//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - adi lim

Pages: 1 [2]
16
Lingkungan / Tradisi Mendonorkan Mata di Sri Lanka
« on: 23 January 2012, 07:13:12 AM »
VIVAnews - Premathilake, 32, mendapatkan hadiah yang tidak ternilai harganya. Dia baru saja menjalani transplantasi mata di sebuah rumah sakit di Kolombo, Sri Lanka. Donornya adalah seorang yang baru saja meninggal lima jam  sebelumnya.

Dengan mata kirinya yang baru, Premathilake tidak perlu lagi bergantung pada orangtuanya. Setelah matanya tersiram cairan asam di tempatnya bekerja, penglihatan Premathilake memudar. Beruntung, sebuah tradisi mulia di negara tersebut membuatnya dapat kembali melihat dunia, walaupun agak buram.

Sri Lanka tidak pernah kekurangan donor mata, pasalnya, banyak orang di negara tersebut bersedia mendonorkan mata mereka jika mereka mati nanti. Bahkan, mereka yang masih hidup juga ingin mendonorkan matanya dengan cuma-cuma.

"Mereka sering bertanya, 'Dapatkah kami menyumbangkan mata ketika kami masih hidup? Karena kami punya dua mata, bisa kami sumbang salah satunya?' Mereka bersedia mendonorkannya karena mereka ingin membantu sesama, mereka tidak mendapat apa-apa," kata Dr Sisira Liyanage, direktur Rumah Sakit Mata Nasional Sri Lanka, dilansir dari CBS News, Minggu 22 Januari 2012.

Aksi mulia rakyat Sri Lanka ini menjadi semacam simbol tidak tertulis tentang martabat dan budaya negara. Bantuan ini diberikan oleh seluruh lapisan rakyat Sri Lanka, baik yang kaya maupun yang miskin.

Rakyat Sri Lanka yang 67 persennya menganut agama Buddha yakin tindakan mereka ini akan memberikan penghidupan yang lebih baik di kehidupan mereka selanjutnya setelah reinkarnasi.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr Hudson Silva, tahun 50-an lalu di Sri Lanka. Kala itu, Hudson merasa frustasi akibat kekurangan kornea untuk didonorkan. Saat itu, mata hanya diperoleh dari tahanan yang dihukum gantung.

Akhirnya, Silva bersumpah akan menyumbangkan korneanya sendiri saat dia mati. Di sebuah koran, dia menuliskan artikel yang berjudul "Kehidupan untuk Mata yang Mati." Respon pembaca luar biasa, dia kebanjiran kornea mata setelah itu.

Dengan fasilitas seadanya, dia bersama dengan istrinya mulai mengambil kornea mata pendonor dan menyimpannya di kulkas rumahan. Lalu dia mendirikan Komunitas Donasi Mata yang pada 1964 untuk pertama kalinya mengirimkan kornea ke luar negeri menggunakan termos es sederhana. Sejak saat itu, sudah 60.000 kornea diterbangkan keluar Sri Lanka.

Saat ini, Rumah Sakit Mata Nasional Sri Lanka mencatat, sedikitnya 900.000 orang telah menandatangani perjanjian mendonorkan mata mereka setelah mati ke bank mata di rumah sakit ini. Setiap tahunnya, sebanyak 3.000 jaringan mata dikirimkan ke 57 negara di seluruh dunia dari rumah sakit ini. (umi)

Sumber : Vivanews

17
Kafe Jongkok / TKW Sukses Jadi Sarjana Manajemen di Malaysia
« on: 04 July 2011, 05:51:40 PM »
Banyumas - Kisah TKW rupanya tidak melulu kisah sedih dalam perantauan. Di Malaysia, TKW Sarmini (28) asal Banyumas sukses menjadi sarjana S1 manajemen dari Universitas Terbuka Malaysia.

Pembantu rumah tangga asal Desa Adisana, Kecamatan Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah ini awalnya pergi ke Malaysia pada 2004. Dia sudah mengantungi ijazah D2 dari Sekolah Tinggi Agama Budha di Semarang, namun dia ingin melanjutkan kuliah. Sayang orangtuanya terbentur masalah biaya.

