//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tanya ? Jawab untuk Pemula  (Read 622666 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1950 on: 13 April 2014, 10:55:16 PM »
baru2 ini saya membaca artikel di suatu buku buddhist yang mengatakan bahwa mengatakan 3 kalimat yang berbeda dapat berarti suatu kesombongan...
contoh:1. "Saya lebih pandai dari anda"
2. "Saya lebih bodoh dari anda"
3. "Saya sama dengan anda"
yang saya tanyakan kalimat ke 2 bukankah menunjukkan suatu keadaan yang merendahkan diri dari sesorang kepada orang lain yang ia ajak berdiskusi namun kenapa dianggap juga merupan suatu bentuk kesombongan si pemberi pernyataan???
trims... Anumodana..

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1951 on: 14 April 2014, 03:43:32 AM »
baru2 ini saya membaca artikel di suatu buku buddhist yang mengatakan bahwa mengatakan 3 kalimat yang berbeda dapat berarti suatu kesombongan...
contoh:1. "Saya lebih pandai dari anda"
2. "Saya lebih bodoh dari anda"
3. "Saya sama dengan anda"
yang saya tanyakan kalimat ke 2 bukankah menunjukkan suatu keadaan yang merendahkan diri dari sesorang kepada orang lain yang ia ajak berdiskusi namun kenapa dianggap juga merupan suatu bentuk kesombongan si pemberi pernyataan???
trims... Anumodana..

berikut ini saya copy-paste dari Samyutta Nikaya 22:49. Buku 3 (Khanda Vagga).
http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/

Quote
49 (7) Soṇa (1)

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Rājagaha di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai. Kemudian Soṇa putra perumah tangga mendekati Sang Bhagavā…. Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada Soṇa putra perumah tangga:

“Soṇa, ketika petapa dan brahmana manapun juga, dengan berdasarkan pada bentuk – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti tidak melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?66

“Ketika petapa dan brahmana manapun juga, dengan berdasarkan pada perasaan … berdasarkan pada persepsi … berdasarkan pada bentukan-bentukan kehendak … berdasarkan pada kesadaran – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti tidak melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?

“Soṇa, ketika petapa dan brahmana manapun juga tidak, dengan berdasarkan pada bentuk – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ [49] atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?

“Ketika petapa dan brahmana manapun juga tidak, dengan berdasarkan pada perasaan … berdasarkan pada persepsi … berdasarkan pada bentukan-bentukan kehendak … berdasarkan pada kesadaran – yang tidak kekal, penderitaan dan mengalami perubahan – menganggap diri mereka: ‘aku lebih mulia,’ atau ‘aku sama dengan,’ atau ‘aku lebih hina,’ apakah maksudnya kalau bukan berarti melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?

[...]

Catatan Kaki:

66 Ini adalah tiga keangkuhan: kelebihan, kesetaraan, dan kekurangan.


kata 'keangkuhan' di sutta tersebut dan di artikel yang kamu baca, berasal dari kata 'māna'. "Māna" ada tiga jenis, yaitu: menganggap diri ini lebih tinggi, lebih rendah, dan sama dibanding orang lain.

Penerjemahan kata 'māna' menjadi "keangkuhan" di sini, sebetulnya tidak pas. Tapi tidak tau juga, apa kata yang pas.. Intinya sih, ini kesalahpahaman karena masalah penerjemahan.

__________________

baru2 ini saya membaca artikel di suatu buku buddhist yang mengatakan bahwa mengatakan 3 kalimat yang berbeda dapat berarti suatu kesombongan...
contoh:1. "Saya lebih pandai dari anda"
2. "Saya lebih bodoh dari anda"
3. "Saya sama dengan anda"

walaupun tidak mengucapkan kalimat tersebut, saat introspeksi diri masing-masing bisa ketahuan apakah masih ada "keangkuhan" atau tidak. Apakah kita masih menilai diri ini lebih/kurang/setara dibandingkan orang lain? apakah masih belum melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?

_________________

Btw, orang yang merasa lebih rendah di suatu waktu, pasti merasa lebih tinggi di waktu yang lain. Tidak mungkin tidak. Tergantung saat itu dia membandingkan dirinya dengan siapa, tergantung apa yang dipikirkannya (tentang orang itu atau tentang dirinya), dst.

