//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"  (Read 199275 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #525 on: 28 December 2012, 03:01:25 PM »
Sangat-sangat setuju, manusia semakin berisi ilmu, gak akan menyombongkan dirinya.

duhh master belut dimanakah engkau ? kembalilah kesini... cumi masih banyak ribuan pertanyaan.... janganlah menghilang...  :))
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #526 on: 28 December 2012, 03:20:10 PM »
duhh master belut dimanakah engkau ? kembalilah kesini... cumi masih banyak ribuan pertanyaan.... janganlah menghilang...  :))
benci tapi rindu ya?
tapi agak membingungkan.
dari 10 kali posting MB,kamu bantah 11 kali.masih mau nyodori ribuan pertanyaan !!
bagaimana kalau ribuan pertanyaan dijawab? mungkin pangkatnya naik jadi super super MB.
hehehe just kidding bro,

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #527 on: 28 December 2012, 03:27:12 PM »
Saya masih belum mengerti tentang tulisan anda, yang saya bold. Karena anda membandingkannya dengan kebenaran mutlak sang buddha, dengan anda sudah melihat kebenaran walau masih bisa keliru/salah.

Bukan. Dalam perspektif kritis (obyektif), siapa pun yang melihat (bahkan Buddha) harus dipersepsikan seolah bisa saja benar, bisa juga salah. Ini pesan dari Buddha sendiri: Jangan percaya ajaran-Ku, sebelum kamu membuktikannya sendiri.
Banyak ungkapan dalam agama Buddha sendiri, yang bernada serupa (intinya mengajarkan kita hati-hati dalam melangkah/mempercayai, bukan iman buta). Jadi prinsip ehipassiko itu, diterapkan pada ajaran Buddha juga, bukan hanya pada hal lain.

Tentang ehipassiko (masih dalam pertanyaan sama), apakah Anda meragukan penglihatan Anda sendiri sesudah Anda melihat piramid tersebut?

Masalahnya mungkin begini, Anda ragu bahwa orang bisa mencapai pencerahan (penerangan sempurna) ya? Bagi Anda hanya Buddha seorang yang bisa merealisasikannya? Begitu ya? Jika begitu memang sulit (keadaannya), jadinya kita akan lari ke iman buta dan pengkultusan; percaya Buddha mencapai, dan hanya Dia yang bisa mencapai. Jika ada yang mengaku telah membuktikan dan mencapai apa yang Buddha katakan/ajarkan, kita mengambil sikap tidak percaya (walau belum membuktikan sendiri).

Ini sulit, berkaitan dengan iman (kepercayaan). Dalam pikiran saya, mendalami Buddhisme harus kritis, obyektif dan penuh sifat analisa/penyelidikan mendalam. Jadi setiap makhluk memang beda-beda, dan tentunya saya menerima cara pembelajaran tiap makhluk.

Oke, salam pencerahan dan semoga berbahagia.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #528 on: 28 December 2012, 03:36:59 PM »
Saya terus terang saja ya om sunya. Ini pribadi, gak tau member lain merasa hal yang sama atau tidak.

Setelah membaca thread ini dari awal, yang muncul dalam pikiran saya,
who the h**l is this person? Cara anda berdiskusi itu sombong dan menggurui.
Seakan-akan anda telah mencapai, ehm jhana mungkin?
Sama sekali gak ada manfaatnya anda berusaha mengajar dengan attitude seperti itu.

Nanti setelah anda melalui tahap euforia kesombongan ini, silahkan ngajarin kita-kita lagi disini.

Pertama kali saya mengenal dhamma dulu, rasanya ingin membantai habis ajaran-ajaran agama lain.
Sangat mengagung-agungkan ajaran buddha.

Tapi seiring waktu, pelan-pelan masa-masa itu berlalu, hanya kadang-kadang masih muncul keinginan tersebut,
maklumlah, masih manusia biasa.

Begini saja, rekan sl99. Pertama saya luruskan, saya bukan mengajar, tapi hanya berbagi pemahaman.

Kedua, saya ada pertanyaan untuk Anda: Jika Anda punya mobil BMW, dan Anda mengatakan terus terang bahwa Anda punya mobil BMW, apakah itu sombong? Lalu apa tolok ukur suatu kesombongan itu?

Terus terang, saya sering menjumpai orang yang sombong (dalam sudut pandang konvensional/awam), tapi bagi saya malah tidak sombong. Bagi saya terkadang mereka hanya mau menunjukkan bahwa mereka memiliki sesuatu, atau bahkan mereka sedikit melebihkannya. Itu saja. Saya melihat sesuatu hanya seperti adanya, tidak membuat kesimpulan tertentu.

