//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 663353 times)

0 Members and 6 Guests are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1620 on: 10 June 2009, 11:08:25 AM »
Quote
Saya kurang paham dengan yang anda maksud dengan “zap” atau “ting”. Persoalannya, adalah apakah memang Jhana 1-4 adalah satu-satunya jalan yang wajib dilalui atau tidak.

Dari jhana 4 ke 5 itu ada hubungannya dari nimittanya difokuskan ruang tanpa batas dibaliknya. Caranya bisa Anda baca di visuddhi magga, atu kalau pernah ikut ceramah Prof. Mehm Ti mon maka akan jelas sekali. Oleh karena itu dikatakan arupa jhana 5 dilandasi rupa jhana 4, dan 6 dilandasi 5....Jadi 1-8 memang ada keterkaitannya. Jadi seseorang langsung tanpa landasan apapun langsung masuk jhana 8.ini yg dimaksud "zap" atau "ting" ;D

Quote
Saya sudah pernah membaca buku ini. Pada dasarnya, saya memandang apa yang ditawarkan oleh Ajahn Brahm adalah baik dan bermanfaat. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya “jalan lain” menuju nibbana.

Jalan menuju nibbana yaitu lewat samatha-vipasanna dan direct vipasana. Ajahn Brahm--> samatha-vipasana. Khusus vipasanna objek semua guru sama yaitu 4 landasan yg di investigasi kayanupasana, vedananupasana, cittanupasana dan dhammanupasana(sesuai Tipitaka).

Quote
Yang jelas, dalam sutta tersebut sama sekali tidak dikatakan tentang Alara Kalama dan Uddaka Ramaputta mencapai jhana atau tidak.

Saya tidak tau secara sutta, mungkin teman2 ada referensinya. Tetapi secara visuddhi magga yg berdasarkan sutta apa yg dicapai alara kalama dan uddaka adalah jhana. Dan secara praktek juga demikian. Dan hal ini bisa dilihat dari karakteristik jhana.
Quote
Bahkan ketika merenungkan siapa orang yang pertama kali akan diajarkan Buddhadharma, Sang Buddha teringat pada Alara Kalama terlebih dahulu ketimbang Uddaka Ramaputta. Asumsinya, jika Alara Kalama yang diingat terlebih dahulu, seharusnya Landasan Kekosongan-nya Alara Kalama dianggap lebih mendekati Nirvana sempurna dibandingkan Landasan bukan-persepsi-pun-bukan-tanpa-persepsi-nya Uddaka Ramaputta. Dengan demikian jika berusaha mengurutkan tingkat pencapaiannya (dengan asumsi konsep jhana 5-8 itu diterima), seharusnya yang disebut sebagai jhana 7 adalah Landasan bukan-persepsi-pun-bukan-tanpa-persepsi, sedangkan jhana 8 adalah Landasan kekosongan. Namun Sang Buddha dalam khotbah-Nya yang lain selalu menyebutkan Landasan kekosongan terlebih dahulu, baru menyebutkan Landasan bukan-persepsi-pun-bukan-tanpa-persepsi. Hal ini menyebabkan saya menyimpulkan bahwa cara Sang Buddha mengurutan pencapaian-pencapaian sebagaimana dalam Sammana Phala Sutta (Jhana 1-4 kemudian 4 landasan) didasarkan semata-mata oleh perjalanan pengalaman pribadinya, bukan didasarkan pada suatu keharusan baku.

Dari jhana berapa aja mau vipasanna-->nibbana bisa, yg penting keluar jhana dulu. Panduan dari sutta dan visudhi magga sudah jelas. Makanya dasar pencapaiannya harus dipahami dulu ,jadi ngak bingung terhadap perkataan sutta. Apalagi kalo hanya sepotong-sepotong.

