//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan  (Read 13177 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan
« Reply #30 on: 22 October 2008, 07:38:27 PM »
_/\_ Mari sharing mengenai Praktek Cinta Kasih

Kita sudah tahu bahwa org Buddhsit selalu diharapkan untuk mengembangkan cinta kasih,saya punay sebuah cerita pengalaman nyata yang baru saya alami pada hari Sabtu

Hari Sabtu,saya naik mikrolet dari arah Mangga Dua Square menuju Kota, saat itu seorang kakek umur sekitar 70thn naik angkot yang kebetulan angkot itu agak penuh, beliau duduk di samping saya, dan saat itu kakek itu terbatuk dengan keras, seperti gejala TBC ,dan sepertinya ingin muntah, lalu kakek itu meminta tolong pada saya untuk menepuk pundaknya, mengelus agar gejala batuknya reda, saya pun menuruti selama ditepuk,ia pun batuk sangat kencang sekali dan karena saya merasa mungkin hanya tepukan ini bisa membantunya,saya teruskan menepuk. Kemudian, tiba-tiba kakek mengatakan,sudah,saya sudah tidak apa-apa dan karena melihat itu,sayapun lega bahwa bantuan saya bisa meringankan dia, kakek itu menstop sopir dan akhirnya turun, sesaat setelah dia turun, saya kepikiran untuk menelepon namun alhasil Hape saya sudah lenyap.

Dan akhirnya saya menyadari bahwa kakek itu adalah komplotan pencopet hape karena setelah dipikir2 tujuan dia batuk sebenarnya adalah membuat pikiran saya terfokus untuk membantu, namun tidak sadar bahwa kantong saya diraba2 oleh temen disampingnya dan aneh setelah hape itu terambil ,si kakek tiba-tiba merasa sangat sehat,tidak batuk2 lagi sampai pada halte berikutnya,beliau baru turun

Saya baru sadar,apakah ini praktek CINTA KASIH  dengan melihat penderitaan semua makhluk,kita iba dan membantu namun ternyata yang ketika bantu adalah seorang pencopet tua.

Teman saya juga pernah kejadian kasus dimana ada orang mendadak ayan kejang-kejang di atas bus,ketika dia membantu,hapenya pun raib.

Saya pikir , praktek CINTA KASIH tanpa disertai dengan KEBIJAKSANAAN dan KEWASPADAAN adalah hal terbodoh didunia ini dimana di Buddhist, pengajarnya selalu mengharapkan orang memiliki CINTA KASIH namun KEBIJAKSANAAN DAN KEWASPADAAN sangat jarang disinggung. _/\_

artinya sekarang jadi lebih bijaksana bukan dan lebih berhati hati dalam menghadapi kejadian kejadian tersebut. sebuah pengalaman yang berharga sekali bukan kah demikian.

ini namanya belajar cinta kasih membuah kan hasil agar lebih bijaksana dan waspada sangat bagus bukan.

Offline dedy_tif00

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan
« Reply #31 on: 23 October 2008, 11:41:51 PM »
sodara nyanadhana saya juga punya cerita bagus siapa tau berguna tentang cinta kasih ambil hikmahnya yah. maaf kalo repost

Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.

Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.


Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, "Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?"

"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting," jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. "Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan ?"


Mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orangtua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun.

Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang.
Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.


Offline citanli

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 9
Re: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan
« Reply #32 on: 24 October 2008, 11:54:44 AM »
[ at ] betullllllllllllllllllllll

untung setuju dah

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan
« Reply #33 on: 28 October 2008, 10:09:58 AM »
sodara nyanadhana saya juga punya cerita bagus siapa tau berguna tentang cinta kasih ambil hikmahnya yah. maaf kalo repost

Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.

Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.


Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, "Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?"

"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting," jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. "Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan ?"


Mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orangtua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun.

Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang.
Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.



Ada orang  yg lebih TUO lagi melihat kejadian tsb....

dan bertanya orang tua yg bijaksana tsb....
apakah dgn menggunakan KAYU menolong kepiting tsb..
sebenarnya anda melakukan kebaikan terhadap kepiting2
secara keseluruhan.......?????

dalam SELEKSI ALAM......yg KUAT akan HIDUP..
yg LEMAH akan MATI............

dgn matinya species2 tertentu yg agak BODOH, agak LEMAH, dll...
justru memperkuat keturunan species2 tsb............
karna hanya species2 yg kuatlah yg kawin dan memberi keturunan....

bagaimana menurut yg lain?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline dedy_tif00

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan
« Reply #34 on: 28 October 2008, 02:02:47 PM »
sebenernya itu kan cuma kiasan bukannya kita nolong kepiting,ikan atau kura2 kita kan berbicara tentang cin kasih kalo mao ngomong tentang hukum rimba siapa yang kuat dialah penguasa itu mah laen lagi kata gw mah gak nyambung bro. kalo kita berbicara seperti hukum rimba itu justru kebalikan dari agama bro.soalnya setau gw knapa agama itu ada buat ngelindungin yang lemah dari tekanan kesewenang2an dari yang kuat liat aja latar semua agama itu terbentuk coba telaah.

