//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [ASK] Bolehkah Minum Obat dengan Susu?  (Read 26001 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
[ASK] Bolehkah Minum Obat dengan Susu?
« on: 26 November 2008, 12:20:13 PM »
Oleh Silvia Iskandar

Kita sering mendengar bahwa obat tidak boleh diminum dengan susu. Ini disebabkan karena kalsium yang dikandung dalam susu bisa membentuk ikatan dengan zat-zat dalam beberapa obat dan meghalangi penyerapan oleh lambung. Contohnya adalah tetrasiklin, zat yang biasa ada dalam antibiotik untuk obat flu.

Namun, ada beberapa obat yang justru lebih baik diminum bersama susu.
Misalnya NSAID, Non Steroidal Anti Inflammatory Drug
Namun, . Yang terkenal adalah aspirin dan ibuprofen. Obat-obatan yang tergolong dalam NSAID bersifat lypophylic, mudah larut dalam lemak sehingga biasanya obat-obat seperti ini dianjurkan untuk diminum dalam waktu 30 menit sesudah makan.

Alasan lainnya ialah karena NSAID menyebabkan iritasi lambung. NSAID merupakan obat pembunuh rasa sakit atau painkiller yang bekerja dengan cara menghambat terbentuknya prostaglandin. Prostaglandin sendiri adalah zat yang selalu ada dalam sel tubuh dan bekerja sebagai zat yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit, namun juga punya tugas lain, yaitu membantu terbentuknya selaput mukosa lambung. Dengan terhambatnya prostaglandin oleh aspirin, rasa sakit dan infeksi pun hilang, namun pada saat yang bersamaan, lambung menjadi rentan terhadap iritasi karena selaput mukosanya berkurang. Oleh karena itu, obat-obat NSAID biasa diresepkan untuk diminum sesudah makan, supaya makanan yang masuk terlebih dahulu bisa melindungi dinding lambung. Bila kita tidak sempat makan, susu boleh diminum sebagai penggantinya. Di Jepang, bahkan sudah menjadi pengetahuan umum bahwa obat sakit kepala boleh diminum dengan obat sakit maag. Namun ini tidak selalu benar, karena obat sakit kepala yang kita minum belum tentu termasuk dalam golongan NSAID dan belum tentu semua obat sakit maag membantu pembentukan selaput dinding lambung.

Bagaimana dengan jus, kopi atau teh?

Sama dengan susu, jus, kopi dan teh masing-masing mengandung zat-zat seperti vitamin C, kafein dan tannin yang mungkin saja bereaksi dengan obat yang kita minum. Sementara itu, air putih netral, tidak mengandung apa-apa yang bisa bereaksi dengan obat.

Air putih akan melarutkan obat dalam lambung sehingga lebih mudah diserap. Lebih baik lagi kalau airnya hangat, proses pelarutan akan lebih cepat. Obat yang ditelan begitu saja tanpa air putih bisa menempel di suatu tempat tertentu di lambung dan menyebabkan iritasi lambung juga. Oleh karena itu, lebih baik obat diminum bersama air putih. Minuman lain seperti kopi, sebaiknya diminum satu jam setelahnya, ketika sudah tidak ada lagi sisa obat di lambung.

Sumber:
http://www.chem-is-try.org/?sect=tanyapakar&ext=33

« Last Edit: 29 November 2008, 03:32:13 AM by Forte »

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Bolehkah Minum Obat dengan Susu?
« Reply #1 on: 26 November 2008, 12:24:05 PM »
Situs Resmi Pemerintah Kota Banjar - Jawa Barat
Rubrik : Kesehatan
Menepis Mitos Minum Susu
Selasa, 02 Oktober 07 - by : via


- Jawaban.com - Begitu beragam produk susu yang ditawarkan, tapi konsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Selain karena daya beli lemah, minum susupun belum membudaya, antara lain karena ada mitos yang menyesatkan. Kenali mitos-mitos seputar susu, agar anda tak kehilangan manfaatnya!

