Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Pengalaman Pribadi => Topic started by: Sumedho on 20 November 2010, 03:49:21 PM

Title: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 20 November 2010, 03:49:21 PM
Topic ini dibuat untuk saling memberi dukungan dan berbagi dalam praktek Attha Sila.

Jika anda praktisi, ingin tahu, atau ingin memulai, topik ini sebagai tempat sharing dan mendukung.

Lanjutan dari topik yg dahulu http://dhct.org/f8639.60 (http://dhct.org/f8639.60)

 _/\_
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 20 November 2010, 05:59:10 PM
Bisakah kita menjalankan Uposatha tetapi tidak menjalankan semua Atthasila (misalnya sila yang makan sebelum jam 12 siang tidak dijalankan)?

Trus apakah untuk memulai Uposatha harus membacakan paritta Atthasila? Kalau langsung bertekad aja dalam hati: "Besok hari Uposatha, besok saya akan menghindari pembunuhan, berkata dusta, mencuri, dst" apakah bisa?

Thx _/\_
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 20 November 2010, 06:35:14 PM
Setahu saya dalam Atthasila itu tidak makan pada waktu yg terlarang, biasanya setelah tengah hari. Secara pribadi jika misalnya jam makan siang kita 12-1 siang. Rasanya tidak masalah jika makan pada waktu itu. Pointnya mungkin bisa dibaca di Muluposatha Sutta.

Bahkan dalam AN 3.70: Muluposatha sutta dikatakan

Quote from: Terjemahan bebas AN3.70: Muluposatha Sutta
...
"'Selama mereka hidup, para arahant hidup hanya dengan makan satu kali sehari, tidak makan pada malam hari, menahan diri makan pada waktu yg salah [dari siang sampe pagi]. Hari ini saya juga, untuk siang dan malam, saya akan hidup dengan satu kali makan, tidak makan pada malam, menghindari makanan pada waktu yg salah. Dengan cara faktor ini saya menyamakan para arahant, dan Uposatha akan dilakukan.
...

dikatakan hanya 1x makan. ini tentu lebih berat lagi. Mungkin ini akan sulit terutama jika memang kita masih bekerja fisik. Karena itu di Srilanka kalau tidak salah kalau uposatha, yg beratthasila berdiam di vihara utk bermeditasi.

Atau mungkin jaman dahulu, yg namanya makan hanya 2x yah, pagi dan malam

Kalau saya sih, masih belum kuat ;D *atau belum coba yah*

Quote
Trus apakah untuk memulai Uposatha harus membacakan paritta Atthasila? Kalau langsung bertekad aja dalam hati: "Besok hari Uposatha, besok saya akan menghindari pembunuhan, berkata dusta, mencuri, dst" apakah bisa?
Kalau buat saya sih, itu optional. Yang penting kan tekadnya. Tapi secara formil baca biasanya lebih ada effort yg keluar dan tekadnya bisa lebih mantep


-------

Hayo teman2 lain, CMIIW dan tambahan pandangan?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: No Pain No Gain on 20 November 2010, 07:59:31 PM
bagi saya menjalankan uposatha sewaktu beraktivitas biasa sangat susah...

kalo kita diem, ga ikut nimbrung dibilang sombong..lama2 dibilang kuper ;D
jam makan sdh diatur oleh pihak berwenang..jd biasanya lewat batas waktu tengah hari..
kalo kerja, mesti duduk di kursi yang agak tinggi..
kagak boleh bercanda --> menjenuhkan..lama2 muka jd keliatan stres..efek psikologisnya cepet lelah..
kalo gak makan malam hari, gak bisa konsen..apalagi kalo ada yang lembur ;D

kalo begitu kapan waktu yang cocok? menurut gw hari minggu..hihi..


Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 20 November 2010, 08:43:03 PM
Kalo soal duduk kursi yg tinggi, kekna dalam Atthasila tidak ada tentang itu. Tapi dalam terjemahan buku paritta yg biru ada yah.

kita lihat sumbernya,

Quote
Uccasayana Mahasayana veramani sikkhapadam samadiyami
Uccasayana = Ucca + sayana
Mahasayana = Maha + sayana

Ucca -> Tinggi, Mulia
Maha -> Besar
Sayana -> tempat tidur, tidur

------

Soal kgk boleh becanda, maksudnya musavada bro?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 20 November 2010, 08:46:00 PM
Kalo menurut saya sih pelaksanaan attha sila sebenarnya untuk menunjang agar samadhi kita bisa lebih maju.

Misalnya, makan sebelum jam 12 siang atau sehari sekali selain mengurangi nafsu indrawi yg nantinya akan membantu mempercepat konsentrasi, juga kalo kebanyakan makan pasti tidak akan enak untuk bermeditasi karena perut terasa sesak.

Tidak menonton pertunjukan, tarian, musik2 dan alat merias diri, ini juga berhubungan dengan meningkatkan kwalitas meditasi.   Kebanyakan menonton hal2 yg begini, pikiran akan terpencar sulit untuk di fokuskan pada objek.

Sama halnya dengan tidur ditempat yg mewah.  Jika tidur di tempat tidur yg mewah, seseorang akan cenderung tidur dengan lelap dan ini akan melemahkan konsentrasi yg sedang dilatih.  Lain halnya jika tidur beralas tikar atau kasur tipis, otomatis badan tidak akan dapat tidur dengan lama, karna akan sakit.

Jadi attha sila ini akan sangat bermanfaat bagi yg melatih samadhi.  Dulu saya sewaktu baru belajar buddha dhama dan tidak mendalami meditasi,  menganggap attha sila ini termasuk 'penyiksaan diri' tidak terlihat manfaatnya.
Setelah berlatih meditasi baru mengetahui bahwa makin bagus sila yg dijalankan, nantinya hal ini akan mendorong samadhi kearah yg lebih baik dan cepat.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 20 November 2010, 09:06:02 PM
sependapat bro

cuma soal tempat tidur yg tinggi dan besar itu, kalau saya melihatnya sebagai salah satu pemuasan inderawi/tubuh, bukan karena lelapnya. Saya rasa tidak ada yg salah dengan tidur lelap. Malahan jika tidak istirahat dengan cukup malahan memperburuk konsentrasi.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 20 November 2010, 09:16:21 PM
Jadi, boleh gak menjalankan Atthasila nya gak lengkap? Atau kalau mau meditasi aja baru menjalankan secara lengkap, kalau cuma untuk menjaga sila aja gak lengkap gak masalah?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 20 November 2010, 09:19:32 PM
Jadi, boleh gak menjalankan Atthasila nya gak lengkap? Atau kalau mau meditasi aja baru menjalankan secara lengkap, kalau cuma untuk menjaga sila aja gak lengkap gak masalah?

maksudnya? mau menjaga sila tapi berniat untuk menjalankannya secara tidak lengkap? jadi bagian mana yg "menjaga sila" bro?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 20 November 2010, 09:21:06 PM
yah, nda ada yg larang juga sih kalau mau tidak lengkap. Kalau biasa 5, jadi 6 atau 7, tentu jadi lebih baik walaupun belum jadi 8.

Dalam sutta sih, tidak spesifik dikatakan kalau menjalankan atthasila waktu mau meditasi aja, tapi pada waktu tertentu, uposatha.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 21 November 2010, 01:19:59 AM
Jadi, boleh gak menjalankan Atthasila nya gak lengkap? Atau kalau mau meditasi aja baru menjalankan secara lengkap, kalau cuma untuk menjaga sila aja gak lengkap gak masalah?

pengertian dari atthasila itu sendiri attha= delapan, sila=latihan kemoralan..
athasila = 8 latihan kemoralan.. CMIIW.
kalau cuma ingin menjaga sila, tapi gak lengkap 8sila sih saya pikir gak ada masalah...
tapi itu gak bisa di sebut atthasila.. :)
seperti kata ko medho..
yah, nda ada yg larang juga sih kalau mau tidak lengkap. Kalau biasa 5, jadi 6 atau 7, tentu jadi lebih baik walaupun belum jadi 8.

Dalam sutta sih, tidak spesifik dikatakan kalau menjalankan atthasila waktu mau meditasi aja, tapi pada waktu tertentu, uposatha.

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 21 November 2010, 03:34:23 AM
heh?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: adi lim on 21 November 2010, 06:16:15 AM
maksudnya? mau menjaga sila tapi berniat untuk menjalankannya secara tidak lengkap? jadi bagian mana yg "menjaga sila" bro?

IMO
yang namanya Atthasila, praktek lengkap semua sila, jangan kurang2 i.
kalau kurangi itu namanya pembenaran utk diri sendiri
8 sila aja belum siap !, gimana ntar mau jadi Bhikkhu dengan 227 sila ? :))
 _/\_

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: tesla on 21 November 2010, 07:59:20 AM
apakah makan hanya 1x saja tidak merusak tubuh?
mengingat aktifitas kita umumnya pada zaman ini adalah pukul 6 pagi hingga pukul 10 malam.


Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 21 November 2010, 08:14:33 AM
sependapat bro

cuma soal tempat tidur yg tinggi dan besar itu, kalau saya melihatnya sebagai salah satu pemuasan inderawi/tubuh, bukan karena lelapnya. Saya rasa tidak ada yg salah dengan tidur lelap. Malahan jika tidak istirahat dengan cukup malahan memperburuk konsentrasi.

Dicoba dulu bro, kira2 seminggu untuk tiap percobaan dibawah ini:
- Tidur di kasur mewah
- Tidur beralas tikar
- Tidur dengan tidak berbaring (dutthanga)

Nanti akan kelihatan perbedaannya, tidur lelap itu membantu menjaga konsentrasi dan perhatian atau tidak membantu?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 21 November 2010, 11:48:51 AM
maksudnya? mau menjaga sila tapi berniat untuk menjalankannya secara tidak lengkap? jadi bagian mana yg "menjaga sila" bro?

Maaf, dari jawaban sdr. Dragon_Hung, yang saya tangkap adalah menjalankan Atthasila secara lengkap bertujuan untuk menunjang samadhi, terutama untuk sila yang tidak duduk & tidur di tempat mewah, sila tidak melihat pertunjukan, serta sila tidak makan lewat waktunya.

Trus muncul pertanyaan: jika seseorang tidak bermaksud untuk melatih meditasi, tetapi hanya menjaga moralitas saja, berarti tidak menjalankan sila-sila yang mendukung meditasi di atas boleh2 saja kan?

Cmiiw....
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 21 November 2010, 12:02:46 PM
bagi umat awam,  sila (baik pancasila maupun atthasila) selalu disertai dengan frasa "sikkhapadam samadiyami" yg bermakna usaha untuk berlatih, terlepas dari apakah usahanya berhasil atau tidak. jadi seandainya tidak berhasil dijalankan, maka tidak ada sanksi yg akan diterima.

berbeda dengan Patimokkha yg wajib bagi para bhikkhu, frasa di atas dihilangkan, yg menyiratkan bahwa bagi para bhikkhu vinaya adalah wajib dan jika gagal akan ada sanksi yg dijatuhkan.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: kullatiro on 21 November 2010, 01:22:25 PM
bagi umat awam,  sila (baik pancasila maupun atthasila) selalu disertai dengan frasa "sikkhapadam samadiyami" yg bermakna usaha untuk berlatih, terlepas dari apakah usahanya berhasil atau tidak. jadi seandainya tidak berhasil dijalankan, maka tidak ada sanksi yg akan diterima.

berbeda dengan Patimokkha yg wajib bagi para bhikkhu, frasa di atas dihilangkan, yg menyiratkan bahwa bagi para bhikkhu vinaya adalah wajib dan jika gagal akan ada sanksi yg dijatuhkan.

setuju kan kita semua masih pemula pelan pelan saja mungkin memang ada yang bolong bolong disini sana tapi pelan pelan di kaji bagaimana supaya menjalan kan sila nya tidak bolong bolong terhadap goddaan dll, tentu nya harus punya tekad perlahan lahan tapi pasti bisa deh.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 21 November 2010, 03:28:22 PM
Dicoba dulu bro, kira2 seminggu untuk tiap percobaan dibawah ini:
- Tidur di kasur mewah
- Tidur beralas tikar
- Tidur dengan tidak berbaring (dutthanga)

Nanti akan kelihatan perbedaannya, tidur lelap itu membantu menjaga konsentrasi dan perhatian atau tidak membantu?
Semoga saya ada kesempatan utk mencoba. Bro sendiri apakah sudah coba? sharing donk

Kalau gitu orang miskin yg tidur beralas tikar itu apakah memiliki konsentrasi dan perhatian yang baik bro?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: kullatiro on 21 November 2010, 03:52:06 PM
wah hebat nya, wa masih pake kasur busa yang ada per cuma tingginya saja ( tidak pake Ranjang ). pengen tahu ada beda nya tah tidur pake tikar itu sama gak pake,  soalnya wa tahu nya (dinasehati sama cici wa agar tidur di lantai itu pakai alas) di kasih alas agar badan kita tidak meresap sama hawa dingin dari lantai/tanah. Biasa nya tuh kasur busa yang berper ini sekalian dijadikan alas meditasi, praktis jadi tidak repot nyari dan beli matras buat meditasi lagi. ( tinggal duduk di pinggir kasur dan kaki di lantai, lalu lipat kaki / silangkan kaki ke posisi meditasi)

kira kira kasur busa nya mirip gambar di bawah
(http://i846.photobucket.com/albums/ab21/vickytej2301/REE.jpg)

tidur tidak berbaring (dutthanga) ini maksudnya apa yahh? kalau bisa ada pic nya jadi lebih jelas.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 21 November 2010, 04:30:48 PM
Semoga saya ada kesempatan utk mencoba. Bro sendiri apakah sudah coba? sharing donk

Kalau gitu orang miskin yg tidur beralas tikar itu apakah memiliki konsentrasi dan perhatian yang baik bro?

Kalo orang miskin yg tidur beralas tikar itu berlatih meditasi, pasti konsentrasi dan perhatiannya akan lebih baik dari pada yg tidur di tempat yg mewah.

Meditasi itu kan untuk melatih agar sadar dan penuh perhatian setiap waktu, nah umumnya sewaktu tidur, kesadaran dan perhatian akan jauh menurun.
Makanya dikatakan bahwa kebanyakan tidur akan menimbulkan bibit kemalasan.

Pernah tidak anda sewaktu baru bangun tidur, dan seharusnya anda harus bangun untuk mengerjakan sesuatu, terus karena cuaca yg dingin, ditambah dengan ranjang dan guling yg empuk serta selimut yg tebal, timbul dalam pikiran anda "Ah, sebentar lagi baru bangun ah"

Sila untuk tidak tidur ditempat tidur yg mewah dan praktek dutthanga 'tidak tidur berbaring' sebenarnya digunakan untuk mengikis hal ini yaitu kemalasan yg ditimbulkan akibat tidur yg nantinya akan melemahkan kesadaran dan perhatian.

Menurut guru saya, orang yg berlatih meditasi, maka jumlah jam tidurnya akan makin berkurang dan saya pernah dianjurkan untuk mencoba tidur dengan tidak berbaring.
Kalo sudah dicoba akan ketahuan, bahwa tidur tidak berbaring itu sama sekali tidak enak untuk badan jasmani, sama halnya tidur dengan beralas tikar atau matras tipis, badan bakalan sakit semua.  Cuman kalo tidur tidak berbaring, sakitnya 2x lipat daripada tidur dengan tikar.

Tetapi . . . . . . . . . . .
Karena tidur tidak boleh berbaring, maka posisi satu2nya yg cocok adalah duduk dengan posisi meditasi, sehingga mau tak mau terus bermeditasi sampai ngantuk tidak tertahankan, kemudian tertidur.  Sewaktu terbangun dari tidur dengan posisi duduk ini, tidak akan timbul kemalasan seperti tidur berbaring, dan otomatis begitu pikiran diarahkan untuk bermeditasi, bisa langsung terpusat konsentrasinya.
Jauh lebih cepat konsentrasi itu terpusat daripada bangun tidur yg biasanya.

Hal ini akan diketahui dengan jelas perbedaannya bagi yg sudah pernah mencobanya.
Makanya dikatakan praktek dhutangga itu sangat mempercepat kemajuan batin bagi yg melaksanakannya.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bond on 21 November 2010, 04:45:46 PM
Untuk Melatih atthasila harus didahului tekad yang kuat untuk menjalankan 8 sila secara lengkap. Kalau dari awal cuma 7 sila saja yang dilatih namanya bukan atthasila tapi sapta sila saja. Tetapi bila bertekad untuk atthasila dan gagal dalam salah satu silanya artinya atthasila yang gagal dalam hal sila yang gagal.

Kegagalan dalam atthasila adalah hal wajar bagi pemula. Untuk atthasila hal yang paling utama selain mengendalikan diri adalah pencernaan yang kuat khususnya mereka yang makan satu kali saja.

Tips untuk beratthasila khususnya kalau lapar dan maag mulai tidak enak, banyak2lah minum air putih atau sirup yang manis(secukupnya)

Biasanya kalau yg makan satu kali boleh makan permen yang manis, ini akan membantu maag mereka.

Banyaknya aktivitas untuk pertama kali memang mempengaruhi kondisi fisik tetapi bila sudah terbiasa dan dibarengi meditasi yang intens dimana sati dan konsentrasi sudah berkembang maka hal2 seperti lemas dan lainnya bisa teratasi.



Metta.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Mr.Jhonz on 21 November 2010, 04:48:53 PM
 [at] dragonhung
*ketika tidur seperti dhutanga,posisi duduk bro bersandar didinding/kursi?
Duduknya bersila?
Thank sharingnya,nanti sy coba
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Mr.Jhonz on 21 November 2010, 04:59:44 PM
*sory,dopost

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 21 November 2010, 05:01:09 PM
Kalo orang miskin yg tidur beralas tikar itu berlatih meditasi, pasti konsentrasi dan perhatiannya akan lebih baik dari pada yg tidur di tempat yg mewah.
Kalau ini sih menurut saya tidak pasti. yah kan banyak faktor lainnya. tapi yah dilanjutkan ke bawah deh.

Meditasi itu kan untuk melatih agar sadar dan penuh perhatian setiap waktu, nah umumnya sewaktu tidur, kesadaran dan perhatian akan jauh menurun.
Makanya dikatakan bahwa kebanyakan tidur akan menimbulkan bibit kemalasan.
Nah kalau kata kuncinya "kebanyakan tidur" ini saya sependapat

Pernah tidak anda sewaktu baru bangun tidur, dan seharusnya anda harus bangun untuk mengerjakan sesuatu, terus karena cuaca yg dingin, ditambah dengan ranjang dan guling yg empuk serta selimut yg tebal, timbul dalam pikiran anda "Ah, sebentar lagi baru bangun ah"
Sayangnya kebetulan saya tidak mengalami ini, bahkan kebalikannya. Disaat hari libur mau bangun jam 6 saja sulit. Jam 5an melulu nih.

Sila untuk tidak tidur ditempat tidur yg mewah dan praktek dutthanga 'tidak tidur berbaring' sebenarnya digunakan untuk mengikis hal ini yaitu kemalasan yg ditimbulkan akibat tidur yg nantinya akan melemahkan kesadaran dan perhatian.
Kalau dalam konteks attha sila sesuai dengan topik ini, tidak tidur di tempat tidur yg mewah dan besar untuk mengurangi keserakahan dan berpuas dengan apa yg ada, seperti dalam Uposatha Sutta, bukan karena supaya kualitas tidur berkurang atau jam tidur berkurang.

Quote from: AN 8.41: Uposatha Sutta
...
"All of you have given up lying on large or high beds. You are content with low beds or beds made of grass. For all of this day and night, in this manner, you will be known as having followed the arahants, and the Uposatha will have been observed by you. This is the eighth factor of the Uposatha.
...

