//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pencerahan Langsung/Instan  (Read 64782 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #195 on: 03 August 2008, 01:46:54 AM »
Nah, itulah:

http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.16.0.wlsh.html

5.27. "Dalam Dhamma dan disiplin apapun dimana tidak ditemukan Jalan Mulia berfaktor delapan, tidak akan ditemukan pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.81 Tetapi pertapa demikian, tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat dapat ditemukan dalam Dhamma dan disiplin Jalan Mulia berfaktor delapan. Sekarang, Subhadda, dalam Dhamma dan disiplin ini Jalan Mulia berfaktor delapan ditemukan, dan di dalamnya dapat ditemukan pertapa-pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dalam aliran-aliran lainnya tidak ada pertapa-pertapa [sejati]; tetapi jika di dalam yang satu ini para bhikkhu hidup menjalani kehidupan sempurna, dunia ini tidak akan kekurangan Arahat

Itulah yang saya anggap bukan berasal dari mulut Sang Buddha.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #196 on: 03 August 2008, 07:56:46 AM »
Pak bisa jadi khan kata2 itu dari pengalaman sang Buddha ketika beliau mencari cara2 untuk melenyapkan dukkha dia tidak menemukan di pertapa2 lain, beliau khan sebelum menemukannya sendiri belajar dulu ke pertapa2 lain khan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #197 on: 03 August 2008, 08:30:32 AM »
Pak bisa jadi khan kata2 itu dari pengalaman sang Buddha ketika beliau mencari cara2 untuk melenyapkan dukkha dia tidak menemukan di pertapa2 lain, beliau khan sebelum menemukannya sendiri belajar dulu ke pertapa2 lain khan?

Memang bisa, Rekan Ryu. ... Tapi melihat konteks di mana ucapan itu dilontarkan, hampir dapat dipastikan bukan itu maksud Sang Buddha berkata begitu. ... Sang Buddha tidak sedang menceritakan sejarah masa lampau ketika belum menjadi Buddha. Alih-alih, beliau mengkhotbahkan Dhamma, yang bersifat universal.

Konteksnya adalah demikian: Subhadda, bhikkhu terakhir yang ditahbiskan Sang Buddha, bertanya, apakah pembebasan terdapat dalam ajaran keenam guru spiritual lain yang ada pada zaman Sang Buddha. Sang Buddha menjawab:

"Cukup, Subhadda. Jangan hiraukan apakah ada atau tidak di antara keenam guru spiritual itu yang mencapai pembebasan. Saya akan mengajarkan Dhamma. Dengarkan baik-baik." ... Lalu, konon Sang Buddha mengkhotbahkan 'aum singa' yang bersifat eksklusif dan saya permasalahkan itu.

Dengan demikian, jelas bahwa Sang Buddha membuat pernyatan normatif yang bersifat umum, berlaku untuk setiap guru spiritual kapan saja dan di mana saja, bukan terbatas pada guru-guru spiritual yang ada pada zaman itu saja. Itulah yang tidak dapat saya terima.

Saya menghargai pertanyaan Anda, Rekan Ryu. Ternyata Anda berpikir secara kritis, tidak menelan begitu saja uraian saya. Dan yang penting, Anda serius mau belajar, bukan ngejunk. :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 03 August 2008, 08:32:09 AM by hudoyo »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #198 on: 03 August 2008, 08:38:28 AM »
hmmm sy orangnya bisa berubah2 kok pak kakakak, kadang2 ngejunk hehehehe
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #199 on: 03 August 2008, 08:44:56 AM »
Anumodana Ryu gak pernah ngejunk saya. :)

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #200 on: 03 August 2008, 08:46:38 AM »

Bagaimana dengan konteks bahwa tidak akan ada ajaran 2 sammasambuddha pada saat bersamaan ?

Apakah ini berlaku ? atau hanya interpretatif umat buddha sendiri ?