Offline waliagung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 417
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • SEMOGA SEMUA MAHLUK HIDUP BERBAHAGIA
Re: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan
« Reply #35 on: 26 November 2008, 04:03:18 PM »
namo buddhaya....
kalau tidak salah atau mungkin bisa salah jadi mohon untuk di maklumi.....

tanamkan benih kebajikan /cinta kasih di tempat/tanah yg subur maka benih itupun akan berbuah kebahagiaan.

dengan kata lain membuat orang lain bahagia dengan tertawa lebih baik melihat dia sedih bahagia itu yg paling nyata dan bisa kita rasakaan timbal balik apa yg kita perbuat padanya,karena akan di syukuri selama lamanya  dan buah dari kebajikan kita akan berbuah tak terhingga.
shadu.....................................

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan
« Reply #36 on: 26 November 2008, 04:05:16 PM »
Dedy_tif00 halo seniorku yang sangat baik,apa kabar nih,salam angkatan 2001,lo tau siapa lah yang paling buddhist di 2001 hauahuahauha.....
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Ardie.h

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan
« Reply #37 on: 20 December 2008, 10:21:36 AM »
Sedikit tambahan.
Menolong orang memang tidak ada salahnya, tetapi kita memang tetap harus waspada.
seperti yang berada di dalam dhammapada bab II ayat 1
"Kewaspadaan adalah jalan menuju kekekalan,
 kelengahan adalah jalan menuju kematian.
 Orang yang waspada tidak akan mati,
 orang yang lengah seperti orang yang sudah mati."
Kita diajarkan tidak hanya untuk waspada terhadap 3 akusala mula, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Jika ada kata yang salah mohon dimaklumi.

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan
« Reply #38 on: 20 December 2008, 10:33:49 AM »
saia setuju dengan bro nyana, perlu kebijaksanaan dan kewaspadaan

bukan masalah materinya, tapi jika dengan cara begitu malah menimbulkan karma buruk bagi org itu karena mencuri
kan sama bodohnya..
kalo emank mau nolongin ya jangan menimbulkan karma buruk lah...
seperti gali lubang buat tutup lubang yg lain

seperti robin hut
tujuannya sih ingin menghasilkan karma baik
eh malah ada efek samping karma buruk yg berbuah juga

seperti cerita ttg org yg membantu kupu-kupu yg akan keluar dari kepompongnya dengan menggunting kulit kepompong
tapi ternyata itu malah membuat kupu-kupu tak bisa memompakan darah ke sayap
yg malah mengakibatkan sayapnya tak mengembang
akhirnya kupu-kupu tersebut tak bisa terbang
« Last Edit: 20 December 2008, 10:37:27 AM by Reenzia »

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Ketika Praktek Cinta Kasih dipertanyakan
« Reply #39 on: 20 December 2008, 11:33:52 AM »
memang demikian, walau menolong seseorang tanpa disadari kebijaksanaan adalah hal bodoh.

ada teman kadang yang suka memanfaatkan kebaikan kita demi keuntungan sendiri.....ketika kita tahu kita telah di manfaatkan demi tujuan yang tidak benar....maka setidak nya berhentilah menolong.

saya juga punya cerita

ada kenalan saya.....karena rumah nya terpencil dan letaknya dalam lorong/gang jadi agak sepi....ketika dia pulang malam...
ada beberapa orang berdiri-berdiri depan rumah seperti sedang mencari-cari alamat..
kemudian kenalan saya ini pulang...
mulanya...ada rasa tidak enak(seperti akan di todong)...

tetapi dia masuk kedalam rumah dan mengununci pintu pertama.(rumah nya ada 2lapis pintu....1.pintu jenis seperti jeruji...2.pintu kayu)
pada saat telah mengunci pintu jenis jeruji(harus nya sudah aman)...
eh...tau-tau karena kasih sayang nya tinggi...dia bertanya "ada yang bisa saya bantu pak"...
dengan cepat tangan perampok itu langsung memegang tangan kenalan saya...dan mengeluarkan pisau...

HP dan dompet pun raib.

ternyata pada awalnya korban bertemu pelaku....pelaku masih ragu-ragu akan melakukan tindakan penodongan atau tidak.
itu sebabnya bisa masuk ke rumah dengan aman dan mengunci pintu.

kesimpulan :
berhati-hatilah.....ketika kita yakin bisa menolong seseorang barulah kita tolong...
jika tidak yakin...sebaiknya jangan, tunda saja niat anda.
ibarat mau menolong orang tenggelam di kolam tapi diri sendiri tidak tahu berenang. ^^
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

 

anything