Menurut guru saya, orang yg berlatih meditasi, maka jumlah jam tidurnya akan makin berkurang dan saya pernah dianjurkan untuk mencoba tidur dengan tidak berbaring.
Kalo sudah dicoba akan ketahuan, bahwa tidur tidak berbaring itu sama sekali tidak enak untuk badan jasmani, sama halnya tidur dengan beralas tikar atau matras tipis, badan bakalan sakit semua.  Cuman kalo tidur tidak berbaring, sakitnya 2x lipat daripada tidur dengan tikar.

Tetapi . . . . . . . . . . .
Karena tidur tidak boleh berbaring, maka posisi satu2nya yg cocok adalah duduk dengan posisi meditasi, sehingga mau tak mau terus bermeditasi sampai ngantuk tidak tertahankan, kemudian tertidur.  Sewaktu terbangun dari tidur dengan posisi duduk ini, tidak akan timbul kemalasan seperti tidur berbaring, dan otomatis begitu pikiran diarahkan untuk bermeditasi, bisa langsung terpusat konsentrasinya.
Jauh lebih cepat konsentrasi itu terpusat daripada bangun tidur yg biasanya.

Hal ini akan diketahui dengan jelas perbedaannya bagi yg sudah pernah mencobanya.
Makanya dikatakan praktek dhutangga itu sangat mempercepat kemajuan batin bagi yg melaksanakannya.

Nah ini kembali ke pertanyaan awal saya bro, hubungan tidur lelap dengan konsentrasi, kalau bro jelaskan antara kemalasan dan konsentrasi.

Menurut saya justru kalau kurang tidur (bukan kuantitas, tapi kualitasnya), konsentrasi menjadi kendor. Sesuai dengan riset2 ilmiah yg ada jg. Menurut saya justru meditator itu kualitas tidurnya bagus karena rileks dan tidak gelisah sehingga kualitas tidur baik dan tidak membutuhkan jam tidur yg panjang.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 21 November 2010, 05:03:05 PM
Untuk Melatih atthasila harus didahului tekad yang kuat untuk menjalankan 8 sila secara lengkap. Kalau dari awal cuma 7 sila saja yang dilatih namanya bukan atthasila tapi sapta sila saja. Tetapi bila bertekad untuk atthasila dan gagal dalam salah satu silanya artinya atthasila yang gagal dalam hal sila yang gagal.

Kegagalan dalam atthasila adalah hal wajar bagi pemula. Untuk atthasila hal yang paling utama selain mengendalikan diri adalah pencernaan yang kuat khususnya mereka yang makan satu kali saja.

Tips untuk beratthasila khususnya kalau lapar dan maag mulai tidak enak, banyak2lah minum air putih atau sirup yang manis(secukupnya)

Biasanya kalau yg makan satu kali boleh makan permen yang manis, ini akan membantu maag mereka.

Banyaknya aktivitas untuk pertama kali memang mempengaruhi kondisi fisik tetapi bila sudah terbiasa dan dibarengi meditasi yang intens dimana sati dan konsentrasi sudah berkembang maka hal2 seperti lemas dan lainnya bisa teratasi.



Metta.

Benar itu... sesuai dengan komentar teman2 yg lain. Kalau attha sila yah 8. Kalau mau 6 atau 7, itu namanya Pancasila++, tapi jgn ngaku Attha sila


soal maag, kalau saya pengalamannya berbeda. Justru kalau kena yg manis2 atau memicu lambung bekerja, itu malahan tambah bikin lapar. Kalau air saja justru lebih tak terasa. mungkin tiap orang beda2 kali yah
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bond on 21 November 2010, 05:19:48 PM
Benar itu... sesuai dengan komentar teman2 yg lain. Kalau attha sila yah 8. Kalau mau 6 atau 7, itu namanya Pancasila++, tapi jgn ngaku Attha sila


soal maag, kalau saya pengalamannya berbeda. Justru kalau kena yg manis2 atau memicu lambung bekerja, itu malahan tambah bikin lapar. Kalau air saja justru lebih tak terasa. mungkin tiap orang beda2 kali yah


Ya tergantung pencernaan masing2.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 21 November 2010, 05:20:55 PM
[at] dragonhung
*ketika tidur seperti dhutanga,posisi duduk bro bersandar didinding/kursi?
Duduknya bersila?
Thank sharingnya,nanti sy coba

Posisinya duduk meditasi dengan punggung bersandar ke dinding.  Sebenarnya posisi yg bagaimana pun bisa, asal jangan berbaring.
Nantinya godaan yg paling besar adalah untuk 'tidur berbaring' bukan yg lain.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 21 November 2010, 05:29:13 PM
Sayangnya kebetulan saya tidak mengalami ini, bahkan kebalikannya. Disaat hari libur mau bangun jam 6 saja sulit. Jam 5an melulu nih.
Ciri2 orang yg sudah teratur hidupnya, susah untuk dibuat  tidak teratur lagi.  ;D ;D ;D

Nah ini kembali ke pertanyaan awal saya bro, hubungan tidur lelap dengan konsentrasi, kalau bro jelaskan antara kemalasan dan konsentrasi.

Menurut saya justru kalau kurang tidur (bukan kuantitas, tapi kualitasnya), konsentrasi menjadi kendor. Sesuai dengan riset2 ilmiah yg ada jg. Menurut saya justru meditator itu kualitas tidurnya bagus karena rileks dan tidak gelisah sehingga kualitas tidur baik dan tidak membutuhkan jam tidur yg panjang.

Satu lagi yg lupa ditambahkan, ini mungkin bisa menjawab pertanyaan bro medho.
Jika ingin melatih 'tidur tanpa berbaring', objek yg dipakai atau pikirannya biasa di tambatkan pada kondisi "kekosongan tanpa batas" biar pikiran dan badan itu tidak lelah.

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 22 November 2010, 12:59:46 AM
mslh maag, menurut saya harus berani di gabret saja.
hari 1-akan terasa lemas, mendekati sore hari, pusing dan mual2
hari 2-kaki dingin,perut sakit,pusing
hari 3-serasa akan pingsan dan mati
hari 4-normal-enak-sehat-powerfull-konsentrasi ningkat.

masalah ranjang, sejauh yg saya coba, korelasinya antara kemalasan dan meditasi.
semakin enak ranjangnya... semakkin terbuai menikmati ke 'enak' an nya.

jika konotasi tidur lelap dan meditasi, menurut saya kurang lsg to the point.
tidur tidak lelap membuat kita sangat aware... ada gerakan sedikit saja (dr eksternal source) tubuh dan mind akan lsg respek. tp sudahnya rata2 lsg tumbang.

Jadi yg benar itu dgn meditasi, kualtias tidur akan meningkat, namun akan selalu aware dgn lingkungan sekitar.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 22 November 2010, 07:04:45 AM
mslh maag, menurut saya harus berani di gabret saja.
hari 1-akan terasa lemas, mendekati sore hari, pusing dan mual2
hari 2-kaki dingin,perut sakit,pusing
hari 3-serasa akan pingsan dan mati
hari 4-normal-enak-sehat-powerfull-konsentrasi ningkat.
Biasanya orang kebanyakan takutnya yah, kalah karena dipikirannya takut dan berpikir tidak mampu.

masalah ranjang, sejauh yg saya coba, korelasinya antara kemalasan dan meditasi.
semakin enak ranjangnya... semakkin terbuai menikmati ke 'enak' an nya.
kurang tekadnya nih bro ;D

jika konotasi tidur lelap dan meditasi, menurut saya kurang lsg to the point.
tidur tidak lelap membuat kita sangat aware... ada gerakan sedikit saja (dr eksternal source) tubuh dan mind akan lsg respek. tp sudahnya rata2 lsg tumbang.
Kalau diterusin lagi, nanti bisa jadi halusinasi. kalau kurang tidur memang demikian lama2 katanya.

Jadi yg benar itu dgn meditasi, kualtias tidur akan meningkat, namun akan selalu aware dgn lingkungan sekitar.
bagaimana tuh ceritanya? kualitas tidur bagus tapi aware dgn lingkungan sekitar? seperti Es panas nih.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 22 November 2010, 04:42:37 PM
iya mas, kurang tekadnya... eekekekekke
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 23 November 2010, 10:11:14 AM
Kemaren, atthasila dgn makan 1x...

hasil: masuk angin

note:
bagian terberat adalah pagi hari
makannya jgn terlalu banyak karena jadi begah
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: tesla on 23 November 2010, 10:14:55 AM
Kemaren, atthasila dgn makan 1x...

hasil: masuk angin

note:
bagian terberat adalah pagi hari
makannya jgn terlalu banyak karena jadi begah

makannya tidak lewat siang (pagi & siang)
atau hanya 1x, pagi?

saya udah coba pagi & siang... tp dg tidur cepat di malam hari, kalau tidur ga lapar... tp berhub malam masih ada hal2 yg dikerjakan masih ga bisa atthasila terus2 (kurang tekad jg nih)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 23 November 2010, 10:44:12 AM
makannya tidak lewat siang (pagi & siang)
atau hanya 1x, pagi?

saya udah coba pagi & siang... tp dg tidur cepat di malam hari, kalau tidur ga lapar... tp berhub malam masih ada hal2 yg dikerjakan masih ga bisa atthasila terus2 (kurang tekad jg nih)

hanya 1x siang

kalau cuma makan pagi dan siang tidak masalah sama sekali
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: morpheus on 23 November 2010, 10:45:25 AM
apakah makan hanya 1x saja tidak merusak tubuh?
mengingat aktifitas kita umumnya pada zaman ini adalah pukul 6 pagi hingga pukul 10 malam.
pengalaman owe, kalo makan 2x pas lagi retret, gak ada masalah, karena rata2 badan dan mind rileks.. malahan kepengen makan lebih sedikit lagi jadi 1x...
yg masalah kalo praktek gini dalam hidup sehari2 yg banyak stress. kalo lagi stress, perut memproduksi asam lebih banyak dan ujung2nya kelaperan atau maag... kecuali bisa aware dan rileks terus.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: ciputras on 23 November 2010, 12:49:38 PM
Kemaren, atthasila dgn makan 1x...

hasil: masuk angin

note:
bagian terberat adalah pagi hari
makannya jgn terlalu banyak karena jadi begah

Wah... semoga hasilnya tidak hanya masuk angin. Tetap semangat ya Bro Medho.

Saya sendiri termasuk orang yang punya masalah dengan lambung. Pagi hari setelah semalaman tidak makan, untuk berbuka biasanya saya minum segelas madu. Kira-kira setengah jam kemudian baru makan pagi seperti biasa.

Saya menjalankan atthasila dengan makan 2 kali, pagi dan siang. Jadi pagi sarapan seperti biasa. Siang juga makan seperti biasa. Hanya malam tidak makan lagi. Efek yang timbul adalah porsi makan saya menjadi berkurang sekarang. Makan jadi secukupnya.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: No Pain No Gain on 23 November 2010, 01:38:12 PM
hanya 1x siang

kalau cuma makan pagi dan siang tidak masalah sama sekali
berarti praktek menyiksa diri?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: tesla on 23 November 2010, 01:41:43 PM
hanya 1x siang

kalau cuma makan pagi dan siang tidak masalah sama sekali
wah mantap berarti...
kalau saya, normal 3x sehari...

mo dikurangin malam saja udah susah sekali =))
udah dg niat atthasila + diet padahal
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 23 November 2010, 02:18:50 PM
Quote
pengalaman owe, kalo makan 2x pas lagi retret, gak ada masalah, karena rata2 badan dan mind rileks.. malahan kepengen makan lebih sedikit lagi jadi 1x...
yg masalah kalo praktek gini dalam hidup sehari2 yg banyak stress. kalo lagi stress, perut memproduksi asam lebih banyak dan ujung2nya kelaperan atau maag... kecuali bisa aware dan rileks terus.
Plus juga kalau retret, kalori yg dibutuhkan jg sedikit karena aktivitasnya hemat energi semua.

Kalo kerja, apalagi kalo mikir terus, kekna butuh kalori banyak sekali.


Wah... semoga hasilnya tidak hanya masuk angin. Tetap semangat ya Bro Medho.

Saya sendiri termasuk orang yang punya masalah dengan lambung. Pagi hari setelah semalaman tidak makan, untuk berbuka biasanya saya minum segelas madu. Kira-kira setengah jam kemudian baru makan pagi seperti biasa.

Saya menjalankan atthasila dengan makan 2 kali, pagi dan siang. Jadi pagi sarapan seperti biasa. Siang juga makan seperti biasa. Hanya malam tidak makan lagi. Efek yang timbul adalah porsi makan saya menjadi berkurang sekarang. Makan jadi secukupnya.

Thanks bro

Kalau saya sudah tidak masalah atthasila 2x makan, mau lanjut 1 bulan jg sepertinya, sepertinya yah, tidak apa2.

Justru lagi nekad coba makan 1x, setelah badan disesuaikan seminggu terakhir atthasila 2x makan. Tapi ternyata persiapan seminggu jg masih kalah :)) sebenarnya sih kemarin itu sukses jg cuma pakai masuk angin aja.

Memang terbukti makan 1x dikehidupan duniawi itu, sulit bener. *tapi kalau ditolong sama cereal cair waktu pagi, tidak masalah*

Quote from: tesla
wah mantap berarti...
kalau saya, normal 3x sehari...

mo dikurangin malam saja udah susah sekali
udah dg niat atthasila + diet padahal
Tekad dan Nekad itu memang bedanya hanya setipis kertas aja :P
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 23 November 2010, 02:21:50 PM
kenapa ya, ketika membahas atthasila, selalu yg dibicarakan adalah soal makan dan makan, padahal atthasila tidak melulu soal makan, ada 7 aturan lain yang juga sama pentingnya, kenapa ya?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 23 November 2010, 02:24:46 PM
karena memang itu yg sedang dibahas bukan?

kalau ada yg singgung yg sila lainnya, jg pasti dibahas tak?

So far tantangan paling berat buat aye emang sila ke 6 itu
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bond on 23 November 2010, 02:27:09 PM
Kalau atthasila makan 1 x, sehabis makan dianjurkan meditasi jalan minimal 10-15 menit. Jangan langsung duduk.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 23 November 2010, 03:45:38 PM
kalau buat ce, gmn ya? kan masa gak make up ?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: kamala on 23 November 2010, 03:53:43 PM
kalau buat ce, gmn ya? kan masa gak make up ?
kalo kerja di tempat yang dituntut untuk mengenakan make up memang agak sulit tapi kalo tidak ya tinggal tergantung ceweknya pede gak pigi kerja tanpa make up
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 23 November 2010, 04:10:44 PM
apakah makan hanya 1x saja tidak merusak tubuh?
mengingat aktifitas kita umumnya pada zaman ini adalah pukul 6 pagi hingga pukul 10 malam.

Membaca ini saya jadi teringat satu kejadian nyata yg benar2 terjadi, pelakunya bukan saya sendiri tapi hanya menyaksikan kejadian itu sewaktu berlangsung.
Kisah ini kalo diceritakan, terus yg membaca tidak percaya, tidak menjadi masalah, anggap saja cerita yg membantu membangkitkan motivasi.

Kejadian ini berkaitan juga dengan atthasila, bagian makanan.
Sewaktu baru belajar di tempat latihan meditasi guru saya, disana ada 1 orang samanera & 2 upasikha.  Pada malam hari sekitar jam 7 malam, waktunya berkumpul untuk membahas latihan dan masalah yg dihadapi sepanjang hari dengan Bhante.  Tiba-tiba Bhante bertanya kepada kami.

"Apakah kalian malam2 sewaktu di pondok, pernah mencium bau harum makanan yg sangat wangi?"

"Pernah Bhante!" Jawab 2 orang wanita itu.

Saya dan samanera yg satu lagi hanya diam mendengarkan, karena tidak pernah mengalami hal itu.

"Kalian tahu itu makanan, tapi tidak pernah mencium bau makanan yg seperti itu bukan?" Lanjut Bhante

"Betul Bhante, cuman tahu bau itu enak sekali"

"Ooooo . . . . .!" Bhante hanya mengatakan itu

Penasaran akan hal itu saya memberanikan diri bertanya "Sebenarnya itu bau apa Bhante"

Bhante hanya menjawab dengan singkat "Dewata mendanakan makanan"

Karena tidak begitu mengerti akan hal itu maka kejadian itu menjadi terlupakan, sampai beberapa hari kemudian saya melihat kedua wanita itu porsi makanannya dikurangi oleh mereka, dari sepiring penuh menjadi setengah. . . . seperempat . . . . seperdelapan . . . . sampai akhirnya tinggal sesendok makan.  Benar2 satu sendok makan yg kalo sekali disuap langsung habis.
Hal ini berlangsung bukan sehari tetapi berlangsung sampai seminggu lebih, dan bhante menanyakan "Apa tidak lapar?"
"Tidak bhante!" jawab mereka
Selanjutnya Bhante tidak menanyakan lagi hal itu, malah saya yg jadi penasaran.

"Cik, apa tidak lapar makan hanya satu sendok nasi saja?" mengingat kondisi tempat latihan sana sangat panas sewaktu siang, dan luar biasa dingin sewaktu malam.  Kadang-kadang malah sering berkabut diwaktu malam hingga jarak pandang 5 m sudah tidak terlihat apa2 lagi.  Dan lagi wanita yg saya tanya itu mempunyai badan yg cukup besar sekitar 80 kg, mengingat dia orangnya juga doyan makan.  Dan juga waktu latihan yg sangat panjang, sementara waktu tidurpun sangat sedikit hanya dari jam 22.00 sampai jam 02.00.  Selebihnya hanya latihan, latihan dan latihan.

"Tidak lapar, betul2 tidak lapar.  Bahkan sebenarnya kalo bisa gak usah makan."
"Cuman takut bakal dimarahin Bhante kalo tidak makan, terpaksa makan sedikit" lanjutnya.

bersambung . . . . . . . .
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: No Pain No Gain on 23 November 2010, 04:59:32 PM
Membaca ini saya jadi teringat satu kejadian nyata yg benar2 terjadi, pelakunya bukan saya sendiri tapi hanya menyaksikan kejadian itu sewaktu berlangsung.
Kisah ini kalo diceritakan, terus yg membaca tidak percaya, tidak menjadi masalah, anggap saja cerita yg membantu membangkitkan motivasi.

Kejadian ini berkaitan juga dengan atthasila, bagian makanan.
Sewaktu baru belajar di tempat latihan meditasi guru saya, disana ada 1 orang samanera & 2 upasikha.  Pada malam hari sekitar jam 7 malam, waktunya berkumpul untuk membahas latihan dan masalah yg dihadapi sepanjang hari dengan Bhante.  Tiba-tiba Bhante bertanya kepada kami.

"Apakah kalian malam2 sewaktu di pondok, pernah mencium bau harum makanan yg sangat wangi?"

"Pernah Bhante!" Jawab 2 orang wanita itu.

Saya dan samanera yg satu lagi hanya diam mendengarkan, karena tidak pernah mengalami hal itu.

"Kalian tahu itu makanan, tapi tidak pernah mencium bau makanan yg seperti itu bukan?" Lanjut Bhante

"Betul Bhante, cuman tahu bau itu enak sekali"

"Ooooo . . . . .!" Bhante hanya mengatakan itu

Penasaran akan hal itu saya memberanikan diri bertanya "Sebenarnya itu bau apa Bhante"

Bhante hanya menjawab dengan singkat "Dewata mendanakan makanan"

Karena tidak begitu mengerti akan hal itu maka kejadian itu menjadi terlupakan, sampai beberapa hari kemudian saya melihat kedua wanita itu porsi makanannya dikurangi oleh mereka, dari sepiring penuh menjadi setengah. . . . seperempat . . . . seperdelapan . . . . sampai akhirnya tinggal sesendok makan.  Benar2 satu sendok makan yg kalo sekali disuap langsung habis.
Hal ini berlangsung bukan sehari tetapi berlangsung sampai seminggu lebih, dan bhante menanyakan "Apa tidak lapar?"
"Tidak bhante!" jawab mereka
Selanjutnya Bhante tidak menanyakan lagi hal itu, malah saya yg jadi penasaran.

