Hahaha..... selama ini Nirvana toh juga diimani.....
Apa anda yakin Nirvana benar2 ada? Buktiin dong! Saya juga mau lihat
Apa anda tahu kalau alam Sukhavati itu juga sebenarnya adalah manifestasi dari Tanah Suci Sakyamuni Buddha sendiri yang notabene adalah Dunia Saha??
Maka dari itu kalau Pikiran Anda Murni, maka walaupun anda berada di dunia Saha, Dunia Saha ini adalah Sukhavati.... Pikiran Murni itu adalah Tanah Suci Yang Sesungguhnya [True Pure Land]. Jadi bukan alam Sukhavati di luar alam semesta sono, yang hanya merupakan Sukhavati relatif/tentatif saja.
Dan ini bukan ngayalll, karena dunia Saha ini adalah tempat kita hidup.
Oya bro ructor, kalau anda beranggapan bahwa Buddha adalah manifestasi Siwa... silahkan pindah agama Hindu.... kakaka..... tuh semua umat Hindu ngeklaim Buddha sebagai avatar Tuhan.... hehe.....
Setuju dengan bro. chingik. Sang Buddha Sakyamuni dan Amitabha sama dalam hal Dharmakaya, namun bukan hanya Dharmakaya, Sambhogakaya dari Sakyamuni adalah Amitabha Buddha. Tapi kalau Nirmanakaya ya jelas beda lah.....
Oya bro mercedes, apa anda sudah melakukan semua yang diajarkan dalam Visuddhimagga? atau hanya menerima karena anda merasa logis tuh tulisan? Atau memuaskan intelektual anda? Hahaha......... Sekedar penasaran saja......
Saya sih punya bukunya.... dan saya pikir buku tersebut memang dapat memuaskan dahaga orang2 yang ingin mencari tahu tentang tahap2 pencerahan dan meditasi.... tapi ya itu..... apa sudah dipahami benar2 nggak? Selama anda belum menjalaninya 100 % dan mengalaminya sendiri semuanya, maka saya anggap anda masih memahaminya sedikit polll haha... krn hanya intelektual saja yang main di situ....
The Siddha Wanderer
Buddha mengajarkan bahwa dimana kondisi kehidupan tidak lebih dari bahagia dan penderitaan dan terus silih berganti > bukankah ini sudah membuktikan kata-kata buddha.
Buddha mengajarkan bahwa manusia tidak lepas dari berbagai kondisi sakit,tua,mati.. > bukankah ini dapat dibuktikan dengan kenyataan.
buddha mengajarkan manusia hanya perpaduan unsur dan khandha yang tidak lain perasaan,pikiran,..... > bukankah ini dapat di selami langsung?
buddha mengajarkan manfaat meditasi agar "sadar" akan kondisi, dimana sebuah pikiran,perasaan tanpa memiliki sebuah inti..semua itu berganti-ganti begitu cepat dan memang sifat alamiah,nya... > bukankah ini bisa dibuktikan.....
buddha mengajarkan bahwa penyebab dari penderitaan adalah kelahiran, karena ketika kita lahir...kita akan mendapatkan berbagai kondisi yg tidak menyenangkan maupun menyenangkan.. > ini juga bisa dibuktikan....
Buddha mengatakan bahwa penyebab penderitaan adalah karena ada kelahiran, dan setelah lahir tidak akan lepas dari anicca... >> bukankah ini juga bisa dibuktikan..
Buddha mengajarkan meditasi bisa membawa pada membangkitkan ya "S A T I" guna melatih pikiran agar tetap sadar dengan kondisi semua ini....> bukankah ini juga bisa dipratekkan...
dsb-nya...
maka sebab itu, keyakinan saya pada ajaran Buddha timbul melalui "karena sudah membuktikan beberapa" bukan asal meyakini...
kalau saya balik bertanya pada anda sudahkah anda mempratekkan apa yg tertulis dalam sutra hingga ada meyakini?
babarkan disini donk....
seperti saudara Bond katakan, tidak perlu membahas terlalu jauh...misalkan ketika kita melihat pemain bulutangkis mahir bermain,
cukup dari pola latihannya kita ketahui saja, maka dari situ sudah kelihatan.....apakah anda pernah melihat pemain bulutangkis seperti taufik yg menjuarai tournament hanya dengan latihan menari habis itu?
sama seperti anda, anda mengatakan mengenai alam Sukhavati, kemudian samantha vipasana versi mahayana,
bisa babarkan disini latihannya dan polanya...?
Tentang Meditasi Buddho,
coba perhatikan pendapat Phra Ajaan Thate Desaransi dalam bukunya yang berjudul "Buddho" ini:
If you go to a teacher experienced in meditating on the rising and
falling of the abdomen, he will have you meditate on rising and
falling, and focus your mind on the different motions of the body. For
instance, when you raise your foot, you think //raising//. When you
place your foot, you think //placing//, and so on; or else he will have
you focus continually on being preoccupied with the phenomenon of
arising and passing away in every motion or position of the body.
If you go to a teacher experienced in psychic powers, he will have you
repeat //na ma ba dha, na ma ba dha//, and focus the mind on a single
object until it takes you to see heaven and hell, deities and brahmas
of all sorts, to the point where you get carried away with your
visions.
If you go to a teacher experienced in breath meditation, he will have
you focus on your in-and-out breath, and have you keep your mind firmly
preoccupied with nothing but the in-and-out breath.
If you go to a teacher experienced in meditating on //buddho//, he will
have you repeat //buddho, buddho, buddho//, and have you keep the mind
firmly in that meditation word until you are fully skilled at it. Then
he will have you contemplate //buddho// and what it is that is saying
//buddho//. Once you see that they are two separate things, focus on
what is saying //buddho//. As for the word //buddho//, it will
disappear, leaving only what it is that was saying //buddho//. You
then focus on what it is that was saying //buddho// as your object.
====
Jika anda perhatikan kata-kata ini, jelas sekali Ajaan Thate menyebutkan adanya empat metode meditasi. Meditasi Buddho dibedakan dengan konsentrasi memperhatikan napas (Anapanasati) atau konsentrasi memperhatikan tenggelam dan berkembangnya perut serta pergerakan tubuh (Vipasaana). Bahkan selain "Buddho", dikenal meditasi dengan mantra lain yaitu: "na ma ba dha." Jelas sekali dikatakan di sini bahwa mantra "na ma ba dha" digunakan untuk membantu praktisi melihat alam surga atau neraka. Sedangkan dalam meditasi Buddho, Ajahn Thate jelas-jelas mengatakan konsentrasinya hanya pada dua hal, yaitu kata "buddho" dan "apa yang mengucapkan buddho." Sama sekali tidak disinggung bahwa Buddho hanya digunakan untuk membantu anapasati. Anapasati jelas dibedakan dengan metode buddho". Jadi apa bedanya "Buddho" dan "na ma ba dha" dengan nien fo?
saya tidak tahu anda pernah langsung mempratekkan meditasi, tetapi sampai saat ini yg jelas perkataan Buddho, atau menghitung 1-1 2-2.....
kemudian pakai mantra "sangha" atau "Dhammo" semua itu bisa saja...
kadang ketika meditasi, secara tidak sadar pikiran kita telah terbawa objek lain, guna dari Buddho atau menghitung 1-1 2-2 kemudian mantra apapun...semua itu agar pikiran kita kembali pada keadaan "yang mengetahui dan objek awal"
karena kalau meditasi, ketika pikiran telah lari.....baru disadari eh...
salam metta.