//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?  (Read 34135 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« on: 28 July 2011, 04:06:35 PM »
Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
Mei 17, 2006

Oleh: Bhikkhu Mettanando

Pertanyaan ini bukan dimaksudkan sebagai penghinaan terhadap Guru Buddha ataupun ajaran-ajaranNya, tetapi hal ini berhubungan dengan keberlangsungan dan kemajuan Buddhisme di dunia modern.

Bangkok, Thailand — Menentukan sikap Guru Buddha terhadap kaum wanita, secara langsung berhubungan dengan sifat teralami dari Buddhisme itu sendiri dan berhubungan dengan apakah Buddhisme mendukung pergerakan hak azasi manusia untuk demokrasi dan persamaan atau tidak. Untuk menjawab pertanyaan ini, seseorang akan selalu dapat berargumen bahwa tidak mungkin untuk memeriksa kebenaran atas jawabannya, karena Guru Buddha telah lama Parinirvana. Namun, bagian-bagian yang terdapat dalam Tripitaka, yang merupakan kumpulan terbesar dari suatu ajaran agama di dunia, menyajikan referensi yang baik dalam pertanyaan kita.

Dalam rangka menemukan apakah Sang Buddha melakukan diskriminasi terhadap kaum wanita atau tidak, Tripitaka adalah satu-satunya sumber historis yang tepat sebagai acuan. Meskipun demikian, caranya tidaklah sederhana.

Penafsiran teks-teks Buddhis sebagian besar tergantung pada cara penggunaannya dalam pembacaan, yaitu, mengambil kata-kata secara harafiah seperti yang dilakukan oleh banyak Buddhis tradisional, atau menggunakan suatu pendekatan yang lebih holistik di dalam memahaminya, seperti yang dilakukan oleh banyak sarjana modern.

Terakhir juga memerlukan analisis kritis dan seni dalam memahami hal yang tersirat. Seperti kebanyakan teks keagamaan yang diwariskan dari jaman dahulu, Tripitaka memberikan informasi yang bertentangan mengenai status kaum wanita.
Salah satu referensi kunci yang betul-betul mendiskriminasikan kaum wanita adalah legenda asal muasal para bhikkhuni, di mana Sang Buddha menunjukkan penolakan yang sangat terhadap penahbisan (umpasampada) kaum wanita seperti yang diminta oleh Prajapati Gautami, ibu tiri sekaligus bibiNya. Ananda, pelayan dekat Sang Buddha ikut serta dan merundingkannya atas nama Prajapati Gautami. Sebagai hasilnya, Sang Buddha meletakkan satu set peraturan khusus, atau yang disebut Delapan Kewajiban Berat (Garudhamma) yang ditetapkan sebagai kondisi-kondisi untuk penahbisan kaum wanita, dan para bhikkhuni diwajibkan untuk menaatinya sampai akhir hidup mereka.

Delapan Kewajiban Berat yaitu:

   1. Seorang bhikkhuni, walaupun sudah di-upasampada (ditahbiskan) selama 100 tahun, harus menghormati seorang bhikkhu, menyambutnya, bersujud dengan hormat, meskipun bhikkhu itu baru ditahbiskan hari itu. (Para bhikkhu memberikan hormat satu dengan yang lain berdasarkan kesenioran mereka, atau berdasarkan banyaknya tahun setelah mereka ditahbiskan.)
   2. Seorang bhikkhuni tidak boleh menjalani masa pengasingan diri (vassa) di tempat di mana tidak ada bhikkhu. (seorang bhikkhu boleh menempati tempat seorang diri)
   3. Seorang bhikkhuni menantikan dua kewajiban: setiap dua minggu seorang bhikkhuni harus meminta pertemuan Uposatha kepada Sangha Bhikkhuni dan menerima nasihat dari seorang bhikkhu setiap dua minggu. (Para bhikkhu tidak bergantung kepada para bhikkhuni untuk upacara wajib ini, dan juga tidak meminta untuk mendapatkan nasihat apapun.)
   4. Seorang bhikkhuni yang telah menyelesaikan masa vassa-nya harus mengajukan dirinya untuk menerima nasihat dari kedua Sangha, Sangha Bhikkhu dan Bhikkhuni (Upacara Pavarana) untuk menanyakan apakah melalui 3 cara penglihatan, pendengaran, atau kecurigaan suatu kesalahan telah dilakukan. (Para bhikkhu mengajukan diri mereka sendiri ke komunitas para bhikkhu)
   5. Seorang bhikkhuni yang dikenakan masa percobaan karena pelanggaran suatu peraturan kebhikkhunian, Sanghadisesa,  harus menjalani masa percobaan minimum 15 hari, untuk pemulihan kembali menuntut persetujuan dari kedua Sangha, Sangha Bhikkhu dan Bhikkhuni. (Untuk para bhikkhu minimum lima hari masa percobaan dengan tidak memerlukan persetujuan dari para bhikkhuni untuk pemulihan kembali.)
   6. Seorang wanita harus ditahbiskan oleh para bhikkhu dan bhikkhuni dan hanya dapat ditahbiskan setelah dua tahun masa pencalonan, dan pelatihan pada enam pelatihan. (Seorang pria tidak memiliki masa pencalonan wajib dan pentahbisan mereka dilakukan oleh para bhikkhu saja).
   7. Seorang bhikkhuni tidak boleh memarahi seorang bhikkhu. (Seorang bhikkhu boleh memarahi  bhikkhu lain, dan semua bhikkhu boleh memarahi bhikkhuni.)
   8. Untuk selanjutnya, tak seorang bhikkhuni pun boleh sama sekali memberi pengajaran/teguran kepada para bhikkhu. Namun, para bhikkhu boleh memberikan pengajaran/teguran (Tidak ada batasan kepada siapa seorang bhikkhu boleh memberi pengajaran/teguran.)

Legenda tersebut mengingatkan kembali bahwa, setelah memberikan Delapan Kewajiban Berat, siswa Guru Buddha, Ananda,  kembali dan menginformasikan kepada Prajapati, sang bibi, akan perkataan Sang Buddha. Prajapati menerima semua delapan peraturan tanpa keberatan. Dengan suka cita, ia berkata:
“Saya menerima semua Delapan Kewajiban Berat, dan akan menaati tanpa melanggarnya sepanjang hidup saya, seperti seorang anak perempuan atau anak laki-laki yang menikmati kecantikannya, setelah mandi dan berkeramas, menerima kalung bunga melati atau lilac, menerimanya dengan tangannya dan meletakkannya di atas kepalanya.”

Terlepas dari peraturan yang bersifat diskriminasi terhadap kaum wanita ini, lebih lanjut Sang Buddha menyampaikan pandangan Beliau di masa yang akan datang bahwa karena penahbisan kaum wanita maka Kehidupan Suci tidak akan berlangsung lama dan Dhamma Yang Mulia hanya akan bertahan dari 1000 tahun menjadi 500 tahun. Hal ini dinyatakan pada bagian dalam Tripitaka berikut:

Pada saat itu, Y.M. Ananda pergi menemui Sang Bhagava. Setelah duduk disalah satu sisi, Ia berkata kepada Sang Bhagava, “Yang Mulia, Mahaprajapati Gautami menerima Delapan Kewajiban Berat. Sekarang bibi dari  Yang Mulia telah ditahbiskan.” Sang Bhagava berkata kepada Ananda, “Ananda, apabila wanita tidak diizinkan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan memasuki kehidupan suci dengan menjalani Ajaran dan Peraturan yang dipimpin oleh Sang Tathagata, Kehidupan Suci akan berlangsung dalam masa yang lama sekali dan Dhamma Yang Mulia akan bertahan seribu tahun lamanya. Tetapi sejak wanita diizinkan meninggalkan kehidupan duniawi, maka Kehidupan Suci tidak akan berlangsung lama dan Dhamma Yang Mulia hanya akan bertahan selama lima ratus tahun. Ananda dalam agama manapun ketika kaum wanitanya ditahbiskan, maka agama tersebut tidak akan bertahan lama. Seperti perumpamaan ini, Ananda, rumah yang dihuni oleh lebih banyak wanita dan laki-lakinya sedikit akan mudah dirampok. Demikian pula dimana Ajaran dan Peraturan yang mengizinkan wanita meninggalkan Kehidupan Suci tidak akan bertahan lama. Dan seperti seorang laki-laki yang akan membangun terlebih dahulu sebuah bendungan yang besar sehingga dapat menampung air, demikian pula Tathagata membentenginya dengan Delapan Peraturan Utama untuk Sangha Bhikkhuni, yang tidak boleh dilanggar selama hidup mereka.” (Vin. II, 256)

Tentu saja, Buddhis yang terlatih secara tradisional membenarkan bahwa pesan di atas tersebut merupakan kutipan aktual dari sabda Sang Buddha. Oleh karena itu, mereka menerima dan mengartikannya bahwa kaum wanita lebih rendah dari kaum pria, dan mereka adalah penyebab kehancuran agama.

Jika hal ini benar, maka hanya ada satu kesimpulan: Sang Buddha adalah seorang seksis (orang yang bersikap diskriminasi terhadap gender/jenis kelamin). Namun, kata “seksis” terlalu keras bagi sebagian besar umat Buddha. Tidak seorang Buddhis tradisional pun yang akan menerima prasangka terhadap Sang Buddha seperti itu. Sebaliknya, mereka pada umumnya menantang  untuk mempertahankan pesan dari  Delapan Kewajiban Berat, dengan mengklaim, “Demikianlah jalannya. Ini adalah Dharma Universal, dan tidak ada yang dapat kita lakukan selain menerimanya sebagai pesan asli Sang Buddha.”

Penafsiran fundamentalis ini telah mengisolasi umat Buddha dari kepercayaan akan demokrasi yang berdasarkan pada hak azasi manusia dan persamaan gender. Buddhisme menjadi alat yang digunakan untuk memojokkan setengah dari populasi dunia. Orang-orang terpelajar sering berpaling dari Buddhisme karena tidak menyukainya setelah mereka melihat agama ini merupakan bagian dari masalah bukan sebagai solusi untuk kemajuan sosial.

Namun, cara lain untuk menjawab pertanyaan ini yaitu melalui pembacaan Tripitaka secara kritis. Inilah metodologi/cara dari para sarjana modern. Hal ini akan menunjukkan secara jelas penggambaran yang berbeda terhadap sikap Sang Buddha terhadap kaum wanita. Menurut bagian lain dari Tripitaka, Delapan Kewajiban Berat bertentangan dengan prinsip belas kasih dan sifat alami manusia. Menurut versi Sang Buddha mengenai Genesis (asal usul), karakteristik perempuan dan lelaki muncul sebagai akibat dari kemerosotan dunia fisik yang berkelanjutan, dimana, karakteristik itu bukanlah sifat alami sejati dari apa sesungguhnya kita. Karena jenis kelamin hanya merupakan penampilan luar dari sifat alami sejati kita, maka baik pria maupun wanita dengan kemampuan yang sama sanggup untuk mencapai Percerahan Sempurna.

Lebih lanjut, ketika bagian dari Tripitaka ini – legenda asal muasal Sangha Bhikkhuni dan Delapan Kewajiban Berat – dibandingkan dengan bagian lain dari Tripitaka, terdapat banyak perbedaan dan pertentangan. Sebagai contoh, di dalam  Buku Theragatha dan Therigatha ( syair yang disusun oleh para bhikkhu dan bhikkhuni yang tercerahkan) kita melihat sebuah situasi di mana seorang bhikkhu  menjadi tercerahkan oleh pengajaran dari seorang bhikkhuni, yang kemudian dihormati seperti ibunya. Hal ini bertentangan dengan peraturan terakhir dari Delapan Kewajiban Berat , dimana melarang seorang bhikkhuni untuk mengajar seorang bhikkhu.

Juga, perkataan “untuk selanjutnya” (dalam peraturan nomor 8) memberi kesan  bahwa sebelumnya telah terjadi dimana para bhikkhuni  memberikan pengajaran kepada para bhikkhu, dan peraturan dikeluarkan untuk menghentikan kegiatan itu atas nama Sang Buddha. Hal ini didukung pula oleh perumpamaan “bendungan” yang digunakan di bagian akhir kisah itu. Bagian dari kisah ini menceritakan mengenai sebuah bendungan yang dibangun untuk menjaga ladang-ladang padi dan tebu di India ketika seorang petani menemukan ladang-ladang tersebut sedang diserang hama padi atau debu merah. Bendungan harus dibangun secepatnya setelah petani itu menemukan gangguan hama itu, tapi tidak lebih awal dari itu. Penggunaan perumpamaan tersebut bertentangan dengan logika terhadap kondisi yang ada, dimana peraturan tersebut dikeluarkan sebelum Sangha Bhikkhuni terbentuk. Seharusnya, Delapan Kewajiban Berat ini dikeluarkan beberapa waktu setelah pembentukan Sangha Bhikkhuni.  Hubungan kecil ini memberikan pesan bahwa legenda Delapan Kewajiban Berat telah disisipkan di dalam Tripitaka sebagai bagian dari ajaran Sang Buddha. Dan nampak Kewajiban tersebut merupakan pekerjaan para bhikkhu generasi lebih muda yang memiliki sikap negatif terhadap kaum wanita.

Di bagian lain dalam Tripitaka, kita tidak melihat adanya bukti tentang tindakan para bhikkhuni sebagai suatu penyebab dari kemunduran Buddhisme. Sebaliknya, beberapa sutra, pada masa sebelum wafatnya Sang Buddha,  tidak pernah menguraikan sebuah kunjungan seorang raja kepada seorang bhikkhu dalam rangka mempelajari Dharma. Namun, tiga referensi dalam Tripitaka menyebutkan kunjungan seorang raja untuk bertemu seorang bhikkhuni ketika Sang Buddha masih hidup. Dalam salah satu kisah, Raja Pasenadi dari Kosala memuji di depan Sang Buddha akan kemampuan mengajar Bhikkhuni Khema; ia mengklaim bahwa pengajarannya sebagus Guru Buddha sendiri!

Juga, di dalam Buku Theragatha dan Therigatha, kita melihat bahwa para bhikkhuni lebih aktif dibanding para bhikkhu dalam  menyebarkan Dharma. Sementara para bhikkhu cenderung untuk menikmati hidup menyendiri dibanding tinggal dalam komunitas, para bhikkhuni mempunyai ikatan komunitas yang kuat dimana mereka sangat disibukkan dengan mengajar dan belajar. Salah satu bagian bahkan menguraikan seorang bhikkhuni yang  menyatakan dengan berani kepada publik, datang dan dengarkan ajaranku! Ungkapan “evangelis” seperti itu tidak diuraikan dalam Tripitaka yang diarahkan kepada para bhikkhu manapun. Buku Therigatha adalah literatur keagamaan pertama yang dikenal dunia yang diketahui disusun oleh kaum wanita.  Buku itu memperlihatkan periode pada sejarah awal Buddhism ketika kaum wanita menikmati persamaan hak dengan rekan pria mereka.

Serpihan-serpihan kecil bukti ini yang tersebar dalam Tripitaka mengkonfirmasikan bahwa ajaran asli Sang Buddha tidak meninggikan kaum pria di atas kaum wanita. Malangnya, meskipun demikian, unsur-unsur seksisme menemukan jalan masuk ke dalam masyarakat Buddhis segera setelah wafatnya Guru Buddha dalam rangka memperkuat status superior kaum pria atas kaum wanita. Delapan Kewajiban Berat , seperti yang telah diformulasikan dalam legenda asal muasal Sangha Bhikkhuni, menjadi alat sosial untuk mendapatkan kendali atas para bhikkhuni yang banyak dari mereka merupakan guru-guru terkemuka dan cukup sukses mencerahkan beberapa bhikkhu.

Peraturan tersebut bukan hanya menjadi bagian dari kanon Buddhis, tetapi diwajibkan dalam Sangha Bhikkhuni melalui pernyataan dan pengulangan setiap dua minggu. Periode penindasan para bhikkhuni dicurigai memiliki sedikit generasi penerus terakhir sebelum akhirnya Sangha Bhikkhuni menghilang dari India. Tidak lama sebelum Buddhisme ikut menghilang. Hipotesa ini diperkuat ketika membandingkan Buddhisme dengan Jainisme, atau “saudari” dari Buddhisme, yang ditemukan oleh Mahavira, seorang pemimpin spiritual sejaman dengan Sang Buddha.

Seperti Buddhisme, Jainisme dipandang sebagai heterodoks (menyimpang) oleh orang Hindu dan kemudian oleh orang Muslim. Masyarakat Buddhis dan masyarakat Jain berbagi struktur yang sama, terdiri atas para biarawan, biarawati, umat awam pria dan wanita; umat Buddhis memuja patung Sang Buddha, sedangkan umat Jain memuja patung Mahavira.

Selagi Buddhisme menghilang dari India, Jainisme tidak menghilang. Banyak sejarahwan menyalahkan penindasan orang Muslim atas pemadaman Buddhisme di  tanah airnya sendiri, tetapi teori ini tidak bisa menjelaskan mengapa Jainisme juga tidak dibinasakan mengingat kedua agama tersebut memiliki posisi yang sama dihadapan orang Muslim. Perbedaan yang berarti terletak pada perlakuan terhadap para biarawati: dalam Jainisme, para biarawati tidak didiskriminasikan seperti di Buddhisme. Sekarangpun, biarawati dalam Jainisme menikmati kebebasan mereka dalam pengajaran yang sepadan dengan rekan pria mereka. Tidak ada peraturan Delapan Kewajiban Berat  di dalam ajaran Mahavira.

Dalam  penerangan analisa ini, bukti menunjuk kepada fakta bahwa seksisme dalam masyarakat Buddhis bertanggung jawab atas hancur dan padamnya  agama Buddha dari tanah airnya sendiri. Ini adalah hasil dari  karma yang dilakukan oleh para bhikkhu seksis dari generasi belakangan segera setelah Sang Buddha wafat.

