//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Memandang "kehidupan" dan "dunia"  (Read 15325 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #15 on: 01 July 2008, 09:14:03 AM »
"aha"...ting ting ting....kasih GRP ke riky Dave arrghh.......i'm coming.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #16 on: 01 July 2008, 07:12:26 PM »
Meditasi bagi saya :
Banyak orang yang bermeditasi.....Tetapi hanya "sedikit" orang yang tau cara bermeditasi...
Bagaimana hal ini bisa terjadi?Bukankah didunia ini banyak guru meditasi yang berkualitas?
Bukankah teori meditasi bisa didapatkan dimanapun dan kapanpun?Bukankah meditasi bisa dipraktekkan dirumah sekalipun?

Kenapa masih banyak orang yang masih tidak tau cara bermeditasi?
Mereka yang bermeditasi bukan tidak tau cara bermeditasi...
Mereka tau dan sangat tau...
Hanya mereka selalu mencari "sebuah kepastian didalam ketidakpastian hidup ini."...
Misalkan ada sebuah "tangga" dan sebuah pohon "mangga",kita sudah diberikan "tangga" untuk memetik "mangga" tersebut...Tapi apa yang dilakukan oleh kita terhadap "tangga" itu?
Kita terus bertanya,"Kenapa harus tangga itu?" "Bagaimana tangga itu bisa membantu saya?" "Bagaimana cara kerja tangga itu?" "Buat apa tangga itu?" "Bagaimana cara menaikki tangga itu?" "Apakah tangga itu aman?" "Apakah tangga itu pasti bisa membawa saya untuk memetik "mangga" tsb?" dstnya......Lantas kapan kita mulai menaikki tangganya?Apakah tangganya "dipeloti" terus dan  "dispekulasi" terus kita bisa "mencapai" dan "memetik" buah mangga itu?
Tentu tidak bukan?Itulah yang banyak dilakukan oleh orang....Mempelototi tangganya,berspekulasi tentang tangganya,mencari tau tentang asal muasal tangganya,mempertanyakan tangganya...Lantas kapan naiknya?Dia tidak akan pernah menaikkinya,jika dia menaikinya pada saat2 "tertentu" dia akan "mempertanyakannya" lagi....Ketika sudah dinaikki bahkan sudah setengah jalan dia akan mulai mempertanyakan tangga itu lagi..."Kapan sampainya?" "Dimana buah mangganya?" "Apakah jalan yang saya lalui sudah benar?" "Benar atau tidak ya?" "Apakah saya sudah salah jalan?" "Bagaimana sekarang ini?" "Apakah saya mesti kembali?" "Apa yang harus saya lakukan?" Dstnya......
Bagi saya itu bukanlah meditasi....
Meditasi seharusnya tidak banyak "muluk2nya"....Jika ada "tangga" langsung "naikki",ketika buahnya belum ketemu teruslah naikki "tangga" tersebut....Pada suatu saat(ini tidak perlu diharapkan,dipikirkan,diinginkan,dikehendakikan,dll) dia akan sampai juga....
"Jika anda masih mencari2 sebuah kepastian didalam ketidakpastian hidup ini,percayalah sampai kapanpun anda akan terus menerus menemani Samsara ini..."
"Segala sesuatu itu tidak pasti"

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #17 on: 02 July 2008, 08:25:11 AM »
Semoga kata-kata anda yang memberikan manfaat tidak hanya bertahan pada waktu 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun dan seterusnya, kalo bisa jaga pikiran Dhamma ini sampai Pembebasan terlampaui.
 _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #18 on: 02 July 2008, 12:00:31 PM »
Segala sesuatu tidak pasti.... 6bln,1thn,2thn dan seterusnya itu hanyalah khayalan aku semata....Semua itu tidak nyata...Masa depan itu tidak nyata dan tidak perlu dipikir2kan....
Jalani SAAT INI,sadari SAAT INI .....Inilah praktek meditasi sesungguhnya....
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #19 on: 02 July 2008, 01:40:09 PM »
Masa lalu,Masa Sekarang dan Masa Depan Bagi saya
Sudah banyak sekali orang yang sudah "tau" teori tentang "masa lalu","masa sekarang" dan "masa depan"...
Mungkin hal ini sudah "didengar" sampai sudah "basi",tapi apakah benar ada orang yang benar2 memahami makna dari kata2 tersebut dan mempraktekannya?
Orang bisa berkata,"Masa lalu adalah masa lalu atau masa lalu adalah mimpi"
Orang bisa berkata,"Masa depan adalah hal yang tidak pasti,masa depan adalah harapan,masa depan adalah khayalan"
Orang bisa berkata,"Yang pasti adalah MASA SEKARANG"

