//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Yi FanG

Pages: [1] 2
1
Waroeng Mandarin / Ungkapan yang berhubungan dengan imlek
« on: 23 January 2014, 10:21:14 AM »
bantu membuat ungkapan yang berhubungan dengan imlek donk..
pake tulisan mandarin, pingyin sama artinya ya...

contoh: gong xi fa chai

2
Tolong ! / Email dan Website kena Hack
« on: 25 March 2013, 09:59:59 AM »
Namo buddhaya semuanya,
mau minta tolong nih..

Email dan Website milik yayasan kena hack.
Kondisinya,
jawaban pertanyaan rahasianya uda lupa dan verifikasi nomor telepon juga tidak bisa karena teleponnya uda ditutup 1 tahun lalu.
mohon bantuannya ya..

Makasi.. _/\_


3
Seremonial / happy birthday to yumi
« on: 21 November 2011, 10:36:28 AM »
wish u all the bestt..

 <:-P <:-P <:-P

4
Buddhisme untuk Pemula / Kumpulan Cerita Buddha
« on: 25 October 2011, 11:20:57 PM »
1.Kisah Seekor Kelinci Yang Suka Beramal

Cerita ini menggambarkan sampai dimana keikhlasan seekor binatang dengan amalnya.

Dahulu kala Sang Bodhisattva dilahirkan kembali sebagai seekor kelinci. Tempat tinggalnya di dalam rimba raya yang penuh dengan pohon-pohon yang rindang dan daun-daunnya yang berwarna hijau sepanjang masa. Rumahnya di dalam lubang kecil di tepi sungai. Karena tabiatnya yang halus dan peramah, maka semua penghuni hutan itu menjadi sahabatnya. Oleh karenanya ia merasa sangat bahagia. Tambahan lagi ia mempunyai tiga sahabat yang sangat akrab, yaitu seekor anjing air, seekor serigala dan seekor kera. Mereka merupakan empat serangkai yang tidak terpisahkan dan selalu bersama-sama. Seperti kata pepatah “ringan sama dijinjing berat sama dipikul”.

Tidak ada satupun di antara kawan-kawannya yang mengira, bahwa kelinci itu bukanlah kelinci yang biasa. Mengapa demikian? Ya, karena kelinci itu demikian sederhananya, dan tingkah lakunya pun tidak berbeda dengan binatang-binatang lain.
Tetapi kita tahu, bahwa kelinci itu adalah penjelmaan dari Buddha yang akan datang. Sebab itu ia memiliki sifat-sifat yang luhur. Dan keluhuran budinya itu ditunjukkannya dengan sederhana sekali. Tetapi yang terpenting baginya ialah menjalankan kebajikan beramal. Pada tiap-tiap kesempatan ia selalu menganjurkan supaya kawan-kawannya berbuat amal.

Karena sangat rajin selalu menganjurkan berbuat amal, maka kelinci itu sangat menarik perhatian binatang-binatang lain. Hali ini sampai pula terdengar di khayangan, tempat tinggal para para dewa, terutama dewa Cakra, yang memerintah semua dewa-dewa sangat tertarik kepada kelinci itu. Timbullah pertanyaan pada diri Sang Cakra, apakah kelinci itu yakin benar akan apa yang dianjur-anjurkannya tentang kebajikan beramal. Maka tidaklah tertahan lagi keinginannya untuk mengetahui hal itu, lalu dicarinya akal untuk mencoba keyakinan sang kelinci.
Dengan maksud itu ia turun dari khayangan dan menjelma menjadi seorang pendeta yang sudah tua usianya. Badannya dibuatnya berkerut dan sengsara seperti orang tua yang banyak menderita, miskin dan lapar.
Demikian pendeta itu sampai di hutan tempat tinggal kelinci. Tidak jauh dari rumah kelinci, ia merendahkan diri dan merintih-rintih minta tolong.

Seperti telah diterangkan di atas, kelinci itu selalu bersama kawan-kawannya. Demikian juga sekarang. Ketika mereka mendengar suara orang merintih minta tolong, berlari-larilah keempat binatang itu menuju tempat datangnya suara. Dan apakah yang mereka lihat? Seorang pendeta yang sudah tua, badannya kurus kering dan kepayahan.
Ibalah hati keempat binatang itu melihat kesengsaraan orang tua, apalagi seorang pendeta yang suci. Bertambahlah terharu mereka melihat sang pendeta hampir meninggal karena sangat lapar dan dahaga.

