Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Pengalaman Pribadi => Topic started by: hatRed on 30 November 2008, 02:38:02 PM

Title: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 30 November 2008, 02:38:02 PM
Saat ini, di gencar dengan kehidupan yang semakin keras,
kita lebih dituntut untuk lebih memakai logika kita, dan memendam perasaan kita.

Bahkan pepatah malah mengatakan "Good Guys Finish Last"

orang yang memntingkan Logika, lebih mengarah ke Egoisme, Sombong, dan Keserakahan.

tetapi dalam perjuangan hidup yang semakin "menggila" hal ini seakan2 menjadi kewajaran hidup kita.

lalu apakah salah menggunakan lebih banyak perasaan?

tidaklah salah menggunakan perasaan dalam kehidupan yang keras ini, tetapi apalah guna satu orang yang menggunakan perasaannya dibanding Seribu orang yang "menggencet"nya dengan "Logika" mereka, bahkan mereka memberi julukan kepada mereka yang menggunakan perasaan, NAIF,

kata itulah bagi mereka yang terlalu menggunakan banyak perasaan, NAIF. sebutan bagi mereka yang menjadi mangsa bagi para pemburu ber "LOGIKA"

lalu bagaimana, jalan tengah agar kita dapat bertahan di situasi dan kondisi yang semakin menggila ini??

"KEBIJAKSANAAN", kata ini saya artikan dimana Logika dan Perasaan sudah dalam posisi seimbang. banyak yang tahu akan kata ini, tetapi sangat sedikit yg mengamalkan.

Bukan karena mereka lupa, tetapi karena mereka enggan, dan saya pun bahkan tidak bisa mengamalkan seluruhnya, karena mengamalkan "KEBIJAKSANAAN" bukanlah hal yang mudah.

Kebijaksanaan muncul diperlukan hal lain, yang dapat membuat seseorang dapat sempurna mengamalkannya, diperlukan Integritas yang tinggi untuk pemurniannya.

maka itu saya membuat thread "Saat Logika dan Perasaan Ngumpul APA LAGI YG KURANG?".

semoga kita semua dapat menemukan jawabannya agar kita dapat mengamalkan Kebijaksanaan di kehidupan kita tanpa menimbulkan Egois dan Naif.

bagi anda yang belum menyadari kekurangan antara Logika dan Perasaan. berikut saya berikan contoh:

1 : "Pria adalah Manusia"
2 : "Manusia memerlukan makan"

maka pernyataan "Pria memerlukan makan" pastilah sesuai logika bukan?
inilah contoh dari Logika

kita lihat contoh yg lain dimana "Perasaan kita bermain"

1 : "Perang membuat Kemajuan Industri"
2 : "Kemajuan Industri dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan" <----- Hal ini adalah hal yg baik bukan?

maka "Perang dapat menciptakan banyak Lapangan pekerjaan"

Saudara/i, bagaimana pendapat anda dengan pernyataan diatas?
apakah berarti Perang adalah hal yang BAIK, kerena menciptakan lapangan pekerjaan.
kita sebagai manusia yg mempunyai perasaan pasti ada pertentangan dengan Pernyataan diatas

Walau memang benar "Perang menciptakan banyak Lapangan Pekerjaan" adalah hal yang Logis dengan pernyataan diatas, tetapi Perasaaan kita menyatakan TIDAK karena Perang adalah bukan hal yg baik. demikianlah saat itu Perasaan bermain.




maka itu diperlukan Logika dan Perasaan yang seimbang agar tumbuhnya Kebijaksanaan di dalam diri.


nb :contoh diatas saya ilhami dari Buku "Kartun Komunikasi" anda bisa membacanya di "Gramedia", maaf pengarangnya saya lupa.
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: candra_mukti19 on 30 November 2008, 03:42:20 PM
Quote from: hatered
kita lihat contoh yg lain dimana "Perasaan kita bermain"

1 : "Perang membuat Kemajuan Industri"
2 : "Kemajuan Industri dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan" <----- Hal ini adalah hal yg baik bukan?