Jika memang TIDAK AKAN ADA AJARAN 2 SAMMASAMBUDDHA PADA SAAT BERSAMAAN, maka pernyataan bahwa di luar ajaran buddha pada jaman sekarang ini, seharusnya tidak terdapat jalan seperti delapan jalan utama yang menuntun pada pembebasan. Ketika terdapat ajaran yang menuntun pada jalan pembebasan (mencapai ke buddha an), bukankah berarti itu juga ajaran BUDDHA ?

pak hud, saya kira kita sedang berdiskusi tentang konteks bukan essensi bagaimana mencapai kebuddhaan dengan meditasi tertentu yang harus "melepaskan" semua konteks. Tetapi berdasarkan realita apakah hanya jalan mulia beruas 8 yang dapat menuntun pada pembebasan ? Pernyataan ini lantas kemudian menuntun pada pertanyaan berikutnya tentang keabsahan pernyataan Buddha dalam Mahaparinibbana sutta tentang ajaran guru lain ?
« Last Edit: 03 August 2008, 08:52:41 AM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #201 on: 03 August 2008, 08:49:58 AM »
Bagaimana dengan konteks bahwa tidak akan ada ajaran 2 sammasambuddha pada saat bersamaan ?

Ini juga, saya tidak percaya ide seperti itu ...

Samma-sambuddha = orang yang mencapai pembebasan tanpa belajar dari orang lain yang telah bebas, lalu mengajarkan kebenaran itu.
Tidak ada alasan mengapa tidak mungkin ada dua atau lebih samma-sambuddha pada satu zaman. ... Aneh, mengapa adanya seorang buddha menghalangi munculnya buddha-buddha yang lain pada zaman yang sama? Tidak masuk akal.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 03 August 2008, 08:57:43 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #202 on: 03 August 2008, 09:44:11 AM »

Bagaimana dengan konteks bahwa tidak akan ada ajaran 2 sammasambuddha pada saat bersamaan ?

Apakah ini berlaku ? atau hanya interpretatif umat buddha sendiri ?

Jika memang TIDAK AKAN ADA AJARAN 2 SAMMASAMBUDDHA PADA SAAT BERSAMAAN, maka pernyataan bahwa di luar ajaran buddha pada jaman sekarang ini, seharusnya tidak terdapat jalan seperti delapan jalan utama yang menuntun pada pembebasan. Ketika terdapat ajaran yang menuntun pada jalan pembebasan (mencapai ke buddha an), bukankah berarti itu juga ajaran BUDDHA ?

pak hud, saya kira kita sedang berdiskusi tentang konteks bukan essensi bagaimana mencapai kebuddhaan dengan meditasi tertentu yang harus "melepaskan" semua konteks. Tetapi berdasarkan realita apakah hanya jalan mulia beruas 8 yang dapat menuntun pada pembebasan ? Pernyataan ini lantas kemudian menuntun pada pertanyaan berikutnya tentang keabsahan pernyataan Buddha dalam Mahaparinibbana sutta tentang ajaran guru lain ?

Oh, isinya bertambah banyak ... :)

Menurut hemat saya:

(1) sammasambuddha = orang yg mencapai pembebasan tanpa melalui orang lain dan kemudian mengajarkan kebenaran itu;
(2) kebenaran yang ditemukannya = sifat kehidupan yang tidak memuaskan, yang sebabnya adalah si aku, dan lenyapnya si aku;
(3) kebenaran itu bisa dirumuskan sebagai 4KM/JMB-8 (dalam hal ini oleh Buddha Gautama), tapi bisa juga dirumuskan dengan cara lain di luar 4KM/JMB-8;
(4) tidak ada alasan bahwa tidak mungkin muncul orang-orang lain yang mencapai pembebasan yang memenuhi syarat #1 pada zaman yang sama dengan buddha gautama yang sudah ada lebih dulu; dengan kata lain, di luar ajaran Buddha Gautama, orang tidak tertutup kemungkinan mencapai pembebasan tanpa melalui ajaran Buddha Gautama, lalu mengajarkannya; dengan kata lain, menjadi "buddha" pula.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 03 August 2008, 09:50:06 AM by hudoyo »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #203 on: 03 August 2008, 10:06:34 AM »
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #204 on: 03 August 2008, 10:40:08 AM »
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #205 on: 03 August 2008, 10:44:07 AM »
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.

Yap, mau ngomong gitu tapi ga kesampean, kakakak dah di wakilin dah hehehehe :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #206 on: 03 August 2008, 10:55:38 AM »
Yap, mau ngomong gitu tapi ga kesampean, kakakak dah di wakilin dah hehehehe :)

Terimakasih Ryu sudah mengingatkan saya. _/\_

 :lotus:
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #207 on: 03 August 2008, 01:37:32 PM »
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.