“Tunggulah,” kata mereka, “Kami akan mencarikan makanan dan minuman.” Ya, memang demikianlah, mereka harus mencari dahulu jika hendak makan dan minum. Anak-anak tentu mengerti juga, bahwa binatang-binatang hutan itu tidak mempunyai apa-apa di rumahnya. Mereka harus mencari makanan di mana-mana. Dan di mana saja terdapat makanan, di situlah mereka makan sampai kenyang.
Demikianlah, maka tidak lama kemudian si anjing air kembali dengan membawa tujuh ekor ikan. Ikan-ikan itu diberikannya semua kepada sang pendeta. Kemudian datanglah serigala membawa seekor kadal dan sedikit susu asam. Si kera datang pula dengan membawa beberapa buah mangga yang lezat-lezat. Dan akhirnya datanglah kelinci……

Anak-anak tentu mengira kelinci itu membawa makanan yang enak-enak pula, bukan? Sebab tidaklah dia yang selalu menganjur-anjurkan supaya orang menjalankan amal! Tetapi, apa yang terjadi? Kelinci tidak membawa apa-apa. Satu butir makanan pun tidak ada padanya. Memang hari itu hari sial baginya. Dengan tangan hampa ia berdiri di hadapan orang tua itu. Ia sangat malu, lebih-lebih terhadap kawan-kawannya.
Dalam hati ia berkata, “Ah, benar-benar binatang tidak berguna aku ini! Aku yang seringkali berbicara tentang kebajikan beramal, tetapi kenyataannya aku tidak mampu memberikan apa-apa kepada orang suci ini. Orang tua yang sangat memerlukan pertolongan dengan segera? Satu-satunya yang dapat kuamalkan kepadanya hanyalah badanku sendiri. Dan ini harus kulakukan!”

Karena pendeta itu sebenarnya adalah dewa Cakra, maka ia dapat mengetahui pikiran orang lain. Oleh karena itu mengertilah ia akan maksud kelinci itu. Tetapi sebagai pendeta ia dilarang membunuh makhluk. Sekarang yang perlu diketahui ialah, apakah kelinci itu benar-benar menyerahkan badannya sebagai makanan? Dikumpulkannya beberapa batang kayu dan dibakarnya. Kemudian dengan diam ia memandang kepada kelinci.
Dengan tidak berpikir panjang lagi kelinci itu meloncat ke dalam api yang menyala-nyala. Dan matilah ia dengan ikhlas dan bahagia, dengan keyakinan, bahwa perkataan-perkataannya tentang amal telah dibuktikannya dengan perbuatan.

Dan untuk memperingati perbuatan kelinci yang penuh keikhlasan dalam menjalankan amalnya, maka dewa Cakra menganugerahi kepadanya keputusan untuk menghias menara istana-istana para dewa. Dan anak-anak pun bisa melihatnya di bulan purnama.

5
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi / kuis
« on: 23 October 2011, 07:07:07 PM »
butuh bantuaannnn..


Jelaskan yang dimaskud dengan computer literacy?
Apakah Anda sudah dapat dikatakan sebagai computer literacy?

6
Buddhisme untuk Pemula / PANCASILA BUDDHIS & UPOSATHA SILA
« on: 16 October 2011, 02:05:32 AM »
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhasa

Terpujilah Beliau Yang Mahamulia, Sang Arahat, Yang telah Mencapai Pencerahan dengan Kemampuan Sendiri.
Pancasila Buddhis dan Uposatha Sila Untuk Upasaka dan Upasika (Umat Buddha Awam)

1.Pendahuluan

Pengalaman ajaran Buddha pada dasarnya bisa dikatagorikan menjadi sila (sila), Samadhi (Samadhi) dan pannya (panna). Sila, boleh dikatakan merupakan dasar dari praktik Dhamma, dan alangkah bagusnya bila ditambah dengan praktik dana (dana, kemurahan hati). Tetapi, tentu saja jika hanya mengandalkan dana dan sila, tanpa disertai dengan praktik samadhi dan pannya, juga bukanlah praktik yang sempurna. Dana, sila, samadhi, dan pannya perlu dipraktikkan secara bersama-sama. Masing-masing memperkuat yang lainnya.