maka "Perang dapat menciptakan banyak Lapangan pekerjaan"

sebelumnya, saya ingin minta maaf kalau komentar-komentar saya kemarin menyinggung perasaan anda. mudah-mudahan kita bisa melepaskan segala sesuatu berlalu.

izinkan saya untuk memberikan pendapat mengenai logika perang yang anda tulis tersebut.
saya perlu memberitahukan bahwa dalam memberikan pernyataan logika itu kalimatnya harus lengkap untuk sifat particular (sebagian) atau universal (menyeluruh). jika tidak lengkap, maka orang akan menganggapnya bersifat particular.

dan, jika itu particular, maka....
logika tersebut mengandung kesalahan atau melanggar hukum logika itu sendiri. dalam menyimpulkan segala sesuatu aturannnya sama, yaitu midle term harus bersifat universal setidak-tidaknya dalam salah satu argumen. sedangkan logika yang anda tulis tersebut, kedua midl term bersifat particular. jika pernyataan anda saya tulis dalam bahasa logika, akan tampak sebagai berikut :

perang itu membuat kemajuan industri. Dan sebagian yang  membuat kemajuan industri itu dapat menciptakan lapangn pekerjaan. Jadi, perang itu dapat menciptakan lapangn pekerjaan.

dalam ilmu logika, kesimpulan tersebut akan di vonis sebagai kesimpulan yang tidak syah.
bagaimana kalau argumentasi kedua bersifat universal. maka bari itu akan dianggap kesimpulan yang syah. hal ini diakui dunia akademis diseluruh dunia. ungkapannya akan tampak begini :

sebagian perang itu membuat kemajuan industri. Dan setiap membuat kemajuan industri itu dapat menciptakan lapangn pekerjaan. Jadi, sebagian perang itu dapat menciptakan lapangn pekerjaan.

tentunya itu akan dianggap syah terlepas sesuai dengan keyakinan agama tertentu atau tidak.

tapi bagaimana kalau kedua argumen bersifat univer? maka itu juga syah.

setiapperang itu membuat kemajuan industri. Dan setiap membuat kemajuan industri itu dapat menciptakan lapangn pekerjaan. Jadi, setiap perang itu dapat menciptakan lapangn pekerjaan.

jika ternyata anda merasa bahwa kesimpulan yang dianggap syah itu tidak cocok dengan kebenaran, maka periksalah, tentu ada diantara argument-nya yang dapat dipertanyakan kembali. misalnya dalam contoh ini, argument pertama saya ragukan kebenarannya "setiap perang membuat kemajuan industri", karena kebenarannya tidak setiap perang membuat kemajuan industri. dan argumentasi kedua itu, "setiap yang membuat kemajuan industri dapat menciptakan lapangan pekerjaan". kalau saya sendiri meragukan kebenaran argumen tersebut, jadi dapat diuji lagi dengan logika. dengan demikian kesimpulan yang syah, bukan berarti hraus sudah sesuai dengan kebenaran ilmiah. kita dapat mengujinya dengan pengujian yang disebut pengjujian argumentasi turunan. sampai akhirnya suatu kesimpulan berikut 2 argument-nya dapat jelas kebenarannya sesuai realitas kebenaran ilmiah, tanpa diragukan sedikitpun.

Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 30 November 2008, 03:48:41 PM
kalau gitu anggaplah kedua argumen itu benar.

dan lihat perenungan anda
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: candra_mukti19 on 30 November 2008, 03:58:37 PM
kalau gitu anggaplah kedua argumen itu benar.

dan lihat perenungan anda

maksudnya 2 argument yang mana? soalnya dalam contoh tersebut ada 4 argument, sebgai berikut :

1. setiap Perang membuat Kemajuan Industri
2. sebagian Perang membuat Kemajuan Industri
3. setiap Kemajuan Industri dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan
4. sebagian Kemajuan Industri dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan

yang mana yang anda maksud untuk dianggap benar?
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 30 November 2008, 04:12:28 PM
yang mana saja yang membuat pertentangan Perasaan bagi anda
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: candra_mukti19 on 30 November 2008, 04:45:30 PM
yang mana saja yang membuat pertentangan Perasaan bagi anda

saya tidak mengerti maksud anda. ketika saya berpikir secara logis, maka disitu perasaan tidak terlibat. perasaan itu untuk dirasakan dan bukan untuk dilogikakan. kalau perasaan dilogikakan dan logika di "rasa" kan, itu dapat membuat bingung dalam pemikiran. setiap kesadaran muncul, vedana selalu muncul. ketika berpikir logis, vedana memang muncul akan tetapi vedana ini tidak terlibat dalam fungsi penyimpulan logis. ia adalah sesuatu yang terpisah.

