Ketika hal ini dikatakan, para pengembara itu berkata kepada perumah tangga Anāthapiṇḍika: “Kami masing-masing telah menjelaskan pandangan kami, perumah tangga. Sekarang katakanlah pandanganmu.”
“Bhante, apa pun yang muncul dan terkondisi, sebuah produk kehendak, muncul secara bergantungan, adalah tidak kekal. Apa pun yang tidak kekal adalah penderitaan. Apa pun yang merupakan penderitaan adalah bukan milikku; aku bukan ini; ini bukan diriku. Itulah pandanganku.”
“Perumah tangga, apa pun yang muncul dan terkondisi, sebuah produk kehendak, muncul secara bergantungan, adalah tidak kekal. Apa pun yang tidak kekal adalah penderitaan. Adalah persis penderitaan itu yang engkau lekati dan engkau genggam.”
“Bhante, apa pun yang muncul dan terkondisi, sebuah produk kehendak, muncul secara bergantungan, adalah tidak kekal. Apa pun yang tidak kekal adalah penderitaan. Setelah dengan jelas melihat apa penderitaan itu sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku; aku bukan ini; ini bukan diriku,’ aku memahami sebagaimana adanya jalan membebaskan diri yang tertinggi darinya.”
Ketika hal ini dikatakan, para pengembara itu duduk diam, kebingungan, menundukkan kepala, menatap ke bawah, muram, dan tidak mampu berkata-kata. Kemudian perumah tangga Anāthapiṇḍika, setelah memahami bahwa para pengembara itu [duduk] diam … dan tidak mampu berkata-kata, bangkit dari duduknya dan mendatangi Sang Bhagavā. Ia bersujud kepada Sang Bhagavā, duduk di satu sisi, dan melaporkan kepada Sang Bhagavā keseluruhan percakapannya dengan para pengembara itu.
[Sang Bhagavā berkata:] “Bagus, bagus, perumah tangga! Dengan cara demikianlah para manusia kosong itu harus dari waktu ke waktu dibantah sepenuhnya dengan argumen yang logis.” Kemudian Sang Bhagavā mengajarkan, mendorong, menginspirasi, dan menggembirakan perumah tangga Anāthapiṇḍika dengan khotbah Dhamma. Kemudian ketika perumah tangga Anāthapiṇḍika telah diajari, didorong, diinspirasi, dan digembirakan oleh Sang Bhagavā dengan khotbah Dhamma, ia bangkit dari duduknya, bersujud kepada Sang Bhagavā, mengelilingi Beliau dengan sisi kanannya menghadap Beliau, dan pergi.
Kemudian, tidak lama setelah perumah tangga Anāthapiṇḍika pergi, Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu: “Para bhikkhu, jika bhikkhu mana pun, bahkan seorang yang telah ditahbiskan selama seratus tahun dalam Dhamma dan disiplin ini, akan sepenuhnya membantah para pengembara sekte lain dengan argumen yang logis, maka ia harus membantahnya persis seperti yang telah dilakukan oleh perumah tangga Anāthapiṇḍika.”
https://suttacentral.net/id/an10.93