Quote
Lagipula apa jaminannya, dari perilaku tampak, kilesa seseorang bisa langsung terlihat? Apakah dengan demikian orang yang anda amati dalam jangka waktu tertentu dan di tempat tertentu ketika belum ada sifat kilesa yang tampak anda bisa menyimpulkan orang tersebut bebas dari kilesa? Apa jaminannya ia hanya pandai berakting di depan umum hingga tidak terlihat adanya kilesa sesuai dengan kriteria perilaku yang ada? Mungkin hanya pengamatan 24 jam dalam 7 hari tanpa henti sepanjang masa hidup orang tersebut yang akhirnya bisa membuat orang yakin bahwa seseorang tidak lagi memiliki kilesa laugh Dan itupun tidak menunjukkan apa-apa, karena perilaku tampak bukanlah jaminan bahwa seseorang memang bebas dari kilesa.

Saya rasa Anda belum bisa membedakan, smoga salah  :). Ada salah satu contoh dalam sutta (saya lupa) orang itu mengatakan Ajaran Sang Buddha mengajarkan ini dan itu(yg bertentangan) lalu dijawab kalau tidak salah muridnya (arahat) Sang Buddha mengatakan bahwa Sang Buddha tidak mengajarkan demikian tetapi yg diajarkan adalah begini dan begitu..(sesuai praktek yg dialami arahat itu). Mungkin disini yg ahli sutta bisa menampilkan yg saya maksud  _/\_

Sama halnya apa yg tertulis diatas, tidak tahu apakah khotbah asli atau tidak, yg pasti yg ngomong khotbah itu masih ada kilesa, sama dengan perumpamaan diatas. Kenapa? apa yg disampaikan tidak sesuai yg dipraktekan . Dan saya rasa 2 esensi yg bertolak belakang inilah sebagai dasar. Contoh saya : memukul kenyataanya berjabat tangan. Jika demikian apa artinya orang yg mengatakan memukul. artinya bisa bohong atau asal ngomong atau karna ketidak tahuannya. semuanya adalah avija, nah avija kategori kilesa atau bukan?. Smoga ini penjelasan terakhir saya mengenai khotbah bodhidharma. Seperti saya katakan sebelumnya lebih baik Anda renungkan dengan seksama, lalu praktekanlah lebih intens, kalau perlu tanya kepada bhikkhu2 theravada, benar ngak sih praktek jalan kearahatan itu membayangkan nirvana? dan ingat jangan tanya teorinya. Baiklah daripada nanti Anda bingung , selamat merenungkan masuk ke barak batin kembali. Karena apa yg saya lihat adalah fakta2 lapangan yg nyata dan juga pengalaman saya sendiri saat bervipasanna. Memang hal ini sulit dijelaskan mungkin karena ada tulisan " Khotbah Bodhidharma"  :)) Tulisan adalah tulisan, dan tulisan itu kita tidak tahu siapa yg nulis, hal yg paling bisa dibuktikan adalah ketika di praktekan, nah secara praktek tulisan khotbah itu ngawur khusus tulisan "membayangkan. Maaf kalau ada salah kata. Saya tidak menyerang ya....tapi itu fakta. Saya rasa agar suasana kondusif dan tidak semakin bingung, saya rasa cukup membahas mengenai tulisan bodhidharma.  _/\_
Quote
Kasus Ajahn Mahaboowa justru menunjukkan bahwa jangan menunjuk seseorang masih memiliki kilesa atau tidak hanya berdasarkan kata-kata atau perbuatan tampak belaka Smiley Perbuatan bisa sama, tapi kondisi batinnya bisa berbeda. Yang tercerahkan tidak melekat, yang awam masih melekat. Itulah inti perbedaannya, bukan penampilan luar belaka.

Kalau gitu sama2 membunuh, kualitas batin yg satu adalah arahat dan satunya ada kilesa ya.  ^-^

Metta _/\_












« Last Edit: 10 June 2009, 11:37:08 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1621 on: 10 June 2009, 11:50:48 AM »
Benter...
Metode Buddho = Vipasanna ?
Metode Buddho = Samatha ?

Saya kira metode buddho tidak ada hubungannya dengan vipasanna maupun samatha.

