//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia  (Read 81516 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #150 on: 07 January 2010, 12:15:13 PM »
Saya kurang ingat di mana letak persis pernyataan itu tercantum dalam Vinaya. Tapi yang hendak disampaikan memang => "Hanya Sammasambuddha yang berhak mendirikan Sangha".

Kalau tidak ada vinaya seperti itu, sangat riskan untuk berdirinya "Sangha sesat". Coba bayangkan, misalnya ada seorang bhikkhu palsu yang berniat mendirikan sangha seenaknya. Bukankah ini sangat beresiko?

Saya secara pribadi mendukung Ajahn Brahmavamso untuk mendirikan Sangha Bhikkhuni, meski saya menilai tindakan beliau adalah salah di depan Vinaya. Mungkin beliau sudah sadar konsekuensinya, kalau dirinya akan mendapat banyak kecaman karena melawan ketetapan tradisi Theravada. Beliau adalah seorang bhikkhu yang baik. Namun di samping itu, saya sendiri meragukan kelangsungan Sangha Bhikkhuni yang didirikannya itu.

klo aye masih 50-50 dukung ajahn masih nunggu keputusan orang yg berhak memutuskan  ;D ;D ;D

Saya mendukung hanya sebatas pandangan bahwa wanita berhak menjadi bhikkhuni.
Saya menilai Ajahn Brahm bertindak melanggar Vinaya, yang berarti saya melihat dia bersikap salah.

:)

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #151 on: 07 January 2010, 12:15:59 PM »
Quote
Saya secara pribadi mendukung Ajahn Brahmavamso untuk mendirikan Sangha Bhikkhuni. Mungkin beliau sudah sadar konsekuensinya, kalau dirinya akan mendapat banyak kecaman karena melawan ketetapan tradisi Theravada. Beliau adalah seorang bhikkhu yang baik. Namun di samping itu, saya sendiri meragukan kelangsungan Sangha Bhikkhuni yang didirikannya itu.

Masalah kelangsungan sih semua anica, dhamma pun suatu saat punah yg penting ada usaha mempertahankan.

Jika seorang bhikkhu yg bisa berenang melihat seorang wanita disungai akan tenggelam. Apakah dia akan menolongnya atau meneguhkan vinayanya?

Benar. Kalau menurut saya, semakin sering anggota Sangha melakukan pelanggaran Vinaya, maka usia Dhamma akan semakin berkurang. :)

Tergantung bhikkhu itu. Jika mau menolong wanita itu, itu boleh saja. Bhikkhu itu akan dihormati oleh Sangha juga (Sangha Aliran Theravada). Tetapi, perilaku bhikkhu itu harus diberi penegasan sebagai bentuk pelanggaran Vinaya.

Sederhana, bukan?
« Last Edit: 07 January 2010, 12:28:16 PM by upasaka »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #152 on: 07 January 2010, 12:34:23 PM »
sederhana sih tindakannya, tapi penegasan sebagai bentuk pelanggaran adalah aneh dalam kasus diatas dan tidak masuk akal alias tidak sesuai akal sehat. Seakan-akan bhikkhu untuk vinaya, bukan vinaya untuk bhikkhu.
Saya tidak melihat itu sebagai pelanggaran jika jelas alasannya demi sebuah nyawa dan sense of crisisnya. Bahkan seorang arahat bunuh diri pun ataupun kasus pilinda vacca saja bisa dimaklumi karena ada sebab2 logis yang melatar belakanginya padahal secara vinaya bertolak belakang termasuk ananda memperlihatkan kesaktian sebelum meninggal.

« Last Edit: 07 January 2010, 12:36:34 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #153 on: 07 January 2010, 12:38:39 PM »
sederhana sih tindakannya, tapi penegasan sebagai bentuk pelanggaran adalah aneh dalam kasus diatas dan tidak masuk akal alias tidak sesuai akal sehat. Seakan-akan bhikkhu untuk vinaya, bukan vinaya untuk bhikkhu.
Saya tidak melihat itu sebagai pelanggaran jika jelas alasannya demi sebuah nyawa dan sense of crisisnya. Bahkan seorang arahat bunuh diri pun ataupun kasus pilinda vacca saja bisa dimaklumi karena ada sebab2 logis yang melatar belakanginya padahal secara vinaya bertolak belakang termasuk ananda memperlihatkan kesaktian sebelum meninggal.