2.Sila dan manfaatnya

Sila, menurut KBBI:
(1)silakan [kata perintah yang halus];
(2)duduk dengan kaki berlipat dan bersilang;
(3)a. aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; b. kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun); c.dasar, adab; akhlak; moral.

Menurut Kamus Pali:
Sila nt. sifat, tabiat, perangai, watak, perilaku, tingkah laku; budi pekerti, akhlak, moralitas, tabiat baik, perangai baik.

Sila, jika ditinjau secara etimologi (saddha-lakkhana) mempunyai arti “mantap-tenang” (silana), ketika perbuatan jasmani dan sebagainya selaras terkendali(samadhana) tidak liar-tak-karuan (avippakinna), juga ketika kualitas sifat bajik (kusala-dhamma) kokoh (upadharana)tertopang(patitthana).

Ciri sila : mantap-tenang (silana).
Fungsi sila : berperan untuk melenyapkan tindak-tanduk yang tak baik (dussilyaviddhamsana) serta mewujudkan ketiadacelaan (anavajjaguna-sampatti).
Manifestasinya: kemurnian jasmani, kemurnian ucapan, dan kemurnian pikiran. (A. 1:271)
Sebab terdekatnya : malu berbuat jahat (hiri), dan takut atau segan untuk berbuat jahat (ottappa).

Dikatakan bahwa dalam sila tercermin dalam kehendak (cetana) , factor-faktor batin (cetasika), pengendalian diri (samvara), ketiadaan pelanggaran (avitikkama). Pengendalian diri bisa terwujud melalui peraturan komunitas (patimokkha), sati (perhatian murni), pengetahuan (nana), kesabaran (khanti), dan semangat (viriya).

Manfaat sila:
•   “Ananda, sila nan bajik bertujuan pada ketiadasesalan, menghasilkan manfaat ketiadasesalan (avippatisara).” (A.5:1) [Avippatisaratthani kho, ananda, kusalani silani avippatisaranisamsani”ti.]
•   “Para kepala rumah tangga, ada lima faedah bagi dia yang bersila, yang berhasil dalam sila. Apa saja kelimanya? Di sini, para kepala rumah tangga, seorang yang bersila (silavant) yang memiliki sila(silasampanna), karena tidak lengah, meraih banyak harta milik. Inilah faedah pertama bagi dia yang bersila, yang berhasil dalam sila. Kemudian, para kepala rumah tangga, seorang yang bersila, yang memiliki sila, nama harumnya  tersebar luas. Inilah faedah kedua bagi dia yang bersila, yang berhasil dalam sila. Kemudian, para kepala rumah tangga, seorang yang bersila , yang memiliki sila, bila ia memasuki lingkungan masyarakat (parisa) lain, apakah lingkunganmasyarakat kesatria, lingkungan masyarakat brahmana, lingkungan masyarakat kepala rumah tangga, lingkungan masyarakat petapa, ia masuk dengan penuh percaya diri tiada canggung. Inilah faedah ketiga bagi dia yang bersila, yang berhasil dalam sila. Kemudian, para kepala rumah tangga, seorang yang bersila, yang memiliki sila, ia akan meninggal dengan tenang. Inilah faedah keempat  bagi dia yang bersila, yang berhasil dalam sila. Kemudian, para kepala rumah tangga, seorang yang bersila, yang memiliki sila, setelah meninggal, setelah hancur terurainya badan jasmani, ia akan terahir di alam surga, alam bahagia . inilah faedah kelima bagi dia yang bersila, yang berhasil dalam sila. (D.2:85) [Pancime, gahapatayo, anisamsa silavato silasampadaya. Katame panca? Idha, gahapatayo, silava silasampanno appamadadhikaranam mahantam bhogakkhandham adhigacchati. Ayam pathamo anisamso silavato silasampadaya. Puna caparam, gahapatayo, silavato silasampannassa kalyano kittisaddo abbhuggacchati. Ayam dutiyo anisamso silavato silasampadaya. Puna caparam,gahapatayo, silava silasampanno yannadeva parisam upasankamati-yadi khattiyaparisam yadi brahmanaparisam yadi gahapatiparisam yadi samanaparisam visarado upasankamati amankubhuto. Ayam tatiyo anisamso  silavato silasampadaya. Puna caparam, gahapatayo, silava silasampanno asammulho kalankaroti. Ayam catuttho anisamso silavato silasampadaya. Puna caparam, gahapatayo, silava silasampanno kayassa bheda param marana sugatim saggam lokam upapajjati. Ayam pancamo anisamso silavato silasampadaya. Ime kho, gahapatayo, panca anisamsa silavato silasampadaya”ti.]
•   “Para bhikkhu, jika seorang bhikkhu mengharapkan, “Semoga saya tampak menyenangkan, menawan hati, bermatabat di hadapan rekan sepenghidupan suci,’ “maka ia seyogianya menyempurnakan silanya, menggeluti samatha, tidak meremehkan jhana (jhana), menguasai wipassana (vipassana), mengembangkan batin di dalam, di tempat yang sepi.” (M.1:33) [“Akankheyya ce, bhikkhave, bhikkhu-‘sabrahmacarinam piyo ca assam manapo ca garu ca bhavaniyo ca’ti, silesvevassa paripurakari ajjhattam cetosamathamanuyutto anirakatajjhano vipassanaya samannagato bruheta sunnagaranam.]

