//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 663563 times)

0 Members and 4 Guests are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1875 on: 01 February 2010, 05:04:59 PM »
 :whistle: ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1876 on: 01 February 2010, 05:09:20 PM »
Uuuhhh bro bond iki ternyata wong jowo toh???  8)  8)

iyo duduk ndelok tok, aku yo gelem iso nang "jabang" kembang terate nang sukhavati......wkwkwkwk......

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1877 on: 01 February 2010, 05:15:46 PM »
mesti minta tolong Mbah Peacemind untuk translate ke bahasa manusia

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1878 on: 01 February 2010, 05:18:06 PM »
JUNKER DETECT!!!!!
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1879 on: 01 February 2010, 05:25:05 PM »
Amitabha Buddha dan Surga Sukhavati
oleh: Tim Rohani Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Indonesia
(KMBUI)
XV
Amitabha (Amitofo) merupakan kata yang sudah tidak asing kita dengar. Sebenarnya, apakah teman-teman tau makna daripada kata itu? Kita mungkin sering menyebutkan kata tersebut ketika bertemu dengan teman sedharma atau ketika kita melakukan puja. Kata Amitabha atau Amitayus, disampaikan oleh Buddha Gautama dalam Sutra Amitabha. Berikut ini adalah kitipan dari Sutra Amitabha yang menjelaskan tentang makna dari nama Amitayus:
"Dari panjangnya usia Hyang Bhagava Amitabha, Hyang Tathagata. Oh Ananda, tidaklah terukur, sehingga sulit untuk diketahui lainnya, agar dapat dikatakan (bahwa itu meliputi) begitu banyak ratusan kalpa, begitu banyak ribuan kalpa, begitu banyak ratusan ribu kalpa, begitu banyak berkoti-koti kalpa, begitu banyak ratusan koti kalpa, begitu banyak ribuan koti kalpa, begitu banyak ratusan ribu koti kalpa, begitu banyak ratusan ribu niyuta koti kalpa. Karenanya, Hyang Tathagata itu disebut Amitayus."
Jadi dapat disimpulkan, Buddha Amitabha (Amitayus) adalah Buddha Cahaya Tanpa Batas yang usianya tidak terbatas oleh waktu. Negeri tempat beliau tinggal disebut Sukhavati yang kunon dikatakan berada nun jauh di sebelah barat bumi kita. Amitabha Buddha memiliki empat puluh delapan ikrar, yang isinya terutama untuk mendirikaan tanah suci atau surga, yang penghuninya dapat menghayati kehidupan berkebahagiaan tingkat tertinggi. Makhluk hidup yang memanggil nama Beliau, untuk memohon pertolongan, akan Beliau bawa mengarungi samudera kehidupan, hingga tiba di Tanah Suci yang Beliau ciptakan itu. Di antara ke-48 Ikrar-Nya, ada tiga yang merupakan Ikrar yang paling utama, yaitu:
1. Saya bersumpah bahwa makhluk-makhluk hidup yang ada di sepuluh penjuru mata angin, yang mempercayai ajaran Buddha, Saya usahakan agar semuanya dapat dilahirkan di Tanah Suci ini. Apabila diantara mereka masih masih ada yang belum dapat terlahirkan di Tanah Suci Saya itu, Saya tidak akan mau menikmati hasil Pencerahan Agung (Pencapaian Nirvana) secara sempurna, yang telah Saya capai.