Benarkah orang tersebut "mengerti" kata2 diatas?Semua kata2 dia diatas adalah BENAR,tapi berapa banyak orang yang mempraktekkannya?Berapa banyak orang yang benar2 memahaminya?
Sang Buddha sendiri berkata,"Lebih baik memahami 1bait Dhamma asal mempraktekkan dan benar2 memahaminya,daripada mengucap beribu2 kata Dhamma tetapi tidak ada 1pun yang dipahami atau dipraktekkannya."
Masa lalu bagi saya itu bukan hanya 1tahun yang lalu,1bln yang lalu,1minggu yang lalu,1hari yang lalu,10jam yang lalu,1jam yang lalu,bahkan 1menit yang lalu...
Masa lalu bagi saya adalah 1detik yang lalu(jika detik masih dipecah maka dia menjadi 0,000001detik yang lalu dstnya.......)
Jadi setiap hal yang sudah berlalu bahkan 1 detik yang lalu maka dia menjadi "masa lalu" yang sudah mesti "dilepaskan" ,tidak perlu "dipikirkan" ,tidak perlu "digengam" karena hal itu sudah "terjadi" dan menjadi "masa lalu" dan tidak ada orang yang bisa mengubah kejadian yang sudah terjadi di "masa lalu"...Lantas kenapa kita harus "terbuai" didalam "masa lalu" kita lagi?Lantas kenapa kita harus mengengamnya lagi dan menyimpannya hanya sebagai sebuah "beban" bagi kita?Bukankah lebih baik kita "buang/lepaskan?"....
Masa depan bagi saya adalah hanya sebuah
"ilusi"
tidak berguna,masa depan itu menjadi masa depan ketika kita memikirkan apa yang akan terjadi 1detik kemudian.Lantas apa untungnya kita "memikir2nya?" Bukankah itu hanya menambah sebuah "beban" bagi kita?Kenapa kita tidak "melepaskannya" saja?Biarkah lah dia mengalir seperti air......Biarkanlah dia menjadi proses alami...
Ada sebuah contoh :Ketika pada pagi hari ini,saya bermeditasi didalam kamar,kemudian ibu saya pulang dari pasar...Saya "mendengar" suaranya dan saya tau dengan "pasti" dia akan memanggil saya dan menganggu meditasi saya untuk membukakan pintu bagi dia...Tetapi apakah berguna memikirkan masa depan?Itu lah kesalahan saya,lantas kenapa kalian masih "ingin" mengikuti kesalahan yang telah saya perbuat?Bodoh bukan?Ketika hal itu terjadi,ketika suara ibu saya terdengar dari kejauhan,saya biarkan saja....Biarkan sampai SAAT DIA MEMANGGIL SAYA YANG DISEBUT SAAT INI/MASA SEKARANG...Jangan sebelum dia memanggil kita sudah "memprediksi" dia kan "memanggil" kita karena apa yang kita prediksi itu adalah MASA DEPAN yang tidak berguna apa2 bagi kita dan sudah melawan proses alam...Biarkanlah dia mengalir bagaikan air...Kenapa kita selalu senang "mengganggu" proses alam dan "merusaknya"?Disanalah timbul Hukum Kamma....Hukum sebab akibat karena kita tidak membiarkannya mengalir bagaikan air,karena kita tidak membuatnya berproses dan menyadarinya sebagai fenomena alam...Kita "melawan" dengan "aku" kita sehingga muncul gaya tarik maka muncul gaya menarik bukan?Gaya magnet tarik menarik....Itu sama saja dengan Hukum Kamma yang kita ketahui...Kenapa kita begitu "bodoh" menciptakan sebuah sebab yang akan menimbulkan sebuah hasil bagi kita?Jika anda peduli pada hasil itu "baik" atau "buruk" pada anda...Maka anda belum cukup bijaksana untuk mengetahui tentang Nibbana....