Mengajar dengan attitude seperti apa? Rasanya yang berkata-kata kasar dan penuh sindiran bukan saya, mungkin Anda tidak melihatnya?

Mengagungkan ajaran Buddha? Maaf bagi saya malah ajaran Buddha itu sampah (jika Anda sampai mengira saya demikian).

Apakah itu termasuk kata kasar dan menghina? Apakah itu membuat Anda terluka? Sedalam itulah kefanatikan kita diukur (ketika kita melekat berlebihan pada sesuatu).

Maaf, hanya itu yang bisa saya berikan. Tidak ada niat saya menyakiti (ini mungkin Anda tidak percaya, tidak masalah). Salam bahagia untuk Anda, semoga sukses dan sehat sejahtera.  _/\_

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #529 on: 28 December 2012, 03:40:59 PM »
Mengagungkan ajaran Buddha? Maaf bagi saya malah ajaran Buddha itu sampah (jika Anda sampai mengira saya demikian).

mungkin bagi saya yang sangat awam, kata2 ini sulit untuk saya mengerti. mohon pencerahannya bro...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #530 on: 28 December 2012, 03:45:22 PM »
[gmod=KK]Karena berdasarkan opini, tidak bermuatan "Mahayana", maka dipindah ke "pengalaman pribadi".[/gmod]

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #531 on: 28 December 2012, 03:50:10 PM »
mungkin bagi saya yang sangat awam, kata2 ini sulit untuk saya mengerti. mohon pencerahannya bro...

Tujuan tulisan: Meledakkan kemelekatan.
Metode (cara kerja): Bila seseorang membaca ini maka timbul rasa tidak senang atau emosi, maka sejauh itu kadar kemelekatannya.

Penjelasan lebih dalam terkait tulisan:
1. Dari segi bahasa.
Memang ajaran Buddha adalah sampah, sejauh dipahami secara keliru dan/atau tidak dipraktekkan dengan benar.
2. Dari segi sunyata.
Segala sesuatu kosong, tergantung yang mempersepsikannya.
Dharma bisa jadi manfaat, bila yang mendengar/mempersepsikannya siap (dari berbagai aspek; intelejensi, kebijaksanaan, waktu dan kondisi).
Dharma akan jadi sampah, bila kita adalah manusia bebal, tidak kenal kebajikan, sulit menerima input/masukan dari pihak luar, serta jika kita terlahir dalam kondisi tidak memungkinkan belajar (misalnya jadi seekor ayam saat Buddha sedang membabarkan dharma).

Nah, Anda cukup berhati-hati ketika melihat statement saya. Jika Anda berpersepsi duluan, tentu kena skak-mat lagi 'kan? :)

Itulah pengendalian diri, dan melihat apa adanya.

Oke, salam bahagia untuk Anda.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #532 on: 28 December 2012, 03:52:27 PM »
Karena berdasarkan opini, tidak bermuatan "Mahayana", maka dipindah ke "pengalaman pribadi".

Terserah, kalau pun saya memberikan argumen pembelaan, toh Anda tetap moderator.

Tidak apa-apa. Biarlah demikian.

Salam bahagia untuk Anda.  _/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #533 on: 28 December 2012, 03:57:52 PM »
Terserah, kalau pun saya memberikan argumen pembelaan, toh Anda tetap moderator.

Tidak apa-apa. Biarlah demikian.

Salam bahagia untuk Anda.  _/\_
Biarpun saya bukan moderator, toh memang tidak bermuatan "Mahayana", dan toh anda juga selalu merasa benar.

Jadi memang sebaiknya dibiarkan demikian.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #534 on: 28 December 2012, 04:01:31 PM »
Tujuan tulisan: Meledakkan kemelekatan.
Metode (cara kerja): Bila seseorang membaca ini maka timbul rasa tidak senang atau emosi, maka sejauh itu kadar kemelekatannya.

oh demikian.. terima kasih atas tanggapannya.

Penjelasan lebih dalam terkait tulisan:
1. Dari segi bahasa.
Memang ajaran Buddha adalah sampah, sejauh dipahami secara keliru dan/atau tidak dipraktekkan dengan benar.

kurang setuju, mungkin anda kurang jeli memilih kata2.
ajaran buddha adalah sampah sejauh dipahami secara keliru dan atau tidak dipraktekkan dengan benar, namun jika sebaliknya tentu ajaran buddha bukan sampah namun harta mustika yang tidak ternilai harganya.

nah jika anda langsung mengetikan kata2 ajaran buddha adalah sampah, ini bisa berpengertian keseluruhan (secara general) ajaran buddha adalah sampah yang tidak berharga sama sekali. makanya saya bertanya..