Ada  2 jenis sila:
1.   Yang diamalkan (caritta) : mempraktikkan peraturan latihan(sikkhapada) dan perbuatan baik lainnya yang dimaklumkan Bhagawan, “Lakukanlah ini.”

Misalkan memberi penghormatan dengan cara bangkit dari duduk, beranjali, bersujud  kepada para kalyanamitta yang layak dihormati; melayani mereka, merawat mereka bila mereka sakit; mengindahkan nasihat yang diberikan mereka; memuji mereka yang memiliki kebajikan, menerima dengan sabar hantaman pihak lain; ingat terhadap bantuan yang telah diberikan mereka; turut berbahagia atas jasa-jasa kebajikan mereka; senantiasa tidak lengah dalam aneka kusala-dhamma; setelah menyadari melakukan kesalahan, mengakui sebagaimana adanya kepada sesama pengamal Dhamma (sahadhammika); memberi perhatian kepada mereka yang dirundung kesedihan atau kemalangan; memberi nasihat Dhamma kepada mereka yang memerlukannya, berusaha untuk menanggalkan keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kegelapan batin (moha), dan sebagainya.

2.   Yang dihindari (varitta) : tidak melakukan yang ditolak Bhagawan, “Jangan melakukan ini.” Misalnya: Pancasila Buddhis (perbuatan-perbuatan yang melanggar lima sila), 10 akusala-kamma, dan sebagainya.

7
Teknologi Informasi / kabel ata
« on: 14 October 2011, 02:27:18 PM »
tman tmannn..
btuh bantuannn nii..


ada yg tw knpa kabel ata np ada semacam koyak gtu d tengahnyaa?

n apa fungsi nyaaa?

8
Buddhisme untuk Pemula / INDAHNYA BERDANA
« on: 11 October 2011, 11:00:56 PM »
Mengapa Anda perlu uang?

Apa tujuan mendapatkan kekayaan?

Mungkin ada pertanyaan yang sederhana

Apa yang dapat dilakukan di masyarakat modern tanpa uang?


Hampir semua orang berjuang untuk mencapai kekayaan materi tetapi tidak tahu tujuannya. Orang mungkin memiliki pendapat yang berbeda-beda. Namun menurut pandangan Buddhis, hanya dua tujuannya.
Salah satu tujuannya adalah menggunakan kekayaan untuk kebahagiaan pribadi, untuk kehidupan yang nyaman. Hal ini untuk memuaskan mata, telinga, hidung lidah, tubuh dan pikiran.

Tujuan yang lain adalah memberi. Hal ini untuk kesejahteraan dan kebahagian masyarakat. Memberi kepada anggota keluarga, saudara, teman dan orang miskin. Sebagian orang tidak menikmati kekayaan yang telah diperoleh dan juga tidak berdana. Satu-satunya tujuannya adalah mengumpulkan kekayaan. Sepanjang hidupnya mereka berjuang untuk mencapai kekayaan. Mereka meninggal dunia setelah memperoleh harta kekayaannya dengan usaha keras. Kemudian orang lain yang akan memperoleh kekayaan itu.