Rupa-rupa produk susu kita jumpai di pasaran saat ini. Ada susu dengan fortifikasi vitamin A, B, D, ARA, DHA, Omega 3, Omega 6, antioksidan, bahkan kalsium. Juga susu untuk anak-anak, orang dewasa, khusus pria, ibu hamil atau menyusui, hingga orang tua. Namun, masih ada saja hal-hal berkaitan dengan susu yang tampak belum jelas benar. Ketidakjelasan itu kemudian tersebar sebagai mitos, dan celakanya banyak pula yang percaya. Apa sajakah hal-hal tidak jelas yang terlanjur diyakini? Dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS, MS., spesialis gizi medik dari RS Medistra Jakarta memberikan koreksinya.

Benarkah susu membuat gemuk?

Benar, karena ada susu yang mengandung lemak dalam kadar yang cukup tinggi. Namun, kini tersedia banyak susu denga kadar lemak berbeda-beda, ada yang full cream, low fat, bahkan non fat. Kalau kebanyakan minum susu tinggi lemak, jelas bisa menyebabkan kegemukan. Sebaliknya, sering minum susu rendah lemak, belum tentu tidak gemuk, tergantung asupan makanan lain yang menyertai. Kalau terbiasa megkonsumsi makanan berkalori tinggi, bisa mengakibatkan kegemukan. Yang jelas, bila total kalori yang masuk (dari susu dan makanan lain) masih sesuai dengan kebutuhan, tidak akan menyebabkan kegemukan.

Apakah susu menyebabkan diare?

Pada orang-orang tertentu dengan intoleransi terhadap laktosa, susu yang mengandung laktosa dapat menyebabkan diare. Oleh karena itu, mereka perlu mengkonsumsi susu yang tidak mengandung laktosa, misalnya susu kedelai.

Benarkah minum susu sebaiknya saat perut kosong?

Belum pernah ada literatur yang menyebutkan bahwa minum susu harus dalam keadaan perut kosong.

Akankah kebutuhan kalsium terpenuhi hanya dari susu?

Kalsium bisa didapat dari aneka makanan seperti sayuran hijau, tahu, ikan, udang, teri, dan beberapa jenis kacang-kacangan. Susu hanyalah salah satu sumber kalsium. Kalau konsumsi susu sudah dapat memenuhi kebutuhan kalsium, mungkin tidak perlu tambahan asupan sumber lain. Namun, lebih baik mendapatkannya dari sumber yang beragam.

Apakah orang sakit maag tidak boleh minum susu?

Pernyataan ini masih kontroversial. Memang ada literatur yang menyatakan bahwa kalsium susu dapat merangsang pengeluaran asam lambung dan menghambat penyembuhan luka pada lambung. Ada penderita sakit maag yang tidak merasakan apa-apa bila minum susu, sementara pada pasien lain susu menyebabkan rasa sakitnya bertambah.

Apakah minum susu berlebihan bisa membuat ginjal rusak?

Tidak. Hal ini tergantung kondisi orang tersebut. Kalau terdapat batu ginjal, konsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi batu ginjal harus dibatasi. Kalau penyebabnya batu kalsium, konsumsi susu sebaiknya dibatasi. Jadi, konsumsi kalsiumnya sesuai kebutuhan saja. Jangan berlebihan. Orang dengan batu ginjal sebaiknya tidak minum susu berlebihan, tapi kebutuhan akan kalsium sebaiknya tetap dipenuhi. Pada pasien sakit ginjal yang tidak berhubungan dengan batu, masih dapat mengkonsumsi susu, tapi harus memperhatikan banyaknya protein yang boleh dikonsumsi. Biasanya akan diberi susu khusus.

Benarkan susu tidak baik untuk penderita asam urat?

Tidak. Yang sebaiknya tidak dikonsumsi atau dibatasi konsumsinya oleh penderita asam urat adalah makanan yang mengandung purin tinggi sampai sedang. Susu mengandung sedikit sekali purin, jadi aman dikonsumsi penderita asam urat.

Apakah minum susu harus disertai rutin berjemur di bawah sinar matahari?