Masa sekarang bagi saya....
Masa sekarang adalah SAAT INI juga ,bukan 1detik yang lalu ,bukan juga 1detik kemudian....Masa sekarang adalah pada saat kita disini dan menyadari seluruh indera kita sebagai mana adanya tanpa sedikitpun "penolakkan" maupun "perlawanan"....
Kita tidak melawan/menolaknya lagi karena "sesuatu yang lain" dalam diri kita sudah "mengetahuinya" bahwa itu hanyalah proses dari alam,bahwa itu adalah fenomena alami,sehingga tidak muncul "penolakkan" lagi karena kita SADAR bahwa itu alami...
Ketika kita "membaca" maka SAAT INI adalah ketika "membaca",ketika kita sudah selesai "membaca" maka "membaca" itu adalah MASA LALU kita yang tidak perlu "digengam" lagi....
Seperti kita "memegang sesuatu" ,anda boleh "memegang" apapun,tapi ketika anda "memegangnya" dan sudah "memegangnya" tepat pada SAAT ITU JUGA/SAAT INI/MASA SEKARANG "lepaskanlah" "selesaikanlah" jangan "mengengamnya" lagi sehingga menjadi sebuah "kemelekatan" didalam diri kita....
Bahkan jika anda BENAR sekalipun ,itu TIDAK PERLU digengam...Jika anda cukup "bodoh" untuk "mengengamnya" maka pandang benar itu akan tertutup menjadi pandang salah....
Lihatlah pengalaman saya dengan saudara Fox...Saya benar2 tau bahwa pernyataan dan kalimat saya "benar" saya berusaha "menjelaskan" "menyadarkan" kepada saudara Fox bahwa dia "salah paham" bahwa seharusnya mesti seperti pandangan saya...Lantas apa yang terjadi berikutnya?Kita menjadi berdebat dan masing2 melekat pada "kebenaran" masing2...Pada saat ini saya sadar bahwa pada kejadian itu saya adalah seorang yang "bodoh" dan "dungu"....
Karena tidak peduli seberapa BENAR pernyataan anda,jika anda cukup bodoh untuk "melekat" kepadanya maka "Kebenaran" yang "dilekati" akan menjadi "pandangan salah"
Sekarang bagi saya,saya tidak peduli akan pernyataan saya "benar" atau "salah"...Bagi saya ketika saya "mengucapkannya" maka dia hanya menjadi "sebuah kata2" setelah itu biarkan karena dia hanya menjadi "masa lalu", yang pasti adalah SADARI SAAT INI...Saya tidak akan melekat kepada "benar" atau "salah",itu tidak ada gunanya...Bagi saya biarkan dia mengalir sebagaimana adanya,karena semuanya hanya proses alam yang sangat alami.Jika saya merasa "benar" saya akan mengatakannya kemudian saya akan "melepas" kebenaran itu....Apakah anda mau bilang pernyataan saya "bodoh" "salah" "setuju" "tidak setuju" itu bukan urusan saya lagi...Karena itu sudah menjadi "masa lalu"...
"Ketika saya sudah "memegang" kebenaran maka pada saat itu juga saya "melepaskannya" karena didunia ini tidak ada yang perlu "digengam",semuanya hanyalah proses alami yang perlu DISADARI PADA SAAT ITU JUGA/MASA SEKARANG."