Namun, mungkin juga gw yg salah...
Berhubung gw udah terlalu lama absen dari meditasi,
Ada yg bisa bantu ingetin apa yang ada dalam pikiran ketika Vipasanna ?
dan apa yang ada dalam pikiran ketika Samatha ?

Buddho --->samatha

Vipasanna adalah mengamati dan melihat langsung empat objek, kayanupasana, vedananupasana, cittanupasana dan dhammanupasanna. Objek dalam vipasana tidak tunggal. Ini yg mengantarkan org ke nibbana melalu pengetahuan langsung dan kebijaksanaan.

Kalau samatha objek tunggal.bisa ke jhana2
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1622 on: 10 June 2009, 07:13:28 PM »
OOT: Kemarin minggu g sempat ngobrol sama sama kawan kawan mahayanis. Kita perlu adanya penerjemah, penulis teori mahayana. Selama ini penulis mahayana di dunia maya tuh masih sedikit, ngak banyak yang menguasai teori mahayana masih dihitung sama jari. So jadi kemarin g sempat mengungkap ide dan kemungkinan akan berlanjut. Bagaimana perlunya penerjermah sutra mahayana, abidharma mahayana, Dharani dan tata cara sembayang aliran mahayana . Selama ini penulis  mahayana tuh single figter kali kita coba bareng bareng ngerjainnya. Semofa rapat kecil ini saya bisa menjadi besar lama kelamaan dengan simpatisan.

Bukan menyingung Teravada, pada dasarnya teori Teravada sudah banyak penulis. Sementara Mahayana masih tidak sebanyak Tera. karena itu perlu adanya konlidasinya. Semoga kedepannya itu berhasil. Mohon dukungan dari kawan kawan mahayana saling membantu. Projek  kita kecil. Kemarin masih rapat kecil saja
Mulai dari yang ambil sutra asal2an di perbaiki, yang bajakan coba di berikan pengertian kepada umat ;D

memang sih ngak gampang coba nanti minggu mungkin g bisa ketemu kawan kawan ngadain rapat kembali.
selama ini ada sih sutra online berbahasa indo cuman kayaknya belumlengkap.Soalnya ngak bukan pekerjaan gampang.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1623 on: 11 June 2009, 08:45:39 PM »
Dan pendapat saya, kata2 itu memang tidak masalah, jika dipraktekkan dg penuh keyakinan, tdk mustahil utk mencapai ketenangan meski yg dijapa bukan 'Buddho' melainkan 'a-b-c'.

Demikian juga jika yang dilafalkan adalah "namoamituofo" atau "na mo a mi ta bha". Yang ini termasuk nggak? ^-^
termasuk pastinya. tp perkataan saya jg tidak mewakili aliran manapun.
pendapat pribadi saya, sebenernya toh dr awal Sang Buddha tidak mengajarkan metode memakai kata2 tertentu toh? tanya kenapa?
« Last Edit: 11 June 2009, 08:49:08 PM by xuvie »
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1624 on: 11 June 2009, 08:55:02 PM »
Urun pendapat dikit, sejarah buddhism yg berakar ribuan tahun, dlm prakteknya pasti ada yang mencoba utk mengasimilasikan atau mengintegrasikan cara 'ini' dari T dgn cara 'itu' dr M, dsb. Entah itu dari Ajahn Thate, Ajahn ini, Ajahn itu, singkatnya, guru2 tertentu yg memiliki caranya sendiri. Tapi bukan mewakili keseluruhan aliran.

