sumber:http://www.friendster.com/group-discussion/index.php?t=msg&goto=6139816&#msg_6139816
Umat Buddha di Universitas Indonesia kebetulan mendapatkan bimbingan Buddha Dharma dari aliran Mahayana.
Di daerah depok adanya cetiya Theravada, para mahasiswa meminta ijin kepada pengurus vihara untuk melaksanakan kebaktian setelah puja bakti Theravada selesai.
Seharusnya nga masalah, di vihara dekat rumah saya minggu pagi jam 10-1 siang kebaktian tradisi Theravada, sore atau malam kebaktian Tradisi Mahayana. Bae2 aja nga ada masalah ama sekali.
Ada lagi dekat rumah, minggu pagi tradisi Theravada, sore atau malam Tradisi Tantrayana, juga bae2 aja.
Kasus yang saya ceritakan memang memalukan, masa di depan altar Sang Buddha hanya boleh puja bakti tradisi satu aliran.
Hal ini karena kurangnya pengetahuan bahwa kitab suci Mahayana sebenarnya dari bahasa Sansekerta, bukan ajaran Tiongkok.
Konsep Nibbana sebenarnya simple yaitu bebas dari lahir, tua, sakit dan mati.
Bebas dari dilahirkan, tua, sakit dan mati dimana ?
Ya dari perputaran roda samsara ( penderitaan ).
Tanah suci para Buddha, Bodhisattva, Arahat, dll bukan merupakan alam samsara tapi alam kesempurnaan.
Para Buddha, Bodhisattva, Arahat, dll ( yang telah mencapai Nibbana ) tidak dilahirkan untuk menuju kesana, melainkan dapat langsung menuju kesana.
Banyak umat Buddha bingung Nibbana itu apa sih, musnah yah, kan uda nga dilahirkan, tua, sakit dan mati lagi ?
Para Buddha, Bodhisattva, Arahat, Pacceka Buddha setelah mencapai Nibbana sebenarnya menetap di Tanah suci para Buddha.
Para Buddha tidak pernah berhenti membabarkan Dhamma disana, para Buddha membimbing para makhluk yang penuh kebajikan ( yang dilahirkan disana dari sekuntum teratai karena belum mencapai Nibbana ) sampai mereka mencapai Nibbana.
Banyak umat Buddha salah persepsi " Sang Buddha uda mencapai Nibbana jadi uda pensiun membabarkan Dhamma katanya "
Dalam Amitabha Sutra Sang Buddha Gotama menyebutkan banyak nama Buddha di Tanah Suci bagian Utara, Selatan, Barat, Timur dan Tengah.
Sayangnya kita tidak tahu Sang Buddha Gotama sekarang di Tanah Suci para Buddha bagian mana.
Tapi saya yakin " kalau seseorang penuh kebajikan nanti ketika ia meninggal dunia walau belum mencapai tingkat kesucian apapun, ia berkesempatan dilahirkan di Tanah Suci para Buddha dan mungkin saja mendapat bimbingan Dharma dari Sang Buddha Gotama disana ".
Dan sekali lagi saya cuma bisa bilang, apa yang saya sampaikan sangatlah kontroversial bagi umat Buddha yang hanya mendalami Theravada, saya tahu itu, mungkin bagi umat Buddha tipe begini saya hanyalah pengikut Mara yang berusaha menghilangkan Buddha Dharma dari dunia ini.
Saya hanya bisa bilang saya tahu konsekuensi terhadap apa yang saya sampaikan, kalau memang saya umat Buddha yang menyampaikan sesuatu bukan berasal dari Sang Buddha Gotama, saya rela menanggung akibatnya.
Umat Buddha di Indonesia pada bingung sendiri, uda mencapai Nibbana itu musnah ya, mereka nanya ama Bhantenya, Bhantenya juga nga mendalami Amitabha Sutra, akhirnya nga mampu jelasin.
Yah begitulah kondisi pembabaran Buddha Dharma di negeri ini, banyakan ribut antar aliran daripada saling berkumpul dan membahas yang sebenarnya berasal dari satu sumber yaitu Sang Buddha Gotama.