Ryu sudah melihat ... Ryu sudah melihat ... sadhu ... sadhu ... sadhu ... ^:)^
« Last Edit: 03 August 2008, 01:40:15 PM by hudoyo »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #208 on: 05 August 2008, 12:25:48 PM »

Bagaimana dengan konteks bahwa tidak akan ada ajaran 2 sammasambuddha pada saat bersamaan ?

Apakah ini berlaku ? atau hanya interpretatif umat buddha sendiri ?

Jika memang TIDAK AKAN ADA AJARAN 2 SAMMASAMBUDDHA PADA SAAT BERSAMAAN, maka pernyataan bahwa di luar ajaran buddha pada jaman sekarang ini, seharusnya tidak terdapat jalan seperti delapan jalan utama yang menuntun pada pembebasan. Ketika terdapat ajaran yang menuntun pada jalan pembebasan (mencapai ke buddha an), bukankah berarti itu juga ajaran BUDDHA ?

pak hud, saya kira kita sedang berdiskusi tentang konteks bukan essensi bagaimana mencapai kebuddhaan dengan meditasi tertentu yang harus "melepaskan" semua konteks. Tetapi berdasarkan realita apakah hanya jalan mulia beruas 8 yang dapat menuntun pada pembebasan ? Pernyataan ini lantas kemudian menuntun pada pertanyaan berikutnya tentang keabsahan pernyataan Buddha dalam Mahaparinibbana sutta tentang ajaran guru lain ?

Oh, isinya bertambah banyak ... :)

Menurut hemat saya:

(1) sammasambuddha = orang yg mencapai pembebasan tanpa melalui orang lain dan kemudian mengajarkan kebenaran itu;
(2) kebenaran yang ditemukannya = sifat kehidupan yang tidak memuaskan, yang sebabnya adalah si aku, dan lenyapnya si aku;
(3) kebenaran itu bisa dirumuskan sebagai 4KM/JMB-8 (dalam hal ini oleh Buddha Gautama), tapi bisa juga dirumuskan dengan cara lain di luar 4KM/JMB-8;
(4) tidak ada alasan bahwa tidak mungkin muncul orang-orang lain yang mencapai pembebasan yang memenuhi syarat #1 pada zaman yang sama dengan buddha gautama yang sudah ada lebih dulu; dengan kata lain, di luar ajaran Buddha Gautama, orang tidak tertutup kemungkinan mencapai pembebasan tanpa melalui ajaran Buddha Gautama, lalu mengajarkannya; dengan kata lain, menjadi "buddha" pula.

Salam,
hudoyo

lho... kalau jalur mencapai pembebasan tanpa adanya ajaran sammasambuddha lewat jalur pacceka buddha. Tetapi seharusnya seorang pacceka buddha hadir ketika tidak adanya ajaran buddha. secara logika kualitas seorang sammasambuddha tentunya diatas pacceka buddha dan savaka buddha, berikut seperti saya kutip dari BUDDHAVAMSA

(1)Sammà-Sambodhi: Pencerahan berupa empat pengetahuan Pandangan Cerah mengenai Jalan yang disertai kemahatahuan. Empat pengetahuan mengenai Jalan adalah pemahaman atas Empat Kebenaran Mulia oleh diri sendiri tanpa bantuan guru, dan memiliki kekuatan untuk melenyapkan kotoran batin, juga kebiasaan-kebiasaan (vàsanà) dari kehidupan-kehidupan sebelumnya; Kemahatahuan adalah pemahaman atas semua prinsip yang perlu diketahui. Manusia mulia yang memiliki keinginan baik yang kuat untuk mencapai Sammà-Sambodhi disebut Sammà-Sambodhisatta, “Bakal Buddha Sempurna.”
(2) Pacceka-Bodhi: Pencerahan berupa empat pengetahuan Pandangan Cerah mengenai Jalan, yaitu pemahaman atas Empat Kebenaran Mulia oleh diri sendiri tanpa bantuan guru. Manusia mulia yang memiliki keinginan baik yang kuat untuk mencapai Pacceka-Bodhi disebut Pacceka-Bodhisatta, “Bakal Pacceka Buddha.”
(3) Sàvaka-Bodhi: Pencerahan berupa empat pengetahuan Pandangan Cerah mengenai Jalan, yaitu pemahaman atas Empat Kebenaran Mulia oleh diri sendiri dengan bantuan guru. Manusia mulia yang memiliki keinginan baik yang kuat untuk mencapai Sàvaka-Bodhi disebut Sàvaka-Bodhisatta, “Bakal Siswa Buddha.”

