Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?
Berbeda di motivasinya, Bro.
Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.
Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.
Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.
Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.