Diskriminasi seksual atau seksisme sama sekali bukan bagian dari ajaran asli Sang Buddha, ajaran yang tidak akan menyingkirkan siapapun. Guru Buddha, dapat kita simpulkan, bukanlah seorang seksis.

Sangat disayangkan, sekarang ini karma seksisme masih kuat dan sehat di banyak negara-negara Buddhist seperti Srilanka, Myanmar, Thailand, Kamboja dan Laos. Hanya beberapa komunitas di Sri Lanka yang menahbiskan kaum wanita.

Di tempat lain di Asia Tenggara, penahbisan kaum wanita adalah ilegal. Sebagai contoh, Dewan Sangha Raja di Thailand, mengumumkan di depan publik bahwa bhikkhu manapun yang mendukung penahbisan kaum wanita akan dijatuhi hukuman yang berat.

Meskipun demikian, dalam tradisi Theravada secara keseluruhan, Delapan Kewajiban Berat  diikuti dengan penuh keyakinan sebagai sabda asli Guru Buddha.

Di negara-negara Theravada, agama Buddha belum pernah menjadi pendukung hak azasi manusia dan keadilan sosial. Sepanjang tidak ada reformasi sistem pendidikan agama dalam Buddhisme dan Tripitaka, agama akan tetap menjadi rintangan terbesar untuk pengembangan demokrasi dan keadilan sosial dalam negara-negara ini.

-Evam—

Bhikkhu Mettanando adalah seorang bhikkhu Thailand yang sebelumnya adalah seorang  dokter. Ia belajar di Universitas Chulalongkorn, Oxford dan Harvard, dan mendapat gelar PhD dari Universitas Hamburg. Beliau adalah penasihat khusus urusan agama Buddha pada sekretaris-jenderal World Conference of Religions for Peace.

Sumber: Bangkok Post, 9 Mei 2006
Judul asli: Was the Lord Buddha a Sexist?
Oleh: Bhikkhu Mettanando
Diterjemahkan oleh: Bhagavant.com
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #1 on: 28 July 2011, 05:10:12 PM »
bentar2... maksudnya 8 peraturan berat itu ada kemungkinan dimunculkan oleh generasi penerus setelah Buddha Gotama Wafat?
atau bagaimana? bisa lebih jelas dan terlihat maksudnya?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #2 on: 28 July 2011, 05:17:23 PM »
iya, katanya 8 kewajiban itu dibikin setelahnya. Karena kok aneh, kalau gak bhikkuni gak boleh ngajar bhikku, kenapa ada kejadian begitu di therigatha?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #3 on: 28 July 2011, 05:23:39 PM »
iya, katanya 8 kewajiban itu dibikin setelahnya. Karena kok aneh, kalau gak bhikkuni gak boleh ngajar bhikku, kenapa ada kejadian begitu di therigatha?

oke, jadi kisah Buddha Gotama yang ngasih 8 peraturan itu dicap "Fake" 
jadi kisah itu cuma politisasi Bhikkhu2 yang belakangan setelah Buddha Gotama meninggal, gitu maksudnya?

wow...
i'm just a mammal with troubled soul



Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #4 on: 28 July 2011, 05:25:20 PM »
menurut i pribadi,

kalau memang wanita dan pria itu dibedakan, yah tentu saja donk. tidak membedakan kan seperti menolah realitas.

jelas2 Pria dan Wanita itu berbeda. btw sebelomnya, ada kisah bhikkhuni yang sakti2 gak yah?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #5 on: 29 July 2011, 05:51:23 AM »
Semoga cerita diatas hanya asumsi Bhikkkhu Mettanando _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #6 on: 29 July 2011, 07:33:26 AM »
Semoga cerita diatas hanya asumsi Bhikkkhu Mettanando _/\_

Bhikkhu Mettanando ini memang kontroversial, banyak tulisannya yg menimbulkan kontroversi misalnya seputar maha parinibbana sutta, dll. saya menilai bhikkhu ini mungkin klonengan si traktor lubis, yg mengejar popularitas dengan menciptakan kontroversi.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #7 on: 29 July 2011, 09:18:02 AM »
Semoga cerita diatas hanya asumsi Bhikkkhu Mettanando _/\_

tentu saja asumsi, dapat dilihat dari kalimatnya yg ini


Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
Mei 17, 2006

Oleh: Bhikkhu Mettanando

Tentu saja, Buddhis yang terlatih secara tradisional membenarkan bahwa pesan di atas tersebut merupakan kutipan aktual dari sabda Sang Buddha. Oleh karena itu, mereka menerima dan mengartikannya bahwa kaum wanita lebih rendah dari kaum pria, dan mereka adalah penyebab kehancuran agama.

Jika hal ini benar, maka hanya ada satu kesimpulan: Sang Buddha adalah seorang seksis (orang yang bersikap diskriminasi terhadap gender/jenis kelamin). Namun, kata “seksis” terlalu keras bagi sebagian besar umat Buddha. Tidak seorang Buddhis tradisional pun yang akan menerima prasangka terhadap Sang Buddha seperti itu. Sebaliknya, mereka pada umumnya menantang  untuk mempertahankan pesan dari  Delapan Kewajiban Berat, dengan mengklaim, “Demikianlah jalannya. Ini adalah Dharma Universal, dan tidak ada yang dapat kita lakukan selain menerimanya sebagai pesan asli Sang Buddha.”

Penafsiran fundamentalis ini telah mengisolasi umat Buddha dari kepercayaan akan demokrasi yang berdasarkan pada hak azasi manusia dan persamaan gender. Buddhisme menjadi alat yang digunakan untuk memojokkan setengah dari populasi dunia. Orang-orang terpelajar sering berpaling dari Buddhisme karena tidak menyukainya setelah mereka melihat agama ini merupakan bagian dari masalah bukan sebagai solusi untuk kemajuan sosial.

Perbedaan yang berarti terletak pada perlakuan terhadap para biarawati: dalam Jainisme, para biarawati tidak didiskriminasikan seperti di Buddhisme. Sekarangpun, biarawati dalam Jainisme menikmati kebebasan mereka dalam pengajaran yang sepadan dengan rekan pria mereka. Tidak ada peraturan Delapan Kewajiban Berat  di dalam ajaran Mahavira.

Dalam  penerangan analisa ini, bukti menunjuk kepada fakta bahwa seksisme dalam masyarakat Buddhis bertanggung jawab atas hancur dan padamnya  agama Buddha dari tanah airnya sendiri. Ini adalah hasil dari  karma yang dilakukan oleh para bhikkhu seksis dari generasi belakangan segera setelah Sang Buddha wafat.

Diskriminasi seksual atau seksisme sama sekali bukan bagian dari ajaran asli Sang Buddha, ajaran yang tidak akan menyingkirkan siapapun. Guru Buddha, dapat kita simpulkan, bukanlah seorang seksis.

Sumber: Bangkok Post, 9 Mei 2006
Judul asli: Was the Lord Buddha a Sexist?
Oleh: Bhikkhu Mettanando
Diterjemahkan oleh: Bhagavant.com
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #8 on: 29 July 2011, 10:41:21 AM »
apakah maksudnya bhikhhu-bhikkhu yang mempercayai hal ini atau mengajarkan hal ini adalah orang-orang bodoh atau tertipu, atau penipu?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #9 on: 29 July 2011, 03:34:41 PM »
Coba baca yang ini juga, sebagai pelengkap argumennya:


Kalau ini, Bhikkhuni Tathaaloka, apakah termasuk anggota sangha yang cari popularitas?
« Last Edit: 29 July 2011, 04:02:04 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #10 on: 29 July 2011, 03:56:08 PM »
Bhikkhu Mettanando ini memang kontroversial, banyak tulisannya yg menimbulkan kontroversi misalnya seputar maha parinibbana sutta, dll. saya menilai bhikkhu ini mungkin klonengan si traktor lubis, yg mengejar popularitas dengan menciptakan kontroversi.

IMO, bold  _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #11 on: 29 July 2011, 04:00:06 PM »
setau saya jaman dahulu memang di tekankan wanita harus menghormati laki2 , jadi kalau sang buddha memasukan hal itu agar selaras dengan tradisi saat itu ya sah2 saja, hanya orang yang ingin mencari celah keburukan sangha saja suka mengupas hal ini :)

bahkan tanpa harus melihat di situ, jaman sekarang pun wanita memang harus melayani dan mrnghormati laki2, tidak di buddhisme aja, ka****k, kr****n,islam,dll sama juga.. kenapa bhante hanya memandand sisi budhisme aja ya..aneh  ^-^
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #12 on: 29 July 2011, 05:36:07 PM »
setau saya jaman dahulu memang di tekankan wanita harus menghormati laki2 , jadi kalau sang buddha memasukan hal itu agar selaras dengan tradisi saat itu ya sah2 saja, hanya orang yang ingin mencari celah keburukan sangha saja suka mengupas hal ini :)

bahkan tanpa harus melihat di situ, jaman sekarang pun wanita memang harus melayani dan mrnghormati laki2, tidak di buddhisme aja, ka****k, kr****n,islam,dll sama juga.. kenapa bhante hanya memandand sisi budhisme aja ya..aneh  ^-^

Kalau zaman sekarang ternyata perempuan setara dengan laki-laki yang diidealkan oleh masyarakat luas, bukankah sudah selayaknya hal ini diadopsi oleh Buddhisme sebagai bagian dari tradisi?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #13 on: 29 July 2011, 05:45:14 PM »
Kalau jaman sekarang sudah biasa bagi-bagi duit ke Bhikkhu Sangha, bukankah sudah selayaknya hal ini diadopsi oleh Buddhisme sebagai bagian dari tradisi?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #14 on: 29 July 2011, 05:49:08 PM »
Kalau jaman sekarang sudah biasa bagi-bagi duit ke Bhikkhu Sangha, bukankah sudah selayaknya hal ini diadopsi oleh Buddhisme sebagai bagian dari tradisi?

Kalau hal demikian terjadi: tanpa diminta, bukankah sudah jadi "tradisi" dengan sendirinya  ;D   :)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #15 on: 29 July 2011, 06:05:21 PM »
Kalau zaman sekarang ternyata perempuan setara dengan laki-laki yang diidealkan oleh masyarakat luas, bukankah sudah selayaknya hal ini diadopsi oleh Buddhisme sebagai bagian dari tradisi?

setara dalam hal apa? dan kenyataannya wanita masih ditekankan menghormati laki2 sampai sekarang  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #16 on: 29 July 2011, 06:26:58 PM »
setara dalam hal apa? dan kenyataannya wanita masih ditekankan menghormati laki2 sampai sekarang  :)

Norma internasional yang berkembang tidak demikian. Lihat: CEDAW
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #17 on: 29 July 2011, 06:42:21 PM »
Norma internasional yang berkembang tidak demikian. Lihat: CEDAW

tidak di temukan yang menyangkut wanita harus menghormati laki2 , wanita harus melayani laki2 :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #18 on: 29 July 2011, 06:50:18 PM »
Norma internasional yang berkembang tidak demikian. Lihat: CEDAW

"Piagam PBB menegaskan kembali keyakinan akan hak-hak asasi manusia yang fundamental, akan martabat dan nilai insan manusia dan akan persamaan hak-hak laki-laki dan perempuan."

So, bagaimana mungkin hanya ada kewajiban perempuan harus menghormati laki-laki, kalau keduanya setara :) Berarti kan laki-laki juga harus menghormati perempuan.

Ditambah lagi:
Pasal 2: "Negara-negara Peserta mengutuk diskriminasi terhadap perempuan dalam segala bentuknya, [...]"
Pasal 1: “diskriminasi terhadap perempuan” berarti segala pembedaan, pengecualian atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin.
Pasal 5a: Negara-negara Peserta harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah pola-pola sosial dan budaya perilaku laki-laki dan perempuan, dengan maksud untuk mencapai penghapusan prasangka (prejudice) dan kebiasaan adat dan lainnya yang didasarkan pada pemikiran inferioritas atau superioritas jenis kelamin manapun atau peran-peran stereotip laki-laki dan perempuan;
« Last Edit: 29 July 2011, 06:54:43 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #19 on: 29 July 2011, 06:57:07 PM »
Umat Buddhis harus peka dengan isu demikian, kalau tidak, akan mengalami nasib seperti negara2 Islam yang dipersoalkan penghargaannya terhadap keseteraan antara laki-laki dan perempuan, serta disorot terus karena praktik diskriminasi terhadap perempuan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #20 on: 29 July 2011, 08:27:29 PM »
benarkah? jadi kenapa paus harus laki2?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #21 on: 29 July 2011, 08:31:48 PM »
Kalau zaman sekarang ternyata perempuan setara dengan laki-laki yang diidealkan oleh masyarakat luas, bukankah sudah selayaknya hal ini diadopsi oleh Buddhisme sebagai bagian dari tradisi?

dalam hal vinaya sepertinya tdk melibatkan tradisi, setidaknya demikianlah dalam buddhisme theravada, entah dgn buddhisme lainnya. apalagi mengamandemen vinaya, pernah ada org yg mencoba merevisi vinsya dan berakhir dgn pengucilan.

karena mengadopsi kelayakan inilah maka ada biku aliran tertentu yg punya bini, mobil, dan rolex
« Last Edit: 29 July 2011, 08:36:15 PM by Indra »

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #22 on: 29 July 2011, 09:14:47 PM »
benarkah? jadi kenapa paus harus laki2?

Kalau agama lain demikian, kenapa umat Buddhis harus ikut2an? Mengapa Umat Buddhis tidak ikutan mempercayai tuhan itu ada sekalian, agar sama dengan agama lain
« Last Edit: 29 July 2011, 09:22:53 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #23 on: 29 July 2011, 09:18:20 PM »
dalam hal vinaya sepertinya tdk melibatkan tradisi, setidaknya demikianlah dalam buddhisme theravada, entah dgn buddhisme lainnya. apalagi mengamandemen vinaya, pernah ada org yg mencoba merevisi vinsya dan berakhir dgn pengucilan.

karena mengadopsi kelayakan inilah maka ada biku aliran tertentu yg punya bini, mobil, dan rolex

Kalau benar demikian, seharusnya tidak ada bhikkhu yang menetap tinggal dalam vihara dan berorganisasi? cmiiw
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #24 on: 29 July 2011, 09:56:20 PM »
Kalau benar demikian, seharusnya tidak ada bhikkhu yang menetap tinggal dalam vihara dan berorganisasi? cmiiw

Sang Buddha mengizinkan para bhikkhu untuk menerima persembahan vihara dan menetap di vihara. para bhikkhu tergabung dalam organisasi Sangha yg sudah dimulai sejak zaman Sang Buddha.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #25 on: 29 July 2011, 09:58:28 PM »
Kalau agama lain demikian, kenapa umat Buddhis harus ikut2an? Mengapa Umat Buddhis tidak ikutan mempercayai tuhan itu ada sekalian, agar sama dengan agama lain

maaf bang, postingan itu adalah komentar dari statement anad bahwa

Ditambah lagi:
Pasal 2: "Negara-negara Peserta mengutuk diskriminasi terhadap perempuan dalam segala bentuknya, [...]"
Pasal 1: “diskriminasi terhadap perempuan” berarti segala pembedaan, pengecualian atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin.
Pasal 5a: Negara-negara Peserta harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah pola-pola sosial dan budaya perilaku laki-laki dan perempuan, dengan maksud untuk mencapai penghapusan prasangka (prejudice) dan kebiasaan adat dan lainnya yang didasarkan pada pemikiran inferioritas atau superioritas jenis kelamin manapun atau peran-peran stereotip laki-laki dan perempuan;

dan sadarkah anda bahwa agama buddha lebih dulu muncul daripada agama lain, jadi siapa yg ikut siapa? padahal dalam hal ini bukan masalah ikut2an yg sedang dibahas.

dan umat buddhis yg mana yg menurut anda tidak percaya tuhan itu ada?
« Last Edit: 29 July 2011, 10:03:12 PM by Indra »

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #26 on: 29 July 2011, 10:08:59 PM »
Kalau agama lain demikian, kenapa umat Buddhis harus ikut2an? Mengapa Umat Buddhis tidak ikutan mempercayai tuhan itu ada sekalian, agar sama dengan agama lain

kalau peraturan dalam agama lain demikian dan peraturan negara juga demikian.. kenapa umat buddhis harus ikut2an? mengapa umat buddhis harus mempercayai tuhan? tidak ada larangan kan kalau kita berbeda?  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #27 on: 29 July 2011, 10:45:16 PM »
hasil google sehubungan dengan Mettanando ini menghasilkan.

Mettanando Bhikkhu, was abbot of the Dhammakaya International Society of California, or Wat Dhammakaya California.

Dhammakaya adalah suatu aliran cult yg dianggap sesat di thailand.

lepas jubah kurang lebih 4 tahun lalu untuk mengikuti Pemilu di thailand, tapi gagal.
(He ran in the general election last year under the Chart Thai banner but failed to win a seat. )

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #28 on: 29 July 2011, 11:01:38 PM »
dan sadarkah anda bahwa agama buddha lebih dulu muncul daripada agama lain, jadi siapa yg ikut siapa? padahal dalam hal ini bukan masalah ikut2an yg sedang dibahas.

dan umat buddhis yg mana yg menurut anda tidak percaya tuhan itu ada?

Wah, maksudnya apa ini ya? kok jadi nggak paham?

Saya tidak pernah menyangkut-sangkutkan soal ini dengan agama lain. Kan teman2 yang pertama-tama membanding-bandingkannya dengan agama lain. Jawaban saya soal negara Islam hanya untuk merespon pengkaitannya dengan agama lain oleh Bro. wang ai lie yang ini:

setau saya jaman dahulu memang di tekankan wanita harus menghormati laki2 , jadi kalau sang buddha memasukan hal itu agar selaras dengan tradisi saat itu ya sah2 saja, hanya orang yang ingin mencari celah keburukan sangha saja suka mengupas hal ini :)

bahkan tanpa harus melihat di situ, jaman sekarang pun wanita memang harus melayani dan mrnghormati laki2, tidak di buddhisme aja, ka****k, kr****n,islam,dll sama juga.. kenapa bhante hanya memandand sisi budhisme aja ya..aneh  ^-^

Persoalannya hanya sederhana, apakah Umat Buddha mau mengikuti norma internasional yang baru tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan atau tidak? Tidak ada kaitannya dengan apa yang ada di agama lain.



