//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 663204 times)

0 Members and 4 Guests are viewing this topic.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1560 on: 06 June 2009, 06:50:21 PM »
Quote
Para bhikkhu, sebelum mencapai penerangan sempurna, sementara saya masih seorang Bodhisatta yang belum mencapai penerangan sempurna, Saya juga, diriku sendiri mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian, kesedihan dan kekotoran, mencari apa yang mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian, kesedihan dan kekotoran.
    Saya (berpikir) demikian: 'Mengapa, dengan diriku sendiri mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian, kesedihan dan kekotoran, Saya mencari apa yang mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian dan kekotoran? Seandainya, diriku yang masih mengalami dhamma seperti itu, mengetahui bahaya dalam dhamma seperti itu, Saya mencari yang tidak mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian, kesedihan dan kekotoran, mengatasi ikatan yang kuat, yaitu Nibbana?'
    Kemudian, ketika Saya masih anak-anak, seorang pemuda berambut hitam yang masih remaja, dalam masa hidupku yang pertama, aku mencukur habis rambut dan jenggotku meskipun ibu dan ayahku berkeinginan sebaliknya dan berduka dengan wajah berurai air mata. Saya mengenakan jubah kuning dan pergi meninggalkan kehidupan duniawi menuju kehidupan tak berumah-tangga (pabbaja).
    Sesudah berkelana mencari apa yang bermanfaat, mencari kedamaian tertinggi yang suci, Saya pergi menemui Alara Kalama dan berkata kepadanya: 'Kawan Kalama, Saya ingin menjalani hidup suci dalam Dhamma dan Vinaya.'
sobat-dharma tolong dijelaskan. ^^
yang bold itu saya rasa cukup jelas " B E L U M "
tahu kan arti kata "belum...."  
Quote
mengenai bagian Tidak tercemar, ini maksudnya apa?
bagaimana dengan kasus dimana Bodhisatta Gotama yang karena kesombongannya menghina Buddha Kassapa dalam kelahirannya sbg Brahmana Jotipala? apakah ini termasuk tercemar atau tidak?
yah,tolong jelaskan bagian ini, "mengapa" pertapa Jotipala(Gotama) sampai harus menghina, bahkan "di tarik rambut nya" oleh seseorang guna bertemu buddha....


----------------
saudara Gandalf,
bagaimana bisa dengan melafalkan buddho seseorang bisa mencapai jhana...
alat buddho dipakai hanya untuk sementara sebagai pembantu dimana jika pikiran loss mindfull...agar kembali ke trek nya...

makanya se-waktu diskusi dgn bhante Maha, beliau berkata, jika seseorang itu bukan buddhism, bisa diganti dengan 1-1 2-2 3-3 sampai 10 atau berapa baru kembali lagi 1-1....
karena jika meditator seorang agama lain, maka sulit untuk menerima kata "buddho" dimana keyakinan nya berbeda.
(ini sekaligus berarti ajaran buddha memang bersifat universal, dimana baik dari agama apapun bisa mencapai jhana)

disitu gunanya "hanya" membantu mencapai dimana kondisi batin supaya lebih ter-kontrol...
tentu jika sudah menguasai Jhana dengan baik,,,maka buddho sudah tidak di pakai...


Quote
Sebenarnya ada salah tangkep makna di sini.

Yang dimaksud bukanlah dalam meditasi Vipashyana kita memunculkan keinginan. Namun yang saya maksud adalah ingin melakukan Vipassana.

Maknanya sama seperti ketika anda ditanya "anda ke vihara ngapain?" "O Saya ingin bermeditasi Vipassana".... Gitu lohh...

Vipashyana menurut tradisi Amitabha adalah Kontemplasi. Ini salah satu dari 5 "Gerbang Kesadaran" (Mindfulness) - Wu Nien Men - menuju Tanah Suci. Metode ini disebutkan dalam Amitayur Dhyana Sutra, Sukavativyuhopadesa karya Vasubandhu dan komentarnya karya Tan Luan.

Vipashyana dalam aliran Sukhavati adalah kontemplasi / visualisasi terhadap aspek2 agung dan mulia dari Amitabha Buddha dan Tanah Suci Sukhavati dengan penuh kesadaran. [mindful]

Selain itu dalam paham Mahayana tiongkok, meditasi yang dianjurkan adalah "chih-kuan" yaitu "samatha-vipashyana".