Pada masa kehidupan Sang Buddha, ada seorang lelaki kaya di kota Savatthi. Ia selalu menasehati anaknya:”Jangan berpikir kita kaya. Kita tidak boleh boros. Kita harus mendapatkan lebih banyak kekayaan. Kalau tidak, harta kita akan merosot,”Orang kaya itu menanam lima pot koin emas di rumahnya.
Dia meninggal dunia tanpa memberitahu tempat itu kepada anaknya. Kemudian ia terlahir di sebuah desa lingkungan pengemis. Suatu hari ia berkunjung ke kota Savatthi. Ia memasuki rumah lamanya di kehidupan lampau. Anaknya yang merupakan pemilik rumah mengejarnya tanpa memberikan apanun.
Sang Buddha yang berada di sekitar itu melihat kejadian tersebut. Dia mengungkapkan kepada anak muda bahwa pengemis itu adalah ayahnya sendiri yang telah meninggal.
Tetapi ia tidak percaya. Jadi, Sang Buddha menyuruh pengemis muda itu menunjukkan tempat di mana ia menanam lima pot koin emas tersebut. Dengan demikian anak muda itu menerima apa yang dikatakan Sang Buddha.

Buddhisme mengajarkan untuk memperoleh kekayaan dengan cara yang benar. Sang Buddha mendorong kita menggunakan kekayaan untuk yang bermanfaat; untuk kejahteraan dan kebahagiaan sendiri dan masyarakat.

Apakah Dana?
Dana berarti memberi. Memberi dengan belas kasih kepada orang miskin. Berbagi kekayaan dan harta benda kepada orang lain dengan penuh kebajikan. Ini adalah memberi dengan bijaksana , mengerti arti dari pemberian. Memberi sebagai tanda persahabatan tanpa mengharapkan imbalan.
Dana tidak berarti hanya memberi makanan, pakaian, uang atau materi lainnya. Berdana termasuk juga berbagi pengetahuan, mengajar Dhamma, memuji perbuatan yang baik, mendorong orang untuk mengikuti jalan yang benar, menyediakan pelayanan dan sebagainya.

Ketika seorang bhikkhu memberikan Dhammadesana, dia sedang mrmpraktekkan ‘Dana’. Dia berbelas kasih kepada orang yang tidak mengerti Dhamma. Dia memberi pengetahuan; Dia membahas Dhamma.
Kita melihat seorang jahat. Dia melakukan banyak kejahatan karena kurangnya pemahaman benar. Kita berhubungan dengan dia karena belas kasih. Kita menunjukkan cara hidup yang benar. Itu berarti kita sedang mempraktekkan ‘Dana.’

Seseorang kecewa dengan hidupnya. Dia tertekan. Dia menghadapi banyak masalah dalam hidupnya. Dia hampir bunuh diri. Kita memahami situasinya. Kita mendekati dia dengan belas kasih. Kita berbicara dan menghiburnya. Berbagi beban dan membantunya untuk mengatasi kesulitan. Kita mendorong dia untuk hidup. Ini juga termasuk ‘Dana’.

Anda seorang guru, Anda bertemu seorang siswa yang tidak mampu membayar uang sekolah. Dengan belas kasih Anda meluangkan waktu untuk mengajar kepadanya. Membagi ilmu Anda. Ini juga termasuk ‘Dana’.

Sekelompok orang baik membangun sebuah rumah untuk keluarga miskin. Bagi orang yang mampu meyumbangkan uang. Jika Anda tidak memiliki uang, Anda bisa membantu membangun rumah dengan menggunakan tenaga fisik. Anda memberikan bantuan fisik.
Suatu pagi, seorang wanita tua sedang menunggu untuk menyebrang jalan. Lalu lintas sangat padat. Dia sangat lemah dan tidak dapat berjalan dengan baik. Beberapa anak sekolah mendekatinya dan membantunya menyebrang jalan. Mereka membantu dengan belas kasih; mereka memberikan pelayanan, ini juga termasuk ‘Dana’.

Dalam perjalanan ke kantor, Anda melihat kejadian tersebut. Anda merasa senang dengan kebajikan itu. Anda mendorong mereka untuk berbuat baik. Setelah sampai di kantor, Anda menjelaskan kepada kolega mengenai apa yang Anda lihat. Anda berbagi kebahagiaan dari kebajikan itu dengan orang lain. Anda mendorong orang lain untuk menanamkan kebajikan. Ini  juga termasuk ‘Dana’.