« Last Edit: 29 July 2011, 11:05:07 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #29 on: 29 July 2011, 11:07:47 PM »
Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
Coba baca yang ini juga, sebagai pelengkap argumennya:


Kalau ini, Bhikkhuni Tathaaloka, apakah termasuk anggota sangha yang cari popularitas?
artikel yg bagus dan kritis...
makasih
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #30 on: 29 July 2011, 11:08:32 PM »
Wah, maksudnya apa ini ya? kok jadi nggak paham?

Saya tidak pernah menyangkut-sangkutkan soal ini dengan agama lain. Kan teman2 yang pertama-tama membanding-bandingkannya dengan agama lain. Jawaban saya soal negara Islam hanya untuk merespon pengkaitannya dengan agama lain oleh Bro. wang ai lie yang ini:


tidak begitu, anda menjawab postingan saya seperti jelas terlihat pada quote di bawah ini. saya pikir belut sudah pergi dari forum ini.

benarkah? jadi kenapa paus harus laki2?

Kalau agama lain demikian, kenapa umat Buddhis harus ikut2an? Mengapa Umat Buddhis tidak ikutan mempercayai tuhan itu ada sekalian, agar sama dengan agama lain
« Last Edit: 29 July 2011, 11:10:38 PM by Indra »

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #31 on: 29 July 2011, 11:08:49 PM »
kalau peraturan dalam agama lain demikian dan peraturan negara juga demikian.. kenapa umat buddhis harus ikut2an? mengapa umat buddhis harus mempercayai tuhan? tidak ada larangan kan kalau kita berbeda?  :)

Ya justru itulah bro. Kalau agama lain melihat laki-laki dan perempuan tidak setara, maka tidak tepat dijadikan alasan Buddhis juga melakukan hal yang sama. Justru Buddhis seharusnya bisa menunjukkan diri sebagai agama yang berbeda dengan agama lain dengan bisa menerima norma internasional yang menawarkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Bukannya mempertahankan kekolotan seperti yang dilakukan oleh agama-agama lainnya: tidak mau mengakui kekeliruan  telah mendiskriminasikan perempuan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #32 on: 29 July 2011, 11:11:16 PM »
tidak begitu, anda menjawab postingan saya seperti jelas terlihat pada quote di bawah ini. saya pikir belut sudah pergi dari forum ini.

Kalau agama lain demikian, kenapa umat Buddhis harus ikut2an? Mengapa Umat Buddhis tidak ikutan mempercayai tuhan itu ada sekalian, agar sama dengan agama lain


Rasanya anda salah paham. Justru saya hendak mengatakan kalau Buddhis tidak perlu menjadi sama dengan agama lain yang mendiskriminasikan perempuan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #33 on: 29 July 2011, 11:14:44 PM »
hasil google sehubungan dengan Mettanando ini menghasilkan.

Mettanando Bhikkhu, was abbot of the Dhammakaya International Society of California, or Wat Dhammakaya California.

Dhammakaya adalah suatu aliran cult yg dianggap sesat di thailand.

lepas jubah kurang lebih 4 tahun lalu untuk mengikuti Pemilu di thailand, tapi gagal.
(He ran in the general election last year under the Chart Thai banner but failed to win a seat. )


bagaimana dengan Bhikkhuni Tathaaloka? saya rasa argumen serupa bukan datang dari Bhikkhu Mettanando saja.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #34 on: 29 July 2011, 11:17:26 PM »
Rasanya anda salah paham. Justru saya hendak mengatakan kalau Buddhis tidak perlu menjadi sama dengan agama lain yang mendiskriminasikan perempuan.

nah saya tadi sedang mempermasalahkan piagam pbb yg katanya para pesertanya mengutuk diskriminasi, apakah negara peserta itu ada yg beragama ka****k atau tidak? saya belum mulai ke arah buddhis harus sama atau harus tampil beda.

Sang Buddha menerima perempuan untuk menjadi bhikkhuni, ini saja sudah cukup membuktikan bahwa tidak ada diskriminasi dalam agama buddha. mengenai 8 peraturan, ini sama sekali tidak dapat dijadikan argumen bahwa agama buddha mendiskriminasi perempuan. walaupun diterima tapi perempuan tetap berbeda dengan laki-laki, memang sudah kodratnya bahwa perempuan lebih lemah secara fisik daripada laki2, dan Sang Buddha memberikan peraturan itu adalah dengan tujuan untuk melindungi Sasana dengan tanpa mengorbankan hak2 perempuan.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #35 on: 29 July 2011, 11:20:13 PM »
bagaimana dengan Bhikkhuni Tathaaloka? saya rasa argumen serupa bukan datang dari Bhikkhu Mettanando saja.

anda sepertinya sedang mencari cara untuk mendiskreditkan threvada dengan mengutip sumber2 yg diragukan kredibilitasnya. hal ini membuat saya jadi enggan untuk membaca rujukan2 anda. tapi baiklah, demi menghargai jerih payah anda, akan saya baca dulu.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #36 on: 29 July 2011, 11:20:50 PM »
Sang Buddha mengizinkan para bhikkhu untuk menerima persembahan vihara dan menetap di vihara. para bhikkhu tergabung dalam organisasi Sangha yg sudah dimulai sejak zaman Sang Buddha.

Sekadar bertanya, untuk menambah pengetahuan. Lalu sanghadisesa pendirian gubuk untuk apa?

"Jika seorang Bhikkhu sedang mendirikan gubuk, yang dari tanah hat/ campuran semen, dan yang ditempatinya sendiri tanpa ada penghuni lain, harus memenuhi praturan-peraturan tertentu seperti berikut : Panjang gubuk = 12 ukuran segitiga dan lebarnya harus = 7 Sugata, dan letak gubuk tersebut harus mendapat persetujuan dari Sangha akan letaknya. Jika lebih luas dari peraturan tersebut tadi, maka Bhikkhu tersebut melakukan Sanghadisesa."

Dan apa benar sangha di jaman dulu sudah berbentuk "organisasi" yang memiliki posisi dewan ini, dewan itu, sekjen, dll.?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #37 on: 29 July 2011, 11:25:16 PM »
anda sepertinya sedang mencari cara untuk mendiskreditkan threvada dengan mengutip sumber2 yg diragukan kredibilitasnya. hal ini membuat saya jadi enggan untuk membaca rujukan2 anda. tapi baiklah, demi menghargai jerih payah anda, akan saya baca dulu.

Saya hanya melihat theravada juga berkembang :) Terdapat banyak pendapat yang beragam dalam Theravada dalam isu demikian. Anda merasa terdiskreditkan semata-mata berada dalam satu pihak di dalam tradisi Theravada. Sedangkan terdapat banyak pihak lain di dalam Theravada yang mungkin setuju dengan pendapat bahwa sudah saatnya Bhikkhuni disejajarkan dengan Bhikkhu, atau setidaknya minimal tidak dihalangi untuk membentuk sangha bhikkhuni.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #38 on: 29 July 2011, 11:30:37 PM »
nah saya tadi sedang mempermasalahkan piagam pbb yg katanya para pesertanya mengutuk diskriminasi, apakah negara peserta itu ada yg beragama ka****k atau tidak? saya belum mulai ke arah buddhis harus sama atau harus tampil beda.

Menurt saya, tidak perlu memerdulikan agama lain melaksanakan atau tidak. Biar proses dinamika di internal mereka yang menentukan sendiri. Nah, Umat Buddhis yang harus menentukan apakah akan mengikutinya atau tidak dengan pertimbangan2 yang berasal dari dalam: sederhana kan?

Sang Buddha menerima perempuan untuk menjadi bhikkhuni, ini saja sudah cukup membuktikan bahwa tidak ada diskriminasi dalam agama buddha. mengenai 8 peraturan, ini sama sekali tidak dapat dijadikan argumen bahwa agama buddha mendiskriminasi perempuan. walaupun diterima tapi perempuan tetap berbeda dengan laki-laki, memang sudah kodratnya bahwa perempuan lebih lemah secara fisik daripada laki2, dan Sang Buddha memberikan peraturan itu adalah dengan tujuan untuk melindungi Sasana dengan tanpa mengorbankan hak2 perempuan.

Nah, apakah tujuan baik ini akan dipahami sama oleh orang di luar? 
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #39 on: 29 July 2011, 11:44:32 PM »
Sekadar bertanya, untuk menambah pengetahuan. Lalu sanghadisesa pendirian gubuk untuk apa?

"Jika seorang Bhikkhu sedang mendirikan gubuk, yang dari tanah hat/ campuran semen, dan yang ditempatinya sendiri tanpa ada penghuni lain, harus memenuhi praturan-peraturan tertentu seperti berikut : Panjang gubuk = 12 ukuran segitiga dan lebarnya harus = 7 Sugata, dan letak gubuk tersebut harus mendapat persetujuan dari Sangha akan letaknya. Jika lebih luas dari peraturan tersebut tadi, maka Bhikkhu tersebut melakukan Sanghadisesa."


IMO, itu untuk membatasi definisi gubuk itu sendiri, bisakah anda bayangkan jika seseorang membangun gubuk yg ukurannya 1000x1000m?

Quote
Dan apa benar sangha di jaman dulu sudah berbentuk "organisasi" yang memiliki posisi dewan ini, dewan itu, sekjen, dll.?

apakah organisasi harus memiliki posisi dewan ini, dewan itu, sekjen, dll? tapi minimal memang ada posisi ketua dalam Sangha pada masa Sang Buddha, dan juga ada yg diberi wewenang untuk memberikan bimbingan mewakili Sang Buddha yg dalam bahasa kita mungkin dapat dikatakan wakil ketua atau dewan ini dewan itu.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #40 on: 29 July 2011, 11:46:38 PM »
Menurt saya, tidak perlu memerdulikan agama lain melaksanakan atau tidak. Biar proses dinamika di internal mereka yang menentukan sendiri. Nah, Umat Buddhis yang harus menentukan apakah akan mengikutinya atau tidak dengan pertimbangan2 yang berasal dari dalam: sederhana kan?


karena dalam tradisi theravada, tidak ada kebiasaan mengamandemen vinaya, dan vinaya adalah peraturan yg dianggap wajib untuk dipatuhi. pertimbangan dari dalam kok mengubah vinaya?

Quote
Nah, apakah tujuan baik ini akan dipahami sama oleh orang di luar? 

apa kepentingan orang di luar dalam hal ini?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #41 on: 29 July 2011, 11:48:59 PM »
Saya hanya melihat theravada juga berkembang :) Terdapat banyak pendapat yang beragam dalam Theravada dalam isu demikian. Anda merasa terdiskreditkan semata-mata berada dalam satu pihak di dalam tradisi Theravada. Sedangkan terdapat banyak pihak lain di dalam Theravada yang mungkin setuju dengan pendapat bahwa sudah saatnya Bhikkhuni disejajarkan dengan Bhikkhu, atau setidaknya minimal tidak dihalangi untuk membentuk sangha bhikkhuni.


ada yg mendiskreditkan tapi tidak ada yg terdiskreditkan.

tentu saja saya setuju bahwa bhikkhuni memang sejajar dengan bhikkhu dalam hal tertentu. tapi vinaya yg dijalankan memang berbeda, jadi mau gimana? apakah anda sedang mengarag pada usul untuk merevisi vinaya?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #42 on: 30 July 2011, 12:00:53 AM »
Coba baca yang ini juga, sebagai pelengkap argumennya:


Kalau ini, Bhikkhuni Tathaaloka, apakah termasuk anggota sangha yang cari popularitas?

saya belum mengetahui reputasi bhikkhuni ini, jadi no comment.

tapi dari link yg anda berikan

"These points include consideration of the time frames in the placement of key characters in the story.  Ananda Thera is one such character.  Buddhist history places Mahapajapati Gotami and her 500 women's going forth at between five and six years after the Buddha's enlightenment, although this is difficult to substantiate with other than the Theri Apadana.  However, according to Theravada tradition, Ananda, who in the Culavagga story requests that women be allowed to "go forth," did not become a monk until substantially later and was not the Buddha's faithful attendant until twenty years after the enlightenment.  Thus, if the Theravadan traditional history is correct, Ananda's key placement as a monk and as the Buddha's attendant in this story must be mistaken in some way. Either that or the Pali texts might have to aquiesce that Ananda was actually the same age as the Buddha and became a monk earlier early on, as some traditions do relate.  However, all the traditions concur in Ananda's only becoming the Buddha's personal attendant later in the Buddha's lifetime."


Ananda sudah menjadi bhikkhu pada waktu itu walaupun belum menjadi pelayan tetap Sang Buddha. kekeliruan ini saja sudah membuat saya malas untuk melanjutkan. ini hanyalah usaha sia2 untuk menghilangkan 8 peraturan itu.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #43 on: 30 July 2011, 02:39:21 AM »
jadi inget soal kehancuran sangha .. kalau tidak salah menyangkut bhikkuni juga... apa ini mungkin kejadian awalnya seperti ini ya .. mengubah vinaya , mengkaitkan dengan dunia luar

semoga saja tidak terjadi  :-\ :-SS
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #44 on: 30 July 2011, 09:29:19 AM »
IMO, itu untuk membatasi definisi gubuk itu sendiri, bisakah anda bayangkan jika seseorang membangun gubuk yg ukurannya 1000x1000m?

cmiiw. Bukankah hal ini juga berarti seorang bhikkhu tidak boleh tinggal di tempat yang terlalu besar dan mewah?

apakah organisasi harus memiliki posisi dewan ini, dewan itu, sekjen, dll? tapi minimal memang ada posisi ketua dalam Sangha pada masa Sang Buddha, dan juga ada yg diberi wewenang untuk memberikan bimbingan mewakili Sang Buddha yg dalam bahasa kita mungkin dapat dikatakan wakil ketua atau dewan ini dewan itu.

Apakah ini berarti organisasi sangha sekarang berbeda dengan sangha di zaman Sang Buddha?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #45 on: 30 July 2011, 09:34:30 AM »
karena dalam tradisi theravada, tidak ada kebiasaan mengamandemen vinaya, dan vinaya adalah peraturan yg dianggap wajib untuk dipatuhi. pertimbangan dari dalam kok mengubah vinaya?

Bagaimana kalau dasar untuk penetapan vinaya-nya ternyata keotentikanya diragukan? Selain itu, bukankah Sang Buddha sendiri sempat membuka kesempatan untuk mengamandemenkan peraturan-peraturan vinaya?

apa kepentingan orang di luar dalam hal ini?

Ini sebenarnya tentang kepentingan Buddhis sendiri. Bagaimana nanti reputasi Buddhis di dunia internasional? Saya sendiri seringkali sulit menjelaskan hal ini kepada teman-teman di luar yang tertarik dengan Buddhisme namun juga sangat paham konvensi internasional tentang hak-na perempuan ini. Ini dilema saya setiap harus menjelaskan posisi agama Buddha dalam memposisikan perempuan. Penjelasan yang Bro Indra berikan, yang umum diberikan dalam kalangan Buddhis, masih sulit diterima.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #46 on: 30 July 2011, 09:39:29 AM »
cmiiw. Bukankah hal ini juga berarti seorang bhikkhu tidak boleh tinggal di tempat yang terlalu besar dan mewah?

sang buddha sendiri juga tinggal di vihara yg sepertinya cukup mewah, asalkan masih sesuai dgn vinaya, sehubungan dgn kenyamanan, misalnya dlm hal tempat duduk dan tempat tidur. anda sendiri juga sudah tahu mengenai hal inai, carilah argument yg lebih baik dari ini.

Quote

Apakah ini berarti organisasi sangha sekarang berbeda dengan sangha di zaman Sang Buddha?

tidak dapat disangkal orang2nya memang sudah berubah semua, bukan? walaupun faktor organisasi lainnya, seperti visi, misi dan AD/ART saya pikir masih sama untuk theravada.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #47 on: 30 July 2011, 09:41:15 AM »
Ananda sudah menjadi bhikkhu pada waktu itu walaupun belum menjadi pelayan tetap Sang Buddha. kekeliruan ini saja sudah membuat saya malas untuk melanjutkan. ini hanyalah usaha sia2 untuk menghilangkan 8 peraturan itu.

Bro Indra takut terpengaruh ya?  :)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #48 on: 30 July 2011, 09:46:12 AM »
Bro Indra takut terpengaruh ya?  :)

saya hanya membaca bacaan bermutu, saya tidak membuang2 waktu saya untuk membaca khayalan seseorang yg ditampilkan oleh orang yg penuh khayalan pula

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #49 on: 30 July 2011, 09:46:32 AM »
sang buddha sendiri juga tinggal di vihara yg sepertinya cukup mewah, asalkan masih sesuai dgn vinaya, sehubungan dgn kenyamanan, misalnya dlm hal tempat duduk dan tempat tidur. anda sendiri juga sudah tahu mengenai hal inai, carilah argument yg lebih baik dari ini.

saya tidak mempermasalahkan apakah seorang bhikkhu boleh tinggal di vihara yang besar dan mewah atau tidak. Tapi, benarkah Sang Buddha tinggal di dalam vihara yang besar dan mewah? Adakah rujukan dalam Kanon Pali yang mengatakan demikian?

tidak dapat disangkal orang2nya memang sudah berubah semua, bukan? walaupun faktor organisasi lainnya, seperti visi, misi dan AD/ART saya pikir masih sama untuk theravada.