Salam,
Riky
« Last Edit: 02 July 2008, 01:45:57 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline aditya

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 173
  • Reputasi: 16
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #20 on: 02 July 2008, 02:53:08 PM »

Karena tidak peduli seberapa BENAR pernyataan anda,jika anda cukup bodoh untuk "melekat" kepadanya maka "Kebenaran" yang "dilekati" akan menjadi "pandangan salah"

Salam,
Riky
Sang setan pun tak punya senjata lagi..... _/\_

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #21 on: 02 July 2008, 06:41:27 PM »
Wah.. riky keren pencariannya :))
Selamat ya.. _/\_
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #22 on: 02 July 2008, 07:21:55 PM »
_/\_
Sesungguhnya tidak ada pencarian disana...
Andai kita cukup bijaksana untuk tidak melekat kepada bentuk dualisme maka tidak ada lagi penderitaan disana...Semuanya hanya fenomena alam yang benar2 alami....
:)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Riky ingin "vakum" dulu beberapa hari ...
« Reply #23 on: 03 July 2008, 06:35:30 AM »
Melalui pesan pribadi, Riky menyatakan selama beberapa hari ini ingin “vakum” dulu. … Katanya tulisan banyak orang di Forum Diskusi merupakan “debu yang menutupi mata” … makanya ia perlu “vakum” sejenak untuk “tidak terkontaminasi dengan debu” itu.

OK, Riky, bagus sekali … lakukan retret sendiri di rumah … Ayah akan mendampingimu dari jauh.

Riky, … ayah sudah tua … umur ayah sekarang sudah 65 tahun … tidak lama lagi ayah mengajar MMD ini … Tapi sekarang, ayah sudah menemukan pewaris ayah, penerus ayah … Ayah yakin, tidak lama lagi Riky akan menggantikan ayah membabarkan MMD kepada setiap orang yang mau mendengarkan … setidak-tidaknya selama dua generasi (50 tahun) lagi … :) … dan ayah bisa pergi dengan tersenyum … :)

Ayah.

Offline mushroom_kick

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.302
  • Reputasi: 92
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #24 on: 04 July 2008, 10:59:51 AM »
Masa lalu,Masa Sekarang dan Masa Depan Bagi saya
Sudah banyak sekali orang yang sudah "tau" teori tentang "masa lalu","masa sekarang" dan "masa depan"...
Mungkin hal ini sudah "didengar" sampai sudah "basi",tapi apakah benar ada orang yang benar2 memahami makna dari kata2 tersebut dan mempraktekannya?
Orang bisa berkata,"Masa lalu adalah masa lalu atau masa lalu adalah mimpi"
Orang bisa berkata,"Masa depan adalah hal yang tidak pasti,masa depan adalah harapan,masa depan adalah khayalan"
Orang bisa berkata,"Yang pasti adalah MASA SEKARANG"