mungkin yang ada maksud pertentangan perasaan itu adalah ketika seseorang mengambil suatu kesimpulan dan ternyata kesimpulan itu tidak sesuai dengan keyakinannya, maka orang tersebut merasa terjadi "pertentangan dalam dirinya", karena logikanya berkata A, tapi perasaannya berkata B. begitukah maksud anda? hal ini tidak mungkin bagi saya. pertentangan macam itu hanya terjadi karena  2 hal :

1. salah dalam menyimpulkan
2. fanatik; melekati pandangan

jadi, kalau terasa ada pertentangan dalam suatu pemikiran logis, maka periksalah apa yang menjadi sebab pertentangan itu.
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: ryu on 30 November 2008, 04:46:18 PM
Ayo2, coba jalani jalan tengah :)
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: candra_mukti19 on 30 November 2008, 04:58:39 PM
Ayo2, coba jalani jalan tengah :)

apa anda sudah melihat, mana jalan tengah itu?
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: ryu on 30 November 2008, 05:09:26 PM
Ayo2, coba jalani jalan tengah :)

apa anda sudah melihat, mana jalan tengah itu?
sedang dalam proses ;D anda? Mengertikah jalan tengah yang diajarkan sang Buddha?
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: candra_mukti19 on 30 November 2008, 05:15:57 PM
Ayo2, coba jalani jalan tengah :)

apa anda sudah melihat, mana jalan tengah itu?
sedang dalam proses ;D anda? Mengertikah jalan tengah yang diajarkan sang Buddha?

tidak. mungkin saya cuma tidak mengenal istilah saja. jelaskanlah!
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: ryu on 30 November 2008, 05:32:00 PM
Ayo2, coba jalani jalan tengah :)

apa anda sudah melihat, mana jalan tengah itu?
sedang dalam proses ;D anda? Mengertikah jalan tengah yang diajarkan sang Buddha?

tidak. mungkin saya cuma tidak mengenal istilah saja. jelaskanlah!
lamun senar gitar di setel logor moal aya suaraan, mun disetel tarik teuing oge moal bener, ari disetel pas pisan tah pastina bakal ngaluarkeun sora nu ngeunaheun :))
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: candra_mukti19 on 01 December 2008, 09:17:39 AM
Ayo2, coba jalani jalan tengah :)

o. iya !

mudah-mudahan kita bisa menempuh jalan tengah

apa anda sudah melihat, mana jalan tengah itu?
sedang dalam proses ;D anda? Mengertikah jalan tengah yang diajarkan sang Buddha?

tidak. mungkin saya cuma tidak mengenal istilah saja. jelaskanlah!
lamun senar gitar di setel logor moal aya suaraan, mun disetel tarik teuing oge moal bener, ari disetel pas pisan tah pastina bakal ngaluarkeun sora nu ngeunaheun :))
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 01 December 2008, 12:12:48 PM
Kalau senar gitar disetel longgar tidak akan ada suara, kalau disetel terlalu kencang juga tidak akan benar, kalau disetel pas pasti akan mengeluarkan suara yang enak.

:hammer:

Ulah nyarios basa sunda di dieu
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: ryu on 01 December 2008, 12:48:30 PM
Kalau senar gitar disetel longgar tidak akan ada suara, kalau disetel terlalu kencang juga tidak akan benar, kalau disetel pas pasti akan mengeluarkan suara yang enak.

:hammer:

Ulah nyarios basa sunda di dieu
Hampura kang ;D
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hendrako on 01 December 2008, 09:22:45 PM
Kebijaksanaan muncul diperlukan hal lain, yang dapat membuat seseorang dapat sempurna mengamalkannya, diperlukan Integritas yang tinggi untuk pemurniannya.

maka itu saya membuat thread "Saat Logika dan Perasaan Ngumpul APA LAGI YG KURANG?".

