Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Theravada => Topic started by: nyanadhana on 09 June 2008, 04:59:08 PM

Title: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: nyanadhana on 09 June 2008, 04:59:08 PM
 _/\_saya ingin bertanya kenapa didalam Sutta2 ada umat awam atau bhikku yang tanpa melalui proses meditasi bisa mencapai Pencerahan Langsung? dalam artian,ketika Sang Buddha membabarkan Dhamma, ada yang mencapai Arahat seketika. berarti orang itu tidak memerlukan lagi pelatihan yang susah payah seperti lainnya.?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 09 June 2008, 05:03:51 PM
Theravada merupakan salah satu aliran yang memegang prinsip pencerahan instan dalam arti seketika.
Latihan bertahap (bisa berkalpa-kalpa), tetapi pencerahan instan.

Ugghatitannu : orang yang berbakat tercerahkan setelah mendengar wejangan singkat.
Vipancitannu : orang yang berbakat tercerahkan setelah mendengar wejangan panjang.
Neyya : orang yang harus belajar wejangan dan berlatih minimal 7 hari.
Padaparama : orang yang tidak bisa tercerahkan dalam kehidupan ini.

2 tipe pertama hanya ada pada masa Sammasambuddha, yang sekarang ada cuma neyya dan padaparama.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: nyanadhana on 09 June 2008, 05:08:06 PM
berarti Ugghatitannu dan Vipancitannu hanya bisa terjadi ketiksa Sang Buddha hidup?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 09 June 2008, 05:12:35 PM
Iyalah ... kan sekarang yang memberi wejangan itu sudah tidak ada... :)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: nyanadhana on 09 June 2008, 05:14:57 PM
lalu mau tanya, di Zen disebutkan sebagai mencapai Ke Buddhaan secara langsung, tapi Sang Buddha sudah tidak ada lagi, kok bisa?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 09 June 2008, 05:34:02 PM
Nah ... itulah ... Zen kan bukan Theravada ... :))
Kalau dicampur-campur jadi bingung ... :)

Itu pula bahayanya kalau kita melekat pada satu sistem pemikiran/pengetahuan ... Semua sistem yang lain jadi salah ... karena di tataran pikiran ini, dua hal yang berbeda tidak mungkin sama ... (Menurut logika, kalau A tidak sama dengan B, A tidak mungkin sama dengan B). ... :)

Kalau di tataran yang mengatasi pikiran ... yang hanya bisa disadari ketika pikiran berhenti ... maka sekalipun A tidak sama dengan B, bisa saja pada hakikatnya A = B. ... :)

Salam,
Hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: nyanadhana on 09 June 2008, 05:38:40 PM
 ^-^bisa aja deh Pak Hud  _/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 09 June 2008, 05:48:27 PM
 _/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Kokuzo on 09 June 2008, 05:53:48 PM
4 tipe itu ditentukan oleh apa? karmakah?

kalo tipe ke-4, berusaha sekeras apapun apakah tetap tidak mungkin tercerahkan?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: HokBen on 09 June 2008, 07:20:47 PM
mungkin butuh karma baek gede banget kali baru bisa naek dari level 4  ke level 3.

IMO, yg zen itu bukannya cuma pencerahan dalam arti menangkap apa yang dimaksud oleh Guru ybs? bukannya pencerahan jadi Buddha... soalnya kan yg bisa membuat seseorang menjadi tercerahkan dengan mendengarkan ajaran itu, cuma seorang Buddha yang punya kualitasnya.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 09 June 2008, 07:55:26 PM
Saya rasa yang dimaksud satori dalam Zen adalah melihat apa adanya ... tanpa dipengaruhi pikiran & pengetahuan & teori. ... Di situ tidak dipersoalkan lagi apakah itu menjadi arahat ... pacceka buddha .,.. buddha  ... dsb dsb.

Dalam Theravada, itu disebut "yathabhutam nyanadassanam" (melihat apa adanya) ... kesadaran orang yang telah padam akunya ... apa pun namanya: arahat ... pacceka buddha ... buddha ... dsb dsb.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Edward on 10 June 2008, 12:51:40 AM
Kembali lagi kepada penghilangan konsep2 dan label2...Hanya apa adanya....
 _/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Kokuzo on 10 June 2008, 03:10:49 PM
Seburuk apa karma seseorang ampe bisa masuk ke level 4 itu? Angulimala aja bisa jadi arahat...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 June 2008, 04:24:11 PM
Level 4 ada banyak, penghuni neraka, peta, binatang. Tidak bisa tercerahkan juga tidak berarti negatif, Bodhisatta kalau belum waktunya ya masuk kategori ini. Cuma tidak cukup parami mencapai tingkat kesucian saja. Kalau berusaha sebaik mungkin, bisa saja di kehidupan selanjutnya bisa koq.

Yang penting jangan memusingkan masa lalu dan masa depan, berusaha yang terbaik saat ini di sini.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Kokuzo on 10 June 2008, 06:50:25 PM
oh lepel 4 tuh buat penghuni dunia laen toh... kirain manussa juga ada yang level 4... makanya bingung... bukannya katanya terlahir jadi manusia kesempatannya paling gede buattercerahkan kan... sip2.... tengkyu sangat bro Karuna...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 10 June 2008, 06:58:53 PM
Type 4 kok ditulis kata orang
Kalau saran saya sih,kalau emang bukan alam manusia.Tulis aja makhluk
^^
Cuma sekedar saran tak lebih tak kurang ^^
_/\_

Salam,
Riky
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 June 2008, 10:19:58 PM
;D
bukan level, padaparama itu harafiahnya kurang parami, saya tidak jelas itu khusus manussa atau makhluk lain juga termasuk. silahken yang jago pali untuk menambahken.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Kokuzo on 11 June 2008, 01:04:04 AM
kalo manusia bisa ampe ga tercerahkan meski berusha mati2an... kok kedengarannya menyeramkan ya?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Edward on 11 June 2008, 02:57:05 AM
Kaga serem, kan memank buktinya banyak...
Kalau dari segi teori, 'dasar' pandangannya salah, jadi mo diusahain bagaimana jg kaga isa tercerahkan deh...

Lagipula apa seremnya kalau hanya menunggu 1 masa kehidupan, jika kita sudah melewati masa kehidupan yang berkali2 ini?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 05:19:08 AM
kalo manusia bisa ampe ga tercerahkan meski berusha mati2an... kok kedengarannya menyeramkan ya?

Kalau terus berusaha mati-matian jelas tidak akan pernah tercerahkan ... :)

Pencerahan baru muncul kalau seluruh usaha sudah berhenti ... :)

Di dalam MMD, seluruh usaha sudah berhenti sejak awal mulai duduk bermeditasi ...

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 11 June 2008, 08:46:10 AM
kalo manusia bisa ampe ga tercerahkan meski berusha mati2an... kok kedengarannya menyeramkan ya?

Kalau terus berusaha mati-matian jelas tidak akan pernah tercerahkan ... :)

Pencerahan baru muncul kalau seluruh usaha sudah berhenti ... :)

Di dalam MMD, seluruh usaha sudah berhenti sejak awal mulai duduk bermeditasi ...

Salam,
hudoyo

bukankah duduk atau bermeditasi itu adalah salah satu bentuk usaha juga????
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 11 June 2008, 08:51:10 AM
kalo manusia bisa ampe ga tercerahkan meski berusha mati2an... kok kedengarannya menyeramkan ya?

itu akan terjadi pada mereka yang mempunyai micca ditthi yang sangat kuat, sehingga tidak mau menerima buddha dhamma

misalnya seperti konsep upacara dapat membuat seseorang mencapai Nibbana.
Dengan berpegang pada konsep ini, mereka tentunya akan terus melakukan upacara, tapi apakah mereka akan mencapai nibbana dengan melakukan ini???

seperti itulah kira-kira golongan no. 4
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 11 June 2008, 08:54:17 AM
;D
bukan level, padaparama itu harafiahnya kurang parami, saya tidak jelas itu khusus manussa atau makhluk lain juga termasuk. silahken yang jago pali untuk menambahken.

dear karuna,

kita pernah membaca mengenai 500an kelahiran dalam cerita Jataka........ disana banyak disebutkan berbagai wujud Buddha sebelumnya, misalnya Rusa, Peri Pohon, dan lain sebagainya

Karena itu, dalam wujud apapun selama dalam 31 alam kehidupan, seharusnya mempunyai parami masing-masing, yang sebenarnya terwujud dalam bentuk kualitas batin dari masing-masing mahluk yang bersangkutan........

cmiiw........
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 09:46:49 AM
Di dalam MMD, seluruh usaha sudah berhenti sejak awal mulai duduk bermeditasi ...
Salam,
hudoyo
bukankah duduk atau bermeditasi itu adalah salah satu bentuk usaha juga????

Ketika berjalan ke dhammasala ... lalu duduk di atas bantal ... itu si aku yang berusaha untuk bermeditasi ... tapi itu bukan meditasi itu sendrii ...

Tapi ... begitu menutup mata dan mulai 'sadar' akan segala fenomena badan & batin ini pada saat kini ... itulah meditasi ... dan di situ tidak ada upaya (viriya), tidak ada konsentrasi ... tidak ada pikiran ... tidak ada tujuan ... tidak ada masa depan ... tidak ada si aku.

Selanjutnya, saya kutipkan kembali tulisan saya untuk Riky di thread Meditasi > MMD :

Quote
(3) Dalam MMD, tidak ada usaha (viriya) dan konsentrasi sama sekali ... Yang ada hanya sadar secara pasif ... sesuai ajaran Sang Buddha dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta.
Pak tidak ada usaha(viriya) apakah jika saya pada saat meditasi menekankan usaha untuk setiap hari meditasi itu termaksuk "usaha" tidak ya pak?Jika tekad gimana?Saya bertekad untuk setiap hari meditasi itu termaksuk "aku" kah?

Ya, betul, itu aku. ... Bukankah yang ingin mencapai nibbana itu aku? ... Jadi, yang bertekad untuk bermeditasi itu juga aku ...

Riky, ... pahamilah bahwa aku itu tidak niscaya "buruk" ... aku itu ada yang mulia ... aku ingin berdana kepada Sangha ... berdana bangun vihara ... ingin menjalankan sila ... ingin bermeditasi (bhavana) ... semua itu aku. ... Aku mengumpulkan kamma baik ... Tapi sebaik apa pun kamma kita, kita tetap berada di dalam samsara ... mengalami dukkha ...

Nah, bila Riky berjalan menuju kamar untuk bermeditasi ... lalu mulai duduk di ranjang ... selama masih ada kehendak, ada usaha ... itu masih aku ... aku yang baik ...

Tapi begitu Riky duduk ... menyadari badan & batin ini secara pasif, terus-menerus, dari saat ke saat ... maka pikiran berhenti ... dan oleh karena itu, aku pun berakhir ... di situ yang ada hanya sadar akan saat kini ... tidak ada lagi ingatan untuk apa ya saya bermeditasi ini ... tidak ada lagi cita-cita ke masa depan ... untuk menjadi arahat ... tidak ada lagi usaha (viriya) apa pun ... dsb dsb.

Jadi pada saat kamu mulai sadar ... pada saat mulai bermeditasi ... pada saat itu, seluruh masa depan, seluruh cita-cita, seluruh usaha (viriya) berhenti ... Itulah yang saya katakan dalam MMD tidak ada usaha (viriya), tidak ada konsentrasi ... karena usaha (viriya) & konsentrasi berasal dari aku ... aku yang ingin mencapai nibbana. ...

Krishnamurti menyebut ini: "Langkah pertama adalah langkah terakhir ..." ... Tidak ada lagi jalan suci ... tidak ada lagi tujuan yang ingin dicapai ... tidak ada lagi rakit untuk menyeberang ... tidak ada lagi pantai seberang ... Nibbana harus dan akan tercapai pada saat kini ... pada saat tidak diharapkan, tidak diupayakan, tidak dicita-citakan. ...

Mungkin kamu akan bertanya ... bagaimana kalau muncul lagi pikiran ... kalau muncul lagi si aku? ... Ya, memang begitu biasanya ... :) ... sekarang ini kita kan bukan arahat ... ;D

Kalau muncul lagi pikiran & si aku ... sadari lagi ... sampai keduanya berhenti lagi ... mulai lagi "Langkah pertama adalah langkah terakhir" ... pada saat kini ... tanpa usaha (viriya), tanpa konsentrasi ... Begitulah, saat ini itu kan mengalir terus. ... Lihatlah saat kini terus-menerus ... jangan melihat ke masa depan ... pada saat kinilah terletak pintu pembebasan. ...

Riky, ingatkah kamu, kamu pernah bilang: "Aku sudah bangun ... " ... lalu saya bertanya, "Siapa yang bangun?" ... Ketika aku masih tidur/bermimpi indah ... akulah yang ingin bangun ... Tapi begitu aku bangun, aku tidak ada lagi, aku lenyap ... (Kalau aku masih ada, berarti kita belum benar-benar bangun, mungkin baru setengah bangun ... :) )  ... Jadi apa perlunya usaha/tekad (viriya), apa perlunya konsentrasi, kalau aku sudah lenyap? ...

*****

Masih banyak lagi yang saya tulis untuk Riky di thread itu ... Kalau berminat, silakan berkunjung ke sana. ...

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 09:49:36 AM
itu akan terjadi pada mereka yang mempunyai micca ditthi yang sangat kuat, sehingga tidak mau menerima buddha dhamma

Untuk mencapai pembebasan (nibbana) sama sekali tidak diperlukan Buddha-Dhamma ... yang diperlukan hanyalah menyadari gerak-gerik badan & batin ini.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: El Sol on 11 June 2008, 09:50:25 AM
 [at] atas
jadi Pacekka donk..-_-"
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Hikoza83 on 11 June 2008, 09:53:15 AM
itu akan terjadi pada mereka yang mempunyai micca ditthi yang sangat kuat, sehingga tidak mau menerima buddha dhamma

Untuk mencapai pembebasan (nibbana) sama sekali tidak perlu menerima Buddha-Dhamma ... yang diperlukan hanyalah menyadari gerak-gerik badan & batin ini.

Salam,
hudoyo

membaca tulisan pak hud, tiba2 saya ingat cerita kacang lupa kulitnya...
mungkin pikiranku sedang error... :hammer:

[at] atas
jadi Pacekka donk..-_-"
maybe sol.
setahu saya, kayaknya mustahil pencerahan menjadi Pacekka dicapai, pada jaman dimana ajaran Dharma masih dilestarikan. :)


By : Zen
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 10:08:53 AM
membaca tulisan pak hud, tiba2 saya ingat cerita kacang lupa kulitnya...
mungkin pikiranku sedang error... :hammer:

hehe ... kacang lupa kulitnya? ... ;)  wong kacangnya aja gak ada, bagaimana bisa lupa kulitnya? :))


[at] atas
jadi Pacekka donk..-_-"

Di dalam meditasi, tidak dipusingkan lagi teori-teori tentang arahat, pacceka-buddha, samma-sambuddha ... dsb dsb.

Yang ada hanya 'sadar' atau 'tidak sadar' ... 'aku' ada atau 'aku' tidak ada ... Dalam hal itu, entah arahat, entah pacceka-buddha, entah samma-sambuddha semuanya SAMA SAJA.

Teman-teman Muslim, Keristen, Katholik, Hindu yang belajar MMD banyak yang berhasil masuk ke dalam khanika-samadhi ... tanpa tahu apa-apa tentang 4 Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia 8 Faktor ...

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Hikoza83 on 11 June 2008, 10:48:20 AM
membaca tulisan pak hud, tiba2 saya ingat cerita kacang lupa kulitnya...
mungkin pikiranku sedang error... :hammer:
hehe ... kacang lupa kulitnya? ... ;)  wong kacangnya aja gak ada, bagaimana bisa lupa kulitnya? :))

iya ya... pak hud ga jualan kacang...  ;D


By : Zen
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 10:52:30 AM
hehe ... Betul ... :)) 
Lagi pula, kalau masih melekat erat kepada Buddha-Dhamma, lha kapan mau bebasnya?  ... :)

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Hikoza83 on 11 June 2008, 11:01:39 AM
hehe ... Betul ... :)) 
Lagi pula, kalau masih melekat erat kepada Buddha-Dhamma, lha kapan mau bebasnya?  ... :)

Salam,
hudoyo

wah, kayaknya perlu minta bantuan pak momod buat topik baru nih, biar ga OOT. :)
saya jadi tertarik membahas ttg melekat
menurut romo, apa itu melekat?
mengapa melekat?
siapa yang melekat?
apa yg melekat pada apa?
bagaimana bisa melekat?
lalu apakah cara bebas dari melekat?


By : Zen
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 11 June 2008, 11:08:20 AM
itu akan terjadi pada mereka yang mempunyai micca ditthi yang sangat kuat, sehingga tidak mau menerima buddha dhamma

Untuk mencapai pembebasan (nibbana) sama sekali tidak perlu menerima Buddha-Dhamma ... yang diperlukan hanyalah menyadari gerak-gerik badan & batin ini.

Salam,
hudoyo

membaca tulisan pak hud, tiba2 saya ingat cerita kacang lupa kulitnya...
mungkin pikiranku sedang error... :hammer:

menurutku, kalau Dhamma ini dapat dipahami dg membaca tulisan Dhamma atau mendengar ceramah Dhamma, maka Buddha tidak akan bilang Dhamma ini begitu dalam & hanya dapat dipahami oleh yg sedikit debu di matanya.
Buddha tidak mengajarkan 1 ilmu pengetahuan baru, tetapi Buddha menganjurkan kita utk melihat apa adanya, bukan mencari lagi ;)

Quote
[at] atas
jadi Pacekka donk..-_-"
maybe sol.
setahu saya, kayaknya mustahil pencerahan menjadi Pacekka dicapai, pada jaman dimana ajaran Dharma masih dilestarikan. :)


By : Zen

menurut saya, Pacceka Buddha, Savaka, Sammasam, Arahat, Sottapana, Sakadagami, Anagami, Arahat, dll... (mahkluk suci) tidaklah berbeda lagi... mungkin pengelompokkan ini berasal dari yg bukan mahkluk suci... maaf kalau kata2 saya menyinggung... ^:)^
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Hikoza83 on 11 June 2008, 11:24:58 AM
Quote
menurutku, kalau Dhamma ini dapat dipahami dg membaca tulisan Dhamma atau mendengar ceramah Dhamma, maka Buddha tidak akan bilang Dhamma ini begitu dalam & hanya dapat dipahami oleh yg sedikit debu di matanya.
Buddha tidak mengajarkan 1 ilmu pengetahuan baru, tetapi Buddha menganjurkan kita utk melihat apa adanya, bukan mencari lagi ;)
wah, dalem maknanyo bro telsa.  _/\_
jadi kita melihat bro tesla apa adanya, tersusun atas kedua mata, kedua telinga, hidung, lidah, mulut, rambut, tangan, kaki, dengan paru2, jantung, limpa, pankreas, usus, jeroan, tulang2, darah, dan daging yang kesemuanya terbungkus kulit.  :)

Quote
menurut saya, Pacceka Buddha, Savaka, Sammasam, Arahat, Sottapana, Sakadagami, Anagami, Arahat, dll... (mahkluk suci) tidaklah berbeda lagi... mungkin pengelompokkan ini berasal dari yg bukan mahkluk suci... maaf kalau kata2 saya menyinggung... ^:)^
saya sendiri belum jd makhluk suci, bro tesla. :) 
justru saya minta maaf kalo ada yang tersinggung dengan kalimat2 saya. ^:)^
 _/\_


By : Zen
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: nyanadhana on 11 June 2008, 11:29:05 AM
 _/\_ saya pikir mentranslasikan Kebenaran dalam kata-kata itu agak sulit, ada 2 hal
1. Keterbatasan kosa kata
2. Luasnya pemikiran seseorang.
so IMO ketika Sang Buddha bangkit dan ingin menjelaskan Dhamma, beliau sempat melihat hal ini dengan bijaksana.apakah Beliau memilih "diam" atau menjelaskan Dhamma ini dengna keterbatasan kosa kata manusia.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 11 June 2008, 11:50:53 AM
itu akan terjadi pada mereka yang mempunyai micca ditthi yang sangat kuat, sehingga tidak mau menerima buddha dhamma

Untuk mencapai pembebasan (nibbana) sama sekali tidak diperlukan Buddha-Dhamma ... yang diperlukan hanyalah menyadari gerak-gerik badan & batin ini.

Salam,
hudoyo

kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah.........
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Lex Chan on 11 June 2008, 12:05:22 PM
(http://i269.photobucket.com/albums/jj73/LotharGuard/Lucu/pusing.gif)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 11 June 2008, 12:35:21 PM
Quote
menurutku, kalau Dhamma ini dapat dipahami dg membaca tulisan Dhamma atau mendengar ceramah Dhamma, maka Buddha tidak akan bilang Dhamma ini begitu dalam & hanya dapat dipahami oleh yg sedikit debu di matanya.
Buddha tidak mengajarkan 1 ilmu pengetahuan baru, tetapi Buddha menganjurkan kita utk melihat apa adanya, bukan mencari lagi ;)
wah, dalem maknanyo bro telsa.  _/\_
jadi kita melihat bro tesla apa adanya, tersusun atas kedua mata, kedua telinga, hidung, lidah, mulut, rambut, tangan, kaki, dengan paru2, jantung, limpa, pankreas, usus, jeroan, tulang2, darah, dan daging yang kesemuanya terbungkus kulit.  :)
hehehe... kalau cuma daging dan darah, sama aja dg daging yg dijual di pasar donk ;)
masih ada bahan bakarnya lah :))

Quote
Quote
menurut saya, Pacceka Buddha, Savaka, Sammasam, Arahat, Sottapana, Sakadagami, Anagami, Arahat, dll... (mahkluk suci) tidaklah berbeda lagi... mungkin pengelompokkan ini berasal dari yg bukan mahkluk suci... maaf kalau kata2 saya menyinggung... ^:)^
saya sendiri belum jd makhluk suci, bro tesla. :) 
justru saya minta maaf kalo ada yang tersinggung dengan kalimat2 saya. ^:)^
 _/\_


By : Zen
sama-sama maaf :)

_/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: K.K. on 11 June 2008, 01:31:53 PM
markosprawira,

Quote
kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah.........
Kalo dari sutta, dibilang memang awalnya semua ajaran itu perlu, tetapi ketika realisasi total (mencapai Arahatta), ajaran itu sendiri sudah tidak 'digenggam'.
Lalu seperti para Pacceka Buddha juga tidak/belum tentu mengerti rumusan Buddha Dhamma, tetapi mereka bisa merealisasikannya sendiri.
Tetapi sekali lagi itu adalah pada tahapan akhir (Arahatta) dan juga pada kualitas Pacceka Buddha yang sangat luar biasa, bukan pada orang awam seperti saya.  ;D
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Kokuzo on 11 June 2008, 01:37:19 PM
... loading ...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 11 June 2008, 02:13:15 PM
markosprawira,

Quote
kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah.........
Kalo dari sutta, dibilang memang awalnya semua ajaran itu perlu, tetapi ketika realisasi total (mencapai Arahatta), ajaran itu sendiri sudah tidak 'digenggam'.
Lalu seperti para Pacceka Buddha juga tidak/belum tentu mengerti rumusan Buddha Dhamma, tetapi mereka bisa merealisasikannya sendiri.
Tetapi sekali lagi itu adalah pada tahapan akhir (Arahatta) dan juga pada kualitas Pacceka Buddha yang sangat luar biasa, bukan pada orang awam seperti saya. 

dear Kainyn,

coba anda baca secara holistik dari awal.....
1. pak hudoyo dengan jelas menyatakan bahwa untuk mencapai nibbana, tidak diperlukan buddha dhamma
2. saya bilang : kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah

jadi disini anda bisa melihat sendiri bahwa diskusi bukan masalah setelah realisasi total/nibbana, buddha dhamma tidak dibutuhkan, namun pada proses menuju nibbana, tidak membutuhkan buddha dhamma

Mengenai Pacceka Buddha :

1. Betul mereka mencapai ke-buddha-an pada waktu dhamma tidak ada. Namun apakah itu berarti, mereka tidak perlu buddha dhamma sama sekali??? saya rasa tidak. Secara label/harafiah memang tidak ada buddha dhamma, namun tentunya mereka menjalankan jalan mulia berunsur delapan juga, karena jelas hanya jalan itulah yang membimbing menuju Nibbana

2. Saat ini masih ada ajaran Buddha Gautama. Sangat berbahaya untuk menyebutkan "tidak perlu Buddha Dhamma untuk mencapai Nibbana" karena akan membuat ada yang berasumsi "Kalau begitu, kita ga perlu belajar Buddha Dhamma dong". Sudah jelas ini akan menuju ke arah percepatan penghancuran Buddha Dhamma

semoga bisa dimengerti yah.......
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 11 June 2008, 02:18:15 PM
Quote
Masih banyak lagi yang saya tulis untuk Riky di thread itu ... Kalau berminat, silakan berkunjung ke sana. ..
Dimana pak?

Salam,
Riky
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 11 June 2008, 02:21:17 PM
Quote
Riky, ingatkah kamu, kamu pernah bilang: "Aku sudah bangun ... " ... lalu saya bertanya, "Siapa yang bangun?" ... Ketika aku masih tidur/bermimpi indah ... akulah yang ingin bangun ... Tapi begitu aku bangun, aku tidak ada lagi, aku lenyap ... (Kalau aku masih ada, berarti kita belum benar-benar bangun, mungkin baru setengah bangun ...  )  ... Jadi apa perlunya usaha/tekad (viriya), apa perlunya konsentrasi, kalau aku sudah lenyap? ...
Sep pak...Saya udah ngerti apa "maksud" bapak...

Salam,
Riky
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: K.K. on 11 June 2008, 02:39:39 PM
markosprawira,

Quote
jadi disini anda bisa melihat sendiri bahwa diskusi bukan masalah setelah realisasi total/nibbana, buddha dhamma tidak dibutuhkan, namun pada proses menuju nibbana, tidak membutuhkan buddha dhamma

Ya, dari awal saya memang setuju kok dengan anda. Saya hanya menambahkan saja bahwa hal itu memang benar kalau sudah mencapai kesucian.  ;D

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 11 June 2008, 02:55:14 PM
 [at] Kainyn : sori, kirain masih belum jelas........ he3.......

end of OOT.........
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Hikoza83 on 11 June 2008, 03:38:13 PM
Quote
menurutku, kalau Dhamma ini dapat dipahami dg membaca tulisan Dhamma atau mendengar ceramah Dhamma, maka Buddha tidak akan bilang Dhamma ini begitu dalam & hanya dapat dipahami oleh yg sedikit debu di matanya.
Buddha tidak mengajarkan 1 ilmu pengetahuan baru, tetapi Buddha menganjurkan kita utk melihat apa adanya, bukan mencari lagi ;)
wah, dalem maknanyo bro telsa.  _/\_
jadi kita melihat bro tesla apa adanya, tersusun atas kedua mata, kedua telinga, hidung, lidah, mulut, rambut, tangan, kaki, dengan paru2, jantung, limpa, pankreas, usus, jeroan, tulang2, darah, dan daging yang kesemuanya terbungkus kulit.  :)
hehehe... kalau cuma daging dan darah, sama aja dg daging yg dijual di pasar donk ;)
masih ada bahan bakarnya lah :))

yes, karma dan kilesha.