Benarkah orang tersebut "mengerti" kata2 diatas?Semua kata2 dia diatas adalah BENAR,tapi berapa banyak orang yang mempraktekkannya?Berapa banyak orang yang benar2 memahaminya?
Sang Buddha sendiri berkata,"Lebih baik memahami 1bait Dhamma asal mempraktekkan dan benar2 memahaminya,daripada mengucap beribu2 kata Dhamma tetapi tidak ada 1pun yang dipahami atau dipraktekkannya."
Masa lalu bagi saya itu bukan hanya 1tahun yang lalu,1bln yang lalu,1minggu yang lalu,1hari yang lalu,10jam yang lalu,1jam yang lalu,bahkan 1menit yang lalu...
Masa lalu bagi saya adalah 1detik yang lalu(jika detik masih dipecah maka dia menjadi 0,000001detik yang lalu dstnya.......)
Jadi setiap hal yang sudah berlalu bahkan 1 detik yang lalu maka dia menjadi "masa lalu" yang sudah mesti "dilepaskan" ,tidak perlu "dipikirkan" ,tidak perlu "digengam" karena hal itu sudah "terjadi" dan menjadi "masa lalu" dan tidak ada orang yang bisa mengubah kejadian yang sudah terjadi di "masa lalu"...Lantas kenapa kita harus "terbuai" didalam "masa lalu" kita lagi?Lantas kenapa kita harus mengengamnya lagi dan menyimpannya hanya sebagai sebuah "beban" bagi kita?Bukankah lebih baik kita "buang/lepaskan?"....
Masa depan bagi saya adalah hanya sebuah
"ilusi"
tidak berguna,masa depan itu menjadi masa depan ketika kita memikirkan apa yang akan terjadi 1detik kemudian.Lantas apa untungnya kita "memikir2nya?" Bukankah itu hanya menambah sebuah "beban" bagi kita?Kenapa kita tidak "melepaskannya" saja?Biarkah lah dia mengalir seperti air......Biarkanlah dia menjadi proses alami...
Ada sebuah contoh :Ketika pada pagi hari ini,saya bermeditasi didalam kamar,kemudian ibu saya pulang dari pasar...Saya "mendengar" suaranya dan saya tau dengan "pasti" dia akan memanggil saya dan menganggu meditasi saya untuk membukakan pintu bagi dia...Tetapi apakah berguna memikirkan masa depan?Itu lah kesalahan saya,lantas kenapa kalian masih "ingin" mengikuti kesalahan yang telah saya perbuat?Bodoh bukan?Ketika hal itu terjadi,ketika suara ibu saya terdengar dari kejauhan,saya biarkan saja....Biarkan sampai SAAT DIA MEMANGGIL SAYA YANG DISEBUT SAAT INI/MASA SEKARANG...Jangan sebelum dia memanggil kita sudah "memprediksi" dia kan "memanggil" kita karena apa yang kita prediksi itu adalah MASA DEPAN yang tidak berguna apa2 bagi kita dan sudah melawan proses alam...Biarkanlah dia mengalir bagaikan air...Kenapa kita selalu senang "mengganggu" proses alam dan "merusaknya"?Disanalah timbul Hukum Kamma....Hukum sebab akibat karena kita tidak membiarkannya mengalir bagaikan air,karena kita tidak membuatnya berproses dan menyadarinya sebagai fenomena alam...Kita "melawan" dengan "aku" kita sehingga muncul gaya tarik maka muncul gaya menarik bukan?Gaya magnet tarik menarik....Itu sama saja dengan Hukum Kamma yang kita ketahui...Kenapa kita begitu "bodoh" menciptakan sebuah sebab yang akan menimbulkan sebuah hasil bagi kita?Jika anda peduli pada hasil itu "baik" atau "buruk" pada anda...Maka anda belum cukup bijaksana untuk mengetahui tentang Nibbana....
