//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pencerahan Langsung/Instan  (Read 64368 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #105 on: 12 June 2008, 10:10:15 PM »
CMIIW,
Ehm.. bukankah bermeditasi itu sendiri juga usaha fisik dan batin untuk mendapatkan hasil yaitu "berhentinya pikiran"?
Jadi ada usaha awal yang dilakukan untuk memulai, at least niat yg muncul untuk meditasi, yang kemudian diakhiri saat "pikiran sudah berhenti" ?
Kalau kita bicara tentang USAHA, pasti menyiratkan adanya TUJUAN, dan adanya WAKTU, ada 'awal' ada 'akhir' ... sebagaimana tersirat dalam kalimat Anda di atas, bukan? ... :)

Nah, dalam MMD tidak ada TUJUAN apa pun ... (seorang pemeditasi MMD tidak ber-TUJUAN untuk mencapai 'berhentinya pikiran' ... sekalipun ia akan mengalami 'berhentinya pikiran' itu ... :)  Kalau dikejar, pikiran malah tidak bisa berhenti ... :)

Kemudian, dalam MMD tidak ada WAKTU ... maksudnya, pemeditasi MMD berada pada SAAT KINI terus-menerus ... Begitu ia mulai duduk ... ia tidak melakukan KEGIATAN batin apa pun ... tidak mempunyai TUJUAN yang akan dicapai NANTI ... ia sekadar berada pada SAAT KINI terus-menerus ... Inilah yang sering dikatakan oleh Krishnamurti: "Langkah pertama adalah langkah terakhir." ... Di sini tidak ada konsep JALAN SUCI ... tidak ada konsep RAKIT ... tidak ada konsep PANTAI SEBERANG ... tidak ada konsep NIBBANA.

Jadi, dalam MMD tidak ada BELAJAR. ... :)

Quote
Bisakah diumpamakan dengan sedang melamun, menyadari bahwa saat ini pikiran sedang berseliweran itu seperti menepuk muka supaya sadar bahwa kita sedang melamun? Lalu saat berhenti melamun itu seperti terhentinya pikiran? Lalu dimanakah kegiatan batin untuk mulai menepuk muka hingga selesai menepuk muka? Bukankah itu juga belajar ( kegiatan batin untuk suatu hasil ) ?
"Menepuk muka ketika melamun" itu bukan MMD ... entah meditasi apa itu ... ;D ... Siapa yang "menepuk muka" ketika kita sedang melamun? ... Kalau orang lain ... apakah kita membutuhkan orang lain untuk membantu kita dalam meditasi? ... :)  Kalau yang "menepuk muka" itu diri sendiri ... buat apa "menepuk muka"? ... Kan tidak perlu "menepuk muka" sendiri supaya sadar? ... :)

Untuk tetap menggunakan analogi "orang melamun" ... pernahkah Anda melamun, lalu tiba-tiba sadar, sehingga lamunan Anda berhenti? ... Tentu pernah, bukan? ... Nah, dari mana datangnya 'sadar' itu? ... Anda kan tidak BELAJAR 'sadar' ketika sedang melamun, bukan? ... 'Sadar' itu kan datang begitu saja, tanpa dipelajari, tanpa diharapkan, tanpa diantisipasi? ... Nah, itulah MMD ... yang tidak bisa dipelajari, tidak bisa dilatih, tidak bisa diusahakan ... :)

Quote
sedang dicerapi... mencoba melepas teori2 definisi pencerahan ( mengosongkan mangkok ) supaya bisa menangkap maksud lebih dalam dari tulisan pak hud..
Semoga tercerahkan ... :)  Tapi pencerahan tidak bisa diperoleh dengan dipikir-pikir ... melainkan harus dicoba sendiri dalam praktik ... :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 12 June 2008, 10:30:14 PM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #106 on: 12 June 2008, 10:21:41 PM »
OOT dikit... leo ini mirip pak hud, pemeditasi tanpa mendalami Buddhism, dia menyebut "pikiran terhenti" dengan term "terbukanya mata ketiga". "mata" yang sadar akan bentuk2 pkiran yang muncul timbul tenggelam, cuma dia pake tambahan "pasrah sepenuhnya pada kehendak Tuhan".