"Pergi ke Jakarta untuk mencari kerja tapi tidak dapat. Karena keinginan saya untuk melanjutkan sekolah namun orang saya tidak mampu, makanya saya pergi ke Malaysia untuk mencari modal," kata Sarmini kepada wartawan di Balai Desa Adisana, Senin (4/7/2011).

Tiga tahun lamanya Sarmini bekerja sebagai PRT. Pada 2007 dia meminta pulang dan majikannya pun bertanya untuk apa. Ketika Sarmini mengatakan ingin meneruskan kuliah, sang majikan justru bersimpati dan menawarkan Sarmini kuliah di Malaysia.

"Karena majikan saya tahu kalau keuangan saya tidak meungkinkan, maka dia menawarkan saya kuliah di sana. Dan pada tahun ke empat, saya kuliah di Open University of Malaysia setelah tiga tahun saya bekerja," jelasnya dengan semangat.

Kini Sarmini yang telah mempunyai gelar Sarjana Management dari Open University of Malaysia, dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,39. Walaupun banyak tawaran bekerja dari kawan-kawannya, namun dia berharap dapat bekerja di mana saja sesuai kemampuan yang dia punya.

"Saya belum tahu akan bekerja dimana, walaupun ada kawan yang menawari saya bekerja sebagai guru, tapi di mana saja saya akan terima," tambahnya.

Selama kuliah, dia mengaku tidak kesulitan membagi waktu untuk bekerja sebagai pembantu. Sarmini hanya kuliah pada hari Minggu, setiap dua minggu sekali. Setiap hari dia bekerja dan baru pada setelah pukul 21.00 dia belajar untuk keperluan kuliahnya dan pagi hari setelah mengantar anak majikan ke sekolah

"Biasanya saya membagi waktu untuk belajar dan bekerja setelah pukul 21.00. Setelah semua pekerjaan rumah selesai, saya gunakan untuk belajar. Selain itu pada pagi hari setelah anak-anak majikan saya berangkat sekolah saya gunakan juga untuk belajar lagi," kata dia.

Sang majikan Tan Choo Tang (56) sangat mendukung pendidikannya, hingga semua fasilitas yang dibutuhkan dirinya dipenuhi oleh sang majikan yang merupakan seorang dosen di sebuah kampus swasta di Malaysia.

"Majikan saya mendukung sekali pendidikan saya, mereka juga memberikan fasilitas, mulai dari komputer, printer, kertas, alat-alat tulis. Yang jelas semua alat-alat yang dibutuhkan untuk belajar," jelasnya.

Selain itu lanjutnya, majikannya juga ikut membantu dalam membiayai kuliahnya. Dari seluruh biaya kuliah yang mencapai 1.000 Ringgit Malaysia atau Rp 28 juta, Tan membantu Sarmini sekitar 50 persen.

"Kuliah selama empat tahun itu 1.000 ringgit dan jika dikurs rupiah sekitar Rp 28 juta tapi dibantu sama majikan sekitar 50 persen," ungkapnya.

Banyaknya kasus yang menimpa para TKI di luar negeri tidak membuat Sarmini takut. Dia menjelaskan jika keluarga Tan sudah menganggap dirinya seperti keluarga sendiri, bahkan sering membantu mengerjakan tugas-tugasnya dan mengasah kemampuan berbahasa Inggrisnya.

"Mereka sudah menganggap saya seperti keluarga sendiri dan itu mungkin keberuntungan saya dapat bekerja di rumah majikan yang baik. Bahkan mereka membantu saya belajar bahasa Inggris, padahal sebelumnya saya kesulitan, tapi karena semua anak-anaknya menggunakan bahasa Inggris, akhirnya saya diajari dan sekarang saya tidak kesulitan lagi," tambahnya.

sumber

18
Ulasan Buku, Majalah, Musik atau Film / Benar atau Salah ?
« on: 18 May 2011, 05:26:45 AM »
"Pertama kelahiran sang Buddha, kedua sang Budha yang mencapai penerangan agung sebagai pertapa dan sang Buddha yang mencapai tingkatan Paniribina,"

Kalimat diatas, pernyataan oleh seorang tokoh Agama Buddha di Indonesia

Apakah perkataan demikian benar atau salah ?