By : Zen
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 11 June 2008, 04:48:46 PM
 [at] hikoza : kalo kamma en kilesa, susah ngeliatnya deh bro......... he3
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 05:48:45 PM
coba anda baca secara holistik dari awal.....
1. pak hudoyo dengan jelas menyatakan bahwa untuk mencapai nibbana, tidak diperlukan buddha dhamma
2. saya bilang : kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah

Buktinya banyak pemeditasi MMD yang non-Buddhis bisa memahami dukkha & lenyapnya dukkha secara intuitif, tanpa saya bicara tentang Buddha Dhamma. ... Jelas Buddha-Dhamma bukan syarat mutlak untuk mencapai pembebasan. ...

Terserah saja kalau ada yang berpendapat Buddha Dhamma diperlukan oleh dirinya untuk mencapai pembebasan. ...

Buddha hanya satu saja dari beberapa guru yang tercerahkan ...


Quote
jadi disini anda bisa melihat sendiri bahwa diskusi bukan masalah setelah realisasi total/nibbana, buddha dhamma tidak dibutuhkan, namun pada proses menuju nibbana, tidak membutuhkan buddha dhamma

Tidak ada "proses" menuju nibbana ... tidak ada "rakit" ... tidak ada "pantai seberang" ... Pembebasan/pencerahan harus dicapai sekarang, ketika batin menyadari saat kini ... bukan ketika batin berpikir tentang "nibbana", "pantai seberang", "rakit" dsb.

Oleh karena pencerahan/pembebasan harus dicapai ketika batin berada pada saat sekarang ... tidak perlu ajaran orang lain ... termasuk tidak perlu Buddha-Dhamma. ... Seorang non-Buddhis yang tidak tahu apa-apa tentang Buddha-Dhamma, malah lebih cepat bisa menangkap kiat 'sadar pada saat kini'.


Quote
Secara label/harafiah memang tidak ada buddha dhamma, namun tentunya mereka menjalankan jalan mulia berunsur delapan juga, karena jelas hanya jalan itulah yang membimbing menuju Nibbana

Ini bersumber pada Mahaparinibbana-sutta, kan. ... Saya tidak percaya kata-kata itu berasal dari mulut Sang Buddha ... pasti kata-kata itu menyusup masuk ke dalam sutta itu, berasal dari bhikkhu-bhikkhu penghafal Tipitaka yang belum tercerahkan ...

Ini sama saja dengan orang yang mengatakan "Hanya melalui Yesus orang bisa sampai kepada Allah Bapa" ... berbeda isinya tapi sama semangat dan sikapnya: EKSKLUSIF ...

Padahal banyak orang di luar Buddha Dhamma sampai pada pencerahan yang tidak kurang daripada orang Buddhis....


Quote
2. Saat ini masih ada ajaran Buddha Gautama. Sangat berbahaya untuk menyebutkan "tidak perlu Buddha Dhamma untuk mencapai Nibbana" karena akan membuat ada yang berasumsi "Kalau begitu, kita ga perlu belajar Buddha Dhamma dong". Sudah jelas ini akan menuju ke arah percepatan penghancuran Buddha Dhamma
semoga bisa dimengerti yah.......

Selama ada orang yang menjalankan vipassana, dengan atau tanpa belajar Buddha Dhamma, Dhamma yang "sukar, dalam, hanya bisa ditembus oleh orang bijaksana" tidak akan punah. ...

Kehancuran Buddha Dhamma mulai ketika orang lebih mementingkan pengetahuan buku daripada bermeditasi vipassana.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 05:53:20 PM
kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah.........

Yang saya lihat, Buddha mengajarkan orang untuk bermeditasi mengamati gerak-gerik pikirannya sendiri ...
bukan menyuruh umat Buddha untuk menghafalkan isi kitab-kitab yang tebal-tebal ... apalagi Abhidhamma yang tidak pernah diajarkannya.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 06:05:06 PM
wah, kayaknya perlu minta bantuan pak momod buat topik baru nih, biar ga OOT. :)
saya jadi tertarik membahas ttg melekat
menurut romo, apa itu melekat?
mengapa melekat?
siapa yang melekat?
apa yg melekat pada apa?
bagaimana bisa melekat?
lalu apakah cara bebas dari melekat?
By : Zen

Siapa yang melekat? ... Aku

Apa itu melekat? ... melekat = memegang erat-erat, seolah-olah keselamatannya tergantung pada apa yang dilekatinya.

Melekat pada apa? ... Semula orang melekat pada hal-hal duniawi ... tapi setelah menyadari itu sia-sia ... lalu orang melekat pada apa yang dikiranya bisa memberikan keselamatan, keabadian, pembebasan dsb ... misalnya pada agama, pada ajaran, pada kitab-kitab (kitab apa pun, termasuk Tipitaka).

Mengapa melekat? ... karena aku ini ingin kepastian, ingin kehidupan/keberadaan yang abadi ... dengan kata lain, aku tidak mau menerima kenyataan akan kefanaan, ketidakpastian, dan penderitaan dalam hidup ini.

Bagaimana bisa melekat? ... Karena ada avijja (ketidaktahuan) ... karena tebalnya debu yang menutupi matanya ... sekalipun ia hafal isi seluruh Tipitaka.

Apakah cara bebas dari melekat? ... Tidak ada CARA/JALAN untuk bebas dari melekat, karena yang mencari CARA/JALAN itu adalah aku lagi. ... Aku yang mulai menyadari bahaya kelekatan, sekarang mencari CARA/JALAN untuk melepaskan kelekatan itu ... ia tidak sadar bahwa sekarang ia melekat kepada CARA/JALAN itu.

Melekat itu akan runtuh dengan sendirinya ... tanpa diusahakan atau dibuat runtuh ... tanpa perlu melakukan apa pun, atau menempuh CARA/JALAN apa pun ... bila hakikat melekat yang Anda tanyakan dan saya jawab di atas dipahami sepenuhnya.

Salam,
hudoyo


Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 06:09:05 PM
Quote
Masih banyak lagi yang saya tulis untuk Riky di thread itu ... Kalau berminat, silakan berkunjung ke sana. ..
Dimana pak?

Salam,
Riky

Oh, saya cuma mengutip sebagian saja dari posting saya untuk kamu ... Jadi saya bilang masih banyak lagi ... Kamu sendiri sudah membacanya, sih. :)

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 11 June 2008, 06:21:55 PM
coba anda baca secara holistik dari awal.....
1. pak hudoyo dengan jelas menyatakan bahwa untuk mencapai nibbana, tidak diperlukan buddha dhamma
2. saya bilang : kalo untuk mencapai Nibbana, kaga perlu buddha dhamma, Buddha kaga bakalan ngajarin lah

Buktinya banyak pemeditasi MMD yang non-Buddhis bisa memahami dukkha & lenyapnya dukkha secara intuitif, tanpa saya bicara tentang Buddha Dhamma. ... Jelas Buddha-Dhamma bukan syarat mutlak untuk mencapai pembebasan. ...
definisikan dulu Buddha-Dhamma itu apa? ;D
kalau mutlak ajaran Buddha tentu saja tidak valid.
seingat saya sdr. Markos sendiri pernah menuliskan, pencerahan dapat terjadi melalui mengamati proses alam ;)

mengenai 4 kebenaran mulia, saya rasa rata-rata dari umat Buddha menghafalnya, tapi ga dinyatakan udah sampe sotapana setidaknya ;D jadi jelas, 4 kebenaran mulia bukan utk dibaca, tetapi utk ditemukan dalam diri sendiri... kurang lebih saya paham kenapa Pak Hud menamakan vipassana yg diajarkan itu 'meditasi mengenal diri'. hehehe... ;D

Quote
Quote
jadi disini anda bisa melihat sendiri bahwa diskusi bukan masalah setelah realisasi total/nibbana, buddha dhamma tidak dibutuhkan, namun pada proses menuju nibbana, tidak membutuhkan buddha dhamma

Tidak ada "proses" menuju nibbana ... tidak ada "rakit" ... tidak ada "pantai seberang" ... Pembebasan/pencerahan harus dicapai sekarang, ketika batin menyadari saat kini ... bukan ketika batin berpikir tentang "nibbana", "pantai seberang", "rakit" dsb.

Oleh karena pencerahan/pembebasan harus dicapai ketika batin berada pada saat sekarang ... tidak perlu ajaran orang lain ... termasuk tidak perlu Buddha-Dhamma. ... Seorang non-Buddhis yang tidak tahu apa-apa tentang Buddha-Dhamma, malah lebih cepat bisa menangkap kiat 'sadar pada saat kini'.
rasanya saya pernah tulis deh... :)
walau jawaban pertanyaan dalam diri saya memiliki kata-kata yg sama dg Tipitaka, tetapi sekarang memiliki makna yg berbeda... ternyata apa yg diterima dari membaca & vipassana(insight?) berbeda :)

Quote
Quote
Secara label/harafiah memang tidak ada buddha dhamma, namun tentunya mereka menjalankan jalan mulia berunsur delapan juga, karena jelas hanya jalan itulah yang membimbing menuju Nibbana

Ini bersumber pada Mahaparinibbana-sutta, kan. ... Saya tidak percaya kata-kata itu berasal dari mulut Sang Buddha ... pasti kata-kata itu menyusup masuk ke dalam sutta itu, berasal dari bhikkhu-bhikkhu penghafal Tipitaka yang belum tercerahkan ...

Ini sama saja dengan orang yang mengatakan "Hanya melalui Yesus orang bisa sampai kepada Allah Bapa" ... berbeda isinya tapi sama semangat dan sikapnya: EKSKLUSIF ...

Padahal banyak orang di luar Buddha Dhamma sampai pada pencerahan yang tidak kurang daripada orang Buddhis....
saya juga melihat hal yg sama pak ^:)^
banyak yg melihat yg mutlak, dg label-label berbeda: "Allah, Nibbana, Tao, dll..."
tapi sayang... di sana juga ada yg menyatakan "disinilah jalan satu-satunya"
padahal dalam "Allah, Nibbana, Tao, dll..." di sana tidak ada perbedaan.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 06:25:39 PM
Quote
saya juga melihat hal yg sama pak
banyak yg melihat yg mutlak, dg label-label berbeda: "Allah, Nibbana, Tao, dll..."
tapi sayang... di sana juga ada yg menyatakan "disinilah jalan satu-satunya"
padahal dalam "Allah, Nibbana, Tao, dll..." di sana tidak ada perbedaan.

Betul ... Biasanya yang bilang begitu adalah mereka yang menghafalkan ajaran agamanya secara intelektual belaka. ... Sama dengan di sini ... :))

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 11 June 2008, 06:50:23 PM
Quote
saya juga melihat hal yg sama pak
banyak yg melihat yg mutlak, dg label-label berbeda: "Allah, Nibbana, Tao, dll..."
tapi sayang... di sana juga ada yg menyatakan "disinilah jalan satu-satunya"
padahal dalam "Allah, Nibbana, Tao, dll..." di sana tidak ada perbedaan.

Betul ... Biasanya yang bilang begitu adalah mereka yang menghafalkan ajaran agamanya secara intelektual belaka. ... Sama dengan di sini ... :))

Salam,
hudoyo

wew... ini bapak yg ketularan anak atau anak yg ketularan bapak.
tajam amat omongannya :))
tak terbayangkan kalau El Sol jadi anak bapak juga :))
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 07:07:56 PM
Iyalah ... orang yang belajar agama hanya secara intelektual ... tanpa meditasi ... ia cenderung mengindentifikasikan diri dengan apa yang dipelajarinya ...
Oleh karena itu, ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa orang lain bisa punya pendapat lain ... maka ia menjadi eksklusif ... karena dirinya merasa terancam.

Lain halnya, kalau orang bermeditasi menyadari setiap motivasi dalam batinnya yang paling halus ... Ia tidak akan melekat pada apa pun yang dipelajarinya secara intelektual.

Ini adalah kenyataan psikologis yang gamblang. :) ... di dalam semua agama fakta psikologis itu ada.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 11 June 2008, 07:40:23 PM
Quote
wew... ini bapak yg ketularan anak atau anak yg ketularan bapak.
tajam amat omongannya
tak terbayangkan kalau El Sol jadi anak bapak juga
Hm2...Kenapa bisa begitu?Wong yang dikasih tau dan berusaha kita klarifikasi dan memberikan pemahaman pada penanya,eh malah dihujat balik...Padahal maksud kita cuma ngasih tau apa yg kita tau....(Jangan2 mereka pikir kita "kritik" mereka)...

Salam,
Riky
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 11 June 2008, 08:27:54 PM
mudah2an di forum ini ga sampe menghujat balik lah :)

yah... seperti sesuatu yg kamu miliki, yakini, pegang erat, tiba-tiba lenyap. reaksi batin alami adalah marah, sebal, berusaha mempertahankan.

saya melihatnya seperti itu, makanya kalau membuat orang lain bertambah marah seperti mainannya dirampas, lebih baik saya diam menunggu ada keterbukaan. itu pilihan masing2 individu sih. mo maen terjang langsung bilang sama orang lain, "oi Tuhan Yang Maha itu tidak ada, dsb" silahkan saja.  :)

_/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 11 June 2008, 08:32:21 PM
[at]atas...
Setoejoe...
Makanya tadi dr awal saya katakan saya menutup debat saya...Karena hasilnya nihil kecuali memperdalam kesalahpahaman diantara kedua belah pihak....Tidak ada untungnya...
Percuma aja....(Pasti ditanya kenapa saya masih memberikan penjelasan lagi?Karena saya cuma "mengklarifikasikan" pernyataan saya yang "dihujat" supaya tidak terjadi "Kesalahpahaman"...Eh malahan kesalahpahamannya makin mendalam...)

Salam,
Riky
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 11 June 2008, 08:32:33 PM
Nah bagaimana kalau tanpa meditasi? Apa bisa mencapai pencerahan?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 11 June 2008, 08:36:39 PM
definisikan dulu meditasi itu apa ;D

meditasi tidak harus kalau duduk bersila & diam seperti patung.
bisa juga dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dgn mengamati gerak-gerik bathin kita.
melihat reaksinya terhadap setiap kontak yg terjadi.
ini versi vipassana yg diajarkan para pakar abhidhamma di sini. :)

jadi kapan "tanpa meditasi" itu?
menurut saya ketika kita sedang melamun :)
& menurut saya tidak akan mengalami pencerahan.
tapi akan mengalami mimpi indah lamunan. ^-^
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 08:48:45 PM
[...]
ini versi vipassana yg diajarkan para pakar abhidhamma di sini. :)

Contohnya?  :))

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 11 June 2008, 08:50:13 PM
Nah bagaimana kalau tanpa meditasi? Apa bisa mencapai pencerahan?

Pada beberapa orang, pencerahan bisa terjadi secara spontan ... Tapi sangat sedikit kasus seperti itu ...

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 11 June 2008, 09:01:57 PM
Hmmmmmmmm
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: HokBen on 11 June 2008, 09:57:57 PM
Nah bagaimana kalau tanpa meditasi? Apa bisa mencapai pencerahan?

Pada beberapa orang, pencerahan bisa terjadi secara spontan ... Tapi sangat sedikit kasus seperti itu ...

Salam,
hudoyo

Culapantaka, tanpa blajar banyak, memandang peruahan yang terjadi pada sapu tangan yang Beliau pegang. bisa mencapai pencerahan...

 [at] Pak Hud.. untuk mencapai pencerahan tanpa mempelajari Buddha-Dhamma, apakah itu berarti hanya dengan mempelajari vipasana saja, tanpa perlu tahu teori karma, tumimbal lahir, dll bisa mencapai pencerahan?
Apakah pencerahan disini yang dimaksud adalah termasuk pencerahan bebas dari samsara? tidak akan terlahir lagi?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: asunn on 11 June 2008, 10:43:06 PM
kalo manusia bisa ampe ga tercerahkan meski berusha mati2an... kok kedengarannya menyeramkan ya?

Kalau terus berusaha mati-matian jelas tidak akan pernah tercerahkan ... :)

Pencerahan baru muncul kalau seluruh usaha sudah berhenti ... :)

Di dalam MMD, seluruh usaha sudah berhenti sejak awal mulai duduk bermeditasi ...

Salam,
hudoyo

waduh bener banget pak hud.... yg ada apa yg ada... tidak ada catat mencatat *usaha....
yg ada bernafas bener bener bernafas...mendengar bener bener mendengar...hening dan tidak ada pikiran yg bersliweran.... nikmat hehhehe *
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 11 June 2008, 10:57:25 PM
[...]
ini versi vipassana yg diajarkan para pakar abhidhamma di sini. :)

Contohnya?  :))

Salam,
hudoyo

willibordus, markosprawira, lily_warsity, gun [at] saro, yg tak disebut jgn marah ;D
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Suchamda on 11 June 2008, 11:12:35 PM
.
Quote from: asunnnn
yg ada bernafas bener bener bernafas...

Emangya ada yang bernafas cuman berpura-pura bernafas?? ^-^

Quote from: sunnnna
...hening dan tidak ada pikiran yg bersliweran.... nikmat hehhehe *

Pikiran bersliweran juga nikmat kok... ^-^ ;D
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Suchamda on 11 June 2008, 11:22:37 PM
[...]
ini versi vipassana yg diajarkan para pakar abhidhamma di sini. :)

Contohnya?  :))

Salam,
hudoyo

Hmmm......mengapa yah orang suka ama sesuatu yang diberi label Adi-, Abhi-, Ati-, Maha-, Master, Ahli, Pakar, Instant, Langsung, Spontan, Gratis, ....dst ?  ???  ;D

ups, OOT ;D
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Hikoza83 on 12 June 2008, 12:20:00 AM
[at] hikoza : kalo kamma en kilesa, susah ngeliatnya deh bro......... he3

ya liatnya ga pake mata biasa bro... :)
mata batin kali ye... saya juga belum nyampe ke tahap itu.

di sini adalah latihan yg baik atas apa yg telah dipelajari, bro markos.
kebencian tak berakhir jika dibalas dengan kebencian.
Semoga semua makhluk berbahagia !
 _/\_


By : Zen
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 06:14:12 AM
willibordus, markosprawira, lily_warsity, gun [at] saro, yg tak disebut jgn marah ;D

O, begitu ... Dan ini ajaran vipassana para pakar abhidhamma itu?
Quote
meditasi tidak harus kalau duduk bersila & diam seperti patung.
bisa juga dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dgn mengamati gerak-gerik bathin kita.
melihat reaksinya terhadap setiap kontak yg terjadi
.

Bagus dah, kalo gitu ... :)

Dan untuk bisa melaksanakan ajaran vipassana yang di-bold itu, tentu tidak perlu belajar apa-apa sebelumnya, kan? ... ;)

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 06:16:39 AM
waduh bener banget pak hud.... yg ada apa yg ada... tidak ada catat mencatat *usaha....
yg ada bernafas bener bener bernafas...mendengar bener bener mendengar...hening dan tidak ada pikiran yg bersliweran.... nikmat hehhehe *

Anda sudah mengerti, Rekan Asunn... :)  Asal jangan melekat pada kenikmatan itu selama si aku masih ada ... :)

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Hendra Susanto on 12 June 2008, 06:27:50 AM
Quote
meditasi tidak harus kalau duduk bersila & diam seperti patung.
bisa juga dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dgn mengamati gerak-gerik bathin kita.
melihat reaksinya terhadap setiap kontak yg terjadi.
ini versi vipassana yg diajarkan para pakar abhidhamma di sini.

xiixiiixii...  ^-^ ^-^ ^-^
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 06:34:25 AM
Culapantaka, tanpa blajar banyak, memandang perubahan yang terjadi pada sapu tangan yang Beliau pegang. bisa mencapai pencerahan...

Tapi, yang dilakukan oleh Culapanthaka itu bisa juga disebut sejenis meditasi lho .... :)


Quote
[at] Pak Hud.. untuk mencapai pencerahan tanpa mempelajari Buddha-Dhamma, apakah itu berarti hanya dengan mempelajari vipasana saja, tanpa perlu tahu teori karma, tumimbal lahir, dll bisa mencapai pencerahan?
Saya rasa begitu ... untuk apa teori karma-vipaka, tumimbal lahir, paticca-samuppada, jalan mulia 8 faktor, satipatthana-sutta, abhidhamma ... dsb dsb itu dalam praktik vipassana? ... Semua itu cuma beban pikiran yang harus dilepas ketika orang mulai bervipassana ... Vipassana berarti mengamati apa yang terjadi sekarang pada badan & batin ini ... vipassana bukan berpikir ... bukan berteori ... bukan mengingat-ingat apa yang pernah dipelajari ... bukan membanding-bandingkan apa yang diamati dengan teori ...  Banyak teman-teman Muslim, Katholik, Keristen dll mampu menangkap kiat vipassana tanpa harus belajar Buddha Dhamma ...

Sebaliknya, mereka yang hafal semua pengetahuan Buddha Dhamma di atas tidak akan memetik manfaat apa-apa dari pengetahuannya kalau tidak melakukan vipassana ... :)

Quote
Apakah pencerahan disini yang dimaksud adalah termasuk pencerahan bebas dari samsara? tidak akan terlahir lagi?
Pertanyaan Anda masih mengandung teori ... di situ ada pengertian "samsara" dan "terlahir lagi" ... ;D

Jawaban saya saya geser sedikit:  ... Betul, pencerahan yang dimaksud di sini adalah mulai pencerahan yang paling awal, sampai berhentinya aku & pikiran untuk selamanya. ... :) ... Apakah akan 'terlahir lagi' atau tidak, tidak perlu dipikirkan ... :)

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 12 June 2008, 06:43:29 AM
O, begitu ... Dan ini ajaran vipassana para pakar abhidhamma itu?
benar pak, itu ajaran mentor dari pakar abhidhamma di sini.
menurutnya, abhidhamma bukanlah teori hapalan yg ruwet sekali,
tetapi praktek dalam kehidupan sehari-hari dan nama trend vipassana nya adalah "menyelam bathin" :)) (kalau Pak Hud punya tentu saja MMD)

Quote
Quote
meditasi tidak harus kalau duduk bersila & diam seperti patung.
bisa juga dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dgn mengamati gerak-gerik bathin kita.
melihat reaksinya terhadap setiap kontak yg terjadi
.

Bagus dah, kalo gitu ... :)

Dan untuk bisa melaksanakan ajaran vipassana yang di-bold itu, tentu tidak perlu belajar apa-apa sebelumnya, kan? ... ;)

Salam,
hudoyo
em... rasanya sudah terjawab oleh pertanyaan rekan suchamda, pak.

Quote
Hmmm......mengapa yah orang suka ama sesuatu yang diberi label Adi-, Abhi-, Ati-, Maha-, Master, Ahli, Pakar, Instant, Langsung, Spontan, Gratis, ....dst ?

tentu saja mayoritas lebih suka dg segudang teori yg bagi orang lain dianggap menyeramkan.
dan juga Pak Hud sendiri pernah bilang juga kan:
berapa persen sih umat Buddha yg menjalankan meditasi dibanding yg pergi ke vihara utk kebaktian setiap minggunya ;)

menurut saya, walau jumlahnya kecil, tapi ada kok yg mempraktekkan "menyelam bathin" secara kontinu setiap hari :)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 08:52:52 AM

Quote
[at] Pak Hud.. untuk mencapai pencerahan tanpa mempelajari Buddha-Dhamma, apakah itu berarti hanya dengan mempelajari vipasana saja, tanpa perlu tahu teori karma, tumimbal lahir, dll bisa mencapai pencerahan?

Saya rasa begitu ... untuk apa teori karma-vipaka, tumimbal lahir, paticca-samuppada, jalan mulia 8 faktor, satipatthana-sutta, abhidhamma ... dsb dsb itu dalam praktik vipassana? ... Semua itu cuma beban pikiran yang harus dilepas ketika orang mulai bervipassana ... Vipassana berarti mengamati apa yang terjadi sekarang pada badan & batin ini ... vipassana bukan berpikir ... bukan berteori ... bukan mengingat-ingat apa yang pernah dipelajari ... bukan membanding-bandingkan apa yang diamati dengan teori ...  Banyak teman-teman Muslim, Katholik, Keristen dll mampu menangkap kiat vipassana tanpa harus belajar Buddha Dhamma ...

Sebaliknya, mereka yang hafal semua pengetahuan Buddha Dhamma di atas tidak akan memetik manfaat apa-apa dari pengetahuannya kalau tidak melakukan vipassana ... :)

Berbeda dengan Tipitaka Pali dimana salah satu Pitakanya adalah Abhidhamma, yang jika dilihat dari ke-4 bahasan diatas, umat awam dapat melihat peta mengenai dirinya, pikiran yang timbul tenggelam, dsb dimana peta ini akan membantu dalam meditasi, sama membantunya seperti jika kita ingin masuk ke kota yang tidak dikenal

Peta akan berguna jika kita ingin melihat arah yang harus dijalani, rintangan apa saja yang akan dialami, sudah seberapa dekat kita dengan tujuan

Namun tentunya hanya orang bodoh saja, yang terus memegangi peta di depan mukanya pada saat berjalan karena jika dia berlaku demikian, tentunya dia akan terbentur, terantuk atau mungkin sampai terjatuh.

Demikian juga Abhidhamma, memberikan peta/informasi mengenai bagaimana kondisi2 pada waktu bermeditasi, rintangan apa saja yang akan ada, pencapaian apa saja yang akan terjadi.

Namun hanya orang bodoh lah, pada waktu bermeditasi, membanding-bandingkan pengalamannya dengan apa yang ada di Abhidhamma
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 09:02:45 AM
willibordus, markosprawira, lily_warsity, gun [at] saro, yg tak disebut jgn marah ;D

O, begitu ... Dan ini ajaran vipassana para pakar abhidhamma itu?

Kami bukan pakar pak hudoyo, bahkan tidak pernah mengangkat diri menjadi guru apapun kok....

Quote
meditasi tidak harus kalau duduk bersila & diam seperti patung.
bisa juga dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dgn mengamati gerak-gerik bathin kita.
melihat reaksinya terhadap setiap kontak yg terjadi
.

Bagus dah, kalo gitu ... :)

Dan untuk bisa melaksanakan ajaran vipassana yang di-bold itu, tentu tidak perlu belajar apa-apa sebelumnya, kan? ... ;)

Salam,
hudoyo

kalau tidak belajar apa2, anda mo perhatiin apa, pak???

Anak bayi perlu diberi konsep dulu, jika tidak, dia akan jadi AUTIS
namun pada waktu dia dewasa, konsep itu harus dilepas.......

kalau punya anak bayi, silahkan bapak tes aja........ geletakin aja anak itu, suruh dia usaha sendiri........ mari kita lihat bagaimana hasilnya dalam 3 bulan.......