2. Dari segi sunyata.
Segala sesuatu kosong, tergantung yang mempersepsikannya.

no comment, saya tidak mengerti yang beginian..

Dharma bisa jadi manfaat, bila yang mendengar/mempersepsikannya siap (dari berbagai aspek; intelejensi, kebijaksanaan, waktu dan kondisi).
Dharma akan jadi sampah, bila kita adalah manusia bebal, tidak kenal kebajikan, sulit menerima input/masukan dari pihak luar, serta jika kita terlahir dalam kondisi tidak memungkinkan belajar (misalnya jadi seekor ayam saat Buddha sedang membabarkan dharma).

yang ini saya setuju...

Nah, Anda cukup berhati-hati ketika melihat statement saya. Jika Anda berpersepsi duluan, tentu kena skak-mat lagi 'kan? :)

Itulah pengendalian diri, dan melihat apa adanya.

Oke, salam bahagia untuk Anda.  _/\_

salam bahagia untuk anda juga  _/\_

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #535 on: 28 December 2012, 04:42:53 PM »
Intermezzo aja  ;D

MERENDAHKAN SIKAP SENDIRI

Mengapa lautan bisa menampung air dari ratusan aliran sungai, itu dikarenakan permukaan air laut paling rendah. "Merendah" baru bisa mudah bergaul dengan orang lain, merendahkan sikap diri sendiri baru mudah memaafkan orang lain.

Baru-baru ini, di dalam pergesekan moral dengan orang lain, dengan jelas menyadari bahwa diri saya mempunyai suatu keterikatan yang sangat lekat, yaitu selalu meletakkan diri kita sendiri di tempat yang sangat tinggi, menempatkan diri pada posisi yang tinggi, bergaya bagaikan "semua orang sedang mabuk, hanya saya satu-satunya yang sadar". Didalam pergaulan dengan orang lain, bahkan di dalam sekilas pikiran kita juga membawa unsur terpendam yang tidak kita sadari.

Yang kita tampakkan keluar adalah, segala sesuatu berpusat pada diri kita sendiri, selalu merasakan bahwa diri kita yang paling tepat, bertindak sesuka hati kita, tidak menghargai orang lain; Atau senang membual, membesar-besarkan sesuatu untuk memamerkan diri sendiri; Atau tidak menyukai orang lain, selalu melihat kekurangan orang lain, selalu merasakan diri kita lebih unggul dari pada orang lain. Senang mengomentari orang lain, tidak memusatkan pikiran untuk mencari kekurangan diri sendiri.

Walaupun terkadang di mulut juga mengatakan kebaikan orang lain, akan tetapi di dalam hati berpikir bahwa saya lebih unggul dari Anda. Bahkan kadang kala diri kita masih bisa terbawa oleh keterikatan semacam ini, berubah menjadi sangat tidak rasional. Sangat ingin bisa mengungguli orang lain, dan hati merasa terhibur karenanya.

Orang Amerika mendidik anak mereka, sejak kecil anak mereka telah diajari bagaimana memuji atau memberi penghargaan kepada orang lain, penggunaan bahasa dari bagaimana memuji atau memberi penghargaan kepada orang lain ada puluhan jenis banyaknya.

Hal tersebut bermanfaat sebagai referensi bagi kita, untuk bersikap merendahkan diri, merubah jalan pemikiran. Bisa melihat kelebihan orang lain, baru bisa menjunjung tinggi orang lain, hal ini bukan hanya dilakukan secara permukaan atau secara teknis, harus lebih ditekankan pada perubahan dan peningkatan dari dalam hati juga pada watak hakiki seseorang.

 _/\_



Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #536 on: 28 December 2012, 04:50:44 PM »
benci tapi rindu ya?
tapi agak membingungkan.
dari 10 kali posting MB,kamu bantah 11 kali.masih mau nyodori ribuan pertanyaan !!
bagaimana kalau ribuan pertanyaan dijawab? mungkin pangkatnya naik jadi super super MB.
hehehe just kidding bro,

sifat keulatan bertanya ada pada cumi... dan selalu ada saja yg dipertanyakan...

apa sih susahnya menjawab.... bro Hadi tanya cumi apa itu fanatik.. udah dijawab dgn gamblang, tanpa alasan, tanpa harus begitu, begitu, oot, zzt, xxt dehhh

kalau bari bro Hari bingung, bagi cumi tidak... udah sering menghadapin manusia yg beraneka ragam koq.... :P

kalau bro Hadi masih aja fanatik pada kedua master, coba selidikilah dan teliti sebelum fanatiknya nambah besar...