Zen Master Chu Hung pernah berkata:

"Sekarang ini engkau hanya harus melafalkan nama Buddha dengan kemurnian dan pandangan terang. Kemurnian berarti melafalkan nama Buddha tanpa ada pikiran lain. Pandangan terang berarti meninjau kembali ketika engkau melafalkan nama Buddha. kemurnian adalah Samatha, "berhenti" dan pandangan terang adalah Vipashyana "meninjau [disadari]". Satukanlah kesadaranmu (mindfulness) akan Buddha melalui pelafalan nama Buddha, dan berhenti (Samatha) maupun meninjau (Vipashyana) bersama-sama."

Sedangkan Master Yin Guang, Patriark Tanah Suci ke-13 pernah berkata:

Do not concern yourself with whether or not you will become enlightened.
Do  not concern  yourself with existence and non-existence, with inside and outside and in-between.
Do  not  concern  yourself  with  "stopping" [shammata/samatha]and "observing" [vipashyana/vipasyana].
Do not concern yourself with whether [this method of reciting the buddha-name] is the same or not the same as other Buddhist methods.
If the feeling of doubt does not arise, do not concern yourself with who it is or who it is not [who is reciting the buddha-name]. Simply go on reciting the buddha-name with unified mind and unified intent without a break, pure and unmixed.
 
Ya metode Sukhavati merupakan penggabungan metode samatha dan vipashyana. Jadi tidak pada Vipashyana saja ataupun Samatha saja.

 Namaste
The Siddha Wanderer
aduh, saudara Gandalf bagaimana bisa meditasi dengan pengertian "sebagaimana-adanya" malah disuruh visualisasi.
pernahkah tahu tentang "si-pelaku" dan "si-pengetahu" coba baca buku AjahnBrahm, saya sendiri sudah bisa membedakan "si-pengetahu" dan "si-pelaku"

pikiran kita ada 2.. dimana "yang bergerak"(si-pelaku) dan "yang menyadari"(si-pengetahu)
kalau anda menyuruh pikiran ini "ber-visualisasi" maka pikiran bagian "yang-bergerak(si-pengetahu) yang main.....
dan ini bukan sesuai ajaran Theravada tentang Vipassana.....

makanya kalau anda mengatakan Vipassana versi Theravada. dan mau di samakan dengan Vipassana versi Mahayana, tidak bakalan nyambung.
oleh sebab itu saya disini meminta anda menjelaskan tentang Vipassana Mahayana secara detail...
alangkah bagusnya jika sama dengan perincian sebagaimana pada Visudhimagga.

dan lagi Vipassana pada versi Theravada jika dilakukan maka buah yang pasti adalah "NIBBANA"  dan tidak ada pilihan lain...mutlak.
sedangkan pada Vipassana versi Mahayana menyatakan bisa "nirvana" terus bisa "alam sukhavati" kemudian bisa mencapai Bodhisatva.

tolong dijelaskan secara jelas-jelas...

kemudian pertanyaan 3 saya sebelum nya. thx
salam metta.
« Last Edit: 06 June 2009, 06:52:24 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1561 on: 06 June 2009, 06:50:30 PM »
La ke Tanah Suci untuk apa? Nirvana dong... haha...

Lagipula Tanah Suci itu pada hakekatnya adalah Pikiran Murni yang berrati Pikiran yang Telah Mencapai Nirvana.  ;D

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1562 on: 06 June 2009, 06:57:06 PM »
sedikit kutipan dari Upali-Sutta.

Quote
26. “Sungguh membawa keberuntungan sihir yang mengubah keyakinan itu, Yang Mulia, sungguh baik sihir yang mengubah keyakinan itu!(590) Yang Mulia, seandainya saja kaumku dan sanak saudaraku yang terkasih harus diubah keyakinannya oleh pengubahan ini, maka hal itu akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kaumku dan sanak saudaraku yang terkasih untuk waktu yang lama. Seandainya saja semua para mulia harus diubah keyakinannya oleh pengubahan ini, maka hal itu akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi para mulia itu untuk waktu yang lama.[384] Seandainya saja semua brahmana…semua pedagang…semua pekerja harus diubah keyakinannya oleh pengubahan ini, maka hal itu akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi para pekerja itu untuk waktu yang lama. Seandainya saja dunia dengan para dewanya, para Maranya, dan para Brahmanya, generasi ini dengan para petapa dan brahmananya, pangerannya dan rakyatnya, harus diubah keyakinannya oleh pengubahan ini, maka hal itu akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi dunia ini untuk waktu yang lama. Mengenai hal ini, Yang Mulia, saya akan memberikan suatu perumpamaan; karena beberapa orang bijaksana di sini memahami arti suatu pernyataan melalui perumpamaan.