Bahkan dengan anak nangis saja, lalu diberi makan, itu sudah membuat konsep "jika lapar, nangis, maka akan diberi makan"
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 09:04:46 AM
Untuk melepas tidak perlu belajar apa-apa ...
Itulah vipassana yang sesungguhnya ...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 09:13:22 AM
O, begitu ... Dan ini ajaran vipassana para pakar abhidhamma itu?
benar pak, itu ajaran mentor dari pakar abhidhamma di sini.
menurutnya, abhidhamma bukanlah teori hapalan yg ruwet sekali,
tetapi praktek dalam kehidupan sehari-hari dan nama trend vipassana nya adalah "menyelam bathin" :)) (kalau Pak Hud punya tentu saja MMD)

dear tesla,

demikianlah adanya yang ada dalam abhidhamma.....  

Quote
Hmmm......mengapa yah orang suka ama sesuatu yang diberi label Adi-, Abhi-, Ati-, Maha-, Master, Ahli, Pakar, Instant, Langsung, Spontan, Gratis, ....dst ?

tentu saja mayoritas lebih suka dg segudang teori yg bagi orang lain dianggap menyeramkan.
dan juga Pak Hud sendiri pernah bilang juga kan:
berapa persen sih umat Buddha yg menjalankan meditasi dibanding yg pergi ke vihara utk kebaktian setiap minggunya ;)

menurut saya, walau jumlahnya kecil, tapi ada kok yg mempraktekkan "menyelam bathin" secara kontinu setiap hari :)

Loooh, bukannya ko Suchamda yang dulu "mengejar2" Abhidhamma, semenjak dari Semarang??? sampai telepon, email2an???
nah menurut ko Suchamda sendiri bagaimana??

 [at] tesla : orang datang ke vihara, saya yakin sebagian besar mempunyai niat yang baik, itu sudah kusala citta.
Juga melakukan hal yang baik seperti baca paritta - kusala vacci kamma, berdana, membantu membersihkan Vihara, dan masih banyak hal positif lainnya yang bisa didapat dari datang ke vihara

Jika kita lihat kisah2 kehidupan buddha gautama, ternyata dia juga tidak hanya bermeditasi kok. Dia menjalani hidup sehari2 untuk memupuk terus parami-nya.

semoga ini bisa dimengerti yah, umat buddha itu sedikit, masa yang ke vihara seminggu sekali saja, harus semakin sedikit???
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 09:17:26 AM
Berbeda dengan Tipitaka Pali dimana salah satu Pitakanya adalah Abhidhamma, yang jika dilihat dari ke-4 bahasan diatas, umat awam dapat melihat peta mengenai dirinya, pikiran yang timbul tenggelam, dsb dimana peta ini akan membantu dalam meditasi, sama membantunya seperti jika kita ingin masuk ke kota yang tidak dikenal

Peta akan berguna jika kita ingin melihat arah yang harus dijalani, rintangan apa saja yang akan dialami, sudah seberapa dekat kita dengan tujuan

Namun tentunya hanya orang bodoh saja, yang terus memegangi peta di depan mukanya pada saat berjalan karena jika dia berlaku demikian, tentunya dia akan terbentur, terantuk atau mungkin sampai terjatuh.

Demikian juga Abhidhamma, memberikan peta/informasi mengenai bagaimana kondisi2 pada waktu bermeditasi, rintangan apa saja yang akan ada, pencapaian apa saja yang akan terjadi.

Namun hanya orang bodoh lah, pada waktu bermeditasi, membanding-bandingkan pengalamannya dengan apa yang ada di Abhidhamma

Persepsi Anda tentang meditasi dan pembebasan sudah bertolak belakang dengan persepsi saya. ...

Bagi saya, meditasi dan pembebasan bukanlah perjalanan menuju suatu tujuan, yang oleh karena itu memerlukan suatu peta ...  bukan rakit untuk menyeberang ke pantai seberang ...

Bagi saya, pembebasan adalah berhenti, melepas, tidak pergi ke mana-mana, tidak perlu peta apa pun ... meditasi tidak membutuhkan pengetahuan apa pun ... termasuk abhidhamma ...

Cukup banyak orang Muslim, Katholik dll menjalankan vipassana/MMD tanpa belajar Buddha-Dhamma, apalagi Abhidhamma, ... dan mereka berhasil masuk ke dalam khanika-samadhi ...

Karena titik tolak Anda dan titik tolak saya dalam melihat meditasi & pembebasan sudah bertolak belakang, jelas terlihat diskusi ini sudah menjurus ke arah debat yang tidak bermanfaat sama sekali ... Saya rasa sudah waktunya ini diakhiri ...

Salam,
Hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 09:18:44 AM
Untuk melepas tidak perlu belajar apa-apa ...
Itulah vipassana yang sesungguhnya ...

seperti melepas hewan di fang shen, apa kita juga tidak perlu belajar apa2???

mulai dari burungnya : kita beli di depan vihara?? itu akan membiasakan org utk menangkapi burung, utk dijual di depan vihara
Apa kita melepasnya bersama sangkarnya?? tentu tidak.....
kita harus tahu melepas dimana?? dimana tempat yang relatif lebih aman??? apa kita bisa melepas burung di tengah kota???

buanyak sekali pak.......... bahkan anda menyebut Untuk melepas tidak perlu belajar apa-apa ...
Itulah vipassana yang sesungguhnya ...
, itu saja anda sebelumnya sudah belajar banyak.....

C'mon lah pak......
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 09:23:39 AM
[at] tesla : orang datang ke vihara, saya yakin sebagian besar mempunyai niat yang baik, itu sudah kusala citta.
Juga melakukan hal yang baik seperti baca paritta - kusala vacci kamma, berdana, membantu membersihkan Vihara, dan masih banyak hal positif lainnya yang bisa didapat dari datang ke vihara

Jika kita lihat kisah2 kehidupan buddha gautama, ternyata dia juga tidak hanya bermeditasi kok. Dia menjalani hidup sehari2 untuk memupuk terus parami-nya.

semoga ini bisa dimengerti yah, umat buddha itu sedikit, masa yang ke vihara seminggu sekali saja, harus semakin sedikit???

Dana, sila, bhavana ... itu baik ... tidak seorang pun meragukannya ...

Tapi itu semua tidak membebaskan ... Berapa banyak umat Buddha yang menjalankan vipassana? ... Berapa sering vipassana dibahas, dianjurkan dalam khotbah-khotbah mingguan? ...

Apa yang jadinya sekarang?  ... Puja relik, sejuta lilin ...
Memprihatinkan ...

Salam,
hudoyo

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: EVO on 12 June 2008, 09:24:43 AM
di bimbing aja pak ;)
mana tau kehidupan dulu ini anak bapak yang terlepas :x ^:)^

bapak sudah banyak belajar.....dan sudah mendapatkan jalan yang terbaik dan cocok....
sementara banyak yang masih belajar....belum mendapatkan yang cocok
kata orang tua...pengalaman adalah guru yang paling beharga....
bapakkan dah tau rasa cabe pedas...rasa garam asin....kalau emang perlu di rotan...rotan ajak pak...
yang ngak mau dengar ^-^ ^-^ ^-^
 ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Hendra Susanto on 12 June 2008, 09:24:56 AM
wakakkakakkakakak...... =))
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 09:34:03 AM
seperti melepas hewan di fang shen, apa kita juga tidak perlu belajar apa2???

mulai dari burungnya : kita beli di depan vihara?? itu akan membiasakan org utk menangkapi burung, utk dijual di depan vihara
Apa kita melepasnya bersama sangkarnya?? tentu tidak.....
kita harus tahu melepas dimana?? dimana tempat yang relatif lebih aman??? apa kita bisa melepas burung di tengah kota???

buanyak sekali pak.......... bahkan anda menyebut Untuk melepas tidak perlu belajar apa-apa ...
Itulah vipassana yang sesungguhnya ...
, itu saja anda sebelumnya sudah belajar banyak.....

C'mon lah pak......

Betul ... teori-teori Buddha Dhamma yang saya pelajari selama bertahun-tahun tanpa bermeditasi itu ternyata tidak ada manfaatnya sama sekali di dalam meditasi, karena semua itu cuma pikiran yang merintangi redanya pikiran ... jadi harus saya buang seluruhnya ketika saya mulai duduk bermeditasi vipassana ...

Jadi kesimpulannya: saya sudah membuang waktu bertahun-tahun untuk belajar sesuatu yang harus saya lepaskan kembali ketika bermeditasi ... Itulah pelajaran utama dari saya petik dari sekian lama belajar Buddha Dhamma tanpa meditasi.

Salam,
Hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 09:34:53 AM
Berbeda dengan Tipitaka Pali dimana salah satu Pitakanya adalah Abhidhamma, yang jika dilihat dari ke-4 bahasan diatas, umat awam dapat melihat peta mengenai dirinya, pikiran yang timbul tenggelam, dsb dimana peta ini akan membantu dalam meditasi, sama membantunya seperti jika kita ingin masuk ke kota yang tidak dikenal

Peta akan berguna jika kita ingin melihat arah yang harus dijalani, rintangan apa saja yang akan dialami, sudah seberapa dekat kita dengan tujuan

Namun tentunya hanya orang bodoh saja, yang terus memegangi peta di depan mukanya pada saat berjalan karena jika dia berlaku demikian, tentunya dia akan terbentur, terantuk atau mungkin sampai terjatuh.

Demikian juga Abhidhamma, memberikan peta/informasi mengenai bagaimana kondisi2 pada waktu bermeditasi, rintangan apa saja yang akan ada, pencapaian apa saja yang akan terjadi.

Namun hanya orang bodoh lah, pada waktu bermeditasi, membanding-bandingkan pengalamannya dengan apa yang ada di Abhidhamma

Persepsi Anda tentang meditasi dan pembebasan sudah bertolak belakang dengan persepsi saya. ...

Bagi saya, meditasi dan pembebasan bukanlah perjalanan menuju suatu tujuan, yang oleh karena itu memerlukan suatu peta ...  bukan rakit untuk menyeberang ke pantai seberang ...

Bagi saya, pembebasan adalah berhenti, melepas, tidak pergi ke mana-mana, tidak perlu peta apa pun ... meditasi tidak membutuhkan pengetahuan apa pun ... termasuk abhidhamma ...

Cukup banyak orang Muslim, Katholik dll menjalankan vipassana/MMD tanpa belajar Buddha-Dhamma, apalagi Abhidhamma, ... dan mereka berhasil masuk ke dalam khanika-samadhi ...

Karena titik tolak Anda dan titik tolak saya dalam melihat meditasi & pembebasan sudah bertolak belakang, jelas terlihat diskusi ini sudah menjurus ke arah debat yang tidak bermanfaat sama sekali ... Saya rasa sudah waktunya ini diakhiri ...

Salam,
Hudoyo

dear pak hudoyo,

anumodana bahwa banyak non budhhis bisa mencapai khanika-samadhi

jujur saja, saya agak aneh dengan anda yang selalu menjunjung tidak perlu belajar apa2 tetapi dalam tulisan anda, amat sangat banyak sekali mengusung "sutta"

Bahkan sumber anda dalam menyebut PIKIRAN adalah Marapariyaya Sutta (sebagaimana sudah anda akui sendiri)

lalu dimana anda tidak belajar apa2-nya????
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: williamhalim on 12 June 2008, 09:42:20 AM
willibordus, markosprawira, lily_warsity, gun [at] saro, yg tak disebut jgn marah ;D

Ya amplop.... namaku juga tercantum, paling awal lage...  :))

Jangan begitulah Bro, masa dibilang 'pakar', aku tau abhidhamma cuman secuil.
Lagian kita disini berusaha berbagi apa yg kita tau... dan sy tidak setuju jika dikelompokkan ini penggemar abhidhamma, ini peminat meditasi, ini pengemar sila, dsbnya....

Kita berbagi apa yg telah kita dapatkan.
Kita share apa yg telah kita capai / rasakan, dengan harapan ada yg bisa memetik manfaat dari dialog disini.

Teori abhidhamma, teknik meditasi, aturan2 sila, cerita2 sutta, dsbnya semuanya hanyalah segepok teori yg tidak berguna tanpa direnungkan dan dipraktekkan.

Kesemua teori diatas tidak ada yg sia-sia jika bisa dipahami dan dipergunakan dengan bijaksana.

::
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 09:45:24 AM
[at] tesla : orang datang ke vihara, saya yakin sebagian besar mempunyai niat yang baik, itu sudah kusala citta.
Juga melakukan hal yang baik seperti baca paritta - kusala vacci kamma, berdana, membantu membersihkan Vihara, dan masih banyak hal positif lainnya yang bisa didapat dari datang ke vihara

Jika kita lihat kisah2 kehidupan buddha gautama, ternyata dia juga tidak hanya bermeditasi kok. Dia menjalani hidup sehari2 untuk memupuk terus parami-nya.

semoga ini bisa dimengerti yah, umat buddha itu sedikit, masa yang ke vihara seminggu sekali saja, harus semakin sedikit???

Dana, sila, bhavana ... itu baik ... tidak seorang pun meragukannya ...

Tapi itu semua tidak membebaskan ... Berapa banyak umat Buddha yang menjalankan vipassana? ... Berapa sering vipassana dibahas, dianjurkan dalam khotbah-khotbah mingguan? ...

Apa yang jadinya sekarang?  ... Puja relik, sejuta lilin ...
Memprihatinkan ...

Salam,
hudoyo

dear Pak hudoyo,

saya mengerti pemikiran pak hud dari sisi meditator.........

Namun harus diingat bahwa Buddha saja tidak bisa membuat semua orang tercerahkan.
Buddha saja yang guru para dewa dan manusia, manusia yang sempurna bla...bla..bla..... tidak bisa membuat semua orang untuk bermeditasi

Justru disinilah tantangan "melepas" bagi pak hud......... apa bisa sebagai meditator, "melepas" ataukah justru ingin "melekat" dengan niat baik???

semoga bisa dimengerti...........
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 10:03:36 AM
dear pak hudoyo,

anumodana bahwa banyak non budhhis bisa mencapai khanika-samadhi

jujur saja, saya agak aneh dengan anda yang selalu menjunjung tidak perlu belajar apa2 tetapi dalam tulisan anda, amat sangat banyak sekali mengusung "sutta"

Bahkan sumber anda dalam menyebut PIKIRAN adalah Marapariyaya Sutta (sebagaimana sudah anda akui sendiri)

lalu dimana anda tidak belajar apa2-nya????

hehe ... yang betul Mulapariyaya-sutta, bukan Marapariyaya-sutta ... :))

Sutta itu kan saya gunakan untuk diskusi di forum ini ... di mana banyak teman-teman masih tertarik pada sutta-sutta. ...

Di dalam retret-retret MMD, kalau tidak ada umat Buddhis-nya, saya tidak gunakan sutta itu ... Secara TEORI, seluk-beluk pikiran itu saya dengar dari beberapa sumber: Mulapariyaya-sutta ... Krishnamurti ... psikologi modern ...

Tapi bagi saya, otoritas yang otentik adalah pengalaman batin sendiri di dalam khanika-samadhi ...

Jadi, BUKAN Mulapariyaya-sutta, Krishnamurti atau psikologi modern itu yang membuat saya bisa mengalami khanika-samadhi ... ketiga sumber teoretis itu hanya saya gunakan untuk mengkomunikasikan pengalaman batin itu kepada orang lain ... Saya pribadi tidak memperoleh manfaat konkrit apa pun dari sumber-sumber itu, selain pengetahuan teoretis ...

Selain itu, dari Sutta Pitaka saya hanya menggunakan beberapa sutta saja untuk mengkomunikasikan pengalaman batin saya: Mulapariyaya-sutta dan Bahiya-sutta ... itu saja, tidak lebih ... Apalagi seabrek-abrek Abhidhamma ...

Saya pernah belajar Abhidhammattha-sangaha dari Anuruddha Thera di tahun 1968 ... sampai hafal betul ... apa hasilnya? ... tidak ada sama sekali ... malah jadi beban pikiran ... merintangi meditasi ...

Itulah kesalahan saya terbesar dalam mempelajari Buddha-Dhamma: mengutamakan belajar secara teoretis tanpa bermeditasi ... bertahun-tahun waktu saya terbuang untuk itu ... Seandainya saya langsung mendapat guru vipassana di tahun 1968 itu ... mungkin sekarang saya sudah Sotappana :)) :))

Sekarang, setelah saya mengenal vipassana, terutama dari Bahiya-sutta, baru saya sadar ... bahwa saya, yang dulu belajar Dhamma secara teoretis tanpa meditasi itu, ibarat seekor sapi yang memikul sekeranjang kitab suci tapi tidak memperoleh apa-apa darinya (pepatah Mahayana) ... Sekarang baru saya sadar, bahwa untuk bisa masuk ke dalam khanika-samadhi, sekeranjang kitab suci itu harus ditanggalkan ...

Kesalahan saya itulah yang ingin saya bagi dengan teman-teman di forum ini yang mau mendengarkannya. ...
Semoga semjua makhluk berbahagia ...

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 10:11:13 AM
dear Pak hudoyo,

saya mengerti pemikiran pak hud dari sisi meditator.........

Namun harus diingat bahwa Buddha saja tidak bisa membuat semua orang tercerahkan.
Buddha saja yang guru para dewa dan manusia, manusia yang sempurna bla...bla..bla..... tidak bisa membuat semua orang untuk bermeditasi

Justru disinilah tantangan "melepas" bagi pak hud......... apa bisa sebagai meditator, "melepas" ataukah justru ingin "melekat" dengan niat baik???

semoga bisa dimengerti...........

Tentu saja Buddha tidak bisa membuat orang bermeditasi ... tapi Buddha mengajar terutama meditasi ... Buddha mengajar terutama Dukkha dan Lenyapnya Dukkha ... Buddha bukan mengajar terutama karma & tumimbal lahir ...
Itulah yang ingin saya ikuti jejaknya ... mengajar meditasi ...

Sudah tentu setiap orang yang belum bebas sepenuhnya ... saya dan siapa pun juga ... harus menyadari bahwa dirinya belum bebas ... itulah melepas yang sejati ... bukan malah menambah beban pengetahuan ...

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 12 June 2008, 10:28:06 AM
willibordus, markosprawira, lily_warsity, gun [at] saro, yg tak disebut jgn marah ;D

Ya amplop.... namaku juga tercantum, paling awal lage...  :))

:))
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 12 June 2008, 10:37:26 AM
[at] tesla : orang datang ke vihara, saya yakin sebagian besar mempunyai niat yang baik, itu sudah kusala citta.
Juga melakukan hal yang baik seperti baca paritta - kusala vacci kamma, berdana, membantu membersihkan Vihara, dan masih banyak hal positif lainnya yang bisa didapat dari datang ke vihara
mohon maaf kalau kalau kata-kata saya ada yg salah ^:)^

yg saya maksud itu orang yg punya "tekanan" utk harus pergi ke vihara tiap minggu tanpa tahu makna jelas pergi vihara. taunya hanya dg pergi vihara adalah karma baik. yg lain tak mau pusing, ceramah bhante bikin ngantuk. terus terang saya begini waktu ke tempat ibadah yg dulu ;D

Quote
semoga ini bisa dimengerti yah, umat buddha itu sedikit, masa yang ke vihara seminggu sekali saja, harus semakin sedikit???
iya bro...
makanya saya berusaha kasih buku project dhammacitta ini ke vihara yg saya kenal & juga orang-orang yg berpeluang utk belajar Buddha Dhamma.
mudah2an ada pemahaman yg lebih baik lagi tentang Buddha Dhamma pada umat yg selama ini datang vihara utk tujuan dapat hoki...

_/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Lex Chan on 12 June 2008, 10:44:46 AM
Belajar diperlukan untuk hidup..
Belajar tidak diperlukan untuk mati.. :|

Seringkali saya menyesal terpaksa harus belajar demi hidup..
Benar2 dukkha.. :'(
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 10:52:04 AM
 [at] tesla : sedikit dari apa yang selalu mentor katakan ke kita yang ikut kelas di jakarta

jika ada kesempatan untuk berbuat baik, segera lakukan, jangan tunda

ini akan melatih batin kita untuk selalu dalam positif

Kita lihat kembali ke kehidupan2 lampau buddha. Beliau selalu berusaha berbuat baik dalam bentuk apapun, namun beliau juga bermeditasi loh.....

sudah ada panutan yang jelas, demikianlah seyogyanya hidup kita..........

semoga bisa bermanfaat yah.......
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 11:06:24 AM
Belajar diperlukan untuk hidup..
Belajar tidak diperlukan untuk mati.. :|

Seringkali saya menyesal terpaksa harus belajar demi hidup..
Benar2 dukkha.. :'(

eh kata siapa tidak perlu belajar untuk mati? justru sebelum mati itu, saat2 paling penting, makanya kita harus belajar "how to manage death"

sekedar info aja, bahwa 3 citta pertama dari 17 proses citta adalah bhavanga, dan bhavanga ini berasal dari momen sebelum kematian, jadi momen sebelum kematian amat sangatlah penting loh......

misalnya, sebelum mati, yang akan muncul adalah kamma/perbuatan kebiasaan.... itu kenapa kita dalam sehari-hari, harus selalu berusaha positif, selalu kusala agar batin kita juga berada dalam kondisi kusala.....

jika tidak ada kamma kebiasaan, maka yang muncul adalah kamma/perbuatan yang paling berkesan....... untuk itu, kita membiasakan untuk sering merenungkan kembali perbuatan baik yang kita lakukan........ dengan merenungkan ini, kita sudah membuat kusala mano kamma (perbuatan baik via pikiran) secara terus menerus

sangat banyak sekali yang sebenarnya bisa kita pelajari dalam hidup tanpa harus disesali.........

jika anda menyesal belajar, maaf saja tapi saya harus mengatakan bahwa itu berarti anda tidak memikirkan peningkatan kualitas Lex Chan yang mendatang........

Sekedar info bahwa Buddha tidak mencapai nibbana dengan menyesal belajar, justru dia belajar untuk selalu berbuat baik secara terus menerus, memperbaiki parami-nya selama 4 assankheya kappa (umur bumi yang lamanya tak terhingga).

Dan kita menyesal hanya untuk belajar???

semoga bisa dimengerti yah.......
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 11:18:17 AM
dear Pak hudoyo,

saya mengerti pemikiran pak hud dari sisi meditator.........

Namun harus diingat bahwa Buddha saja tidak bisa membuat semua orang tercerahkan.
Buddha saja yang guru para dewa dan manusia, manusia yang sempurna bla...bla..bla..... tidak bisa membuat semua orang untuk bermeditasi

Justru disinilah tantangan "melepas" bagi pak hud......... apa bisa sebagai meditator, "melepas" ataukah justru ingin "melekat" dengan niat baik???

semoga bisa dimengerti...........

Tentu saja Buddha tidak bisa membuat orang bermeditasi ... tapi Buddha mengajar terutama meditasi ... Buddha mengajar terutama Dukkha dan Lenyapnya Dukkha ... Buddha bukan mengajar terutama karma & tumimbal lahir ...
Itulah yang ingin saya ikuti jejaknya ... mengajar meditasi ...

Sudah tentu setiap orang yang belum bebas sepenuhnya ... saya dan siapa pun juga ... harus menyadari bahwa dirinya belum bebas ... itulah melepas yang sejati ... bukan malah menambah beban pengetahuan ...

Salam,
hudoyo

dear pak hudoyo,

saya paham posisi bapak sebagai pengajar meditasi

namun dengan adanya ucapan :
1. berapa banyak sih orang yang vipassana dibanding yang pergi ke vihara
2. seberapa sering sih vipassana dibahas

sudah menunjukkan adanya kemelekatan/lobha terhadap niat baik untuk mengajar meditasi...... itu yang sebenarnya saya sebutkan diatas.......

dengan menyadari ini, sebenarnya pak hudoyo sendiri sudah belajar "Sesuatu" walau itu sifatnya baik.....

ehm, saya tertarik dengan tulisan bapak:
Buddha mengajar terutama meditasi

jika terutama, saya asumsikan diatas 50% ajaran Buddha adalah meditasi

mungkin pak hud bisa memberikan berapa persentase sebenarnya??? berapa % ajaran buddha meditasi, dan berapa % yang non meditasi???

jika bisa, berapa % juga yang menyatakan vipassana dengan jelas, karena maaf saja, saya belum pernah melihat kata Vipassana dalam Tipitaka Pali

anumodana atas sharingnya pak Hudoyo..........
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: K.K. on 12 June 2008, 11:29:48 AM
markosprawira,

Quote
karena maaf saja, saya belum pernah melihat kata Vipassana dalam Tipitaka Pali

Ini pernah ditulis di thread lain. Sebetulnya ada, tetapi dalam penerjemahannya dijadikan "insight". Misalnya dalam Pindapataparisudha Sutta, di situ ada disinggung "...Samatha ca Vipaassana..." yang diterjemahkan menjadi "calm and insight".

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 11:34:14 AM
 [at] Kainyn : anumodana atas informasinya.......

saya masih menunggu angka % dari pak hud mengingat beliau sudah menyatakan bahwa Buddha mengajar terutama Meditasi......

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 12:30:59 PM
dear pak hudoyo,

saya paham posisi bapak sebagai pengajar meditasi

namun dengan adanya ucapan :
1. berapa banyak sih orang yang vipassana dibanding yang pergi ke vihara
2. seberapa sering sih vipassana dibahas

sudah menunjukkan adanya kemelekatan/lobha terhadap niat baik untuk mengajar meditasi...... itu yang sebenarnya saya sebutkan diatas.......

dengan menyadari ini, sebenarnya pak hudoyo sendiri sudah belajar "Sesuatu" walau itu sifatnya baik.....

Tidak apa-apa buat saya Anda menyebut ada kelekatan/lobha untuk mengajar meditasi pada saya :) ... sekalipun sebetulnya kalau orang lain pasti tersinggung karena Anda mengklaim bisa melihat batin orang lain hanya dari melihat apa yang tertulis ... :)

Kedua poin yang saya singgung di atas adalah keprihatinan setiap praktisi vipassana, terlepas dia ingin mengajar meditasi atau tidak ... Setiap praktisi vipassana merasa prihatin melihat kehidupan umat Buddha di zaman sekarang yang jauh merosot dibandingkan dengan zaman ketika Sang Buddha masih hidup. ...


Quote
ehm, saya tertarik dengan tulisan bapak:
Buddha mengajar terutama meditasi

jika terutama, saya asumsikan diatas 50% ajaran Buddha adalah meditasi

mungkin pak hud bisa memberikan berapa persentase sebenarnya??? berapa % ajaran buddha meditasi, dan berapa % yang non meditasi???

Oh, jadi Anda mau menafsirkan pernyataan saya itu secara kuantitatif? ... Maaf saja, saya tidak bisa memenuhi permintaan Anda itu karena saya tidak mempunyai rekaman khotbah-khotbah Sang Buddha selama 45 tahun beliau mengajar.

Apa yang tercantum dalam Sutta Pitaka tidak bisa dipakai sebagai tolok ukur kuantitatif ... karena masih bisa diperdebatkan mana yang betul-betul berasal dari mulut Sang Buddha dan mana-mana yang disisipkan oleh bhikkhu-bhikkhu penghafal Tipitaka selama 300 tahun kitab itu diturunkan dari mulut ke mulut.