9
Kesehatan / [ASK] Osteoarthritis
« on: 02 October 2011, 01:16:01 AM »
Nenek saya, dua lututnya sakit, ga bisa jalan lama"..

Kira" uda 5 bulan yg lalu saya bawa ke dokter spesialis saraf, lalu dikasih makan obat anti sakit nenek ga tahan makan obatnya, mgkn terlalu berat obatnya, jadi jantungnya debar".. Ga cocok obat dokter. :( :( Lalu ada teman saran kasih makan glukosamin , jadi saya kasih glukosamin dibarengi kalsium magnesium, setelah makan itu kata nenek efeknya ada juga, berkurang sakitnya. Terus saya cari informasi sendiri ternyata sakitnya radang sendi itu butuhnya glukosamin, kalo kalsium cuma utk yg masih muda, lalu terusin makan OA forte. Makan ada 1 ½ botol gitu, sakitnya jd agak ringan, lalu nenek turunin dosisnya jadi 1 kapsul per hari sampe akhirnya berhenti. Setelah berhenti makan, sekitar sebulanan gitu, sakitnya kambuh lagi  :(, dan malah tambah parah  :(, ampe bangkit dari tempat tidur pun ga bisa  :(, kalo udah duduk di lantai mau bangkit lagi juga susah. . :(,

Kemudian nenek dibawa ke shinse dan di sana pake urut, tapi toh dia malah blg kalo diurut tambah sakit. Seminggu ini akhirnya sambung makan OA forte lagi, uda mulai bisa bangkit dari tempat tidur meskipun masih ga bisa jalan lama jg, tapi sudah bbrp hari ini katanya sakitnya tetap ada, saya takutnya ini uda makin parah lagi, skrg dia ngeluh uda ga bisa jongkok,, jadi susah juga waktu mau buang air besar.  ??? ???Saya mulai bingung gimana obatinnya biar nenek bisa sembuh. Buat jaga2 biar ga sampe berenti dikonsumsi, saya uda cadangin lagi glukosamin yg GCM simex (dulu sempat direkomen temen juga).

Nanti kalo glukosamin  uda ga mempan utk sakitnya yg makin lama makin parah, lalu mau makan apa lagi ya.  . ??? ??? Ada yg pnya saran g?
  ^:)^  ^:)^  ^:)^

 [-o<

10
Tolong ! / Hewan menguntungkan n merugikan
« on: 16 July 2011, 09:30:43 AM »
all..

mw tnya ne..
ad yg tw, hewan yg merugikan sekaligus menguntungkan manusia?

 ;D  ;D  ;D  ;D


11
Ulasan Buku, Majalah, Musik atau Film / Ajaran Yang Sehat
« on: 13 July 2011, 01:14:28 PM »
Bab 1
Anak yang baik

Jaman dahulu kala, ada sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ibu, ayah, adan anak. Anaknya sangat ramah tamah dan sangat baik. Namanya adalah Sama. Kedua orang tuanya buta, sehingga dia harus merawat mereka berdua.
Sama sangat mencintai kedua orang tuanya. Ada sebuah hutan di dekat rumah mereka. Dia sering masuk ke dalam hutan untuk mencari buah-buahan dan air untuk kedua orang tuanya.
Pepohonan yang ada di hutan penuh dengan buah-buahan dan beraneka bunga yang cantik. Kupu-kupu, burung, rusa, tupai, dan semua binatang lainnya di hutan sangat bersahabat dengan Sama. Bahkan kodok, kura-kura, dan ikan di kolam pun sangat menyukainya.
Setiap pagi, Sama mengambil buah-buahan dan air dari hutan, dan memberi makan kedua orang tuannya. Dia mengambil bunga-bunga yang cantik dan menaruhnya di dalam vas, membersihkan rumah, serta membantu pekerjaan kedua orang tuanya yang buta.
Kolam di tengah-tengah hutan itu penuh dengan air dan bunga teratai. Persis di samping kolam, terdapat lapangan rumput yang hijau. Sama dan kawan-kawan bermain di sana.
Pada suatu sore hari, Sama pergi ke kolam dengan membawa keranjang. Kawan-kawannya juga sudah menunggunya dia hari itu. Mereka sangat senang melihatnya. Seperti biasa, mereka berkejar-kejaran dan bermain.
Sore itu, raja sedang masuk ke hutan untuk berburu. Dengan mengendap-endap, raja mendekati kolam serta melihat seekor kijang. Dia mengambil busur dan memanah kijang itu. Panahnya gagal mengenai sang kijang, tetapi malahan mengenai Sama kecil.
Sama menangis keras karena kesakitan, dan tergeletak tak berdaya. Dia pinsan. Rusa itu menjilati tubuh Sama, dan menangis. Tupai, burung, dan semua kawan-kawan di hutan mengelilingi Sama, dan membelainya. Raja merasa amat menyesal atas apa yang terjadi terhadap anak kecil yang tidak bersalah ini.