Berartikan ada penyesuaiankan karena zaman berubah?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #50 on: 30 July 2011, 09:47:31 AM »
saya hanya membaca bacaan bermutu, saya tidak membuang2 waktu saya untuk membaca khayalan seseorang yg ditampilkan oleh orang yg penuh khayalan pula

Anda perlu membacanya untuk menemukan jawaban yang tepat, agar dapat menyelamatkan orang lain dari khayalan :)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #51 on: 30 July 2011, 10:23:55 AM »
saya tidak mempermasalahkan apakah seorang bhikkhu boleh tinggal di vihara yang besar dan mewah atau tidak. Tapi, benarkah Sang Buddha tinggal di dalam vihara yang besar dan mewah? Adakah rujukan dalam Kanon Pali yang mengatakan demikian?


pakai otak bung, apakah anathapindika yg membeli tanah senilai dengan kepingan uang emas yg dtebarkan di atasnya itu hanya untuk membangun sebuah gubuk?

Quote
Berartikan ada penyesuaiankan karena zaman berubah?

seorang bhikkhu mati terus muncul bhikkhu baru, namun tidak seorangpun yg menggantikan Sang Buddha, baiklah silakan jika anda menyebut hal itu sebagai penyesuaian.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #52 on: 30 July 2011, 10:24:46 AM »
Anda perlu membacanya untuk menemukan jawaban yang tepat, agar dapat menyelamatkan orang lain dari khayalan :)
saya tidak berkepentingan untuk menyelamatkan orang lain dari khayalan, itu adalah mimpi anda ;D

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #53 on: 30 July 2011, 10:46:19 AM »
pakai otak bung, apakah anathapindika yg membeli tanah senilai dengan kepingan uang emas yg dtebarkan di atasnya itu hanya untuk membangun sebuah gubuk?

Tapi, bagaimana pun tidak tertulis ada vihara besar dan mewah di situ.

seorang bhikkhu mati terus muncul bhikkhu baru, namun tidak seorangpun yg menggantikan Sang Buddha, baiklah silakan jika anda menyebut hal itu sebagai penyesuaian.

okey :)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #54 on: 30 July 2011, 10:46:51 AM »
saya tidak berkepentingan untuk menyelamatkan orang lain dari khayalan, itu adalah mimpi anda ;D

 :)) :)) :))
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #55 on: 30 July 2011, 10:51:30 AM »
dari 8 peraturan itu ada yg tau

Kenapa harus? dan kenapa kalau tidak?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #56 on: 30 July 2011, 10:54:02 AM »
Tapi, bagaimana pun tidak tertulis ada vihara besar dan mewah di situ.

okey :)

tidak tertulis di mana? tahukah anda bahwa sisa2 bangunan vihara itu masih ada hingga saat ini, ada bukti arkelogois tapi tidak tercatat dalam Kanon, dan anda memilih tidak ada, sungguh pola pikir yg menarik.

mengenai besar dan mewah, ini juga adalah suatu besaran kualitatif yg subjektif dari sudut pandang penutur, jika saya mengatakan uang seribu rupiah bernilai besar tentu saja anda tidak harus setuju dengan hal ini. merujuk analogi ini, kaum mahayanis yg terbiasa menetap dalam vihara bak istana tentu saja menganggap bangunan jetavana itu hanyalah bangunan kumuh.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #57 on: 30 July 2011, 03:07:25 PM »
Bagaimana kalau dasar untuk penetapan vinaya-nya ternyata keotentikanya diragukan? Selain itu, bukankah Sang Buddha sendiri sempat membuka kesempatan untuk mengamandemenkan peraturan-peraturan vinaya?

Ini sebenarnya tentang kepentingan Buddhis sendiri. Bagaimana nanti reputasi Buddhis di dunia internasional? Saya sendiri seringkali sulit menjelaskan hal ini kepada teman-teman di luar yang tertarik dengan Buddhisme namun juga sangat paham konvensi internasional tentang hak-na perempuan ini. Ini dilema saya setiap harus menjelaskan posisi agama Buddha dalam memposisikan perempuan. Penjelasan yang Bro Indra berikan, yang umum diberikan dalam kalangan Buddhis, masih sulit diterima.

btw.. sejak kapan buddhis mentingin reputasi ya??
kalau buddhis sudah biasa di sudutkan.. untuk apa mengurusi hal luar? yang bertanya tentang buddhisme itu dari agama apa? dia mau belajar ajaran atau mau nyari kelemahan?
 jika dia tertarik kenapa harus membahas soal hak2 perempuan.. aneh?? yang di cari hak hak atau ajarannya ya om  ;D ;D  alasan yang terllu dipaksakan :)

aku tidak tertarik menjadikan mu sebagai muridmu.. ini aja cukup keliatannya  ^-^
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #58 on: 30 July 2011, 03:35:48 PM »
btw.. sejak kapan buddhis mentingin reputasi ya??
kalau buddhis sudah biasa di sudutkan.. untuk apa mengurusi hal luar? yang bertanya tentang buddhisme itu dari agama apa? dia mau belajar ajaran atau mau nyari kelemahan?
 jika dia tertarik kenapa harus membahas soal hak2 perempuan.. aneh?? yang di cari hak hak atau ajarannya ya om  ;D ;D  alasan yang terllu dipaksakan :)

aku tidak tertarik menjadikan mu sebagai muridmu.. ini aja cukup keliatannya  ^-^

justru itulah, hak2 perempuan yg dianggap sbg suatu bentuk diskriminasi dalam buddhisme seringkali digunakan sbg bahan untuk mendiskreditkan buddhisme, padahal perempuan sama sekali tidak didiskriminasi dalam buddhisme terbukti dari adanya bhikkhuni pada masa Sang Buddha. kenapa sekarang tidak ada lagi bhikkhuni karena secara vinaya memang sudah tidak memungkinkan lagi sbg akibat dari punahnya bhikkhuni. dan pada suatu saat di masa depan nanti, bhikkhu pun akan punah sehingga tidak mungkin lagi muncul bhikkhu. ini hanya masalah waktu saja, kebetulan saja bahwa memang bhikkhuni yg harus punah lebih dulu, so what? bahkan kelak ajaran buddha pun akan punah

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #59 on: 30 July 2011, 03:48:38 PM »
justru itulah, hak2 perempuan yg dianggap sbg suatu bentuk diskriminasi dalam buddhisme seringkali digunakan sbg bahan untuk mendiskreditkan buddhisme, padahal perempuan sama sekali tidak didiskriminasi dalam buddhisme terbukti dari adanya bhikkhuni pada masa Sang Buddha. kenapa sekarang tidak ada lagi bhikkhuni karena secara vinaya memang sudah tidak memungkinkan lagi sbg akibat dari punahnya bhikkhuni. dan pada suatu saat di masa depan nanti, bhikkhu pun akan punah sehingga tidak mungkin lagi muncul bhikkhu. ini hanya masalah waktu saja, kebetulan saja bahwa memang bhikkhuni yg harus punah lebih dulu, so what? bahkan kelak ajaran buddha pun akan punah

yg sangat disayangkan justru yg mendeskreditkan buddhis dari dalam juga  :( , yang mencoba mengubah vinaya dengan berbagai cara, mencoba menerobos sangha, seperti yang terjadi dan di bahas di FB

dari awal membaca tread ini jadi mikir sendiri , jika tujuannya mengenal buddhisme dan ingin tau ajarannya kok malah mencari2 kelemahan? apa itu cuma taktik kepercayaan lain untuk menjatuhkan buddhisme :-?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #60 on: 30 July 2011, 03:52:41 PM »
yg sangat disayangkan justru yg mendeskreditkan buddhis dari dalam juga  :( , yang mencoba mengubah vinaya dengan berbagai cara, mencoba menerobos sangha, seperti yang terjadi dan di bahas di FB

dari awal membaca tread ini jadi mikir sendiri , jika tujuannya mengenal buddhisme dan ingin tau ajarannya kok malah mencari2 kelemahan? apa itu cuma taktik kepercayaan lain untuk menjatuhkan buddhisme :-?

mungkin lebih tepat taktik aliran lain untuk menjatuhkan aliran lainnya ;D

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #61 on: 30 July 2011, 04:20:11 PM »
mungkin lebih tepat taktik aliran lain untuk menjatuhkan aliran lainnya ;D

ya memang begitu sih  ^-^
pertama tentang berhala... tidak berpengaruh.. terus ketuhanan..juga tidak bisa. akhirnya mencari celah dari dalam juga isyu sensitive menyangkut hak asasi perempuan..yang ujung2 nya berniat mengacak2 sangha.
yang di cari itu apa ya sebenarnya? umat mau di perbanyak? tapi kok cara2nya sangat sangat tidak relevan
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #62 on: 30 July 2011, 06:38:38 PM »
tidak tertulis di mana? tahukah anda bahwa sisa2 bangunan vihara itu masih ada hingga saat ini, ada bukti arkelogois tapi tidak tercatat dalam Kanon, dan anda memilih tidak ada, sungguh pola pikir yg menarik.

mengenai besar dan mewah, ini juga adalah suatu besaran kualitatif yg subjektif dari sudut pandang penutur, jika saya mengatakan uang seribu rupiah bernilai besar tentu saja anda tidak harus setuju dengan hal ini. merujuk analogi ini, kaum mahayanis yg terbiasa menetap dalam vihara bak istana tentu saja menganggap bangunan jetavana itu hanyalah bangunan kumuh.

Wah, kalau soal sisa2 bangunan tersebut, belum ada bukti bahwa bangunan tersebut didirikan di Zaman Buddha. Bukankah sejak zaman Raja Asoka taman Jetavana mengalami permak habis2an. 
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #63 on: 30 July 2011, 06:40:46 PM »
btw.. sejak kapan buddhis mentingin reputasi ya??

Coba baca vinaya dan sutta pali lagi dengan hati2. Setahu yang pernah kubaca, Sang Buddha pun selalu memerhatikan reputasi anggota Sangha dan umat Buddhis secara keseluruhan. 
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #64 on: 30 July 2011, 06:42:26 PM »
justru itulah, hak2 perempuan yg dianggap sbg suatu bentuk diskriminasi dalam buddhisme seringkali digunakan sbg bahan untuk mendiskreditkan buddhisme, padahal perempuan sama sekali tidak didiskriminasi dalam buddhisme terbukti dari adanya bhikkhuni pada masa Sang Buddha. kenapa sekarang tidak ada lagi bhikkhuni karena secara vinaya memang sudah tidak memungkinkan lagi sbg akibat dari punahnya bhikkhuni. dan pada suatu saat di masa depan nanti, bhikkhu pun akan punah sehingga tidak mungkin lagi muncul bhikkhu. ini hanya masalah waktu saja, kebetulan saja bahwa memang bhikkhuni yg harus punah lebih dulu, so what? bahkan kelak ajaran buddha pun akan punah

Masalahnya, kalau sekarang sangha bhikkhuni akan didirikan lagi mengapa mesti dihalang-halangi?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #65 on: 30 July 2011, 06:44:00 PM »
yg sangat disayangkan justru yg mendeskreditkan buddhis dari dalam juga  :( , yang mencoba mengubah vinaya dengan berbagai cara, mencoba menerobos sangha, seperti yang terjadi dan di bahas di FB

dari awal membaca tread ini jadi mikir sendiri , jika tujuannya mengenal buddhisme dan ingin tau ajarannya kok malah mencari2 kelemahan? apa itu cuma taktik kepercayaan lain untuk menjatuhkan buddhisme :-?

Daripada nanti dipermasalahkan agama lain dan masyarakat luas, bukankah sebaiknya isu ini diselesaikan dulu dikalangan internal Buddhis. Semakin kita menutup-tutupinya dan melihatnya sebagai "kelemahan" yang takut terbongkar, semakin kita tidak berdaya kelak kalau isu ini ternyata suatu hari harus dibahas di publik luas. Terserah kita sendiri, jika kita menyadari hal ini sebagai "kelemahan", maka sudah selayaknya kita mengatasinya, bukan dengan menyembunyikannya.
« Last Edit: 30 July 2011, 06:46:05 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #66 on: 30 July 2011, 06:45:18 PM »
Coba baca vinaya dan sutta pali lagi dengan hati2. Setahu yang pernah kubaca, Sang Buddha pun selalu memerhatikan reputasi anggota Sangha dan umat Buddhis secara keseluruhan.

reputasi atau kemajuan anggota sangha dan umat buddhis tentang dhamma? :)  coba anda cek dan pahami kembali apakah salah jika sang guru memperhatikan murid nya ?:)

jika ya memang seperti itu , apakah salah? sedangkan sang buddha tidak memperhatikan atau membandingkan reputasi sangha atau umat buddhis dengan ajaran atau kepercayaan lain  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #67 on: 30 July 2011, 06:49:05 PM »
Daripada nanti dipermasalahkan agama lain dan masyarakat luas, bukankah sebaiknya isu ini diselesaikan dulu dikalangan internal Buddhis.

justru kalau kita sebagai umat buddhis mencampur adukan dengan keinginan agama lain dan masyarakat luas , maka yang ada ya ajaran campur aduk, gado2. setiap ada yang bilang buddha  seharusnya begitu, begini.. harus di ikuti? salah kaprah kalau begitu bro...

misal di kehidupan rumah tangga kita , apa kita harus mendengarkan ocehan orang lain yang mencampuri rumah tangga kita? lantas kalau orang lain bilang cerai saja kamu sama istri kamu , apakah harus di ikuti?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #68 on: 30 July 2011, 06:49:11 PM »
mungkin lebih tepat taktik aliran lain untuk menjatuhkan aliran lainnya ;D

Sebagaimana biasa bro Indra, kecurigaan pada "aliran lain" sulit dihilangkan :) Coba baca dulu artikel2 di website ini: , sebelum memutuskan apakah isu ini merupakan taktik dari "aliran lain" atau dinamika di internal umat Theravada sendiri.
« Last Edit: 30 July 2011, 06:52:54 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #69 on: 30 July 2011, 06:56:55 PM »
Masalahnya, kalau sekarang sangha bhikkhuni akan didirikan lagi mengapa mesti dihalang-halangi?

siapakah yg menurut anda menghalangi?

saya pribadi menganggap bahwa sangha bhikkhuni yg sudah punah memang musthail dapat berdiri kembali menurut vinaya. hanya seorang Sammasambuddha yg berwenang mendirikan Sangha. Tapi kalau ada yg ngotot mengatakan bisa, ya go ahead, tapi bagi saya itu tetap bukan bhikkhuni.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #70 on: 30 July 2011, 06:58:05 PM »
Daripada nanti dipermasalahkan agama lain dan masyarakat luas, bukankah sebaiknya isu ini diselesaikan dulu dikalangan internal Buddhis. Semakin kita menutup-tutupinya dan melihatnya sebagai "kelemahan" yang takut terbongkar, semakin kita tidak berdaya kelak kalau isu ini ternyata suatu hari harus dibahas di publik luas. Terserah kita sendiri, jika kita menyadari hal ini sebagai "kelemahan", maka sudah selayaknya kita mengatasinya, bukan dengan menyembunyikannya.

saya sih sangat setuju tentang membongkar "kelemahan", tapi anda tidak punya kasus di sini, jadi apa yg harus ditutup2i dan apa yg harus dibongkar?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #71 on: 30 July 2011, 07:00:02 PM »
Sebagaimana biasa bro Indra, kecurigaan pada "aliran lain" sulit dihilangkan :) Coba baca dulu artikel2 di website ini: , sebelum memutuskan apakah isu ini merupakan taktik dari "aliran lain" atau dinamika di internal umat Theravada sendiri.

maaf saya agak bosan dengan link anda yg tidak kredibel. saya yakin anda sangat bisa menemukan ribuan link di internet yg mendiskreditkan theravada dan kecurigaan yg anda maksudkan itu bersumber dari oknum-oknum dalam "aliran lain" itu yg menurut saya kurang pandai membawa diri, bukan dalam "aliran lain" itu sendiri.

topik ini sudah sering dibahas dalam forum ini, anda bisa saja mengangkat topik lama atau memulai topik baru yg secara langsung pada inti topik ini. tapi anda memilih memulai topik ini dengan pengantar dari sumber yg tidak kredibel ini, sungguh terbaca bukan motivasi anda ini?
« Last Edit: 30 July 2011, 07:03:40 PM by Indra »

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #72 on: 30 July 2011, 07:03:21 PM »
reputasi atau kemajuan anggota sangha dan umat buddhis tentang dhamma? :)  coba anda cek dan pahami kembali apakah salah jika sang guru memperhatikan murid nya ?:)

jika ya memang seperti itu , apakah salah? sedangkan sang buddha tidak memperhatikan atau membandingkan reputasi sangha atau umat buddhis dengan ajaran atau kepercayaan lain  :)

Ini dari Brahmajala sutta:
1.11. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, cenderung merusak benih-benih itu yang tumbuh dari akar-akar, dari tangkai, dari ruas-ruas, dari irisan, dari biji, Petapa Gotama menghindari perusakan demikian.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata.’ [6]
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #73 on: 30 July 2011, 07:05:42 PM »
justru kalau kita sebagai umat buddhis mencampur adukan dengan keinginan agama lain dan masyarakat luas , maka yang ada ya ajaran campur aduk, gado2. setiap ada yang bilang buddha  seharusnya begitu, begini.. harus di ikuti? salah kaprah kalau begitu bro...

misal di kehidupan rumah tangga kita , apa kita harus mendengarkan ocehan orang lain yang mencampuri rumah tangga kita? lantas kalau orang lain bilang cerai saja kamu sama istri kamu , apakah harus di ikuti?

Kita hidup di masyarakat bro. Perlu diplomatis dalam menghadapi masyarakat yang beragam.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #74 on: 30 July 2011, 07:08:22 PM »
Ini dari Brahmajala sutta:
1.11. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, cenderung merusak benih-benih itu yang tumbuh dari akar-akar, dari tangkai, dari ruas-ruas, dari irisan, dari biji, Petapa Gotama menghindari perusakan demikian.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata.’ [6]

 :)  alibi yang terlalu di paksakan , tidak ada hubungannya  :D

Quote
Kita hidup di masyarakat bro. Perlu diplomatis dalam menghadapi masyarakat yang beragam.

diplomatis? apakah perlu sebuah ajaran di ubah sesuaikan mengikuti keinginan masyarakat?
« Last Edit: 30 July 2011, 07:10:09 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #75 on: 30 July 2011, 07:11:29 PM »
siapakah yg menurut anda menghalangi?

saya pribadi menganggap bahwa sangha bhikkhuni yg sudah punah memang musthail dapat berdiri kembali menurut vinaya. hanya seorang Sammasambuddha yg berwenang mendirikan Sangha. Tapi kalau ada yg ngotot mengatakan bisa, ya go ahead, tapi bagi saya itu tetap bukan bhikkhuni.

