Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Topik Buddhisme => Sekolah Buddhis dan Sekolah Minggu => Topic started by: kakao on 11 January 2012, 12:23:27 PM
-
Mohon Sharing donk, pengalamannya, soalnya setau kakao berkeliling hampir keseluruh wilayah tangerang, umumnya paritta2 dibacakan, tapi apakah anak2 akan tahu arti dan maknanya? akankah lebih baik membaca paritta beserta artinya juga ;D
juga dibeberapa cetya dan Vihara mungkin pembukaan parittannya lain dengan yang lain.munkin terpengaruh akan sekte atau aliran, atau Theravada, mahayana, tantrayana, dll, menurut kakao, akan kah lebih baik ada penyatuan dalam mengurusi generasi Muda ini dengan keselarasan misalnya. Namaskara, Vandana, Tisarana, lalu Buddha Nusati, Dhammanusati, SanghaNusati, dan saccakiriya gatha, penutup dengan baca namaskara gatha lagi atau gimana??
tq atas sharingnya ya _/\_
-
ttg urutan sudah ada diBuku Biru STI. Pada urutan tsb kami kira akan secara umum ada pada setiap aliran walaupun ada perbedaan tata laksananya.
untuk parittanya, kami menyarankan paritta memberikan cerita:
- jayamangala gatha (maaf jika ini bukan paritta tapi bisa memberi 8 cerita untuk 8 minggu/ 2 bulan ttg apa yang telah dilakukan Sang Guru Agung)
()
- mangala sutta (diawali dengan ceita dulu ttg berdebatan berkah diantara manusia, dewa dan brahma, dilanjutkan dengan seorang utusan dewa menemui Sang Guru Agung dan kemudian dilanjutkan penjelasan bait tiap bait, 38 bait = 38 minggu :)) )
- karaniya metta sutta, ini wajib
- selanjutnya disesuaikan dengan kondisi lingkungan :)
silakan teman2 yang lain bisa ikut memberikan saran
semoga membantu
-
kalo menurut saya sih, mengikuti tradisi Theravada ya, baca saja seperti yang umunnya dibacakan, karna itu memang yang paling mudah, mudah diingat bahasa pali dan artinya.
vandana, tisarana ini juga mengajarkan bahwa yang ada dalam agama buddha bukan tuhan, tapi buddha, dhamma dan sangha, kemudian pancasila ini bagus untuk anak2 bisa selalu ingat tentang isi dari 5 sila, buddhanussati, dhammanussati, sanghanussati ini penting agar anak2 tau tentang sifat2 luhur buddha, dhamma, dan sangha, kemudian, saccakiriya gatha kalo mau, dan seterusnya, tergantung situasi dan kondisi.
kalau mau memahami memang lebih baik dibaca beserta artinya, karna orang dewasa pun juga akan sulit memahami jika tida pernah membaca artinya, apalagi anak2. makanya harus sering diulang.
memang selama sekolah minggu di tempatnya om kakao bacanya paritta apa?
Masa tidar, keknya keren nih videonya, tapi durasinya hanya 7 menit ya?
itu udah keseluruhan buat 8 pertemuan maksudnya?
-
Masa tidar, keknya keren nih videonya, tapi durasinya hanya 7 menit ya? Ya
itu udah keseluruhan buat 8 pertemuan maksudnya? Ya
-
saran yang lain menggunakan cerita2 didhammapada atthakata: http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21809.msg387430#msg387430 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21809.msg387430#msg387430)
-
kalo menurut saya sih, mengikuti tradisi Theravada ya, baca saja seperti yang umunnya dibacakan, karna itu memang yang paling mudah, mudah diingat bahasa pali dan artinya.
vandana, tisarana ini juga mengajarkan bahwa yang ada dalam agama buddha bukan tuhan, tapi buddha, dhamma dan sangha, kemudian pancasila ini bagus untuk anak2 bisa selalu ingat tentang isi dari 5 sila, buddhanussati, dhammanussati, sanghanussati ini penting agar anak2 tau tentang sifat2 luhur buddha, dhamma, dan sangha, kemudian, saccakiriya gatha kalo mau, dan seterusnya, tergantung situasi dan kondisi.
kalau mau memahami memang lebih baik dibaca beserta artinya, karna orang dewasa pun juga akan sulit memahami jika tida pernah membaca artinya, apalagi anak2. makanya harus sering diulang.
memang selama sekolah minggu di tempatnya om kakao bacanya paritta apa?
Masa tidar, keknya keren nih videonya, tapi durasinya hanya 7 menit ya?
itu udah keseluruhan buat 8 pertemuan maksudnya?
selama kakao keliling, ada yang pakai tridharma,teravada, mahayana, jg tantrayana bahkan didaerah cengklong kakao nggak ngerti sama sekali mereka baca paritta apa, ada bahasa mandarin, pali dan dicampur2 gitu, bahkan ada disuatu tempat, hanya baca artian nya saja, tampa baca bahasa palinya. :o
tapi kakao nggak mau ikut campur,biarin aja,..menurut mereka benar ya ikut benar aja
-
selama kakao keliling, ada yang pakai tridharma,teravada, mahayana, jg tantrayana bahkan didaerah cengklong kakao nggak ngerti sama sekali mereka baca paritta apa, ada bahasa mandarin, pali dan dicampur2 gitu, bahkan ada disuatu tempat, hanya baca artian nya saja, tampa baca bahasa palinya. :o
tapi kakao nggak mau ikut campur,biarin aja,..menurut mereka benar ya ikut benar aja
menurut saya memang tidak bisa dipaksakan om kakao. karna semuanya pasti akan membaca sesuai dengan tradisi masing2, theravada tentu membaca sesuai dengan tradisi theravada, mahayana, tantrayana, dan sebagainya juga tentu menurut tradisi masing2, seperti itu menurut saya, jadi tidak bisa menilai mana baik dan mana tidak baik kalau tradisinya berbeda, karna dari sononya memang udah beda. :)