Namun, dari membaca Sutta Pitaka, orang yang benar-benar ingin memahami dukkha akan bisa melihat secara kualitatif--bukan kuantitatif--bahwa ajaran Sang Buddha yang terutama, yang terpenting, adalah Dukkha dan Lenyapnya Dukkha ... dan bahwa meditasi adalah syarat mutlak untuk mencapai Lenyapnya Dukkha ...

Quote
jika bisa, berapa % juga yang menyatakan vipassana dengan jelas, karena maaf saja, saya belum pernah melihat kata Vipassana dalam Tipitaka Pali
anumodana atas sharingnya pak Hudoyo..........

Anda belum pernah melihat kata 'vipassana' dalam Tipitaka Pali? ... Maaf, rekan Markos, pernyataan Anda itu menunjukkan bahwa ternyata Anda tidak pernah membaca Sutta Pitaka sama sekali ...

Atau barangkali Anda sudah termakan oleh propaganda sementara bhikkhu dan orang lain yang menyatakan bahwa kata 'vipassana' tidak ada dalam Sutta Pitaka ...

Rekan Markos, silakan Anda melakukan search dengan kata 'vipassan' dalam Sutta Pitaka yang ada di www.metta.lk ... Anda akan menemukan lebih dari 80 tempat di mana kata itu tercantum dalam Sutta Pitaka ... Bahkan dalam Yuganaddha-sutta jelas-jelas kata 'vipassana' disandingkan dengan kata 'samatha' ...

Itu saja ... tidak perlu saya menghitung untuk Anda berapa % kata itu muncul dalam Sutta Pitaka.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 12 June 2008, 12:54:44 PM
_/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 12 June 2008, 03:45:42 PM
Quote
jika bisa, berapa % juga yang menyatakan vipassana dengan jelas, karena maaf saja, saya belum pernah melihat kata Vipassana dalam Tipitaka Pali
anumodana atas sharingnya pak Hudoyo..........

Anda belum pernah melihat kata 'vipassana' dalam Tipitaka Pali? ... Maaf, rekan Markos, pernyataan Anda itu menunjukkan bahwa ternyata Anda tidak pernah membaca Sutta Pitaka sama sekali ...

Salam,
hudoyo

Dear Pak Hud

Apakah jika saya belum pernah melihat kata vipassana lalu itu berarti saya tidak pernah baca Sutta sama sekali??

lalu apa kalau saya tidak tahu MMD, lalu berarti saya tidak tahu meditasi sama sekali juga???

Apa jika saya bawa payung, lalu itu pasti sedang hujan???

Sangat disayangkan sekali pola pikir seperti ini...........
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 12 June 2008, 07:18:45 PM
Waw...Dimana2 semuanya tidak mau "membuang" air di dalam gelasnya...
Tinggal menunggu kehancuran saja...
Yg 1 menjelaskan dan mengklarifikasi yang dia tau,yg 1 menghujat trus...Kapan berakhirnya??? :whistle: :whistle:

Saya sarankan buat yang "Menjelaskan" dan "Mengklarifikasi" supaya tidak melayani yg "Menghujat" lagi...
Tidak ada gunanya,buang2 time aja....Biarkanlah mereka yang merasa lebih "benar" didalam kebenaran mereka sendiri...Yang penting kita sendiri menyelami "batin" dan "kebenaran" kita...Jika mereka merasa "tidak" setuju,tidak usah dilayani...Ujung2nya tar salah paham dan saling menghujat 1 sama lain...Mereka masih memegang erat "Sang Jalan" sedangkan kita sudah "berusaha" melepas "Sang Jalan"...
Tidak ada gunanya bicara banyak karena bagaikan menyatukan "air" dan "minyak"...Yang 1 "mengengam" yang 1 "melepas"....
(Saya saja jika 3 sampai 4 penjelasan saya masih dihujat saya tidak akan melayaninya lagi....Anggap saja kedua belah pihak kammanya tidak mendukung...Masalah siapa yang "benar" atau "salah" itu urusan paling belakang...Tar masing2 terkuak didalam batin masing2...Tidak usah berdebat siapa yang "benar" dan siapa yang "salah"...)

Salam,
Riky
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 07:44:54 PM
Dear Pak Hud

Apakah jika saya belum pernah melihat kata vipassana lalu itu berarti saya tidak pernah baca Sutta sama sekali??

lalu apa kalau saya tidak tahu MMD, lalu berarti saya tidak tahu meditasi sama sekali juga???

Apa jika saya bawa payung, lalu itu pasti sedang hujan???

Sangat disayangkan sekali pola pikir seperti ini...........

hehe ... Rekan Markos, disengaja atau tidak disengaja, Anda cuma mengutip separoh dari tulisan saya ... lalu Anda tanggapi ... Begitulah rupanya cara Anda berdebat ... apa namanya itu yah? ... :))

Saya menampilkan dua kemungkinan, bukan cuma satu "tuduhan":

"Anda belum pernah melihat kata 'vipassana' dalam Tipitaka Pali? ... Maaf, rekan Markos, pernyataan Anda itu menunjukkan bahwa ternyata Anda tidak pernah membaca Sutta Pitaka sama sekali ...

Atau barangkali Anda sudah termakan oleh propaganda sementara bhikkhu dan orang lain yang menyatakan bahwa kata 'vipassana' tidak ada dalam Sutta Pitaka ..."


Dari pernyataan Anda bahwa Anda "belum pernah baca Vipassana dalam Tipitaka", salah satu dari dua kemungkinan yang saya kemukakan PASTI BENAR.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: HokBen on 12 June 2008, 08:09:13 PM
dear Pak hudoyo,

saya mengerti pemikiran pak hud dari sisi meditator.........

Namun harus diingat bahwa Buddha saja tidak bisa membuat semua orang tercerahkan.
Buddha saja yang guru para dewa dan manusia, manusia yang sempurna bla...bla..bla..... tidak bisa membuat semua orang untuk bermeditasi

Justru disinilah tantangan "melepas" bagi pak hud......... apa bisa sebagai meditator, "melepas" ataukah justru ingin "melekat" dengan niat baik???

semoga bisa dimengerti...........

Tentu saja Buddha tidak bisa membuat orang bermeditasi ... tapi Buddha mengajar terutama meditasi ... Buddha mengajar terutama Dukkha dan Lenyapnya Dukkha ... Buddha bukan mengajar terutama karma & tumimbal lahir ...
Itulah yang ingin saya ikuti jejaknya ... mengajar meditasi ...

Sudah tentu setiap orang yang belum bebas sepenuhnya ... saya dan siapa pun juga ... harus menyadari bahwa dirinya belum bebas ... itulah melepas yang sejati ... bukan malah menambah beban pengetahuan ...

Salam,
hudoyo

Namo Buddhaya...
Tanpa maksud mendebat, menghujat , dan lain-lain...

Sebuah sumber mengatakan, Sakyamuni Buddha, Guru Yang Tak Tertandingi, mengajarkan 84.000 cara menuju pantai seberang.
Mungkin meditasi duduk diam adalah salah satu jalan itu, mungkin meditasi dalam bentuk pengamatan batin dalam kehidupan sehari-hari adalah alan yang lainnya.
Tiap orang punya kecenderungan kecocokan pada tiap-tiap jalan yang berbeda.

Pak Hud cocok dengan jalan pembebasan melalui meditasi, tapi apakah semua manusia cocok juga? Pak Hud adalah Guru Yang Berharga bagi mereka yang cocok dengan meditasi, mungkin pula bukan Guru yang cocok bagi mereka yang memilih 83.999 jalan yang lain. ( OOT : Mungkin inilah kenapa dalam Lamrim kita diperbolehkan menguji Guru sebelum belajar. )

Walaupun ( mungkin ) kita "tidak perlu belajar apapun" untuk mencapai pembebasan, bukankah belajar untuk duduk diam, belajar untuk tahu apa yang dimaksud dengan mengamati, bahkan belajar untuk tahu dimana MMD dilaksanakan juga termasuk belajar?

Ttg definisi "pencerahan" / "pembebasan", apakah yang Pak Hud maksud adalah , saat ini kita berhasil melepas "aku", diam hanya mengamati batin tanpa membandingkan apa yang kita alami dengan teori2 meditasi yang ada, sepenuhnya tanpa keinginan ( meditasi diem misalnya untuk lahir di alam dewa, dll ), bahkan tanpa berpkir mengenai keluar dari samsara dan tumimbal lahir, sepenuhnya melepas semua teori dan pasrah tanpa memikirkan hasil yang diperoleh? ( mirip definisi pencerahan dari Leonardo Rimba )

Terima kasih,
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 08:39:09 PM
[...]
Mungkin meditasi duduk diam adalah salah satu jalan itu, mungkin meditasi dalam bentuk pengamatan batin dalam kehidupan sehari-hari adalah alan yang lainnya.
Tiap orang punya kecenderungan kecocokan pada tiap-tiap jalan yang berbeda.
Setuju. ... :)

Quote
Walaupun ( mungkin ) kita "tidak perlu belajar apapun" untuk mencapai pembebasan, bukankah belajar untuk duduk diam, belajar untuk tahu apa yang dimaksud dengan mengamati, bahkan belajar untuk tahu dimana MMD dilaksanakan juga termasuk belajar?
Menurut saya, sifat umum dari 'belajar' adalah suatu kegiatan batin untuk mendapatkan sesuatu ...

Dalam MMD, tidak ada belajar seperti itu ... tidak ada kegiatan batin untuk mendapatkan sesuatu ... Untuk bisa 'duduk diam' tidak perlu belajar ... untuk 'sadar' (bukan "mengamati") tidak perlu belajar, tidak perlu latihan ... untuk "tahu di mana MMD dilaksanakan" itu bukan meditasi, jadi tidak relevan dibicarakan di sini. ...

Quote
Ttg definisi "pencerahan" / "pembebasan", apakah yang Pak Hud maksud adalah , saat ini kita berhasil melepas "aku", diam hanya mengamati batin tanpa membandingkan apa yang kita alami dengan teori2 meditasi yang ada, sepenuhnya tanpa keinginan ( meditasi diem misalnya untuk lahir di alam dewa, dll ), bahkan tanpa berpkir mengenai keluar dari samsara dan tumimbal lahir, sepenuhnya melepas semua teori dan pasrah tanpa memikirkan hasil yang diperoleh? ( mirip definisi pencerahan dari Leonardo Rimba )
Saya tidak kenal siapa itu Leonardo Rimba. ... :)

Menurut hemat saya, 'pencerahan/pembebasan' tidak bisa didefinisikan ... karena pendefinisian itu pekerjaan pikiran ... sedangkan dalam 'pencerahan/pembebasan' pikiran sudah berakhir ...

Bahkan 'pencerahan/pembebasan' tidak bisa dikenali ketika muncul ... dengan alasan yang sama ... karena pada saat munculnya 'pencerahan/pembebasan' pikiran sudah berakhir ...

Yang bisa dikenali & didefinisikan adalah apa yang BUKAN pencerahan/pembebasan ... yakni selama si aku & pikiran (yang dualistik, terkondisi, terbatas dan yang mengenali, yang mengetahui, yang membanding-bandingkan) ini masih ada ...

Itulah yang disadari dalam MMD ... apa yang BUKAN pencerahan/pembebasan ... si aku & pikiran yang masih berseliweran, yang menandakan bahwa pencerahan/pembebasan belum ada ... Yang BUKAN pencerahan/pembebasan itu disadari dari saat ke saat ... tanpa memikir-mikir & mengharap-harap akan pencerahan/pembebasan.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: HokBen on 12 June 2008, 08:51:11 PM

Menurut saya, sifat umum dari 'belajar' adalah suatu kegiatan batin untuk mendapatkan sesuatu ...

Dalam MMD, tidak ada belajar seperti itu ... tidak ada kegiatan batin untuk mendapatkan sesuatu ...

CMIIW,
Ehm.. bukankah bermeditasi itu sendiri juga usaha fisik dan batin untuk mendapatkan hasil yaitu "berhentinya pikiran"?
Jadi ada usaha awal yang dilakukan untuk memulai, at least niat yg muncul untuk meditasi, yang kemudian diakhiri saat "pikiran sudah berhenti" ?

Bisakah diumpamakan dengan sedang melamun, menyadari bahwa saat ini pikiran sedang berseliweran itu seperti menepuk muka supaya sadar bahwa kita sedang melamun? Lalu saat berhenti melamun itu seperti terhentinya pikiran? Lalu dimanakah kegiatan batin untuk mulai menepuk muka hingga selesai menepuk muka? Bukankah itu juga belajar ( kegiatan batin untuk suatu hasil ) ?

Quote
Menurut hemat saya, 'pencerahan/pembebasan' tidak bisa didefinisikan ... karena pendefinisian itu pekerjaan pikiran ... sedangkan dalam 'pencerahan/pembebasan' pikiran sudah berakhir ...

Bahkan 'pencerahan/pembebasan' tidak bisa dikenali ketika muncul ... dengan alasan yang sama ... karena pada saat munculnya 'pencerahan/pembebasan' pikiran sudah berakhir ...

Yang bisa dikenali & didefinisikan adalah apa yang BUKAN pencerahan/pembebasan ... yakni selama si aku & pikiran (yang dualistik, terkondisi, terbatas dan yang mengenali, yang mengetahui, yang membanding-bandingkan) ini masih ada ...

Itulah yang disadari dalam MMD ... apa yang BUKAN pencerahan/pembebasan ... si aku & pikiran yang masih berseliweran, yang menandakan bahwa pencerahan/pembebasan belum ada ... Yang BUKAN pencerahan/pembebasan itu disadari dari saat ke saat ... tanpa memikir-mikir & mengharap-harap akan pencerahan/pembebasan.

Salam,
hudoyo

sedang dicerapi... mencoba melepas teori2 definisi pencerahan ( mengosongkan mangkok ) supaya bisa menangkap maksud lebih dalam dari tulisan pak hud..
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: HokBen on 12 June 2008, 09:39:12 PM

Saya tidak kenal siapa itu Leonardo Rimba. ... :)

Salam,
hudoyo

OOT dikit... leo ini mirip pak hud, pemeditasi tanpa mendalami Buddhism, dia menyebut "pikiran terhenti" dengan term "terbukanya mata ketiga". "mata" yang sadar akan bentuk2 pkiran yang muncul timbul tenggelam, cuma dia pake tambahan "pasrah sepenuhnya pada kehendak Tuhan".
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 10:10:15 PM
CMIIW,
Ehm.. bukankah bermeditasi itu sendiri juga usaha fisik dan batin untuk mendapatkan hasil yaitu "berhentinya pikiran"?
Jadi ada usaha awal yang dilakukan untuk memulai, at least niat yg muncul untuk meditasi, yang kemudian diakhiri saat "pikiran sudah berhenti" ?
Kalau kita bicara tentang USAHA, pasti menyiratkan adanya TUJUAN, dan adanya WAKTU, ada 'awal' ada 'akhir' ... sebagaimana tersirat dalam kalimat Anda di atas, bukan? ... :)

Nah, dalam MMD tidak ada TUJUAN apa pun ... (seorang pemeditasi MMD tidak ber-TUJUAN untuk mencapai 'berhentinya pikiran' ... sekalipun ia akan mengalami 'berhentinya pikiran' itu ... :)  Kalau dikejar, pikiran malah tidak bisa berhenti ... :)

Kemudian, dalam MMD tidak ada WAKTU ... maksudnya, pemeditasi MMD berada pada SAAT KINI terus-menerus ... Begitu ia mulai duduk ... ia tidak melakukan KEGIATAN batin apa pun ... tidak mempunyai TUJUAN yang akan dicapai NANTI ... ia sekadar berada pada SAAT KINI terus-menerus ... Inilah yang sering dikatakan oleh Krishnamurti: "Langkah pertama adalah langkah terakhir." ... Di sini tidak ada konsep JALAN SUCI ... tidak ada konsep RAKIT ... tidak ada konsep PANTAI SEBERANG ... tidak ada konsep NIBBANA.

Jadi, dalam MMD tidak ada BELAJAR. ... :)

Quote
Bisakah diumpamakan dengan sedang melamun, menyadari bahwa saat ini pikiran sedang berseliweran itu seperti menepuk muka supaya sadar bahwa kita sedang melamun? Lalu saat berhenti melamun itu seperti terhentinya pikiran? Lalu dimanakah kegiatan batin untuk mulai menepuk muka hingga selesai menepuk muka? Bukankah itu juga belajar ( kegiatan batin untuk suatu hasil ) ?
"Menepuk muka ketika melamun" itu bukan MMD ... entah meditasi apa itu ... ;D ... Siapa yang "menepuk muka" ketika kita sedang melamun? ... Kalau orang lain ... apakah kita membutuhkan orang lain untuk membantu kita dalam meditasi? ... :)  Kalau yang "menepuk muka" itu diri sendiri ... buat apa "menepuk muka"? ... Kan tidak perlu "menepuk muka" sendiri supaya sadar? ... :)

Untuk tetap menggunakan analogi "orang melamun" ... pernahkah Anda melamun, lalu tiba-tiba sadar, sehingga lamunan Anda berhenti? ... Tentu pernah, bukan? ... Nah, dari mana datangnya 'sadar' itu? ... Anda kan tidak BELAJAR 'sadar' ketika sedang melamun, bukan? ... 'Sadar' itu kan datang begitu saja, tanpa dipelajari, tanpa diharapkan, tanpa diantisipasi? ... Nah, itulah MMD ... yang tidak bisa dipelajari, tidak bisa dilatih, tidak bisa diusahakan ... :)

Quote
sedang dicerapi... mencoba melepas teori2 definisi pencerahan ( mengosongkan mangkok ) supaya bisa menangkap maksud lebih dalam dari tulisan pak hud..
Semoga tercerahkan ... :)  Tapi pencerahan tidak bisa diperoleh dengan dipikir-pikir ... melainkan harus dicoba sendiri dalam praktik ... :)

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 12 June 2008, 10:21:41 PM
OOT dikit... leo ini mirip pak hud, pemeditasi tanpa mendalami Buddhism, dia menyebut "pikiran terhenti" dengan term "terbukanya mata ketiga". "mata" yang sadar akan bentuk2 pkiran yang muncul timbul tenggelam, cuma dia pake tambahan "pasrah sepenuhnya pada kehendak Tuhan".

Wah, kalau begitu saya tidak sama dengan Leo Rimba ... :) Ini penting ... Apa itu 'mata ketiga'? ... Itu cuma konsep esoterik ... atau konsep yang diciptakan untuk tujuan promosi. ... :)

Apalagi ini: "mata yang sadar akan pikiran yang timbul tenggelam" ... Wah, kalau begitu 'mata' ini menjadi SUBYEK yang baru lagi, yang lebih tinggi, "Aku Sejati", "Roh" dsb ... menjadi ATTA/AKU ... yang berada di balik semua pengalaman kesadaran itu ... Ini bertentangan dengan fakta ANATTA ... Ketika pikiran berhenti, tidak ada apa-apa yang "terbuka" dalam batin ini ... Sebaliknya, semua yang ada malah berhenti ...

Apalagi ini: "pasrah pada kehendak Tuhan" ... lengkaplah sudah pemahaman Leo ini bertolak belakang dengan pemahaman saya ... :))

Salam,
Hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 12 June 2008, 10:35:59 PM
Waw...Dimana2 semuanya tidak mau "membuang" air di dalam gelasnya...
Tinggal menunggu kehancuran saja...
Yg 1 menjelaskan dan mengklarifikasi yang dia tau,yg 1 menghujat trus...Kapan berakhirnya??? :whistle: :whistle:

Saya sarankan buat yang "Menjelaskan" dan "Mengklarifikasi" supaya tidak melayani yg "Menghujat" lagi...
Tidak ada gunanya,buang2 time aja....Biarkanlah mereka yang merasa lebih "benar" didalam kebenaran mereka sendiri...Yang penting kita sendiri menyelami "batin" dan "kebenaran" kita...Jika mereka merasa "tidak" setuju,tidak usah dilayani...Ujung2nya tar salah paham dan saling menghujat 1 sama lain...Mereka masih memegang erat "Sang Jalan" sedangkan kita sudah "berusaha" melepas "Sang Jalan"...
Tidak ada gunanya bicara banyak karena bagaikan menyatukan "air" dan "minyak"...Yang 1 "mengengam" yang 1 "melepas"....
(Saya saja jika 3 sampai 4 penjelasan saya masih dihujat saya tidak akan melayaninya lagi....Anggap saja kedua belah pihak kammanya tidak mendukung...Masalah siapa yang "benar" atau "salah" itu urusan paling belakang...Tar masing2 terkuak didalam batin masing2...Tidak usah berdebat siapa yang "benar" dan siapa yang "salah"...)

Salam,
Riky

ckckckck apa disini ada yang menghujat yah??

Quote
Waw...Dimana2 semuanya tidak mau "membuang" air di dalam gelasnya...
Tinggal menunggu kehancuran saja...
Yg 1 menjelaskan dan mengklarifikasi yang dia tau,yg 1 menghujat trus...Kapan berakhirnya??? :whistle: :whistle:

yang tidak mau membuang air di dalam gelas sapa yah??
yang menjelaskan dan mengklarifikasi sapa yah??

jadi pengen tau nih :)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: nyanadhana on 13 June 2008, 08:19:55 AM
Waw saya tinggalkan sehari saja ,waroeng gw rame sekali. begini Pak Hudoyo, saya ingin menanyakan satu hal lagi.

Jika ada pencerahan langsugn seperti yang tercatat dalam sejarah kitab. berarti sebuah Pencerahan Sotapanna,Sakadagami, Anagami,Arahatta Magga Phala itu tidak selalu terikat dengan Jhana? Dalam artian meditasi yang dikembangkan itu tidak selalu menggunakan Konsentrasi melainkan Pengamatan Di Dalam dan Di Luar? bukankah begitu Pak Hudoyo?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 13 June 2008, 08:34:10 AM
Pak Hudoyonya lagi keluar kota, mau MMD selama 3 hari.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 13 June 2008, 08:41:04 AM
Dear Pak Hud

Apakah jika saya belum pernah melihat kata vipassana lalu itu berarti saya tidak pernah baca Sutta sama sekali??

lalu apa kalau saya tidak tahu MMD, lalu berarti saya tidak tahu meditasi sama sekali juga???

Apa jika saya bawa payung, lalu itu pasti sedang hujan???

Sangat disayangkan sekali pola pikir seperti ini...........

hehe ... Rekan Markos, disengaja atau tidak disengaja, Anda cuma mengutip separoh dari tulisan saya ... lalu Anda tanggapi ... Begitulah rupanya cara Anda berdebat ... apa namanya itu yah? ... :))

Saya menampilkan dua kemungkinan, bukan cuma satu "tuduhan":

"Anda belum pernah melihat kata 'vipassana' dalam Tipitaka Pali? ... Maaf, rekan Markos, pernyataan Anda itu menunjukkan bahwa ternyata Anda tidak pernah membaca Sutta Pitaka sama sekali ...

Atau barangkali Anda sudah termakan oleh propaganda sementara bhikkhu dan orang lain yang menyatakan bahwa kata 'vipassana' tidak ada dalam Sutta Pitaka ..."


Dari pernyataan Anda bahwa Anda "belum pernah baca Vipassana dalam Tipitaka", salah satu dari dua kemungkinan yang saya kemukakan PASTI BENAR.

Salam,
hudoyo

dear pak hud,

Walau pak hud kembali membuat judging lagi, tapi saya masih berusaha menerangkan dengan batin netral........ baik mari dirunut lagi :

sedari awal, saya sudah dengan jelas menyebutkan : karena maaf saja, saya belum pernah melihat kata Vipassana dalam Tipitaka Pali.....
jika masih belum jelas, akan saya perjelas saya sudah membaca Tipitaka Pali, yang terdiri dari vinaya, sutta dan abhidhamma, namun sejauh yang saya tahu, saya tidak pernah membaca istilah Vipassana ,

Jadi dari awal saya sudah bilang : saya belum pernah melihat dalam tipitaka pali, tidak ada kata apapun bahwa saya tidak baca sutta sama sekali atau saya menyebut nama bhikkhu atau orang tertentu

karena itulah, saya menanyakan kepada anda secara baik-baik mengingat anda adalah senior


Tapi tanggapan pertama anda sudah MEMASTIKAN 1 diantara 2 kemungkinan yang anda sodorkan...... tidak baca Sutta sama sekali atau termakan propaganda


Disini jelas bahwa saya tidak menghujat siapapun..........


Mengenai judging cara berdiskusi Saya hanya mengutip 1 tuduhan , sebelumnya saya "minta maaf" karena berbagai faktor:
1. kondisi fisik saya yang sedang sakit infeksi selama 1 minggu ini, membuat mata saya berkunang dan saya tidak bisa membaca terlalu lama
2. jam kerja yang hampir usai sehingga saya harus beres-beres

sekali lagi, saya minta maaf jika memang kutipan tergesa2 saya, membuat pak hudoyo tersinggung........

semoga dengan ini memperjelas bahwa saya tidak ingin menghujat pak hudoyo......

anumodana........


Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: K.K. on 13 June 2008, 09:27:01 AM
Hanya mencoba komentar.

Mungkin yang jadi masalah adalah

Quote
...Anda belum pernah melihat kata 'vipassana' dalam Tipitaka Pali? ... Maaf, rekan Markos, pernyataan Anda itu menunjukkan bahwa ternyata Anda tidak pernah membaca Sutta Pitaka sama sekali ...

sementara menurut markosprawira tidak ketemu kata2 itu tidak berarti belum membaca sama sekali. Jadi bisa saja sudah membaca yang lain-lainnya, karena memang banyak juga yang tidak menyinggung Vipassana.

Namanya juga kata2, bisa bikin pengertian yang beda2. IMHO, lebih baik tidak dilanjutkan.

 _/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 13 June 2008, 09:32:40 AM
Quote
Jika ada pencerahan langsugn seperti yang tercatat dalam sejarah kitab. berarti sebuah Pencerahan Sotapanna,Sakadagami, Anagami,Arahatta Magga Phala itu tidak selalu terikat dengan Jhana? Dalam artian meditasi yang dikembangkan itu tidak selalu menggunakan Konsentrasi melainkan Pengamatan Di Dalam dan Di Luar?

Menurut komentar atau abhidhamma (lupa sumbernya, ^:)^ ), magga dan phala berada dalam jhana (otomatis) ...
Sedangkan nyana yang lain minimal upacara samadhi ...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: K.K. on 13 June 2008, 09:43:28 AM
karuna_murti,

Kalo dari Abhidhamma, sepertinya tidak. Karena citta-nya dibagi jadi 89 atau 121 JIKA memiliki Jhana. Dalam 89 itu, sudah termasuk magga dan phala. Berarti disinggung ada magga/phala tanpa jhana. Kalo kitab komentar, saya blom baca :)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 13 June 2008, 09:56:11 AM
 [at] Kainyn : sudah lah bro, walau dijelaskan, tetap saja saya adalah si "penghujat" he3.......  u know the situation, don't you???