Quote
Begini saja, rekan sl99. Pertama saya luruskan, saya bukan mengajar, tapi hanya berbagi pemahaman.
berbagi ? sutta-minded ? ha ha ha
« Last Edit: 28 December 2012, 05:05:04 PM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #537 on: 28 December 2012, 04:52:28 PM »
Intermezzo aja  ;D

MERENDAHKAN SIKAP SENDIRI

Mengapa lautan bisa menampung air dari ratusan aliran sungai, itu dikarenakan permukaan air laut paling rendah. "Merendah" baru bisa mudah bergaul dengan orang lain, merendahkan sikap diri sendiri baru mudah memaafkan orang lain.

Baru-baru ini, di dalam pergesekan moral dengan orang lain, dengan jelas menyadari bahwa diri saya mempunyai suatu keterikatan yang sangat lekat, yaitu selalu meletakkan diri kita sendiri di tempat yang sangat tinggi, menempatkan diri pada posisi yang tinggi, bergaya bagaikan "semua orang sedang mabuk, hanya saya satu-satunya yang sadar". Didalam pergaulan dengan orang lain, bahkan di dalam sekilas pikiran kita juga membawa unsur terpendam yang tidak kita sadari.

Yang kita tampakkan keluar adalah, segala sesuatu berpusat pada diri kita sendiri, selalu merasakan bahwa diri kita yang paling tepat, bertindak sesuka hati kita, tidak menghargai orang lain; Atau senang membual, membesar-besarkan sesuatu untuk memamerkan diri sendiri; Atau tidak menyukai orang lain, selalu melihat kekurangan orang lain, selalu merasakan diri kita lebih unggul dari pada orang lain. Senang mengomentari orang lain, tidak memusatkan pikiran untuk mencari kekurangan diri sendiri.

Walaupun terkadang di mulut juga mengatakan kebaikan orang lain, akan tetapi di dalam hati berpikir bahwa saya lebih unggul dari Anda. Bahkan kadang kala diri kita masih bisa terbawa oleh keterikatan semacam ini, berubah menjadi sangat tidak rasional. Sangat ingin bisa mengungguli orang lain, dan hati merasa terhibur karenanya.

Orang Amerika mendidik anak mereka, sejak kecil anak mereka telah diajari bagaimana memuji atau memberi penghargaan kepada orang lain, penggunaan bahasa dari bagaimana memuji atau memberi penghargaan kepada orang lain ada puluhan jenis banyaknya.

Hal tersebut bermanfaat sebagai referensi bagi kita, untuk bersikap merendahkan diri, merubah jalan pemikiran. Bisa melihat kelebihan orang lain, baru bisa menjunjung tinggi orang lain, hal ini bukan hanya dilakukan secara permukaan atau secara teknis, harus lebih ditekankan pada perubahan dan peningkatan dari dalam hati juga pada watak hakiki seseorang.

 _/\_

sutta-minded itu merendahkan atau meninggikan ya bro change ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #538 on: 28 December 2012, 04:54:13 PM »
Terserah, kalau pun saya memberikan argumen pembelaan, toh Anda tetap moderator.

Tidak apa-apa. Biarlah demikian.

Salam bahagia untuk Anda.  _/\_

kenapa si cumi bukan moderator tidak ditanggapin dan beri argumen ? apakah master belut pilih kasih...melihat dia seorang moderator baru diberi argumentasi ? jangan begitu tohh.... sesama penghuni laut...

-----------------------------

Quote
sunya:Mengagungkan ajaran Buddha? Maaf bagi saya malah ajaran Buddha itu sampah (jika Anda sampai mengira saya demikian).
mohon pertanggung jawabannya dan klarifikasinya mengatakan ajaran Buddha itu sampah!....
jangan udah posting yg beginian malah nambah BELUT...
« Last Edit: 28 December 2012, 04:59:06 PM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #539 on: 28 December 2012, 05:06:44 PM »
 [at]  CumPol

Sudahlah, bro cumi. Jangan buang waktu & tenaga.

 

anything