27. “Yang Mulia, pada suatu ketika ada seorang brahmana yang sudah tua, sudah berumur, dan dibebani usia. Dia mempunyai istri seorang gadis brahmana muda yang hamil dan sudah mendekati persalinan. Maka istrinya ini memberitahu dia: ‘Pergilah, brahmana, belilah seekor kera muda di pasar dan bawalah kembali kepadaku sebagai teman bermain bagi anakku.' Brahmana itu menjawab: ‘Tunggu, nyonya, sampai engkau telah melahirkan anak itu. Jika engkau melahirkan seorang anak lelaki, maka aku akan membeli seekor kera jantan muda di pasar dan membawanya kembali kepadamu sebagai teman bermain bagi anak lelakimu; tetapi jika engkau melahirkan seorang anak perempuan, maka aku akan membeli seekor kera betina muda di pasar dan membawanya kembali kepadamu sebagai teman bermain bagi anak perempuanmu.' Untuk kedua kalinya istrinya itu mengucapkan permohonan yang sama dan menerima jawaban yang sama pula. Untuk ketiga kalinya istrinya itu mengucapkan permohonan yang sama. Kemudian, karena pikirannya amat mencintai istrinya, brahmana itu lalu pergi ke pasar, membeli seekor kera jantan muda, membawanya kembali dan memberitahu istrinya:' Aku telah membeli seekor kera jantan muda ini di pasar [385] dan membawanya kembali kepadamu sebagai teman bermain bagi anak lelakimu.' Kemudian istrinya berkata: Pergilah, brahmana, bawalah kera jantan muda ini ke Rattapani, putra tukang celup, dan katakan kepadanya: “Rattapani yang baik, saya ingin agar kera jantan muda ini diberi warna yang disebut kuning-salep, kemudian dipukul dan dipukul lagi, dan diratakan di dua sisinya.”' Maka, karena pikirannya amat mencintai istrinya, brahmana itu membawa kera jantan muda itu ke Rattapani, putra tukang celup, dan berkata kepadanya: ‘Rattapani yang baik, saya ingin agar kera jantan muda ini diberi warna yang disebut kuning-salep, kemudian diketok dan diketok lagi, dan dilicinkan di dua sisinya.' Rattapani, putra tukang celup itu berkata kepadanya: ‘Yang Mulia, kera jantan muda ini akan tahan menerima warna itu tetapi tidak akan menerima ketokan dan pelicinan.' Demikian pula, Yang Mulia, doktrin Nigantha yang tolol itu akan menyenangkan orang-orang tolol tetapi bukan orang-orang yang bijaksana, dan doktrin itu tidak akan tahan bila diuji atau dilicinkan.

“Kemudian, Yang Mulia, pada saat yang lain brahmana itu membawa seperangkat pakaian baru ke Rattapani, putra tukang celup dan berkata kepadanya: ‘Rattapani yang baik, saya ingin agar seperangkat pakaian baru ini diberi warna yang disebut kuning-salep, kemudian dipukul dan dipukul lagi, dan diratakan di dua sisinya.' Rattapani, putra tukang celup itu berkata kepadanya: ‘Yang Mulia, seperangkat pakaian baru ini akan tahan menerima warna dan pukulan dan pelicinan.'

Demikian pula, Yang Mulia, doktrin Yang Terberkahi itu, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan, akan menyenangkan orang-orang yang bijaksana tetapi bukan orang-orang tolol, dan doktrin itu akan tahan bila diuji atau dilicinkan.”

 _/\_

salam metta
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1563 on: 06 June 2009, 06:57:30 PM »
La ke Tanah Suci untuk apa? Nirvana dong... haha...