Sinar matahari diperlukan untukpembentukan vitamin D. Vitamin D membantu meningkatkan penyerapan kalsium di dalam usus. Namun, tidak berarti minum susu setiap hari harus sambil berjemur. Di Indonesia mudah mendapatkan sinar matahari. Setiap hari kita terpapar sinar matahari, jadi tidak perlu takut kekurangan vitamin D. Vitamin D terdapat juga pada ikan salmon, susu, sarden, hati ayam, udang, kuning telur, keju, tiram, mentega.

Apakah minum susu sebaiknya saat malam hari menjelang tidur?

Kerja kalsium terutama malam hari. Jadi, mengkonsumsi susu pada malam hari tujuannya memang untuk meningkatkan penyerapan kalsium.

Apakah bila tidak pernah minum susu bisa terkena osteoporosis?

Belum tentu. Kalau orang sudah mendapatkan cukup kalsium dari makanan lain, kebutuhan akan kalsium sudah bisa dipenuhi. kecukupan itu membantu mencegah osteoporosis. Meski demikian, sebaiknya tetap mengonsumsi susu karena penyerapan kalsium susu akan lebih baik.

Bila minum susu dimulai saat dewasa, apakah itu terlambat?

Sebenarnya orang dewasa pun perlu kalsium, tapi masa tulang puncak dicapai sebelum usia 35 tahun. Jadi, yang terlambat adalah memaksimalkan masa tulangnya. Orang dewasa tetap perlu kalsium kalau konsumsinya lebih kecil dari kebutuhan. Sebab, kekurangan kalsium akan diambil dari tulang.

Betulkah susu tidak baik bila diminum bersama obat?

Ada obat-obat tertentu yang efeknys berkurang kalau diminum bersama susu, misalnya tetrasiklin (golongan antibiotika), obat anti jamur, dan lain-lain.

Apakah kalsium yang terserap tubuh akan lebih banyak bila kita minum sekaligus 2 gelas susu?

Belum tentu dengan mengkonsumsi 2 gelas susu, kalsium yang diserap menjadi 2 kali lipat banyaknya. Itu karena penyerapan kalsium dipengaruhi banyak hal, dan usus mempunyai kemampuan tertentu untuk menyerap kalsium. Jadi, sebaiknya diminum secara terbagi, tidak sekaligus.

Betulkah penyerapan kalsium akan efektif bila konsumsi susu dibarengi makanan lain?

Yang meningkatkan penyerapan kalsium adalah vitamin D. Di dalam susu juga terdapat vitamin D. Sebab itu, minum susu saja tidak masalah. Bila ingin meningkatkan penyerapan bisa mengasup makanan lain sumber vitamin D, seperti ikan salmon atau telur.

Apakah minum susu harus diimbangi olahraga supaya efektif?

Masa tulang puncak berhubungan dengan asupan kalsium dan aktivitas fisik, serta interaksi keduanya. Semuanya mempangaruhi densitas (kepadatan) tulang. Aktivitas fisik dan asupan kalsium berperan penting dalam pemadatan tulang.

Apakah susu cocok dikonsumsi dengan segala jenis makanan?

Ada beberapa makanan yang dapat menurunkan tingkat penyerapan kalsium, seperti makanan berserat, asam oksalat yang terdapat pada bayam dan ubi, tanin yang terdapat pada teh, asam fitat yang terdapat pada gandum, minuman beralkohol, dan kafein (kopi).

Benarkah hanya air susu ibu yang terbaik untuk balita?

Benar, karena ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi. Selain itu, ASI mengandung berbagai zat antiinfeksi, tersedia pada suhu ideal, tidak perlu dipanaskan lebih dahulu, selalu segar dan bebas pencemaran kuman, juga memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayinya.

Betulkah yang terbaik untuk orang dewasa adalah susu sapi?

Sumber kalsium yang terbaik adalah susu. Penyerapan kalsium susu juga paling baik. Belum ada penelitian rinci yang membandingkan susu sapi dengan susu lainnya. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa susu sapi itu yang terbaik.

Betulkah kita tidak perlu minum susu jika kadar kalsium tubuh sudah tinggi?

Tidak. Seseorang tetap memerlukan asaupan kalsium setiap hari, baik dari susu maupun makanan lainnya. Pada saat ini mungkin kadar kalsiumnya sudah cukup, tapi bila tidak mengonsumsi kalsium, kadarnya akan berkurang, sedangkan tubuh tetap perlu kalsium. Jadi, jangan tunggu sampai kurang baru mengonsumsi makanan sumber kalsium.