Raja mengirimkan pesuruh untuk menjemput kedua orangtua Sama yang buta. Mereka sampai ke tempat dimana Sama tergeletak. Ibu dan bapak Sama yang buta menyentuh kepala anak mereka dan berkata:
“Anakku tidak pernah menyakiti siapapun.
Dengan kekuatan dari kebenaran ini, semoga anak kami sehat kembali. Semoga dia hidup kembali.”

Segera setelah itu, Sama membuka kedua mata. Kedua orang tua yang buta sangat bahagia. Mereka mencium dan memeluk anak mereka. Kawan-kawan Sama menangis bahagia.

Raja memutuskan tidak akn lagi berburu binatang, dan ingin melindungi semua binatang. Dia membangun rumah yang nyaman untuk kedua orang tua yang buta dan Sama anak mereka. Semenjak itu, Sama hidup bahagia bersama kedua orangtua dan kawan-kawannya pra binatang.
(Sama Jatakaya)

Penting diperhatikan
•   Merawat kedua orang tua adalah perbuatan yang sangat diberkati. Ini adalah tugas mulia seorang anak yang baik. [Mtata Pitu Upatthanam – Mangala Sutta]
•   Jika kamu baik kepada orang lain, maka semua orang akan menjadi ramah. Bahkan binatang juga ramah padamu.
•   Berkah dari orangtua adalah yang terbaik dan paling kuat.

12
Kesehatan / [ASK] Pinhole Glasses
« on: 18 December 2010, 09:14:13 PM »
Mau tanya nih.. ada yg pernah pake pinhole glasses?
apa bener2 bisa meningkatkan kualitas penglihatan serta menurunkan minus mata?
Please sharingnya yaa.. ;)

13
Buddhisme untuk Pemula / 38 Berkah Mulia (Mangala Sutta)
« on: 07 July 2010, 09:31:49 PM »
38 Berkah Mulia (Mangala Sutta)


1.   BERKAH-BERKAH PENTING
(1)   menghindari pergaulan dengan orang dungu
(2)   bergaul dengan yang bijaksana
(3)   menghormati mereka yang patut dihormati
(4)   bertempat tinggal di lingkungan yang sesuai
(5)   telah melakukan banyak perbuatan berjasa di masa lampau
(6)   menuntun diri ke arah yang benar

Berkah- berkah penting meliputi kualitas-kualitas yang paling  mendasar dan pokok yang harus dimiliki setiap orang. Elemen-elemen dari kelompok ini harus dibentuk untuk memperoleh kemajuan duniawi dan spiritual.

(1)   Menghindari pergaulan dengan orang-orang dungu~
Orang-orang dungu adalah mereka yang tidak dapat membedakan benar dari yang salah, dan sebagai akibatnya menimbulkan kerugian pada orang lain melalui perbuatan mereka. Mereka tidak memperhatikan moralitas dasar karena mereka tidak peduli terlalu banyak tentang konsekuensi dari perbuatan mereka. Dengan bergaul secara tidak waspada dengan orang-orang demikian, akan sulit untuk memperoleh kemajuan duniawi atau spiritual karena selalu saja ada kecenderungan untuk bertingkah laku dalam cara yang sama. Lebih jauh lagi, akan sulit untuk berkeinginan atau memiliki motivasi untuk melakukan perbuatan baik atau mengembangkan diri sendiri.