Lagipula Tanah Suci itu pada hakekatnya adalah Pikiran Murni yang berrati Pikiran yang Telah Mencapai Nirvana.  ;D

 _/\_
The Siddha Wanderer

Numpang tanya Bro Gandalf,
konon katanya setelah terlahir kembali di alam sukhavati maka makhluk2 akan mencapai Nirvana dari alam tersebut. dan anda mengatakan bahwa sukhavati adalah telah mencapai nirvana. mohon penjelasannya

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1564 on: 06 June 2009, 07:01:31 PM »
Quote
aduh, saudara Gandalf bagaimana bisa meditasi dengan pengertian "sebagaimana-adanya" malah disuruh visualisasi.
pernahkah tahu tentang "si-pelaku" dan "si-pengetahu" coba baca buku AjahnBrahm, saya sendiri sudah bisa membedakan "si-pengetahu" dan "si-pelaku"

pikiran kita ada 2.. dimana "yang bergerak"(si-pelaku) dan "yang menyadari"(si-pengetahu)
kalau anda menyuruh pikiran ini "ber-visualisasi" maka pikiran bagian "yang-bergerak(si-pengetahu) yang main.....
dan ini bukan sesuai ajaran Theravada tentang Vipassana.....

makanya kalau anda mengatakan Vipassana versi Theravada. dan mau di samakan dengan Vipassana versi Mahayana, tidak bakalan nyambung.
oleh sebab itu saya disini meminta anda menjelaskan tentang Vipassana Mahayana secara detail...
alangkah bagusnya jika sama dengan perincian sebagaimana pada Visudhimagga.

dan lagi Vipassana pada versi Theravada jika dilakukan maka buah yang pasti adalah "NIBBANA"  dan tidak ada pilihan lain...mutlak.
sedangkan pada Vipassana versi Mahayana menyatakan bisa "nirvana" terus bisa "alam sukhavati" kemudian bisa mencapai Bodhisatva.

tolong dijelaskan secara jelas-jelas...

kemudian pertanyaan 3 saya sebelum nya. thx
salam metta.

Hmm... Anapanasati yang menuju pada Vipassana pun melakukan kontemplasi [tubuh, pikiran, perasaan, Dhamma] bukan?

La dalam Sukhavati juga melakukan praktik kontemplasi Tanah Suci denagn segala atributnya untuk melakukan Vipashyana..... Dari kontemplasi itu maka terjadi "kuan" / observing = meninjau/menyadari - Vipashyana.

Demikian yang saya pahami. Bro. chingik boleh menambah/mengoreksi kalau saya salah.

Secara detail? Sudah saya bilang masih belum ada waktu bosss.....sabaarrrr..... Ini aja njawabnya singkat2......

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1565 on: 06 June 2009, 07:02:37 PM »
Quote
doktrin itu tidak akan tahan bila diuji atau dilicinkan

Saya heran motivasi apa yang mendasari postingan kutipan sutta seperti ini.... hahaha....  ;D... ternyata... masih saja.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1566 on: 06 June 2009, 07:19:22 PM »
Quote
doktrin itu tidak akan tahan bila diuji atau dilicinkan

Saya heran motivasi apa yang mendasari postingan kutipan sutta seperti ini.... hahaha....  ;D... ternyata... masih saja.....

 _/\_
The Siddha Wanderer
hahaha, mudah-mudahan ini sebagai motivasi dan pembuktian bahwa ajaran mahayana itu memang lulus ISO9001/3 ^^
soalnya kalau dalam ajaran agama lain, ini begitu itu begitu...ketika di tanya mengapa begini mengapa begitu..
maka jawabannya tidak akan jelas....

demikian jika memang tahan uji maka bisa saja saya beralih keyakinan, bahkan dengan enteng berkata "di Thera,vipassana cuma bisa menghasilan 1 buah"
sedangkan di Mahayana bahkan bisa memilih 3 buah"

saya jujur saja, ketika seseorang mengatakan hanya 1 buah, kemudian orang lain mengatakan 3 buah,
maka ketika 3 buah itu benar...harus dengan jujur dan lapang dada, kalau pengetahuan orang yang menyatakan hanya 1 buah, adalah orang yang tidak sebijaksana mengatakan 3 buah.

oleh sebab itu saya sangat penasaran ingin tahu, sebab-sebab orang tersebut mengatakan 3.
yah, dengan penjelasan seperti visudhi-magga,maka hal itu pasti diketahui.