Ya. Kalau hal ini dikendurkan, sebaiknya besok-besok banyak bhikkhu yang membunuh teroris dengan alasan menolong bangsa yang diancam teror. Setuju? :)

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #154 on: 07 January 2010, 12:55:12 PM »
Bagaimana seandainya, jika yang menjadi objek adalah bhikkhu sendiri yakni menderita penyakit parah yang mengharuskan dirawap inap, dimana bhikkhu tersebut bersentuhan dengan perawat dan dokter wanita dalam hal misalnya penggantian transfusi, dokter ahli satu-satunya untuk operasi adalah wanita. Apakah vinaya tetap dipertahankan pada saat tersebut, sehingga nyawa bhikkhu yang dipertaruhkan ?

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #155 on: 07 January 2010, 12:56:10 PM »

Ya. Kalau hal ini dikendurkan, sebaiknya besok-besok banyak bhikkhu yang membunuh teroris dengan alasan menolong bangsa yang diancam teror. Setuju? :)
kyk film silat aja biksu sholin ikutan perang ;D ;D ;D
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #156 on: 07 January 2010, 12:57:28 PM »
sederhana sih tindakannya, tapi penegasan sebagai bentuk pelanggaran adalah aneh dalam kasus diatas dan tidak masuk akal alias tidak sesuai akal sehat. Seakan-akan bhikkhu untuk vinaya, bukan vinaya untuk bhikkhu.
Saya tidak melihat itu sebagai pelanggaran jika jelas alasannya demi sebuah nyawa dan sense of crisisnya. Bahkan seorang arahat bunuh diri pun ataupun kasus pilinda vacca saja bisa dimaklumi karena ada sebab2 logis yang melatar belakanginya padahal secara vinaya bertolak belakang termasuk ananda memperlihatkan kesaktian sebelum meninggal.

Ya. Kalau hal ini dikendurkan, sebaiknya besok-besok banyak bhikkhu yang membunuh teroris dengan alasan menolong bangsa yang diancam teror. Setuju? :)


Contoh yang bro berikan bukanlah contoh yg relevan karena nyawa dibalas nyawa . Kalau contoh yg saya berikan adalah menolong nyawa tanpa menghilangkan nyawa lainnya. Oleh karena itu sila /vinaya seyogyanya dilihat dengan panna.  

Jika dipukul rata maka YM Ananda juga melanggar vinaya dong?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #157 on: 07 January 2010, 12:59:47 PM »
Bagaimana seandainya, jika yang menjadi objek adalah bhikkhu sendiri yakni menderita penyakit parah yang mengharuskan dirawap inap, dimana bhikkhu tersebut bersentuhan dengan perawat dan dokter wanita dalam hal misalnya penggantian transfusi, dokter ahli satu-satunya untuk operasi adalah wanita. Apakah vinaya tetap dipertahankan pada saat tersebut, sehingga nyawa bhikkhu yang dipertaruhkan ?

untuk kasus ini sudah diantisipasi dalam vinaya, banyak aturan2 dalam vinaya yg mencantumkan kata2 "apabila tidak sakit", sebaiknya kita sudah membaca vinaya sebelum kita berdiskusi mengenai vinaya

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #158 on: 07 January 2010, 01:01:26 PM »
Bagaimana seandainya, jika yang menjadi objek adalah bhikkhu sendiri yakni menderita penyakit parah yang mengharuskan dirawap inap, dimana bhikkhu tersebut bersentuhan dengan perawat dan dokter wanita dalam hal misalnya penggantian transfusi, dokter ahli satu-satunya untuk operasi adalah wanita. Apakah vinaya tetap dipertahankan pada saat tersebut, sehingga nyawa bhikkhu yang dipertaruhkan ?

Pertama, pelanggaran Vinaya ditetapkan karena seorang bhikkhu dengan sadar kalau perilakunya adalah tidak selaras dengan Vinaya. Jika bhikkhu itu sengaja menyentuh perawat wanita, maka itu termasuk pelanggaran Vinaya. Jika disentuh perawat wanita, dan bhikkhu itu tidak memiliki niat untuk bersentuhan, maka itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya.

Kedua, kasus yang Anda sebutkan akan melalui sidang Sangha. Jika Sangha memutuskan tidak ada pelanggaran Vinaya, maka bhikkhu itu bebas dari hukuman. Penetapan oleh sidang Sangha ini tentu saja didasari oleh ketetapan-ketetapan peraturan internal Sangha.

Ketiga, Vinaya dibuat oleh Sang Buddha setelah terjadi pelanggaran pada suatu kasus. Karena itu, banyak orang yang mencari-cari celah untuk bisa terlepas dari Vinaya. Keadaan inilah yang sering diperdebatkan banyak orang, karena masuk dalam wilayah abu-abu (grey area).