Masa sekarang bagi saya....
Masa sekarang adalah SAAT INI juga ,bukan 1detik yang lalu ,bukan juga 1detik kemudian....Masa sekarang adalah pada saat kita disini dan menyadari seluruh indera kita sebagai mana adanya tanpa sedikitpun "penolakkan" maupun "perlawanan"....
Kita tidak melawan/menolaknya lagi karena "sesuatu yang lain" dalam diri kita sudah "mengetahuinya" bahwa itu hanyalah proses dari alam,bahwa itu adalah fenomena alami,sehingga tidak muncul "penolakkan" lagi karena kita SADAR bahwa itu alami...
Ketika kita "membaca" maka SAAT INI adalah ketika "membaca",ketika kita sudah selesai "membaca" maka "membaca" itu adalah MASA LALU kita yang tidak perlu "digengam" lagi....
Seperti kita "memegang sesuatu" ,anda boleh "memegang" apapun,tapi ketika anda "memegangnya" dan sudah "memegangnya" tepat pada SAAT ITU JUGA/SAAT INI/MASA SEKARANG "lepaskanlah" "selesaikanlah" jangan "mengengamnya" lagi sehingga menjadi sebuah "kemelekatan" didalam diri kita....
Bahkan jika anda BENAR sekalipun ,itu TIDAK PERLU digengam...Jika anda cukup "bodoh" untuk "mengengamnya" maka pandang benar itu akan tertutup menjadi pandang salah....
Lihatlah pengalaman saya dengan saudara Fox...Saya benar2 tau bahwa pernyataan dan kalimat saya "benar" saya berusaha "menjelaskan" "menyadarkan" kepada saudara Fox bahwa dia "salah paham" bahwa seharusnya mesti seperti pandangan saya...Lantas apa yang terjadi berikutnya?Kita menjadi berdebat dan masing2 melekat pada "kebenaran" masing2...Pada saat ini saya sadar bahwa pada kejadian itu saya adalah seorang yang "bodoh" dan "dungu"....
Karena tidak peduli seberapa BENAR pernyataan anda,jika anda cukup bodoh untuk "melekat" kepadanya maka "Kebenaran" yang "dilekati" akan menjadi "pandangan salah"
Sekarang bagi saya,saya tidak peduli akan pernyataan saya "benar" atau "salah"...Bagi saya ketika saya "mengucapkannya" maka dia hanya menjadi "sebuah kata2" setelah itu biarkan karena dia hanya menjadi "masa lalu", yang pasti adalah SADARI SAAT INI...Saya tidak akan melekat kepada "benar" atau "salah",itu tidak ada gunanya...Bagi saya biarkan dia mengalir sebagaimana adanya,karena semuanya hanya proses alam yang sangat alami.Jika saya merasa "benar" saya akan mengatakannya kemudian saya akan "melepas" kebenaran itu....Apakah anda mau bilang pernyataan saya "bodoh" "salah" "setuju" "tidak setuju" itu bukan urusan saya lagi...Karena itu sudah menjadi "masa lalu"...
"Ketika saya sudah "memegang" kebenaran maka pada saat itu juga saya "melepaskannya" karena didunia ini tidak ada yang perlu "digengam",semuanya hanyalah proses alami yang perlu DISADARI PADA SAAT ITU JUGA/MASA SEKARANG."