Ini karena akarnya sama. Apapun bisa muncul, tergantung sikon.
« Last Edit: 14 April 2014, 03:49:22 AM by dhammadinna »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1952 on: 14 April 2014, 09:37:39 AM »
baru2 ini saya membaca artikel di suatu buku buddhist yang mengatakan bahwa mengatakan 3 kalimat yang berbeda dapat berarti suatu kesombongan...
contoh:1. "Saya lebih pandai dari anda"
2. "Saya lebih bodoh dari anda"
3. "Saya sama dengan anda"
yang saya tanyakan kalimat ke 2 bukankah menunjukkan suatu keadaan yang merendahkan diri dari sesorang kepada orang lain yang ia ajak berdiskusi namun kenapa dianggap juga merupan suatu bentuk kesombongan si pemberi pernyataan???
trims... Anumodana..

"Keangkuhan" di sini bukan dalam makna sehari-hari yang kita gunakan di mana kita menganggap diri tinggi dan orang lain rendah, tapi di sini adalah sebuah pengukuhan akan eksistensi/keberadaan "diri". Jadi dalam konteks ini, orang rendah diri pun memiliki 'keangkuhan' yang memandang adanya identitas 'diri' (yang dalam hal ini lebih rendah dari orang lain).

Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1953 on: 15 April 2014, 12:46:57 AM »
"Keangkuhan" di sini bukan dalam makna sehari-hari yang kita gunakan di mana kita menganggap diri tinggi dan orang lain rendah, tapi di sini adalah sebuah pengukuhan akan eksistensi/keberadaan "diri". Jadi dalam konteks ini, orang rendah diri pun memiliki 'keangkuhan' yang memandang adanya identitas 'diri' (yang dalam hal ini lebih rendah dari orang lain).
bukankah itu suatu pernyataan seseorang yang rendah diri? (minder???)
lalu yang dikatakan melihat seperti apa adanya itu yang seperti apa?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1954 on: 15 April 2014, 09:29:02 AM »
bukankah itu suatu pernyataan seseorang yang rendah diri? (minder???)
Tidak selalu. Kalau seseorang mengukuhkan misalnya, "saya lebih rendah setingkat dibanding Buddha Gotama", belum tentu adalah orang yang rendah diri.

Namun terlepas dari itu semua, ketika kita mengukuhkan posisi diri kita, posisi orang lain, kemudian membandingkannya, maka di situ sudah ada potensi kesombongan (mana).


Quote
lalu yang dikatakan melihat seperti apa adanya itu yang seperti apa?
Memahami semua fenomena bukan "aku", bukan "milikku", bukan "diriku".


Offline DeNova

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.067
  • Reputasi: 106
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1955 on: 15 April 2014, 02:34:14 PM »

Memahami semua fenomena bukan "aku", bukan "milikku", bukan "diriku".

Tidakkah seperti penyangkalan diri? kalau berbeda dimana poin utama bedanya?
Dengan begitu apakah dapat dikatakan bahwa umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi?

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1956 on: 15 April 2014, 03:10:11 PM »
Tidakkah seperti penyangkalan diri? kalau berbeda dimana poin utama bedanya?
Dengan begitu apakah dapat dikatakan bahwa umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi?


Saya coba ikut jawab... saya kurang tau tentang penyankalan diri.....
Tetapi 5 kelompok unsur kehidupan ini muncul karena ada kondisi.....jd tidak ada "diri" yang kekal.

Jika apa pun dianggap sebagai “diri” kita, maka itu pasti tunduk pada kendali kehendak kita; akan tetapi, karena kita tidak dapat mengatur kelima kelompok unsur kehidupan sesuai kehendak kita, maka mereka semua tunduk pada penyakit dan oleh karena itu pasti bukan diri kita

http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_22.59:_Anattalakkhana_Sutta


« Last Edit: 15 April 2014, 04:52:23 PM by Sumedho »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1957 on: 15 April 2014, 04:02:46 PM »
Tidakkah seperti penyangkalan diri? kalau berbeda dimana poin utama bedanya?
Bukan penyangkalan diri. Jika direnungkan, manakah bagian dari diri kita sendiri yang bisa ditunjuk sebagai identitas 'diri'? Semua unsurnya baik dari kesadaran, pikiran, perasaan, ingatan, maupun jasmaninya, semuanya adalah bagian dari proses yang berubah, tidak ada yang tetap. Karena tidak ada yang tetap, maka tidak ada yang bisa dianggap sebagai diri.