Soal siapa yang mengakui mana yang bhkkhuni mana yang tidak, sebenarnya tidak terlalu penting. Yang penting, jika ada sebuah komunitas Sangha yang mengijinkan bhikkhuni menjadi bagian darinya, itu sudah cukup. Dalam hal ini saya sangat salut dengan Ajahn Bram.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #76 on: 30 July 2011, 07:13:56 PM »
saya sih sangat setuju tentang membongkar "kelemahan", tapi anda tidak punya kasus di sini, jadi apa yg harus ditutup2i dan apa yg harus dibongkar?

Bukankah bro wang ai lie mengatakan jangan "mencari2 kelemahan."
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #77 on: 30 July 2011, 07:20:02 PM »
maaf saya agak bosan dengan link anda yg tidak kredibel. saya yakin anda sangat bisa menemukan ribuan link di internet yg mendiskreditkan theravada dan kecurigaan yg anda maksudkan itu bersumber dari oknum-oknum dalam "aliran lain" itu yg menurut saya kurang pandai membawa diri, bukan dalam "aliran lain" itu sendiri.

topik ini sudah sering dibahas dalam forum ini, anda bisa saja mengangkat topik lama atau memulai topik baru yg secara langsung pada inti topik ini. tapi anda memilih memulai topik ini dengan pengantar dari sumber yg tidak kredibel ini, sungguh terbaca bukan motivasi anda ini?

Saya hanya melihat artikel ini menarik untuk dibahas karena isinya yang blak-blakan. Lagipula topik ini sudah lama menjadi perhatian saya. Seperti yang saya katakan, seringkali saya tidak tahu harus menjawab apa kalau ditanya tentang sikap Buddhisme terhadap perempuan, terutama oleh mereka yang sangat paham hak-hak perempuan. Mungkin, dengan artikel ini saya ingin mengajak teman2 yang belum terbuka terhadap kesetaraan gender laki-laki dan perempuan untuk melirik ulang keyakinannnya. Mohon maaf apabila hal ini terasa mengganggu rasa nyaman dan mapan teman2. Akan tetapi, justru dari  tergganggunya rasa nyaman dan mapan, kita belajar sesuatu.

Lagipula, sebenarnya saya memposting dua artikel secara bersamaan, satu lagi tentang perdamaian dalam satu wahana oleh  Ven. Walpola Sri Rahula , mengapa yang ramai hanya artikel yang ini saja? Coba tanya, mengapa yang bicara tentang perdamaian tidak ada tanggapan sama sekali, tapi justru artikel demikian, yang menurut Anda tidak bermutu, ditanggapi dengan gencar? Mengapa demikian? :)
« Last Edit: 30 July 2011, 07:35:38 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #78 on: 30 July 2011, 07:25:27 PM »
justru kalau kita sebagai umat buddhis mencampur adukan dengan keinginan agama lain dan masyarakat luas , maka yang ada ya ajaran campur aduk, gado2. setiap ada yang bilang buddha  seharusnya begitu, begini.. harus di ikuti? salah kaprah kalau begitu bro...

misal di kehidupan rumah tangga kita , apa kita harus mendengarkan ocehan orang lain yang mencampuri rumah tangga kita? lantas kalau orang lain bilang cerai saja kamu sama istri kamu , apakah harus di ikuti?

Bukan mengikuti seperti tidak berpendirian, tapi selalu peka dengan tuntutan dunia luar. Kalau mau survive harus tanggap dengan tantangan dunia luar.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #79 on: 30 July 2011, 07:29:53 PM »
:)  alibi yang terlalu di paksakan , tidak ada hubungannya  :D

1.11. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, cenderung merusak benih-benih itu yang tumbuh dari akar-akar, dari tangkai, dari ruas-ruas, dari irisan, dari biji, Petapa Gotama menghindari perusakan demikian.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata.’ [6]

Dari potongan sutta ini, bukankah jelas:
1. Sang Buddha membanding-bandingkan antara perilaku petapa dan Brahmana dengan perilaku dirinya,
2.  Sedangkan kata-kata "Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata," bukan menunjukkan Sang Buddha memerhatikan reputasi dirinya di mata publik.

diplomatis? apakah perlu sebuah ajaran di ubah sesuaikan mengikuti keinginan masyarakat?
Diplomatis berarti dapat menanggapi tuntutan masyarakat dengan jawaban2 yang bijaksana dan menghindari permusuhan. Bukan mengikuti tuntutan masyarakat dengan membabi buta.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #80 on: 30 July 2011, 07:35:29 PM »
Bukankah bro wang ai lie mengatakan jangan "mencari2 kelemahan."

kelemahan dalam artian apa? dan bertujuan apa? dari sesuatu hal yang tidak ada unsur mendeskreditkan wanita pada buddhisme dijadikan sebuah alasan oleh anda dengan mengatakan tidak ada kesejajaran wanita pada buddhisme, jika tidak ada dari dulu mungkin sudah tidak ada bhikkuni  :)

apakah itu bukan alasan yang masuk akal untuk calon2 buddhisme yang menanyakan kepada anda tentang apa yang mereka tanyakan? jika memang buddhisme lebih mementingkan pria maka tidak akan ada bhikkuni   :D

apakah masih berfungsi jurus belut di sini? menggunakan segala dalih hanya untuk sebuah pembenaran?  :whistle:


Quote
1.11. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, cenderung merusak benih-benih itu yang tumbuh dari akar-akar, dari tangkai, dari ruas-ruas, dari irisan, dari biji, Petapa Gotama menghindari perusakan demikian.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata.’ [6]

Dari potongan sutta ini, bukankah jelas:
1. Sang Buddha membanding-bandingkan antara perilaku petapa dan Brahmana dengan perilaku dirinya,
2.  Sedangkan kata-kata "Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata," bukan menunjukkan Sang Buddha memerhatikan reputasi dirinya di mata publik.
:)) :))  jawaban yang sudah di tebak.. coba lain kali jangan baca membabi buta bro.. mengerti sutta bukan berarti faham .. :)

bagaimana kalau saya bilang ke anak saya :
jangan seperti si A mau pun si B yang suka menjelekan orang lain karena itu tidak baik, dan jangan seperti si C yang berusaha mencari kesalahan orang lain karena itu tidak terpuji , karena ini dilakukan juga oleh bapak dan jika kita tidak berbuat jelek seperti itu maka orang akan menilai kita baik  :whistle:
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #81 on: 30 July 2011, 07:41:44 PM »
Saya hanya melihat artikel ini menarik untuk dibahas karena isinya yang blak-blakan. Lagipula topik ini sudah lama menjadi perhatian saya. Seperti yang saya katakan, seringkali saya tidak tahu harus menjawab apa kalau ditanya tentang sikap Buddhisme terhadap perempuan, terutama oleh mereka yang sangat paham hak-hak perempuan. Mungkin, dengan artikel ini saya ingin mengajak teman2 yang belum terbuka terhadap kesetaraan gender laki-laki dan perempuan untuk melirik ulang keyakinannnya. Mohon maaf apabila hal ini terasa mengganggu rasa nyaman dan mapan teman2. Akan tetapi, justru dari  tergganggunya rasa nyaman dan mapan, kita belajar sesuatu.

Lagipula, sebenarnya saya memposting dua artikel secara bersamaan, satu lagi tentang perdamaian dalam satu wahana oleh  Ven. Walpola Sri Rahula , mengapa yang ramai hanya artikel yang ini saja? Coba tanya, mengapa yang bicara tentang perdamaian tidak ada tanggapan sama sekali, tapi justru artikel demikian, yang menurut Anda tidak bermutu, ditanggapi dengan gencar? Mengapa demikian? :)


seperti kata Traktor Lubis, topik kontroversial memang lebih laris manis. anda harus mengubah judul topik itu hingga terdengar kontroversial jika anda mementingkan keramaian.

jika ada kesetaraan gender, kenapa menurut anda dalam masyarakat umum harus dibedakan sebutan untuk Bapak dan Ibu? hal ini saja sudah membuktikan tidak ada kesetaraan gender dalam masyarakat sosial. karena pada dasarnya memang laki2 dan perempuan itu berbeda, dan perbedaan ini membawa konsekuensi2 tertentu pada kedua jenis kelamin ini. justru untuk mengakomodasi perbedaan ini maka Sang Buddha membuat aturan2 itu
« Last Edit: 30 July 2011, 07:46:45 PM by Indra »

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #82 on: 30 July 2011, 07:44:42 PM »
kelemahan dalam artian apa? dan bertujuan apa? dari sesuatu hal yang tidak ada unsur mendeskreditkan wanita pada buddhisme dijadikan sebuah alasan oleh anda dengan mengatakan tidak ada kesejajaran wanita pada buddhisme, jika tidak ada dari dulu mungkin sudah tidak ada bhikkuni  :)

apakah itu bukan alasan yang masuk akal untuk calon2 buddhisme yang menanyakan kepada anda tentang apa yang mereka tanyakan? jika memang buddhisme lebih mementingkan pria maka tidak akan ada bhikkuni   :D


Siapa bilang kalau saya beranggapan bahwa Sang Buddha tidak menghormati perempuan? Adakah kata2 saya yang demikian? Bukankah artikel di atas justru mempersoalkan kemungkinan bahwa sutta dan vinaya yang berisi Delapan Garudhamma tidak memiliki dasar historis, karena tidak mungkin Sang Buddha merendahkan perempuan? Bukankah demikian?

:)) :))  jawaban yang sudah di tebak.. coba lain kali jangan baca membabi buta bro.. mengerti sutta bukan berarti faham .. :)

bagaimana kalau saya bilang ke anak saya :
jangan seperti si A mau pun si B yang suka menjelekan orang lain karena itu tidak baik, dan jangan seperti si C yang berusaha mencari kesalahan orang lain karena itu tidak terpuji , karena ini dilakukan juga oleh bapak dan jika kita tidak berbuat jelek seperti itu maka orang akan menilai kita baik  :whistle:

Saya tidak mengkritik Sang Buddha dalam hal ini. Saya hanya hendak mengatakan kalau Sang Buddha pun memperhatikan cara publik melihat-Nya dan murid2-Nya. Mengapa kita tidak memerhatikan hal tersebut?
« Last Edit: 30 July 2011, 07:48:34 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #83 on: 30 July 2011, 07:46:29 PM »

seperti kata Traktor Lubis, topik kontroversial memang lebih laris manis. anda harus mengubah judul topik itu hingga terdengar kontroversial jika anda mementingkan keramaian

Judulnya memang demikian. Saya hanya mempostingkannya apa adanya. Kontroversi jadi ramai hanya bila ada yang menanggapi, kalau tidak ya selesai. Gitu aja kok repot  :)) (Nada bicara Gus Dur)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #84 on: 30 July 2011, 07:49:02 PM »

Siapa bilang kalau saya beranggapan bahwa Sang Buddha tidak menghormati perempuan? Adakah kata2 saya yang demikian? Bukankah artikel di atas justru mempersoalkan kemungkinan bahwa sutta dan vinaya yang berisi Delapan Garudhamma tidak memiliki dasar historis, karena tidak mungkin Sang Buddha merendahkan perempuan? Bukan demikian?

Saya tidak mengkritik Sang Buddha dalam hal ini. Saya hanya hendak mengatakan kalau Sang Buddha pun memperhatikan cara publik melihat-Nya dan murid2-Nya. Mengapa kita tidak memerhatikan hal tersebut?

dari sutta yang anda berikan di atas , anda begitu cepat menarik kesimpulan dan sang buddha memperhatikan para brahmana bukan melihat cara brahmana melihatnya dan murid2nya , coba anda baca lagi sutta yang anda gunakan tadi  :)

jika saya melihat orang lain mencuri mangga dan saya beritahu ke adik atau anak saya jangan seperti itu, apa salah ya? apakah itu karena saya memperhatikan cara orang lain melihat saya dan anak serta adik saya?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #85 on: 30 July 2011, 07:51:45 PM »
dari sutta yang anda berikan di atas , anda begitu cepat menarik kesimpulan dan sang buddha memperhatikan para brahmana bukan melihat cara brahmana melihatnya dan murid2nya , coba anda baca lagi sutta yang anda gunakan tadi  :)

jika saya melihat orang lain mencuri mangga dan saya beritahu ke adik atau anak saya jangan seperti itu apa salah ya? apa itu karena saya memperhatikan cara orang lain melihat saya dan anak serta adik saya?

Kata "Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata", sudah cukup jelas dan terang kalau hal ini juga soal cara publik ("orang-orang biasa") menilai ("memuji") Sang Buddha. Anda mau menafsirkan kalimat ini sebagai apa?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #86 on: 30 July 2011, 07:53:44 PM »
Judulnya memang demikian. Saya hanya mempostingkannya apa adanya. Kontroversi jadi ramai hanya bila ada yang menanggapi, kalau tidak ya selesai. Gitu aja kok repot  :)) (Nada bicara Gus Dur)

menurut saya kontroversi bukan tergantung dari yg menanggapi, tapi dari topiknya sendiri. saya kasih contoh,

coba anda buka http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1721.0, topik ini "viewed" 202.431 kali dan total postingan hanya 1 halaman, sedangkan topik yg menurut saya kontroversial http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17326.0 berada di urutan bawahnya dengan "viewed" 126,995 kali dengan total postingan 454 halaman. bagaimana menurut anda?

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #87 on: 30 July 2011, 07:58:23 PM »
menurut saya kontroversi bukan tergantung dari yg menanggapi, tapi dari topiknya sendiri. saya kasih contoh,

coba anda buka http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1721.0, topik ini "viewed" 202.431 kali dan total postingan hanya 1 halaman, sedangkan topik yg menurut saya kontroversial http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17326.0 berada di urutan bawahnya dengan "viewed" 126,995 kali dengan total postingan 454 halaman. bagaimana menurut anda?

Kalau topik yang sama dibawa ke forum yang berbeda belum tentu menjadi kontroversi kan? Jadi, sebenarnya kita sendiri yang menentukan mana yang menarik atau tidak. Saat menjawab murid2nya yang mengeluh soal suara bising di kala sesi  meditasi, Ajahn Chah berkata kurang lebih: " Bunyi bisiang tidak pernah mengganggu kita, tapi kitalah yang mengganggu bunyi bising." Ya, karena kita terpikat dan terperangkap oleh persepsi kita sendiri. Begitulah cara topik dan bunyi bising kita anggap sebagai gangguan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #88 on: 30 July 2011, 07:59:17 PM »
Kata "Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata", sudah cukup jelas dan terang kalau hal ini juga soal cara publik ("orang-orang biasa") menilai ("memuji") Sang Buddha. Anda mau menafsirkan kalimat ini sebagai apa?

orang menilai suatu baik dan tidak dari apa ?
dengan berbuat baik maka orang2 akan memuji /menilai saya baik  ^-^ salah ya? memberi contoh nilai lebih yang akan di terima apa tidak boleh ya?, kalau saya bilang coba anda minum obat nanti pasti ada akan mendapatkan manfaat gimana bro :)) , hal seperti ini apa ada kaitannya dengan topik ??  :))

kok malah OOT ya  :P

napa saya malah jadi belut ya =))

btw apa suatu ajaran mementingkan peringkat? sampai melihat "viewed" 126,995 kali dengan total postingan 454 halaman   ;D , jangan seperti sebelah bro, mencari domba sampai di paksa masuk ke kandang  :D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #89 on: 30 July 2011, 08:03:27 PM »
Kalau topik yang sama dibawa ke forum yang berbeda belum tentu menjadi kontroversi kan? Jadi, sebenarnya kita sendiri yang menentukan mana yang menarik atau tidak. Saat menjawab murid2nya yang mengeluh soal suara bising di kala sesi  meditasi, Ajahn Chah berkata kurang lebih: " Bunyi bisiang tidak pernah mengganggu kita, tapi kitalah yang mengganggu bunyi bising." Ya, karena kita terpikat dan terperangkap oleh persepsi kita sendiri. Begitulah cara topik dan bunyi bising kita anggap sebagai gangguan.

begini saja, silakan anda buktikan sendiri, kalau boleh saya menyarankan, coba bikin topik baru misalnya denagn judul "Apakah Sang Buddha SEXY?" dan coba amati sendiri

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #90 on: 30 July 2011, 08:04:33 PM »
orang menilai suatu baik dan tidak dari apa ?
dengan berbuat baik maka orang2 akan memuji /menilai saya baik  ^-^ salah ya? memberi contoh nilai lebih yang akan di terima apa tidak boleh ya?, kalau saya bilang coba anda minum obat nanti pasti ada akan mendapatkan manfaat gimana bro :)) , hal seperti ini apa ada kaitannya dengan topik ??  :))

kok malah OOT ya  :P

napa saya malah jadi belut ya =))

btw apa suatu ajaran mementingkan peringkat? sampai melihat "viewed" 126,995 kali dengan total postingan 454 halaman   ;D , jangan seperti sebelah bro, mencari domba sampai di paksa masuk ke kandang  :D

Memerhatikan cara publik memperhatikan Umat Buddhisme bukan hanya soal mencari pengikut sebanyak2-nya, tapi soal bagaimana kita membuka pintu seluas-luasnya bagi orang2 yang beragam dapat mengakses ke Buddhadharma agar dapat membebaskan dirinya dari penderitaan. Semakin kecil kemungkinan terjadinya penolakan terhadap Budddharma, semakin besar kemungkinan orang tersebut dapat  menerima manfaat dari praktik Buddhadharma. Dalam hal ini, bahkan kalau orang tersebut tidak pindah agama sekalipun tidaklah masalah.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #91 on: 30 July 2011, 08:06:32 PM »
begini saja, silakan anda buktikan sendiri, kalau boleh saya menyarankan, coba bikin topik baru misalnya denagn judul "Apakah Sang Buddha SEXY?" dan coba amati sendiri