Wah, kalau begitu saya tidak sama dengan Leo Rimba ... :) Ini penting ... Apa itu 'mata ketiga'? ... Itu cuma konsep esoterik ... atau konsep yang diciptakan untuk tujuan promosi. ... :)

Apalagi ini: "mata yang sadar akan pikiran yang timbul tenggelam" ... Wah, kalau begitu 'mata' ini menjadi SUBYEK yang baru lagi, yang lebih tinggi, "Aku Sejati", "Roh" dsb ... menjadi ATTA/AKU ... yang berada di balik semua pengalaman kesadaran itu ... Ini bertentangan dengan fakta ANATTA ... Ketika pikiran berhenti, tidak ada apa-apa yang "terbuka" dalam batin ini ... Sebaliknya, semua yang ada malah berhenti ...

Apalagi ini: "pasrah pada kehendak Tuhan" ... lengkaplah sudah pemahaman Leo ini bertolak belakang dengan pemahaman saya ... :))

Salam,
Hudoyo

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #107 on: 12 June 2008, 10:35:59 PM »
Waw...Dimana2 semuanya tidak mau "membuang" air di dalam gelasnya...
Tinggal menunggu kehancuran saja...
Yg 1 menjelaskan dan mengklarifikasi yang dia tau,yg 1 menghujat trus...Kapan berakhirnya??? :whistle: :whistle:

Saya sarankan buat yang "Menjelaskan" dan "Mengklarifikasi" supaya tidak melayani yg "Menghujat" lagi...
Tidak ada gunanya,buang2 time aja....Biarkanlah mereka yang merasa lebih "benar" didalam kebenaran mereka sendiri...Yang penting kita sendiri menyelami "batin" dan "kebenaran" kita...Jika mereka merasa "tidak" setuju,tidak usah dilayani...Ujung2nya tar salah paham dan saling menghujat 1 sama lain...Mereka masih memegang erat "Sang Jalan" sedangkan kita sudah "berusaha" melepas "Sang Jalan"...
Tidak ada gunanya bicara banyak karena bagaikan menyatukan "air" dan "minyak"...Yang 1 "mengengam" yang 1 "melepas"....
(Saya saja jika 3 sampai 4 penjelasan saya masih dihujat saya tidak akan melayaninya lagi....Anggap saja kedua belah pihak kammanya tidak mendukung...Masalah siapa yang "benar" atau "salah" itu urusan paling belakang...Tar masing2 terkuak didalam batin masing2...Tidak usah berdebat siapa yang "benar" dan siapa yang "salah"...)

Salam,
Riky

ckckckck apa disini ada yang menghujat yah??

Quote
Waw...Dimana2 semuanya tidak mau "membuang" air di dalam gelasnya...
Tinggal menunggu kehancuran saja...
Yg 1 menjelaskan dan mengklarifikasi yang dia tau,yg 1 menghujat trus...Kapan berakhirnya??? :whistle: :whistle:

yang tidak mau membuang air di dalam gelas sapa yah??
yang menjelaskan dan mengklarifikasi sapa yah??

jadi pengen tau nih :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #108 on: 13 June 2008, 08:19:55 AM »
Waw saya tinggalkan sehari saja ,waroeng gw rame sekali. begini Pak Hudoyo, saya ingin menanyakan satu hal lagi.

Jika ada pencerahan langsugn seperti yang tercatat dalam sejarah kitab. berarti sebuah Pencerahan Sotapanna,Sakadagami, Anagami,Arahatta Magga Phala itu tidak selalu terikat dengan Jhana? Dalam artian meditasi yang dikembangkan itu tidak selalu menggunakan Konsentrasi melainkan Pengamatan Di Dalam dan Di Luar? bukankah begitu Pak Hudoyo?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #109 on: 13 June 2008, 08:34:10 AM »
Pak Hudoyonya lagi keluar kota, mau MMD selama 3 hari.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #110 on: 13 June 2008, 08:41:04 AM »
Dear Pak Hud

Apakah jika saya belum pernah melihat kata vipassana lalu itu berarti saya tidak pernah baca Sutta sama sekali??

lalu apa kalau saya tidak tahu MMD, lalu berarti saya tidak tahu meditasi sama sekali juga???