"Cik, apa tidak lapar makan hanya satu sendok nasi saja?" mengingat kondisi tempat latihan sana sangat panas sewaktu siang, dan luar biasa dingin sewaktu malam.  Kadang-kadang malah sering berkabut diwaktu malam hingga jarak pandang 5 m sudah tidak terlihat apa2 lagi.  Dan lagi wanita yg saya tanya itu mempunyai badan yg cukup besar sekitar 80 kg, mengingat dia orangnya juga doyan makan.  Dan juga waktu latihan yg sangat panjang, sementara waktu tidurpun sangat sedikit hanya dari jam 22.00 sampai jam 02.00.  Selebihnya hanya latihan, latihan dan latihan.

"Tidak lapar, betul2 tidak lapar.  Bahkan sebenarnya kalo bisa gak usah makan."
"Cuman takut bakal dimarahin Bhante kalo tidak makan, terpaksa makan sedikit" lanjutnya.

bersambung . . . . . . . .

lanjutin dong.. apakah yakin itu bukan hanya "buatan pikiran" aja? soalnya gw jg prnh nyium bau makanan tapi ga ada makanan..
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 23 November 2010, 05:45:56 PM
berarti praktek menyiksa diri?
eh kelewatan

ini kembali ke dalam tujuannya. Kalau dalam praktek menyiksa diri, penyiksaan diri itu yg jadi jalannya. Kalau dalam kasus ini adalah mengurangi kemelekatan.

Kemudian, dari satu sisi yg lain, kehidupan biasa adalah pemuasan inderawi, benar tak?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: No Pain No Gain on 23 November 2010, 07:06:24 PM
eh kelewatan

ini kembali ke dalam tujuannya. Kalau dalam praktek menyiksa diri, penyiksaan diri itu yg jadi jalannya. Kalau dalam kasus ini adalah mengurangi kemelekatan.

Kemudian, dari satu sisi yg lain, kehidupan biasa adalah pemuasan inderawi, benar tak?

hmm...tergantung ketahanan tubuhnya masing2 jg seh..ada yg sanggup mkn sekali..tp lama2 bisa merusak tubuh..krn kerjaan kita kan bukan hanya sekedar duduk meditasi, tapi beraktivitas jg..
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 23 November 2010, 07:14:38 PM
hmm...tergantung ketahanan tubuhnya masing2 jg seh..ada yg sanggup mkn sekali..tp lama2 bisa merusak tubuh..krn kerjaan kita kan bukan hanya sekedar duduk meditasi, tapi beraktivitas jg..
Setoejoe. Kita harus evaluasi realistis juga. Kalau memang kalorinya tekor dan jadi kurang gizi tentu tidak bagus dan perlu di adjust.

Dalam kehidupan duniawi yg kerja, aye belum tahu apakah realistis utk makan 1x. Apakah 1x makan bisa cover kalori dalam 1 hari utk bekerja.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 23 November 2010, 07:24:09 PM
Tidak lama berselang dari kejadian pertama itu, samanera yg satu lagi pernah ditegur oleh Bhante, karena sewaktu jam makan, timbul keserakahan sewaktu mengambil makanan.
Setelah dinasehati oleh bhante, samanera itu bertekad untuk mengurangi nafsu keinginan terhadap makanan dengan mengurangi makan dari yg sehari 2x menjadi hanya 1x.

Disana saya melihat perbedaan yg benar-benar mencolok.  Samanera itu setelah menjalani makan hanya 1x sehari, setelah 1 minggu tubuhnya benar-benar kurus, muka terlihat pucat, kulit terlihat kendur dan pipi menjadi cekung sekali.
Lain halnya dengan 2 orang upasikha yg makan hanya 1 sendok itu, biarpun sudah seminggu lebih, tidak terlihat lemas atau lesu.  Bahkan terlihat mukanya lebih segar dan bercahaya, lincah, semua pekerjaan sehari2 dikerjakan dengan bersemangat.

Tak berapa lama, kedua wanita itu pun mulai mengikuti samanera itu, makan hanya 1x sehari, tetapi dengan porsi tetap satu sendok, sedangkan samanera itu boleh dibilang porsi makanannya 'porsi besar'.  Tetap saja samanera makin kurus, kedua wanita itu terlihat lebih sehat bersemangat.

. . . . . .

Setelah beberapa hari berlanjut baru Bhante bertanya kepada kedua wanita itu

"Rambut kalian belakangan ini ada gak mengalami kerontokan?"

"Iya Bhante, banyak rambut yg rontok beberapa hari ini"

"Ooooo . . . ." kata Bhante

"Kenapa begitu yah Bhante?"

"Kalo kalian tidak makan makanan biasa dan terlalu bergantung pada hal 'itu' nantinya rambut kalian bisa rontok"

Mendengar hal itu kedua wanita itu terkejut, hal itu jelas2 terlihat pada muka mereka, dan saya yg melihatnya juga tak mampu menahan ketawa.  Maklum wanita yg masih terikat pada keindahan rambut.

"Jadi bagaimana Bhante?"

"Kalau mau makan, tentukan dulu porsi yg menurut anda cukup bagi anda.  Kalau satu piring cukup, ambil satu piring.  Kalau dua piring baru cukup, tidak apa2 ambil 2 piring.  Tetapi seterusnya harus dengan porsi yg sama.  Ini namanya pengendalian diri.  Jangan karena tidak berselera maka makan sedikit, terus kalo berselera makannya banyak."

Setelah itu seterusnya keduanya makan dengan porsi 1/2 piring. Tidak perduli apakah perut kenyang karena 'hal itu' atau tidak.

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 23 November 2010, 07:27:49 PM
lanjutin dong.. apakah yakin itu bukan hanya "buatan pikiran" aja? soalnya gw jg prnh nyium bau makanan tapi ga ada makanan..

Ada perbedaan jelas apakah "buatan pikiran" saja atau bukan.

Kalau setelah mencium hal itu dan anda merasa kenyang dalam waktu yg lama, berarti hal itu nyata.
Sebaliknya kalo cuman mencium bau wangi, malah perut menjadi lapar keroncongan artinya tetangga anda sedang masak  ;D ;D ;D ;D ;D ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: No Pain No Gain on 23 November 2010, 07:30:29 PM
Tidak lama berselang dari kejadian pertama itu, samanera yg satu lagi pernah ditegur oleh Bhante, karena sewaktu jam makan, timbul keserakahan sewaktu mengambil makanan.
Setelah dinasehati oleh bhante, samanera itu bertekad untuk mengurangi nafsu keinginan terhadap makanan dengan mengurangi makan dari yg sehari 2x menjadi hanya 1x.

Disana saya melihat perbedaan yg benar-benar mencolok.  Samanera itu setelah menjalani makan hanya 1x sehari, setelah 1 minggu tubuhnya benar-benar kurus, muka terlihat pucat, kulit terlihat kendur dan pipi menjadi cekung sekali.
Lain halnya dengan 2 orang upasikha yg makan hanya 1 sendok itu, biarpun sudah seminggu lebih, tidak terlihat lemas atau lesu.  Bahkan terlihat mukanya lebih segar dan bercahaya, lincah, semua pekerjaan sehari2 dikerjakan dengan bersemangat.

Tak berapa lama, kedua wanita itu pun mulai mengikuti samanera itu, makan hanya 1x sehari, tetapi dengan porsi tetap satu sendok, sedangkan samanera itu boleh dibilang porsi makanannya 'porsi besar'.  Tetap saja samanera makin kurus, kedua wanita itu terlihat lebih sehat bersemangat.

. . . . . .

Setelah beberapa hari berlanjut baru Bhante bertanya kepada kedua wanita itu

"Rambut kalian belakangan ini ada gak mengalami kerontokan?"

"Iya Bhante, banyak rambut yg rontok beberapa hari ini"

"Ooooo . . . ." kata Bhante

"Kenapa begitu yah Bhante?"

"Kalo kalian tidak makan makanan biasa dan terlalu bergantung pada hal 'itu' nantinya rambut kalian bisa rontok"

Mendengar hal itu kedua wanita itu terkejut, hal itu jelas2 terlihat pada muka mereka, dan saya yg melihatnya juga tak mampu menahan ketawa.  Maklum wanita yg masih terikat pada keindahan rambut.

"Jadi bagaimana Bhante?"

"Kalau mau makan, tentukan dulu porsi yg menurut anda cukup bagi anda.  Kalau satu piring cukup, ambil satu piring.  Kalau dua piring baru cukup, tidak apa2 ambil 2 piring.  Tetapi seterusnya harus dengan porsi yg sama.  Ini namanya pengendalian diri.  Jangan karena tidak berselera maka makan sedikit, terus kalo berselera makannya banyak."

Setelah itu seterusnya keduanya makan dengan porsi 1/2 piring. Tidak perduli apakah perut kenyang karena 'hal itu' atau tidak.




wah...menambah pengetahuan saya..
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: No Pain No Gain on 23 November 2010, 07:34:38 PM
Ada perbedaan jelas apakah "buatan pikiran" saja atau bukan.

Kalau setelah mencium hal itu dan anda merasa kenyang dalam waktu yg lama, berarti hal itu nyata.
Sebaliknya kalo cuman mencium bau wangi, malah perut menjadi lapar keroncongan berarti artinya tetangga anda sedang masak :):):):):)

kalo masalah kenyang atau lapar..gw uda lupa sih..
hahhaa....
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 23 November 2010, 07:35:11 PM
tambahan tips:

Jika mau atthasila jangka panjang tapi istri/pasangan tidak setuju?

Solusi:  Buat dia ikutan atthasila jg :))
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: No Pain No Gain on 23 November 2010, 07:38:24 PM
tambahan tips:

Jika mau atthasila jangka panjang tapi istri/pasangan tidak setuju?

Solusi:  Buat dia ikutan atthasila jg :))

kalo beda keyakinan? --> solusi: terpaksa nyewa org lain..wkwkwk..mirip cerita yang sotapatti itu...gw lupa namanya..yang nyewa cewe buat suaminya..
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 23 November 2010, 08:48:31 PM
Kemaren, atthasila dgn makan 1x...

hasil: masuk angin

note:
bagian terberat adalah pagi hari
makannya jgn terlalu banyak karena jadi begah
gak apa2 boss, lanjutin.. belum 1 minggu ini.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 23 November 2010, 08:58:12 PM
kalo beda keyakinan? --> solusi: terpaksa nyewa org lain..wkwkwk..mirip cerita yang sotapatti itu...gw lupa namanya..yang nyewa cewe buat suaminya..
ekekeke.. bilang aje, dapet wahyu dari tuhan
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 24 November 2010, 02:07:17 AM
[...]

"Kalian tahu itu makanan, tapi tidak pernah mencium bau makanan yg seperti itu bukan?" Lanjut Bhante

"Betul Bhante, cuman tahu bau itu enak sekali"

"Ooooo . . . . .!" Bhante hanya mengatakan itu

Penasaran akan hal itu saya memberanikan diri bertanya "Sebenarnya itu bau apa Bhante"

Bhante hanya menjawab dengan singkat "Dewata mendanakan makanan"

[...]

maksudnya dapat dana makanan dari dewa y??
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 24 November 2010, 07:41:36 AM
Quote from: DragonHung link=topic=18780.msg311088#msg311088

 
Bhante hanya menjawab dengan singkat "Dewata mendanakan makanan"


Tubuh manusia Dan tubuh dewa tersusun dari materi yg sangat berbeda. Apakah makanan dew bisa Dan diserap oleh tubuh manusia?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 24 November 2010, 07:50:41 AM
Tubuh manusia Dan tubuh dewa tersusun dari materi yg sangat berbeda. Apakah makanan dew bisa Dan diserap oleh tubuh manusia?

Demikianlah yg telah kudengar :)


Kalo tidak salah ingat, pangeran Sidharta pernah juga mengalami hal ini sewaktu bertapa menyiksa diri dengan berpuasa hampir mati, tetapi dana ini ditolak oleh beliau.  Dan dewata tetap bersikeras akan menuangkan 'sari makanan' ini melalui pori-pori bila beliau tetap bersikeras berpuasa.

Bhante Sariputra juga pernah mengalami hal ini setelah beliau selesai meditasi dalam keadaan 'Niroda Samapatti'  Ada dewa yg menyamar untuk memberikan dana makanan padat, namun di tolak oleh beliau.

Trus kalo gak salah ingat, Ajahn Brahm pernah menceritakan dalam bukunya bahwa salah seorang rekannya yg sedang melakukan perjalanan pulang dari India kembali ke Thailand hampir mati di tengah jalan, karena tidak menjumpai penduduk yg mendanakan makanan.  Sampai akhirnya ada seseorang yg mendanakan dana makanan yg 'aneh' dan sewaktu ditanya dari mana orang itu berasal, dia hanya menunjukkan jari keatas.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 24 November 2010, 08:16:05 AM
Tubuh manusia Dan tubuh dewa tersusun dari materi yg sangat berbeda. Apakah makanan dew bisa Dan diserap oleh tubuh manusia?
sepertinya bisa mas indra, teringat kisah jataka.
dimana manusia yg masak, tp yg mmberi "berkah" para dewa.. mungkin semacam di tambahkan vitamin dll
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 24 November 2010, 08:17:08 AM
Demikianlah yg telah kudengar :)

Jika memungkinkan mohon anda sudi menanyakan pertanyaan ini kepada bhante. Bahkan pada kasus Sang Bodhisatta, para dewa hanya memberikan tambahan makanan surgawi pada makanan manusia. 
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 24 November 2010, 08:22:25 AM
Demikianlah yg telah kudengar :)


Kalo tidak salah ingat, pangeran Sidharta pernah juga mengalami hal ini sewaktu bertapa menyiksa diri dengan berpuasa hampir mati, tetapi dana ini ditolak oleh beliau.  Dan dewata tetap bersikeras akan menuangkan 'sari makanan' ini melalui pori-pori bila beliau tetap bersikeras berpuasa.

Bhante Sariputra juga pernah mengalami hal ini setelah beliau selesai meditasi dalam keadaan 'Niroda Samapatti'  Ada dewa yg menyamar untuk memberikan dana makanan padat, namun di tolak oleh beliau.

Trus kalo gak salah ingat, Ajahn Brahm pernah menceritakan dalam bukunya bahwa salah seorang rekannya yg sedang melakukan perjalanan pulang dari India kembali ke Thailand hampir mati di tengah jalan, karena tidak menjumpai penduduk yg mendanakan makanan.  Sampai akhirnya ada seseorang yg mendanakan dana makanan yg 'aneh' dan sewaktu ditanya dari mana orang itu berasal, dia hanya menunjukkan jari keatas.
kalau gak salah ini ttg cerita kisah seorang pangeran muda yg mangkuk patanya selalu terisi , ketika patta tsb di tutup.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 24 November 2010, 08:23:43 AM
Hehehe anda seperti gak ngerti sifat Bhante aja, kalo didesak tanya hal yg begini, paling beliau diam saja.  Lain halnya kalo kita sendiri yg langsung mengalaminya, biasanya beliau baru mau memberikan penjelasan. 
Itupun kadang-kadang sedikit saja penjelasannya.

Seingat saya kasus pangeran Sidharta, beliau menolak hal itu, tetapi para dewa bersikeras akan tetap memberikan dengan cara menuangkan sari makanan melalui pori2 kulit beliau.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 24 November 2010, 08:24:29 AM
kalau gak salah ini ttg cerita kisah seorang pangeran muda yg mangkuk patanya selalu terisi , ketika patta tsb di tutup.

Kalo kisah yg ini belon pernah dengar, ada link sumbernya gak bro?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 24 November 2010, 08:30:19 AM
Hehehe anda seperti gak ngerti sifat Bhante aja, kalo didesak tanya hal yg begini, paling beliau diam saja.  Lain halnya kalo kita sendiri yg langsung mengalaminya, biasanya beliau baru mau memberikan penjelasan. 
Itupun kadang-kadang sedikit saja penjelasannya.

Seingat saya kasus pangeran Sidharta, beliau menolak hal itu, tetapi para dewa bersikeras akan tetap memberikan dengan cara menuangkan sari makanan melalui pori2 kulit beliau.

Sewaktu sujata mempersiapkan nasi susu untuk dipersembahkan pada sang bodhisatta, para dewa juga menambahkan nectar surgawi ke dalam nasi susu itu. Dan Dana itu diterima oleo sang bodhisatta. Jadi sang bodhisatta tidak selalu menolak persembahan para dewa
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 24 November 2010, 08:35:01 AM
Kalo kisah yg ini belon pernah dengar, ada link sumbernya gak bro?
maaf link nya saya gak tau. tp yg pasti saya pernah baca hal tersebut.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 24 November 2010, 08:39:36 AM
Sewaktu sujata mempersiapkan nasi susu untuk dipersembahkan pada sang bodhisatta, para dewa juga menambahkan nectar surgawi ke dalam nasi susu itu. Dan Dana itu diterima oleo sang bodhisatta. Jadi sang bodhisatta tidak selalu menolak persembahan para dewa

Kalo untuk kasus sujata saya tidak pernah tahu, untuk kasus yg saya ceritakan mengenai pangeran Sidharta kalo tidak salah beliau menolak karena dalam kondisi sedang menjalankan tapa puasa.  Cuman fisik beliau sudah hampir tidak bisa mendukung lagi dan para dewata bersikeras untuk menuangkan sari makanan kalo beliau tetap melanjutkan puasanya.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: tesla on 24 November 2010, 09:37:18 AM
Trus kalo gak salah ingat, Ajahn Brahm pernah menceritakan dalam bukunya bahwa salah seorang rekannya yg sedang melakukan perjalanan pulang dari India kembali ke Thailand hampir mati di tengah jalan, karena tidak menjumpai penduduk yg mendanakan makanan.  Sampai akhirnya ada seseorang yg mendanakan dana makanan yg 'aneh' dan sewaktu ditanya dari mana orang itu berasal, dia hanya menunjukkan jari keatas.
Ini bukannya kisah Ajahn Mun... (kakek guru Ajahn Brahm)
kalau tidak salah ingat juga, bukan India ke Thailand. tapi di dalam hutan Thailand, tidak ada siapa2 yg mendanakan makanan (krn ga ada orang) & Ajahn Mun ini tidak makan sampai hampir mati. trus yg aneh adalah yg mendanakan adalah seperti orang kota (tapi di tengah hutan), bukan makanannya... bener ga?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 24 November 2010, 09:50:13 AM
Ini bukannya kisah Ajahn Mun... (kakek guru Ajahn Brahm)
kalau tidak salah ingat juga, bukan India ke Thailand. tapi di dalam hutan Thailand, tidak ada siapa2 yg mendanakan makanan (krn ga ada orang) & Ajahn Mun ini tidak makan sampai hampir mati. trus yg aneh adalah yg mendanakan adalah seperti orang kota (tapi di tengah hutan), bukan makanannya... bener ga?

