Bro Sutarman yang baik, kalau boleh tahu metode meditasi sesuai yang diajarkan master Thich Nhat Hanh inikah yang anda ajarkan...?
Tidak persis sama sih, biasanya saya malah lebih sederhana, intinya dari menit ke menit cuma memahami badan, perasaan, persepsi, pikiran, kesadaran.
Dan saya meluangkan waktu khusus meditasi biasanya pada pagi hari, sekitar jam 3 atau 4 pagi (saya tidur biasanya jam 8 atau 9 malam).
Selebihnya saya mengamati semua tindakan dan ucapan. Misalnya ketika makan, saya akan mengunyah lebih lama dibandingkan orang lain, karena saya menikmati cita rasa makanan dengan penuh rasa takjub dan syukur. Mencuci piring yang bagi banyak orang merupakan beban atau membosankan, saya lakukan dengan senang hati dan lagi-lagi merasa takjub dan syukur dengan berfungsinya anggota gerak badan. Ketika Anda mengambil sebuah benda, Anda mengamatinya pula dengan penuh kesadaran. Bagusnya adalah Zen membuat saya disiplin dalam menempatkan barang, dan saya selalu menjaga kerapian rumah saya. Dan saya ingat dimana sebuah benda ditaruh terakhir kali karena saya melakukannya dengan penuh mindfulness. Itu memang khas dalam Zen.
Meditasi menurut master Thich Nhat Hanh ini memang beda bro, menurut meditasi Theravada, ini bukan meditasi, ini berpikir bro.
Dalam Theravada pada waktu praktek meditasi tidak diajarkan berpikir demikian, karena meditasi Vipassana Theravada diajarkan untuk melepas (tidak memikirkan) konsep bukan menambah konsep seperti yang diajarkan master Thich Nhat Hanh.
Menurut Theravada pengetahuan Anatta dll yang sesungguhnya muncul pada waktu bermeditasi. Pengetahuan anatta bukan muncul karena direnungkan.
Merenungkan bahwa anicca, dukkha, anatta adalah konsep. Pertimbangan supaya tidak terpenjara oleh konsep anicca, dukkha dan anatta akan dengan halus menyebabkan kita masuk dalam konsep juga, yaitu konsep "anicca, dukkha dan anatta bukan konsep". Jadi konsep dalam konsep. Atau konsep mengatasi konsep.
saya tahu kita berbeda tradisi karena justru Zen menunjuk langsung pada pikiran. Pikiran dalam Zen adalah tak terukur. Pikiran baik dikembangkan sebaliknya pikiran jahat dikendalikan bahkan kalau bisa dimusnahkan. Ini merefer pada petunjuk Sang Buddha itu sendiri. Semua itu untuk menuju pada kesadaran murni yang merupakan isu penting dalam Zen. Dan bagi praktisi Zen, ini bukan sekedar konsep melainkan praktik. Zen lebih mementingkan praktik 'perhatian penuh kesadaran' atau 'konsentrasi pikiran' atau 'mindfulness' atau 'eling' atau apapun sebutannya. Zen berusaha untuk tidak melekat pada istilah atau kata atau bahasa. Ibarat jari menunjuk bulan. Itulah bahasa, kata, istilah, konsep, dll. Itulah pepatah terkenal dari patriak Huineng yang buta huruf namun telah mencapai kesadaran murni. Pikiran adalah Buddha. Itulah pepatah terkenal dari Master Zen Mazu Daoyi yang sangat berani.
Maaf bro menurut saya (pendapat saya) ini bukan bimbingan meditasi, ini adalah bimbingan filsafat. Meditasi adalah memperhatikan objek, bukan berpikir ngalor-ngidul, walaupun yang dipikirkan adalah Dhamma ajaran Sang Buddha.
Yah mungkin memang beda.
Namun dalam tradisi Zen, pikiran adalah awal segalanya. Sesuai petunjuk Sang Buddha itu sendiri dalam Dhammapada. Pikiran adalah sumber dari semua ucapan dan tindakan. Ibarat mencabut rumput (ucapan dan tindakan) bila tidak sampai pada akarnya (pikiran) maka akan sia-sia belaka, karma akan terus tumbuh/muncul, bila kita tidak mencabut hingga ke akarnya, dan tumimbal lahir akan terus terjadi.
Pikiran menemukan pikiran. Buddha menemukan Buddha. Itu juga pepatah terkenal dalam tradisi Zen.
Yah, kita memang berbeda tradisi.
Mettacittena.