19
Lingkungan / Bhikkhu sedang Pindapata ditembak
« on: 07 March 2011, 09:09:28 AM »
Biksu Ini Dibantai Saat Kumpulkan Derma

BANGKOK, KOMPAS.com — Pria-pria bersenjata membunuh seorang biksu Buddha dan mencederai dua lainnya ketika mereka sedang mengumpulkan derma di wilayah selatan Thailand.

Tiga biksu ditembak oleh dua penyerang yang mengendarai sepeda motor saat mereka melalui satu daerah yang ramai di Provinsi Pattani.

Para biksu sering dikawal untuk mencegah mereka diserang, tetapi polisi mengatakan para korban tidak dikawal karena mereka merasa tidak dalam bahaya di satu pasar karena banyak orang.

Kelompok garis keras Islam melancarkan aksi perlawanan berdarah di wilayah Thailand paling selatan yang berbatasan dengan Malaysia sejak awal tahun 2004 dan menyebabkan 4.400 orang tewas termasuk warga Muslim dan Buddha.

Aksi kekerasan tampaknya meningkat baru-baru ini. Sebuah bom di Provinsi Yala menewaskan sembilan warga desa pada Januari lalu. Seminggu sebelumnya kelompok gerilyawan menyerang satu pangkalan militer dan menewaskan empat tentara.

Bulan lalu satu granat dan serangan bom di sebuah bar karaoke di Kota Narathiwat mencederai 17 orang. Satu ledakan lain di jalan yang ramai di Kota Yala menewaskan seorang pekerja toko dan mencederai 13 orang lainnya.

Sumber berita , Kompas



20
Lingkungan / Kriteria Guru Dhamma ?
« on: 20 October 2010, 06:09:15 AM »
Dibawah ini adalah kutipan sebagian Sdr. Luis ada kata2 mengenai Guru Dhamma Yang Handal,
Quote

Quote from: luis on 15 October 2010, 10:43:51 AM

Untuk istilah komunitas para praktisi (monks, nuns, upasaka, upasika), biasanya disebut dengan parisa (atau assembly). Kelihatannya definisi "Sangha" menurut Thay TNH mengacu pada parisa ini. Tanpa mengurangi hormat saya kepada beliau sebagai Guru Dharma yang handal, saya pribadi lebih cenderung menempatkan istilah "parisa" dan "Sangha" pada konteks yang sesuai. Men-generalisasi "parisa" sebagai "Sangha" akan menimbulkan kerancuan istilah dan makna.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis


Yang saya mau tanya, apa saja kriteria guru Dhamma yang handal ?

Mohon penghuni DC yang baik bisa share tentang kriteria diatas, lebih bagus lagi jika dengan referensi sutta
Terima kasih

 _/\_



22
Keluarga & Teman / MARAH
« on: 17 March 2009, 05:26:54 AM »
Bro/Sis, kalau udah pernah di post, boleh delete
Terima kasih

MARAH
Oleh : YM. Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera

Semua orang bisa marah dan untuk marah tidak dibutuhkan keahlian. Jadi, jangan heran kalau ada orang yang suka marah. Mungkin bisanya cuma marah, tidak punya keahlian lain. Lagipula, untuk marah tidak butuh modal, tidak perlu belajar, dan tidak dibutuhkan latihan.

Memang dengan marah kita bisa mencegah seseorang agar tidak melakukan
hal-hal yang tidak baik, tetapi marah tidak bisa membuat orang maju.
Untuk membuat seseorang maju diperlukan pengertian, pujian, kesabaran,
dan bukan kemarahan.
Kemarahan tidak bisa menghasilkan hal yang positif meskipun kemarahan bisa mencegah seseorang dari perbuatan yang negatif. Kalau kita memarahi anak kita, dengan kemarahan itu kita bisa mencegahnya melakukan perbuatan yang merugikan dirinya, tetapi anak  itu tidak akan menghargai kita. Dan kalau kita selalu memarahi anak kita, tidak memberinya cinta kasih yang didambakan, dia akan mencari cinta kasih diluar. Jangan salahkan anak kalau suatu ketika dia jatuh  kedalam cinta yang murahan.