Lain kayaknya ceritanya.  Seingat saya, beliau dalam perjalanan jiarah dari thailand ke india, dan sewaktu kembali dari india, hampir sampai di thailand, karena sepinya penduduk sepanjang jalan, maka tidak ada yg mendanakan makanan.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: No Pain No Gain on 24 November 2010, 09:58:09 AM
Lain kayaknya ceritanya.  Seingat saya, beliau dalam perjalanan jiarah dari thailand ke india, dan sewaktu kembali dari india, hampir sampai di thailand, karena sepinya penduduk sepanjang jalan, maka tidak ada yg mendanakan makanan.

saya jg pnh mendenger cerita yang sama...
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bond on 24 November 2010, 09:59:44 AM
Lain kayaknya ceritanya.  Seingat saya, beliau dalam perjalanan jiarah dari thailand ke india, dan sewaktu kembali dari india, hampir sampai di thailand, karena sepinya penduduk sepanjang jalan, maka tidak ada yg mendanakan makanan.

Bukan dari India.

Yang dibantu dewa itu adalah murid Ajahn Mun. Alkisah dia sering ke Myanmar melalui hutan dari Thailand. Dan saat di Myanmar, pasukan jepang masuk , sampai ke hutan2 juga . Dan penduduk Myanmar menyuruh Ajahn itu balik ke Thailand karena perang dan dianjurkan lewat jalur Hutan yang aman. Nah ketika di hutan menuju pulang itulah dia tidak mendapat makanan. Dan seorang dewa yang memberikan dia makanan. Dan ketika ditanya jarinya menunjuk ke atas.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 24 November 2010, 11:00:05 AM
 Beyond The Living: Gods, Ghost and Demons
Beyond The Living: Gods, Ghost and Demons

(Oleh: Bhikkhu Ajahn Brahmavamso)
________________________________________

Dari judulnya, sudah pasti banyak yang tertarik. Kata Ajahn Brahm, sepertinya malam ini yang paling banyak pendengarnya. Dulu sewaktu beliau diminta untuk memberikan kotbah Dharma di Kuala Lumpur, Malaysia, beliau diminta untuk memberikan judul Khotbahnya, dia juga memberikan judul ini dan yang pendengar yang hadir banyak sekali. Sampai-sampai bhikkhu di Kuala Lumpur bercanda, “Wah waktu saya berkhotbah, yang datang untuk mendengar masih bisa dihitung dengan jari”.

GHOSTS (HANTU)


Ajahn Brahm berkata, Apakah hantu itu ada atau tidak? Jawabanya adalah ADA! Tetapi kita tidak perlu takut karena hantu tidak pernah melukai manusia. Hantu hanya menakuti, tidak pernah melukai. Jangan percaya pada wajah hantu yang mengerikan seperti dalam film-film hantu.

Kemudian Ajahn Brahm meminta para pendengar menunjukkan tangannya bagi mereka yang pernah lihat hantu! Ada beberapa pendengar yang menunjuk tangan mereka. Beliau kemudian kembali bertanya apakah ada yang pernah dilukai hantu? Kembali ada beberapa juga yang mengacungkan tangannya.

Ajahm Brahm kemudian bertanya “Benarkah kamu dilukai oleh hantu?” tetapi saya melihat kamu masih baik-baik saja duduk di sini mendengarkan cerita saya. Ada salah seorang pendengar yang bercerita bahwa sewaktu tidur beliau sepertinya dicekik oleh hantu sehingga tidak bisa bernafas. Apakah itu bukan berarti dilukai?

Ajahm Brahm menjawab, sebenarnya pengalaman itu bukanlah dicekik hantu. Itu adalah pengalaman fisik kita sewaktu tidur, itu karena pikiran atau pernafasan kita yang terganggu. Pikiran kita terikat pada sesuatu yang membuat kita lupa atau tidak mau bernafas, lain kali kalau mengalami hal yang demikian cobalah relaks dan let go.

Percayalah, tidak ada hantu yang jahat di dunia ini, paling ada hantu yang nakal. Karena hantu itu seperti anak-anak, suka bermain dan suka diperhatikan orang. Tetapi ada sejenis hantu yang sangat mengerikan, dia bukan hanya membunuh diri sendiri, tetapi juga membunuh orang lain. Akan saya ceritakan tentang hantu jenis ini pada akhir khotbah ini.

Dulu teman saya menceritakan pengalamannya tentang hantu. Sewaktu dia bermeditasi, dia mencium ada bau yang aneh tetapi tidak dihiraukannya. Dia melanjutkan meditasinya, tetapi dia diganggu terus oleh hantu itu, digelitik seperti ingin diperhatiankan. Teman saya tetap tidak menghiraukannya. Keesokan harinya sewaktu dia masuk lagi ke ruang meditasinya, bau yang aneh itu masih tercium.

Dia tahu kalau itu adalah bau hantu karena bau dewa itu harum. Jadi sebelum dia memulai meditasinya, dia mengambil bantal sebiji lagi taruh di sampingnya dan berkata dengan tegas, "Saya tahu itu kamu. Duduklah disitu dan bermeditasilah bersama saya atau bila tidak, pergilah ketempat yang lain! Jangan ganggu saya!”
Setelah itu, meditasinya tidak pernah terganggu lagi dan bau yang tidak sedap itupun lenyap dengan sendirinya.

Kemudian, ada sepasang suami istri Buddhis yang sering ke wihara kita di Australia. Mereka menuturkan pengalamannya membeli rumah baru. Agen penjual rumah dari rumah yang baru mereka beli tidak memberitahukan kepada mereka bahwa pemilik sebelumnya baru saja mati di depan rumah tersebut sewaktu memindahkan perabotnya. Mungkin karena pemilik itu mempunyai penyakit jantung atau karena kegemukan, dia mati di pintu rumah sewaktu ingin memindahkan perabotnya. Karena suami istri itu tidak tahu, jadi mereka pindah masuk saja ke rumah baru mereka seperti biasanya.

Setelah itu, setiap malamnya mereka diganggu oleh orang iseng yang menekan bel. Mereka membuka pintu dan mengira mungkin saja ada anak-anak yang sedang iseng, tetapi nyata tidak ada. Bahkan hal itu terjadi hingga tengah malam, sehingga suaminya mendapatkan ide untuk mengeluarkan baterai dari bel tersebut agar tidak berbunyi lagi sewaktu ditekan. Walaupun tanpa baterai bel itu berbunyi terus. Akhirnya mereka tahu bahwa ini bukan perbuatan orang iseng. Ternyata orang iseng yang mereka pikirkan itu adalah hantu pemilik rumah sebelumnya yang ingin masuk ke rumah tersebut. Hantu pemilik rumah sebelumnya belum menyadari bahwa dia sudah mati.

Mereka baru mengetahui tentang hantu itu setelah mendengar kisah tersebut dari tetangga-tetangganya. Karena mereka merupakan umat Buddha, mereka meminta petunjuk dari bhikkhu dan kemudian membacakan paritta / doa supaya hantu itu bisa terlahir ke alam yang seharusnya dia berada.

Apakah kalian tahu mengapa kebanyakan hantu tidak dapat diambil fotonya? Dulu saya juga heran. Sewaktu saya masih kuliah, saya bersama teman sekelas saya bergabung menjadi anggota dari Klub Pengamat Keajaiban. Karena mata kuliah saya semua tentang ilmiah, saya sangat ingin tahu tentang keajaiban di dunia.
Kita pernah membuat kelompok belajar dan pergi mencari rumah-rumah yang berhantu. Kita berupaya untuk mengambil foto tetapi tidak ada satupun yang jadi. Setelah mendalami agama Buddha saya baru mengerti kalau hantu itu hanya dapat dilihat oleh pikiran.

Ini mengingatkan saya tentang cerita chinese kungfu yang saya lihat sewaktu kecil. Cerita itu mengenai seorang anak yang belajar kungfu pada seorang guru. Pada suatu hari guru itu membawa anak itu pergi ke sebuah kolam. Dia berkata pada anak itu, “Awas! Jangan terlalu dekat dengan kolam itu. Kalau kamu jatuh ke dalam, kamu akan menjadi tulang-tulang yang kamu lihat itu pada dasar kolam. Karena kolam ini bukan kolam air biasa, melainkan kolam air asam pekat yang dapat menghancurkan apa saja. Jadi untuk melatih keseimbangan badanmu, kamu harus berjalan di atas jembatan kayu ini dan berlatih selama tujuh hari. Seandainya badanmu tidak seimbang kamu bisa jatuh ke dalam kolam. Jadi berhati-hatilah.”

Anak itu berlatih tanpa jatuh atau terpeleset sekalipun dan tibalah hari ketujuh. Gurunya berkata, “Kamu sudah berlatih selama tujuh hari, untuk meyakinkan bahwa keseimbangan badanmu sudah mantap, saya akan menutup matamu dengan kain hitam dan kamu harus berjalan satu kali lagi diatas jembatan itu”.

Anak itu mulai merasa ketakutan. Selangkah demi selangkah dia berjalan diatas jembatan itu, tetapi baru tujuh langkah dia sudah terpeleset dan jatuh ke kolam.

STAY TUNED! Seperti biasanya komersial iklan di TV muncul pada saat-saat kritis, dan saya harus menunggu beberapa menit untuk melihat apa yang terjadi pada anak itu.

Kembali ke film itu, anak itu berpikir tamatlah riwayatnya. Tetapi begitu dia terjatuh, dari pingir kolam itu terdengar suara gurunya yang sedang tertawa terbahak-bahak dan menyuruhnya membuka kain hitam penutup matanya untuk berenang ke tepian. Anakku, tidak ada kolam asam, tulang tengkorak seperti yang kamu lihat itu palsu. Itu air biasa, tetapi pikiranmu telah menghantui kamu, rasa takut kamu yang telah menghantuimu sehingga keseimbangan batinmu tidak terjaga, dan tentu begitu juga dengan keseimbangan badanmu.

Kita kembali pada Klub Pengamat Keajaiban yang pernah saya masuki. Dalam program pertama dari klub ini, ada seorang wanita tua yang datang memberikan ceramahnya tentang ilmu gaib. Dia bilang, "Welcome to my talk. Seperti yang kamu tahu, saya adalah nenek sihir." Srrhh... semua bulu roma kita berdiri. Kemudian dia berkata lagi. "Jangan takut. Ada dua jenis nenek sihir. Nenek sihir hitam dan nenek sihir putih. Nenek sihir hitam itu jahat dan nenek sihir putih itu adalah nenek sihir yang baik, yang selalu membantu orang. Saya adalah nenek sihir putih."

Semua orang menjadi tenang kembali. Kemudian wanita tua itu melanjutkan lagi. "Tetapi... Nenek sihir hitam selalu berkata bahwa dia adalah nenek sihir putih. hahaha... "

Teman saya yang dulu bersama-sama bergabung dalam klub itu sekarang berbisnis di London dan masih aktif dalam klub ini. Saya bertemu dengannya akhir-akhir ini. Kartu bisnisnya sangat unik. Selain bisnis utamanya, di bawah namanya ada tertulis "Member of Ghost Buster of Northern Island" (artinya anggota penangkap hantu dari Pulau bagian Utara). Di Inggris banyak sekali hantu gentayangan. Karena hantu-hantu itu terlalu terikat atau melekat pada keluarganya atau rumahnya atau barangnya. Mereka tidak rela meninggalkan kediamannya atau keluarganya, jadi mereka tetap di sana dan tidak mau pergi-pergi untuk terlahir kembali (tumimbal lahir).

Tetapi bagaimanapun, bhikkhu yang baik lah yang ahli dalam menangkap hantu. Sebenarnya bhikkhu itu ahli bukan karena dia memiliki kekuatan gaib atau kekuatan lainnya. Tetapi, karena bhikkhu itu menaati sila atau peraturan-peraturan yang diberikan Sang Buddha, sehingga bhikkhu-bhikkhu dapat terbebas dari segala niat buruk atau apapun yang tidak baik, dan bhikkhu-bhikkhu juga bisa memancarkan kasih sayangnya kepada semua makhluk tanpa mengharapkan balasan apapun.

Berbicara tentang sila atau peraturan, saya teringat tentang seorang wanita Thai berusia 60-an yang sering ke wihara kita di Australia. Dia seorang Buddhis yang sangat saleh, taat pada Lima Aturan-Moralitas Buddhis (panca-sila Buddhis) dan tiap minggu menjalankan Delapan Aturan-Moralitas Buddhis (Attha-sila Buddhis). Pernah dalam beberapa minggu saya tidak melihatnya, tetapi saya menjumpai putrinya dan bertanya kemana orang tuanya?

Putrinya kemudian bercerita bahwa ibunya sedang sakit dan berada di rumah sakit. Putrinya berkata bahwa sekarang ia lebih yakin terhadap agama Buddha. Sebenarnya ketika ibunya baru masuk rumah sakit, dia sangat kuatir dan pergi mengunjungi seorang ahli pengobatan dengan ilmu gaib yang terkenal. Dia membayar A$20 kepadanya kemudian orang itu meminta nama, tanggal lahir, nama rumah sakit dan nomor tempat tidur ibunya. Begitu putrinya memberitahukan hal itu kepadanya, dia mulai membaca mantra-mantranya hingga lama sekali. Kemudian dia berhenti dan berkata pada putrinya, “Apakah ibumu ada ilmu gaib atau memakai sesuatu dalam tubuhnya. Saya tidak bisa melihat dengan jelas karena dia seperti diselimuti oleh atmosfir putih disekelilingnya”.

Putrinya menjawab, “Tidak, ibu saya tidak memakai apa-apa tetapi dia penganut Buddha yang taat pada sila atau peraturan”. Seketika itu juga ahli gaib ini mengembalikan uangnya A$20 dollar dan berkata, “Kenapa kamu tidak bilang sebelumnya, buang waktuku saja!”

Dari sini, kita harus tahu, bahwa menaati sila yang ditetapkan Sang Buddha itu berarti melindungi diri kita sendiri. Setiap kali ke wihara, kita selalu bersujud di depan rupang Sang Buddha. Apakah kalian tahu apa artinya? Itu bukan berarti kita umat Buddha menyembah-nyembah di depan patung.

Dulu saya tidak mengerti, saya hanya ikut bersujud saja. Sekarang saya mengerti bahwa saya bersujud di depan rupang (patung) Sang Buddha bukan karena saya menyembahnya, tetapi saya menghormati serta mengagungkan jalan yang ditunjukkan Sang Buddha dan bersujud untuk mengingatkan saya agar tetap berjalan di atas jalan yang ditunjukkan oleh Beliau.

[Catatan: Lima Aturan-Moralitas Buddhis (Panca-sila Buddhis) adalah Lima sila yang harus ditaati umat Buddha. Sewaktu seorang umat Buddha di visuddhi (upacara resmi menjadi Buddhis), selain berlindung pada Buddha, Dhamma dan Sangha, ia juga harus berjanji taat pada Lima Aturan-Moralitas Buddhis yang ditetapkan oleh Sang Buddha sebagai peraturan untuk umat awam. Isi Lima Aturan-Moralitas Buddhis itu adalah:

1. Panatipata Veramani Sikkhapadang Samadiyami. Saya berjanji untuk tidak membunuh atau melukai makhluk apapun.
2. Adinandana Veramani Sikkhapadang Samadiyami. Saya berjanji untuk tidak mencuri, mengambil milik orang lain tanpa persetujuannya.
3. Kamesumichacara Veramani Sikkhapadang Samadiyami. Saya berjanji untuk tidak melakukan perbuatan serong atau asusila. Saya hanya setia pada pasangan saya.
4. Musavada Veramani Sikkha padang Samadiyami. Saya berjanji untuk tidak berbohong, tidak berkata kasar. Saya hanya berbicara yang jujur dan benar.
5. Sura-meraya-maja-pamadathana Veramani Sikkhapadang Samadiyami. Saya berjanji untuk tidak minum arak, makan obat yang mengakibatkan kecanduan dan kebodohan. Saya harus selalu berwaspada. ]

Sewaktu Ajahn Brahm berbicara tentang Lima Aturan-Moralitas Buddhis (Panca-sila Buddhis) yang harus ditaati umat awam ini, dia bercanda tentang orang Thai yang pergi ke wihara. Dulu dia merasa aneh melihat beberapa orang lelaki Thai yang berdoa di wihara dengan sikap anjali tetapi tidak semua lima jari bertemu lima jari sebagaimana seharusnya. Ada yang dua jarinya disimpan sehingga hanya 4 pasang jari yang keluar. Kemudian dia bertanya pada temannya seorang bhikkhu yang merupakan orang Thai mengenai hal itu. Temannya menjelaskan itu karena mereka tidak menaati salah satu peraturan dari Lima Aturan-Moralitas Buddhis (Panca-sila Buddhis). Itu hanyalah tradisi orang Thai yang sebenarnya tidak benar. Seorang Buddhis yang benar harus tetap patuh pada perjanjiannya.

Kebetulan waktu itu merupakan bulan tujuh menurut penanggalan bulan. Banyak orang Singapura yang masih melakukan sembahyang besar-besaran untuk "hantu" dalam merayakan “Pho-To”

Karena ditanya mengenai hal itu, Ajahn Brahm menjelaskan bahwa sebenarnya sembahyang "Pho-To" ini asal usulnya juga berasal dari Ajaran Sang Buddha, hanya saja ajaran itu telah direformasi.

Cerita mengenai hal itu terdapat dalam Sutta agama Buddha. Konon di masa kehidupan Sang Buddha, ada seorang raja di India yang bermimpi buruk dimana dia didatangi makhluk-makhluk halus yang menderita dan memohon-mohon padanya dengan sedih dan iba sekali.

Raja ini sangat gelisah setelah bangun dari mimpi itu sehingga dia mengunjungi Sang Buddha memohon petunjuk Beliau. Sang Buddha dengan kekuatan bathinnya mengetahui hal ini, Beliau berkata kepada raja itu bahwa mereka itu adalah orang-orang yang dihukum mati oleh raja ataupun raja-raja sebelumnya. Karena mereka mati dengan penasaran, sehingga mereka menjadi gentayangan, tidak mau "let go" dari dunia ini.

Sang Buddha menyarankan agar raja yang bijaksana itu berdana kepada orang-orang yang pantas menerima dananya. Keesokan harinya raja membagi-bagi makanan dan pakaian kepada semua rakyatnya. Semua rakyatnya sangat gembira, bersyukur dan berdoa semoga Raja berbahagia. Sejak itu Raja tersebut tidak pernah bermimpi buruk lagi.

Cerita kedua adalah mengenai salah seorang murid utama Sang Buddha yang bernama Mogallana. Ibu Mogallana meninggal dunia dan sebagai anak yang berbakti Mogallana ingin mengetahui keadaan ibunya, karena beliau tahu bahwa ibunya bukan seorang penganut Buddha pada masa hidupnya, ibunya suka mencaci maki dan marah-marah pada siapapun termasuk pada Sang Buddha dan pengikutnya. Karena waktu itu Mogallana sudah mencapai kesucian dan mempunyai kekuatan menembus ruang dan alam, dia berhasil menemukan ibunya yang terlahir di alam setan kelaparan. Dia merasa kasihan sekali kepada ibunya, sedangkan ibunya tidak dapat mengenalinya.

Melihat ibunya yang sedang kelaparan, dia segera memberi makanan yang memang sudah disediakan untuk ibunya. Tetapi begitu ibunya makan, makanan itu langsung menjadi bara api di kerongkongannya. Ibunya menjerit-jerit kesakitan dan melihat itu Mogallana memberi ibunya minuman tetapi sama juga karena minuman itu juga menjadi bara api begitu masuk ke mulut ibunya.

Mogallana dengan segera upaya menolong ibunya tetapi tidak berhasil. Akhirnya dia pergi mencari Sang Buddha untuk memohon petunjuknya. Sang Buddha juga mengetahui kejadian itu dan Beliau menyarankan Mogallana agar secepatnya dapat berdana makan kepada orang suci agung atas nama ibunya.