Lantas siapa yang berhak mewakili seluruh aliran atau tradisi? Soal yang demikian bisa jadi ribut deh :)

jika memang hal tsb tertera dlm sutta aliran tsb baru valid dikatakan mewakili aliran tsb. bukan lewat tafsir-tafsiran yg berbelok2 tentunya.
appamadena sampadetha

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1625 on: 18 June 2009, 12:51:56 PM »
Sy minta bantuannya..
Bukan untuk mengkritik..
Quote
Kita mengenal adanya Buddha Maitreya berdasarkan Sabda Sang Buddha Sakyamuni di dalam Sutra Maha Ratna Kuta (Ta Pao Ci Cing) Bab88 (Pertemuan Maha Kasyapa):
Suatu ketika Junjungan Dunia menjulurkan tangan-Nya yang membiaskan cahaya kemilauan, hasil paduan kesucian laksa asamkheya kalpa. Dengan jari dan telapak tangan-Nya yang bersinar bagaikan bunga teratai, Beliau mengusap ubun-ubun Bodhisatva Ajita(nama Maitreya pada masa itu) sambil bersabda," Wahai Maitreya! Demikianlah kupesankan kepadamu nanti masa lima ratus tahun kelima, saat lenyapnya Dharma Sejati, engkau harus datang melindungi Tri Mustika. Jangan sampai lenyap dan terputus". Seketika itu juga Trisahasra Maha Sahasra lokya dhatu(alam semesta) dipenuhi cahaya terang dan diikuti enam bentuk suara gemuruh yang dahsyat.Semua makhluk suci dan deva serentak menghormati Bodhisatva Maitreya dengan sikap anjali sambil berkata, "Sang Tathagata telah berpesan kepadamu yang mulia dengan pengharapan seluruh umat manusia dan deva mendapatkan berkah kebahagiaan, terimalah pesan itu Yang Mulia!" Saat itu Bodhisatva Maitreya segera berdiri sambil menampakkan bahu kanannya, dan berlutut menghormati Sang Buddha dengan sikap anjali: "Junjungan Dunia, demi keselamatan semua makhluk aku telah menerima penderitaan laksaan kalpa yang tak terhitung, apalagi kini Tathagata telah menyampaikan pesan Dharma sejati,bagaimana mungkin tidak diterima? Wahai Junjungan Dunia!Kini aku berjanji pada masa yang akan datang akan kubabarkan Dharma Anuttara Samma Sambodhi yang telah Tathagata capai dalam perjuangan berlaksa-laksa asam-kheya kalpa yang tak terhitung!"
Kemudian dalam Sutra tentang Bodhisatva Maitreya Mencapai Surga Tusita (Mi Lek Sang Seng Cin) Sang Buddha bersabda :"Setelah aku mencapai maha pari-nirwana bila ada bhikhu-bhikhu, upasaka-upasaka,deva,naga,yaksa dan sebagainya hingga kelompok rahulata, yang begitu mendengar nama agung Bodhisatva Maitreya terus timbul rasa gembira maka setelah akhir hidupnya dalam waktu yang seketika akan mencapai surga tusita dan berkesempatan mendengarkan Maha Dharma Bodhisatva Maitreya!" Sang Buddha melanjutkan :"Bila ada bhikhu-bhikhu,upasaka-upasaka,deva,naga bahkan kelompok rahulata bila begitu mendengar nama agung Bodhisatva Maitreya terus bersikap anjali dan memberi hormat yang tulus, maka terbebaslah orang atau makhluk ini dari dosa karma samsara 500 kalpa.Dan kepada mereka yang dapat melaksanakan bhakti-puja menghormati Buddha Maitreya maka orang itu akan segera terbebas dari ikatan dosa karma samsara puluhan milyar kalpa, sekalipun tidak berhasil mencapai Surga Tusita, namun pasti dapat berjumpa dengan Buddha Maitreya pada masa yang akan datang, mendengar Maha Dharma tak terhingga dan mencapai Kesempurnaan!"

Setelah mendengar khotbah Sang Buddha, serta merta massa yang tak terhitung, dengan perasaan yang senang dan puas memberikan hormat pada Bodhisatva Ajita yang terus berdiri dari semula dalam mendengarkan khotbah Sang Buddha. Bodhisatva Ajita inilah Buddha Maitreya akan datang!
apakah benar disutta mahayana berisi sama persis dgn yg sy qoute diatas??

