Jawaban bahwa dukkha adalah dukkha bila Anda memandangnya demikian dan dukkha adalah bukan dukkha jika Anda memandangnya demikian adalah lebih masuk akal dan realistis! Selain itu, ini juga sejalan dengan Agama Buddha. Bila Anda menyangkalnya berarti Buddha waktu masih berada dalam nirvana bersisa juga masih mengalami dukkha. Penerangan di bawah pohon Bodhi konsekuensinya menjadi meragukan.
sekedar informasi saudara Tan,
sekali lagi saya ulangi, seseorang yg belum meninggal baik itu seorang arahat, tetap akan mengalami P E N D E R I T A A N
karena, sesuai konsekuesni pasal 4 kesunyataan mulia.
begitu lahir anda tidak akan bisa lolos dari P E N D E R I T A A N.
kecuali tidak lahir barulah sepenuh nya bebas dari penderitaan....
dan penderitaan yang di alami adalah P E N D E R I T A A N F I S I K....
bukan penderitaan batin..
semoga anda bisa memahami
penderitaaan fisik dan penderitaan batin itu berbeda...Buddha yang mereliasasi “nirvana dengan sisa” juga merasakan penderitaan karena sakit dan mati? Kalau Buddha masih merasakan “penderitaan” (dukkha) waktu Beliau menderita sakit, hingga harus dirawat oleh Tabib Jivaka, maka apakah artinya Penerangan di bawah Pohon Bodhi? Semoga Saudara Mercedes memahami hal itu.
astaga, saudara Tan,
anda kira ketika seseorang mencapai pencerahan dapat melawan hukum alam?
jadi menurut anda ketika seseorang mencapai ke-buddha-an sudah menjadi makhluk superpower like god? bahkan tidak butuh obat dan makanan?
anda kira buddha itu sudah seperti Tuha* ?
pantas saja anda bilang " buddha di luar logika pikir manusia"
pantas saja anda bilang kalau buddha bisa memancarkan metta tanpa pikiran.
karena buddha sudah out of human logic sampai anda menyatakan hal ouf of human logic juga.....
ternyata anda menganut paham seperti itu...ya ampun...
-----------------------------------
ketika buddha mencapai pencerahan, beliau itu menjadi MENGERTI hukum alam, bahwa
apapun yang lahir, pastilah mengalami kelapukan,sakit dan mati
( apapun itu yang artinya biar Tuha* sekalipun ketika lahir pasti mengalami kelapukan, contoh nya YESU* yg dianggap Tuha* nasran* juga bisa Tua)
sakit/tua
ketika sesuatu itu "berkondisi ( sankhara) itu muncul maka suatu saat pasti akan berubah dan lenyap.
oleh itu umat buddha yang
mengerti ketika mengalami sakit keras/tua, bukannya malah mental jatuh atau stress karena kondisi fisik nya berubah dari ganteng jadi jelek....melainkan telah mengerti ini adalah sebuah
PROSES ALAMIAH dari HUKUM ALAMsegala apa yang di-inginkan tidak mungkin terpenuhi.
Buddha menyadari apapun ke-inginan beliau tidak mungkin terpenuhi sepenuh-nya
berbeda dengan umat awam yang menghayal se-tinggi langit, jadi buddha yang tercerahkan bukan tukang ber-angan-angan tinggi.
buddha menyadari inilah PROSES ALAMIAH dari HUKUM ALAM...
dan bukan berarti menjadi buddha/mencapai pencerahan
"APAPUN yang di-inginkan pasti terkabulkan" >>> ini adalah anggapan salah.
hidup dengan lingkungan yang tidak diharapkan....
apakah anda mengira ketika orang yang tercerahkan bisa "se-mau enak-enaknya" ?
justru orang yang tercerahkan mengerti "keinginan" adalah sumber penderitaan...
bukan menjadi bebas berkeinginan........ >>>> ini adalah anggapan salah
salam metta.