Pada waktu kehidupan Sang Buddha, tentu saja tidak sukar mencari orang suci atau Arahat. Mogallana secepat mungkin mengumpulkan bhikkhu-bhikkhu lain yang juga teman-temannya dan berdana makanan kepada mereka sesuai dengan saran Sang Buddha. Setelah itu pesamuan bhikkhu-bhikkhu itu bersama-sama memanjatkan paritta untuk melimpahkan jasa kebajikan yang dilakukan Mogallana kepada ibunya yang berada di alam kelaparan. Karena itu ibunya terbebas dari alam kelaparan dan dilahirkan kembali di alam Surga Tusita.

Cerita ketiga adalah mengenai murid utama Sang Buddha yang lainnya (bila tidak salah adalah Upali). Pada suatu malam sewaktu Upali bermeditasi di wihara, beliau mendengar suara isak tangis seseorang. Setelah diteliti, ternyata itu berasal dari seorang mahkluk halus yang ada di luar wihara. Hantu ini sedang memohon pada dewa penjaga pintu untuk membiarkannya masuk menemui anaknya. Begitu Upali keluar, makhluk ini berkata kepada Upali, “Jangan melihat ke depan anakku, saya tidak memakai apa-apa, saya kotor! dan orang suci seperti kamu tidak pantas melihat saya. Tetapi saya memohon kepadamu anakku, tolonglah ibumu ini supaya terbebas dari kesengsaraan ini.” Upali sangat terkejut mendengar perkataan makhluk itu, tetapi sebelum dia sempat berkata apa-apa, makhluk ini sudah hilang. Pikiran Upali sangat terganggu karena hal itu, karena ibunya yang sekarang belum meninggal dunia, kenapa makhluk itu bisa mengatakan padanya bahwa dia adalah ibunya.

Seperti biasanya, Upali kemudian pergi mencari Sang Buddha untuk memohon petunjuk. Sang Buddha berkata, “Upali, ia benar adalah ibumu, tetapi ibu dari kehidupan yang lalu. Dia menderita karena karmanya, dan sekarang telah tiba karmanya bertemu denganmu yang telah menjadi orang suci. Cepatlah membuat jubah dan berdana kepada orang yang pantas supaya dia dapat berpakaian kembali.”

Karena pada masa itu sangat sulit untuk memperoleh benang apalagi kain, maka dengan susah payah Upali mengumpulkan kain-kain kecil yang didanakan rakyat-rakyat desa dimana ia tinggal, dan dari kain-kain kecil itu beliau menjahitkannya menjadi jubah dan mendanakannya kepada bhikkhu-bhikkhu yang menjadi temannya.

Kemudian secara bersamaan mereka memanjat paritta atau doa penyaluran jasa dan perbuatan baik itu dilimpahkan pada makhluk yang merupakan ibunya pada kehidupan yang lalu, dan atas jasa pahala tersebut ibunya terlahir kembali ke alam yang lebih baik.

Pasti banyak yang bertanya-tanya, mengapa bhikkhu-bhikkhu itu bisa begitu mudah melimpahkan atau menyalurkan jasa perbuatan baik kepada makhluk lain? Jawabannya adalah bahwa pada masa kehidupan Sang Buddha, banyak bhikkhu-bhikkhu yang benar-benar suci dan sudah mencapai Arahat.



bersambung
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 24 November 2010, 11:00:23 AM
GODS (DEWA)


Ada seorang pemuda Amerika yang selalu suka menjadi sukarelawan di panti-panti jompo atau di wihara. Sampai pada suatu hari dia berkata kepada temannya bahwa dia ingin menjadi seorang bhikkhu dan bertanya kepadanya bagaimana caranya? Temannya menasihatinya untuk bertanya kepada bhikkhu ketika ia pergi berdana.

Kemudian pemuda itu pergi ke wihara dan berjumpa dengan seorang bhikkhu, yang kebetulan juga berkebangsaan Amerika padahal pada tahun 70-an masih sedikit bhikkhu dari orang berkulit putih. Bhikkhu ini bertanya ada yang dapat ia bantu dan pemuda itu berkata, “Saya kesini karena ingin berdana dan mau menjadi bhikkhu, bagaimanakah caranya?” Bhikkhu itu tersentak tetapi dia tahu bahwa pemuda itu ikhlas.

Bhikkhu itu kemudian menasihatinya untuk pergi ke Thailand. Disana ada Monastery Internasional yang menerima orang-orang asing untuk berlatih. Jadi, berangkatlah pemuda ini ke Thailand walaupun dia tidak mempunyai alamat yang jelas dari Monastery itu. Setibanya di lapangan terbang Bangkok, waktu baru menunjukkan jam 2 pagi dan pemuda itu langsung menuju Monastery tersebut dengan menggunakan taksi. Setelah perjalanan yang cukup jauh, sampailah ia di depan Monastery tersebut dan taksi yang ditumpanginya langsung pergi begitu pemuda itu turun. Ternyata Monestary itu belum buka, semuanya masih gelap gulita karena waktu baru menunjukkan jam 3 lebih dini hari.

Ketika dia mengamati pintunya, tiba-tiba tercium harum wangi. Ia kemudian membalikkan badannya dan melihat seorang bapak tua dengan pakaian adat Thai berdiri di belakangnya. Bapak itu bertanya dengan bahasa Inggris yang fasih mengenai ada yang bisa ia bantu? Pemuda ini sangat gembira sekali, karena untuk pertama kalinya di sini dia berjumpa dengan orang yang bisa berbahasa Inggris.

Pemuda ini menjawab, “Saya ke sini mau berdana dan menjadi bhikkhu”. Bapak itu tersenyum dan menjawab, “Hari masih dini, belum ada yang bangun, mari saya antar kamu masuk ke dalam”.

Bapak itu meraba kantongnya mengeluarkan kunci yang sudah usang dan membuka pintu samping monastery itu. Kemudian dia membawa pemuda itu ke sebuah ruang besar, menghidupkan lampu-lampu di ruang itu. Di sana terdapat patung-patung Buddha dan beberapa lukisan yang kelihatan sudah tua. Bapak itu menceritakan tentang sejarah lukisan-lukisan yang berada di ruang itu kepada pemuda tersebut dengan bahasa Inggris yang fasih sekali. Tidak terasa subuh sudah sampai, bapak itu berkata pada pemuda itu: "Mari saya antar kamu ke ruang tempat para bhikkhu menerima dana makanan”. Setelah sampai di sana, bapak itu berkata, “Tunggulah di sini karena kepala biara akan segera keluar”. Setelah berkata demikian bapak itu berjalan keluar.

Begitu kepala biara itu keluar, dia terperanjat melihat pemuda ini. Karena dia tidak bisa berbahasa Inggris, dia segera mencari murid yang berkulit putih lainnya. Pemuda itu menjelaskan bagaimana dia bisa masuk ke wihara dan menunggu di sana.

Kepala biara terperanjat, karena di dalam biara mereka tidak pernah ada bapak seperti yang diceritakan pemuda itu, lagipula hanya kepala biara dan wakilnya yang memiliki kunci pintu samping tersebut. Kepala biara lebih terperanjat lagi karena pemuda itu tahu sejarah lukisan-lukisan tadi, sementara orang-orang yang bermukim lama di sana saja sudah tidak tahu menahu tentang sejarah itu. Setelah pemuda itu menjelaskan ciri-ciri khas orang itu, ternyata baju adat itu seperti baju Raja Thailand yang dulu.

Segera mereka membawa pemuda itu untuk melihat sebuah lukisan seseorang. Pemuda itu berkata: "Ya! Inilah bapak yang menolongku tadi pagi." Segera mereka mengerti bahwa bapak itu ternyata Raja Thailand dulu yang sudah meninggal dunia dan menjadi Dewa. Karena keikhlasan dan kesucian hati dari pemuda ini, dewapun menolongnya.

Cerita kedua tentang Dewa adalah dari pengalaman senior saya di Thailand. Pada masa saya dulu, bhikkhu-bhikkhu banyak yang berniat ke India, tempat asal usul agama Buddha. Mereka berjalan dari Thailand ke India, perlu waktu satu tahun. Banyak yang tidak berhasil, atau meninggal karena perjalanan yang berbahaya dalam hutan liar, ataupun tersesat. Senior saya, seorang bhikkhu yang sangat saleh bercerita tentang pengalamannya. Dia sudah berhasil sampai ke India.

Tetapi dalam perjalanan pulangnya sekitar empat hari sebelum mencapai Thailand dia sudah kehabisan tenaga, karena sudah hampir seminggu dia belum menemukan makanan untuk mengisi perutnya. Akhirnya dia terjatuh di jalan, dan dari kejauhan dia melihat seseorang yang berpakaian rapi dan bersih seperti orang kota yang membawa rantang makanan berjalan ke arahnya.

Orang itu menderma makanannya kepada senior saya itu. Senior saya heran bagaimana orang ini bisa tahu kalau ada bhikkhu yang menunggu dana makanan. Karena bhikkhu tidak boleh bertanya asal usul makanan dari seorang pemberi, senior saya hanya menerima dan makan makanan itu. Tetapi begitu dia membuka rantang makanan tersebut, dia terperanjat dengan isi makanannya karena semuanya berisi sayuran yang bagus-bagus adat Thai seperti yang dijual di restoran. Senior saya tidak tahan untuk tidak bertanya. Sehingga dia berkata kepada orang itu: "Maafkanlah saya untuk bertanya, dari manakah kamu berasal sehingga kamu tahu kalau di sini ada seorang bhikkhu yang sedang menunggu dana makan?" Orang itu hanya tersenyum dan menunjuk ke atas langit.

Cerita lain tentang dewa adalah pengalaman saya sendiri. Sewaktu saya berada di Thailand, sudah biasa seorang bhikkhu berjalan kaki dari suatu tempat ke tempat lain. Suatu waktu, karena saya berjalan melewati banyak hutan yang tidak ada penduduknya, saya tidak menerima makanan maupun minuman. Sebagai seorang bhikkhu, sudah menjadi peraturan untuk hanya makan atau minum dari pemberian orang, tidak boleh meminta. Pada saat itu matahari terik sekali dan sudah 2 hari saya berjalan, tidak makan ataupun minum. Kemudian tibalah saya di sebuah desa. Sewaktu saya berjalan di pintu gerbang memasuki desa, dari kejauhan saya sudah melihat ada warung dimana beberapa orang duduk sambil mengobrol.

Saya melihat ada iklan Coca-Cola. Sewaktu saya melewati warung itu, sebagai seorang bhikkhu saya tidak boleh melihat kesana kemari, apalagi meminta minuman kepada mereka, jadi pandangan mata saya tetap menunduk ke bawah. Mereka sepertinya tidak menghiraukan saya. Kemudian saya berpikir dan berkata dalam hati, kalau benar ada DEWA yang menolong bhikkhu yang baik seperti yang tertulis dalam Sutta Pitaka, tunjukkanlah kepadaku sekarang juga keberadaan dewa itu. Kemudian saya berusaha berkonsentrasi dengan langkah kaki saya. Sampai kira-kira setelah 9 meter saya berjalan, saya mendengar ada orang berlari-lari ke arah saya dan berteriak dengan bahasa Thai yang artinya persembahan dana makan untuk bhikkhu. Ternyata seorang wanita membawa Coca-Cola untuk saya, kemudian diikuti teman-temannya yang lain.

Setelah menerima dana minuman tersebut, saya duduk di bangku yang ada di tepi jalan dan minum Coca-Cola yang diletakkan disampingku, 9 botol! Dan Saya berpikir, Wah! DEWA benar ada, dan bukan hanya satu, mereka benar-benar mau menunjukkan bahwa DEWA itu ada!




bersambung
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: DragonHung on 24 November 2010, 11:00:36 AM
DEMON (IBLIS)


Apakah Iblis itu ada? Baiklah, cerita ini juga mengenai seorang wanita Buddhis. Wanita ini sangat taat pada aturan-moralitas (sila-sila) yang dia ucapkan. Dia juga seorang yang aktif dalam kegiatan Buddhis. Dalam kehidupan pribadinya, dia termasuk seorang sukses dalam bisnis sehingga banyak yang iri padanya. Mungkin karena iri, salah satu orang yang dikenalnya mempunyai maksud yang tidak baik padanya.

Wanita itu tidak mengetahui kalau ada yang berniat buruk kepadanya. Tetapi dia bisa merasakan kalau ada sesuatu yang terus mengikutinya dan berusaha mengganggunya. Dia merasa tidak nyaman. Kebetulan hari itu hari Minggu dan seperti biasanya dia pergi ke wihara. Begitu di wihara, dia merasa nyaman kembali. Ibu itu juga sempat mencari bhikkhu di wihara tersebut untuk menceritakan tentang rasa ketidaknyamanan yang dialaminya akhir-akhir ini. Bhikkhu itu segera tahu kalau ada sesuatu yang tidak wajar sedang terjadi, lalu beliau membawa beberapa murid-muridnya mengikuti wanita tersebut ke rumahnya.

Segera saja, setelah memasuki rumahnya bhikkhu itu mengetahui bahwa ada iblis di rumah wanita itu. Setelah membacakan paritta, bhikkhu itu menyuruh iblis tersebut untuk mewujudkan rupanya. Bhikkhu ini bertanya: "Mengapa anda ingin melukai wanita ini? Apakah sebelumnya dia pernah melukaimu dengan acara apapun? "
Iblis itu berkata: "Saya disuruh oleh seseorang untuk membunuhnya, saya sudah berusaha dengan berbagai cara untuk masuk ke tubuhnya tetapi gagal. Saya sedang menunggu kelemahannya."

Bhikkhu itu berkata: "Wanita ini tidak dapat kamu lukai karena dia dilindungi oleh sila (peraturan-peraturan tentang perilaku dan moral) yang telah diperbuatnya. Kembalilah kamu ke alam yang seharusnya kamu berada."

Iblis itu berkata lagi: "Tidak, saya tidak bisa kembali dengan kegagalan. Kalau saya gagal dengan tugas saya, itu sama saja dengan kematian saya."

Bhikkhu itu dengan kasih sayang berkata: "Bertobatlah Iblis. Saya akan membacakan paritta untukmu sehingga dapat membantumu terlahir kembali di alam yang seharusnya kamu berada. Pergilah dengan ikhlas."
Dengan cerita ini, apakah saya telah menjawab pertanyaanmu tentang Iblis? Saya harap demikian. Semua cerita yang saya ceritakan itu berdasarkan pengalaman nyata yang saya dengar ataupun saya alami.



Sekarang, seperti yang saya ceritakan sebelumnya diawal khotbah. Di dunia ini ada satu hantu yang benar-benar mengerikan, bukan hanya bisa membunuh diri kita sendiri, tetapi juga bisa membunuh orang lain. Tahukah kalian hantu apakah itu?

Hantu itu namanya "Hantu Botol". Dia tersimpan dalam botol. Sekali kamu bertemu botol itu dan membuka botol itu, hantu itu segera keluar dan ada pula dari mereka yang dapat mengakibatkan perut kamu semakin lama semakin bulat dan besar.

Ini sebuah cerita yang diceritakan oleh seorang lelaki. Seperti biasanya lelaki ini suka pergi ke pub untuk minum-minum setelah pulang kerja bersama dengan teman-temannya. Pada suatu malam, dalam perjalanan pulang ke rumah, ada pemeriksaan lalu lintas di jalan yang akan dilaluinya. Dia melihat semua kendaraan berjalan dengan lambat dan segera ia mengetahui bahwasannya di depan pasti ada pemeriksaan. Dia bermaksud untuk berputar balik mencari jalan lain karena dia tahu pasti bahwa dirinya tidak akan lulus dari pemeriksaan, kadar alkohol di tubuhnya pasti masih sangat tinggi. Tetapi begitu menoleh ke belakang, sudah banyak mobil berantrian di belakangnya. Dia berpikir ”Ah, pasrahlah saya untuk menerima denda”. Begitu sampai gilirannya, terdengar suara BUMP! (benturan) besar di depan. Polisi pemeriksa itu berkata: "Ada kecelakaan di depan, kita harus pergi memeriksanya. Anggap saja Anda sedang beruntung, langsung saja jalan!"

Lelaki itu kegirangan karena dia pikir, “Wah, saya benar-benar beruntung kali ini”. Dengan gembira sekali dia mengendarai mobil pulang dan langsung tidur.

Keesokan paginya, dia terbangun oleh sirene mobil polisi. Kemudian terdengar bel pintunya berbunyi. Dia langsung berpikir, “Saya tidak melanggar peraturan kemarin, kenapa polisi itu datang ke rumah saya? Ah, sekarang alkohol saya pasti sudah menurun, kalaupun mau ditest sekarang saya tidak perlu takut”. Dia segera bangun membuka pintu. Begitu melihat polisi kemarin, dia berkata, "Halo Pak, ada yang bisa saya bantu?”

Polisi itu menjawab: "Ya, tolong bantu kami membuka pintu garasimu." Begitu dibuka, lelaki itu terperanjat melihat mobil yang ada di garasi bukanlah mobilnya, melainkan mobil polisi kemarin.

Sekarang dia bukan hanya menerima hukuman karena mabuk saja, tetapi juga hukuman karena mencuri.
Kalau Anda atau teman Anda suka minum minuman keras, segeralah nasihati mereka untuk menghentikan kebiasaan buruknya ini.

Alkohol tidak hanya merusak kesehatan, tetapi juga banyak menghancurkan kehidupanmu, keluargamu, bahkan banyak kecelakaan lalulintas yang terbunuh akibat alkohol.

Inilah yang saya maksudkan dengan HANTU yang MENGERIKAN!







semoga bermanfaat


salam metta
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: ciputras on 24 November 2010, 11:57:01 AM
Bukan dari India.

Yang dibantu dewa itu adalah murid Ajahn Mun. Alkisah dia sering ke Myanmar melalui hutan dari Thailand. Dan saat di Myanmar, pasukan jepang masuk , sampai ke hutan2 juga . Dan penduduk Myanmar menyuruh Ajahn itu balik ke Thailand karena perang dan dianjurkan lewat jalur Hutan yang aman. Nah ketika di hutan menuju pulang itulah dia tidak mendapat makanan. Dan seorang dewa yang memberikan dia makanan. Dan ketika ditanya jarinya menunjuk ke atas.

Kalo tidak salah ingat, namanya Ajahn Chob. cmiiw.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 24 November 2010, 12:44:06 PM
Beyond The Living: Gods, Ghost and Demons
Beyond The Living: Gods, Ghost and Demons

(Oleh: Bhikkhu Ajahn Brahmavamso)
________________________________________

...
...
Kebetulan waktu itu merupakan bulan tujuh menurut penanggalan bulan. Banyak orang Singapura yang masih melakukan sembahyang besar-besaran untuk "hantu" dalam merayakan “Pho-To”

Karena ditanya mengenai hal itu, Ajahn Brahm menjelaskan bahwa sebenarnya sembahyang "Pho-To" ini asal usulnya juga berasal dari Ajaran Sang Buddha, hanya saja ajaran itu telah direformasi.

Cerita mengenai hal itu terdapat dalam Sutta agama Buddha. Konon di masa kehidupan Sang Buddha, ada seorang raja di India yang bermimpi buruk dimana dia didatangi makhluk-makhluk halus yang menderita dan memohon-mohon padanya dengan sedih dan iba sekali.

Raja ini sangat gelisah setelah bangun dari mimpi itu sehingga dia mengunjungi Sang Buddha memohon petunjuk Beliau. Sang Buddha dengan kekuatan bathinnya mengetahui hal ini, Beliau berkata kepada raja itu bahwa mereka itu adalah orang-orang yang dihukum mati oleh raja ataupun raja-raja sebelumnya. Karena mereka mati dengan penasaran, sehingga mereka menjadi gentayangan, tidak mau "let go" dari dunia ini.

