loh saya kan... sudah bilang bagi-bagi informasi dan bilang kenyataan bukan untuk berdebat.
Sapa yang merendahkan, sapa yang yang memutuskan segala sesuatu dengan tergesa-gesa, sapa yang merasa bijaksana tapi tidak memeriksa dengan teliti mana yang benar dan mana yang salah, sapa yang mengadili orang lain dengan tidak tergesa-gesa, bersikap adil dan tidak berat sebelah, yang senantiasa menjaga kebenaran bukan malah dalam diskusi terlihat bertindak sebaliknya?
Siapakah yang layak merendahkan orang tanpa cela seperti sepotong emas murni? Para dewa akan selalu memujinya, begitu pula para brahmana.
DHAMMAPADA XVII, 7-10
Orang yang memutuskan segala sesuatu dengan tergesa-gesa tidak dapat dikatakan sebagai orang yang adil. Orang bijaksana hendaknya memeriksa dengan teliti mana yang benar dan mana yang salah.
Orang yang mengadili orang lain dengan tidak tergesa-gesa, bersikap adil dan tidak berat sebelah, yang senantiasa menjaga kebenaran, pantas disebut orang yang adil.
DHAMMAPADA XIX, 1-2
...............
saya tidak pandai bicara malah berterus terang dan karena berlaku jujur tidak ada tujuan apapun yang berhubungan dengan sifat iri hati kekikiran dan dusta sehingga menimbulkan pertentangan (gesekan keangkuhan ego) bukan mengikuti arus untuk menyenangkan ego seseorang/umat dengan sikap yang berpura-pura manis.
Bukan hanya karena pandai bicara dan bukan pula karena memiliki penampilan yang baik seseorang dapat menyebut dirinya orang yang baik hati, apabila ia masih bersifat iri, kikir dan suka menipu.
Orang yang telah memotong, mencabut dan memutuskan akar sifat iri hati, kekikiran serta dusta; maka orang bijaksana yang telah menyingkirkan segala keburukan itulah yang sesungguhnya dapat disebut orang yang baik hati.
DHAMMAPADA XIX, 7-8
Biarlah ia memberi nasehat, petunjuk, dan melarang apa yang tidak baik, orang bijaksana akan dicintai oleh orang yang baik dan dijauhi oleh orang yang jahat.
DHAMMAPADA VI, 2
Seorang bhikkhu yang mengendalikan lidahnya, yang berbicara dengan bijaksana dan tidak sombong, yang dapat menerangkan Dhamma beserta artinya, maka akan kedengaran indah ucapannya.
DHAMMAPADA XXV, 4
Seandainya seseorang bertemu orang bijaksana yang mau menunjukkan dan memberitahukan kesalahan-kesalahannya seperti orang yang menunjukkan harta karun, hendaklah ia bergaul dengan orang bijaksana itu. Sungguh baik dan tidak tercela bergaul dengan orang yang bijaksana.
DHAMMAPADA VI, 1...............
loh bukankah kutipan dibawah itu semua yang saya utarakan dalam setiap tulisan saya, yang dikecam dan dilecehkan dan ditertawakan bahkan samapi dihapus atau dikucilkan teman-teman (umat)? kenapa jadi terbalik, nasehat tersebut diberikan kepada saya? mode on : bingung
Apabila seorang bhikkhu hidup dalam cinta kasih, dan memiliki keyakinan terhadap ajaran Sang Buddha, maka ia akan sampai pada keadaan damai (nibbana), yang merupakan berhentinya hal-hal yang berkondisi (sankhara).O bhikkhu, kosongkanlah perahu (tubuh) ini. Apabila telah dikosongkan maka perahu ini akan melaju dengan pesat. Setelah memutuskan nafsu keinginan dan kebencian, maka engkau akan mencapai nibbana.
Putuskanlah lima kelompok belenggu pertama (dari sepuluh belenggu), dan singkirkanlah lima kelompok kedua (dari sepuluh belenggu), serta kembangkan lagi lima kekuatan (keyakinan, perhatian, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan) secara sempurna. Apabila seorang bhikkhu telah bebas dari lima belenggu, maka ia disebut seorang "Penyeberang Arus" (sotapanna).
Bersemadilah, O bhikkhu! Jangan lengah! Jangan biarkan pikiranmu diseret oleh kesenangan-kesenangan indria! Jangan karena lengah maka engkau harus menelan bola besi yang membara! Dan jangan karena terbakar maka engkau meratap, "O, hal ini sungguh menyakitkan!"
Tak ada samadi dalam diri orang yang tidak memiliki kebijaksanaan. Dan tidak ada kebijaksanaan dalam diri orang yang tidak bersamadi. Orang yang memiliki samadi dan kebijaksanaan, sesungguhnya sudah berada di ambang pintu Nibbana.
Apabila seorang bhikkhu pergi ke tempat sepi, telah menenangkan pikirannya, dan telah dapat melihat Dhamma dengan jelas, akan merasakan kegembiraan yang belum pernah dirasakan oleh orang-orang biasa.
Bila seseorang dapat melihat dengan jelas akan timbul dan lenyapnya kelompok kehidupan (khandha), maka ia akan merasakan kegembiraan dan ketenteraman batin. Sesungguhnya, bagi mereka yang telah mengerti tak akan ada lagi kematian.
Pertama-tama inilah yang harus dikerjakan oleh seorang bhikkhu yang bijaksana, yaitu: mengendalikan indria-indria, merasa puas dengan apa yang ada, menjalankan peraturan-peraturan (patimokkha), serta bergaul dengan teman kehidupan suci (sabrahmacari) yang rajin dan bersemangat.
Hendaklah ia bersikap ramah dan sopan tingkah lakunya. Karena merasa gembira dalam menjalankan hal-hal tersebut, maka ia akan bebas dari penderitaan.
DHAMMAPADA XXV, 9-17
loh koq siapa yang mengalami kebingungan, kekacauan (antara (keberadaan) yang benar dan yang salah) dan keraguan yach, seperti yang sudah saya tulis?
mode on : garuk-garuk kepala