Apa jika saya bawa payung, lalu itu pasti sedang hujan???

Sangat disayangkan sekali pola pikir seperti ini...........

hehe ... Rekan Markos, disengaja atau tidak disengaja, Anda cuma mengutip separoh dari tulisan saya ... lalu Anda tanggapi ... Begitulah rupanya cara Anda berdebat ... apa namanya itu yah? ... :))

Saya menampilkan dua kemungkinan, bukan cuma satu "tuduhan":

"Anda belum pernah melihat kata 'vipassana' dalam Tipitaka Pali? ... Maaf, rekan Markos, pernyataan Anda itu menunjukkan bahwa ternyata Anda tidak pernah membaca Sutta Pitaka sama sekali ...

Atau barangkali Anda sudah termakan oleh propaganda sementara bhikkhu dan orang lain yang menyatakan bahwa kata 'vipassana' tidak ada dalam Sutta Pitaka ..."


Dari pernyataan Anda bahwa Anda "belum pernah baca Vipassana dalam Tipitaka", salah satu dari dua kemungkinan yang saya kemukakan PASTI BENAR.

Salam,
hudoyo

dear pak hud,

Walau pak hud kembali membuat judging lagi, tapi saya masih berusaha menerangkan dengan batin netral........ baik mari dirunut lagi :

sedari awal, saya sudah dengan jelas menyebutkan : karena maaf saja, saya belum pernah melihat kata Vipassana dalam Tipitaka Pali.....
jika masih belum jelas, akan saya perjelas saya sudah membaca Tipitaka Pali, yang terdiri dari vinaya, sutta dan abhidhamma, namun sejauh yang saya tahu, saya tidak pernah membaca istilah Vipassana ,

Jadi dari awal saya sudah bilang : saya belum pernah melihat dalam tipitaka pali, tidak ada kata apapun bahwa saya tidak baca sutta sama sekali atau saya menyebut nama bhikkhu atau orang tertentu

karena itulah, saya menanyakan kepada anda secara baik-baik mengingat anda adalah senior


Tapi tanggapan pertama anda sudah MEMASTIKAN 1 diantara 2 kemungkinan yang anda sodorkan...... tidak baca Sutta sama sekali atau termakan propaganda


Disini jelas bahwa saya tidak menghujat siapapun..........


Mengenai judging cara berdiskusi Saya hanya mengutip 1 tuduhan , sebelumnya saya "minta maaf" karena berbagai faktor:
1. kondisi fisik saya yang sedang sakit infeksi selama 1 minggu ini, membuat mata saya berkunang dan saya tidak bisa membaca terlalu lama
2. jam kerja yang hampir usai sehingga saya harus beres-beres

sekali lagi, saya minta maaf jika memang kutipan tergesa2 saya, membuat pak hudoyo tersinggung........

semoga dengan ini memperjelas bahwa saya tidak ingin menghujat pak hudoyo......

anumodana........



Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #111 on: 13 June 2008, 09:27:01 AM »
Hanya mencoba komentar.

Mungkin yang jadi masalah adalah

Quote
...Anda belum pernah melihat kata 'vipassana' dalam Tipitaka Pali? ... Maaf, rekan Markos, pernyataan Anda itu menunjukkan bahwa ternyata Anda tidak pernah membaca Sutta Pitaka sama sekali ...

sementara menurut markosprawira tidak ketemu kata2 itu tidak berarti belum membaca sama sekali. Jadi bisa saja sudah membaca yang lain-lainnya, karena memang banyak juga yang tidak menyinggung Vipassana.

Namanya juga kata2, bisa bikin pengertian yang beda2. IMHO, lebih baik tidak dilanjutkan.