Dalam konteks sehari-hari, tentu saja yang disebut identitas diri itu ada, yaitu kumpulan batin-jasmani yang berproses ini.


Quote
Dengan begitu apakah dapat dikatakan bahwa umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi?
Apa yang kita sebut sebagai "milik" hanyalah sebuah kondisi yang disepakati bersama saja. Ketika kondisi berubah, maka yang tadinya "milik kita" bisa jadi "milik orang lain". Misalkan pacar kita sebut sebagai 'milik kita' sesuai kondisi 'komitmen & sama-sama suka', namun ternyata dia dijodohkan oleh orangtuanya, maka kondisinya berubah dan jadilah 'milik orang lain'.

Apakah umat Buddha tidak boleh memiliki sesuatu? Tidak ada larangan demikian sama sekali. Memiliki sesuatu yang diperoleh bukan dengan cara yang tidak baik, sah-sah saja. Hanya saja perlu diingat pada hakikatnya kita tetap tidak bisa 'memiliki' apapun sehingga pikiran tidak cenderung pada melekati.


Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1958 on: 15 April 2014, 05:37:47 PM »
Tidakkah seperti penyangkalan diri? kalau berbeda dimana poin utama bedanya?
Dengan begitu apakah dapat dikatakan bahwa umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi?


Permisi ikutan juga ya.
Jika tidak ada yang namanya diri, tidak ada diri yang sesungguhnya, atau tidak ada inti diri kekal (anatta) karena apa yang disebut sebagai diri adalah terdiri dari unsur-unsur yang bukan diri, maka pertanyaan bahwa "apakah umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi," dengan sendirinya akan menjadi tidak valid dong?
Oleh karena si pemilik sendiri kan tidak ada/tidak valid.

Dan karena kita memang tidak dapat menemukan diri yang kekal, maka dapat dikatakan bahwa memang demikian adanya, bukanlah penyangkalan.

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1959 on: 15 April 2014, 10:39:24 PM »
Tidakkah seperti penyangkalan diri? kalau berbeda dimana poin utama bedanya?
Dengan begitu apakah dapat dikatakan bahwa umat buddhist tidak diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi?


ini yg jd ambigu bagi kebanyakan org..kadang bisa salah..

ajaran Buddha, pointnya yaitu ini bukan aku, ini bukan diriku, ini bukan milik ku

sedangkan ada 2 pandagan extreem yg di tolak yaitu..
1. tidak ada diri (nihilisme)
2. ada diri (eternalis)

nah ajaran bukan aku, bukan milik ku, bukan diri ku, kadang di salah artikan menjadi tidak ada diri..klo pake sisitim urut-urutan seh nyambung..klo semua bukan diri ku..apakah diri itu ada? simplenya org jawab tidak

tp dlm sutta pertanyaan ini tidak di jawab...krn akan menyebabkan pandagan nihilisme atau kebingungan bagi yg bertanya..

jd aku sebaiknya tetap di term bukan aku, bukan milik ku, bukan diri ku ...dan bukan pada.."tidak ada diri" atau "penyangkalan diri" dan sejenisnya...

...

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1960 on: 16 April 2014, 08:04:30 AM »
Mungkin karena manusia sudah terbiasa dengan pikiran dualitasnya, kalau ada berarti tidak mungkin tidak ada, kalau tidak ada berarti tidak mungkin ada.
Orang-orang sulit menerima sisi yang apa adanya (nondualitas).

Offline jimmy my

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Sabbe Dhamma Nalam Abhinivesaya
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1961 on: 31 May 2014, 05:55:32 AM »
Sorry ksalahan saya,pertanyaan diatas jd double..m0h0n m0derator delete aja pertanyaan diatas.
 