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #159 on: 07 January 2010, 01:07:26 PM »
sederhana sih tindakannya, tapi penegasan sebagai bentuk pelanggaran adalah aneh dalam kasus diatas dan tidak masuk akal alias tidak sesuai akal sehat. Seakan-akan bhikkhu untuk vinaya, bukan vinaya untuk bhikkhu.
Saya tidak melihat itu sebagai pelanggaran jika jelas alasannya demi sebuah nyawa dan sense of crisisnya. Bahkan seorang arahat bunuh diri pun ataupun kasus pilinda vacca saja bisa dimaklumi karena ada sebab2 logis yang melatar belakanginya padahal secara vinaya bertolak belakang termasuk ananda memperlihatkan kesaktian sebelum meninggal.

Ya. Kalau hal ini dikendurkan, sebaiknya besok-besok banyak bhikkhu yang membunuh teroris dengan alasan menolong bangsa yang diancam teror. Setuju? :)


Contoh yang bro berikan bukanlah contoh yg relevan karena nyawa dibalas nyawa . Kalau contoh yg saya berikan adalah menolong nyawa tanpa menghilangkan nyawa lainnya. Oleh karena itu sila /vinaya seyogyanya dilihat dengan panna. 

Jika dipukul rata maka YM Ananda juga melanggar vinaya dong?

- YA. Ananda memasuki Parinibbana dengan iddhi. Bukan memamerkan iddhi (kesaktian).
- Bhikkhu Arahanta yang menggorok leher sendiri sebenarnya sedang memakai metode memasuki Parinibbana secara "kasar". Tidak ada penolakan / kebencian terhadap hidup dalam perbuatannya.

Dalam Theravada, yang paling penting adalah pikiran. Seperti yang Sang Buddha ucapkan, bahwa yang paling jahat adalah pikiran jahat; dan yang paling baik adalah pikiran baik. Bukan perbuatan badan jasmani atau ucapan. Karena itu, pikiranlah yang dilihat sebagai mulia atau tidak mulia. Menggorok leher sendiri sebagai mengakhiri hidup (Parinibbana) di mata awam adalah bentuk kekerasan atau praktik keras. Tapi bagi yang memahami keadaan batin yang melandasi perbuatan itu, tentu tidak menilai itu sebagai praktik kekerasan.

Kalau Vinaya dikendurkan sesuai analogi Anda, bisa saja kelak banyak bhikkhu berbaris yang menyediakan jasa penyeberangan sungai bagi para wanita. Mereka semua baik hati loh, mau membantu wanita menyeberangi sungai. Bagaimana menurut Anda?

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #160 on: 07 January 2010, 01:20:54 PM »
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukankah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Bro Indra,
Thank's atas jawabannya, satu setengah bulan yang lalu ada kasus di sebuah vihara, yang oleh pengurus ( katanya berdasarkan vinaya ) wanita tidak boleh bertemu bhikkhu dalam kuti yang yang berpintu kaca walaupun 2 orang atau lebih, dan selalu harus demikian. Jika harus bertemu maka harus ada seorang lelaki. Dan katanya telah dikonfirmasi kebenarannya kepada bhikkhu.

Pada saat tersebut vinaya dibacakan dalam suatu puja bhakti oleh seorang umat sesudah dhammadesana tanpa didampingi seorang bhikkhu yang kompeten dalam vinaya. Sehingga umat menjadi kebingungan karena tidak ada penjelasan. Dan saya punya buku yang mengenai vinaya karena dianjurkan untuk difotocopy.

Cerita ini bertujuan untuk menerangkan mungkin ada umat yang menggunakan vinaya untuk memberi "tekanan" kepada bhikkhu. Apakah benar interpretasi umat tersebut ?
« Last Edit: 07 January 2010, 01:27:21 PM by CHANGE »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #161 on: 07 January 2010, 01:30:44 PM »
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Berbeda di motivasinya, Bro. :)

Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.

Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.

Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.

Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #162 on: 07 January 2010, 01:38:33 PM »
sederhana sih tindakannya, tapi penegasan sebagai bentuk pelanggaran adalah aneh dalam kasus diatas dan tidak masuk akal alias tidak sesuai akal sehat. Seakan-akan bhikkhu untuk vinaya, bukan vinaya untuk bhikkhu.
Saya tidak melihat itu sebagai pelanggaran jika jelas alasannya demi sebuah nyawa dan sense of crisisnya. Bahkan seorang arahat bunuh diri pun ataupun kasus pilinda vacca saja bisa dimaklumi karena ada sebab2 logis yang melatar belakanginya padahal secara vinaya bertolak belakang termasuk ananda memperlihatkan kesaktian sebelum meninggal.