 Ya, karena kalau di forum ini tentu menjadi perhatian: karena karakter member forum ini akan mudah menjadi tertarik. Kalau di forum lainnya belum tentu.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #92 on: 30 July 2011, 08:08:41 PM »
btw apa suatu ajaran mementingkan peringkat? sampai melihat "viewed" 126,995 kali dengan total postingan 454 halaman   ;D , jangan seperti sebelah bro, mencari domba sampai di paksa masuk ke kandang  :D

itu hanya contoh untuk Bro Sobat, yg menunjukkan bahwa tingkat keramaian/kontroversial bukan ditentukan oleh yg menanggapi, melainkan dari topik itu sendiri

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #93 on: 30 July 2011, 08:09:23 PM »
Ya, karena kalau di forum ini tentu menjadi perhatian: karena karakter member forum ini akan mudah menjadi tertarik. Kalau di forum lainnya belum tentu.

menurut anda, apakah anda memposting topik ini di forum ini atau di forum lain?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #94 on: 30 July 2011, 08:09:44 PM »
Memerhatikan cara publik memperhatikan Umat Buddhisme bukan hanya soal mencari pengikut sebanyak2-nya, tapi soal bagaimana kita membuka pintu seluas-luasnya bagi orang2 yang beragam dapat mengakses ke Buddhadharma agar dapat membebaskan dirinya dari penderitaan. Semakin kecil kemungkinan terjadinya penolakan terhadap Budddharma, semakin besar kemungkinan orang tersebut dapat  menerima manfaat dari praktik Buddhadharma. Dalam hal ini, bahkan kalau orang tersebut tidak pindah agama sekalipun tidaklah masalah.

pintu dhamma tidak pernah tertutup oleh siapapun bro, pintu dhamma tidak pernah memilih orang mau keluar atau masuk , jika ingin membebaskan dirinya silahkan tetapi bukan berarti berhak mengubah vinaya atau suatu ajaran tersebut . [-X [-X :no: :no:
kenapa kita harus takut jika buddha dhamma di tolak ..sang buddha saja tidak pernah merasa takut, atau memaksakan orang untuk percaya dia kok.. aneh  ^-^
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #95 on: 30 July 2011, 08:13:47 PM »
itu hanya contoh untuk Bro Sobat, yg menunjukkan bahwa tingkat keramaian/kontroversial bukan ditentukan oleh yg menanggapi, melainkan dari topik itu sendiri

semakin banyak orang luar melihat semakin boleh merubah vinaya dan aturan sangha ya bro  :)) yang penting umat banyak , ajaran amburadul dan gado2 tidak masalah  ^-^

 [at] bro indra bagaimana kalau kita cari belut saja .. enak juga lho kalau di sate
Spoiler: ShowHide
apalagi kelinci makin enak  :))
, daripada berkomentar disini malah jadi pabaliut  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #96 on: 31 July 2011, 09:14:01 AM »
itu hanya contoh untuk Bro Sobat, yg menunjukkan bahwa tingkat keramaian/kontroversial bukan ditentukan oleh yg menanggapi, melainkan dari topik itu sendiri

Itu contoh yang tidak relevan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #97 on: 31 July 2011, 09:15:02 AM »
menurut anda, apakah anda memposting topik ini di forum ini atau di forum lain?

Wah... pertanyaannya terus mengarah  :)) Rasanya seperti sedang diinterogasi  :)) :))
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #98 on: 31 July 2011, 09:16:04 AM »
pintu dhamma tidak pernah tertutup oleh siapapun bro, pintu dhamma tidak pernah memilih orang mau keluar atau masuk , jika ingin membebaskan dirinya silahkan tetapi bukan berarti berhak mengubah vinaya atau suatu ajaran tersebut . [-X [-X :no: :no:
kenapa kita harus takut jika buddha dhamma di tolak ..sang buddha saja tidak pernah merasa takut, atau memaksakan orang untuk percaya dia kok.. aneh  ^-^

Bukan takut ditolak, tapi membuat pintu itu seramah mungkin agar semakin banyak orang yang dapat ikut merasakan manfaat Buddhadharma
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #99 on: 31 July 2011, 09:19:42 AM »
semakin banyak orang luar melihat semakin boleh merubah vinaya dan aturan sangha ya bro  :)) yang penting umat banyak , ajaran amburadul dan gado2 tidak masalah  ^-^

 [at] bro indra bagaimana kalau kita cari belut saja .. enak juga lho kalau di sate
Spoiler: ShowHide
apalagi kelinci makin enak  :))
, daripada berkomentar disini malah jadi pabaliut  ;D

Tidak sembarangan merubah aturan Vinaya. Tapi untuk aturan vinaya yang diduga lemah aspek historitasnya kan tidak masalah untuk dikoreksi ulang...  Apalagi aturan itu dinilai bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #100 on: 31 July 2011, 09:29:00 AM »
Itu contoh yang tidak relevan.

tidak relevan? anda mengatakan bahwa suatu topik dikatakan ramai/kontroversial karena ada yg menanggapi, apakah anda membantah hal ini? kemudian saya membuktikan bahwa topik yg sangat sedikit tanggapan pun ternyata ramai, bahkan topik yg sangat banyak tanggapan pun kalah dan anda katakan ini contih yg tidak relavan? hey anda keturunan belut yg manakah?

Wah... pertanyaannya terus mengarah  :)) Rasanya seperti sedang diinterogasi  :)) :))

kemudian anda menajwab bahwa "kontroversial di forum ini belum tentu kontroversial di forum lain", apakah anda juga membantah hal ini? maka saay jawab jadi apakah anda sedang posting di forum ini atau di forum lain. yg mana yg saya maksudkan karena kita sedang berada di forum ini, maka forum inilah yg menjadi ukurannya.

NB: saya juga suka belut kok

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #101 on: 31 July 2011, 09:39:34 AM »
tidak relevan? anda mengatakan bahwa suatu topik dikatakan ramai/kontroversial karena ada yg menanggapi, apakah anda membantah hal ini? kemudian saya membuktikan bahwa topik yg sangat sedikit tanggapan pun ternyata ramai, bahkan topik yg sangat banyak tanggapan pun kalah dan anda katakan ini contih yg tidak relavan? hey anda keturunan belut yg manakah?

:))  :))  Saya sebut tidak relevan, karena contoh thread apapun tidak dapat membuktikan, apakah sebuah topik itu ramai karena topiknya yang kontroversial atau sebaliknya yang menanggapinya yang menjadikan topik itu kontroversial. Kalau anda melihat wanita yang anda anggap seksi di jalan, dan karena anda keasyikan menatapnya lalu menabrak becak, apakah yang salah adalah waita seksi itu atau diri kita yang terpancing untuk menatapnya? Tidak ada jawaban yang benar atau salah, silahkan putuskan sendiri.   

kemudian anda menajwab bahwa "kontroversial di forum ini belum tentu kontroversial di forum lain", apakah anda juga membantah hal ini? maka saay jawab jadi apakah anda sedang posting di forum ini atau di forum lain. yg mana yg saya maksudkan karena kita sedang berada di forum ini, maka forum inilah yg menjadi ukurannya.
NB: saya juga suka belut kok

 :)) :)) Karena itu, menunjukkan bahwa nilai sebuah topik itu relatif sifatnya, tergantung pada forum pembicaranya. Tapi sebenarnya anggota forum itu punya kebebasan mutlak untuk menjadikan sebuah topik itu fokus perhatian atau tidak. Karena itu, kontroversial atau tidaknya suatu topik sangat tergantung pada tanggapan anggota forum yang ikut terlibat berdiskusi.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #102 on: 31 July 2011, 10:01:20 AM »
:))  :))  Saya sebut tidak relevan, karena contoh thread apapun tidak dapat membuktikan, apakah sebuah topik itu ramai karena topiknya yang kontroversial atau sebaliknya yang menanggapinya yang menjadikan topik itu kontroversial. Kalau anda melihat wanita yang anda anggap seksi di jalan, dan karena anda keasyikan menatapnya lalu menabrak becak, apakah yang salah adalah waita seksi itu atau diri kita yang terpancing untuk menatapnya? Tidak ada jawaban yang benar atau salah, silahkan putuskan sendiri.   

 :)) :)) Karena itu, menunjukkan bahwa nilai sebuah topik itu relatif sifatnya, tergantung pada forum pembicaranya. Tapi sebenarnya anggota forum itu punya kebebasan mutlak untuk menjadikan sebuah topik itu fokus perhatian atau tidak. Karena itu, kontroversial atau tidaknya suatu topik sangat tergantung pada tanggapan anggota forum yang ikut terlibat berdiskusi.

tergantung dari tanggapan anggota forum menurut anda, tapi ketika saya menunjukkan bahwa topik yg ramai ditanggapi (thread LSY) ternyata masih kalah ramai daripada thread yg spi tanggapan (trhead Mother, Father I Love You), kenapa anda berkelit? saya duga itu adalah karena gen belut anda yg sedang bekerja =))

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #103 on: 31 July 2011, 10:02:48 AM »
tergantung dari tanggapan anggota forum menurut anda, tapi ketika saya menunjukkan bahwa topik yg ramai ditanggapi (thread LSY) ternyata masih kalah ramai daripada thread yg spi tanggapan (trhead Mother, Father I Love You), kenapa anda berkelit? saya duga itu adalah karena gen belut anda yg sedang bekerja =))

Justru itulah, semuanya relatif kan? Topik tidak menunjukkan apa2. Yang menentukan adalah penanggapnya :)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #104 on: 31 July 2011, 10:11:09 AM »
Justru itulah, semuanya relatif kan? Topik tidak menunjukkan apa2. Yang menentukan adalah penanggapnya :)

sekarang anda mengatakan "yg menentukan adalah penanggapnya"

Sobat : kontroversial ditentukan oleh tanggapannya
indra: topik yg ramai tanggapan ternyata masih kalah ramai daripada topik yg sepi tanggapan
Sobat: ramai di forum ini belum tentu ramai di forum lain
indra: jadi anda sedang posting di mana nih?
saobat: pertanyaannya mengarahkan, saya spt sedang di interogasi
indra: saya sudah menunjukkan bahwa topik yg ramai tanggapan ternyata masih kalah ramai daripada topik yg sepi tanggapan
sobat: itu tidak relevan
kontroversial ditentukan oleh tanggapan anggota forum <go to line 1>

indra: tergantung dari tanggapan anggota forum menurut anda, tapi ketika saya menunjukkan bahwa topik yg ramai ditanggapi (thread LSY) ternyata masih kalah ramai daripada thread yg sepi tanggapan (thread Mother, Father I Love You), kenapa anda berkelit?

sobat: Justru itulah, semuanya relatif kan? Topik tidak menunjukkan apa2. Yang menentukan adalah penanggapnya. <go to line 1, AGAIN>
--------------------

 [at]  mod, mohon dipindahkan ke board HUMOR

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #105 on: 31 July 2011, 10:22:44 AM »
sekarang anda mengatakan "yg menentukan adalah penanggapnya"

Sobat : kontroversial ditentukan oleh tanggapannya
indra: topik yg ramai tanggapan ternyata masih kalah ramai daripada topik yg sepi tanggapan
Sobat: ramai di forum ini belum tentu ramai di forum lain
indra: jadi anda sedang posting di mana nih?
saobat: pertanyaannya mengarahkan, saya spt sedang di interogasi
indra: saya sudah menunjukkan bahwa topik yg ramai tanggapan ternyata masih kalah ramai daripada topik yg sepi tanggapan
sobat: itu tidak relevan
kontroversial ditentukan oleh tanggapan anggota forum <go to line 1>

indra: tergantung dari tanggapan anggota forum menurut anda, tapi ketika saya menunjukkan bahwa topik yg ramai ditanggapi (thread LSY) ternyata masih kalah ramai daripada thread yg sepi tanggapan (thread Mother, Father I Love You), kenapa anda berkelit?

sobat: Justru itulah, semuanya relatif kan? Topik tidak menunjukkan apa2. Yang menentukan adalah penanggapnya. <go to line 1, AGAIN>
--------------------

 [at]  mod, mohon dipindahkan ke board HUMOR


Tampaknya ada kesalahpahaman kecil: Anda membedakan antara "jumlah penanggap" dengan "ramai", sedangkan saya tidak. So, bagi saya sebenarnya cuma sederhana, topik apapun bukan masalah, yang masalah adalah manusianya (baik yang menanggapi ataupun yang sekadar "meramaikan"). Demikian kira2 yang aku maksudkan. Apakah masih jadi humor?


Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #106 on: 31 July 2011, 10:30:01 AM »
Tampaknya ada kesalahpahaman kecil: Anda membedakan antara "jumlah penanggap" dengan "ramai", sedangkan saya tidak. So, bagi saya sebenarnya cuma sederhana, topik apapun bukan masalah, yang masalah adalah manusianya (baik yang menanggapi ataupun yang sekadar "meramaikan"). Demikian kira2 yang aku maksudkan. Apakah masih jadi humor?


mari kita lihat lagi dari awal. awalnya anda mengeluarkan statement ini " Kontroversi jadi ramai hanya bila ada yang menanggapi, kalau tidak ya selesai."

apakah menurut anda suatu kontroversi menjadi tidak tidak ramai ketika tidak ada yg menanggapi? seperti contoh saya di atas, thread "Mother" itu juga tidak ditanggapi (hanya 15 posts sejak feb 2008), tapi toh tetap jadi ramai.

tapi baiklah, saya memang suka belut tapi sebaiknya kita :backtotopic: saja

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #107 on: 31 July 2011, 11:07:37 AM »
Coba baca yang ini juga, sebagai pelengkap argumennya:


Kalau ini, Bhikkhuni Tathaaloka, apakah termasuk anggota sangha yang cari popularitas?

sory sy ketinggalan kereta, cerita udah panjang sekali, baru baca bentar utk page yg ini. disini sy hanya ingin menambahkan sedikit keterangan ttg bhikkhuni Tathaaloka, beliau sekarang mengucilkan diri, tidak mau lagi keluar menghadiri seminar atau conference apapun. ini saya ketahui baru belakangan saja setelah saya ingin menghubungi beliau. sy berusaha mencari informasi ttg beliau dari seorang bhikkhuni senior yang berkebangsaan Ausi. nampaknya keputusan beliau ini diambil setelah terjadi kontroversial penahbisan bhikkhuni yg beliau lakukan bersama Ven.Ajhan Bram. sejak itu beliau tidak lagi muncul utk publik ataupun melakukan penahbisan bhikkhuni. sehingga pandangan bro Sobat Dharma ttg beliau BENAR adanya, beliau BUKAN jenis yg suka mencari popularitas. saya amat mengagumi beliau.

utk page yg berikut sy baca pelan2 dulu deh, udah panjang banget soalnya.


mettacittena,
« Last Edit: 31 July 2011, 11:09:21 AM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #108 on: 31 July 2011, 08:58:19 PM »
bro Sobat Dharma yg baik,
setelah sy ikuti thread ini dari page awal, sy membaca point2 penting yg ingin anda sampaikan dan saya bisa menerima argumen2 anda. kirim dah +doorprize utk anda.

1. anda ingin menyampaikan bhw Ven.Ananda dikala Ven.Mahapajapati Gothami menjadi bhikkhuni beliau belum menjadi bhikkhu adalah BENAR. coba aja dilihat kembali di thread yg pernah di bahas Rev.Peacemind. disitu dijelaskan Ven.Majapajapati Gothami menjadi bhikkhuni setelah Raja Suddhodana wafat beserta 500 wanita istana yg suaminya meninggal setelah perang antar suku (lupa nama sukunya). sehingga POINT2 bantahan dari kaum "scholar's buddhist" baik yg berjubah maupun tidak TETAP DITOLAK. mereka teguh memegang pandangan Ven.Ananda telah menjadi bhikkhu dan menjadi pembantu sang Buddha. (saya dalam hal ini cenderung memilih sbg ilmu pengetahuan saya saja. as it is).

2. sedang sang Buddha tinggal dalam Vihara yg besar dan megah BENAR adanya, bahkan selama 25 tahun masa vassa beliau, tinggal di 2 Vihara besar dan megah atas dana Anathapindika dan Visakha. Jetavana Vihara dari Anathapindika dan Pubbarama dari Visakha. sama2 memiliki 1500 kamar. (saya rasa ini adalah Vihara besar dan megah BUKAN gubuk). dalam hal ini sayapun memilih ini sbg ilmu pengetahuan saya, as it is.

3. point2 penting dari link2 yg anda berikan sudah sy buka dan butuh waktu utk membacanya, secara keseluruhan saya bisa menerima ini sebagai MASUKAN untuk kita semua. dan sekali lagi saya tekankan saya lebih memilih semua yg saya pelajari ttg Buddhism di negara Sri Lanka ini hanya akan saya pakai sebagai ilmu pengetahuan saja "as it is" karena jika saya pakai sebagai PEDOMAN yang POKOK maka saya hanya akan menjadi orang yg PICIK. saya akan tetap beragama Buddha dan menganut ajaran Sang Buddha dari aliran Theravada yg saya anggap COCOK untuk saya dan saya tetap akan mengikuti petunjuk2 menuju PEMBEBASAN selebihnya saya hanya anggap sbg pengetahuan as it is saja.

thanks bro Sobat Dharma, saya hargai pandangan2 anda.

mettacittena,

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #109 on: 31 July 2011, 09:06:45 PM »
bro Sobat Dharma yg baik,
setelah sy ikuti thread ini dari page awal, sy membaca point2 penting yg ingin anda sampaikan dan saya bisa menerima argumen2 anda. kirim dah +doorprize utk anda.