Sang Buddha mengajarkan salah satu kebijaksanaan sbb:

3. "Benar, warga suku Kalama, sudah sewajarnyalah kamu ragu-ragu, sudah sewajarnyalah kamu bingung. Dalam hal yang meragukan memang akan menimbulkan kebingungan. Oleh karena itu, warga suku Kalama, janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu, atau oleh karena sesuatu yang sudah merupakan tradisi, atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang tertulis di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang dikatakan sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang kelihatannya cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."


Petikan dari KALAMA SUTTA
Sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=705
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Reenzia on 01 December 2008, 09:35:03 PM
 [at] hatRed

copas dari pernyataan saia ttg kebijaksanaan ya ;D

saia tambahkan deh ya biar bagus :p

"think with your brain, feel with your heart, and you will see, what is dhamma"
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 01 December 2008, 09:36:13 PM
 [at] hendrako

saya jadi ilham, berarti hal yang kurang tersebut adalah pembuktian bukan?
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 01 December 2008, 09:40:53 PM
"think with your brain, feel with your heart, and you will see, what is dhamma"

partisi yang bagus, lalu bagaimana mengkombinasikan "brain" dan "heart" ini sebagai langkah awal melihat Dhamma?
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Reenzia on 01 December 2008, 09:43:09 PM
"think with your brain, feel with your heart, and you will see, what is dhamma"

partisi yang bagus, lalu bagaimana mengkombinasikan "brain" dan "heart" ini sebagai langkah awal melihat Dhamma?

perlu keahlian khusus :))

[at] hendrako

saya jadi ilham, berarti hal yang kurang tersebut adalah pembuktian bukan?

masa iya org yg punya logic gak mikir perlu pembuktian? :)) pembuktian kyknya uda 1 paket ama logic deh :))
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 01 December 2008, 09:49:19 PM
 [at] reenzia

pembuktian ini maksudnya

Quote from: hendrako
kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan,

yang ditekankan disini kita dituntuk untuk mengetahui



dan biasanya Logika bisa juga timbul dari teori saja, contoh dalam induksi sifat.
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hendrako on 01 December 2008, 09:54:48 PM
[at] hendrako

saya jadi ilham, berarti hal yang kurang tersebut adalah pembuktian bukan?

Saudara Hatred,
Mungkin yang kurang bukanlah pembuktian,
namun adalah kebijaksanaan itu sendiri.

Jadi, Kebijaksanaan bukan logika maupun perasaan.
Melainkan kebijaksanaan itu sendiri, sebagaimana petikan dari Kalama Sutta yang di bold biru, hal itu bukanlah logika dan perasaan, namun kebijaksanaan.

Dimana salah satu jalan mendapatkannya adalah lewat pembuktian. Namun pembuktian tidak selalu benar, sebagai contoh tradisi ilmiah di dunia sains, walaupun sudah menjalani proses penelitian ketat, suatu teori pada bidang tertentu bisa jadi gugur karena teori baru yang melewati proses yang lebih dalam atau lewat proses yang berbeda, misalnya, yang mana teori baru inipun masih ada kemungkinan untuk berubah dikemudian hari.
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Reenzia on 01 December 2008, 09:57:51 PM
[at] hendrako

saya jadi ilham, berarti hal yang kurang tersebut adalah pembuktian bukan?

Saudara Hatred,
Mungkin yang kurang bukanlah pembuktian,
namun adalah kebijaksanaan itu sendiri.

Jadi, Kebijaksanaan bukan logika maupun perasaan.
Melainkan kebijaksanaan itu sendiri, sebagaimana petikan dari Kalama Sutta yang di bold biru, hal itu bukanlah logika dan perasaan, namun kebijaksanaan.

apakah saia dapat mengatakan bahwa logika yang balance dengan perasaan atau perasaan yg balance dengan logika adalah kebijaksanaan?
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 01 December 2008, 09:58:27 PM
 [at] hendrako

lalu seperti apakah kebijaksanaan itu?

dan seperti apakah orang yang memiliki kebijaksanaan itu?
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hendrako on 01 December 2008, 10:08:53 PM

Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."[/i]

Petikan dari KALAMA SUTTA
Sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=705

Maaf sebelumnya saudara Hatred, dengan terpaksa saya mengutip ulang kalimat diatas.
Salah satu kebijaksanaan adalah petikan diatas.
Dan Orang yang memiliki kebijaksanaan itu adalah Sang Buddha.