 _/\_

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #112 on: 13 June 2008, 09:32:40 AM »
Quote
Jika ada pencerahan langsugn seperti yang tercatat dalam sejarah kitab. berarti sebuah Pencerahan Sotapanna,Sakadagami, Anagami,Arahatta Magga Phala itu tidak selalu terikat dengan Jhana? Dalam artian meditasi yang dikembangkan itu tidak selalu menggunakan Konsentrasi melainkan Pengamatan Di Dalam dan Di Luar?

Menurut komentar atau abhidhamma (lupa sumbernya, ^:)^ ), magga dan phala berada dalam jhana (otomatis) ...
Sedangkan nyana yang lain minimal upacara samadhi ...
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #113 on: 13 June 2008, 09:43:28 AM »
karuna_murti,

Kalo dari Abhidhamma, sepertinya tidak. Karena citta-nya dibagi jadi 89 atau 121 JIKA memiliki Jhana. Dalam 89 itu, sudah termasuk magga dan phala. Berarti disinggung ada magga/phala tanpa jhana. Kalo kitab komentar, saya blom baca :)

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #114 on: 13 June 2008, 09:56:11 AM »
 [at] Kainyn : sudah lah bro, walau dijelaskan, tetap saja saya adalah si "penghujat" he3.......  u know the situation, don't you???

 [at] Karuna : singkatnya ini sudah pernah dibahas di kelas abhidhamma, dimana sebenarnya ada 2 jalan yang ditempuh untuk mencapai kesucian...... yaitu jalur samatha yang nanti beralih ke vipassana dan jalur vipassana murni.

pemilihan jalur, tergantung dari kecocokan masing-masing individu.....

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #115 on: 13 June 2008, 10:09:56 AM »
markosprawira,

Ya, rasanya kira2 saya tahu situasinya. Julukan "penghujat" juga 'kan hanya pendapat/opini subjektif saja, belom tentu kebenarannya begitu  ;D Jadi dibiarkan saja berlalu. Sekali lagi, anggap saja keterbatasan kata2.


Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #116 on: 13 June 2008, 10:13:18 AM »
http://www.what-buddha-taught.net/Books6/Ajahn_Brahmali_Jhana_and_Lokuttarajjhana.htm

Quote
2. The Concept of Lokuttarajjhāna

The very name 'lokuttarajjhāna' suggests a connection to jhāna and by implication to sammāsamādhi and samādhi in general. However, whereas jhāna and samādhi are important doctrinal terms of the Pali Suttas, lokuttarajjhāna first appears in the Abhidhamma. To avoid any confusion between these various terms it is necessary to look more closely at the Abhidhamma's definition.(4)

According to Abhidhamma theory each stage of Enlightenment is experienced through two types of consciousness, known as magga (path) and phala (fruit). The first type of consciousness, the magga, which lasts only one mind moment, has the function of cutting off mental fetters. The second type, the phala, is the experience of bliss that results from the cutting off of the fetters by the magga consciousness.(5) Again according to the Abhidhamma, these two types of consciousness are experienced together with a particular set of jhāna factors that correspond to each of the four jhānas respectively.(6) Thus they are called 'lokuttarajjhānas', 'transcendent jhānas',(7) because they combine the jhāna factors with an Enlightenment experience.

From this it emerges that the Abhidhamma term lokuttarajhāna is a name for the particular moment one attains one of the various stages of Enlightenment. The Suttas have their own terminology for describing these attainments, terminology that does not refer to momentary experiences and that never explicitly relates to samādhi or jhāna.(8) Consequently, it seems from the outset that lokuttarajjhāna and jhāna/samādhi refer to very different types of experience.(9)

Catatan kaki :
Quote
(4) It should be noted that, although the term lokuttarajjhāna first appears in the Canonical Abhidhamma, it is precisely defined only in the Abhidhamma Commentaries. Whether the Abhidhamma Commentaries understand lokuttarajjhāna in the same way as the Canonical Abhidhamma is a moot point. However, because my main critique in this paper is aimed at the Sutta Commentaries, which presuppose both the Canonical Abhidhamma as well as its Commentaries, I have made no distinction between the two.