2. Saya bersumpah bahwa makhluk-makhluk yang telah berusaha dengan segenap kemampuan jiwanya untuk mencapai tingkat Ke-Bodhi-an, dan yang telah melatih diri untuk memiliki, memelihara, dan meningkatkan jasa-jasa kebaikan dan kebajikannya, Saya usahakan agar semuanya dapat dilahirkan di Tanah Suci Saya itu. Pada saat-saat menjelang kematiaannya, maka makhluk tersebut akan dikelilingi oleh Para Penolong Gaib (yang akan info
Harap mengulang inquirymengantarkan orang-orang yang telah meninggal dunia itu, ke Tanah Suci atau Surga ciptaan Saya itu). Apabila diantara mereka masih masih ada yang belum dapat terlahirkan di Tanah Suci Saya itu, Saya tidak akan mau menikmati hasil Pencerahan Agung (Pencapaian Nirvana) secara sempurna, yang telah Saya capai.
3. Saya bersumpah bahwa makhluk-makhluk hidup yang ada di sepuluh penjuru mata angin, yang mendengar nama Saya, yang telah memikirkan mengenai Tanah Suci yang Saya ciptakan, dan telah merencanakan akan berbuat kebajikan-kebajikan, Saya usahakan agar mereka itu dapat terlahirkan di Tanah Suci Saya itu. Apabila diantara mereka masih masih ada yang belum dapat terlahirkan di Tanah Suci Saya itu, Saya tidak akan mau menikmati hasil Pencerahan Agung (Pencapaian Nirvana) secara sempurna, yang telah Saya capai.
Sekarang, yang menjadi pertanyaan, bagaimana agar dapat terlahir di Tanah Suci ini?
"Karena tekad lampau (purva-pranidhana) Ku, maka makhluk-makhluk yang dengan cara apapun pernah mendengar nama-Ku, selamanya akan pergi ke negeri-Ku (tanah suci Sukhavati). Tekad-Ku, yang mulia ini telah tercapai dan setelah makhluk-makhluk dari berbagai alam datang kemari ke hadapan-Ku, mereka tak akan pernah berlalu dari sini, meskipun hanya untuk satu kelahiran." (Mahasukhavativyuha Sutra 50:17)
Selain itu, di dalam Amitayurdhyana Sutra, dijelaskan beberapa hal yang dapat menyebabkan kita terlahir di Sukhavati.
"Jenis kelahiran mulia (dalam alam Sukhavati) tingkat tinggi dapat dicapai oleh mereka yang di dalam pencarian mereka untuk terlahir di sana, telah mengembangkan tiga macam pikiran. Engkau mungkin akan bertanya apakah ketiga macam pikiran itu:
1. Pikiran yang tulus,
2. Pikiran yang penuh keyakinan,
3. Pikiran yang terpusat pada tekad untuk terlahir di alam Sukhavati dengan mempersembahkan segenap kumpulan kebajikan yang mengakibatkan kelahiran kembali di sana.
Mereka yang telah menyempurnakan ketiga macam pikiran ini pasti akan terlahir di alam Sukhavati.
Jadi, apa yang teman-teman tunggu? Marilah kita melakukan praktek yang menjadi sebab kelahiran kita di Surga Sukhavati. Amitofo!
Dedikasi:
"Semoga lenyaplah tiga kumpulan karma buruk yang menjengkelkan"
"Semoga memperoleh kebijaksanaan dan kesadaran yang nyata"
"Semoga semua hambatan dan karma buruk lenyap"
"Semoga senantiasa hidup melaksanakan Jalan Bodhisattva".

Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Indonesia

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1880 on: 01 February 2010, 05:29:27 PM »
Quote
Seorang Buddha tidaklah mungkin berbohong, saya meyakini hal ini juga. Tapi pernahkah kita mempertimbangkan bahwa kita mendapat informasi ini dari pihak ketiga? Pernahkah kita mempertimbangkan bahwa error, penambahan, kebohongan, adopsi alkulturasi, dll pada masa/ oleh pihak ketiga? Selain itu tidak ada literatur dalam aliran lain.

Yang terakhir ini mungkin dibantah dengan alasan bahwa literatur aliran lain tidak lengkap. Tapi sebaliknya pernahkan dipertimbangkan bahwa adanya penambahan literatur pada aliran Mahayana, yang tadinya tidak ada menjadi ada. Apalagi mengingat Mahayana lebih bersifat liberal (bisa dikatakan sangat liberal) dibanding dengan aliran lain. Kita bisa lihat literatur-literatur yang jelas bukan dari Buddha sejarah dicap sebagai Sutra, contoh Sutra Altar.

Jika kita berpola pikir demikian, maka pendapat bahwa“Metode Sukhavati dan Amitabha dibabarkan Buddha Sakyamuni sendiri”, masih dapat digoyahkan dan belum dapat dikatakan masuk akal.

Nah... maka dari itu setiap agama pasti punya unsur faith! Menurut aliran Mahasanghika, golongan Theravada itu nambah2in kitab Pali seenaknya sendiri, yg Theravada ngomong Mahasanghika ngurang2in kitab..... sekarang mana yang bener?

Tidak ada bukti kuat juga bahwa Pali Canon adalah asli, demikian juga sutra-sutra Mahayana lainnya, kitab Sarvastivada, Mahasanghika dsb. Apa kemudian fondasi agama Buddha runtuh semua??

Quote
Jika Nibbana itu bohong baik dibuktikan secara science atau tidak, maka runtuhlah semua aliran Buddhisme, menimbang literatur semua aliran membahas mengenai Nibbana/Nirvana. Tapi ketika metode Sukhavati itu bohong maka hanya sebagian aliran yang runtuh, menimbang hanya Mahayana yang menjunjung ajaran ini. Jadi berbeda kualitas (secara literatur) antara Nirvana dan Sukhavati, sehingga tidak bisa diperbandingkan.

Banyak Patriark Chan yang mendukung praktik Sukhavati. Pendiri aliran Tiantai YA Zhiyi mendukung praktik Sukhavati. Sekte Huayan mendasarkan pada Avamsaka Sutra yang juga mendukung praktik Sukhavati. Di doa-doa aliran Karma Kagyu Tibetan selalu ada doa aspirasi Sukhavati, terutama oleh YM Karma Chagme YM Jey Tsongkhapa juga pernah menulis aspirasi menuju Tanah Suci. Dan masih banyak lainnya dari aliran Nyingma, Sakya, dll....... Semua sekte Mahayana menunjung Sukhavati, kecuali Nichiren. Tapi Nichiren pun mengakui Nembutsu juga sebagai ajaran Buddha yang benar, meskipun cuma provisional saja.

Dan dari semua aliran Mahayana tersebut semuanya bercita2 mencapai Apratishtita Nirvana....

Nah kalau ternyata Nibbana (Nirvana Shravakayana) itu gak eksis, ya Mahayana gak bakal runtuh, krn targetnya Nirvana Apratishtita alias Samyaksambuddha......

Lagipula apa kaitannya dnegan Nibbana ada atau tidak, dengan agama Buddha runtuh atau tidak? Memangnya kebenaran yang diakui dan dipercayai umum tidak bisa salah??

Secara tidak langsung pernyataan anda berarti mengatakan "Mahayana runtuh tidak jadi soal, toh hanya sebagian"...haha... ini sudah menunjukkan pandangan sektarian tentang mana yang "agama Buddha"  8)

Quote
Secara logika, Patriark Tanah Suci jelas ia adalah Mahayanis, tentu saja akan “memenangkan” konsep Mahayana (terlepas ia suciwan atau bukan). Alasan ini tidaklah kuat. Jika ada non Mahayanis yang setaraf Patriark Tanah Suci mengatakan hal sama dengan yang dikatakan Patriark Tanah Suci, maka bukankah kemungkinannya akan menjadi jauh lebih besar. Smiley

Ini hanya pertimbangan saja, selanjutnya terserah diri masing-masing. Wink

Itu bukan masalah Patriark, tetapi konsep Mahayana yg diajarkan Buddha memang begitu.....haha
« Last Edit: 02 February 2010, 09:44:47 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1881 on: 01 February 2010, 05:30:24 PM »
Dihapus juga.
« Last Edit: 01 February 2010, 05:35:19 PM by Juice_alpukat »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1882 on: 01 February 2010, 05:30:48 PM »