Dan oleh sebab itulah umat Buddha berlindung pada Buddha, Dhamma, dan Sangha.
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 01 December 2008, 10:12:38 PM
 [at] Hendrako

hmmm.... saya mengerti,

maksud om Hendrako, Kebijaksanaan hanya bisa dicapai saat menjadi Buddha.

kebijaksanaan ini maksudnya kebijaksanaan penuh bukan.

jadi manusia yang belum mencapai tingkat keBuddhaan dapat pula memiliki kebijaksanaan hanya saja belum penuh/sempurna.

CMIIW
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hendrako on 01 December 2008, 10:15:33 PM
[at] hendrako

saya jadi ilham, berarti hal yang kurang tersebut adalah pembuktian bukan?

Saudara Hatred,
Mungkin yang kurang bukanlah pembuktian,
namun adalah kebijaksanaan itu sendiri.

Jadi, Kebijaksanaan bukan logika maupun perasaan.
Melainkan kebijaksanaan itu sendiri, sebagaimana petikan dari Kalama Sutta yang di bold biru, hal itu bukanlah logika dan perasaan, namun kebijaksanaan.

apakah saia dapat mengatakan bahwa logika yang balance dengan perasaan atau perasaan yg balance dengan logika adalah kebijaksanaan?

Logika dan perasaan tidak jarang bertabrakan, terutama perasaan yang selalu berubah-ubah.
Jadi misalkan saja ada saat dimana Logika seimbang dengan perasaan. Keseimbangan antara keduanya ini juga tidak kekal, oleh karena itu tetap tidak dapat digunakan sebagai acuan kebijaksanaan.

Saya juga masih jauh dari bijaksana, nah loh, trus kenapa saya berani berkata seperti diatas, sulit untuk dijelaskan, karena hal ini diluar logika dan perasaan, namun yang saya yakini sampai saat ini adalah menapaki jalan yang diajarkan Sang Buddha adalah kebijaksanaan untuk mendapatkan kebijaksanaan.
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hendrako on 01 December 2008, 10:16:30 PM
[at] Hendrako

hmmm.... saya mengerti,

maksud om Hendrako, Kebijaksanaan hanya bisa dicapai saat menjadi Buddha.

kebijaksanaan ini maksudnya kebijaksanaan penuh bukan.

jadi manusia yang belum mencapai tingkat keBuddhaan dapat pula memiliki kebijaksanaan hanya saja belum penuh/sempurna.

CMIIW


 _/\_
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Nevada on 01 December 2008, 10:19:25 PM
Sekedar referensi :

hatRed, kalau kita berbakti dalam kebaikan pada orang tua, maka kita dan orang tua kita akan bahagia loh...

Itu contoh kalimat sederhana yg mengundang logika dan perasaan di setiap kita. Ketika saya mengucapkan kalimat itu, ada 'daya tarik' yg membuat orang lain menjadi ingin mengetahuinya, yaitu hasilnya yg berupa 'bahagia'. Karena alasan itulah, maka kita umumnya ingin menelaah kebenaran dari kalimat tersebut.

Kita akan menelaahnya lewat LOGIKA : "Apakah benar / masuk akal kalau saya berbakti dalam kebaikan, maka saya dan orang tua akan akan berbahagia?"

Dari pemikiran skeptis itu, kita mulai mendiagnosa alasan2 logis dan berpikir secara nalar sehat. Semakin kita peka dengan kemampuan bernalar, maka kita semakin kreatif pula dengan metode dan teknik berlogika.

Kita juga akan menelaahnya lewat PERASAAN : "Apakah rasanya / keadaan saya dan orang tua apabila saya berbakti dalam kebaikan itu?"

