biasa-nya yang ngomong "knowing is nothing" itu praktek-nya juga NOL besar. Karena begitu prakteknya sudah BERHASIL, otomatis sudah knowing... jadi kalau masih katakan knowing is nothing... Jangan-jangan Knowing dan Practice-nya NOL besar.
Menurut saya memang begitu. Ketika orang sudah paham benar akan sesuatu, maka pemahamannya itu seperti 'otomatis' diterapkan dalam kehidupannya. Dia tidak lagi melihat 'ini lagi teori, ini lagi praktek'. Misalnya orang baru kenal dhamma, baru belajar berdana, mungkin merasa 'saya sedang praktek dhamma nih.' Mungkin juga dia berpikir orang lain yang tidak/belum berdana sebagai 'baru teori' saja.
Sebaliknya bagi orang telah mengembangkan belas kasih dan kerelaan, dalam berdana tidak ada lagi pikiran 'teori & praktek'. Kerelaan dan dorongan membantu orang lain itu telah menjadi gaya hidupnya, maka kalau ditanya 'kamu sedang praktek dana?" mungkin dia akan bingung dan bertanya-tanya, "praktek? praktek dari teori apaan?"
BTW, bro NPNG sepertinya bukan mengatakan teori tidak berarti, kutipannya tidak lengkap dan sebetulnya bermakna: teori yang tidak ditindaklanjuti, tidak berarti apa-apa. Saya setuju hal tersebut karena seperti orang belajar sains di sekolah, hitungan 100% benar, tapi tidak bisa memberikan manfaat apapun di kehidupan nyata, bahkan masih buang sampah sembarangan pula. Ini nol besar nilainya.