Ya. Kalau hal ini dikendurkan, sebaiknya besok-besok banyak bhikkhu yang membunuh teroris dengan alasan menolong bangsa yang diancam teror. Setuju? :)


Contoh yang bro berikan bukanlah contoh yg relevan karena nyawa dibalas nyawa . Kalau contoh yg saya berikan adalah menolong nyawa tanpa menghilangkan nyawa lainnya. Oleh karena itu sila /vinaya seyogyanya dilihat dengan panna. 

Jika dipukul rata maka YM Ananda juga melanggar vinaya dong?

- YA. Ananda memasuki Parinibbana dengan iddhi. Bukan memamerkan iddhi (kesaktian).
- Bhikkhu Arahanta yang menggorok leher sendiri sebenarnya sedang memakai metode memasuki Parinibbana secara "kasar". Tidak ada penolakan / kebencian terhadap hidup dalam perbuatannya.

Dalam Theravada, yang paling penting adalah pikiran. Seperti yang Sang Buddha ucapkan, bahwa yang paling jahat adalah pikiran jahat; dan yang paling baik adalah pikiran baik. Bukan perbuatan badan jasmani atau ucapan. Karena itu, pikiranlah yang dilihat sebagai mulia atau tidak mulia. Menggorok leher sendiri sebagai mengakhiri hidup (Parinibbana) di mata awam adalah bentuk kekerasan atau praktik keras. Tapi bagi yang memahami keadaan batin yang melandasi perbuatan itu, tentu tidak menilai itu sebagai praktik kekerasan.

Kalau Vinaya dikendurkan sesuai analogi Anda, bisa saja kelak banyak bhikkhu berbaris yang menyediakan jasa penyeberangan sungai bagi para wanita. Mereka semua baik hati loh, mau membantu wanita menyeberangi sungai. Bagaimana menurut Anda?

Nah disini bro sudah mencoba menjelaskan kasus YA Ananda dengan akal sehat yg padahal secara kasat mata adalah pelanggaran vinaya. Karena saat itu ada dua penduduk/banyak orang menyaksikan parinibanna YA Ananda dan tampaknya mereka tau disanalah YA Ananda akan meninggal.

Demikian yang bhikkhu yg menggorok leher yg secara kasat mata menyalahi aturan dan lagi2 bro membuat permakluman terhadap vinaya yang seharusnya secara kasat mata.

Anda sendiri mengatakan yang penting adalah pikiran , apa bedanya tulus menolong wanita yg dalam keadaan krisis dan kebetulan hanya ada bhikkhu itu . ? sepertinya adanya keberpihakan terhadap menilai situasi kehidupan...

Kalau bhikkhu berbaris sebagai membuat jasa penyebrangan adalah penyalahgunaan . Makannya saya bilang lihat case by case. Ada hal yg bisa dikendurkan ada hal yg diteguhkan bila diperlukan. Makanya saya bilang menjalankan sila harus dengan panna bukan hantam kromo. Kalau contoh yang mengada2 seperti buat jasa penyebrangan apakah itu sesuai sila/vinaya dan panna?
Kalau gitu ada wanita kecebur saat itu hanya bhikkhu yg bisa menolong diemin aja yak....karena nanti melanggar vinaya...vinaya lebih tinggi daripada nilai Dhamma sebenarnya. :)   . Jadi sekarang Anda memilih vinaya kasat mata atau Vinaya batin yg sesuai dengan Dhamma.

Smoga bisa melihat perbedaannya.

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #163 on: 07 January 2010, 01:42:58 PM »
Seorang bhikkhu (theravada) terlihat sedang makan malam, seorang umat masuk dan menyaksikan bhikkhu itu sedang makan.

umat: Loh, kok bhante makan malam? kan melanggar vinaya.

Bhikkhu: saya lapar, adalah lebih bijaksana jika saya melanggar vinaya daripada mati kelaparan.

bagaimana menurut anda?

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #164 on: 07 January 2010, 01:46:00 PM »
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Berbeda di motivasinya, Bro. :)

Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.

Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.

Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.

Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.

Terima Kasih atas jawabannya.  :)

IMO,
Berarti seorang bhikkhu harus menpunyai suatu kebijaksanaan dalam menjalankan vinaya. Karena memang sangat sulit untuk menjalani kehidupan kebhikkhuan dengan 227 peraturan. Sebagai umat awam yang belum pernah menjalani kehidupan kebhikkhuan, tentu sangat susah membayangkannya atau menempatkan diri kita dari sudut pandang bhikkhu.

 _/\_

 

anything