Dari perasaan yg skeptis itu, kita mulai mengobservasi sensasi keadaan dan rasa yg mungkin muncul saat kejadian itu terjadi. Semakin kita sensitif dengan perasaan, maka semakin bervariasi pula kesan yg kita tangkap ke dalam batin kita dari bayangan itu.

Lewat pemahaman relatif situasional ini, kita pun mengambil langkah2 perbuatan. Jika kesan yg diproduksi oleh LOGIKA dan PERASAAN lebih didominasi oleh pengharapan baik, maka kita pun cenderung akan melakukan kebaikan.

Dari PRAKTEK LANGSUNG kebaikan itu, kita akan MENGALAMI keadaan yg sebenarnya. KEBENARAN itu selalu ada. Dan ketika kita memahami realitas, kita pun menjadi PAHAM.

Selanjutnya dari pemahaman (penyadaran) ini, batin kita pun tumbuh menjadi lebih dewasa dan tercerahkan. Akumulasi dari banyak kejadian yg kita alami untuk melihat langsung realitas akan membuat kita menjadi BIJAK. Dan setelah mencapai KEBIJAKSANAAN, kita tidak lagi melihat sesuatu secara LOGIKA atau PERASAAN, karena kita sudah memiliki PENGERTIAN BENAR (TERSADARKAN).

salam
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Reenzia on 01 December 2008, 10:21:50 PM
 [at] hendrako + hatRed

waaah ternyata anak-anak sudah mulai dewasaaa :))
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 01 December 2008, 10:30:54 PM
 [at] hendrako dan upasaka

kalau boleh saya menyimpulkan

Quote from: upasaka
Akumulasi dari banyak kejadian yg kita alami untuk melihat langsung realitas akan membuat kita menjadi BIJAK

dimana realitas yang kita lihat langsung tersebut merupakan hasil dari

Quote from: hendrako
kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."





Kalau saya simpulkan Bijak merupakan suatu hasil dari pengetahuan


tetapi bukankah Logika dan Perasaan adalah hasil pengetahuan?

dan saya juga melihat, bagaimana seseorang dapat menggunakan (standar) perasaan dan Logika nya dengan benar agar dapat mengetahui bahwa hal demikian adalah tidak berguna, tercela dan tidak dibenarkan bijaksana.

padahal menurut om hendrako, perasaan dan Logika itu sendiri tidak kekal, dalam arti berubah-ubah
bilakah demikian bisa terjadi dua pandangan dalam kebijaksanaan tersebut dalam waktu berbeda?

Quote
kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."



nb:dalam hal ini pengetahuan juga mengandung arti pengalaman di dalamnya.
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 01 December 2008, 10:32:25 PM
 [at] reenzia

iya bu,

kami sering2 ngobrol yg mendewasakan diri :))
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hatRed on 01 December 2008, 10:40:32 PM
wah... dah mesti off dulu neh, :))

sesuai anjuran om Forte dan Herdiboy, mesti memperbaiki gaya hidup. :P

terima kasih tuk semua yg memberikan Dhamma pada hari ini.

semoga besok bisa lanjut, untuk sama2 mencerahkan.
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Nevada on 01 December 2008, 10:42:28 PM
[at] hendrako dan upasaka

kalau boleh saya menyimpulkan

Quote from: upasaka
Akumulasi dari banyak kejadian yg kita alami untuk melihat langsung realitas akan membuat kita menjadi BIJAK

dimana realitas yang kita lihat langsung tersebut merupakan hasil dari

Quote from: hendrako
kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."





Kalau saya simpulkan Bijak merupakan suatu hasil dari pengetahuan


tetapi bukankah Logika dan Perasaan adalah hasil pengetahuan?

dan saya juga melihat, bagaimana seseorang dapat menggunakan (standar) perasaan dan Logika nya dengan benar agar dapat mengetahui bahwa hal demikian adalah tidak berguna, tercela dan tidak dibenarkan bijaksana.

padahal menurut om hendrako, perasaan dan Logika itu sendiri tidak kekal, dalam arti berubah-ubah
bilakah demikian bisa terjadi dua pandangan dalam kebijaksanaan tersebut dalam waktu berbeda?