(5) According to the Abhidhamma Commentaries the fruit consciousness lasts two or three mind moments (see "A Comprehensive Manual of Abhidhamma" by Bhikkhu Bodhi, p.177).

(6) And also to a fivefold classification of jhāna adopted by the Abhidhamma (cf. Dhs. 167-174) but which is only rarely mentioned in the Suttas (cf. M.III.162,15).

(7) Lit. 'jhānas beyond the world'.

(8) The Suttas, in contrast with the Abhidhamma, never focus exclusively on the precise moments that the stages of Enlightenment are attained. Rather, the Suttas seem to speak of these stages as "ongoing realities". Typical terminology used in the Suttas include: "dhammacakkhum udapādi", "the eye of the Dhamma arose", (e.g. Vin.I.11,34); "sammāditthiyā uppadāya", "the arising of right view", (M.I.294,1); "sotāpattiphalam pi sacchikaronti, sakadāgāmīphalam pi sacchikaronti, anāgāmīphalam pi sacchikaronti, arahattam pi sacchikaronti", "they realised the fruit of streamentry, they realised the fruit of once-returner, they realised the fruit of non-returner, they realised the fruit of Arahantship", (D.I.229,4); "anupadāya āsavehi cittāni vimuccimsu", "(their) minds were freed from the outflowings without grasping", (e.g. Vin.I.14,35); "āsavānam khayam pāpunāti", "he attained the destruction of the outflowings", (M.I.436,4). Each of these refers to enduring realities.

(9) For the sake of completeness, it should be mentioned that the Suttas on a few occasions mention types of samādhi that possibly are directly related to the attainment of the four stages of Enlightenment. The most important example would seem to be animittasamādhi, see (A.IV.78,18-30). However, even these samādhis do not appear to be momentary in the sense that lokuttarajjhāna is said to be.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #117 on: 13 June 2008, 10:30:02 AM »
Quote
According to Abhidhamma theory each stage of Enlightenment is experienced through two types of consciousness, known as magga (path) and phala (fruit). The first type of consciousness, the magga, which lasts only one mind moment, has the function of cutting off mental fetters. The second type, the phala, is the experience of bliss that results from the cutting off of the fetters by the magga consciousness.(5) Again according to the Abhidhamma, these two types of consciousness are experienced together with a particular set of jhāna factors that correspond to each of the four jhānas respectively.(6) Thus they are called 'lokuttarajjhānas', 'transcendent jhānas',(7) because they combine the jhāna factors with an Enlightenment experience.

Wah, berarti dulu saya salah baca  :P
Thanx buat infonya!

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #118 on: 13 June 2008, 11:00:37 AM »
 [at] Kai : sori, perlu direvisi... saya membiarkan dalam artian "itu hanya objek" penglihatan saja, jadi sifatnya netral..... bukan membiarkan dalam arti "masa bodoh"

toh kita tidak bisa memaksakan orang untuk berpersepsi tertentu pada kita he3....

 [at] karuna : menarik yang anda jabarkan........ pernah kami diskusikan di kelas mengenai magga dan phala yang muncul berurutan, magga dan langsung disusul dengan phala...... waktunya sangat cepat sekali mengingat kecepatan 1 citta/kesadaran adalah 1/10^26 detik (sepertrilyun trilyun trilyun detik)

namun sebelum kita bahas lebih jauh, apa tidak sebaiknya jika dilanjutkan di bagian khusus Abhidhamma??? anda tau lah, ada yang "ga sreg" ama label abhidhamma he3.......

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #119 on: 13 June 2008, 01:09:43 PM »
[...]
ini versi vipassana yg diajarkan para pakar abhidhamma di sini. :)

Contohnya?  :))

Salam,
hudoyo

willibordus, markosprawira, lily_warsity, gun [at] saro, yg tak disebut jgn marah ;D

Bro Tesla  yang baik...

Anumodana atas sebutan (Pakar Abhidhamma) itu... _/\_
Semoga suatu hari kami benar-benar seperti yang Bro Tesla sebutkan itu... sadhu...sadhu...sadhu...

_/\_ :lotus:

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are