Menurut Buddhisme, tidak ada Jiwa/Atta/Atma/Kesadaran yg kekal,
Untuk mengetahui sesuatu diperlukan kesadaran..lalu
bagaimanakah cara utk membuktikan/mengetahui bahwa tidak ada kesadaran yg kekal?
Kesadaran dikatakan hanyalah fenomena yg timbul, berlangsung, lenyap silih berganti tiap momen..tidak ada kesadaran yg tetap sama..
Bukankah utk mengetahui sebuah perubahan harus ada pengamat yang tetap? Utk tahu bahwa mobil A bergerak tentu haruslah diambil titik referensi yg tetap, misal dibandingkan pohon , atau diri kita sndiri di pinggir jalan.. kalau kita masuk jg dalam mobil.mobil dikatakan diam terhadap kita.
Contoh lain sehari- hari, saya harus terus berada di dalam ruang kelas utk mengetahui siapa teman2 yg keluar masuk kelas.. kalau saya jg ikut kluar kelas , bagaimanakah saya dpt mengetahui teman2 lain yg keluar masuk? Saya tidak bisa memastikan silih bergantinya teman2 saya yg kluar masuk kelas..
Kembali ke topik kesadaran.
misal kesadaran A muncul, berlangsung lalu lenyap, muncul lagi kesadaran B berlangsung, lenyap lanjut..kesadaran C lalu D, E, F dst...silih berganti tiap momen.
Kesadaran manakah yg bisa mengetahui bahwa kesadaran A lenyap lalu muncul kesadaran B?
Saat kesadaran B muncul, kesadaran A tidak bisa mengetahui munculnya kesadaran B krn kesadaran A sudah lenyap, Kesadaran B juga tidak bisa mengetahui adanya kesadaran A krn saat kesadaran B muncul, kesadaran A sudah lenyap. Saat kesadaran C muncul..kesadaran B tidak bisa mengetahui munculnya kesadaran C karena kesadaran B sudah lenyap saat Kesadaran C muncul dst..
Kesadaran yg manakah yg bisa tetap ada yg mengetahui fakta ini?
Kalau dikatakan hanya Kesadaran Buddha krn sudah tercerahkan yg bisa mengetahui fakta ini, bukankah itu sama saja mengingkari konsep tidak kekalnya kesadaran? Dan itu termasuk special pleading fallacy..
Kalaupun dikatakan saat parinibbana tidak ada kesadaran muncul lagi, bagaimana kah ketiadaan kesadaran ini diketahui? Utk mengetahui apapun dibutuhkan kesadaran.sama seperti ,saya bisa bilang bahwa tidak ada vas bunga di atas meja ini kalau saya hadir utk menyaksikan ketiadaan vas meja..kalau saya tidak hadir utk membuktikan berarti ketiadaan vas tidak bisa dibuktikan.. kalau hanya percaya kata orang bahwa vas bunga itu tdk ada di meja, maka hal trsebut harus bisa dibuktikan oleh diri sendiri..
Kalau dikatakan bahwa kesadaran itu hanyalah pikiran, maka kita perlu kembali ke argumen di atas dan tinggal mengganti kata kesadaran ABC dst dengan pikiran ABC dst
Kalau tidak ada pengamat yg tetap mustahil utk mengetahui adanya ketidakkekalan kesadaran
..jadi ketidak kekalan kesadaran tidak mungkin dibuktikan.
Bukankah kesimpulan yg logis adalah menerima bahwa ada Atta/Atma/Jiwa/Kesadaran yg kekal? Terima kasih