1. anda ingin menyampaikan bhw Ven.Ananda dikala Ven.Mahapajapati Gothami menjadi bhikkhuni beliau belum menjadi bhikkhu adalah BENAR. coba aja dilihat kembali di thread yg pernah di bahas Rev.Peacemind. disitu dijelaskan Ven.Majapajapati Gothami menjadi bhikkhuni setelah Raja Suddhodana wafat beserta 500 wanita istana yg suaminya meninggal setelah perang antar suku (lupa nama sukunya). sehingga POINT2 bantahan dari kaum "scholar's buddhist" baik yg berjubah maupun tidak TETAP DITOLAK. mereka teguh memegang pandangan Ven.Ananda telah menjadi bhikkhu dan menjadi pembantu sang Buddha. (saya dalam hal ini cenderung memilih sbg ilmu pengetahuan saya saja. as it is).


menurut catatan riwayat Ananda, Ananda menjadi bhikkhu pada usia 37 tahun, Ananda berusia sama dengan Sang Buddha, itu artinya Ananda menjadi bhikkhu pada tahun ke 2 atau ke 3 setelah Sang Buddha mencapai Penerangan Sempurna. ini terjadi pada kunjungan pertama Sang Buddha ke Kapilavatthu
« Last Edit: 31 July 2011, 09:09:10 PM by Indra »

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #110 on: 01 August 2011, 06:02:47 AM »
Masalahnya, kalau sekarang sangha bhikkhuni akan didirikan lagi mengapa mesti dihalang-halangi?

kalau belum pernah baca Vinaya ala Kanon Pali, Tipitaka, jangan menarik kesimpulan dulu !
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #111 on: 01 August 2011, 06:06:54 AM »
Soal siapa yang mengakui mana yang bhkkhuni mana yang tidak, sebenarnya tidak terlalu penting. Yang penting, jika ada sebuah komunitas Sangha yang mengijinkan bhikkhuni menjadi bagian darinya, itu sudah cukup. Dalam hal ini saya sangat salut dengan Ajahn Bram.

mungkin bro Sobat dan beberapa orang juga salut.

tapi sayangnya AB harus keluar dari Sangha yang pernah menabhiskannya.  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #112 on: 01 August 2011, 06:17:43 AM »
sekarang anda mengatakan "yg menentukan adalah penanggapnya"

Sobat : kontroversial ditentukan oleh tanggapannya
indra: topik yg ramai tanggapan ternyata masih kalah ramai daripada topik yg sepi tanggapan
Sobat: ramai di forum ini belum tentu ramai di forum lain
indra: jadi anda sedang posting di mana nih?
saobat: pertanyaannya mengarahkan, saya spt sedang di interogasi
indra: saya sudah menunjukkan bahwa topik yg ramai tanggapan ternyata masih kalah ramai daripada topik yg sepi tanggapan
sobat: itu tidak relevan
kontroversial ditentukan oleh tanggapan anggota forum <go to line 1>

indra: tergantung dari tanggapan anggota forum menurut anda, tapi ketika saya menunjukkan bahwa topik yg ramai ditanggapi (thread LSY) ternyata masih kalah ramai daripada thread yg sepi tanggapan (thread Mother, Father I Love You), kenapa anda berkelit?

sobat: Justru itulah, semuanya relatif kan? Topik tidak menunjukkan apa2. Yang menentukan adalah penanggapnya. <go to line 1, AGAIN>
--------------------

 [at]  mod, mohon dipindahkan ke board HUMOR


begitulah kalau orang yang punya hasrat besar tapi 'tenaga' kurang
karena kekurangan itu timbulah cara berkelit  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #113 on: 01 August 2011, 11:22:16 AM »
menurut catatan riwayat Ananda, Ananda menjadi bhikkhu pada usia 37 tahun, Ananda berusia sama dengan Sang Buddha, itu artinya Ananda menjadi bhikkhu pada tahun ke 2 atau ke 3 setelah Sang Buddha mencapai Penerangan Sempurna. ini terjadi pada kunjungan pertama Sang Buddha ke Kapilavatthu


iya batara Indra bener juga, saya udah cek kesini : http://www.palikanon.com/english/pali_names/aa/aananda.htm

tapi kalo di salah satu thread di DC juga ttg mimpi ananda, kok dikatakan disana umur beliau 20 thn ya? http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20490.0

mettacittena,

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #114 on: 01 August 2011, 11:29:08 AM »
iya batara Indra bener juga, saya udah cek kesini : http://www.palikanon.com/english/pali_names/aa/aananda.htm

tapi kalo di salah satu thread di DC juga ttg mimpi ananda, kok dikatakan disana umur beliau 20 thn ya? http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20490.0

mettacittena,


Jadi ada fakta yang simpang siur mengenai usia Ananda. Hmmm...  :-?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #115 on: 01 August 2011, 11:49:03 AM »
Jadi ada fakta yang simpang siur mengenai usia Ananda. Hmmm...  :-?

saya juga pikir demikian, mereka yg menulis itu kelolosan utk re-check kelihatannya.

mettacittena,

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #116 on: 01 August 2011, 11:50:27 AM »
Bhikkhuni-bhikkhuni pertama di-tabhiskan langsung oleh sammasambuddha (Ehi Bhikkhuni). dan untuk selanjut-nya penabhisan bhikkhuni dilakukan oleh Sangha Bhikkhuni dan ini sesuai dengan Vinaya (Theravada) yang diakui.

Jika pada jaman sekarang tidak ada lagi sangha bhikkhuni, bagaimana memulai penabhisan bhikkhuni yang tidak melanggar vinaya (yang mengharuskan samaneri ditabhiskan oleh sangha bhikkhuni yang sudah tidak eksis lagi) ?
Ajahn Brahm yang menabhiskan ?

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #117 on: 01 August 2011, 12:00:49 PM »
Bhikkhuni-bhikkhuni pertama di-tabhiskan langsung oleh sammasambuddha (Ehi Bhikkhuni). dan untuk selanjut-nya penabhisan bhikkhuni dilakukan oleh Sangha Bhikkhuni dan ini sesuai dengan Vinaya (Theravada) yang diakui.

Jika pada jaman sekarang tidak ada lagi sangha bhikkhuni, bagaimana memulai penabhisan bhikkhuni yang tidak melanggar vinaya (yang mengharuskan samaneri ditabhiskan oleh sangha bhikkhuni yang sudah tidak eksis lagi) ?
Ajahn Brahm yang menabhiskan ?



saya coba bantu menjawab ya bro Dilbert yg baik,
dalam hal ini saya secara pribadi tidak terlalu mau ikut campur pro dan kontra ttg ke-sah-an dari penahbisan bhikkhuni Theravada. tetapi jika kita melihat dari Cullavagga pali X, memang seorang bhikkhu bisa menahbiskan hanya saja ketika itu masih ada sammasambuddha dan masa kini garis kebhikkhunian Theravada telah punah. akan tetapi dari yang saya lihat disini (dasasilamata ada 3.000 lebih dan bhikkhuni ada 500 lebih) awal pertama bhikkhuni mereka dpt diupasampada atas bantuan Taiwan, dimana aliran tersebut juga menerapkan vinaya sama dg vinaya Theravada. sehingga hingga kini berkembang terus menjadi lebih dari 500 bhikkhuni. tapi sekali lagi saya tekankan ya bro, mohon saya jangan dilibatkan dalam debat kusir utk hal ini, saya hanya menyampaikan info saja. dan juga sekali lagi sy tekankan saya belajar dhamma bukan mengejar status bhikkhuni, saya masih samaneri hingga sekarang. dan saya tinggal di nunnery dasasilamata ini sejak th.2006. bagi saya belajar dhamma adalah PENTING. semoga anda dapat menerima penjelasan saya. sebaiknya pro kontra ttg bhikkhuni Theravada tidak perlu dilanjutkan lagi.

mettacittena,
« Last Edit: 01 August 2011, 12:02:30 PM by pannadevi »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #118 on: 01 August 2011, 12:39:26 PM »
saya coba bantu menjawab ya bro Dilbert yg baik,
dalam hal ini saya secara pribadi tidak terlalu mau ikut campur pro dan kontra ttg ke-sah-an dari penahbisan bhikkhuni Theravada. tetapi jika kita melihat dari Cullavagga pali X, memang seorang bhikkhu bisa menahbiskan hanya saja ketika itu masih ada sammasambuddha dan masa kini garis kebhikkhunian Theravada telah punah. akan tetapi dari yang saya lihat disini (dasasilamata ada 3.000 lebih dan bhikkhuni ada 500 lebih) awal pertama bhikkhuni mereka dpt diupasampada atas bantuan Taiwan, dimana aliran tersebut juga menerapkan vinaya sama dg vinaya Theravada. sehingga hingga kini berkembang terus menjadi lebih dari 500 bhikkhuni. tapi sekali lagi saya tekankan ya bro, mohon saya jangan dilibatkan dalam debat kusir utk hal ini, saya hanya menyampaikan info saja. dan juga sekali lagi sy tekankan saya belajar dhamma bukan mengejar status bhikkhuni, saya masih samaneri hingga sekarang. dan saya tinggal di nunnery dasasilamata ini sejak th.2006. bagi saya belajar dhamma adalah PENTING. semoga anda dapat menerima penjelasan saya. sebaiknya pro kontra ttg bhikkhuni Theravada tidak perlu dilanjutkan lagi.

mettacittena,

Dengan rujukan yang berlainan, apakah bisa samaneri (yang berkiblat pada Theravada) bisa di tabhiskan oleh sangha bhikkhuni Mahayana (yang vinaya, sutta dan abhidhamma-nya tidak sama persis) ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #119 on: 01 August 2011, 12:45:40 PM »
dari awal membaca tread ini jadi mikir sendiri , jika tujuannya mengenal buddhisme dan ingin tau ajarannya kok malah mencari2 kelemahan? apa itu cuma taktik kepercayaan lain untuk menjatuhkan buddhisme :-?
saya ingin berkomentar yg ini saja.

saya merasa mereka yg kritis pada sesuatu yg sudah baku dan mengkristal di tradisi2 buddhism itu sifatnya positif dan konstruktif demi kemajuan buddhism itu sendiri. keanekaragaman pendapat dan penggalian buddhism dari berbagai sudut justru akan memperkaya pemahaman dan memperluas perspektif buddhis itu sendiri...

belajar dari sejarah agama2 lain, tradisi kuno yg keras dan barbarik bisa berkembang dan bertambah kaya menjadi suatu pemikiran modern yg lebih humanis disebabkan oleh keanekaragaman pendapat dan kebebasan berpendapat dari pemikir2 yg menganut agama tersebut. sungguh disayangkan kalo buddhism yg memiliki semangat kebebasan berpendapat yg secara eksplisit diucarkan oleh pendirinya malahan mengharamkan pendapat2 yang baru dan segar hanya karena bertentangan dengan kebakuan dan orthodoxy yg sudah ada, berpuas diri dengan satu arah pemikiran saja...

marilah kita bertukar pikiran dengan bebas, menganalisa dan menggali argumennya, bukan berfokus pada yg gak esensial --siapa yg menulis, apa kira2 motivasinya, mencari popularitas, dll-- untuk membungkam pendapat2 yg bertentangan.

saya yakin buddhism akan semakin kuat dengan diskusi2 kritis seperti ini...
demikian juga theravada, akan semakin kuat dengan pemikiran2 kritis, bukannya jatuh atau menjadi semakin lemah...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #120 on: 01 August 2011, 02:10:42 PM »
Bhikkhuni-bhikkhuni pertama di-tabhiskan langsung oleh sammasambuddha (Ehi Bhikkhuni). dan untuk selanjut-nya penabhisan bhikkhuni dilakukan oleh Sangha Bhikkhuni dan ini sesuai dengan Vinaya (Theravada) yang diakui.

Jika pada jaman sekarang tidak ada lagi sangha bhikkhuni, bagaimana memulai penabhisan bhikkhuni yang tidak melanggar vinaya (yang mengharuskan samaneri ditabhiskan oleh sangha bhikkhuni yang sudah tidak eksis lagi) ?
Ajahn Brahm yang menabhiskan ?

bold : Iya
makanya AB di keluarkan dari Sangha yang dulu tempat bernaung.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #121 on: 01 August 2011, 02:16:05 PM »
saya ingin berkomentar yg ini saja.

saya merasa mereka yg kritis pada sesuatu yg sudah baku dan mengkristal di tradisi2 buddhism itu sifatnya positif dan konstruktif demi kemajuan buddhism itu sendiri. keanekaragaman pendapat dan penggalian buddhism dari berbagai sudut justru akan memperkaya pemahaman dan memperluas perspektif buddhis itu sendiri...

belajar dari sejarah agama2 lain, tradisi kuno yg keras dan barbarik bisa berkembang dan bertambah kaya menjadi suatu pemikiran modern yg lebih humanis disebabkan oleh keanekaragaman pendapat dan kebebasan berpendapat dari pemikir2 yg menganut agama tersebut. sungguh disayangkan kalo buddhism yg memiliki semangat kebebasan berpendapat yg secara eksplisit diucarkan oleh pendirinya malahan mengharamkan pendapat2 yang baru dan segar hanya karena bertentangan dengan kebakuan dan orthodoxy yg sudah ada, berpuas diri dengan satu arah pemikiran saja...

marilah kita bertukar pikiran dengan bebas, menganalisa dan menggali argumennya, bukan berfokus pada yg gak esensial --siapa yg menulis, apa kira2 motivasinya, mencari popularitas, dll-- untuk membungkam pendapat2 yg bertentangan.

saya yakin buddhism akan semakin kuat dengan diskusi2 kritis seperti ini...
demikian juga theravada, akan semakin kuat dengan pemikiran2 kritis, bukannya jatuh atau menjadi semakin lemah...


Masalah-nya : Sangha Bhikkhuni (Theravada) itu sudah tidak bisa ditabhiskan karena garis silsilah bhikkhuni theravada sudah terputus. dan Sesuai dengan Vinaya katakanlah sebagai AD/ART memang sudah tidak bisa diakomodasi, kita harus menyatakan  bahwa sesuai dengan rujukan TIPITAKA PALI KANON, sudah tidak mungkin lagi penabhisan bhikkhuni Sangha (Theravada) pada saat sekarang.

Kecuali kalau Vinaya itu di-amandemen... permasalah-annya siapa yang BERHAK untuk meng-amandemen VINAYA tersebut ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #122 on: 01 August 2011, 02:18:10 PM »
bold : Iya
makanya AB di keluarkan dari Sangha yang dulu tempat bernaung.

sesuai dengan orang yang taat pada azas, maka keputusan mengeluarkan Ajahn Brahmn dari Sangha tempatnya bernaung adalah sudah sesuai dengan AD/ART (baca Vinaya).

Terpaksa harus-lah Ajahn Brahmn itu menggunakan "kendaraan" lain dengan vinaya yang berbeda yang sudah bisa mengakomodasi penabhisan bhikkhuni ala THERAVADA.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #123 on: 01 August 2011, 02:23:42 PM »
sesuai dengan orang yang taat pada azas, maka keputusan mengeluarkan Ajahn Brahmn dari Sangha tempatnya bernaung adalah sudah sesuai dengan AD/ART (baca Vinaya).

Terpaksa harus-lah Ajahn Brahmn itu menggunakan "kendaraan" lain dengan vinaya yang berbeda yang sudah bisa mengakomodasi penabhisan bhikkhuni ala THERAVADA.

Apakah ada sangha Theravada di dunia yang mengesahkan penahbisan bhikkuni selain Srilanka ?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #124 on: 01 August 2011, 02:47:16 PM »
Apakah ada sangha Theravada di dunia yang mengesahkan penahbisan bhikkuni selain Srilanka ?

Apakah di Srilanka ada penabhisan bhikkhuni Theravada ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #125 on: 01 August 2011, 02:49:42 PM »
saya juga pikir demikian, mereka yg menulis itu kelolosan utk re-check kelihatannya.

mettacittena,

Mungkin perlu pengkajian komparatif untuk menemukan versi mana yang lebih absah.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #126 on: 01 August 2011, 02:51:33 PM »
Dengan rujukan yang berlainan, apakah bisa samaneri (yang berkiblat pada Theravada) bisa di tabhiskan oleh sangha bhikkhuni Mahayana (yang vinaya, sutta dan abhidhamma-nya tidak sama persis) ?

Soal ni telah dijawab oleh Ajahn Brahm dalam suatu wawancaranya, yang kurang lebih saya terjemahkan sebagai berikut:

Saya juga berpikir, tatkala saya masih seorang biarawan muda di Thailand, bahwa masalah itu adalah masalah aturan, bahwa sangha bhikkhuni tidak bisa dihidupkan kembali. Namun setelah diselidiki dan dipelajari, saya telah menemukan bahwa banyak hambatan yang kita pikir ada ternyata tidak ada ada sama sekali. Seseorang seperti Bhikkhu Bodhi [yang dihormati sarjana-bhikkhu Theravada] telah meneliti Vinaya Pali dan hasil penelitiannya merupakan hal yang paling mengesankan bagi saya - adil, seimbang, menghasilkan pada kesimpulan "Hal ini mungkin, mengapa tidak kita melakukan ini? "

Salah satu mitos terbesar adalah bahwa bhikkhuni di bawah tradisi Mahayana bagaimanapun dipisahkan dari Theravada. Tetapi kebenaran dari hal ini, tidak ada Vinaya Mahayana yang demikian. Di semua aliran Mahayana, apakah di Tibet, Cina, Korea, atau Vietnam, kebanyakan dari mereka menganut Vinaya Dharmagupta. Dharmagupta adalah salah satu sekte Theravada. Mereka mengikuti Vinaya Theravada. Jika Anda benar-benar mempelajari Vinaya tersebut dan membacanya, Anda akan mendapatkan betapa mirip dengan Vinaya yang dijalankan – atau yang harus dijalankan - di sini, di Thailand.