 [at] Karuna : singkatnya ini sudah pernah dibahas di kelas abhidhamma, dimana sebenarnya ada 2 jalan yang ditempuh untuk mencapai kesucian...... yaitu jalur samatha yang nanti beralih ke vipassana dan jalur vipassana murni.

pemilihan jalur, tergantung dari kecocokan masing-masing individu.....
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: K.K. on 13 June 2008, 10:09:56 AM
markosprawira,

Ya, rasanya kira2 saya tahu situasinya. Julukan "penghujat" juga 'kan hanya pendapat/opini subjektif saja, belom tentu kebenarannya begitu  ;D Jadi dibiarkan saja berlalu. Sekali lagi, anggap saja keterbatasan kata2.

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 13 June 2008, 10:13:18 AM
http://www.what-buddha-taught.net/Books6/Ajahn_Brahmali_Jhana_and_Lokuttarajjhana.htm (http://www.what-buddha-taught.net/Books6/Ajahn_Brahmali_Jhana_and_Lokuttarajjhana.htm)

Quote
2. The Concept of Lokuttarajjhāna

The very name 'lokuttarajjhāna' suggests a connection to jhāna and by implication to sammāsamādhi and samādhi in general. However, whereas jhāna and samādhi are important doctrinal terms of the Pali Suttas, lokuttarajjhāna first appears in the Abhidhamma. To avoid any confusion between these various terms it is necessary to look more closely at the Abhidhamma's definition.(4)

According to Abhidhamma theory each stage of Enlightenment is experienced through two types of consciousness, known as magga (path) and phala (fruit). The first type of consciousness, the magga, which lasts only one mind moment, has the function of cutting off mental fetters. The second type, the phala, is the experience of bliss that results from the cutting off of the fetters by the magga consciousness.(5) Again according to the Abhidhamma, these two types of consciousness are experienced together with a particular set of jhāna factors that correspond to each of the four jhānas respectively.(6) Thus they are called 'lokuttarajjhānas', 'transcendent jhānas',(7) because they combine the jhāna factors with an Enlightenment experience.

From this it emerges that the Abhidhamma term lokuttarajhāna is a name for the particular moment one attains one of the various stages of Enlightenment. The Suttas have their own terminology for describing these attainments, terminology that does not refer to momentary experiences and that never explicitly relates to samādhi or jhāna.(8) Consequently, it seems from the outset that lokuttarajjhāna and jhāna/samādhi refer to very different types of experience.(9)

Catatan kaki :
Quote
(4) It should be noted that, although the term lokuttarajjhāna first appears in the Canonical Abhidhamma, it is precisely defined only in the Abhidhamma Commentaries. Whether the Abhidhamma Commentaries understand lokuttarajjhāna in the same way as the Canonical Abhidhamma is a moot point. However, because my main critique in this paper is aimed at the Sutta Commentaries, which presuppose both the Canonical Abhidhamma as well as its Commentaries, I have made no distinction between the two.

(5) According to the Abhidhamma Commentaries the fruit consciousness lasts two or three mind moments (see "A Comprehensive Manual of Abhidhamma" by Bhikkhu Bodhi, p.177).

(6) And also to a fivefold classification of jhāna adopted by the Abhidhamma (cf. Dhs. 167-174) but which is only rarely mentioned in the Suttas (cf. M.III.162,15).

(7) Lit. 'jhānas beyond the world'.

(8) The Suttas, in contrast with the Abhidhamma, never focus exclusively on the precise moments that the stages of Enlightenment are attained. Rather, the Suttas seem to speak of these stages as "ongoing realities". Typical terminology used in the Suttas include: "dhammacakkhum udapādi", "the eye of the Dhamma arose", (e.g. Vin.I.11,34); "sammāditthiyā uppadāya", "the arising of right view", (M.I.294,1); "sotāpattiphalam pi sacchikaronti, sakadāgāmīphalam pi sacchikaronti, anāgāmīphalam pi sacchikaronti, arahattam pi sacchikaronti", "they realised the fruit of streamentry, they realised the fruit of once-returner, they realised the fruit of non-returner, they realised the fruit of Arahantship", (D.I.229,4); "anupadāya āsavehi cittāni vimuccimsu", "(their) minds were freed from the outflowings without grasping", (e.g. Vin.I.14,35); "āsavānam khayam pāpunāti", "he attained the destruction of the outflowings", (M.I.436,4). Each of these refers to enduring realities.

(9) For the sake of completeness, it should be mentioned that the Suttas on a few occasions mention types of samādhi that possibly are directly related to the attainment of the four stages of Enlightenment. The most important example would seem to be animittasamādhi, see (A.IV.78,18-30). However, even these samādhis do not appear to be momentary in the sense that lokuttarajjhāna is said to be.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: K.K. on 13 June 2008, 10:30:02 AM
Quote
According to Abhidhamma theory each stage of Enlightenment is experienced through two types of consciousness, known as magga (path) and phala (fruit). The first type of consciousness, the magga, which lasts only one mind moment, has the function of cutting off mental fetters. The second type, the phala, is the experience of bliss that results from the cutting off of the fetters by the magga consciousness.(5) Again according to the Abhidhamma, these two types of consciousness are experienced together with a particular set of jhāna factors that correspond to each of the four jhānas respectively.(6) Thus they are called 'lokuttarajjhānas', 'transcendent jhānas',(7) because they combine the jhāna factors with an Enlightenment experience.

Wah, berarti dulu saya salah baca  :P
Thanx buat infonya!
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 13 June 2008, 11:00:37 AM
 [at] Kai : sori, perlu direvisi... saya membiarkan dalam artian "itu hanya objek" penglihatan saja, jadi sifatnya netral..... bukan membiarkan dalam arti "masa bodoh"

toh kita tidak bisa memaksakan orang untuk berpersepsi tertentu pada kita he3....

 [at] karuna : menarik yang anda jabarkan........ pernah kami diskusikan di kelas mengenai magga dan phala yang muncul berurutan, magga dan langsung disusul dengan phala...... waktunya sangat cepat sekali mengingat kecepatan 1 citta/kesadaran adalah 1/10^26 detik (sepertrilyun trilyun trilyun detik)

namun sebelum kita bahas lebih jauh, apa tidak sebaiknya jika dilanjutkan di bagian khusus Abhidhamma??? anda tau lah, ada yang "ga sreg" ama label abhidhamma he3.......
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Lily W on 13 June 2008, 01:09:43 PM
[...]
ini versi vipassana yg diajarkan para pakar abhidhamma di sini. :)

Contohnya?  :))

Salam,
hudoyo

willibordus, markosprawira, lily_warsity, gun [at] saro, yg tak disebut jgn marah ;D

Bro Tesla  yang baik...

Anumodana atas sebutan (Pakar Abhidhamma) itu... _/\_
Semoga suatu hari kami benar-benar seperti yang Bro Tesla sebutkan itu... sadhu...sadhu...sadhu...

_/\_ :lotus:

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Lily W on 13 June 2008, 01:15:45 PM
Waw...Dimana2 semuanya tidak mau "membuang" air di dalam gelasnya...
Tinggal menunggu kehancuran saja...
Yg 1 menjelaskan dan mengklarifikasi yang dia tau,yg 1 menghujat trus...Kapan berakhirnya??? :whistle: :whistle:

Saya sarankan buat yang "Menjelaskan" dan "Mengklarifikasi" supaya tidak melayani yg "Menghujat" lagi...
Tidak ada gunanya,buang2 time aja....Biarkanlah mereka yang merasa lebih "benar" didalam kebenaran mereka sendiri...Yang penting kita sendiri menyelami "batin" dan "kebenaran" kita...Jika mereka merasa "tidak" setuju,tidak usah dilayani...Ujung2nya tar salah paham dan saling menghujat 1 sama lain...Mereka masih memegang erat "Sang Jalan" sedangkan kita sudah "berusaha" melepas "Sang Jalan"...
Tidak ada gunanya bicara banyak karena bagaikan menyatukan "air" dan "minyak"...Yang 1 "mengengam" yang 1 "melepas"....
(Saya saja jika 3 sampai 4 penjelasan saya masih dihujat saya tidak akan melayaninya lagi....Anggap saja kedua belah pihak kammanya tidak mendukung...Masalah siapa yang "benar" atau "salah" itu urusan paling belakang...Tar masing2 terkuak didalam batin masing2...Tidak usah berdebat siapa yang "benar" dan siapa yang "salah"...)

Salam,
Riky

Saya malah banyak mendapat pelajaran dari diskusi ini.
Anumodana bagi yang ikut diskusi ini... _/\_

_/\_ :lotus:
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: HokBen on 13 June 2008, 08:24:06 PM
[at] Kainyn : sudah lah bro, walau dijelaskan, tetap saja saya adalah si "penghujat" he3.......  u know the situation, don't you???

 [at] Karuna : singkatnya ini sudah pernah dibahas di kelas abhidhamma, dimana sebenarnya ada 2 jalan yang ditempuh untuk mencapai kesucian...... yaitu jalur samatha yang nanti beralih ke vipassana dan jalur vipassana murni.

pemilihan jalur, tergantung dari kecocokan masing-masing individu.....

Nyantai ko marcos...
Kan disini semuanya udah "tanpa aku" jadi harusnya udah ga ada "aku" yang merasa dihujat...

ok??? keep discussin...  gw saat ini juga sedang bertanya2 lebih lanjut tentang teori pemahaman pak hud, tidak bermaksud menghujat, hanya bertanya2 aja dulu.. kalo ada yg berasa kurang bisa diterima ya tanyain lagi.. :D

ok?? we need you here for asking smart and nice questions...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 13 June 2008, 08:35:28 PM
Huehuehuehue
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: chingik on 13 June 2008, 09:28:42 PM
Quote
Saya malah banyak mendapat pelajaran dari diskusi ini.
Anumodana bagi yang ikut diskusi ini...
JIka pak Hud baca kalimat ini, beliau akan mengatakan, "seharusnya anda harus menyesal, bukan berkata anumodana, karena yg anda dapatkan hanya menambah beban pikiran anda"
:)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: HokBen on 13 June 2008, 10:18:31 PM
Quote
Saya malah banyak mendapat pelajaran dari diskusi ini.
Anumodana bagi yang ikut diskusi ini...
JIka pak Hud baca kalimat ini, beliau akan mengatakan, "seharusnya anda harus menyesal, bukan berkata anumodana, karena yg anda dapatkan hanya menambah beban pikiran anda"
:)

jika sudah "tanpa aku" , siapa lagi "aku" yang harus menyesal???

< udah terkesan "tanpa aku" blum kalimat di atas ini? >
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 13 June 2008, 11:30:08 PM
Hahahaha haNyA SAYA yang tidak ada AkU :))
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: HokBen on 14 June 2008, 12:19:23 AM
Hahahaha haNyA SAYA yang tidak ada AkU :))

jika sudah tidak ada aku, maka tidak ada saya, tidak ada gw, tidak ada ane, tidak ada ambo, tidak ada wa, tidak ada wo, tidak ada eke, tidak ada awak, tidak ada torang.. apalagi yah "aku" dalam bahasa lain?

tidak ada aku, tidak ada marah, tidak ada tersinggung, tidak ada dihujat..
udah akh..... kebanyakan "tidak ada" lama2 jadi malah terlihat "ada"...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 14 June 2008, 08:43:14 AM
friends,

tidak ada aku yg ingin dicapai bukanlah tidak ada 'kata' aku, melainkan tidak adanya keegoisan.
kita sedang sama-sama berlatih agar keegoisan dalam diri kita dapat hilang.
jangan lupa arah ya...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 14 June 2008, 09:01:40 AM
And some people merasa dihujat ke aku annya :))
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: williamhalim on 14 June 2008, 10:04:36 AM
friends,

tidak ada aku yg ingin dicapai bukanlah tidak ada 'kata' aku, melainkan tidak adanya keegoisan.
kita sedang sama-sama berlatih agar keegoisan dalam diri kita dapat hilang.
jangan lupa arah ya...


Tidak ada ke-egoisan.
Kata ini lebih mudah dan enak diterima....
Sy pikir pada level kita-kita, kata "tidak ada keegoisan" ini sudah lebih dari cukup untuk perlu kita latih.

"Tidak ada aku" menurutku sangat dalam. Butuh perenungan dan penembusan yg 'lebih' untuk bisa merealisasi keadaan tsb. Salah satunya lewat MMD, juga vipassana. Kalau batin telah siap, kondisi "tanpa aku" tsb otomatis akan muncul.

::
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Lily W on 14 June 2008, 12:20:11 PM
Akur... Bro Willibordus... :)

"Tidak ada aku" ato "Tiada diri" yang melakukan perbuatan, yang ada adalah proses perbuatan itu dan proses akibat yang terjadi artinya aku ini merupakan proses juga yang menjadi satu dengan proses perbuatan itu dan di dalam proses yang berjalan itu juga terjadi proses hasil/akibat perbuatan itu yang terus berproses dan berubah.

Tuh...dalam kan? Jangan tanya kenapa ya! ;D :))

_/\_ :lotus:

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Dhyanaputra on 14 June 2008, 12:34:53 PM
hmm... walau belum bisa lepas dari belenggu samsara.., setidaknya belajar buddha dhamma saya bisa latihan asah otak meningkatkan kecerdasan karena seringkali dihadapkan pada premis2: karena itu maka begini, didalam itu ada ini tapi bukan tak ada sehingga demikian dan begitu.. dst. dst.. dst.... :)):)):))
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Edward on 16 June 2008, 01:43:50 AM
Yup, banyak belajar jg nih..terutama d forum ini, melatih logika, kaga asal angguk2 aj klo ada pernyataan...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 17 June 2008, 12:01:02 AM
Waw saya tinggalkan sehari saja ,waroeng gw rame sekali. begini Pak Hudoyo, saya ingin menanyakan satu hal lagi.

Jika ada pencerahan langsugn seperti yang tercatat dalam sejarah kitab. berarti sebuah Pencerahan Sotapanna,Sakadagami, Anagami,Arahatta Magga Phala itu tidak selalu terikat dengan Jhana? Dalam artian meditasi yang dikembangkan itu tidak selalu menggunakan Konsentrasi melainkan Pengamatan Di Dalam dan Di Luar? bukankah begitu Pak Hudoyo?

Rekan Nyanadhana,

Menurut hemat saya, ada banyak "jalan" menuju kepadaman. -- Saya lebih suka menggunakan istilah 'kepadaman'  daripada "Pencerahan". ... Kenapa? ... Karena kalau orang mengatakan "pencerahan", maka si pendengar cenderung berpikir, "Oh, AKU akan tercerahkan." ... padahal itu sama sekali salah. ... Kalau saya berkata "kepadaman" ... maka pendengar bisa menyimpulkan bahwa "AKU akan padam" ... itu betul ... :) ... atau pendengar akan bingung dan biasanya menolak, atau tersinggung, "AKU tidak mungkin padam." ... terserah saja. :)

Nah, kembali pada masalah yang Anda tanyakan ... ada banyak "jalan" menuju kepadaman ... ada yang pakai latihan konsentrasi ... ada yang berusaha mencapai jhana ... ada yang berusaha memperolah abhinna ... dsb dsb, sesuai dengan apa yang dipelajarinya.

Kalau di MMD, tidak pakai "jalan", "teknik", "metode" apa-apa sama sekali ... tidak ada konsentrasi yang disengaja dilatih (namun di dalam keheningan terdapat konsentrasi alamiah, yang datang dengan sendirinya, tanpa dilatih) ... tidak kenal apa itu 'jhana' ... tidak tahu apa itu 'nibbana' ... tidak tahu apa itu 'sotapanna', 'arahat' dsb ...

Banyak praktisi MMD yang bukan Buddhis ... mereka tidak tahu sama sekali tentang ajaran Buddhisme ... namun ada di antara mereka yang berhasil masuk ke dalam khanika-samadhi (keheningan) ...

Untuk BERHENTI dan DIAM total tidak diperlukan "teknik" apa pun ... cuma "diperlukan" sadar/eling.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 17 June 2008, 01:43:15 AM
dear pak hud,

Walau pak hud kembali membuat judging lagi, tapi saya masih berusaha menerangkan dengan batin netral........ baik mari dirunut lagi :

sedari awal, saya sudah dengan jelas menyebutkan : karena maaf saja, saya belum pernah melihat kata Vipassana dalam Tipitaka Pali.....

Rekan Markos,

Mari kita runut kembali lebih awal lagi:

Saya mengatakan:
Buddha mengajar terutama meditasi

Anda lalu men-challenge saya:
ehm, saya tertarik dengan tulisan bapak:
Buddha mengajar terutama meditasi
jika terutama, saya asumsikan diatas 50% ajaran Buddha adalah meditasi
mungkin pak hud bisa memberikan berapa persentase sebenarnya??? berapa % ajaran buddha meditasi, dan berapa % yang non meditasi???
jika bisa, berapa % juga yang menyatakan vipassana dengan jelas, karena maaf saja, saya belum pernah melihat kata Vipassana dalam Tipitaka Pali

Nah, Rekan Markos, coba lihat:
Saya tidak pernah bicara tentang 'vipassana' dalam diskusi ini ... Tiba-tiba Anda men-challenge saya untuk menunjukkan "berapa % kata 'vipassana' muncul dalam Tipitaka" ... diperkuat dengan "saya belum pernah melihat kata Vipassana dalam Tipitaka Pali".

Untuk apa Anda men-challenge saya seperti itu? ... Seluruh pembaca forum ini bisa melihat dengan jelas, bahwa tujuan Anda adalah untuk menjatuhkan saya, karena Anda merasa yakin bahwa saya tidak akan bisa menjawab challenge Anda ... Mengapa Anda merasa yakin bahwa saya tidak akan bisa menjawab Anda? ... Karena Anda merasa yakin bahwa dalam Tipitaka tidak ada kata 'vipassana' ... Mengapa Anda merasa yakin bahwa dalam Tipitaka tidak ada kata 'vipassana'? ... Tidak bisa lain karena Anda sudah termakan oleh propaganda sementara kalangan Buddhis bahwa dalam Tipitaka tidak ada kata 'vipassana'. ... Demikianlah paticca-samuppada yang berlangsung dalam batin Anda.

Jadi dalam posting Anda itu, Anda merasa yakin akan berhasil dua kali menjatuhkan saya:
(1) saya tidak bisa menghitung secara kuantitatif berapa kali kata 'meditasi' tercantum dalam Tipitaka';
(2) saya tidak bisa menunjukkan di mana kata 'vipassana' muncul dalam Tipitaka.

*****

Sekarang tentang klaim Anda bahwa Anda tidak bermaksud menghujat saya:
"karena itulah, saya menanyakan kepada anda secara baik-baik mengingat anda adalah senior"

Apakah Anda sudah lupa apa yang Anda tulis pada 12 June 2008, 11:18:17 AM di atas? ... Setiap pembaca forum ini bisa melihat dengan jelas bahwa posting Anda itu merupakan challenge kepada saya ... Anda sama sekali bukan "menanyakan kepada saya secara baik-baik mengingat saya adalah senior" seperti klaim Anda sekarang!

Challenge seperti itu masih bisa saya terima dalam suatu diskusi yang wajar, karena belum merupakan hujatan terhadap pribadi. Oleh karena itu saya masih menanggapinya, dengan nada yang sama. ...

Tetapi, betulkah Anda tidak pernah menghujat pribadi saya? ... Anda pernah menulis:

Sekedar masukan pak :
Anda berbicara melepas, tapi saya lihat anda "melekat" pada MMD dengan segala atributnya, mirip dengan yang bro ryu bilang utk Riky : melekat pada melepas
saya paham posisi bapak sebagai pengajar meditasi
namun dengan adanya ucapan :
1. berapa banyak sih orang yang vipassana dibanding yang pergi ke vihara
2. seberapa sering sih vipassana dibahas
sudah menunjukkan adanya kemelekatan/lobha terhadap niat baik untuk mengajar meditasi...... itu yang sebenarnya saya sebutkan diatas.......
sekali lagi, saya minta maaf jika memang kutipan tergesa2 saya, membuat pak hudoyo tersinggung........

Rekan Markos, kalau orang melakukan sesuatu yang tidak baik, lalu tidak mau mengakuinya, malah mengingkarinya, apa namanya itu? ...
Kalau orang menghujat secara halus sambil minta maaf, apa namanya itu? ...
Silakan jawab sendiri, karena saya tidak berniat menghujat Anda.

Tetapi sekarang saya kenal betul siapa Anda ... dan saya tidak heran lagi mengapa diskusi dengan seorang pakar abhidhamma ini berubah menjadi debat kusir.

Sampai di sini saja; dengan ini saya mengundurkan diri dari diskusi dengan Anda. Anda boleh menulis apa saja; saya tidak akan melayani Anda lagi.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: nyanadhana on 17 June 2008, 08:33:22 AM
 _/\_ Wah Pak Hudoyo, menarik juga sebenarnya melihat kata 'padam' ini, saya jadi tertarik untuk mengikuti MMD untuk mengetahui lebih banyak. berhubung belum ada jodoh mengikuti retretnya sendiri, aku coba baca di thread MMD itu sendiri untuk sekedar pembelajaran ke dalam seperti apa MMD itu dan prinsip apa yang dibawa didalam MMD.  _/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 17 June 2008, 09:23:06 AM
Quote from: markosprawira
saya paham posisi bapak sebagai pengajar meditasi
namun dengan adanya ucapan :
1. berapa banyak sih orang yang vipassana dibanding yang pergi ke vihara
2. seberapa sering sih vipassana dibahas
sudah menunjukkan adanya kemelekatan/lobha terhadap niat baik untuk mengajar meditasi...... itu yang sebenarnya saya sebutkan diatas.......

point pertama saya yg memulai.
krn itu saya minta maaf kepada rekan2x yg pergi ke vihara. ^:)^
saya akui, sampai saat ini saya memang masih timbul dosa-mula-citta thd objek vihara.
saran rekan2 akan saya jadikan semangat utk menyadari kebencian2 yg timbul.

anumodana _/\_

Quote from: hudoyo
Tetapi sekarang saya kenal betul siapa Anda ... dan saya tidak heran lagi mengapa diskusi dengan seorang pakar abhidhamma ini berubah menjadi debat kusir.

mungkin sebelum saya menyebut nama para pakar. pakar hanya membaca tanpa ada niat men-reply yah...
ketika namanya disebut, langsung pada bermunculan yah ;D
Law of Attraction?
dan karena itu saya memiliki dorongan utk meredakan suasana yg keruh sekarang ini ;)

utk reply sebelum ini, pak Hud selalu menampilkan icon seperti :) & :)) . setelah kembali dari retret & pada reply ini malah tak ada...
kita semua hanyalah manusia biasa ;)
jadi sangat wajar dalam menanggapi objek yg netral diluar, kita mudah bergejolak.
Sdr. Markos & Pak Hud, walau bagaimanapun anda berdua merupakan panutan bagi saya ;D
mungkin kondisi memang sangat mendukung utk situasi yg terjadi sekarang ini.
mungkin Pak Hud ingin menjelaskan pelepasan konsep yg dalam hal ini adalah abhidhamma.
mungkin Sdr. Markos ingin menjelaskan bagaimana konsep abhidhamma berguna dalam menganalisa setelah meditasi.
mungkin karena tulisan pada forum ini tidak mengandung nada bicara yg menurut saya, anda berdua berbicara & bertutur lembut,
pada pembahasan serius, seolah2 seperti ada penyerangan terhadap pribadi.
ketika pribadi terserang & merasa sakit, sudah sifat alamiahnya utk men-sharing rasa sakit ini kepada pribadi lain.
tidak tahu siapa yg memulai dahulu, hal ini tidak penting menurut saya.

saat ini saya berharap anda berdua bisa saling membagi GRP (berjabat tangan ala forum :) ). & kalau ada kata2 saya yg menyinggung anda berdua juga, saya minta maaf ^:)^
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 17 June 2008, 09:53:36 AM
Ya, ingat kata sang Buddha : sangatlah mudah mencari kesalahan orang lain, tetapi sangatlah sulit untuk menemukan kesalahan sendiri , so introspeksi diri sendiri lagi hehehe, maafkan juga kalo saya agak ngeflame disini, peran saya disini sebagai mara nich :)) , maaf kan daku yah _/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Umat Awam on 17 June 2008, 10:27:08 AM
Perdamaian... perdamaian..
Banyak yang cinta damai, tapi perang makin Ramai...

_/\_

^:)^
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 17 June 2008, 02:15:54 PM
_/\_ Wah Pak Hudoyo, menarik juga sebenarnya melihat kata 'padam' ini, saya jadi tertarik untuk mengikuti MMD untuk mengetahui lebih banyak. berhubung belum ada jodoh mengikuti retretnya sendiri, aku coba baca di thread MMD itu sendiri untuk sekedar pembelajaran ke dalam seperti apa MMD itu dan prinsip apa yang dibawa didalam MMD.  _/\_

Rekan Nyanadhana,

Silakan membaca-baca thread "MMD" ... Ada banyak diskusi tentang praktik MMD di sana ... seorang yang serius bisa mempraktikkan sendiri MMD tanpa ikut retret. ...

Ada baiknya juga Anda berkunjung ke http:// > Forum: Supranatural > Subforum: Spiritual > Thread: MMD-2 ... ada lebih banyak lagi teman-teman non-Buddhis yang mulai dari nol dan mempraktikkan MMD hanya dari membaca posting-posting di thread itu ... dan mereka berbagi pencerahan yang mereka alami di thread itu. ...

Kalau Anda serius, Anda pasti akan tercerahkan dengan MMD ... Wejangan Bhante Pannyavaro "jaminannya" ... :)

Memang dalam banyak segi MMD bertolak belakang dengan versi-versi vipassana lain. Seluruh praktik MMD bertumpu pada pemahaman bahwa "tujuannya" adalah PADAMNYA AKU, sedangkan praktik versi-versi vipassana lain bertumpu pada tujuan PENCAPAIAN sesuatu (nyana-nyana sampai pada kesucian).

Seorang yang sudah terbiasa dengan versi vipassana lain sering kali mengalami kesulitan pindah ke MMD pada mulanya, sekalipun pasti bisa kalau tekun dan sabar. Kesulitannya ialah bagaimana "caranya" MELEPAS, sesuatu yang tidak pernah dipraktikkannya sebelumnya ... karena yang dipraktikkannya sebelumnya pada umumnya adalah BERKONSENTRASI, bukan MELEPAS.

Arti kata 'NIBBANA' itu sendiri adalah 'PADAM'.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: williamhalim on 17 June 2008, 03:00:05 PM
Masalah gadang dipaketek, masalah ketek ditiadoan...

terjemahan:
Masalah besar dijadikan kecil, masalah kecil ditiadakan.