Ada susu yang berkalsium tinggi, sampai 1.200 mg. Bukankah susu sendiri sudah mengandung kalsium?

Semua susu mengandung kalsium, hanya berbeda kadarnya antara jenis yang satu dengan yang lain. Misalnya dalam setiap 100 gr susu sapi terdapat 143 mg kalsium. Sementara susu kedelai hanya 2,9 mg. Memang bisa ditambahkan (fortifikasi) kalsium dilakukan pada susu, sehingga kadarnya sangat tinggi, bisa sampai 1.200 mg.

Mengapa susu juga perlu difortifikasi misalnya dengan vitamin A, DHA, juga antioksidan?

Susu dapat difortifikasi dengan antioksidan, vitamin dan sebagainya. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan orang per orang yang masing-masing berbeda. Seorang perokok misalnya, bisa memilih susu yang difortifikasi dengan antioksidan, untuk menangkal radikal bebas dari rokok yang diisapnya.

Betulkah susu kuda liar bisa mengobati banyak penyakit?

Penelitian mengenai susu kuda liar untuk mengobati penyakit, belum ada. Yang jelas, semua susu mengandung berbagai vitamin dan mineral. Dan semuanya bisa membantu meningkatkan kesehatan.

Sumber:
http://www.banjar-jabar.go.id/redesign/cetak.php?id=411

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Bolehkah Minum Obat dengan Susu?
« Reply #2 on: 26 November 2008, 12:27:05 PM »
Antibiotik

Antibiotik berasal dari kata yunani tua, yang merupakan gabungan dari kata anti (lawan) dan bios (hidup). Kalau diterjemahkan bebas menjadi "melawan sesuatu yang hidup".

Antibiotika di dunia kedokteran digunakan sebagai obat untuk memerangi infeksi yang disebabkan oleh BAKTERI atau oleh PROTOZOA.

Cara kerja obat antibiotik ini dapat dibedakan menjadi tiga:

- bakteri akan dicegah tingkat pertumbuhannya
- bakteri dimusnahkan, tetapi secara secara materi(physical) masih ada
- bakteri dimusnahkan dan selnya dihancurkan



Sejarah

Antibotik pertama ditemukan tahun 1910 dan dinamakan Arsphenamin.

 
Paul Ehrlich, penemu Arsphenamin yang diabadikan dalam mata uang Jerman

Dahulu obat ini digunakan untuk memerangi penyakit syphilis.
Spoiler for Infeksi syphilis di p*n*s (AWAS gambar agak DP!!!):


Kemudian tahun 1935 ditemukan Sulfonamid.
Digunakan negara Jerman semasa PD II.

Sebelumnya ditemukan antibiotik yang paling dikenal, yaitu Penicillin tahun 1928 oleh Alexander Fleming, ilmuan dari Skotlandia.

Penicillin ini berbeda dengan pendahulunya, yang tidak terdapat di alam, sehingga dalam produksinya di sintesis secara laboratorium.

Penicillin hanya dapat dihasilkan dari mikroorganisme (jamur) tertentu, tepatnya dari molekul hasil respirasi (pertukaran gas) jamur atau bakteri. Sehingga hanya dapat dihasilkan dalam jumlah (dosis) yang sedikit.

Ini menyebabkan sulitnya menghasilkan penicillin dalam jumlah yang memadai, sehingga baru tahun 1942 pertama kali digunakan pada pasien, setelah penicillin berhasil diproduksi banyak melalui proses fementasi!!

Penicillin menjadi obat yang teramat penting dimasa perang PD II.
Spoiler for :

Spoiler for :

Spoiler for :


 
Penicillin kapsul


Penemuan penicillin kemudian disusul oleh penemuan antibiotik lainnya, seperti Streptomycin, Chloramphenicol, Aureomycin, Tetracyclin, dll.

Kebanyakan antibiotik yang terdapat sekarang berasal dari alam dan diperoleh dari hasil sintesis (laboratory).

Sekarang penicillin diproduksi secara bioteknologi.