saya sangat berharap anda punya waktu luang menulis proses demi proses, dari pencapaian yang dikatakan dalam mahayanis.
bukankah kita disini ingin mencari akhir diskusi yang berbelit-belit ini. ^^
dan sy kira hanya akan ada 2 jawaban.


salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1567 on: 06 June 2009, 07:37:42 PM »
Quote
hahaha, mudah-mudahan ini sebagai motivasi dan pembuktian bahwa ajaran mahayana itu memang lulus ISO9001/3 ^^
soalnya kalau dalam ajaran agama lain, ini begitu itu begitu...ketika di tanya mengapa begini mengapa begitu..
maka jawabannya tidak akan jelas....

demikian jika memang tahan uji maka bisa saja saya beralih keyakinan, bahkan dengan enteng berkata "di Thera,vipassana cuma bisa menghasilan 1 buah"
sedangkan di Mahayana bahkan bisa memilih 3 buah"

saya jujur saja, ketika seseorang mengatakan hanya 1 buah, kemudian orang lain mengatakan 3 buah,
maka ketika 3 buah itu benar...harus dengan jujur dan lapang dada, kalau pengetahuan orang yang menyatakan hanya 1 buah, adalah orang yang tidak sebijaksana mengatakan 3 buah.

oleh sebab itu saya sangat penasaran ingin tahu, sebab-sebab orang tersebut mengatakan 3.
yah, dengan penjelasan seperti visudhi-magga,maka hal itu pasti diketahui.

saya sangat berharap anda punya waktu luang menulis proses demi proses, dari pencapaian yang dikatakan dalam mahayanis.
bukankah kita disini ingin mencari akhir diskusi yang berbelit-belit ini. ^^
dan sy kira hanya akan ada 2 jawaban.

Hahaha..... ya semoga saja niat anda positif.... selalu "awas" saja terhadap pikiran anda... hehe....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1568 on: 06 June 2009, 07:48:54 PM »
Quote
Numpang tanya Bro Gandalf,
konon katanya setelah terlahir kembali di alam sukhavati maka makhluk2 akan mencapai Nirvana dari alam tersebut. dan anda mengatakan bahwa sukhavati adalah telah mencapai nirvana. mohon penjelasannya

Sukhavati dibagi jadi 2

1. Sukhavati tentatif
2. Sukhavati Sesungguhnya [True Pure Land]

Yang saya maksud Nirvana adalah Sukhavati Sesungguhnya. Para praktisi Sukhavati yang sesungguhnya tentu berusaha mencapai tingkatan Sukhavati sesungguhnya ini.

Tapi kalau usahanya kurang maksimal maka mereka akan terlahir di alam Sukhavati tentatif [pinggiran] di mana ada tempat yang indah dan kondusif untuk belajar Dharma menuju Nirvana. Di sini dengan kekuatan ikrar dan upaya kausalya Amitabha Buddha, para makhluk dimbimbing dalam suatu alam yang sangat kondusif untuk belajar Dharma.

Ini sama seperti ketika seseorang berusaha jadi Arahat tapi akhirnya malah jadi cuma Anagamin.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 06 June 2009, 08:06:08 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1569 on: 06 June 2009, 09:44:02 PM »
cara pembuktian alam sukhavati ini apakah bisa dilakukan pada saat ini atau hanya mengimani saja?

Bagaimana caranya dan bagaiman kita tahu itu hal yang benar bukan ilusi, dan adakah bukti2 nya ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1570 on: 07 June 2009, 06:17:42 AM »
cara pembuktian alam sukhavati ini apakah bisa dilakukan pada saat ini atau hanya mengimani saja?

Bagaimana caranya dan bagaiman kita tahu itu hal yang benar bukan ilusi, dan adakah bukti2 nya ;D

Pikiran Yang Murni adalah Tanah Suci, itulah yang disebutkan dalam Vimalakirti Nirdesha Sutra. Untuk mencapainya dibutuhkan keyakinan dan "5 Gerbang Kesadaran".

Hidup saat ini bisa dibuktikan, sama dengan Nirvana.

Agar tidak percaya membuta pada tokoh yang tidak ada di sejarah, kita harus memahami bahwa Amitabha adalah Sambhogakaya dari Sakyamuni Buddha. Jadi bila anda mencari Amitabha sebagai tokoh historis, Sakyamuni Buddhalah jawabannya.