Sebenarnya kita bisa menghindari marah. Karena kita punya akal.
Cobalah gunakan akal kita untuk menasehati seseorang agar ia tidak melakukan perbuatan yan merugikan. Untuk mencegah seseorang berbuat yang tidak baik, tidak harus dengan marah. Kita bisa memberinya pengertian tentang apa akibatnya jika perbuatan buruk itu dilakukan.

Kita bisa membujuknya untuk melakukan perbuatan lainnya yang baik agar
dia tidak melakukan perbuatan buruk itu. Kalaupun saat itu kita kehabisan akal dan kita harus segera menghentikan perbuatannya, kita tidak perlu marah dengan emosi yang meledak-ledak. Cukup sekedar untuk mencegah orang itu berbuat buruk saja, tidak perlu kita menjadi ikut terbakar.

Mengapa kita tidak boleh marah? Karena marah membuat orang kehilangan kesadaran. Orang yang marah mudah terpancing. Yang dimarahi belum tentu terpancing, tetapi yang marah sudah pasti panas hatinya. Seperti orang yang melempar tahi. Yang dilempar belum tentu kena, tetapi yang melempar: tangannya sendiri belum-belum sudah berbau busuk.

Ada orang bijak mengatakan, meski seseorang berlatih meditasi selama
bertahun-tahun, namun sekali saja dia marah, maka seluruh latihannya
akan dihancurkan oleh kemarahannya yang seketika itu.

 _/\_

23
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi / Bahaya HP di Pesawat
« on: 08 December 2008, 06:07:55 AM »
Teman-teman yang budiman,

Saya sedih mendengar terbakarnya pesawat Garuda, GA 200 pada tanggal 7 Maret 2007, pukul 07.00 pagi, jurusan Jakarta-Yogyakarta di Bandara Adisucipto. Saya tidak tahu apa penyebabnya. Tapi kejadian itu sungguh menyayat hati dan perasaan.

Kemudian saya teringat beberapa bulan yang lalu terbang ke Batam dengan menggunakan pesawat Garuda juga. Di dalam pesawat duduk disamping saya seorang warga Jerman. Pada saat itu dia merasa sangat gusar dan terlihat marah, karena tiba-tiba mendengar suara handphone tanda sms masuk dari salah satu penumpang, padahal saat itu pesawat dalam posisi mau mendarat. Orang ini terlihat ingin menegur tetapi tidak berdaya karena bukan merupakan tugasnya.

Ketika ditanya kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu, kemudian dia bercerita bahwa dia adalah Manager salah satu perusahaan industri, dia adalah supervisor khusus mesin turbin. Saat dia melaksanakan tugasnya tiba-tiba mesin turbin mati, setelah diselidiki ternyata ada salah satu petugas sedang menggunakan ponsel di dalam ruangan mesin turbin.

Orang Jerman ini menjelaskan bahwa apabila frekwensi ponsel dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi, akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati.


Rakyat kita ini memang high class… handphone nya mahal, transportasi pakai pesawat. Tapi bodohnya gak ketulungan. Ada yang gak tahu kenapa larangan itu dibuat, ada yang tahu tapi tetap gak peduli. Orang Indonesia harus selalu belajar dengan cara yang keras.

Buat yang belum tahu, kenapa tidak boleh menyalakan Handphone di pesawat, berikut penjelasannya:
Informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa ponsel mempunyai kontribusi yang besar terhadap keselamatan penerbangan. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi akibatkan oleh ponsel. Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat untuk kita semua,
terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang.

Contoh kasusnya antara lain; 10 January 2000. Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja take-off dari bandara Zurich , Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh. Sepuluh
penumpangnya tewas. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal ponsel terhadap sistem kemudi pesawat.

Sebuah pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. Ternyata, sebuah ponsel di dalam kopor dibagasi lupadimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem navigasi.

Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi setinggi 700 kaki justru ketika sedang “final approach” untuk “landing” di bandara Heathrow, London. Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game masing-masing (The Australian, 23-9-1998).

Sumber :
Bapak Gunawan,
Blog Liputan SCTV, Liputan6.com

Pages: 1 [2]
anything