salah satu kualitas terbaik dari seorang sammasambuddha adalah PEMAHAMAN ATAS SEMUA PRINSIP YANG PERLU DIKETAHUI. ini sangat penting supaya bisa menurunkan ajaran. Banyak orang yang sekolah dan lulus, tetapi untuk bisa mengajar dengan baik, tentunya berbeda dengan hanya sekedar bisa lulus saja. Demikian juga dengan pencapaian kebuddhaan. Seorang SAVAKA BUDDHA saja jarang untuk bisa memberikan ajaran, kecuali AGGASAVAKA (SISWA UTAMA) seperti SARIPUTRA DAN MOGALLANA. Tetapi untuk mencapai kualitas seorang AGGASAVAKA, Sariputra dan MOgallana harus kembali mengarungi kehidupan selama 100 ribu kappa untuk melengkapi parami dan kebijaksanannya untuk nantinya bisa mendapatkan posisi sebagai AGGASAVAKA dari seorang sammasambuddha.
« Last Edit: 05 August 2008, 12:29:22 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Pencerahan Langsung/Instan
« Reply #209 on: 05 August 2008, 01:33:49 PM »
lho... kalau jalur mencapai pembebasan tanpa adanya ajaran sammasambuddha lewat jalur pacceka buddha. Tetapi seharusnya seorang pacceka buddha hadir ketika tidak adanya ajaran buddha. secara logika kualitas seorang sammasambuddha tentunya diatas pacceka buddha dan savaka buddha, berikut seperti saya kutip dari BUDDHAVAMSA
[...]

Terima kasih, Rekan Dilbert, atas uraiannya yang panjang lebar. ... Sekitar empat puluh tahun lalu saya pernah juga mempelajari apa yang Anda uraikan itu ... tapi sekarang saya tidak menganutnya lagi. ... :)

Sekarang saya tidak mau memusingkan kepala dengan masalah apa itu 'samma-sambuddha', 'pacceka-buddha' dan 'savaka-buddha'. ... Saya rasa, "ketiga jenis" orang tercerahkan itu sendiri juga tidak memusingkan kepala apakah mereka termasuk yang ini atau yang itu ... karena mereka sudah tidak punya aku lagi yang bisa digolong-golongkan seperti itu. ...

Salah satu konsekuensi dari ajaran itu adalah seperti yang Anda tulis: "Tetapi seharusnya seorang pacceka buddha hadir ketika tidak adanya ajaran buddha." Kesimpulan seperti itulah yang membuka mata saya dan membuat saya menolak ajaran 'tiga jenis buddha' itu.

Sekali lagi saya ringkaskan pandangan saya yang sudah saya posting-kan sebelum ini, dengan perubahan sedikit:

(1) Ada orang yg mencapai pembebasan tanpa berguru kepada orang lain dan kemudian mengajarkan kebenaran itu;
(2) kebenaran yang ditemukannya = sifat kehidupan yang tidak memuaskan, yang sebabnya adalah si aku, dan kebenaran itu hanya bisa muncul dengan lenyapnya si aku;
(3) kebenaran itu bisa dirumuskan sebagai 4KM/JMB-8 (dalam hal ini oleh Buddha Gautama), tapi bisa juga dirumuskan dengan cara lain di luar 4KM/JMB-8;
(4) tidak ada alasan bahwa tidak mungkin muncul orang-orang lain yang mencapai pembebasan yang memenuhi syarat #1 pada zaman yang sama dengan buddha gautama yang sudah ada lebih dulu; dengan kata lain, di luar ajaran Buddha Gautama, tidak tertutup kemungkinan bagi orang untuk mencapai pembebasan tanpa melalui ajaran Buddha Gautama, lalu mengajarkannya; dengan kata lain, menjadi "buddha" pula.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 05 August 2008, 01:36:39 PM by hudoyo »

 

anything