 ;D

::
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 18 June 2008, 07:38:14 AM
Setiap masalah bisa dianggap besar, bisa dianggap kecil, bisa pula dianggap tidak ada masalah, atau bisa tidak terlihat ... karena tertutup avijja. ;D
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: williamhalim on 18 June 2008, 10:05:07 AM
Setiap masalah bisa dianggap besar, bisa dianggap kecil, bisa pula dianggap tidak ada masalah, atau bisa tidak terlihat ... karena tertutup avijja. ;D

Wah, Pak.... melengkapi kiasan minangkabau diatas.....  :))
Lebih komplit  :jempol:

::
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Wen Wen on 18 June 2008, 10:08:21 AM
jika bisa pencerahan langsung dan instan, apa gunanya bhante
asal menyalak saja
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: nyanadhana on 18 June 2008, 10:13:52 AM
tlg jelaskan arti kalimat "apa gunanya bhante asal menyalak saja"
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: El Sol on 18 June 2008, 12:00:44 PM
jika bisa pencerahan langsung dan instan, apa gunanya bhante
asal menyalak saja
Bhante itu bukan masalah berguna ato gk berguna, karena mereka bukan alat..

:hammer:

Bhikkhu2 itu murid sang Buddha, mereka adalah para petapa..~~
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 19 June 2008, 04:09:19 AM
jika bisa pencerahan langsung dan instan, apa gunanya bhante
asal menyalak saja

Memang ndak ada gunanya, kok ... :))
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 21 June 2008, 02:48:14 PM
_/\_
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: markosprawira on 23 June 2008, 01:55:01 PM
Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak.
Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri.

(DHAMMAPADA, syair 164)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Suchamda on 23 June 2008, 02:11:29 PM
 [at]  Pak Hudoyo.

Ada baiknya bapak menjelaskan tentang proses 'padamnya aku'. Apakah itu terjadi secara langsung total dalam sekejap, ataukah sebetulnya 'padamnya aku' itu adalah pengalaman sekejap yang tentu saja belum stabil. Sehingga dalam senyatanya, yang terjadi adalah orang tsb pernah mencicipi 'padamnya aku' akan tetapi diwaktu yg lain pikirannya bergerak kembali. Hal ini menjelaskan mengapa masih perlunya perdebatan yg tentunya saya pahami demi tujuan yg altruistik.

Hal ini saya rasa penting utk diinformasikan, mengingat banyaknya para pakar teoritis yang mencemooh pengalaman para praktisi kala mereka mencoba mengangkatnya di forum ini , yg tentunya saya rasa sama sekali jauh dari maksud menonjolkan diri. Sikap mencemooh sharing/ kesaksian seseorang tentunya  tidak baik, apalagi mengemasnya dalam 'kalimat2 putih'.

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 23 June 2008, 02:36:19 PM
Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak.
Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri.
(DHAMMAPADA, syair 164)

Syair yang bagus ini berlaku untuk siapa saja, termasuk Anda dan saya.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 23 June 2008, 02:42:13 PM
[at]  Pak Hudoyo.
Ada baiknya bapak menjelaskan tentang proses 'padamnya aku'. Apakah itu terjadi secara langsung total dalam sekejap, ataukah sebetulnya 'padamnya aku' itu adalah pengalaman sekejap yang tentu saja belum stabil.

Rekan Suchamda,

Keadaan sadar itu seperti proses digital ... 'ya' atau 'tidak', '1' atau '0'. ... Pikiran bergerak > aku muncul ... pikiran berhenti > aku padam.

'Stabil' (dalam arti 'permanen', menetap, tidak berubah lagi) atau 'tidak stabil' (masih bisa berubah, si aku bisa muncul lagi) tidak menjadi masalah ... karena yang mempersoalkan itu, dan yang mengharapkan 'kestabilan', adalah pikiran lagi. ... Dalam keheningan itu sendiri, sekalipun hanya untuk beberapa detik, tidak dipermasalahkan 'sudah stabil' atau 'belum stabil'.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Suchamda on 23 June 2008, 04:17:56 PM
'Stabil' (dalam arti 'permanen', menetap, tidak berubah lagi) atau 'tidak stabil' (masih bisa berubah, si aku bisa muncul lagi) tidak menjadi masalah ... karena yang mempersoalkan itu, dan yang mengharapkan 'kestabilan', adalah pikiran lagi. ... Dalam keheningan itu sendiri, sekalipun hanya untuk beberapa detik, tidak dipermasalahkan 'sudah stabil' atau 'belum stabil'.

Salam,
hudoyo

Ya, saya tahu dan setuju itu.

Saya sekedar ingin mencuatkan permasalahan ini, untuk menjawab kebingungan para pencemooh, dimana mereka berpikir, "Alangkah konyolnya Hudoyo, dkk yang secara tidak langsung mengatakan mengalami padamnya aku, tetapi begitu besar keakuannya melekat kepada meditasi "tanpa aku" dengan berdebat. ;D ".

Sekedar kasihan aja.... :)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 23 June 2008, 06:54:51 PM
Pendapat seperti itu kan muncul dari suatu asumsi tertentu tentang bagaimana seharusnya orang yang sudah padam akunya itu: harus duduk tenang, murah senyum, mengangguk-anggukkan kepala, menyenangkan hati semua orang ... dsb dsb. :)

Buat saya sih debat bukan harus dihindari. ... Yang penting, berdebat dengan sadar ... :) maksudnya, memahami apa manfaat setiap kalimat, untuk siapa manfaat itu ... juga menyadari kalau ada motivasi-motivasi tersembunyi dalam menulis kalimat-kalimat tertentu ... apakah didorong oleh kepentingan aku, atau oleh tujuan lain ...

Dan yang tidak kalah penting, tahu kapan harus berhenti. ... :)

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: tesla on 23 June 2008, 07:10:09 PM
Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak.
Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri.
(DHAMMAPADA, syair 164)

Syair yang bagus ini berlaku untuk siapa saja, termasuk Anda dan saya.

kalau dhammapada favorit saya ini nih:

(103)   Walaupun seseorang dapat menaklukkan ribuan musuh dalam ribuan kali pertempuran,
namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri.


 :>-
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Umat Awam on 25 June 2008, 06:07:04 PM
 [at]  Atas :

_/\_ Setuju....
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 02 July 2008, 08:28:41 PM
Quote
Pendapat seperti itu kan muncul dari suatu asumsi tertentu tentang bagaimana seharusnya orang yang sudah padam akunya itu: harus duduk tenang, murah senyum, mengangguk-anggukkan kepala, menyenangkan hati semua orang ... dsb dsb.
Setuju :)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 20 July 2008, 12:26:13 PM


Teman-teman Muslim, Keristen, Katholik, Hindu yang belajar MMD banyak yang berhasil masuk ke dalam khanika-samadhi ... tanpa tahu apa-apa tentang 4 Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia 8 Faktor ...

Salam,
hudoyo

Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah


janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.

Kegiatan meditasi semacam MMD / vipasana adalah salah satu metode untuk terus menjaga kondisi hati dan pikiran suci.

kalau agama mah semacam status saja, saya lebih afdol dengan istilah ajaran BUDDHA dibandingkan dengan AGAMA BUDDHA, Karena terlepas dari status sosial AGAMA yang dianut, seseorang itu bisa mengamalkan ajaran BUDDHA secara pribadi dan internal.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 20 July 2008, 12:43:09 PM
_/\_saya ingin bertanya kenapa didalam Sutta2 ada umat awam atau bhikku yang tanpa melalui proses meditasi bisa mencapai Pencerahan Langsung? dalam artian,ketika Sang Buddha membabarkan Dhamma, ada yang mencapai Arahat seketika. berarti orang itu tidak memerlukan lagi pelatihan yang susah payah seperti lainnya.?

Ketika ada yang mencapai pencerahan seketika tanpa melalui proses meditasi (seperti banyak kisah pencapaian arahat dengan hanya mendengar wejangan singkat dharma), orang tentu bertanya tanya LOGIKA-nya darimana ??

Mungkin yang sering dilupakan adalah bahwa kekuatan karma dan parami yang dihimpun oleh seseorang itu telah terjadi berkalpa kalpa (ratusan bahkan ribuan), sehingga walaupun di KEHIDUPAN SEKARANG ini kelihatannya tidak melakukan meditasi / menjadi anggota sangha dan hanya merupakan umat awam, tetapi kekuatan parami/karma yang telah dipupuknya SEKIAN LAMA itu telah menjadi BIBIT/BENIH untuk mencapai pencerahan/arahat dalam waktu singkat ketika mendengar wejangan dharma / mengalami satori (istilah zen) yang singkat.

Ini LOGIKA-nya... TIDAK ADA JALAN SINGKAT untuk mencapai kebuddha-an/kesempurnaan/arahat. Tetapi latihan bertahap / pengumpulan parami tetap dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 22 July 2008, 07:58:27 AM
Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah
janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.

Di sini lagi-lagi saya melihat kebenaran dicocok-cocokkan dengan konsep/rumusan suatu ajaran tertentu.

Umat Buddha boleh-boleh saja mengklaim bahwa syair tsb di atas datang dari mulut Buddha, tetapi sesungguhnya Buddha-lah yang mengungkapkan suatu kebenaran yang mengatasi label-label dan identitas ("Buddhis"). Banyak orang suci lain mengungkapkan kebenaran yang sama tanpa mereka harus sadar atau tidak sadar membeo Buddha.

Jadi Empat Kebenaran Mulia & Jalan Mulia Berfaktor Delapan hanyalah SALAH SATU rumusan dari Kebenaran. Kebenaran itu sendiri bisa diungkapkan dengan rumusan-rumusan lain yang terbukti bisa membawa orang pada pembebasan.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 22 July 2008, 09:55:09 AM
Pertanyaannya dirubah aja, apakah kebenaran yang absolut? Apakah dibutuhkan seorang guru untuk mengerti dan mencapai pencerahan?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 22 July 2008, 09:34:49 PM
Quote
Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah
janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.
Setahu saya bahwa SB hanyalah PENEMU KEBENARAN bukan PENCIPTA KEBENARAN...
So jika ADA KEBENARAN dimana pun itu BUKAN MILIK SIAPAPUN,bukan MILIK SB,bukan MILIK AGAMA BUDDHA atau AGAMA TERTENTU(TERSERAH DIA AGAMA APA),dan saya harap anda jangan mencoreng agama(BUDDHA) yang saya anut dengan mengatakan bahwa,"Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA"
Saya menjadi "geli" melihat pernyataan anda yang "mengebu2" ini....:)
KEBENARAN bagi saya BUKAN MILIK SIAPAPUN bahkan seorang SAMMASAMBUDDHA SEKALIPUN,KEBENARAN itu UNIVERSAL....

Salam,
Riky

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 23 July 2008, 08:59:03 AM
Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah
janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.

Di sini lagi-lagi saya melihat kebenaran dicocok-cocokkan dengan konsep/rumusan suatu ajaran tertentu.

Umat Buddha boleh-boleh saja mengklaim bahwa syair tsb di atas datang dari mulut Buddha, tetapi sesungguhnya Buddha-lah yang mengungkapkan suatu kebenaran yang mengatasi label-label dan identitas ("Buddhis"). Banyak orang suci lain mengungkapkan kebenaran yang sama tanpa mereka harus sadar atau tidak sadar membeo Buddha.

Jadi Empat Kebenaran Mulia & Jalan Mulia Berfaktor Delapan hanyalah SALAH SATU rumusan dari Kebenaran. Kebenaran itu sendiri bisa diungkapkan dengan rumusan-rumusan lain yang terbukti bisa membawa orang pada pembebasan.

Salam,
hudoyo

Kebenaran dicocok cocokan dengan ajaran tertentu  ?? Kebenaran yang mana maksud pak hudoyo ??

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 23 July 2008, 09:00:02 AM
Quote
Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah
janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.
Setahu saya bahwa SB hanyalah PENEMU KEBENARAN bukan PENCIPTA KEBENARAN...
So jika ADA KEBENARAN dimana pun itu BUKAN MILIK SIAPAPUN,bukan MILIK SB,bukan MILIK AGAMA BUDDHA atau AGAMA TERTENTU(TERSERAH DIA AGAMA APA),dan saya harap anda jangan mencoreng agama(BUDDHA) yang saya anut dengan mengatakan bahwa,"Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA"
Saya menjadi "geli" melihat pernyataan anda yang "mengebu2" ini....:)
KEBENARAN bagi saya BUKAN MILIK SIAPAPUN bahkan seorang SAMMASAMBUDDHA SEKALIPUN,KEBENARAN itu UNIVERSAL....

Salam,
Riky



GELI atau RISIH mendengar pernyataan tentang mempraktekkan AJARAN BUDDHA ??

Hmmm... rasanya tidak ada yang menyebutkan BUDDHA PENCIPTA KEBENARAN... Kalau terminologi PENEMU KEBENARAN...

mungkin diralat pernyataan... menjadi tentang mempraktekkan PENEMUAN BUDDHA... cocok...

masih GELI atau RISIH ??

NB : Gregorious Mendel menemukan metode genetika maka dikatakan MENDEL adalah BAPAK GENETIKA...

       Newton menemukan hukum gravitasi maka dikatakan NEWTON adalah BAPAK GRAVITASI...

       Colombus yang pertama mempublikasikan dan memperkenalkan benua AMERIKA secara jelas (mungkin bukan Colombus yang pertama sampai di benua AMERIKA), makanya Colombus dikatakan penemu benua AMERIKA...

       Walaupun sekarang banyak penemuan baru tentang GENETIKA, tentang GRAVITAS dan GERAK yang ditemukan ahli ahli sekarang yang lebih hebat dari penemuan MENDEL ataupun NEWTON, tetapi ahli ahli sekarang masih menghormati MENDEL dan NEWTON sebagai BAPAK-nya ilmu mereka. Mereka tidak risih dan tidak malu mengakuinya... Karena penemuan "kecil" MENDEL dan NEWTON itulah, dimulai era penemuan penemuan berikutnya.

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 23 July 2008, 09:10:00 AM
Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... karena INTI AJARAN SEMUA BUDDHA adalah
janganlah berbuat kejahatan,
tambahkanlah kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
inilah inti ajaran para Buddha.

Di sini lagi-lagi saya melihat kebenaran dicocok-cocokkan dengan konsep/rumusan suatu ajaran tertentu.

Umat Buddha boleh-boleh saja mengklaim bahwa syair tsb di atas datang dari mulut Buddha, tetapi sesungguhnya Buddha-lah yang mengungkapkan suatu kebenaran yang mengatasi label-label dan identitas ("Buddhis"). Banyak orang suci lain mengungkapkan kebenaran yang sama tanpa mereka harus sadar atau tidak sadar membeo Buddha.

Jadi Empat Kebenaran Mulia & Jalan Mulia Berfaktor Delapan hanyalah SALAH SATU rumusan dari Kebenaran. Kebenaran itu sendiri bisa diungkapkan dengan rumusan-rumusan lain yang terbukti bisa membawa orang pada pembebasan.

Salam,
hudoyo

numpang tanya... MMD digolongkan pada SAMADHI (salah satu dari SILA SAMADHI PANNA) tidak ??
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Riky_dave on 23 July 2008, 09:06:36 PM
Quote
mungkin diralat pernyataan... menjadi tentang mempraktekkan PENEMUAN BUDDHA... cocok...
Pertama silakan anda cari disutta manapun yang anda ketahui dimana ada kata bahwa SB pernah menyatakan bahwa setiap KEBENARAN merupakan "Praktek dr Penemuan Buddha itu?"
Kedua saya rasa SB pernah berkata bahwa,"Sebelum dia mencapai Kebuddhaan,banyak Brahma yang lain sudah mencapai KEARAHATAN yang disebut PACCEKA BUDDHA"
Jelas dari hal tsb bahwa SB tidak "MEMONOPOLI" kebenaran seperti pernyataan anda yang berikut ini:"Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... "

Quote
Gregorious Mendel menemukan metode genetika maka dikatakan MENDEL adalah BAPAK GENETIKA...
Apakah dia "pemilik mutlak" temuannya?^-^
Quote
Newton menemukan hukum gravitasi maka dikatakan NEWTON adalah BAPAK GRAVITASI...
Apakah dia "pemilik mutlak" temuannya?^-^
Quote
Colombus yang pertama mempublikasikan dan memperkenalkan benua AMERIKA secara jelas (mungkin bukan Colombus yang pertama sampai di benua AMERIKA), makanya Colombus dikatakan penemu benua AMERIKA...
Apakah BENUA AMERIKA milik si PENEMU COLUMBUS?:)

Quote
Walaupun sekarang banyak penemuan baru tentang GENETIKA, tentang GRAVITAS dan GERAK yang ditemukan ahli ahli sekarang yang lebih hebat dari penemuan MENDEL ataupun NEWTON, tetapi ahli ahli sekarang masih menghormati MENDEL dan NEWTON sebagai BAPAK-nya ilmu mereka. Mereka tidak risih dan tidak malu mengakuinya... Karena penemuan "kecil" MENDEL dan NEWTON itulah, dimulai era penemuan penemuan berikutnya.
Saya hanya geli dengan pernyataan anda yang seakan2 bahwa "SETIAP SUDUT KEBENARAN ADALAH MILIK AJARAN BUDDHA"
Jika anda masih mengambil sampel2 ahli2 yang anda ketahui dan memaksakan/mencocok2an logika,saya mengundurkan diri dari diskusi ini...:)

Salam,
Riky


Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 23 July 2008, 10:24:14 PM
Setahu saya bahwa SB hanyalah PENEMU KEBENARAN bukan PENCIPTA KEBENARAN...
So jika ADA KEBENARAN dimana pun itu BUKAN MILIK SIAPAPUN,bukan MILIK SB,bukan MILIK AGAMA BUDDHA atau AGAMA TERTENTU(TERSERAH DIA AGAMA APA),dan saya harap anda jangan mencoreng agama(BUDDHA) yang saya anut dengan mengatakan bahwa,"Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA"
Saya menjadi "geli" melihat pernyataan anda yang "mengebu2" ini....:)
KEBENARAN bagi saya BUKAN MILIK SIAPAPUN bahkan seorang SAMMASAMBUDDHA SEKALIPUN,KEBENARAN itu UNIVERSAL....

Salam,
Riky



Yang menyatakan Sang Buddha (SB) sebagai penemu KEBENARAN kan ente... kok jadi balik nanya ogut... Makanya kan saya tanya bahkan ke pak hudoyo... KEBENARAN mana yang dimaksud ???
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 23 July 2008, 10:31:19 PM
Quote
mungkin diralat pernyataan... menjadi tentang mempraktekkan PENEMUAN BUDDHA... cocok...
Pertama silakan anda cari disutta manapun yang anda ketahui dimana ada kata bahwa SB pernah menyatakan bahwa setiap KEBENARAN merupakan "Praktek dr Penemuan Buddha itu?"
Kedua saya rasa SB pernah berkata bahwa,"Sebelum dia mencapai Kebuddhaan,banyak Brahma yang lain sudah mencapai KEARAHATAN yang disebut PACCEKA BUDDHA"
Jelas dari hal tsb bahwa SB tidak "MEMONOPOLI" kebenaran seperti pernyataan anda yang berikut ini:"Ketika mempraktekkan MMD / (semacam vipasanna lainnya), tanpa sadar mereka telah mempraktekkan AJARAN BUDDHA... "

Quote
Gregorious Mendel menemukan metode genetika maka dikatakan MENDEL adalah BAPAK GENETIKA...
Apakah dia "pemilik mutlak" temuannya?^-^
Quote
Newton menemukan hukum gravitasi maka dikatakan NEWTON adalah BAPAK GRAVITASI...
Apakah dia "pemilik mutlak" temuannya?^-^
Quote
Colombus yang pertama mempublikasikan dan memperkenalkan benua AMERIKA secara jelas (mungkin bukan Colombus yang pertama sampai di benua AMERIKA), makanya Colombus dikatakan penemu benua AMERIKA...
Apakah BENUA AMERIKA milik si PENEMU COLUMBUS?:)

Quote
Walaupun sekarang banyak penemuan baru tentang GENETIKA, tentang GRAVITAS dan GERAK yang ditemukan ahli ahli sekarang yang lebih hebat dari penemuan MENDEL ataupun NEWTON, tetapi ahli ahli sekarang masih menghormati MENDEL dan NEWTON sebagai BAPAK-nya ilmu mereka. Mereka tidak risih dan tidak malu mengakuinya... Karena penemuan "kecil" MENDEL dan NEWTON itulah, dimulai era penemuan penemuan berikutnya.
Saya hanya geli dengan pernyataan anda yang seakan2 bahwa "SETIAP SUDUT KEBENARAN ADALAH MILIK AJARAN BUDDHA"
Jika anda masih mengambil sampel2 ahli2 yang anda ketahui dan memaksakan/mencocok2an logika,saya mengundurkan diri dari diskusi ini...:)

Salam,
Riky


Tidak ada yang menyatakan bahwa MENDEL adalah "pemilik hukum GENETIKA", tetapi diakui sebagai BAPAK-nya hukum GENETIKA. (kalau terminologi BAPAKNYA yah semacam penemu pertama pada CIVILIZATION sekarang ini lho... jangan anda katakan lagi kehidupan kehidupan di bumi bumi yang dulu dulu dulu dulu... kan kita bicara pada CIVILIZATION sekarang ini.)... Tidak ada yang menyatakan NEWTON sebagai "pemilik hukum GERAK dan GRAVITASI" tetapi diakui sebagai BAPAK-nya hukum GERAK dan GRAVITASI... bahkan COLUMBUS saja kan saya katakan diakui sebagai penemu benua AMERIKA (karena dia yang mempublikasikan dan memperkenalkan benua baru ke dunia "MODERN" pada saat itu)

Saya menyatakan segala sesuatu itu kan ada DASAR dan LOGIKA-nya... Kalau tidak mau bicara LOGIKA, ya terserah... mungkin masuk FORUM KLENIK atau SUPRANATURAL saja... yang TIDAK LOGIKA dan TIDAK MASUK AKAL banyak disana...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 23 July 2008, 10:34:48 PM
Saya hanya geli dengan pernyataan anda yang seakan2 bahwa "SETIAP SUDUT KEBENARAN ADALAH MILIK AJARAN BUDDHA"
Jika anda masih mengambil sampel2 ahli2 yang anda ketahui dan memaksakan/mencocok2an logika,saya mengundurkan diri dari diskusi ini...:)

Salam,
Riky

Saya berani menyatakan bahwa setiap ajaran BUDDHA (SAKYAMUNI) tentunya adalah berdasarkan KEBENARAN yang bisa dibuktikan dan bisa di-debat setiap saat (istilahnya bisa di EHI PHASSIKO)... TAHAN UJI...

Siapa lagi yang berdiri di belakang saya ? hayooo... jangan malu malu...

Siapa yang berseberangan dengan saya ?
(yang berseberangan, coba quote apa ajaran BUDDHA yang dianggap TIDAK BENAR ?, karena sampai saat ini saya masih belum menemukan BLUNDER / KESELAHAN ajaran BUDDHA SAKYAMUNI... hayooo... BUKA-in MATA OGUT untuk melihat KESALAHAN AJARAN BUDDHA SAKYAMUNI)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 24 July 2008, 06:44:14 AM
aye ikutan berdiri dibelakang ah :D
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Umat Awam on 24 July 2008, 07:34:55 AM
Saya bantu ikutan berdiri disamping aja ahh.. kalo dibelakang ntar dikirain EKOR dilbert lagi.. Wkwkwkwkwkwk........

Kalo disamping itukan bisa dianggap SAYAP yg mungkin bisa membantu Bro dilbert terbang keangkasa luas menemukan Kebenaran Sejati.. Ciyee.........

Ciayoo..... :))
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: san on 24 July 2008, 07:48:47 AM
aye ikutan berdiri dibelakang ah :D

Jangan dibelakang terus dong. Sekali2x ikutan "maen". Ntar klo dah kotor tinggal "mandi yang bersih" :P
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Umat Awam on 24 July 2008, 08:56:06 AM
Wkwkwkwk.... Bro Ryu itu ga suka maen kotor, soale dirumahnya kan ga pake RINSO.. :)) :hammer:

Bro Dilbert, saya merasa disini ada yang belum mengerti bahasa indonesia dengan baik dan benar... mungkin perlu bahasa yang lbh familiar.. bahasa jerman mungkin.. :)) :P

^:)^
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 05:20:07 AM
numpang tanya... MMD digolongkan pada SAMADHI (salah satu dari SILA SAMADHI PANNA) tidak ??

MMD bukan SAMADHI dari Jalan Mulia Berunsur 8. MMD tercantum di Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta. Ketika Buddha mengajarkan vipassana kepada Bahiya, yang tidak pernah ketemu Buddha sebelumnya, dan tidak pernah mendengar Dhamma sebelumnya, Buddha langsung mengajar tentang SADAR tanpa melalui 4 Kebenaran Mulia dan JMB-8. Begitu pula saya mengajar MMD kepada teman-teman non-Buddhis tanpa melalui 4KM dan JMB-8. Jadi MMD bukan bagian dari JMB-8.

hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 05:25:17 AM
Saya berani menyatakan bahwa setiap ajaran BUDDHA (SAKYAMUNI) tentunya adalah berdasarkan KEBENARAN yang bisa dibuktikan dan bisa di-debat setiap saat (istilahnya bisa di EHI PHASSIKO)... TAHAN UJI...

Buddha mengajarkan Kebenaran; saya tidak pernah mengatakan Buddha mengajarkan ketidakbenaran. Tapi Kebenaran BUKAN MILIK BUDDHA semata-mata.

Selain itu, ajaran Buddha tidak bisa diidentikkan dengan seluruh isi Tipitaka Pali sepenuhnya. Dalam Tipitaka Pali saya menemukan hal-hal yang saya anggap tidak benar.

hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 05:35:29 AM
Kebenaran dicocok cocokan dengan ajaran tertentu  ?? Kebenaran yang mana maksud pak hudoyo ??

Kebenaran itu 'satu', tidak ada "kebenaran A", "kebenaran B", dsb. "Kebenaran Buddha" (selama punya merek, identitas, bisa ditangkap oleh pikiran/logika) bukanlah kebenaran yang terakhir.
Kebenaran terakhir tidak bisa dirumuskan dengan kata-kata, dengan bahasa. Kata-kata, bahasa selamanya terkondisi, oleh karena itu tidak bisa memahami kebenaran terakhir. Untuk bisa sampai pada kebenaran terakhir, pikiran/logika ini harus berhenti.
Buddha menemukan kebenaran itu, lalu dirumuskannya sebagai 4 Kebenaran Mulia.
Dalam Hinduisme kebenaran yang sama dirumuskan sebagai 'moksha', di mana atman-atman yang kecil ini disadari sebagai maya.
Dalam Keristen, kebenaran yang sama (matinya si aku) dirumuskan sebagai "Aku sekarang sudah disalibkan bersama Kristus..."
Begitulah kebenaran itu bukan milik siapa-siapa, bukan milik Buddha semata-mata.

hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 05:40:09 AM
Saya menyatakan segala sesuatu itu kan ada DASAR dan LOGIKA-nya... Kalau tidak mau bicara LOGIKA, ya terserah... mungkin masuk FORUM KLENIK atau SUPRANATURAL saja... yang TIDAK LOGIKA dan TIDAK MASUK AKAL banyak disana...