Aliran Tanah Suci mengatakan bahwa Sakyamuni adalah perwujudan dari Amitabha Buddha.

Sedangkan bhiksu Nichiren yang kontroversial, yang sangat menekankan pada kembali ke Buddha Sakyamuni, menyebutkan bahwa Buddha Amitabha adalah "penjelmaan" dari Buddha Sakyamuni juga.

Kalau bukti2nya saya ya gak tahu dan gak punya... sama seperti kita tidak bisa membuktikan  apakah Nirvana itu benar2 ada atau tidak.... la wong kita2 sama2 belum sampai ke sono....

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1571 on: 07 June 2009, 06:35:54 AM »
duhai... ini sama aja dengan ada kuat 'keimanan' kakkakkkakaka... :))

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1572 on: 07 June 2009, 06:37:39 AM »
Saddha dan Sraddha ya sama2 dibutuhin di semua aliran Buddhis tanpa pandang bulu.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1573 on: 07 June 2009, 07:47:22 AM »
cara pembuktian alam sukhavati ini apakah bisa dilakukan pada saat ini atau hanya mengimani saja?

Bagaimana caranya dan bagaiman kita tahu itu hal yang benar bukan ilusi, dan adakah bukti2 nya ;D

Pikiran Yang Murni adalah Tanah Suci, itulah yang disebutkan dalam Vimalakirti Nirdesha Sutra. Untuk mencapainya dibutuhkan keyakinan dan "5 Gerbang Kesadaran".

Hidup saat ini bisa dibuktikan, sama dengan Nirvana.

Agar tidak percaya membuta pada tokoh yang tidak ada di sejarah, kita harus memahami bahwa Amitabha adalah Sambhogakaya dari Sakyamuni Buddha. Jadi bila anda mencari Amitabha sebagai tokoh historis, Sakyamuni Buddhalah jawabannya.

Aliran Tanah Suci mengatakan bahwa Sakyamuni adalah perwujudan dari Amitabha Buddha.

Sedangkan bhiksu Nichiren yang kontroversial, yang sangat menekankan pada kembali ke Buddha Sakyamuni, menyebutkan bahwa Buddha Amitabha adalah "penjelmaan" dari Buddha Sakyamuni juga.

Kalau bukti2nya saya ya gak tahu dan gak punya... sama seperti kita tidak bisa membuktikan  apakah Nirvana itu benar2 ada atau tidak.... la wong kita2 sama2 belum sampai ke sono....

_/\_
The Siddha Wanderer
Berarti dalam mahayana harus mengimani ya, ok deh :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #1574 on: 07 June 2009, 08:05:09 AM »
cara pembuktian alam sukhavati ini apakah bisa dilakukan pada saat ini atau hanya mengimani saja?

Bagaimana caranya dan bagaiman kita tahu itu hal yang benar bukan ilusi, dan adakah bukti2 nya ;D

Pikiran Yang Murni adalah Tanah Suci, itulah yang disebutkan dalam Vimalakirti Nirdesha Sutra. Untuk mencapainya dibutuhkan keyakinan dan "5 Gerbang Kesadaran".

Hidup saat ini bisa dibuktikan, sama dengan Nirvana.

Agar tidak percaya membuta pada tokoh yang tidak ada di sejarah, kita harus memahami bahwa Amitabha adalah Sambhogakaya dari Sakyamuni Buddha. Jadi bila anda mencari Amitabha sebagai tokoh historis, Sakyamuni Buddhalah jawabannya.

Aliran Tanah Suci mengatakan bahwa Sakyamuni adalah perwujudan dari Amitabha Buddha.

Sedangkan bhiksu Nichiren yang kontroversial, yang sangat menekankan pada kembali ke Buddha Sakyamuni, menyebutkan bahwa Buddha Amitabha adalah "penjelmaan" dari Buddha Sakyamuni juga.

Kalau bukti2nya saya ya gak tahu dan gak punya... sama seperti kita tidak bisa membuktikan  apakah Nirvana itu benar2 ada atau tidak.... la wong kita2 sama2 belum sampai ke sono....

_/\_
The Siddha Wanderer
Berarti dalam mahayana harus mengimani ya, ok deh :)

om... sorry klo kasusnya uda seperti ini... memang udah cenderung ke mengimani :)

 

anything