Mau tany lg neh

1.apa bedany antara TEKAD kuat pertapa gotama wakt meditasi brsama 4pertapa..dgn TEKAD kuat pertapa gotama wakt meditasi slah mendapat dana mkanan dari sujata?
Sepertiny 2duany trmasuk extrim(keras)..tekat yg ke 1 sampai hanya mkn nasi shari 1butir.tekat yg ke 2 juga tidak akan brhenti meditasi walaupn sampai mati(puasa jg sampai skian lama)
2.apa penjelasan budhist mengenai benda2 gaib yg mempunyai kekuatan seperti keris,batu keramat,dll

M0h0n bantuanny senior2..anum0dana
Sabbe Dhamma Nalam Abhinivesaya
 
.:::::.
'^_^'
(_/l\_)
.(_l_).

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1962 on: 04 June 2014, 08:20:43 AM »
Sorry ksalahan saya,pertanyaan diatas jd double..m0h0n m0derator delete aja pertanyaan diatas.
 
Mau tany lg neh

1.apa bedany antara TEKAD kuat pertapa gotama wakt meditasi brsama 4pertapa..dgn TEKAD kuat pertapa gotama wakt meditasi slah mendapat dana mkanan dari sujata?
Sepertiny 2duany trmasuk extrim(keras)..tekat yg ke 1 sampai hanya mkn nasi shari 1butir.tekat yg ke 2 juga tidak akan brhenti meditasi walaupn sampai mati(puasa jg sampai skian lama)

Dalam riwayat kehidupan Buddha baik dari RAPB maupun sumber lainnya, pada waktu menjelang Pencerahan tidak dikatakan bahwa Petapa Gotama bertekad untuk tidak makan, tetapi bertekad untuk tidak mengubah posisi. Tekad itu adalah kebulatan "hati" untuk mencapai sesuatu. Kekuatan Tekad bisa saja sama tetapi cara menjalaninya bisa berbeda.
Jadi yang berbeda adalah caranya.

Quote
2.apa penjelasan budhist mengenai benda2 gaib yg mempunyai kekuatan seperti keris,batu keramat,dll
Yang pernah saya dengar (bukan berdasarkan literatur resmi), konon benda-benda tersebut memiliki kekuatan karena ditransfer energi. Bagaimana caranya? Saya tidak tahu.

Demikian.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline jimmy my

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Sabbe Dhamma Nalam Abhinivesaya
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1963 on: 04 June 2014, 05:17:53 PM »
Dalam riwayat kehidupan Buddha baik dari RAPB maupun sumber lainnya, pada waktu menjelang Pencerahan tidak dikatakan bahwa Petapa Gotama bertekad untuk tidak makan, tetapi bertekad untuk tidak mengubah posisi. Tekad itu adalah kebulatan "hati" untuk mencapai sesuatu. Kekuatan Tekad bisa saja sama tetapi cara menjalaninya bisa berbeda.
Brtekad untuk tdk mengubah posisi..tp mis lapar gk ada yg bwkan makanan sampai wafat pun gk akan branjak dr t4 dudukny..sama jg lah kykny...tetap extrim..
Sabbe Dhamma Nalam Abhinivesaya
 
.:::::.
'^_^'
(_/l\_)
.(_l_).

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1964 on: 04 June 2014, 07:25:57 PM »
Brtekad untuk tdk mengubah posisi..tp mis lapar gk ada yg bwkan makanan sampai wafat pun gk akan branjak dr t4 dudukny..sama jg lah kykny...tetap extrim..

Tidak ekstem (sangat keras) menurut saya, keras/kuat ya. Tapi jika Anda katakan ekstrem ya silahkan. Tidak ekstem karena seperti yang disampaikan bahwa cara yang dilakukan memang tidak ekstrem. Dan Ia sudah tahu akan mencapai Pencerahan pada waktu tidak lebih dari 1 hari. Petapa Gotama sudah bermimpi pada malam sebelumnya. Jadi Ia tidak akan duduk lama-lama di sana sampai mati. Dan sekali lagi tekad adalah kebulatan "hati", dan diperlukan dengan kadar yang kuat agar seseorang benar-benar melakukan sekuat tenaga apa yang ingin ia capai.

Itu saja yang dapat saya sampaikan.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

 

anything