Salam,
Riky
kurang lebih sprt sutra hati ya  _/\_
Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #25 on: 04 July 2008, 11:11:20 AM »
Berarti keadaan batin Riky sudah mendekati keadaan batin penulis Sutra Hati. Tidak sedikit pemeditasi vipassana/MMD juga mencapai keadaan batin seperti itu.

Ini saya sampaikan dengan serius, karena jelas tidak mungkin Riky mengarang-ngarang apa yang ditulisnya tanpa muncul dari pengalaman batinnya sendiri.

hudoyo

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #26 on: 04 July 2008, 11:22:16 AM »
Salah satu bukti kalau Riky memank cocok dengan MMD.Tentunya dengan bimbingan yang sesuai dari PakHud.Sungguh suatu keberuntungan dapat saling berbagi dhamma dari forum ini..

 _/\_
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #27 on: 04 July 2008, 11:31:30 AM »
Silahkan dibimbing terus Pak Hudoyo, kalau saat ini nya selalu dibimbing, saat depannya juga udah terbentuk polanya.  _/\_

salut
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #28 on: 31 August 2008, 02:16:19 PM »
Semakin jauh aku berlari semakin aku lelah mengikuti alur larianmu...
Semakin jauh aku mencari engkau wahai kebenaran semakin aku tertinggal...
Semakin aku mengejarmu,engkau semakin kabur,hanya tersisa kebenaran2 kosong yang ku pegang...
Apalah arti semua ini?
Semua orang sibuk melihat mana yang benar dan mana yang tidak benar...
Semua orang sibuk untuk mengkotakkan pandangannya tanpa melihat argumen dan kelogikaan...
Dimana kalama sutta mu Sang Bhagava?
Inikah murid2 yang engkau KEHENDAKI?
Inikah pergorbaan akan ajaranMU itu?
Orang berbondong2 melekat pada ajaran Engkau?
Engkau mengatakan EHIPASSIKO,mereka mengatakan SADDHA?
Engkau mengatakan MELEPAS,mereka mengatakan MELEKAT?
Inikah akhir ajaranMU?
Inikah pengorbanaan atas semua sutta yang konon keluar dari mulutMU?
Aku tidak tahu,aku juga tidak mau berlari didalam sutta2MU yang bertumpukan...
Aku juga tidak peduli apakah nanti aku tercerahkan atau tidak...
Bagiku semuanya seperti alunan air sungai yang pada akhirnya akan mengalir ke laut juga...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Nilakantha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 349
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
  • Namo Nan Hai Kuan Shi Yin Phu Sat
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #29 on: 31 August 2008, 04:44:24 PM »
Saya dulu mempertanyakan kenapa SB mengajarkan tentang Nibbana/padamnya aku??
Didalam pikiran saya selalu mempertanyakan,"Apa enaknya tidak terlahir kembali?"
Dunia telah menyediakan segala hal "kenikmatan" "kesenangan" "kegembiraan" "nafsu" "cinta" "sex" "gelora" "gairah" "kesedihan" "kekecewaan" "persahabatan" "teman sejati" "pasangan hidup" "uang" semuanya telah tersedia didalam dunia ini...Entah itu "baik" atau "buruk" semuanya telah ada dan tersedia...
Hanya dibutuhkan sebuah "kemampuan" yakni "uang"..."Uang" yang akan membuat semuanya "bekerja"...Kemudian ada alam dewa yang hidup berjuta2 tahun...
Kenapa harus memilih Nibbana?Kenapa harus merealisasikan Nibbana?Bukankah didunia ini sudah "komplit?"Ada "suka" maupun "duka"...Ada "benci" maupun "cinta"...Kenapa harus ada Nibbana Yang Hilang?Yang tidak terlahirkan lagi?
Bukankah dunia ini sudah cukup?Bukankah hidup dialam surga yang penuh kenikmatan sudah cukup?
Kenapa?Kenapa?dan Kenapa?
Itu yang dulu menjadi pikiran pertama saat saya mempelajari Buddhisme.Saya merasa "aneh" akan hal tsb..Kenapa kita tidak menjadi "dewa" saja dan bersenang2?
Kenapa harus tidak terlahir lagi?Bukankah terlahir itu menyenangkan?Bisa bertemu orang yang kita "cintai" maupun "benci"?Bisa mendapatkan segala pengalaman hidup?
Sekarang saya rasa,saya sudah mendapatkan semua jawaban dr pertanyaan saya yang dahulu..Semua yang saya tanyakan hanyalah khayalan dr "aku" saya...Semua yang saya "tanyakan" itu Tidak Nyata ,Tidak Kekal...
Masa depan itu tidak nyata,yang saya dapatkan didalam "masa lalu" itu hanyalah mimpi tidak ada "kaitannya" dengan sekarang.Sekarang adalah sekarang...Sekarang bukan dulu juga bukan pada saat yang akan datang...
Hidup didalam samsara membawa kebahagian dan penderitaan...Tapi kebahagian atau penderitaan itu sama saja...Tidak nyata karena berasal dari "aku"...
"Aku" yang menciptakan segalanya...Baik itu "benar" atau "salah","derita" atau "bahagia"...
Lantas kenapa saya harus mempertahankan "aku" yang masih bisa menciptakan "penderitaan" dan "kebahagian" bagi saya?Lantas kenapa saya harus mempertahankan "aku" yang menguasai "tubuh" ini?
Ketika "aku" saya padam maka disana yang tersisa hanya "sesuatu yg lain" yang saya sebut sebagai Kebahagian Tertinggi/Yang Mutlak karena tidak ada lagi kontradiksi antara "baik" dan "buruk" yang diciptakan oleh "aku" karena "aku" sudah padam...Yang tersisa hanya yang benar2 ada...Hanya yang benar2 terlihat sebagaimana adanya...Tanpa sebuah "label" yang menghakimi sesuatu itu "baik" atau "buruk" ,membuat kita "bahagia" atau "menderita" karena semua sudah sama...Kosong yang disebut Kebahagiaan Mutlak yang Tak Tergoyahkan lagi...Tidak ada lagi "penderitaan" dan "kebahagian" disana.....

Salam,
Riky

Wow , inikah Bro Riky yang Sekarang . Kemajuan yang positif nih. GRP to u Bro .




“ Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan ‘Jalan’ .”
                         ( Dhammapada 276 )