Resisten

Dalam pengobatannya antibiotik memerlukan waktu hari hingga minggu lamanya, agar bakteri dapat dimusnahkan sepenuhnya.
Dalam masa pengobatan ini antibiotik harus diminum secara teratur,
sesuai dengan resep yang diberikan dokter.

Penghentian pengobatan antibiotik yang terlalu cepat akan menyebakan bakteri menjadi resisten!

Bakteri yang resisten ini akan menular dan menyebabkan antibiotik yang ada di pasaran menjadi tidak berguna!!




Larangan minum obat Antibiotik campur Susu
Benarkah???


Larangan ini tidak sepenuhnya benar!!

Hanya sebanyak 15% dari antibiotik oral (pil) yang akan bermasalah jika di minum bersama dengan susu.
Termasuk di antaranya ialah Tetrazykline (seperti Doxycyclin dan Minocyclin) dan beberapa Fluorchinolone (terutama Ciprofloxacin dan Norfloxacin).

Antibiotik jenis ini akan membentuk semacam gumpalan bundar apabila bercampur dengan kalsium ion yang terdapat dalam susu. Ukuran gumpalan ini akan telalu besar untuk melewati dinding usus.

 
Dinding usus

Akibatnya antibiotik bukannya masuk ke dalam peredaran darah, tetapi akan dicerna oleh usus, sehingga efek pengobatannya menjadi tidak ada!!!

Untuk menghindari efek tersebut, mengkonsumsi susu dapat dilakukan sekurangnya 2 jam sesudah meminum obat.


Kebanyakan antibiotika yang umumnya digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran pernafaan dan pada saluran air seni tidak bermasalah jika diminum dengan susu.

Karena sulitnya bagi orang biasa ( bukan dokter) untuk membedakan antibiotik mana yang bermasalah mana yang tidak bila diminum dengan susu, untuk menghindari efek tersebut maka keluarlah "larangan" semacam ini !

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Bolehkah Minum Obat dengan Susu?
« Reply #3 on: 26 November 2008, 12:34:12 PM »
 [at]  Bro Markos...

Anumodana atas postingannya... _/\_

Artikel yang bagus dan bermanfaat sekali...

Kemarin anak saya sakit dan tidak mau makan serta harus makan obat, saya tanya orang apotik : katanya makan obat tidak boleh di campur dengan susu... saya jadi bingung...gimana donk? akhirnye terjawab di artikel yang di posting oleh Bro Markos.
Quote
Bila kita tidak sempat makan, susu boleh diminum sebagai penggantinya

 [at]  Forte & Bond...

Menurutmu gimana?

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline mushroom_kick

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.302
  • Reputasi: 92
Re: Bolehkah Minum Obat dengan Susu?
« Reply #4 on: 26 November 2008, 12:37:06 PM »
dr dl seh, kl sakit gk napsu makan, pasti dijejali susu dl, br minum obat  :)) :)) :))

i hate susu :| :|
Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Bolehkah Minum Obat dengan Susu?
« Reply #5 on: 26 November 2008, 01:21:17 PM »
Kalau saya pribadi berpendapat, jika mengkonsumsi obat baiknya meminum air biasa saja, tidak menggunakan susu. Karena susu itu sendiri terdiri dari protein yang mana tersusun oleh asam-asam amino. Seperti yang pernah saya jelaskan asam amino ini sifatnya amfoter, memiliki zwitter ion di mana terdapat gugus karboksilat (COOH) yang bersifat asam, dan gugus amine (NHx) yang bersifat basa. Dan kebanyakan orang awam tidak mengerti mengenai kimia medisinal, jadi bagaimana bisa membedakan antara zat X ini boleh dikonsumsi bersama susu, dan zat Y berbahaya dikonsumsi bersama susu. Jadi untuk safetynya, mengkonsumsi obat idealnya dengan air biasa saja.

Seperti yang dicontohkan Aspirin(r), dengan nama generik : Acetosal (Asetil Salisilat), di mana obat ini awalnya memiliki sifat asam, terbukti adanya gugus karboksilat di salisilat. Sehingga jika dikonsumsi bersama susu, maka gugus amina yang ada pada susu akan bereaksi dengan gugus karboksilat yang ada pada salisilat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi penetralan asam basa. Sehingga mengakibatkan acetosal yang diberikan menjadi berkurang kadarnya.