Pernyataan Anda itu tidak berlaku untuk kebenaran yang terdalam, kebenaran terakhir. Kebenaran terakhir berada di luar pikiran, di luar logika.
Misalnya, kebenaran bahwa "aku ini ilusi" tidak bisa dipahami oleh logika, karena logika itu sendiri adalah aku. Orang tidak bisa sampai pada kebenaran itu selama ia berpegang erat pada pikiran/logika. Untuk sampai ke situ, pikiran/logika/aku ini harus berhenti. Itulah MMD.

hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 31 July 2008, 11:15:23 PM


Selain itu, ajaran Buddha tidak bisa diidentikkan dengan seluruh isi Tipitaka Pali sepenuhnya. Dalam Tipitaka Pali saya menemukan hal-hal yang saya anggap tidak benar.

hudoyo

boleh di quote kira kira isi Tipitaka Pali yang pak hud anggap tidak benar ?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 31 July 2008, 11:17:08 PM

Dalam Hinduisme kebenaran yang sama dirumuskan sebagai 'moksha', di mana atman-atman yang kecil ini disadari sebagai maya.
Dalam Keristen, kebenaran yang sama (matinya si aku) dirumuskan sebagai "Aku sekarang sudah disalibkan bersama Kristus..."
Begitulah kebenaran itu bukan milik siapa-siapa, bukan milik Buddha semata-mata.

hudoyo

Apakah kedua hal ini terlalu interpretatif ? moksha menurut saya kelihatannya lebih mengarah kepada paham "nihilisme", sedangkan kalau pernyataan "saya disalibkan bersama kristus" lebih mengarah kepada doktrin juru selamat.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 31 July 2008, 11:19:41 PM
Saya menyatakan segala sesuatu itu kan ada DASAR dan LOGIKA-nya... Kalau tidak mau bicara LOGIKA, ya terserah... mungkin masuk FORUM KLENIK atau SUPRANATURAL saja... yang TIDAK LOGIKA dan TIDAK MASUK AKAL banyak disana...

Pernyataan Anda itu tidak berlaku untuk kebenaran yang terdalam, kebenaran terakhir. Kebenaran terakhir berada di luar pikiran, di luar logika.
Misalnya, kebenaran bahwa "aku ini ilusi" tidak bisa dipahami oleh logika, karena logika itu sendiri adalah aku. Orang tidak bisa sampai pada kebenaran itu selama ia berpegang erat pada pikiran/logika. Untuk sampai ke situ, pikiran/logika/aku ini harus berhenti. Itulah MMD.

hudoyo

apakah MMD sampai kepada tahap kekosongan ? atau pada tahap pencerapan dan bukan pencerapan ? atau tidak sampai kemana mana ? hanya DIAM ? lantas apa yang dikenali dan tidak dikenali dalam MMD ?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 01 August 2008, 01:40:16 AM
Apakah kedua hal ini terlalu interpretatif ? moksha menurut saya kelihatannya lebih mengarah kepada paham "nihilisme", sedangkan kalau pernyataan "saya disalibkan bersama kristus" lebih mengarah kepada doktrin juru selamat.

Anda tampaknya menafsirkan "moksha" tanpa memahami benar-benar ajaran Hinduisme: di dalam moksha ternyata Atman adalah Brahman.
Doktrin juruselamat adalah doktrin populer Keristen, sedangkan perkataan "saya sudah disalibkan ..." secara eksistensial (bukan interpretasi) sama dengan pengalaman nibbana (padam); kata-kata Paulus itu jarang muncul dalam khotbah-khotbah di gereja karena "menggelisahkan"; sama seperti kata 'nibbana' = padam jarang dikhotbahkan di vihara.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 01 August 2008, 01:49:51 AM
apakah MMD sampai kepada tahap kekosongan ? atau pada tahap pencerapan dan bukan pencerapan ? atau tidak sampai kemana mana ? hanya DIAM ? lantas apa yang dikenali dan tidak dikenali dalam MMD ?

MMD tidak mengajarkan orang untuk mencapai arupa-jhana. ...
Betul, MMD tidak sampai ke mana-mana, karena tidak pergi ke mana-mana ... DIAM dalam MMD itu dicapai di sini dan sekarang, jadi tidak pergi ke suatu tujuan di masa depan ...

Anda melecehkan DIAM dengan bertanya "HANYA diam?" ... padahal Sang Buddha berkata: "Aku sudah lama berhenti. Kamulah yang terus berlari. Apa yang kamu cari?" ... dengan kata lain, Anda melecehkan Sang Buddha, karena ketidaktahuan Anda. ...

Di dalam MMD tidak ada yang dikenali dan tidak ada yang tidak dikenali, karena pikiran yang mengenali sudah diam ...
Di dalam MMD tidak ada lagi aku dan pikiran ... yang adalah SESUATU yang tidak dilahirkan, tidak tercipta, bukan makhluk, tidak terkondisi ... yang bukan milikku dan milikmu.

Salam,
hudoyo
 
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 01 August 2008, 01:54:28 AM
boleh di quote kira kira isi Tipitaka Pali yang pak hud anggap tidak benar ?

Dalam Mahaparinibbana-sutta konon Sang Buddha berkata: "Di dalam ajaran ini ada pembebasan, di dalam ajaran guru-guru lain tidak ada pembebasan." ... Ini saya anggap tidak benar. ... Baru saja didiskusikan di forum ini, tapi Anda tidak menyimak.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 01 August 2008, 08:39:48 AM
boleh di quote kira kira isi Tipitaka Pali yang pak hud anggap tidak benar ?

Dalam Mahaparinibbana-sutta konon Sang Buddha berkata: "Di dalam ajaran ini ada pembebasan, di dalam ajaran guru-guru lain tidak ada pembebasan." ... Ini saya anggap tidak benar. ... Baru saja didiskusikan di forum ini, tapi Anda tidak menyimak.

Salam,
hudoyo

RAUNGAN SANG SINGA

    27. "Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.
    Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat.
    Subhadda, sejak kami berumur duapuluh sembilan tahun, kami telah meninggalkan kehidupan duniawi untuk mencari kebaikan. Subhadda, kini telah lewat limapuluh satu tahun, dan sepanjang waktu itu, kami telah berkelana dalam suasana kebajikan dan kebenaran, waktu itu di luar tidak ada manusia suci. Juga tidak dari tingkat kedua, ketiga ataupun tingkat kesucian keempat. Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat."


Dari kutipan Mahaparinibbana sutta di atas, Buddha tidak menyatakan ajaran guru lain tidak mengandung "pembebasan". Buddha tidak menyatakan bahwa hanya eksklusif ajarannya yang mengandung "pembebasan", tetapi lebih dicantumkan syarat syarat ajaran mana saja yang mengandung pembebasan, bukan dari siapa yang mengajarkannnya yaitu AJARAN YANG MEMILIKI JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN. Sepertinya pak hud interpretatif dalam hal ini yang mengartikan apa yang dikatakan dalam MAHAPARINIBBANA SUTTA bahwa BUDDHA menyatakan AJARAN LAIN di LUAR AJARAN BUDDHA tidak terdapat pembebasan.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 01 August 2008, 08:52:23 AM
Apakah kedua hal ini terlalu interpretatif ? moksha menurut saya kelihatannya lebih mengarah kepada paham "nihilisme", sedangkan kalau pernyataan "saya disalibkan bersama kristus" lebih mengarah kepada doktrin juru selamat.

Anda tampaknya menafsirkan "moksha" tanpa memahami benar-benar ajaran Hinduisme: di dalam moksha ternyata Atman adalah Brahman.
Doktrin juruselamat adalah doktrin populer Keristen, sedangkan perkataan "saya sudah disalibkan ..." secara eksistensial (bukan interpretasi) sama dengan pengalaman nibbana (padam); kata-kata Paulus itu jarang muncul dalam khotbah-khotbah di gereja karena "menggelisahkan"; sama seperti kata 'nibbana' = padam jarang dikhotbahkan di vihara.

Salam,
hudoyo

Saya tidak tahu apa arti dari Atman adalah Brahman, kalau bisa diberikan pengertiannya, pak hud... thanxs.
Ketika perkataan "saya sudah disalibkan ..." dikatakan eksistensial sama dengan pengalaman nibbana. IMO (in my opininion), hal ini masih interpretatif.

Mungkin salah satu hal yang sedang menggemparkan bagi umat nasrani adalah TERSIARNYA SURAT SURAT DARI ORANG YANG DIANGGAP SUDAH SETARA DENGAN SANTO (ORANG SUCI) UMAT NASRANI pada jaman sekarang ini yaitu MOTHER THERESA, bagaimana dari surat surat beliau kepada kolega-nya pada tahun tahun terakhir menggambarkan bagaimana perasaan seorang MOTHER THERESA bagaikan kehilangan TUHAN dalam dirinya sendiri.
(topik ini boleh di seach di search engine, dan kelihatannya dapat dipertanggungjawabkan keabsahan surat suratnya).
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: K.K. on 01 August 2008, 09:00:59 AM
dilbert,

Mengenai Maha Parinibbana Sutta, dibahas di:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3718.60.html

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 01 August 2008, 05:11:22 PM
dilbert,

Mengenai Maha Parinibbana Sutta, dibahas di:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3718.60.html



sdr.Kainyn...

saya quote kembali quote-nya pak hud di link yang anda katakan...

Yang saya baca lain sekali dengan yang Anda katakan:
"61. And the Blessed One spoke, saying: "In whatsoever Dhamma and Discipline, Subhadda, there is not found the Noble Eightfold Path, neither is there found a true ascetic of the first, second, third, or fourth degree of saintliness. But in whatsoever Dhamma and Discipline there is found the Noble Eightfold Path, there is found a true ascetic of the first, second, third, and fourth degrees of saintliness.54 Now in this Dhamma and Discipline, Subhadda, is found the Noble Eightfold Path; and in it alone are also found true ascetics of the first, second, third, and fourth degrees of saintliness. Devoid of true ascetics are the systems of other teachers. But if, Subhadda, the bhikkhus live righteously, the world will not be destitute of arahats."

Saya terjemahkan bebas: [konon] Sang Buddha bersabda: "Di dalam ajaran yang tidak mengandung JMB-8, tidak ada orang suci (tidak ada pembebasan). Tetapi, di dalam ajaran yang mengandung JMB-8, terdapat pembebasan. Nah, di dalam ajaranku ini ada JMB-8, maka hanya di situ satu-satunya terdapat pembebasan. Tidak ada pembebasan dalam ajaran guru-guru lain. ..." Apakah masih kurang jelas maksudnya? ... Itulah sebabnya saya sama sekali tidak percaya bahwa kata-kata itu berasal dari mulut Sang Buddha.[/
b]

pada kata kata DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHER TEACHERS, di-terjemahkan sebagai TIDAK ADA PEMBEBASAN DALAM AJARAN GURU GURU LAIN. Inilah yang mengacaukan keseluruhan penterjemahan.

Terjemahan yang saya kutip adalah berdasarkan
MAHA PARINIBBANA SUTTA
Sumber: Maha Parinibbana Sutta
Editor : Pandita Pannasiri, Disempurnakan : Cornelis Wowor, MA

27. "Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.
    Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat.



Jika terjemahan dibaca menurut yang ditulis oleh pak hud, memang artinya adalah bahwa ajaran guru guru lain tidak terdapat pembebasan, tetapi kalau melihat pada terjemahan oleh Pandita Pannasari dan disempurnakan oleh Pak Cornelis Wowor, seharusnya pengertiannya tidak seperti itu.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: K.K. on 01 August 2008, 06:52:00 PM
dilbert,

Ya, memang itu banyak beda terjemahan. Terjemahan Pandita Pannasiri itu memang saya lebih setuju. Untuk yang Bahasa Inggris, saya tidak tahu itu diterjemahkan oleh siapa, tetapi memang kata2 "devoid of true ascetics are the systems of other teachers ("sistem guru lain adalah tanpa pertapa sejati") terkesan mendiskriminasikan satu sistem ajaran.
Tapi kembali lagi itu hanya penafsiran dan penerjemahan saja, bukan hal yang terlalu signifikan.

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 02 August 2008, 11:25:00 AM
Saya tidak tahu apa arti dari Atman adalah Brahman, kalau bisa diberikan pengertiannya, pak hud... thanxs.
Ketika perkataan "saya sudah disalibkan ..." dikatakan eksistensial sama dengan pengalaman nibbana. IMO (in my opininion), hal ini masih interpretatif.

Di dalam Hinduisme, ketika 'moksha' dicapai dan atman disdari identik dengan brahman (istilah lain dari 'tathagata-garbha', 'dharmakaya' dsb), maka si aku (atta, ahamkara/Hindu) lenyap. Lenyapnya si aku ini yang penting, karena hal itu menunjukkan pengalaman eksistensial yang sama. Jadi pengalaman itu sama saja di Buddhisme dan Hinduisme.

"Saya sudah disalibkan" adalah interpretasi dari pengalaman lenyapnya aku dilihat dari paradigma pemikiran Keristen. Interpretasinya berbeda, tapi pengalamannya (lenyapnya aku) sama.


Quote
Mungkin salah satu hal yang sedang menggemparkan bagi umat nasrani adalah TERSIARNYA SURAT SURAT DARI ORANG YANG DIANGGAP SUDAH SETARA DENGAN SANTO (ORANG SUCI) UMAT NASRANI pada jaman sekarang ini yaitu MOTHER THERESA, bagaimana dari surat surat beliau kepada kolega-nya pada tahun tahun terakhir menggambarkan bagaimana perasaan seorang MOTHER THERESA bagaikan kehilangan TUHAN dalam dirinya sendiri.
(topik ini boleh di seach di search engine, dan kelihatannya dapat dipertanggungjawabkan keabsahan surat suratnya).

Dalam perjalanan spiritual seorang Keristen, ia mengalami saat-saat 'gersang' dan "gelap' di mana Tuhan seakan-akan meninggalkan dirinya. St. Yohanes dari Salib menamakan saat-saat ini sebagai "malam gelap gulita jiwa". ... Ini belum akhir perjalanan. Pada akhir perjalanan--sebagai dituturkan oleh Bernadette Roberts--diri/si aku ini runtuh, dan Tuhan pun runtuh. Tidak ada lagi yang meninggalkan dan yang merasa ditinggalkan.

"Malam gelap gulita jiwa" dari perjalanan spiritual Keristen itu dapat dibandingkan dengan 'nibbida-nyana' dan 'adinava-nyana' dalam perjalanan meditasi vipassana.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 02 August 2008, 12:27:03 PM
RAUNGAN SANG SINGA

    27. "Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.
    Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat.
    Subhadda, sejak kami berumur duapuluh sembilan tahun, kami telah meninggalkan kehidupan duniawi untuk mencari kebaikan. Subhadda, kini telah lewat limapuluh satu tahun, dan sepanjang waktu itu, kami telah berkelana dalam suasana kebajikan dan kebenaran, waktu itu di luar tidak ada manusia suci. Juga tidak dari tingkat kedua, ketiga ataupun tingkat kesucian keempat. Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati.  Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat."


Dari kutipan Mahaparinibbana sutta di atas, Buddha tidak menyatakan ajaran guru lain tidak mengandung "pembebasan". Buddha tidak menyatakan bahwa hanya eksklusif ajarannya yang mengandung "pembebasan", tetapi lebih dicantumkan syarat syarat ajaran mana saja yang mengandung pembebasan, bukan dari siapa yang mengajarkannnya yaitu AJARAN YANG MEMILIKI JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN. Sepertinya pak hud interpretatif dalam hal ini yang mengartikan apa yang dikatakan dalam MAHAPARINIBBANA SUTTA bahwa BUDDHA menyatakan AJARAN LAIN di LUAR AJARAN BUDDHA tidak terdapat pembebasan.

Hati-hati, ada usaha pemalsuan Mahaparinibbana-sutta dalam kutipan di atas, entah siapa yang menulis itu. Coba bandingkan kalimat yang saya bold merah dengan terjemahan bahasa Inggris: "Devoid of true ascetics are the systems of other teachers," atau terjemahan lain yang isinya sama, "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives." Dalam terjemahan Indonesia itu menyelip masuk--disengaja atau tidak--"Jalan Mulia Berunsur Delapan" ke dalam kalimat itu.

Yang jelas secara eksplisit "Buddha" bilang, "Ajaran guru-guru lain tidak mengandung pembebasan" ("Su~n~naa parappavaadaa sama.nehi a~n~ne."). Pernyataan itu jelas-jelas ada.

Kalau dikatakan sebelumnya, bahwa JMB-8 merupakan "syarat" untuk pembebasan, sekarang lihat, di dunia ini ajaran mana saja yang mengandung "syarat-syarat" itu (JMB-8)? Cuma Buddhisme saja, kan.

Silogisme logika paragraf tersebut adalah sbb:
- Dalam ajaran manapun yang tidak mengandung X tidak ada pembebasan;
- Dalam ajaran manapun yang mengandung X ada pembebasan;
- Ajaranku ini mengandung X, jadi ada pembebasan;
- Ajaran guru-guru lain tidak mengandung pembebasan.

Pada dasarnya, paragraf itu tidak lebih daripada cara halus untuk mengatakan bahwa hanya di dalam ajaran Buddha saja ada pembebasan. Itu saya tidak percaya datang dari mulut Sang Buddha.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 02 August 2008, 11:09:38 PM
RAUNGAN SANG SINGA

    27. "Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.
    Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat.
    Subhadda, sejak kami berumur duapuluh sembilan tahun, kami telah meninggalkan kehidupan duniawi untuk mencari kebaikan. Subhadda, kini telah lewat limapuluh satu tahun, dan sepanjang waktu itu, kami telah berkelana dalam suasana kebajikan dan kebenaran, waktu itu di luar tidak ada manusia suci. Juga tidak dari tingkat kedua, ketiga ataupun tingkat kesucian keempat. Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati.  Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat."


Dari kutipan Mahaparinibbana sutta di atas, Buddha tidak menyatakan ajaran guru lain tidak mengandung "pembebasan". Buddha tidak menyatakan bahwa hanya eksklusif ajarannya yang mengandung "pembebasan", tetapi lebih dicantumkan syarat syarat ajaran mana saja yang mengandung pembebasan, bukan dari siapa yang mengajarkannnya yaitu AJARAN YANG MEMILIKI JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN. Sepertinya pak hud interpretatif dalam hal ini yang mengartikan apa yang dikatakan dalam MAHAPARINIBBANA SUTTA bahwa BUDDHA menyatakan AJARAN LAIN di LUAR AJARAN BUDDHA tidak terdapat pembebasan.

Hati-hati, ada usaha pemalsuan Mahaparinibbana-sutta dalam kutipan di atas, entah siapa yang menulis itu. Coba bandingkan kalimat yang saya bold merah dengan terjemahan bahasa Inggris: "Devoid of true ascetics are the systems of other teachers," atau terjemahan lain yang isinya sama, "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives." Dalam terjemahan Indonesia itu menyelip masuk--disengaja atau tidak--"Jalan Mulia Berunsur Delapan" ke dalam kalimat itu.

Yang jelas secara eksplisit "Buddha" bilang, "Ajaran guru-guru lain tidak mengandung pembebasan" ("Su~n~naa parappavaadaa sama.nehi a~n~ne."). Pernyataan itu jelas-jelas ada.

Kalau dikatakan sebelumnya, bahwa JMB-8 merupakan "syarat" untuk pembebasan, sekarang lihat, di dunia ini ajaran mana saja yang mengandung "syarat-syarat" itu (JMB-8)? Cuma Buddhisme saja, kan.

Silogisme logika paragraf tersebut adalah sbb:
- Dalam ajaran manapun yang tidak mengandung X tidak ada pembebasan;
- Dalam ajaran manapun yang mengandung X ada pembebasan;
- Ajaranku ini mengandung X, jadi ada pembebasan;
- Ajaran guru-guru lain tidak mengandung pembebasan.

Pada dasarnya, paragraf itu tidak lebih daripada cara halus untuk mengatakan bahwa hanya di dalam ajaran Buddha saja ada pembebasan. Itu saya tidak percaya datang dari mulut Sang Buddha.

Salam,
hudoyo

darimana pak hud, terjemahkan
"DEVOID OF TRUE ASCETICS are the systems of other teachers" sebagai ajaran guru lain tidak terdapat pembebasan.

Sumber terjemahan DEVOID OF menurut Collins Essential English Dictionary 2nd Edition 2006 © HarperCollins Publishers 2004, 2006 adalah
devoid
Adjective
devoid of = completely lacking in a particular quality

Jadi DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHER TEACHERS harusnya diterjemahkan sebagai Pertapa yang tidak sejati (tidak memiliki kualitas sebagaimana seorang pertapa sejati / brahmana sejati) adalah sistem yang diajarkan oleh guru lain.

Secara logika tentunya, jika ternyata ada guru yang bisa memberikan pengajaran kepada murid muridnya sehingga mencapai kualitas pertapa sejati (dalam hal ini yang bisa menuntun pada jalan / magga) seharusnya terdapat pembebasan.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 03 August 2008, 12:11:50 AM
darimana pak hud, terjemahkan
"DEVOID OF TRUE ASCETICS are the systems of other teachers" sebagai ajaran guru lain tidak terdapat pembebasan.
Sumber terjemahan DEVOID OF menurut Collins Essential English Dictionary 2nd Edition 2006 © HarperCollins Publishers 2004, 2006 adalah
devoid
Adjective
devoid of = completely lacking in a particular quality
Jadi DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHER TEACHERS harusnya diterjemahkan sebagai Pertapa yang tidak sejati (tidak memiliki kualitas sebagaimana seorang pertapa sejati / brahmana sejati) adalah sistem yang diajarkan oleh guru lain.
Secara logika tentunya, jika ternyata ada guru yang bisa memberikan pengajaran kepada murid muridnya sehingga mencapai kualitas pertapa sejati (dalam hal ini yang bisa menuntun pada jalan / magga) seharusnya terdapat pembebasan.

hehe ... :)) Rekan Dilbert, Anda harus belajar bahasa Inggris lagi. :)

Susunan kalimat (a) "Devoid of true ascetics are the systems of other teachers" memang tidak lazim dalam tatabahasa Inggris, tapi tidak salah. Susunan yang lazim dari kalimat itu adalah (b) "The systems of other teachers are devoid of true ascetics."

Baik dalam kalimat (a) maupun dalam kalimat (b), subyeknya tetap, yaitu "the systems of other teachers" dan predikatnya "devoid of true ascetics".

Pembalikan yang tidak lazim itu dipakai untuk lebih MENEKANKAN 'devoid of true ascetics' daripada 'the systems of other teachers'.

Bandingkan dengan terjemahan lain yang sama maknanya: "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives" yang juga saya tampilkan.

Kalau diterjemahkan seperti Anda terjemahkan: "Pertapa yang tidak sejati adalah sistem yang diajarkan oleh guru lain", malah aneh.

Analogi dalam bahasa Indonesia: ada kalimat "ia sangat marah", bisa dikatakan: "sangat marah ia", kalau orang mau menekankan 'sangat marah'.

Susunan yang sama dalam bahasa Inggris: ada kalimat "his mind is very confused", bisa dikatakan: "Very confused is his mind", kalau orang mau menekankan 'very confused'.

Pembalikan posisi subyek dan predikat seperti itu sering dipakai dalam percakapan sehari-hari, atau dalam bahasa susastra.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 03 August 2008, 12:18:09 AM
darimana pak hud, terjemahkan
"DEVOID OF TRUE ASCETICS are the systems of other teachers" sebagai ajaran guru lain tidak terdapat pembebasan.
Sumber terjemahan DEVOID OF menurut Collins Essential English Dictionary 2nd Edition 2006 © HarperCollins Publishers 2004, 2006 adalah
devoid
Adjective
devoid of = completely lacking in a particular quality
Jadi DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHER TEACHERS harusnya diterjemahkan sebagai Pertapa yang tidak sejati (tidak memiliki kualitas sebagaimana seorang pertapa sejati / brahmana sejati) adalah sistem yang diajarkan oleh guru lain.
Secara logika tentunya, jika ternyata ada guru yang bisa memberikan pengajaran kepada murid muridnya sehingga mencapai kualitas pertapa sejati (dalam hal ini yang bisa menuntun pada jalan / magga) seharusnya terdapat pembebasan.

hehe ... :)) Rekan Dilbert, Anda harus belajar bahasa Inggris lagi. :)

Susunan kalimat (a) "Devoid of true ascetics are the systems of other teachers" memang tidak lazim dalam tatabahasa Inggris, tapi tidak salah. Susunan yang lazim dari kalimat itu adalah (b) "The systems of other teachers are devoid of true ascetics."

Baik dalam kalimat (a) maupun dalam kalimat (b), subyeknya tetap, yaitu "the systems of other teachers" dan predikatnya "devoid of true ascetics".

Pembalikan yang tidak lazim itu dipakai untuk lebih MENEKANKAN 'devoid of true ascetics' daripada 'the systems of other teachers'.

Bandingkan dengan terjemahan lain yang sama maknanya: "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives" yang juga saya tampilkan.

Kalau diterjemahkan seperti Anda terjemahkan: "Pertapa yang tidak sejati adalah sistem yang diajarkan oleh guru lain", malah aneh.

Analogi dalam bahasa Indonesia: ada kalimat "ia sangat marah", bisa dikatakan: "sangat marah ia", kalau orang mau menekankan 'sangat marah'.

Salam,
hudoyo

ketika pak hud membalikkan kalimat tersebut, memang artinya jadi lain... tadinya pak hud menyatakan ada usaha pemalsuan jika dilihat dari terjemahan bahasa indonesia, lantas saya cari link yang langsung bahasa inggrisnya... ternyata sama seperti yang pak hud quote, yaitu

DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHERS TEACHERS...

Lantas pak hud kembali membalikkan menjadi THE SYSTEMS OF OTHERS TEACHERS ARE DEVOID OF TRUE ASCETICS.

saya rasa terjemahan dari mahaparinibbana sutta ini berasal dari The PALI SOCIETY, yang nyusun orang orang bule yang ngerti bahasa inggris. jika memang seharusnya yang ditulis adalah THE SYSTEMS OF OTHER TEACHERS ARE DEVOID OF TRUE ASCETICS, mengapa harus dibalik ?

Karena memang artinya adalah bahwa sistem yang  mengajarkan untuk menjadi pertapa sejati, tidak diajarkan oleh guru lain... TENTUNYA KONTEKS-nya adalah pada saat itu.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 03 August 2008, 12:27:01 AM
ketika pak hud membalikkan kalimat tersebut, memang artinya jadi lain... tadinya pak hud menyatakan ada usaha pemalsuan jika dilihat dari terjemahan bahasa indonesia,

Yang saya sebut "pemalsuan terjemahan" adalah ini:

Inggris: "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives."
Indonesia (Pannasiri): "Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati."

Sisipan yang saya beri bold itulah yang saya maksud dengan "pemalsuan terjemahan".


Quote
lantas saya cari link yang langsung bahasa inggrisnya... ternyata sama seperti yang pak hud quote, yaitu

DEVOID OF TRUE ASCETICS ARE THE SYSTEMS OF OTHERS TEACHERS...