Akan tetapi, kita harus siap untuk memberikan bantuan apabila diperlukan dan juga membantu yang lainnya untuk mengembangkan diri mereka. Dengan demikian, kita tidak sepantasnya menghindari mereka yang dungu secara keseluruhan. Apa yang penting adalah kita bersikap waspada setiap saat dan jangan pernah mengizinkan diri kita sebaliknya terpengaruh oleh mereka. Berkah ini berada di urutan teratas dari daftar Buddha dan jelas merupakan suatu berkah yang paling penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, karena tanpa berkah ini tiada siapa pun yang patut diteladani.

(2)   Bergaul dengan yang bijaksana~
Orang-orang bijaksana adalah mereka yang telah memiliki kebijaksanaan untuk membedakan yang benar dari yang salah dan dengan demikian menghindar dari menyebabkan kerugian pada orang lain. Mereka mewaspadai bahwa perbuatan mereka memiliki konsekuensi bukan hanya pada kehidupan mereka saat ini, tetapi juga di kehidupan yang akan datang. Mereka melarang perbuatan jahat dan mendorong perbuatan baik. Kita harus selalu berusaha untuk bergaul dengan orang-orang yang lurus dan bermoral baik karena persahabatan yang baik sungguh penting dalam hidup kita, tidak peduli tahap kemajuan mana yang telah kita capai.

(3)   Menghormati mereka yang patut dihormati~
Orang tua kita, orang yang lebih tua dan para guru adalah orang-orang yang harus kita hargai dan hormati. Kita dapat menghormati mereka secara duniawi atau melalui tingkah laku kita. Dengan memberikan mereka penghargaan dan penghormatan, kita mendapat keuntungan dari panduan mereka dan terus belajar dari mereka.

(4)   Bertempat tinggal di lingkungan yang sesuai~
Lingkungan yang sesuai memiliki tujuan duniawi dan spiritual. Secara duniawi, ia berarti tempat yang damai dimana kehidupan dan harta milik lumayan terjamin. Secara spiritual, ia berarti tempat dimana seseorang mampu mempelajari dan mempraktekkan ajaran Buddha dalam kedamaian. Berkah dari bertempat tinggal di lingkungan yang sesuai mengijinkan kemajuan duniawi dan spiritual.

(5)   Telah melakukan banyak perbuatan berjasa di masa lampau~
Kita secara terus-menerus menerima hasil dari perbuatan masa lampau kita. Sebagai contoh, apabila kita telah membantu banyak orang di masa lampau, ada kemungkinan ketika diri kita membutuhkan bantuan, kita akan menerima bantuan dari beberapa orang yang pernah kita bantu sebelumnya. Dengan cara yang sama, jika kita terus membantu orang lain sekarang ini, ada kemungkinan di masa mendatang kita akan menerima bantuan dari seseorang yang telah kita bantu. Dengan demikian, kita harus secara terus-menerus melakukan perbuatan baik untuk masa yang akan datang. Merupakan berkah ganda telah melakukan perbuatan berjasa di masa lampau, dan mampu untuk terus-menerus melakukan perbuatan baik untuk masa yang akan datang.

(6)   Menuntun diri ke arah yang benar~
Kebanyakan orang bahkan tidak tahu bahwa mereka ada di jalan yang salah, terlebih-lebih menyadari jalan yang benar yang seharusnya mereka ambil. Jalan yang salah adalah tindakan tidak bermoral, ketamakan dan kebodohan. Jalan yang benar adalah tindakan yang bermoral, dermawan dan memiliki kebijaksanaan. Oleh sebab itu, mengetahui jalan yang benar adalah berkah tertinggi dan menuntun diri di arah kemajuan duniawi dan spiritual.

_/\_

14
Seremonial / HaPPy BiRtHdAy . . . Dhamma Sukkha/khita
« on: 03 July 2010, 01:23:01 AM »
~hAppY birThDay SweeT sEvEnTeeN Citta devi & Thiravaddani.~ . .

15
Kesehatan / resep jus berserat tinggi
« on: 01 July 2010, 12:33:59 PM »
Pitaya Strawberry Juice

Bahan:
1 buah naga
8 butir strawberry
50 g buah nenas
200 cc air dingin
1 cangkir es batu
2 botol yakults



Cara membuat:

  • Kupas buah naga & nenas, potong keci".
    Cuci bersih buah strawberry & tiriskan.

  • Masukkan semua buah & yakult kedalam blender, tambahkan 200cc air dingin & es batu.

~meT c0ba~




Pages: [1] 2