Sang Buddha menyarankan agar raja yang bijaksana itu berdana kepada orang-orang yang pantas menerima dananya. Keesokan harinya raja membagi-bagi makanan dan pakaian kepada semua rakyatnya. Semua rakyatnya sangat gembira, bersyukur dan berdoa semoga Raja berbahagia. Sejak itu Raja tersebut tidak pernah bermimpi buruk lagi.


Cukup menarik mengetahui bahwa pelintiran ini dilakukan oleh ajahn brahm, mungkin sudah menjadi ciri khasnya. menurut Kanon makhluk2 peta yang mengganggu itu adalah sanak saudara dan kerabat Raja Bimbisara, bukan korban hukuman raja. mati penasaran? apa maksudnya? tidak mau "let go"? apakah ajahn brahm ini seorang buddhist atau bukan?

Quote
Cerita kedua adalah mengenai salah seorang murid utama Sang Buddha yang bernama Mogallana. Ibu Mogallana meninggal dunia dan sebagai anak yang berbakti Mogallana ingin mengetahui keadaan ibunya, karena beliau tahu bahwa ibunya bukan seorang penganut Buddha pada masa hidupnya, ibunya suka mencaci maki dan marah-marah pada siapapun termasuk pada Sang Buddha dan pengikutnya. Karena waktu itu Mogallana sudah mencapai kesucian dan mempunyai kekuatan menembus ruang dan alam, dia berhasil menemukan ibunya yang terlahir di alam setan kelaparan. Dia merasa kasihan sekali kepada ibunya, sedangkan ibunya tidak dapat mengenalinya.

Melihat ibunya yang sedang kelaparan, dia segera memberi makanan yang memang sudah disediakan untuk ibunya. Tetapi begitu ibunya makan, makanan itu langsung menjadi bara api di kerongkongannya. Ibunya menjerit-jerit kesakitan dan melihat itu Mogallana memberi ibunya minuman tetapi sama juga karena minuman itu juga menjadi bara api begitu masuk ke mulut ibunya.

Mogallana dengan segera upaya menolong ibunya tetapi tidak berhasil. Akhirnya dia pergi mencari Sang Buddha untuk memohon petunjuknya. Sang Buddha juga mengetahui kejadian itu dan Beliau menyarankan Mogallana agar secepatnya dapat berdana makan kepada orang suci agung atas nama ibunya.

Pada waktu kehidupan Sang Buddha, tentu saja tidak sukar mencari orang suci atau Arahat. Mogallana secepat mungkin mengumpulkan bhikkhu-bhikkhu lain yang juga teman-temannya dan berdana makanan kepada mereka sesuai dengan saran Sang Buddha. Setelah itu pesamuan bhikkhu-bhikkhu itu bersama-sama memanjatkan paritta untuk melimpahkan jasa kebajikan yang dilakukan Mogallana kepada ibunya yang berada di alam kelaparan. Karena itu ibunya terbebas dari alam kelaparan dan dilahirkan kembali di alam Surga Tusita.


seperti juga kisah2 lain spt misalnya Sang Bodhisatta tersadarkan oleh sekelompok pengamen, yang mana kisah ini tidak terdapat dalam Kanon, demikian puka kisah Moggallana yg ini juga tidak terdapat dalam Kanon. wondering ... dari mana ajahn ini mengambil kisah ini?

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bond on 24 November 2010, 03:45:11 PM
Kalo tidak salah ingat, namanya Ajahn Chob. cmiiw.

Sepertinya iya Ajahn Chob. ;D

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 05 December 2010, 08:56:39 PM
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah notes di FB..
Semoga bisa membantu teman2 di treat ini, Attha Sila Support Group...

Judul : Sila Itu Logika
Oleh: Yang Mulia Bhikkhu Uttamo Thera

"Daripada Hidup 100 Tahun Tetapi Malas,
Lebih Baik Hidup Sehari Tetapi Giat Dan Penuh Semangat"

     Telah menjadi satu anggapan umum bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas, mutu lebih diutamakan daripada jumlah. Ungkapan ini sebetulnya tidak sepenuhnya benar. Antara mutu dan jumlah mempunyai satu keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan dan tidak bisa berdiri sendiri-sendiri. Mengapa demikian? Meskipun jumlah umat Buddha banyak tetapi tidak bermutu, ini tidak akan membawa banyak manfaat dan kemajuan bagi agama Buddha. Begitu juga sebaliknya, walaupun bermutu tetapi orangnya sedikit juga percuma saja. Jadi yang paling baik adalah kuantitas bertambah seiring dengan meningkatnya kualitas.

      Di tengah-tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, agama Buddha mulai menampakkan dirinya. Orang mulai menaruh perhatian kepada agama Buddha baik secara diam-diam maupun secara terbuka. Di beberapa negara Eropa, orang mulai tertarik untuk mempelajari agama Buddha. Kalau kita bertanya: "Kenapa Anda tertarik pada agama Buddha?" Biasanya mereka akan menjawab: "Agama Buddha ini masuk akal, tidak memaksa dan tidak selalu harus percaya terhadap segala sesuatu tetapi harus dibuktikan terlebih dahulu." Semangat pembuktian, semangat untuk memikirkan dan merenungkan akan keterkaitan satu dengan yang lain bahwa segala sesuatu itu pasti ada sebabnya, sesungguhnya adalah sama dengan cara berpikir ilmiah dan cara kita berpikir dalam kehidupan sehari-hari. Agama Buddha menggunakan jalur ini dalam membuktikan satu asumsi/argumentasi sehingga agama Buddha sering dikatakan sebagai agama yang mirip dengan ilmu pengetahuan. Anggapan ini memang tidak bisa disalahkan karena cara berpikir dan cara pembuktian di dalam agama Buddha memang persis seperti kalau kita membuktikan ilmu pasti. Dalam agama Buddha tidak ada ajaran yang harus langsung diterima begitu saja tanpa boleh dipertanyakan. Misalnya: kenapa kalau sembahyang menggunakan hio, lilin dan bunga, atau kenapa duduknya di lantai? Ini bukan berarti umat Buddha tidak mampu membeli kursi tetapi semua itu ada alasannya, ada aturan mainnya.

      Lalu bagaimana cara kita sebagai umat Buddha membedakan antara agama Buddha dengan ilmu pengetahuan?Memang tidak dapat dipungkiri bahwa cara berpikir agama Buddha yang sama dengan ilmu pengetahuan itu sering menimbulkan satu anggapan bahwa "Ilmu pengetahuan sama dengan agama Buddha". Sebagai contoh:

Spoiler: ShowHide
* Menurut ilmu pengetahuan ( matematika )Jika: A=B B=CMaka: A=C*Kalau:
      Pernyataan A      : Ilmu pengetahuan perlu dibuktikan
      Pernyataan B      : Agama Buddha perlu dibuktikan ("ehipasiko")
Berarti kesimpulannya :
      "Ilmu Pengetahuan Sama Dengan Agama Buddha."



Ini adalah satu kesimpulan yang tidak tepat! Bahkan akan menimbulkan kesulitan di kemudian hari. Misalnya kita ditanya: bagaimana terjadinya bumi, itu masih bisa kita jawab; bagaimana terjadinya menanam padi tumbuh padi, itu pun masih bisa diterangkan. Tetapi kalau kita ditanya misalnya: bagaimana rumus matematika yang "ini" bisa betul, kita tidak bisa menjawabnya. Mengapa? Karena memang agama Buddha bukan persis dengan ilmu pengetahuan. Hanya cara pendekatannya saja yang sama. Jadi antara ilmu pengetahuan dan agama Buddha itu mempunyai kapling atau bidang sendiri-sendiri.


      Kapling ilmu pengetahuan adalah urusan material, urusan otak, urusan pengetahuan kita. Yang diselidiki oleh ilmu pengetahuan misalnya bagaimana cara membuat hidup manusia lebih bahagia atau lebih mudah. Umpamanya bagaimana cara membuat rumah yang bagus dan indah dengan biaya yang murah. Atau bagaimana cara me-manajemen perusahaan supaya bisa efisien. Bahkan kalau perlu dilakukan PHK. PHK akan dijalankan walaupun akan muncul korban karenanya. Itu adalah ilmu pengetahuan.

      Lain halnya dengan Buddhisme. Buddhisme justru tidak begitu menekankan pada unsur material/duniawi tetapi lebih cenderung pada unsur batin. Umpamanya: karena cuaca panas maka orang menemukan kipas angin, ini adalah bagian dari ilmu pengetahuan. Tetapi bagaimana supaya batin kita tidak stress menghadapi hawa panas yang luar biasa ini, bagaimana menumbuhkan kebahagiaan itu sendiri; ini adalah kapling agama. Jadi ada perbedaan antara ilmu pengetahuan dan agama Buddha. Kasusnya memang sama yaitu kepanasan tetapi kalau kita lihat dari unsur duniawi, itu adalah ilmu pengetahuan; sedangkan kalau dilihat dari unsur batin kita, bagaimana supaya bisa tenang, ini adalah agama.

      Contoh yang paling dekat adalah para bhikkhu. Di negara Buddhis yaitu Thailand, pada saat musim dingin akan berganti musim panas; suhu udara sangat dingin pada malam hari hingga 10 derajat Celsius. Sebaliknya pada siang harinya, suhu udara berkisar sekitar 35 derajat Celsius. Padahal atap kuti-kuti para bhikkhu terbuat dari seng. Tentu Saudara bisa membayangkan bagaimana panasnya suhu pada siang hari. Tetapi mengapa di kuti-kuti tidak ada kipas angin dan mengapa para bhikkhu tidak mengalami stress pada waktu itu? Karena sesungguhnya dengan pelajaran agama Buddha ini, kita berusaha untuk menyadari bahwa memang demikianlah kenyataan hidup ini. Kita bisa saja berkata: "Wah... panas, ya?" Tetapi kalau kita renungkan baik-baik, sesungguhnya hal tersebut tidak ada manfaatnya. Panas yang kita rasakan tidak akan hilang dengan kita berkata seperti itu ataupun dengan kita mengomel-ngomel. Akhirnya kita terbiasa untuk menerima kenyataan hidup ini, tidak gampang stress.

      Sering ada orang yang bertanya: "Mengapa para bhikkhu bisa tahan untuk tidak memakai kipas angin?" Karena panas dan tidak itu sebetulnya tergantung di dalam diri kita, muncul dari dalam diri kita. Kalau kita sedang gelisah maka suhu badan akan naik. Buktinya apa? Misalnya kalau mau ujian, pukul 07:00 pagi, badan Saudara berkeringat semua. Padahal udara pada pagi hari masih sejuk, kenapa bisa berkeringat? Karena Saudara mengalami stress otak, stress mental! Tetapi kalau ujiannya berjalan dengan lancar meskipun pukul 14:00 siang dan udara sangat panas, semua orang kipas-kipas; Saudara lupa dengan badan Saudara, asyik mengerjakan ujian, tidak berkeringat sedikit pun. Ini karena batin Saudara mengalami ketenangan. Ini adalah suatu bukti!Disinilah sebetulnya Buddhisme, cara mengendalikan dan mengolah batin kita supaya terbebas dari stress.

      Lalu bagaimana cara mengatasi stress? Bagaimana cara mengendalikan pikiran? Caranya sederhana. Saudara bisa menjalankannya dengan melaksanakan "sila". Sila merupakan langkah awal yang paling sederhana karena hanya terdiri dari 5 (lima) sila yaitu: melatih diri untuk tidak membunuh dan menganiaya, tidak mencuri, tidak melanggar kesusilaan, tidak berbohong dan tidak mabuk-mabukkan. Kalau kita ingin mengembangkan latihan yang lebih dalam lagi, maka kita bisa melaksanakan 8 (delapan) sila atau athasila. Tentu kita akan bertanya: "Bagaimanakah hubungan sila dan logika itu?" Untuk itu mari kita tinjau beberapa diantaranya:

      Sila yang pertama adalah tidak melakukan pembunuhan dan penganiayaan. Misalnya Saudara digigit nyamuk.

Spoiler: ShowHide

    * Secara ilmu pengetahuan, Saudara akan berpikir bahwa gigitan nyamuk itu akan menimbulkan penyakit. Darah Saudara diisap, ditukar dengan bibit penyakit si nyamuk sehingga bisa mendatangkan penyakit bahkan mungkin kematian. Karena itu adalah kesimpulan pendek, akhirnya Saudara membunuh nyamuk itu. Itu adalah ilmu pengetahuan.


    * Berbeda halnya dengan Dhamma. Ajaran Sang Buddha berbeda dengan ilmu pengetahuan karena berdasarkan pada moral/batin kita. Perhitungannya tidak sama dengan ilmu pengetahuan walaupun keduanya memerlukan pembuktian. Kalau ilmu pengetahuan membuktikan bahwa masuknya penusuk sang nyamuk ke dalam tubuh kita akan menularkan penyakit sehingga kita bisa sakit maka pembuktian Buddhisme adalah: "Nyamuk menggigit... mengapa nyamuk menggigit saya?" Ini adalah satu pertanyaan yang cukup penting. "O... karena nyamuk membutuhkan makanan. Mengapa membutuhkan makanan harus menggigit saya?" Ini direnungkan terus. "O... karena nyamuk tidak bisa jajan, tidak bisa pergi ke warung sendiri untuk membeli makanan walaupun diberi uang. Kasihan! Kalau saya membutuhkan makanan masih bisa memilih; hari ini nasi goreng, besok saya ingin makan pecel. Tetapi nyamuk tidak bisa. Hari ini makan darah, besok dan seterusnya tetap makan darah. Kalau begitu,,, saya masih lebih bahagia daripada nyamuk." Akhirnya apa? "Ah... biarlah, saya berdana saja." Ini urusannya sudah lain. Disini Dhamma sudah berbicara. Tetapi kadang-kadang bisa muncul pemikiran: "Wah... kalau saya digigit terus oleh nyamuk, saya akan terserang penyakit. Saya tidak mau ekstrim!" Akhirnya bagaimana? "Kalau saya membunuh nyamuk itu, berarti saya melanggar sila tetapi kalau tidak dibunuh, ilmu pengetahuan saya tidak bermanfaat." Bagaimana caranya? Kita menggunakan jalan tengah; ilmu pengetahuan kita jalankan, Dhamma pun kita praktekkan; yaitu dengan cara mengusir nyamuk itu. Tidak dibunuh tetapi juga tidak dibiarkan. Ini adalah jalan tengah dan tidak ekstrim.


      Sila kedua adalah tidak mengambil barang yang tidak diberikan dengan sah. Misalnya Saudara melihat sebuah pulpen.


 
Spoiler: ShowHide
  * Secara ilmu pengetahuan Saudara akan berpikir: "Wah... pulpen saya ketinggalan. Di atas meja ada sebuah pulpen, kebetulan saya juga membutuhkannya." Lalu Saudara mengulurkan tangan untuk mengambil pulpen itu, tetapi Saudara kemudian terpikir: "Menurut hukum, kalau perbuatan saya ini diketahui oleh orang lain, saya mungkin akan dipentungi orang. Alangkah ruginya kalau saya sampai dipentungi gara-gara pulpen seharga Rp 250,-. Wah... ini tidak baik!" Akhirnya Saudara tidak jadi mengambil pulpen itu, untung-ruginya keluar. Ini adalah ilmu pengetahuan.


    * Sedangkan perenungan secara Dhamma adalah: "Saya ingin mengambil pulpen yang bukan milik saya. Seandainya ini adalah pulpen saya lalu diambil orang, apa yang terjadi? Saya pasti jengkel. Kalau demikian, pemilik pulpen ini mungkin akan jengkel juga apabila pulpennya hilang." Akhirnya Saudara tidak jadi mengambilnya. Jadi perenungan Buddhisme tidak sama dengan perenungan ilmu pengetahuan. Kalau kita tidak mau milik kita diambil oleh orang lain, hendaknya kita juga jangan mengambil milik orang lain.

      Begitu juga dengan sila kelima, yaitu tidak mabuk-mabukkan.


   
Spoiler: ShowHide
* Menurut ilmu pengetahuan, mabuk-mabukkan itu dapat merusak otak dan ginjal karena alkohol dalam kadar yang tinggi tidak dapat dicerna/diterima oleh alat pencernaan sehingga lambat laun dapat mengakibatkan kematian. Ini adalah perenungan ilmu pengetahuan.


    * Sedangkan perenungan Buddhisme: "Kalau Saya minum-minuman keras berarti kesadaran saya akan hilang. Dengan kehilangan kesadaran berarti konsentrasi pun ikut terganggu, sehingga bisa muncul tindakan-tindakan yang dapat melanggar sila-sila yang lain. Saya akan mudah marah bahkan mungkin berkelahi. Kalau begitu... saya tidak mau minum-minuman keras." Ini adalah perenungan Buddhisme.

      Sila keenam adalah tidak makan setelah pukul 12:00 siang.


 
Spoiler: ShowHide
  * Secara ilmu pengetahuan Saudara akan berpikir: "Kalau Saya hanya makan sekali sehari berarti Saya menjalankan sila plus penghematan. Biaya makan dapat Saya gunakan untuk keperluan-keperluan yang lain, misalnya untuk nonton, jalan-jalan dan lain-lain." Ini menurut ilmu pengetahuan.


    * Berbeda halnya dengan Dhamma. Sebagai umat Buddha yang meyakini Hukum Kelahiran Kembali, sebetulnya kita sudah mengalami kelahiran berjuta-juta kali. Begitu pula halnya dengan kelaparan. Dengan mengendalikan keinginan makan yang telah muncul sejak berjuta-juta tahun yang telah lampau; secara tidak langsung hal tersebut merupakan latihan untuk mengendalikan emosi, melatih kesabaran dan mempertajam perenungan. Kalau kita mampu mengendalikan keinginan (nafsu) makan yang telah muncul sejak berjuta-juta tahun yang lampau, kita bisa menahan diri untuk tidak marah. Dengan cara itu kita bisa menghadapi segala sesuatunya dengan tenang dan tidak emosi. Walaupun cara menahan makan ini merupakan suatu cara sederhana, tetapi cara ini ada kaitannya dengan kesabaran. Ini adalah perenungan Buddhisme.

      Demikian pula halnya dengan sila ketujuh. Misalnya: tidak menggunakan wangi-wangian.


   
Spoiler: ShowHide
 * Secara ilmu pengetahuan, tidak menggunakan wangi-wangian itu mungkin hanya karena kita belajar hidup sederhana/belajar "ngirit".    * Tetapi secara Dhamma, sesungguhnya hal tersebut melatih kita untuk berusaha melihat kenyataan bagaimana keadaan kita seandainya tanpa itu semua? Karena latihan sila itu berarti kita belajar seandainya barangnya ada (seperti wangi-wangian, perhiasan, dll.) tetapi kita tidak menggunakan, bagaimana perasaan kita? Sehingga apabila pada suatu ketika betul-betul tidak ada, kita tetap bisa tenang. Misalnya suatu ketika Saudara sedang ujian. Kalau Saudara biasa memuaskan nafsu, apa saja yang diinginkan selalu Saudara turuti maka apabila saat ujian, isi pulpen Saudara habis, apa yang terjadi? Saudara bisa ngomel-ngomel dan pulpennya dibanting sehingga semua peserta yang ada di ruang ujian bisa geger semua. Tetapi kalau Saudara sudah biasa mengendalikan diri; pulpen Saudara habis isinya, mungkin cuma Saudara pandang sebentar lalu dengan tenang Saudara bisa meminjam pada teman Saudara. Seandainya teman Saudara itu tidak mau meminjamkan pulpennya, Saudara juga tidak akan ngomel-ngomel. Mungkin Saudara akan meminjam lagi dari teman yang lain. Tetap tenang dan tidak marah-marah.