Lantas pak hud kembali membalikkan menjadi THE SYSTEMS OF OTHERS TEACHERS ARE DEVOID OF TRUE ASCETICS.
ini jelas jelas beda pak hud. dimana subjek menjadi objek, objek menjadi subjek.

yang gak bisa bahasa inggris saya atau pak hud ??

Rekan Dilbert, saya angkat tangan. ... Tanyakan saja kepada guru bahasa Inggris Anda, yang tidak mengerti makna kalimat itu Anda atau saya. Sampai di sini saja, tidak perlu diperpanjang.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 03 August 2008, 01:15:02 AM
http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.16.0.wlsh.html

5.27. "Dalam Dhamma dan disiplin apapun dimana tidak ditemukan Jalan Mulia berfaktor delapan, tidak akan ditemukan pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.81 Tetapi pertapa demikian, tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat dapat ditemukan dalam Dhamma dan disiplin Jalan Mulia berfaktor delapan. Sekarang, Subhadda, dalam Dhamma dan disiplin ini Jalan Mulia berfaktor delapan ditemukan, dan di dalamnya dapat ditemukan pertapa-pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dalam aliran-aliran lainnya tidak ada pertapa-pertapa [sejati]; tetapi jika di dalam yang satu ini para bhikkhu hidup menjalani kehidupan sempurna, dunia ini tidak akan kekurangan Arahat
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 03 August 2008, 01:46:54 AM
Nah, itulah:

http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.16.0.wlsh.html

5.27. "Dalam Dhamma dan disiplin apapun dimana tidak ditemukan Jalan Mulia berfaktor delapan, tidak akan ditemukan pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.81 Tetapi pertapa demikian, tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat dapat ditemukan dalam Dhamma dan disiplin Jalan Mulia berfaktor delapan. Sekarang, Subhadda, dalam Dhamma dan disiplin ini Jalan Mulia berfaktor delapan ditemukan, dan di dalamnya dapat ditemukan pertapa-pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dalam aliran-aliran lainnya tidak ada pertapa-pertapa [sejati];  tetapi jika di dalam yang satu ini para bhikkhu hidup menjalani kehidupan sempurna, dunia ini tidak akan kekurangan Arahat

Itulah yang saya anggap bukan berasal dari mulut Sang Buddha.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 03 August 2008, 07:56:46 AM
Pak bisa jadi khan kata2 itu dari pengalaman sang Buddha ketika beliau mencari cara2 untuk melenyapkan dukkha dia tidak menemukan di pertapa2 lain, beliau khan sebelum menemukannya sendiri belajar dulu ke pertapa2 lain khan?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 03 August 2008, 08:30:32 AM
Pak bisa jadi khan kata2 itu dari pengalaman sang Buddha ketika beliau mencari cara2 untuk melenyapkan dukkha dia tidak menemukan di pertapa2 lain, beliau khan sebelum menemukannya sendiri belajar dulu ke pertapa2 lain khan?

Memang bisa, Rekan Ryu. ... Tapi melihat konteks di mana ucapan itu dilontarkan, hampir dapat dipastikan bukan itu maksud Sang Buddha berkata begitu. ... Sang Buddha tidak sedang menceritakan sejarah masa lampau ketika belum menjadi Buddha. Alih-alih, beliau mengkhotbahkan Dhamma, yang bersifat universal.

Konteksnya adalah demikian: Subhadda, bhikkhu terakhir yang ditahbiskan Sang Buddha, bertanya, apakah pembebasan terdapat dalam ajaran keenam guru spiritual lain yang ada pada zaman Sang Buddha. Sang Buddha menjawab:

"Cukup, Subhadda. Jangan hiraukan apakah ada atau tidak di antara keenam guru spiritual itu yang mencapai pembebasan. Saya akan mengajarkan Dhamma. Dengarkan baik-baik." ... Lalu, konon Sang Buddha mengkhotbahkan 'aum singa' yang bersifat eksklusif dan saya permasalahkan itu.

Dengan demikian, jelas bahwa Sang Buddha membuat pernyatan normatif yang bersifat umum, berlaku untuk setiap guru spiritual kapan saja dan di mana saja, bukan terbatas pada guru-guru spiritual yang ada pada zaman itu saja. Itulah yang tidak dapat saya terima.

Saya menghargai pertanyaan Anda, Rekan Ryu. Ternyata Anda berpikir secara kritis, tidak menelan begitu saja uraian saya. Dan yang penting, Anda serius mau belajar, bukan ngejunk. :)

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 03 August 2008, 08:38:28 AM
hmmm sy orangnya bisa berubah2 kok pak kakakak, kadang2 ngejunk hehehehe
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 03 August 2008, 08:44:56 AM
Anumodana Ryu gak pernah ngejunk saya. :)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 03 August 2008, 08:46:38 AM

Bagaimana dengan konteks bahwa tidak akan ada ajaran 2 sammasambuddha pada saat bersamaan ?

Apakah ini berlaku ? atau hanya interpretatif umat buddha sendiri ?

Jika memang TIDAK AKAN ADA AJARAN 2 SAMMASAMBUDDHA PADA SAAT BERSAMAAN, maka pernyataan bahwa di luar ajaran buddha pada jaman sekarang ini, seharusnya tidak terdapat jalan seperti delapan jalan utama yang menuntun pada pembebasan. Ketika terdapat ajaran yang menuntun pada jalan pembebasan (mencapai ke buddha an), bukankah berarti itu juga ajaran BUDDHA ?

pak hud, saya kira kita sedang berdiskusi tentang konteks bukan essensi bagaimana mencapai kebuddhaan dengan meditasi tertentu yang harus "melepaskan" semua konteks. Tetapi berdasarkan realita apakah hanya jalan mulia beruas 8 yang dapat menuntun pada pembebasan ? Pernyataan ini lantas kemudian menuntun pada pertanyaan berikutnya tentang keabsahan pernyataan Buddha dalam Mahaparinibbana sutta tentang ajaran guru lain ?
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 03 August 2008, 08:49:58 AM
Bagaimana dengan konteks bahwa tidak akan ada ajaran 2 sammasambuddha pada saat bersamaan ?

Ini juga, saya tidak percaya ide seperti itu ...

Samma-sambuddha = orang yang mencapai pembebasan tanpa belajar dari orang lain yang telah bebas, lalu mengajarkan kebenaran itu.
Tidak ada alasan mengapa tidak mungkin ada dua atau lebih samma-sambuddha pada satu zaman. ... Aneh, mengapa adanya seorang buddha menghalangi munculnya buddha-buddha yang lain pada zaman yang sama? Tidak masuk akal.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 03 August 2008, 09:44:11 AM

Bagaimana dengan konteks bahwa tidak akan ada ajaran 2 sammasambuddha pada saat bersamaan ?

Apakah ini berlaku ? atau hanya interpretatif umat buddha sendiri ?

Jika memang TIDAK AKAN ADA AJARAN 2 SAMMASAMBUDDHA PADA SAAT BERSAMAAN, maka pernyataan bahwa di luar ajaran buddha pada jaman sekarang ini, seharusnya tidak terdapat jalan seperti delapan jalan utama yang menuntun pada pembebasan. Ketika terdapat ajaran yang menuntun pada jalan pembebasan (mencapai ke buddha an), bukankah berarti itu juga ajaran BUDDHA ?

pak hud, saya kira kita sedang berdiskusi tentang konteks bukan essensi bagaimana mencapai kebuddhaan dengan meditasi tertentu yang harus "melepaskan" semua konteks. Tetapi berdasarkan realita apakah hanya jalan mulia beruas 8 yang dapat menuntun pada pembebasan ? Pernyataan ini lantas kemudian menuntun pada pertanyaan berikutnya tentang keabsahan pernyataan Buddha dalam Mahaparinibbana sutta tentang ajaran guru lain ?

Oh, isinya bertambah banyak ... :)

Menurut hemat saya:

(1) sammasambuddha = orang yg mencapai pembebasan tanpa melalui orang lain dan kemudian mengajarkan kebenaran itu;
(2) kebenaran yang ditemukannya = sifat kehidupan yang tidak memuaskan, yang sebabnya adalah si aku, dan lenyapnya si aku;
(3) kebenaran itu bisa dirumuskan sebagai 4KM/JMB-8 (dalam hal ini oleh Buddha Gautama), tapi bisa juga dirumuskan dengan cara lain di luar 4KM/JMB-8;
(4) tidak ada alasan bahwa tidak mungkin muncul orang-orang lain yang mencapai pembebasan yang memenuhi syarat #1 pada zaman yang sama dengan buddha gautama yang sudah ada lebih dulu; dengan kata lain, di luar ajaran Buddha Gautama, orang tidak tertutup kemungkinan mencapai pembebasan tanpa melalui ajaran Buddha Gautama, lalu mengajarkannya; dengan kata lain, menjadi "buddha" pula.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 03 August 2008, 10:06:34 AM
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Suchamda on 03 August 2008, 10:40:08 AM
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ryu on 03 August 2008, 10:44:07 AM
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.

Yap, mau ngomong gitu tapi ga kesampean, kakakak dah di wakilin dah hehehehe :)
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: Suchamda on 03 August 2008, 10:55:38 AM
Yap, mau ngomong gitu tapi ga kesampean, kakakak dah di wakilin dah hehehehe :)

Terimakasih Ryu sudah mengingatkan saya. _/\_

 :lotus:
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 03 August 2008, 01:37:32 PM
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.

Ryu sudah melihat ... Ryu sudah melihat ... sadhu ... sadhu ... sadhu ... ^:)^
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 05 August 2008, 12:25:48 PM

Bagaimana dengan konteks bahwa tidak akan ada ajaran 2 sammasambuddha pada saat bersamaan ?

Apakah ini berlaku ? atau hanya interpretatif umat buddha sendiri ?

Jika memang TIDAK AKAN ADA AJARAN 2 SAMMASAMBUDDHA PADA SAAT BERSAMAAN, maka pernyataan bahwa di luar ajaran buddha pada jaman sekarang ini, seharusnya tidak terdapat jalan seperti delapan jalan utama yang menuntun pada pembebasan. Ketika terdapat ajaran yang menuntun pada jalan pembebasan (mencapai ke buddha an), bukankah berarti itu juga ajaran BUDDHA ?

pak hud, saya kira kita sedang berdiskusi tentang konteks bukan essensi bagaimana mencapai kebuddhaan dengan meditasi tertentu yang harus "melepaskan" semua konteks. Tetapi berdasarkan realita apakah hanya jalan mulia beruas 8 yang dapat menuntun pada pembebasan ? Pernyataan ini lantas kemudian menuntun pada pertanyaan berikutnya tentang keabsahan pernyataan Buddha dalam Mahaparinibbana sutta tentang ajaran guru lain ?

Oh, isinya bertambah banyak ... :)

Menurut hemat saya:

(1) sammasambuddha = orang yg mencapai pembebasan tanpa melalui orang lain dan kemudian mengajarkan kebenaran itu;
(2) kebenaran yang ditemukannya = sifat kehidupan yang tidak memuaskan, yang sebabnya adalah si aku, dan lenyapnya si aku;
(3) kebenaran itu bisa dirumuskan sebagai 4KM/JMB-8 (dalam hal ini oleh Buddha Gautama), tapi bisa juga dirumuskan dengan cara lain di luar 4KM/JMB-8;
(4) tidak ada alasan bahwa tidak mungkin muncul orang-orang lain yang mencapai pembebasan yang memenuhi syarat #1 pada zaman yang sama dengan buddha gautama yang sudah ada lebih dulu; dengan kata lain, di luar ajaran Buddha Gautama, orang tidak tertutup kemungkinan mencapai pembebasan tanpa melalui ajaran Buddha Gautama, lalu mengajarkannya; dengan kata lain, menjadi "buddha" pula.

Salam,
hudoyo

lho... kalau jalur mencapai pembebasan tanpa adanya ajaran sammasambuddha lewat jalur pacceka buddha. Tetapi seharusnya seorang pacceka buddha hadir ketika tidak adanya ajaran buddha. secara logika kualitas seorang sammasambuddha tentunya diatas pacceka buddha dan savaka buddha, berikut seperti saya kutip dari BUDDHAVAMSA

(1)Sammà-Sambodhi: Pencerahan berupa empat pengetahuan Pandangan Cerah mengenai Jalan yang disertai kemahatahuan. Empat pengetahuan mengenai Jalan adalah pemahaman atas Empat Kebenaran Mulia oleh diri sendiri tanpa bantuan guru, dan memiliki kekuatan untuk melenyapkan kotoran batin, juga kebiasaan-kebiasaan (vàsanà) dari kehidupan-kehidupan sebelumnya; Kemahatahuan adalah pemahaman atas semua prinsip yang perlu diketahui. Manusia mulia yang memiliki keinginan baik yang kuat untuk mencapai Sammà-Sambodhi disebut Sammà-Sambodhisatta, “Bakal Buddha Sempurna.”
(2) Pacceka-Bodhi: Pencerahan berupa empat pengetahuan Pandangan Cerah mengenai Jalan, yaitu pemahaman atas Empat Kebenaran Mulia oleh diri sendiri tanpa bantuan guru. Manusia mulia yang memiliki keinginan baik yang kuat untuk mencapai Pacceka-Bodhi disebut Pacceka-Bodhisatta, “Bakal Pacceka Buddha.”
(3) Sàvaka-Bodhi: Pencerahan berupa empat pengetahuan Pandangan Cerah mengenai Jalan, yaitu pemahaman atas Empat Kebenaran Mulia oleh diri sendiri dengan bantuan guru. Manusia mulia yang memiliki keinginan baik yang kuat untuk mencapai Sàvaka-Bodhi disebut Sàvaka-Bodhisatta, “Bakal Siswa Buddha.”

salah satu kualitas terbaik dari seorang sammasambuddha adalah PEMAHAMAN ATAS SEMUA PRINSIP YANG PERLU DIKETAHUI. ini sangat penting supaya bisa menurunkan ajaran. Banyak orang yang sekolah dan lulus, tetapi untuk bisa mengajar dengan baik, tentunya berbeda dengan hanya sekedar bisa lulus saja. Demikian juga dengan pencapaian kebuddhaan. Seorang SAVAKA BUDDHA saja jarang untuk bisa memberikan ajaran, kecuali AGGASAVAKA (SISWA UTAMA) seperti SARIPUTRA DAN MOGALLANA. Tetapi untuk mencapai kualitas seorang AGGASAVAKA, Sariputra dan MOgallana harus kembali mengarungi kehidupan selama 100 ribu kappa untuk melengkapi parami dan kebijaksanannya untuk nantinya bisa mendapatkan posisi sebagai AGGASAVAKA dari seorang sammasambuddha.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hudoyo on 05 August 2008, 01:33:49 PM
lho... kalau jalur mencapai pembebasan tanpa adanya ajaran sammasambuddha lewat jalur pacceka buddha. Tetapi seharusnya seorang pacceka buddha hadir ketika tidak adanya ajaran buddha. secara logika kualitas seorang sammasambuddha tentunya diatas pacceka buddha dan savaka buddha, berikut seperti saya kutip dari BUDDHAVAMSA
[...]

Terima kasih, Rekan Dilbert, atas uraiannya yang panjang lebar. ... Sekitar empat puluh tahun lalu saya pernah juga mempelajari apa yang Anda uraikan itu ... tapi sekarang saya tidak menganutnya lagi. ... :)

Sekarang saya tidak mau memusingkan kepala dengan masalah apa itu 'samma-sambuddha', 'pacceka-buddha' dan 'savaka-buddha'. ... Saya rasa, "ketiga jenis" orang tercerahkan itu sendiri juga tidak memusingkan kepala apakah mereka termasuk yang ini atau yang itu ... karena mereka sudah tidak punya aku lagi yang bisa digolong-golongkan seperti itu. ...

Salah satu konsekuensi dari ajaran itu adalah seperti yang Anda tulis: "Tetapi seharusnya seorang pacceka buddha hadir ketika tidak adanya ajaran buddha." Kesimpulan seperti itulah yang membuka mata saya dan membuat saya menolak ajaran 'tiga jenis buddha' itu.

Sekali lagi saya ringkaskan pandangan saya yang sudah saya posting-kan sebelum ini, dengan perubahan sedikit:

(1) Ada orang yg mencapai pembebasan tanpa berguru kepada orang lain dan kemudian mengajarkan kebenaran itu;
(2) kebenaran yang ditemukannya = sifat kehidupan yang tidak memuaskan, yang sebabnya adalah si aku, dan kebenaran itu hanya bisa muncul dengan lenyapnya si aku;
(3) kebenaran itu bisa dirumuskan sebagai 4KM/JMB-8 (dalam hal ini oleh Buddha Gautama), tapi bisa juga dirumuskan dengan cara lain di luar 4KM/JMB-8;
(4) tidak ada alasan bahwa tidak mungkin muncul orang-orang lain yang mencapai pembebasan yang memenuhi syarat #1 pada zaman yang sama dengan buddha gautama yang sudah ada lebih dulu; dengan kata lain, di luar ajaran Buddha Gautama, tidak tertutup kemungkinan bagi orang untuk mencapai pembebasan tanpa melalui ajaran Buddha Gautama, lalu mengajarkannya; dengan kata lain, menjadi "buddha" pula.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: williamhalim on 06 August 2008, 04:51:34 PM
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.

Persamaan Buddha dan kita: sama-sama BISA mencapai pencerahan
Perbedaan Buddha dan kita: Buddha MAU sedangkan kita TIDAK MAU

Pencerahan mirip dengan berhenti merokok:

Tanya: Apakah kamu bisa berhenti merokok?
Jawab: Saya mau, tapi tidak bisa, sulit.
Tanya: Jika saya kasih Rp. 1.000.000.000,- per bulan apakah kamu bisa berhenti merokok?
Jawab: Oh, bisa dong... bisa
Tanya: berarti kamu buakannya 'tidak bisa' berhenti merokok. Kamu BISA, cuman kamu tidak mau saja, buktinya kalo ditawarin duit 1 M perbulan, kamu ternyata bisa toh...

----

Kita (termasuk saya) masih beranggapan hidup ini panjang, perlu dinikmati dan pencerahan besok2 juga bisa, ngapain diburu-buru.... nyante aja, mending pikirin kerjaan dan keluarga. Kita mau, tapi tidak "benar-benar mau", sama dengan mau berhenti merokok, tidak benar2 mau berhenti merokok, akibatnya yah, nggak jadi2 berhenti merokoknya. Sedangkan Buddha menganggap pembebasan adalah suatu 'hal yg mendesak' dan beliau 'berusaha keras' untuk merealisasinya.

Itulah beda Buddha dengan kita.

::
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: HokBen on 06 August 2008, 06:16:12 PM

Sekali lagi saya ringkaskan pandangan saya yang sudah saya posting-kan sebelum ini, dengan perubahan sedikit:

(1) Ada orang yg mencapai pembebasan tanpa berguru kepada orang lain dan kemudian mengajarkan kebenaran itu;
(2) kebenaran yang ditemukannya = sifat kehidupan yang tidak memuaskan, yang sebabnya adalah si aku, dan kebenaran itu hanya bisa muncul dengan lenyapnya si aku;
(3) kebenaran itu bisa dirumuskan sebagai 4KM/JMB-8 (dalam hal ini oleh Buddha Gautama), tapi bisa juga dirumuskan dengan cara lain di luar 4KM/JMB-8;
(4) tidak ada alasan bahwa tidak mungkin muncul orang-orang lain yang mencapai pembebasan yang memenuhi syarat #1 pada zaman yang sama dengan buddha gautama yang sudah ada lebih dulu; dengan kata lain, di luar ajaran Buddha Gautama, tidak tertutup kemungkinan bagi orang untuk mencapai pembebasan tanpa melalui ajaran Buddha Gautama, lalu mengajarkannya; dengan kata lain, menjadi "buddha" pula.

Salam,
hudoyo

Nanya dikit Pak Hud,
kira2 ada ga yah jaman skarang ini yang memenuhi kriteria itu dan bisa disebut "cerah" / menjadi Buddha ?

1. mencapai pembebasan tanpa berguru kepada orang lain dan kemudian mengajarkan kebenaran itu
2. kebenaran yang ditemukannya = sifat kehidupan yang tidak memuaskan, yang sebabnya adalah si aku, dan kebenaran itu hanya bisa muncul dengan lenyapnya si aku;
3. merumuskan kebenaran itu dan mengajarkannya

Thx
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ika_polim on 19 March 2009, 01:04:26 PM
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.

mengutip buku tertentu yang berbicara ttg hal "Impartialitas", yaitu bahwa "We All Share The Same True Nature", mengatakan Samsara = Nibbana.

Jadi, Nibbana itu tidak sejauh dan sesulit yang dibayangkan akal pikir.

Nibbana itu sedemikian nyata , dekat dan menyatunya dgn kita semua sama persis kita melihat Samsara itu adanya.


ika. 

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 19 March 2009, 02:48:55 PM
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.

mengutip buku tertentu yang berbicara ttg hal "Impartialitas", yaitu bahwa "We All Share The Same True Nature", mengatakan Samsara = Nibbana.

Jadi, Nibbana itu tidak sejauh dan sesulit yang dibayangkan akal pikir.

Nibbana itu sedemikian nyata , dekat dan menyatunya dgn kita semua sama persis kita melihat Samsara itu adanya.


ika. 



Ada samsara barulah ada nibbana...
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ika_polim on 21 April 2009, 04:02:58 PM
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.

mengutip buku tertentu yang berbicara ttg hal "Impartialitas", yaitu bahwa "We All Share The Same True Nature", mengatakan Samsara = Nibbana.

Jadi, Nibbana itu tidak sejauh dan sesulit yang dibayangkan akal pikir.

Nibbana itu sedemikian nyata , dekat dan menyatunya dgn kita semua sama persis kita melihat Samsara itu adanya.


ika. 



Ada samsara barulah ada nibbana...

secara realtif bisa dikatakan demikian!

namun secara relatif juga tidak!


ika.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 21 April 2009, 04:46:50 PM
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.

mengutip buku tertentu yang berbicara ttg hal "Impartialitas", yaitu bahwa "We All Share The Same True Nature", mengatakan Samsara = Nibbana.

Jadi, Nibbana itu tidak sejauh dan sesulit yang dibayangkan akal pikir.

Nibbana itu sedemikian nyata , dekat dan menyatunya dgn kita semua sama persis kita melihat Samsara itu adanya.


ika. 



Ada samsara barulah ada nibbana...

secara realtif bisa dikatakan demikian!

namun secara relatif juga tidak!


ika.


ada kalanya tidak membedakan nirvana dan samsara.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ika_polim on 22 April 2009, 10:01:34 AM
Ya saya setuju, Mungkin saja yang menulis tipitaka menganggap sang Buddha sebagai manusia Super, padahal menurut saya lebih hebat mengambil sisi manusianya yang bisa mencapai pencerahan dengan upaya sendiri.

Benar.
Suatu devosi dan kekaguman , bisa membuat persepsi menjadi bias. Selanjutnya akan menjadikan berpikir yang bias. Akhirnya salah arah semuanya. Oleh krn itu, seingat saya, Sang Buddha juga pernah mengkritik orang yg terlalu mengaguminya sehingga salah dalam perbuatannya.

Suatu hari dalam suatu diskusi atau tanya jawab (persisnya saya lupa), dikarenakan kekaguman saya pada Sang Buddha, maka secara spontan saya mengatakan --krg lebihnya--,"Sungguh hebat Guru kita, karena dia adalah manusia yang Luar Biasa, bukan seperti kita2 ini".
Saat itu ada yang membalas dengan kritis, "Saya rasa Sang Buddha adalah manusia biasa seperti kita-kita ini. Kalau dia adalah manusia luarbiasa, maka artinya bhw kita sebagai manusia biasa ini tidak akan pernah mencapai Kebuddhaan. Bila demikian, maka buat apa beliau mengajar kita?"

Dari komentar itu saya menjadi tersadarkan. Betul juga bila kita sudah terpola untuk melihat nibbana itu sebagai "tak tercapai" , maka ya pasti kita tak akan pernah dapat mencapainya. Padahal, problema kita dalam samsara ini, tiada lain adalah pola-pola pemikiran yang salah seperti itu, yang justru harus dihilangkan.

Salam.

mengutip buku tertentu yang berbicara ttg hal "Impartialitas", yaitu bahwa "We All Share The Same True Nature", mengatakan Samsara = Nibbana.

Jadi, Nibbana itu tidak sejauh dan sesulit yang dibayangkan akal pikir.

Nibbana itu sedemikian nyata , dekat dan menyatunya dgn kita semua sama persis kita melihat Samsara itu adanya.


ika. 



Ada samsara barulah ada nibbana...

secara realtif bisa dikatakan demikian!

namun secara relatif juga tidak!


ika.




ada kalanya tidak membedakan nirvana dan samsara.


yes!!!, you've my meaning!

ika.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: hatRed on 22 April 2009, 10:28:03 AM
seperti yg sering om Coedabgf bilang tentang sutta Udana

bahwa segala sesuatu yg berkondisi selalu mempunyai keadaan yg tidak berkondisi.....

seperti Virus pasti akan ada AntiVirusnya.....
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ika_polim on 22 April 2009, 10:41:47 AM
seperti yg sering om Coedabgf bilang tentang sutta Udana

bahwa segala sesuatu yg berkondisi selalu mempunyai keadaan yg tidak berkondisi.....

seperti Virus pasti akan ada AntiVirusnya.....

kalau boleh saya lengkapi bahwa adalah sudah menjadi "rahasia umum" kalau "Everything (on earth) Shares The Same True Nature"!

tinggal bagaimana cara pandang kita masing2 memahami itu dan memanfaatkannya selaras Hukum Alam- apa adanya!


ika.
Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: dilbert on 22 April 2009, 10:51:09 AM
seperti yg sering om Coedabgf bilang tentang sutta Udana

bahwa segala sesuatu yg berkondisi selalu mempunyai keadaan yg tidak berkondisi.....

seperti Virus pasti akan ada AntiVirusnya.....

kalau boleh saya lengkapi bahwa adalah sudah menjadi "rahasia umum" kalau "Everything (on earth) Shares The Same True Nature"!

tinggal bagaimana cara pandang kita masing2 memahami itu dan memanfaatkannya selaras Hukum Alam- apa adanya!


ika.

ada kelahiran pasti ada kematian...

tidak ada kelahiran maka tidak ada kematian...

Title: Re: Pencerahan Langsung/Instan
Post by: ika_polim on 30 April 2009, 04:28:57 PM
seperti yg sering om Coedabgf bilang tentang sutta Udana

bahwa segala sesuatu yg berkondisi selalu mempunyai keadaan yg tidak berkondisi.....

seperti Virus pasti akan ada AntiVirusnya.....

kalau boleh saya lengkapi bahwa adalah sudah menjadi "rahasia umum" kalau "Everything (on earth) Shares The Same True Nature"!

tinggal bagaimana cara pandang kita masing2 memahami itu dan memanfaatkannya selaras Hukum Alam- apa adanya!


ika.

ada kelahiran pasti ada kematian...

tidak ada kelahiran maka tidak ada kematian...



jika anda gemar dgn ungkapan spt itu: coba temukan "rumus" agar sedemikian rupa hadir "suatu tindakan tanpa didahului oleh niat".

ika.