Di lain pihak, asetosal memang sebaiknya tidak diberikan dalam keadaan lambung kosong, mengingat sifat asamnya yang dapat menyebabkan pengikisan mukosa lambung. Namun bukan berarti asetosal baik diberikan bersama zat yang bersifat basa. Saya secara pribadi lebih memilih pemberian obat setelah makan daripada diberikan bersama dengan susu. Karena setelah makan, biasa suasana pH lambung akan menjadi basa dan bila diberikan acetosal pada saat itu, akan terjadi penundaan penyerapan namun tidak merusak acetosal itu sendiri secara berlebihan.

Selain itu juga pada susu, ada juga terkandung mineral-mineral, contoh kalsium. Kalsium ini bisa membentuk ikatan-ikatan kompleks yang sangat kuat, contohnya ikatan Ca-Tetrasiklin yang akan membentuk endapan warna kuning, sehingga mengurangi bioavailabilitas Tetrasiklin sehingga akibatnya ketika efek terapetik Tetrasiklin tidak tercapai dapat mengakibatkan kuman tidak mati sehingga menyebabkan resistensi kuman. Penggunaan antibiotik yang ideal adalah sekitar 4-5 hari.

Tetrasiklin biasanya saya larang penggunaannya pada anak-anak, berhubung anak2 masih dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan Kalsium. Efek penggunaan Tetrasiklin pada anak2 adalah gigi anak2 akan berwarna kuning permanen dan bisa terjadi keropos tulang dalam usia muda.

Mengenai susu sebagai pengganti makan, saya sepenuhnya juga tidak setuju. Karena dalam keadaan perut kosong, memang susu memiliki protein yang bisa meninggikan pH lambung, namun susu juga mengandung kalsium yang di mana akan memperparah maag lambung. Jadi saran saya jika anak tidak mau makan nasi, ada baiknya diberi roti / pengganti nasi yang sifatnya karbohidrat. Dan jika nafsu makan sudah membaik, bisa diberi nasi kembali seperti biasa.

Semoga bermanfaat
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Bolehkah Minum Obat dengan Susu?
« Reply #6 on: 26 November 2008, 06:04:05 PM »
[at]  Bro Markos...

Anumodana atas postingannya... _/\_

Artikel yang bagus dan bermanfaat sekali...

Kemarin anak saya sakit dan tidak mau makan serta harus makan obat, saya tanya orang apotik : katanya makan obat tidak boleh di campur dengan susu... saya jadi bingung...gimana donk? akhirnye terjawab di artikel yang di posting oleh Bro Markos.
Quote
Bila kita tidak sempat makan, susu boleh diminum sebagai penggantinya

 [at]  Forte & Bond...

Menurutmu gimana?

_/\_ :lotus:

Demikianlah yg telah ku dengar dan telah dibabarkan kembali oleh suhu2 pengobatan. Lirik neozep forte dan om markos  ^-^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Bolehkah Minum Obat dengan Susu?
« Reply #7 on: 26 November 2008, 09:16:11 PM »
Oleh Silvia Iskandar

Kita sering mendengar bahwa obat tidak boleh diminum dengan susu. Ini disebabkan karena kalsium yang dikandung dalam susu bisa membentuk ikatan dengan zat-zat dalam beberapa obat dan meghalangi penyerapan oleh lambung. Contohnya adalah tetrasiklin, zat yang biasa ada dalam antibiotik untuk obat flu.

Namun, ada beberapa obat yang justru lebih baik diminum bersama susu.
Misalnya NSAID, Non Steroidal Anti Inflammatory Drug
Namun, . Yang terkenal adalah aspirin dan ibuprofen. Obat-obatan yang tergolong dalam NSAID bersifat lypophylic, mudah larut dalam lemak sehingga biasanya obat-obat seperti ini dianjurkan untuk diminum dalam waktu 30 menit sesudah makan.