Jika Anda melihat upacara penahbisan di Taiwan - saya melihat sebuah video yang baru-baru ini dibuat - Anda akan melihat kesamaan. Saya punya salinan dari chanting-nya. Hal ini sangat identik dengan upacara penahbisan yang dilakukan di Wat Bovorn sini, di Bangkok. Perbedaan yang ada bersifat dangkal dan tidak akan melanggar keabsahan penahbisan itu. Jika ada orang yang pakar dalam aturan, atau bahkan dalam filsafat dan logika, memeriksa kasus ini, mereka juga akan sampai pada kesimpulan bahwa silsilah bhikkhuni yang kita lihat sekarang di Taiwan dan Cina adalah keturunan yang tak terputus sejak zaman Sang Buddha . Mereka bhikkhuni seperti halnya yang dimaksudkan oleh Sang Buddha. Mereka hanya mengenakan pakaian yang berbeda. Ajaran-ajaran, sutra-sutra yang berbeda, tetapi Vinaya adalah sama. Silsilah bhikkhuni mungkin telah mati di beberapa negara, tapi tidak mati sepenuhnya.

Selain itu, selama bertahun-tahun kami berpikir bahwa untuk membangun kembali bhikkhuni dalam Buddhisme membutuhkan bhikkhuni lainnya. Argumen ini tidak valid. Terdapat kesempatan, dengan cara lain untuk membaca Vinaya, untuk mengatakan bahwa hal itu tidak diperlukan. Salah satu penemuan besar Bhikkhu Bodhi, tatkala ia meneliti, ia menemukan bahwa seorang bhikkhu Burma sangat terkenal [Mingun Sayadaw Jetavan, guru meditasi dari Mahasi Sayadaw yang termasyhur dan Taungpulu Sayadaw] yang pada 50-60 tahun lalu mengatakan dengan cukup jelas bahwa Buddha meninggalkan kesempatan dalam aturan monastik untuk penahbisan ulang bhikkhuni yang dilaukan oleh kelompok bhikkhu. Sayadaw berpendapat Sang Buddha melakukannya karena ia harus telah meramalkan bahwa suatu hari sangha bhikkhuni akan menghilang dan untuk mendirikannya kembali Beliau meninggalkan kesempatan terbuka bagi para bhikkhu untuk melaksanakan upacara untuk menahbiskan kembali para bhikkhuni."

Sumber:
« Last Edit: 01 August 2011, 02:58:32 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #127 on: 01 August 2011, 03:00:47 PM »
Apakah di Srilanka ada penabhisan bhikkhuni Theravada ?

Seorang bhikkhuni Abhayagiri (Ayya Sara) pernah menahbiskan 300 bhiksuni di China bersama bhiksu Dharmaguptaka. Ketika silsilah bhikkhuni lenyap, Sangha Srilanka meminta sangha Bhikkhuni yang pernah ditahbiskan oleh bhikkhuni Abhayagiri ini untuk memberikan penahbisan atau singkatnya menghidupkan kembali sangha bhikkhuni si Srilanka. Jadi, Srilanka masih mengesahkan penahbisan sangha bhikkuni Theravada.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #128 on: 01 August 2011, 03:25:08 PM »
Mungkin perlu pengkajian komparatif untuk menemukan versi mana yang lebih absah.

versi Mahayana pasti absah
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #129 on: 01 August 2011, 03:30:54 PM »
Spoiler: ShowHide

Soal ni telah dijawab oleh Ajahn Brahm dalam suatu wawancaranya, yang kurang lebih saya terjemahkan sebagai berikut:

Saya juga berpikir, tatkala saya masih seorang biarawan muda di Thailand, bahwa masalah itu adalah masalah aturan, bahwa sangha bhikkhuni tidak bisa dihidupkan kembali. Namun setelah diselidiki dan dipelajari, saya telah menemukan bahwa banyak hambatan yang kita pikir ada ternyata tidak ada ada sama sekali. Seseorang seperti Bhikkhu Bodhi [yang dihormati sarjana-bhikkhu Theravada] telah meneliti Vinaya Pali dan hasil penelitiannya merupakan hal yang paling mengesankan bagi saya - adil, seimbang, menghasilkan pada kesimpulan "Hal ini mungkin, mengapa tidak kita melakukan ini? "

Salah satu mitos terbesar adalah bahwa bhikkhuni di bawah tradisi Mahayana bagaimanapun dipisahkan dari Theravada. Tetapi kebenaran dari hal ini, tidak ada Vinaya Mahayana yang demikian. Di semua aliran Mahayana, apakah di Tibet, Cina, Korea, atau Vietnam, kebanyakan dari mereka menganut Vinaya Dharmagupta. Dharmagupta adalah salah satu sekte Theravada. Mereka mengikuti Vinaya Theravada. Jika Anda benar-benar mempelajari Vinaya tersebut dan membacanya, Anda akan mendapatkan betapa mirip dengan Vinaya yang dijalankan – atau yang harus dijalankan - di sini, di Thailand.

Jika Anda melihat upacara penahbisan di Taiwan - saya melihat sebuah video yang baru-baru ini dibuat - Anda akan melihat kesamaan. Saya punya salinan dari chanting-nya. Hal ini sangat identik dengan upacara penahbisan yang dilakukan di Wat Bovorn sini, di Bangkok. Perbedaan yang ada bersifat dangkal dan tidak akan melanggar keabsahan penahbisan itu. Jika ada orang yang pakar dalam aturan, atau bahkan dalam filsafat dan logika, memeriksa kasus ini, mereka juga akan sampai pada kesimpulan bahwa silsilah bhikkhuni yang kita lihat sekarang di Taiwan dan Cina adalah keturunan yang tak terputus sejak zaman Sang Buddha . Mereka bhikkhuni seperti halnya yang dimaksudkan oleh Sang Buddha. Mereka hanya mengenakan pakaian yang berbeda. Ajaran-ajaran, sutra-sutra yang berbeda, tetapi Vinaya adalah sama. Silsilah bhikkhuni mungkin telah mati di beberapa negara, tapi tidak mati sepenuhnya.

Selain itu, selama bertahun-tahun kami berpikir bahwa untuk membangun kembali bhikkhuni dalam Buddhisme membutuhkan bhikkhuni lainnya. Argumen ini tidak valid. Terdapat kesempatan, dengan cara lain untuk membaca Vinaya, untuk mengatakan bahwa hal itu tidak diperlukan. Salah satu penemuan besar Bhikkhu Bodhi, tatkala ia meneliti, ia menemukan bahwa seorang bhikkhu Burma sangat terkenal [Mingun Sayadaw Jetavan, guru meditasi dari Mahasi Sayadaw yang termasyhur dan Taungpulu Sayadaw] yang pada 50-60 tahun lalu mengatakan dengan cukup jelas bahwa Buddha meninggalkan kesempatan dalam aturan monastik untuk penahbisan ulang bhikkhuni yang dilaukan oleh kelompok bhikkhu. Sayadaw berpendapat Sang Buddha melakukannya karena ia harus telah meramalkan bahwa suatu hari sangha bhikkhuni akan menghilang dan untuk mendirikannya kembali Beliau meninggalkan kesempatan terbuka bagi para bhikkhu untuk melaksanakan upacara untuk menahbiskan kembali para bhikkhuni."

Sumber: [spoiler]http://www.bhikkhuni.net/library/ajahn-brahm-interview-nissarah.html



menjadi Bhikkhu Theravada tentunya praktek Vinaya Tipitaka kanon Pali
menabhiskan Bhikkhuni Theravada berarti melanggar Vinaya itu sendiri, apakah patut ?
« Last Edit: 01 August 2011, 03:33:01 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #130 on: 01 August 2011, 03:54:11 PM »
Soal ni telah dijawab oleh Ajahn Brahm dalam suatu wawancaranya, yang kurang lebih saya terjemahkan sebagai berikut:

Saya juga berpikir, tatkala saya masih seorang biarawan muda di Thailand, bahwa masalah itu adalah masalah aturan, bahwa sangha bhikkhuni tidak bisa dihidupkan kembali. Namun setelah diselidiki dan dipelajari, saya telah menemukan bahwa banyak hambatan yang kita pikir ada ternyata tidak ada ada sama sekali. Seseorang seperti Bhikkhu Bodhi [yang dihormati sarjana-bhikkhu Theravada] telah meneliti Vinaya Pali dan hasil penelitiannya merupakan hal yang paling mengesankan bagi saya - adil, seimbang, menghasilkan pada kesimpulan "Hal ini mungkin, mengapa tidak kita melakukan ini? "

Salah satu mitos terbesar adalah bahwa bhikkhuni di bawah tradisi Mahayana bagaimanapun dipisahkan dari Theravada. Tetapi kebenaran dari hal ini, tidak ada Vinaya Mahayana yang demikian. Di semua aliran Mahayana, apakah di Tibet, Cina, Korea, atau Vietnam, kebanyakan dari mereka menganut Vinaya Dharmagupta. Dharmagupta adalah salah satu sekte Theravada. Mereka mengikuti Vinaya Theravada. Jika Anda benar-benar mempelajari Vinaya tersebut dan membacanya, Anda akan mendapatkan betapa mirip dengan Vinaya yang dijalankan – atau yang harus dijalankan - di sini, di Thailand.

Jika Anda melihat upacara penahbisan di Taiwan - saya melihat sebuah video yang baru-baru ini dibuat - Anda akan melihat kesamaan. Saya punya salinan dari chanting-nya. Hal ini sangat identik dengan upacara penahbisan yang dilakukan di Wat Bovorn sini, di Bangkok. Perbedaan yang ada bersifat dangkal dan tidak akan melanggar keabsahan penahbisan itu. Jika ada orang yang pakar dalam aturan, atau bahkan dalam filsafat dan logika, memeriksa kasus ini, mereka juga akan sampai pada kesimpulan bahwa silsilah bhikkhuni yang kita lihat sekarang di Taiwan dan Cina adalah keturunan yang tak terputus sejak zaman Sang Buddha . Mereka bhikkhuni seperti halnya yang dimaksudkan oleh Sang Buddha. Mereka hanya mengenakan pakaian yang berbeda. Ajaran-ajaran, sutra-sutra yang berbeda, tetapi Vinaya adalah sama. Silsilah bhikkhuni mungkin telah mati di beberapa negara, tapi tidak mati sepenuhnya.

Selain itu, selama bertahun-tahun kami berpikir bahwa untuk membangun kembali bhikkhuni dalam Buddhisme membutuhkan bhikkhuni lainnya. Argumen ini tidak valid. Terdapat kesempatan, dengan cara lain untuk membaca Vinaya, untuk mengatakan bahwa hal itu tidak diperlukan. Salah satu penemuan besar Bhikkhu Bodhi, tatkala ia meneliti, ia menemukan bahwa seorang bhikkhu Burma sangat terkenal [Mingun Sayadaw Jetavan, guru meditasi dari Mahasi Sayadaw yang termasyhur dan Taungpulu Sayadaw] yang pada 50-60 tahun lalu mengatakan dengan cukup jelas bahwa Buddha meninggalkan kesempatan dalam aturan monastik untuk penahbisan ulang bhikkhuni yang dilaukan oleh kelompok bhikkhu. Sayadaw berpendapat Sang Buddha melakukannya karena ia harus telah meramalkan bahwa suatu hari sangha bhikkhuni akan menghilang dan untuk mendirikannya kembali Beliau meninggalkan kesempatan terbuka bagi para bhikkhu untuk melaksanakan upacara untuk menahbiskan kembali para bhikkhuni."

Sumber:


Vinaya Theravada dan Mahayana sama ? Masalah makan daging saja mungkin sudah berbeda.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #131 on: 01 August 2011, 03:54:33 PM »
versi Mahayana pasti absah

Rasanya kedua versi itu ada di dalam Tipitaka Pali. Memangnya saya sempat menyebutkan tentang versi Mahayana?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #132 on: 01 August 2011, 03:57:27 PM »
Rasanya kedua versi itu ada di dalam Tipitaka Pali. Memangnya saya sempat menyebutkan tentang versi Mahayana?

kedua versi yg mana ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #133 on: 01 August 2011, 03:59:09 PM »
Vinaya Theravada dan Mahayana sama ? Masalah makan daging saja mungkin sudah berbeda.

Tidak semuanya "Mahayana" menggunakan vinaya yang sama. Dalam kasus di atas, para bhiksuni di Taiwan tersebut memang mewarisi silsilah Vinaya Dharmagupta, yang memang adalah Theravadin.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #134 on: 01 August 2011, 04:01:15 PM »
menjadi Bhikkhu Theravada tentunya praktek Vinaya Tipitaka kanon Pali
menabhiskan Bhikkhuni Theravada berarti melanggar Vinaya itu sendiri, apakah patut ?

Soal ini nanti akan saya jelaskan lebih lanjut, namun berhubung waktu yang sempit tidak bisa kulakukan sekarang. Bhikkhu Bodhi pernah membahasnya dalam satu buku kecil dengan sangat jelas dan gamblang. Nanti silahkan Anda baca sendiri dari buku beliau.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #135 on: 01 August 2011, 04:02:00 PM »
kedua versi yg mana ?

Versi yang disebut oleh Bro Indra dengan versi yang digunakan oleh Bhikkhuni Tathaaloka
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #136 on: 01 August 2011, 04:23:31 PM »
Tidak semuanya "Mahayana" menggunakan vinaya yang sama. Dalam kasus di atas, para bhiksuni di Taiwan tersebut memang mewarisi silsilah Vinaya Dharmagupta, yang memang adalah Theravadin.

dan kenapa tidak saja, bhikkhuni itu di-ordinasi-kan sesuai dengan mahzab tersebut ? -- sutta dan ajaran berbeda, tetapi vinaya-nya sama ? bhikkhuni itu kalau makan daging gimana ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #137 on: 01 August 2011, 08:57:13 PM »
saya juga pikir demikian, mereka yg menulis itu kelolosan utk re-check kelihatannya.

mettacittena,

kalau begitu bagaimana menurut hasil re-check dari samaneri sendiri?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #138 on: 01 August 2011, 08:59:24 PM »
Versi yang disebut oleh Bro Indra dengan versi yang digunakan oleh Bhikkhuni Tathaaloka

bisa disebutkan Bro? di bagian mana Tipitaka tertulis versi yg anda katakan digunakan oleh Bhikkhuni Tathaaloka itu?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #139 on: 01 August 2011, 09:04:04 PM »
Sumber: DPPN

1. Ānanda.-One of the principal disciples of the Buddha. He was a first cousin of the Buddha and was deeply attached to him.

He came to earth from Tusita and was born on the same day as the Bodhisatta, his father being Amitodana the Sākiyan, brother of Suddhodana. Mahānāma and Anuruddha were therefore his brothers (or probably step-brothers). According to the Mtu.iii.176, Ānanda was the son of Suklodana and the brother of Devadatta and Upadhāna. His mother was Mrgī.

Ānanda entered the Order in the second year of the Buddha's ministry, together with other Sākiyan princes, such as Bhaddiya, Anuruddha, Bhagu, Kimbila and Devadatta, and was ordained by the Buddha himself (Vin.ii.182), his upajjhāya being Belatthasīsa (ThagA.i.68; also DA.ii.418ff.; Vin.i.202; iv. 86). Soon after, he heard a discourse by Punna Mantāniputta and became a Sotāpanna. In S.iii.105 Ānanda acknowledges his indebtedness to Punna and gives an account of Punna's sermon to him.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #140 on: 03 August 2011, 02:46:09 PM »
Sumber: DPPN

1. Ānanda.-One of the principal disciples of the Buddha. He was a first cousin of the Buddha and was deeply attached to him.

He came to earth from Tusita and was born on the same day as the Bodhisatta, his father being Amitodana the Sākiyan, brother of Suddhodana. Mahānāma and Anuruddha were therefore his brothers (or probably step-brothers). According to the Mtu.iii.176, Ānanda was the son of Suklodana and the brother of Devadatta and Upadhāna. His mother was Mrgī.

Ānanda entered the Order in the second year of the Buddha's ministry, together with other Sākiyan princes, such as Bhaddiya, Anuruddha, Bhagu, Kimbila and Devadatta, and was ordained by the Buddha himself (Vin.ii.182), his upajjhāya being Belatthasīsa (ThagA.i.68; also DA.ii.418ff.; Vin.i.202; iv. 86). Soon after, he heard a discourse by Punna Mantāniputta and became a Sotāpanna. In S.iii.105 Ānanda acknowledges his indebtedness to Punna and gives an account of Punna's sermon to him.

Quote di atas untuk meng-counter reply yang mana bro ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #141 on: 03 August 2011, 07:31:21 PM »
Quote di atas untuk meng-counter reply yang mana bro ?

ada yg mengatakan bahwa ananda belum jadi bhikkhu pada saat Sang Buddha mendirikan sangha bhikkhuni, dan bahwa ananda berusia lebih muda daripada Sang Buddha.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #142 on: 04 August 2011, 01:35:30 PM »
ada yg mengatakan bahwa ananda belum jadi bhikkhu pada saat Sang Buddha mendirikan sangha bhikkhuni, dan bahwa ananda berusia lebih muda daripada Sang Buddha.

Nanti kata-nya jangan percaya buta dengan apa yang ditulis... :)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #143 on: 04 August 2011, 07:20:52 PM »
Nanti kata-nya jangan percaya buta dengan apa yang ditulis... :)

masih lebih baik daripada percaya buta pada "katanya"

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #144 on: 04 August 2011, 08:44:26 PM »
Rasanya kedua versi itu ada di dalam Tipitaka Pali. Memangnya saya sempat menyebutkan tentang versi Mahayana?

tidak pernah tuh
karena Mahayana memang ada Biksuni
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apakah Guru Buddha Seorang Seksis?
« Reply #145 on: 04 August 2011, 08:46:45 PM »
Tidak semuanya "Mahayana" menggunakan vinaya yang sama. Dalam kasus di atas, para bhiksuni di Taiwan tersebut memang mewarisi silsilah Vinaya Dharmagupta, yang memang adalah Theravadin.

kayaknya sudah pernah dibahas ama bro Tiyana
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.