Quote
kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."



nb:dalam hal ini pengetahuan juga mengandung arti pengalaman di dalamnya.

BIJAKSANA adalah hasil. Karena tidak ada orang yg terlahir langsung menjadi BIJAKSANA.

BIJAKSANA merupakan hasil akumulasi dari PENGALAMAN LANGSUNG.

LOGIKA hanya melacak sesuatu berdasarkan PENGETAHUAN dan BUKTI YANG TERBACA OLEH INDERA.

PERASAAN hanya meneliti sesuatu berdasarkan KESAN SPEKULATIF dan PENGALAMAN YANG MAMPU DIANGKAT KEMBALI OLEH KESADARAN KINI (masih mampu diingat).

Quote
kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."

Quote di atas adalah sabda Sang Buddha agar semua orang ber-ehipassiko untuk melihat realitas (menjadi bijaksana).

NB : Ehipassiko -> datang, lihat dan alami!
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Reenzia on 01 December 2008, 10:42:58 PM
klarifikasi mengenai logika + perasaan :


http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6699.new#new
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: hendrako on 01 December 2008, 10:43:59 PM
Apa yang kita sebut dengan mengalami realitas tidak jarang bukan hal yang hakiki, sebagai contoh adalah ada orang yang mengaku suci dan mempertujukan keahliannya dalam kemampuan supra-natural, orang yang berhadapan langsung pada saat orang"suci" tadi melakukan keahliannya boleh dikatakan melihat realitas karena melihat langsung dengan matakepalanya sendiri, namun orang tersebut tidak menyadari "realitas" sebenarnya bahwa kesucian bukan didasarkan pada kemampuan supranatural.

Orang tersebut benar2 mengalami realitas yang diluar logika, bisa jadi logikanya mengatakan bahwa hanya orang suci yang bisa melakukan hal yang diluar logika ini, dan bisa jadi perasaannya menggelora karena yang dilihatnya adalah hal yg luar biasa.

Namun berdasarkan pada logika dan perasaan saat itu saja, jelas tidak bijaksana.

Berbeda dengan orang yang memiliki dasar kebijaksanaan, bahwa dia tidak begitu saja mempercayai apa yang dilihatnya, apa yang menggelorakan perasaannya, namun mengkaji ulang dengan berefleksi kepada diri sendiri, berrefleksi kepada orang lain yang mengikutinya, apakah akibat yang ditimbulkan bagi diri sendiri dan orang lain,dan apakah dibenarkan oleh para bijaksana.
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Nevada on 01 December 2008, 10:51:13 PM
Ya, untuk mencapai KEBIJAKSANAAN kita harus mengalami sesuatu dan memahaminya secara langsung. Bukan dengan melihat 'kebijaksanaan' orang lain...

 _/\_

Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: username on 18 December 2008, 08:18:32 AM
1 contoh lebih baik dr 1000 nasihat.

mohon contohnya yg disebut sebagai "bijaksana" ini gmn ya? msh bingung -__-"
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Nevada on 18 December 2008, 09:20:44 AM
1 contoh lebih baik dr 1000 nasihat.

mohon contohnya yg disebut sebagai "bijaksana" ini gmn ya? msh bingung -__-"

Contohnya simpel aja...

Mengaku tidak tahu adalah bijaksana daripada tidak mau tahu...
Nah bro username sudah berlaku cukup bijaksana...  :)
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: username on 18 December 2008, 11:55:25 AM
nah, bijaksananya dalam hal ini saja, utk hal lain, bisa saja saya berlaku kurang atau bahkan tidak bijaksana.

untuk contoh kasus / ada cerita yg bs membantu saya paham akan hal ini?
Title: Re: Tdk hny Logika, Tdk hhy Perasaan, Diperlukan 2" nya tuk Kebijaksanaan
Post by: Nevada on 18 December 2008, 12:03:23 PM
[at] username

Kalau Anda melepaskan hal2 yang tidak menyumbangkan nilai positif dalam hidup Anda, itu juga termasuk bijaksana...

Misalnya -> Tidak berjudi.  :)