Coba tanya popo2 yg uda meninggal, kalo lagi baca amitofo kebanyakan lagi ngumpulin parami mas..karena itu memang cara popo2 yg ngak ngerti hal2 yg njelimet jadi cuma bisa baca amituofo...tidak seperti beberapa mas yg jago dhamma tapi belum juga mencapai nibbana. makanya yang mo nanya popo2 tentang sukhavati, mati  dulu baru bisa.
« Last Edit: 01 February 2010, 05:38:43 PM by GandalfTheElder »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1883 on: 01 February 2010, 05:36:53 PM »
Amitabha Buddha dan Surga Sukhavati
oleh: Tim Rohani Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Indonesia
(KMBUI)
XV
Amitabha (Amitofo) merupakan kata yang sudah tidak asing kita dengar. Sebenarnya, apakah teman-teman tau makna daripada kata itu? Kita mungkin sering menyebutkan kata tersebut ketika bertemu dengan teman sedharma atau ketika kita melakukan puja. Kata Amitabha atau Amitayus, disampaikan oleh Buddha Gautama dalam Sutra Amitabha. Berikut ini adalah kitipan dari Sutra Amitabha yang menjelaskan tentang makna dari nama Amitayus:
"Dari panjangnya usia Hyang Bhagava Amitabha, Hyang Tathagata. Oh Ananda, tidaklah terukur, sehingga sulit untuk diketahui lainnya, agar dapat dikatakan (bahwa itu meliputi) begitu banyak ratusan kalpa, begitu banyak ribuan kalpa, begitu banyak ratusan ribu kalpa, begitu banyak berkoti-koti kalpa, begitu banyak ratusan koti kalpa, begitu banyak ribuan koti kalpa, begitu banyak ratusan ribu koti kalpa, begitu banyak ratusan ribu niyuta koti kalpa. Karenanya, Hyang Tathagata itu disebut Amitayus."
Jadi dapat disimpulkan, Buddha Amitabha (Amitayus) adalah Buddha Cahaya Tanpa Batas yang usianya tidak terbatas oleh waktu. Negeri tempat beliau tinggal disebut Sukhavati yang kunon dikatakan berada nun jauh di sebelah barat bumi kita. Amitabha Buddha memiliki empat puluh delapan ikrar, yang isinya terutama untuk mendirikaan tanah suci atau surga, yang penghuninya dapat menghayati kehidupan berkebahagiaan tingkat tertinggi. Makhluk hidup yang memanggil nama Beliau, untuk memohon pertolongan, akan Beliau bawa mengarungi samudera kehidupan, hingga tiba di Tanah Suci yang Beliau ciptakan itu. Di antara ke-48 Ikrar-Nya, ada tiga yang merupakan Ikrar yang paling utama, yaitu:
1. Saya bersumpah bahwa makhluk-makhluk hidup yang ada di sepuluh penjuru mata angin, yang mempercayai ajaran Buddha, Saya usahakan agar semuanya dapat dilahirkan di Tanah Suci ini. Apabila diantara mereka masih masih ada yang belum dapat terlahirkan di Tanah Suci Saya itu, Saya tidak akan mau menikmati hasil Pencerahan Agung (Pencapaian Nirvana) secara sempurna, yang telah Saya capai.
