat. Dalam hal/kasus ini kesalahannya adalah pada tiadanya sati, atau kurangnya perhatian pada saat itu.