Alasan lainnya ialah karena NSAID menyebabkan iritasi lambung. NSAID merupakan obat pembunuh rasa sakit atau painkiller yang bekerja dengan cara menghambat terbentuknya prostaglandin. Prostaglandin sendiri adalah zat yang selalu ada dalam sel tubuh dan bekerja sebagai zat yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit, namun juga punya tugas lain, yaitu membantu terbentuknya selaput mukosa lambung. Dengan terhambatnya prostaglandin oleh aspirin, rasa sakit dan infeksi pun hilang, namun pada saat yang bersamaan, lambung menjadi rentan terhadap iritasi karena selaput mukosanya berkurang. Oleh karena itu, obat-obat NSAID biasa diresepkan untuk diminum sesudah makan, supaya makanan yang masuk terlebih dahulu bisa melindungi dinding lambung. Bila kita tidak sempat makan, susu boleh diminum sebagai penggantinya. Di Jepang, bahkan sudah menjadi pengetahuan umum bahwa obat sakit kepala boleh diminum dengan obat sakit maag. Namun ini tidak selalu benar, karena obat sakit kepala yang kita minum belum tentu termasuk dalam golongan NSAID dan belum tentu semua obat sakit maag membantu pembentukan selaput dinding lambung.

Bagaimana dengan jus, kopi atau teh?

Sama dengan susu, jus, kopi dan teh masing-masing mengandung zat-zat seperti vitamin C, kafein dan tannin yang mungkin saja bereaksi dengan obat yang kita minum. Sementara itu, air putih netral, tidak mengandung apa-apa yang bisa bereaksi dengan obat.

Air putih akan melarutkan obat dalam lambung sehingga lebih mudah diserap. Lebih baik lagi kalau airnya hangat, proses pelarutan akan lebih cepat. Obat yang ditelan begitu saja tanpa air putih bisa menempel di suatu tempat tertentu di lambung dan menyebabkan iritasi lambung juga. Oleh karena itu, lebih baik obat diminum bersama air putih. Minuman lain seperti kopi, sebaiknya diminum satu jam setelahnya, ketika sudah tidak ada lagi sisa obat di lambung.

Sumber:
http://www.chem-is-try.org/?sect=tanyapakar&ext=33



Berhubung ini sangat menarik buat dibahas, saya akan mencoba membahas dari segi farmakokinetika (mata kuliah favorit aye) yang dikaitkan dengan biofarmasetika.

Pada prinsipnya, zat aktif diberikan dalam bentuk sediaan farmasi yang beragam. Ada yang berupa sediaan cair, ada yang berupa sediaan solid seperti tablet. Masing-masing ada keunggulan dan kelemahan. Dalam hal ini, akan disinggung mengenai sediaan tablet. Agar zat aktif dalam berpenetrasi ke dalam tubuh, maka terlebih dahulu, zat aktif ini harus terlepas dari bahan pembantu tablet seperti bahan pengikat, bahan pelincir, dll. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pelarut yang sifatnya "inert" yang mana dapat melarutkan tanpa mengakibatkan ionisasi pada zat aktif.

Mengapa harus demikian ? Karena tubuh kita ini terdiri dari kumpulan jaringan dan sel, yang mana terdapat selaput semipermiabel. Agar dapat menembus selaput ini, maka zat aktif harus terlarut dalam bentuk molekul dan tidak dalam bentuk ion. Fenomena ini dikenal dengan istilah fase absorbsi di dalam farmakokinetika. Fase absorbsi adalah fase penting yang perlu diperhatikan dalam sediaan farmasi yang dalam bentuk oral karena besar pengaruhnya terhadap bioavailabilitas suatu obat dan mempengaruhi fase-fase berikutnya seperti fase distribusi dan fase eliminasi.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline ajan

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: [ASK] Bolehkah Minum Obat dengan Susu?
« Reply #8 on: 03 December 2008, 11:33:56 AM »
Kamsia Markos atas info yang bermanfaat ini.  :jempol:

Offline chia0124

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 6
  • Reputasi: 1
Re: [ASK] Bolehkah Minum Obat dengan Susu?
« Reply #9 on: 23 February 2009, 09:14:52 AM »
thank you, atas infonya semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, sadhu... sadhu  _/\_

 

anything