2. Saya bersumpah bahwa makhluk-makhluk yang telah berusaha dengan segenap kemampuan jiwanya untuk mencapai tingkat Ke-Bodhi-an, dan yang telah melatih diri untuk memiliki, memelihara, dan meningkatkan jasa-jasa kebaikan dan kebajikannya, Saya usahakan agar semuanya dapat dilahirkan di Tanah Suci Saya itu. Pada saat-saat menjelang kematiaannya, maka makhluk tersebut akan dikelilingi oleh Para Penolong Gaib (yang akan info
Harap mengulang inquirymengantarkan orang-orang yang telah meninggal dunia itu, ke Tanah Suci atau Surga ciptaan Saya itu). Apabila diantara mereka masih masih ada yang belum dapat terlahirkan di Tanah Suci Saya itu, Saya tidak akan mau menikmati hasil Pencerahan Agung (Pencapaian Nirvana) secara sempurna, yang telah Saya capai.
3. Saya bersumpah bahwa makhluk-makhluk hidup yang ada di sepuluh penjuru mata angin, yang mendengar nama Saya, yang telah memikirkan mengenai Tanah Suci yang Saya ciptakan, dan telah merencanakan akan berbuat kebajikan-kebajikan, Saya usahakan agar mereka itu dapat terlahirkan di Tanah Suci Saya itu. Apabila diantara mereka masih masih ada yang belum dapat terlahirkan di Tanah Suci Saya itu, Saya tidak akan mau menikmati hasil Pencerahan Agung (Pencapaian Nirvana) secara sempurna, yang telah Saya capai.
Sekarang, yang menjadi pertanyaan, bagaimana agar dapat terlahir di Tanah Suci ini?
"Karena tekad lampau (purva-pranidhana) Ku, maka makhluk-makhluk yang dengan cara apapun pernah mendengar nama-Ku, selamanya akan pergi ke negeri-Ku (tanah suci Sukhavati). Tekad-Ku, yang mulia ini telah tercapai dan setelah makhluk-makhluk dari berbagai alam datang kemari ke hadapan-Ku, mereka tak akan pernah berlalu dari sini, meskipun hanya untuk satu kelahiran." (Mahasukhavativyuha Sutra 50:17)
Selain itu, di dalam Amitayurdhyana Sutra, dijelaskan beberapa hal yang dapat menyebabkan kita terlahir di Sukhavati.
"Jenis kelahiran mulia (dalam alam Sukhavati) tingkat tinggi dapat dicapai oleh mereka yang di dalam pencarian mereka untuk terlahir di sana, telah mengembangkan tiga macam pikiran. Engkau mungkin akan bertanya apakah ketiga macam pikiran itu:
1. Pikiran yang tulus,
2. Pikiran yang penuh keyakinan,
3. Pikiran yang terpusat pada tekad untuk terlahir di alam Sukhavati dengan mempersembahkan segenap kumpulan kebajikan yang mengakibatkan kelahiran kembali di sana.
Mereka yang telah menyempurnakan ketiga macam pikiran ini pasti akan terlahir di alam Sukhavati.
Jadi, apa yang teman-teman tunggu? Marilah kita melakukan praktek yang menjadi sebab kelahiran kita di Surga Sukhavati. Amitofo!
Dedikasi:
"Semoga lenyaplah tiga kumpulan karma buruk yang menjengkelkan"
"Semoga memperoleh kebijaksanaan dan kesadaran yang nyata"
"Semoga semua hambatan dan karma buruk lenyap"
"Semoga senantiasa hidup melaksanakan Jalan Bodhisattva".

Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Indonesia


Nah tuh tadi mas Juice bilang ke Sukhavati pakai Abhinna, tapi KMBUI bilang musti mati dulu, mana yang benar nih mas? saya bingung lho mas   :o
The truth, and nothing but the truth...

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1884 on: 01 February 2010, 05:37:07 PM »
Quote
Masuk Mahayana dong mas, kan juga menyinggung mengenai Buddha dan Tang Hsuan Tsang? Gimana nanti Sun Go Kong kita jadikan Buddha atau Bodhisattva? Biar lebih adem ayem yang membacanya.  Doakan supaya bukunya nanti bisa masuk kitab suci Tripitaka ya?

Loh......kata2 anda ini kan sama kaya tuduhan dari aliran Mahasanghika pada aliran Vibhajyavadin Theravada sbg aliran yang suka nambah2in kitab ndak jelas!! Theravada aja dituduh nambah2in kitab!!

Kisa Xi Youji ya nggak ada yang nganggep sebagai kitab suci. Emang ada Patriark Buddhis yang menghormat Qitian Dasheng??? Tahu Qitian Dasheng kan?? hahaha.... Anda tahu isi kitab Xi Youji itu Buddhis apa nggak? Pernah baca novel aslinya karya Wu Chengen??

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 01 February 2010, 05:40:11 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1885 on: 01 February 2010, 05:38:02 PM »
True lover,ai mau tanya, pikiran (citta) orang menjelang wafat itu ada pengaruh tidak untk kelahiran mendatang??

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1886 on: 01 February 2010, 05:45:18 PM »
Quote
Nah tuh tadi mas Juice bilang ke Sukhavati pakai Abhinna, tapi KMBUI bilang musti mati dulu, mana yang benar nih mas? saya bingung lho mas   Shocked

Wahhh... bingung bagus untuk Ahipasyika (Ehipassiko loh!!)

Dalam aliran Sukhavati, seperti yang para Patriark Tanah Suci bilang dan dalam Vimalakirti Nirdesha Sutra, Tanah Suci itu ada ketika Pikiran juga Murni / Suci. Jadi seperti yg juga YM Zhixu Ouyi bilang... gak usah nunggu meninggal baru masuk Tanah Suci, hiduppun juga bisa. Ini diakui oleh semua patriark Tanah Suci dan Vimalakirti di zaman Sang Buddha. Silahkan search dan aihipasyika lebih lanjut....  8) 8)  8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1887 on: 01 February 2010, 05:51:50 PM »
Quote
Nah tuh tadi mas Juice bilang ke Sukhavati pakai Abhinna, tapi KMBUI bilang musti mati dulu, mana yang benar nih mas? saya bingung lho mas   Shocked

Wahhh... bingung bagus untuk Ahipasyika (Ehipassiko loh!!)

Dalam aliran Sukhavati, seperti yang para Patriark Tanah Suci bilang dan dalam Vimalakirti Nirdesha Sutra, Tanah Suci itu ada ketika Pikiran juga Murni / Suci. Jadi seperti yg juga YM Zhixu Ouyi bilang... gak usah nunggu meninggal baru masuk Tanah Suci, hiduppun juga bisa. Ini diakui oleh semua patriark Tanah Suci dan Vimalakirti di zaman Sang Buddha. Silahkan search dan aihipasyika lebih lanjut....  8) 8)  8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
oh,ai br tahu,trnyta tanah suci sudah ada saat hdup ktika pkiran sudah murni atau suci.
Mirip sotapanna,anagami,sakadagami,arahat.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1888 on: 01 February 2010, 05:53:16 PM »
Quote
Sebenarnya masalah amitabha dan Buddha yang lain itu sudah menjurus ke Faith, hampir sama dengan ajaran lain, sama2 tidak bisa membuktikan, tinggal Faith nya itu bagaimana untuk menyikapinya, apakah untuk memberikan suatu jalan lain selain Nirvana? atau untuk tujuan lain Buddha Amitabha, Ksitigarbha, Avalokitesvara harus di munculkan dalam ajaran Buddha?

Tahukah anda...... dalam ajaran Sukhavati...... Buddha Amitabha itu = True Mind (Pikiran Sejati) = Nirvana???

Dan tahukah anda bagaimana metode Sukhavati dalam Chan? Di sana anda bisa lebih sadar apa sih sebenarnya Amitabha itu...ha2.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1889 on: 01 February 2010, 05:55:27 PM »
Quote
oh,ai br tahu,trnyta tanah suci sudah ada saat hdup ktika pkiran sudah murni atau suci.
Mirip sotapanna,anagami,sakadagami,arahat.

Yap. Tepat sekali. Tanah Suci yang paling Sejati adalah Nirvana itu sendiri.

Agama Buddha adalah agama "saat ini". Kalau saat ini aja gak di Pure Land, gimana meninggal bisa ke Pure Land?? ...hehe....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.