MOHON BANTUANNYA
« Last Edit: 18 June 2009, 01:02:27 PM by Mr.Jhonz »
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1626 on: 09 July 2009, 09:57:24 PM »
tak tahu mau nanya ke mana, semoga di sini tidak terlalu nyasar..
ceritanya gini, kemarin saya lihat brosur. di brosur itu disebutkan seorang suhu anggota sangha dari luar negeri, pendiri vihara di luar negeri akan mengadakan kegiatan di indo. nah, yang saya bingung anggota sangha tersebut memiliiki rambut dan di brosur pertama beliau mengenakan pakaian putih, lalu di brosur yang lain beliau mengenakan pakaian pemuka agama sebelah lengkap dengan atributnya. hmmm, apakah ada aliran baru yang anggota sanghanya boleh berganti2 jubah dan berambut atau apa ya? thanks...
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1627 on: 09 July 2009, 10:36:48 PM »
yg jelas dong aliran apaan tuh? ga perlu khawatir terdengar negatif kalo memang kenyataannya begitu kan? :)
appamadena sampadetha

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1628 on: 10 July 2009, 06:29:32 AM »
Quote
tak tahu mau nanya ke mana, semoga di sini tidak terlalu nyasar..
ceritanya gini, kemarin saya lihat brosur. di brosur itu disebutkan seorang suhu anggota sangha dari luar negeri, pendiri vihara di luar negeri akan mengadakan kegiatan di indo. nah, yang saya bingung anggota sangha tersebut memiliiki rambut dan di brosur pertama beliau mengenakan pakaian putih, lalu di brosur yang lain beliau mengenakan pakaian pemuka agama sebelah lengkap dengan atributnya. hmmm, apakah ada aliran baru yang anggota sanghanya boleh berganti2 jubah dan berambut atau apa ya? thanks...


Aliran apa tu? Agama I Kuan Tao? Maitreya? Kan suka pake baju putih2 terus berambut.

Aliran Nichiren jubahnya jg kadang2 putih2 setahu saya.

Klo di Mahayana Tiongkok biasanya jubahnya oranye, kalau umat awam hitam.

Kalau di Vajrayana aliran Nyingma ada yang suka pake baju putih2 tapi ada merahnya, yaitu para Ngakpa, tapi mereka bukan bhiksu, namun semacam anagarika gitu lah......

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1629 on: 10 July 2009, 10:47:08 AM »
Namanya bhiksuni koq...(lupa nama panjangnya). Pendiri vihara Guan Yin di Kao Shiung, Taiwan. Kadang pakai jubah putih kadang pakai jubah suster ka****k..
Makanya bingung apa ada aliran baru di mahayana? Sptnya 'bhiksuni' ini akan datang ke jakarta bulan depan.
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1630 on: 10 July 2009, 11:21:05 AM »
^
OMG....

bisa2 nya pake jubah suster ka****k :hammer:
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1631 on: 10 July 2009, 01:56:52 PM »
bagus tuh, ga melekat terhadap jubah :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1632 on: 10 July 2009, 04:05:47 PM »
Heh? Nggak salah nih pendapatnya acek ryu?
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1633 on: 10 July 2009, 05:00:16 PM »
bagus tuh, ga melekat terhadap jubah :))
cuma baju kok dipermasalahkan....^^

metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1634 on: 10 July 2009, 05:19:40 PM »
Quote
Namanya bhiksuni koq...(lupa nama panjangnya). Pendiri vihara Guan Yin di Kao Shiung, Taiwan. Kadang pakai jubah putih kadang pakai jubah suster ka****k..
Makanya bingung apa ada aliran baru di mahayana? Sptnya 'bhiksuni' ini akan datang ke jakarta bulan depan.


Haa??? wah ada aliran ekletik baru....

Tp yakin tuh jubah suster ka****k?

Kalau di Jepang, bhiksuninya pake tutup kerudung kaya suster2 ka****k.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 10 July 2009, 05:24:40 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

 

anything