      Dengan melaksanakan sila akhirnya kita bisa menerima kenyataan bahwa apa yang kita siapkan dan rencanakan itu tidak selalu berhasil, kadang-kadang kita bisa mengalami kegagalan. Disini ilmu pengetahuan tidak bisa menjawab yang demikian ilmu pengetahuan tidak bisa memberikan ketenangan batin. Ilmu pengetahuan tidak bisa memberikan kebahagiaan sejati. Ilmu pengetahuan hanya bisa memberikan kebahagiaan semu/pembantu kebahagiaan saja. Seperti kasus kipas angin tersebut di atas; walaupun ada kipas angin tetap tidak akan mengatasi kepanasan itu sendiri, hanya memindahkan sementara saja. Kalau kipas anginnya dihentikan, kita akan kepanasan lagi. Lain halnya dengan Dhamma yang memberikan rasa tenang dari dalam batin kita. Secara Dhamma kita akan berpikir: "kenapa harus mengeluh kepanasan? Kenapa kita harus menambah penderitaan dengan "stress"? Kalau kita sudah bisa merenungkan demikian maka ketenangan yang muncul dari dalam batin kita akan mampu mengatasi rasa panas itu.

      Inilah latihan-latihan yang perlu kita jalankan setiap hari sebagai umat Buddha. Kita harus berusaha untuk melatih sila; 5 (lima) sila setiap hari dan 8 (delapan) sila setiap hari uposatha, dengan tujuan supaya kita bisa memperoleh kebahagiaan di dalam diri kita. Karena ajaran Sang Buddha itu adalah untuk memberikan kebahagiaan di dalam batin. Sedangkan dari ilmu pengetahuan, Saudara hanya memperoleh kebahagiaan yang bersifat badaniah. Dengan ilmu pengetahuan yang Saudara miliki dan dengan agama yang Saudara hayati, Saudara akan memperoleh jalan tengah. Contohnya seperti yang digigit nyamuk tersebut di atas. Saudara akan bisa melihat jalan tengah, tidak dibunuh tetapi juga tidak dibiarkan, melainkan dengan cara diusir.

      Kalau Saudara melatih sila setiap saat, maka batin Saudara akan semakin maju dan berkembang dalam ajaran Sang Buddha. Akhirnya seperti yang dikatakan oleh Sang Buddha di dalam salah satu syairnya bahwa hidup 1000 tahun itu tidak ada manfaatnya kalau kita hanya bermalas-malasan saja, kalau kita tidak mau belajar Dhamma dan hanya mengembangkan keserakahan, kebencian dan kegelapan batin. Akan lebih bermanfaat kalau kita hidup walaupun sehari tetapi dengan giat mengembangkan batin, melatih sila dan bermeditasi hingga tercapai kebijaksanaan. Itulah yang akan membuahkan kebahagiaan. Oleh karena itu, marilah kita belajar mengenal batin kita dengan melaksanakan sila; Pancasila sebagai dasar dan 8 (delapan) sila untuk pengembangan yang lebih lanjut sehingga akhirnya kita akan memperoleh kebahagiaan lahir dan batin.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Balhamoth on 13 December 2010, 06:27:02 PM
halo rekan2 sekalian...

gw mau nanya nih.. bingung sekaligus gak tau...

nah katanya untuk praktek athasila bagi umat awam bisa di hari uposatha... di bulan gelap dan bulan terang setengah bulan gelap dan terang...

Pertanyaannya..

Hari uposatha itu apakah sama dengan bulan gelap dan terang?
nah kalo gelap terang kan tanggal 1 dan 15..  yang setengah gelap n terangnya itu cara nyari nya gmn yah? ato ada patokan pasti nya?

thanks alot..^^v

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bawel on 13 December 2010, 09:47:25 PM
kalo saya tinggal lihat sini aja ;D
http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=calendar (http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=calendar)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Balhamoth on 13 December 2010, 10:36:53 PM
 :o :o :o

comel!!! kaw baik sekali.. sip dah!! makasih yaaahh :)) :)) :)) :)) :))
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 17 December 2010, 08:13:53 AM
selama ini dicoba atthasila jadwal inverted. Jadi biasa 4 hari uposatha sebulan dibalik menjadi hanya 4 hari yg tidak atthasila.

Turun 4 kg kurang dari sebulan... kenapa orang bilang diet itu susah yah :P
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Balhamoth on 17 December 2010, 09:09:23 AM
 :o

sebulan hampir 26x... oh my... [at] . [at]
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: EVO on 17 December 2010, 11:23:04 AM
selama ini dicoba atthasila jadwal inverted. Jadi biasa 4 hari uposatha sebulan dibalik menjadi hanya 4 hari yg tidak atthasila.

Turun 4 kg kurang dari sebulan... kenapa orang bilang diet itu susah yah :P
jika tubuh tetap sehat teruskan mo
jangan di paksakan...
jika mampu tiap hari ;D mo...
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bawel on 17 December 2010, 10:25:57 PM
selama ini dicoba atthasila jadwal inverted. Jadi biasa 4 hari uposatha sebulan dibalik menjadi hanya 4 hari yg tidak atthasila.

Turun 4 kg kurang dari sebulan... kenapa orang bilang diet itu susah yah :P

diet memang ngak susah om (makan sehari sekali), cuma mempertahankannya yang sulit ;D.

saya dulu pernah turun 10 kilo dalam 3 bulan, tapi setelah itu dalam 2 minggu naik lagi 5 kilo :)) :'( :'(.

tapi untung sekarang sudah stabil, dan terlebih sekarang ada yang memberikan semangat menjalankan atthasila, sehingga semuanya jadi lebih lancar ;D.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: dhammadinna on 18 December 2010, 04:04:24 PM
selama ini dicoba atthasila jadwal inverted. Jadi biasa 4 hari uposatha sebulan dibalik menjadi hanya 4 hari yg tidak atthasila.

Turun 4 kg kurang dari sebulan... kenapa orang bilang diet itu susah yah :P

wow, kita melakukan hal yang sama. Tp saya baru 5 hari (libur atthasila-nya hari sabtu). Sekedar sharing, sy ingin melakukan hal ini karena kalo di kantor, sy sering banget main internet apalagi kalo kerjaannya membingungkan ato rada stres, langsung main. Akhirnya kerjaan jadi kurang bagus. Dan kalo sedang main, sy deg-degan, takut ketahuan bos. Kalo stres, saya juga sering lari ke makanan (pulang kantor, langsung khilaf kalo liat makanan enak).

Tapi makin lama makin merasa bersalah, seolah lari dan lari terus, selalu mencari pelampiasan. Lalu karena terlalu banyak baca (tentang keuntungan terlahir sebagai manusia, tentang berharganya waktu, dan bla bla bla), akhirnya rasa bersalah ini membuat sy makin kacau karena merasa bahwa saya berkutat di satu ekstrem. Selain itu, terasa banyak input gak guna dari FB dan sy merasa "reaktif" saat terus otomatis mencari pelarian, pikiran juga masih sering negatif.

Akhirnya sy coba stop main internet sama sekali. Awalnya sy coba untuk main internetnya hanya di jam istirahat saja, tapi ternyata setelah main, akan keblablasan (Misalnya ketika posting di DC, sy akan penasaran tentang reply utk postingan sy.) Akhirnya sy tau bahwa "lebih mudah untuk tidak memulai, daripada berusaha berhenti setelah memulai". Dan ternyata saya bisa. Yang agak berat adalah tentang makan. Berhubung nafsu makan saya cukup besar ketika stres, sy kewalahan karena gak tau harus "lari" kemana. Tapi ternyata karena sy berhasil mengatasi satu tantangan (tentang internet), ada kepercayaan diri untuk mengatasi tantangan lainnya. Ternyata sy bisa juga.

Sy jadi ingat cerita ajahn chah yang ini:

K E R B A U

Buddha benar-benar mengajarkan kebenaran. Jika anda merenungkannya, tidak ada yang bisa anda pertentangkan dengan Beliau. Akan tetapi, kita, manusia, bagaikan kerbau. Jika keempat kakinya tidak diikat, ia tidak akan membiarkan orang-orang memberikan obat kepadanya. Jika kakinya telah terikat dan tidak berdaya - Aha! - itulah saatnya, jika anda inginkan, anda bisa memulai dan memberinya obat. Ia tidak akan bisa melawan untuk melepaskan diri. Pada saat-saat seperti ini, ia akan menyerah.

Kita juga demikian. Hanya pada saat kita telah terikat total dalam penderitaanlah, kita bisa melepaskan ilusi-ilusi kita. Jika kita masih bisa berjuang untuk melepaskan diri, kita tidak akan menyerah dengan mudah.

Sy gak tau tentang jalan tengah, tapi ketika satu jalan terasa gak tepat, kita masih punya kebebasan untuk memilih jalan yang lain. Jalan lain yang kita ambil belum pasti benar 100% tapi menjalani jalan ini (misalnya ber-atthasila) gak akan terasa terlalu berat kalo kita tau "apa yang salah" dari jalan yang lama.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 28 December 2010, 07:04:38 PM
liburan yg kacau....  5 hari atthasila bolong berturut2
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 28 December 2010, 09:16:39 PM
liburan yg kacau....  5 hari atthasila bolong berturut2

masih ada hari esok ko medho...  ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: dhammadinna on 31 December 2010, 12:05:01 PM
liburan yg kacau....  5 hari atthasila bolong berturut2

Just sharing.

Sy beberapa kali bolos (kalah dengan kecenderungan). Di saat bolos ini, sy feel guilty. Tapi sy ragu apakah perasaan ini memang berasal dari pelanggaran sila, ataukah karena saya terobsesi dengan pelaksanaan atthasila (semacam permainan pikiran, di mana sy menciptakan target, lalu sy kecewa sendiri saat target gak tercapai).

Ketika mengawali atthasila, tujuan sy jelas yaitu sy tau bahwa menjaga sila itu baik dan karena mengenali kerugian batin yang kacau. Tapi seiring berjalannya waktu, tujuan ini bergeser menjadi semacam obsesi, misalnya melatih sila untuk menjadi orang baik (jadi sy bukan melatih sila untuk latihan itu sendiri). Akibatnya, malah lebih sering nge-judge diri sendiri, menilai ini itu.

Ok d, gak tau lagi mau bilang apa (otak masih butek). Keep learning aja :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: tesla on 31 December 2010, 12:37:31 PM
saya ingin bahas soal sila lain, tentang tidak membunuh & tidak mencuri (pancasila sih...)

sampai skr saya masih membunuh serangga2 kecil... saya tekad utk tidak membunuh yg lebih besar dari kecoa...
semut & nyamuk masih byk jadi korban saya...

sampai skr saya masih mencuri terutama software (Windows OS di mana2) & mp3.

how should i stop? some one, gimme teladan.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: K.K. on 31 December 2010, 12:57:17 PM
saya ingin bahas soal sila lain, tentang tidak membunuh & tidak mencuri (pancasila sih...)

sampai skr saya masih membunuh serangga2 kecil... saya tekad utk tidak membunuh yg lebih besar dari kecoa...
semut & nyamuk masih byk jadi korban saya...

sampai skr saya masih mencuri terutama software (Windows OS di mana2) & mp3.

how should i stop? some one, gimme teladan.
Kalau teladan tidak membunuh, sepertinya Bro dilbert memang menghindari membunuh walaupun serangga2 kecil.

Soal Mp3, biasa lagu juga ada di youtube dan (setahu saya) itu tidak melanggar undang2 copyright.
Windows: belilah licence yang borongan (beberapa komputer dalam 1 workgroup), biasanya lebih murah. Tapi gimanapun memang harus keluar duit.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bawel on 31 December 2010, 03:33:08 PM
saya ingin bahas soal sila lain, tentang tidak membunuh & tidak mencuri (pancasila sih...)

sampai skr saya masih membunuh serangga2 kecil... saya tekad utk tidak membunuh yg lebih besar dari kecoa...
semut & nyamuk masih byk jadi korban saya...

sampai skr saya masih mencuri terutama software (Windows OS di mana2) & mp3.

how should i stop? some one, gimme teladan.

untuk tidak membunuh, sebaiknya kita mengkondisikan lingkungan yang mendukung ;D.

misalnya
lantai di sapu tiap hari, di pel juga sering-sering.
baju-baju jangan terlalu lama digantung.
makan hanya di meja makan, jangan ditempat lain. setelah makan langsung bersihkan semuanya.
tempat sampah setiap hari dibuang, jangan sampai diinapkan dulu sehari atau beberapa hari.
makan-makanan yang bisa mengundang semut, sebaiknya di simpan di kulkas, atau dimasukin ke toples, atau dialasi dengan air, sehingga semut tidak bisa meraihnya.
ruangan juga jangan diisi berbagai macam barang, usahakan sedini mungkin memisahkan barang yang berguna dan kurang berguna, yang kurang berguna bisa di simpan di laci atau dimasukkan ke gudang.
saluran setiap hari dibersihkan, bila saluran di depan rumah menggenang, karena musim hujan, sebaiknya lepaskan ikan cenang atau ikan cupang juga boleh, jangan lupa secara rutin diangkutin sampah-sampahnya.
bila keadaan rumah lembab, sebaiknya di pasang kipas angin atau exhaust juga boleh.
tanam tanaman yang dapat mencegah nyamuk.
pasang kawat nyamuk.
pasang kelambu juga.
dan lainnya ;D.

dengan begitu, kondisi untuk berkembangnya nyamuk maupun semut dapat diminimalisir ;D. kalo udah sedikit sepertinya ngak masalah lagi kan? ;D anggap saja sebagai alarm untuk bersih-bersih lagi, kalo melihat semut atau nyamuk lagi ;D.

lalu  tentang mencuri... mencuri software yah? ;D kalo ini saya ngak tahu, karena saya sendiri gaptek ;D. kalo mp3, biasanya ada tempat download yang bebas, dan biasanya kalo lagu tersebut tidak boleh disebarluaskan, mereka akan menutup link downloadnya, sehingga yang bisa didownload benar-benar yang bisa didownload ;D.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: tesla on 31 December 2010, 04:24:48 PM
Soal Mp3, biasa lagu juga ada di youtube dan (setahu saya) itu tidak melanggar undang2 copyright.
Windows: belilah licence yang borongan (beberapa komputer dalam 1 workgroup), biasanya lebih murah. Tapi gimanapun memang harus keluar duit.
sebenarnya melanggar undang2 copyright.
mengenai youtube, youtube hanya akan menyensor jika pemilik copyright mengajukan tuntutan.
dan youtube tidak menyediakan fasilitas copy lihat boleh, copy ga boleh.
makanya produser merasa safety utk menyoutubekan clip mereka sbg iklan saja.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: tesla on 31 December 2010, 04:29:02 PM
dengan begitu, kondisi untuk berkembangnya nyamuk maupun semut dapat diminimalisir ;D. kalo udah sedikit sepertinya ngak masalah lagi kan? ;D anggap saja sebagai alarm untuk bersih-bersih lagi, kalo melihat semut atau nyamuk lagi ;D.
ini ada 1 lubang di lantai keluar semut terus... padahal bersih kok... selama ini saya biarkan ga disemprot obat atau diapa2in,
tapi ternyata lubangnya tambah besar dan semut yg keluar makin byk... (sepertinya rumah saya dibangun di atas rumah mereka :|)

Quote
lalu  tentang mencuri... mencuri software yah? ;D kalo ini saya ngak tahu, karena saya sendiri gaptek ;D. kalo mp3, biasanya ada tempat download yang bebas, dan biasanya kalo lagu tersebut tidak boleh disebarluaskan, mereka akan menutup link downloadnya, sehingga yang bisa didownload benar-benar yang bisa didownload ;D.
ada tempat download yg legal... tp sangat sedikit sekali... mis download dari nokia / iTunes

yg banyak adalah download illegal. kenapa tidak ditutup linknya? biasanya tempat download begini bersifat share antara user ke user.
jadi pemilik web tidak bertanggung jawab atas content. yg men-upload adalah user jg, padahal semestinya user/pembeli bahkan dari CD original tidak punya hak utk melakukan duplikat, apalagi penyebaran.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 31 December 2010, 04:57:16 PM
jadi teringat kata salah seseorang, konon kalau mendownload itu adalah mengambil barang yg sudah tersedia, dan tidak masuk pencurian ;D  ^-^  :))
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: tesla on 31 December 2010, 05:14:29 PM
komputer dekstop udah single boot Linux hehe...
warnet = no hope
laptop lagi cari Win 7 Home Premium OEM (legal), yg sekarang terpasang Win 7 Ultimate.
saya kesulitan cari source yg Home Premium OEM... ada yg tau tempat downloadnya? driver sudah download lengkap.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bawel on 01 January 2011, 12:22:16 PM
ini ada 1 lubang di lantai keluar semut terus... padahal bersih kok... selama ini saya biarkan ga disemprot obat atau diapa2in,
tapi ternyata lubangnya tambah besar dan semut yg keluar makin byk... (sepertinya rumah saya dibangun di atas rumah mereka :|)

di rumah saya sih ada beberapa lubang semut, saya sering perhatiin kemana mereka pergi, biasanya membentuk konvoi yang panjang ;D. dari situ saya tahu apa aja yang mereka lakukan, selanjutnya saya berusaha untuk meniadakan kondisi itu secara rutin ;D, semutnya menghilang kok, tapi kalo kondisi itu muncul lagi, semutnya muncul lagi ;D. biasanya tempat favoritnya para semut adalah jalan-jalan ke tempat sampah, oleh karena itu, kalo di tempat sampah ada kulit telur, atau bungkus permen atau benda-benda lain yang mungkin mengundang semut, saya buru-buru membuangnya :D.

selama ini sih lancar-lancar saja :D.

ada tempat download yg legal... tp sangat sedikit sekali... mis download dari nokia / iTunes
yg banyak adalah download illegal. kenapa tidak ditutup linknya? biasanya tempat download begini bersifat share antara user ke user.
jadi pemilik web tidak bertanggung jawab atas content. yg men-upload adalah user jg, padahal semestinya user/pembeli bahkan dari CD original tidak punya hak utk melakukan duplikat, apalagi penyebaran.

wah, ternyata tempat download itu ilegal yah? ;D baru tahu saya... mesti diusahakan berhenti nih ;D.
alternatif lain mungkin saya bisa pinjem aja deh :)).
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: tesla on 01 January 2011, 12:51:33 PM
di rumah saya sih ada beberapa lubang semut, saya sering perhatiin kemana mereka pergi, biasanya membentuk konvoi yang panjang ;D. dari situ saya tahu apa aja yang mereka lakukan, selanjutnya saya berusaha untuk meniadakan kondisi itu secara rutin ;D, semutnya menghilang kok, tapi kalo kondisi itu muncul lagi, semutnya muncul lagi ;D. biasanya tempat favoritnya para semut adalah jalan-jalan ke tempat sampah, oleh karena itu, kalo di tempat sampah ada kulit telur, atau bungkus permen atau benda-benda lain yang mungkin mengundang semut, saya buru-buru membuangnya :D.
tepatnya lokasi lubang adalah pintu masuk rumah saya... semutnya yah keluar jalan2 entah kemana :))
tetangga udah anjurin utk disiram oli secara rutin agar semutnya ga menggali lagi... takut tanah dibawah keropos, krn emg lubangnya semakin besar dan keluar butir2 pasir... :|
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bawel on 01 January 2011, 01:34:19 PM
tepatnya lokasi lubang adalah pintu masuk rumah saya... semutnya yah keluar jalan2 entah kemana :))
tetangga udah anjurin utk disiram oli secara rutin agar semutnya ga menggali lagi... takut tanah dibawah keropos, krn emg lubangnya semakin besar dan keluar butir2 pasir... :|

oh di daerah perbatasan rumah semutnya, yah repot juga yah ;D.

kalo gitu sepertinya pembunuhan tidak bisa dihindari, dibanding disirem, lebih baik disuntikkan saja, jadi olinya ngak belepotan kemana-mana ;D.

atau kalo memungkinkan, lantainya dibongkar aja, kemudian diperbaiki, sehingga tidak ada rongga lagi yang bisa dijadikan sarang semut lagi ;D.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 18 January 2011, 06:14:40 PM
Mau nanya nih apakah marah/menyimpan kebencian menyebabkan tekad utk berlatih atthasila menjadi batal?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 18 January 2011, 06:49:07 PM
nope bin tidak :)

tidak ada yg bisa menyebabkan tekad utk berlatih atthasila menjadi batal selain diri sendiri yg memang tidak mau lagi beratthasila.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 18 January 2011, 07:51:28 PM
Maksudnya bukan itu, maksud saya jika seseorang marah/menyimpan kebencian, apakah melanggar Atthasila yg sedang dijalankannya?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 18 January 2011, 07:59:33 PM
Maksudnya bukan itu, maksud saya jika seseorang marah/menyimpan kebencian, apakah melanggar Atthasila yg sedang dijalankannya?

jika marah/benci memuncak hingga membunuh makhluk hidup -> melanggar sila 1
jika marah/benci memuncak hingga mencuri milik orang lain -> melanggar sila 2
jika marah/benci memuncak hingga berselingkuh dengan istri orang lain -> melanggar sila 3
...
...
...
dst
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 18 January 2011, 08:00:42 PM
kl tidak salah tidak ada sih saya berusaha untuk menghindari marah/benci dalam salah satu sila dari atthasila
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 18 January 2011, 09:04:01 PM
jika marah/benci memuncak hingga membunuh makhluk hidup -> melanggar sila 1
jika marah/benci memuncak hingga mencuri milik orang lain -> melanggar sila 2
jika marah/benci memuncak hingga berselingkuh dengan istri orang lain -> melanggar sila 3
...
...
...
dst

Jika marahnya tidak sampai menyebabkan terjadinya perbuatan secara fisik (kaya-kamma), hanya dalam pikiran (mano-kamma), misalnya perasaan kesal, jengkel, marah, benci, dst, mungkin tidak melanggar Atthasila kan?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 18 January 2011, 09:10:47 PM
Jika marahnya tidak sampai menyebabkan terjadinya perbuatan secara fisik (kaya-kamma), hanya dalam pikiran (mano-kamma), misalnya perasaan kesal, jengkel, marah, benci, dst, mungkin tidak melanggar Atthasila kan?

IMO sila hanya mengatur ucapan dan perbuatan, tidak ada sila yg mengatur pikiran
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 18 January 2011, 10:37:12 PM
Ok,thx atas penjelasannya
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: dhammadinna on 26 January 2011, 03:35:45 PM
Penggalan wawancara, diterjemahkan (secara bebas) dari:   
http://sayadawutejaniya.org/wp-content/uploads/2008/08/Awareness-Alone-Is-Not-Enough.pdf

Yogi: Saya mengalami banyak rasa ngantuk dalam retret ini. Ketika saya tidak merasa ngantuk, saya merasa gelisah dan kemudian mulai mengomentari pengalaman saya. Sekitar seminggu yang lalu, saya menyadari bahwa sila saya tidak sebaik dulu. Tahun ini saya telah melakukan beberapa hal yang seharusnya tidak dilakukan. Saya juga memperhatikan bahwa pikiran saya banyak menghakimi perilaku orang lain. Ini saya lakukan untuk meyakinkan diri bahwa saya bukanlah orang yang buruk. Ini tampak seperti trik dalam pikiran untuk membuat saya tidak terlalu merasa bersalah. Pertanyaan saya adalah: Apa yang harus saya lakukan untuk memperbaiki sila? Saya merasa tidak dapat melakukan praktik seperti yang telah saya lakukan di masa lalu.

SUT: Anda tidak bisa merubah masa lalu. Jangan pikirkan masa lalu!

Yogi: OK, jadi saya harus terus maju. Bagaimana seharusnya saya melakukannya?

SUT: Bila Anda memiliki samadhi pada setiap momen ini, sila Anda murni. Mengapa Anda memikirkan sila di masa lalu? Anda berbuat salah, OK, tapi apakah Anda bisa kembali ke masa lalu?

Yogi: Tidak.

SUT: Jadi tinggalkan.

Yogi: Apakah yang saya pikirkan tadi adalah bentuk kekotoran batin?

SUT: Ya, Anda melekat pada kesalahan yang telah dilakukan. Apa alasan yang membuat Anda tidak mampu menjaga kemurnian sila? Apakah lobha (ketamakan) atau nafsu keinginan?

Yogi: Ya.

SUT: Apakah "diri" Anda tamak?

Yogi: Tidak.

SUT: Jadi Anda memahami, dikarenakan oleh terlalu banyak ketamakan maka kuranglah sila. Sila yang tidak murni bukanlah sila “Anda”. Dan sekarang, dengan perkembangan samadhi, sila kembali murni.

Inggrisnya: ShowHide

Yogi: I have been experiencing a lot of sleepiness on this retreat. When I do not feel sleepy I feel agitated and then there is this running commentary on my experiences. About a week ago, I realized that my si-la-base is not as stable as it has been in the past. This year I have done a number of things I wish I had not done. I also noticed that my mind is judging other people’s behaviour a lot, and I think it is doing this in order to assure myself that I am not such a bad person after all. This seems a kind of trick of the mind to make me feel less guilty about the unwholesome things I have done. My question is: What can I do to re-establish a sound base of si-la? I feel I cannot practise in the way I did in the past unless I become a more virtuous person.

SUT: You cannot change the past. Don’t think about the past!

Yogi: OK, so I need to go forward. How should I do this?

SUT: If you have sama-dhi in this very moment, your si-la is pure. Why do you think about the past si-la? You made mistakes, OK, but can you go back?

Yogi: No.

SUT: So leave it behind.

Yogi: Is it a defilement to keep holding on to this?

SUT: Yes, you are attached to the wrong you have done. What was the reason that you were not able to keep pure si-la? Was it lobha; greed or desire?

Yogi: Yes.

SUT: Is that greed ‘you’?

Yogi: No.

SUT: So you understand that because there was too much greed, there was a lack of si-la. The si -la that was not pure was not your si-la. And right now, with the development of sama-dhi, si-la is pure again.


Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 26 January 2011, 04:06:45 PM

harusnya

SUT: Jadi Anda memahami, dikarenakan oleh terlalu banyak ketamakan maka kurangnya sila. Sila yang tidak murni bukanlah sila “Anda”. Dan sekarang, dengan perkembangan samadhi, sila kembali murni.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Dhamma Sukkha on 27 January 2011, 10:14:01 PM
w akhir2 ini lengah akan pengendalian ucapan benar... tapi w akan berusaha lagii... agar ucapan benar dapat terlaksanaa... punya 2 telinga satu mulut gunanya utk mendengar, bukan byk omongg... byk omong bisa membahayakan diri sendiri dan org lainn... bisa2 tanpa sengaja kita bisa melukai hati org lain, pepatah mengatakan mulutmu harimaumu...
w lengahh, masuk ke rumah org, gara2 mo ke atap nikmati udara sejuk, tau2 mangga tetangga ilang, w yg jadi tersangka utama, padahal w kgk mungkin ambil... T__T"" mangganya masak ato ngga wnya aja kgk ngerti...
sebenarnya w lengahnya di tdk dengerin orang tua ngomong... ^^?""" kesalahan w juga sihh... :whistle: :whistle: :whistle:
hari berikutnya wnya akan berusaha gak lengahh... \Y0Y/
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: No Pain No Gain on 11 February 2011, 05:46:26 PM
atthasila boleh ngenet gak? trus boleh dgr lagu paritta? boleh minum jus melon? ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: kullatiro on 11 February 2011, 08:43:13 PM
jus melon nya harus disaring dulu agar tidak ada padatan nya. surfing internet untuk menambah wawasan dhamma sah sah saja tapi kalau buka mp3 yang lagu lagu nya bukan untuk membimbing ke arah pemahaman dhamma tapi pada batas kesukaan itu namanya melekat atau memuaskan nafsu indria.

Quote
One should not kill a being or take what is not given;
should not tell a lie or be a drinker of strong drink;
should abstain from uncelibacy, the sexual act;
should not eat at night, the wrong time of day;
 should not wear a garland or use a scent;
 should sleep on a pallet, a mat spread on the ground
— for this eight-factored Uposatha has been proclaimed by the Awakened One to lead to the end of suffering & stress.

The moon & sun, both fair to see,
shedding radiance wherever they go,
 & scattering darkness as they move through space,
brighten the sky, illumining the quarters.
Within their range is found wealth:
pearl, crystal, beryl,
lucky-gem, platinum, nugget-gold,
& the refined gold called 'Hataka.
' Yet they —
like the light of all stars when compared with the moon —
aren't worth one sixteenth
of the eight-factored Uposatha.

So whoever — man or woman —
is endowed with the virtues of the eight-factored Uposatha,
having done meritorious deeds,
productive of bliss, beyond reproach,
goes to the heavenly state.
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an03/an03.070.than.html (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an03/an03.070.than.html)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 11 February 2011, 10:36:35 PM
atthasila boleh ngenet gak? tergantung buat apa. kalau buat hiburan tentu tidak.

trus boleh dgr lagu paritta? lagu paritta? lagu? no. itu kekna lebih dominan nada/lagunya dibanding isi/makna nya

boleh minum jus melon? idealnya sih water aja, karena nanti jadi sibuk cari minuman apa yg boleh, untuk pemuasan inderawi
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Umat Awam on 28 March 2011, 08:14:16 PM
Permisiiiii........... ada ga ya yang bisa memberikan atau memberitahu dimana saya bisa mendapatkan isi Muluposatha Sutta dalam berbahasa indonesia secara lengkap ?

Saya hanya mendapatkan yg berbahasa inggris dan alhasil sy jadi kurang memahami krn kurang paham bahasa inggris..

atas bantuannya saya ucapkan kasih terima..
_/\_
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 29 March 2011, 02:39:06 PM
 [at] ^: mungkin membantu
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=13067.0
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Umat Awam on 29 March 2011, 09:45:54 PM
Anumodana Boz Andry.. sangat membantu.. _/\_

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 05 July 2011, 11:40:30 PM
up up up....
msh adakah yg menjalankan praktik ini
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 06 July 2011, 06:12:57 AM
masa nda ada :P
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 06 July 2011, 11:06:08 AM
up up up....
msh adakah yg menjalankan praktik ini

masih donggg...  :D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Smurfette on 06 July 2011, 09:54:41 PM
Apakah dalam menjalankan atthasila, boleh memakai sunblock? (konyol banget pertanyaannya yeah, tapi kalau ga pakai sunblock muka serasa terbakar apalagi kalau bepergian di tengah terik panas matahari)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 06 July 2011, 09:59:15 PM
Apakah dalam menjalankan atthasila, boleh memakai sunblock? (konyol banget pertanyaannya yeah, tapi kalau ga pakai sunblock muka serasa terbakar apalagi kalau bepergian di tengah terik panas matahari)
ane pikir wajar lah, selama masih umat awam
dgn tujuan kesehatan.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 06 July 2011, 10:11:32 PM
Apakah dalam menjalankan atthasila, boleh memakai sunblock? (konyol banget pertanyaannya yeah, tapi kalau ga pakai sunblock muka serasa terbakar apalagi kalau bepergian di tengah terik panas matahari)

kalo akal2an pake sunblok sbg topeng untuk mempercantik diri, ya gak boleh lah
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 06 July 2011, 11:08:44 PM
Apakah dalam menjalankan atthasila, boleh memakai sunblock? (konyol banget pertanyaannya yeah, tapi kalau ga pakai sunblock muka serasa terbakar apalagi kalau bepergian di tengah terik panas matahari)
kalo atthasilanya setiap hari uposatha cc, artinya sekali dalam seminggu..
saya pikir sehari tanpa sunblok tak akan ada masalah..  :)
tapi jika memang memakai atas tuntutan pekerjaan ya g masalah, cetananya aja yang perlu diperbaiki..
(bukan dengan tujuan untuk mempercantik tubuh)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Mr.Jhonz on 10 July 2011, 01:26:31 PM
tanya; minum juice pada saat athasila,boleh?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bawel on 10 July 2011, 09:12:31 PM
tanya; minum juice pada saat athasila,boleh?

mau minum jus apa om jhonz? ;D

kalo minum jus itu mesti disaring sampai benar-benar tersisa airnya aja ;D.
kalo belum kuat tahan lapar, saya lebih saranin minum madu aja, lebih sehat dari buah, asal madunya asli ;D.
tapi kalo mau yang lebih simple, minum air aja yang banyak ;D.
lapernya langsung hilang, sekaligus bisa untuk detoks ;D.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Mas Tidar on 10 July 2011, 09:58:11 PM
tanya; minum juice pada saat athasila,boleh?


minum jus diperbolehkan asal :
- tidak mengandung serat dan bulir buah pada jus tersebut (harus benar2 cairan saja).

Pada suatu vihara hutan, pada saat jadwal sitting terpanjang dalam 1 hari (selama 4jam) selesai, para bhikkhu, samanera dan yogi diberi dana minum jus buah.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: M14ka on 10 July 2011, 10:34:32 PM
Ngemil jg gak boleh ya? Laper donk... Kalo laper meditasi jg gak konsen kan?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bawel on 10 July 2011, 10:39:44 PM
Ngemil jg gak boleh ya? Laper donk... Kalo laper meditasi jg gak konsen kan?

kalo menuruti semua keinginan gimana caranya bermeditasi? ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Mas Tidar on 11 July 2011, 03:55:50 AM
Ngemil jg gak boleh ya? Laper donk... Kalo laper meditasi jg gak konsen kan?

memang pada awalnya akan menimbulkan rasa lapar dijam2 tertentu dan biasanya
- rasa lapar itu akan timbul selama beberapa waktu setelah itu akan hilang dengan sendirinya
- memberi sedikit pengalihan perhatiaan pada aktivitas kita shg pikiran kita mempunyai objek yg lebih kuat dari rasa lapar dan pengalihan objek pikiran ini biasanya cukup manjur ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Mr.Jhonz on 11 July 2011, 05:46:07 AM
mau minum jus apa om jhonz? ;D

kalo minum jus itu mesti disaring sampai benar-benar tersisa airnya aja ;D.
kalo belum kuat tahan lapar, saya lebih saranin minum madu aja, lebih sehat dari buah, asal madunya asli ;D.
tapi kalo mau yang lebih simple, minum air aja yang banyak ;D.
lapernya langsung hilang, sekaligus bisa untuk detoks ;D.
yg minum juice,ada refrensinya om?

Thank
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bawel on 11 July 2011, 10:58:09 AM
yg minum juice,ada refrensinya om?

Thank

loh memang masih butuh referensi yah om? ;D

kalo minum jus yang masih ada daging buahnya, misalnya seperti jus alpukat yang kental itu, kan ngak ada bedanya dengan makan bubur, semuanya sama-sama tinggal ditelan ;D. dan itu termasuk makan jadi tidak sesuai dengan sila ke 6 ;D. beda kalo cuma tinggal airnya, itu baru namanya minum ;D.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sangkiu on 22 September 2011, 02:29:13 PM
Sila ke 6 tengah hari maksudnya jam 12 pas yaa?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 22 September 2011, 04:28:58 PM
Sila ke 6 tengah hari maksudnya jam 12 pas yaa?
tengah hari sebenarnya tidak selama tepat jam 12, namun agar lebih memudahkan biasanya memang berpatokan pada jam, yaitu pukul 12.00.  :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 22 September 2011, 04:54:47 PM
 _/\_ tadi saya jalan2 ke group BEBAS DIALOG AGAMA BUDDHA yang ada di Facebook, dan membaca sebuah posting dari salah satu Bhante, tentang Attha Sila, sebenarnya saya agak bingung, makanya ingin bertanya.  ;D
ini isi postingnya
Quote
Idealnya, latihan Atthasila di wihara, spt konteks awal penjelesan bhante diatas. Alasannya, kl di wihara suasananya mendukung, selain pasilitas, dsb, juga wktunya bnyak bs digunakan untuk meditasi yg di bimbing oleh para bhikkhu. Latihan Atthasila bukan sekadar belajar teori Dharma lagi, tp sdh masuk ke praktik Dharma yg cukup berat dan tinggi.

Banyak umat Indon yg mencoba latihan Atthasila sambilan kerja di kantor, d tunggu took, dsb. Akibatnya, spt bnyak yg ditanyakan umat contohnya topik diatas. Jawabnya pasti RIBET, RESEH, REWEL, KRN ATURANNYA DIBUAT SEENAK SENDIRI.
Hasil akhirnya pasti tdk sesuai Dharma yaitu: jadi Sombong, Ego makin Kuat, Merasa sdh SUCI, Munafik, dsb.

Hrs ingat, wktu mau latihan Atthasila minta kpd bhikkhu atau baca sendiri 8 sila (Atthasila), bila sdh mau berhenti, hrs kembali ke 5 sila minta kpd bhikkhu atau baca sendiri 5 sila (Pancasila), hal ini yg tdk diperhatikan oleh umat.

Bila wktu berhenti tdk minta kpd bhikkhu atau membaca sendiri 5 sila (Pancasila), maka anda selamanya membawa janji 8 sila (Atthasila). Anadai anda tdk mejalani 8 sila, maka anda membawa KARMA BURUK dg JANJI yg tdk dijalankan, ini bahaya bagi anda sendiri akibatnya.

yang tulisan hijau itu, menurut teman2, apakah memang mesti demikian?
kemudian mengenai kamma buruk itu benarkah?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 22 September 2011, 04:57:36 PM
ada lagi.. yang ini lebih membuat saya bertanya2 dalam hati seorang diri.  ;D
Quote
Diskusi Dharma; Tanya: Bhante, Namo Buddhaya, saya mau menanyakan masalah Athasila pada sila ke 7. tidak boleh memakai kosmetik atau mendengarkan music. Bhante, bagaimana jika kita bekerja di kantor, padahal kita ingin melatih Athasila? apakah maksud d tujuan dr Athasila semua itu? Apa kita tidak boleh berlebihan atau tidak sama sekali? Mohon masukan dari bhante,terima kasih. Teman2 tlg ks koment yg benar dan berguna, sadhu.

MUSIK ADALAH ENERGI (CHI) UNIVERSAL.
Musik adalah Aliran Energi yg Universal, Musik bukan hanya ada di dunia saja, bahkan Musik masuk ke Alam Dewa (Surga) baca didlm Sutta2 (Sutra2). Sebab itu, musik tak pernah MATI, musik tak ada matinya dan Musik tak pernah Mati.
Fakta: Musik Energi Universal ialah ketika pertapa Gotama (calon Buddha) sedang bertapa dan meditasi secara EKSTRIM di bawah pohon Bodhi, hingga hampir mati tak mencapai apa yg di-cita2 kan.

Tiba2 para Dewa mengalunkan Musik yg berisi Dharma; Jika Senar Gitar ini terlalu Tegang, maka akan Putus (Mati), Sebaliknya, bila Senar Gitar ini terlalu Kendur,maka suaranya tdk enak terdengar (kacau).
Pertapa Gotama (calon Buddha) MENDENGARKAN MUSIK tsb (para Dewa), lalu timbul KESADARAN UTUHNYA (KEBIJAKSANAAN). Kemudian, Beliau mengubah cara bertapa dan Meditasinya.

Akhirnya, setelah MENDENGARKAN MUSIK tsb, Pertapa Gotama mencapai cita2 Nya menjadi BUDDHA artinya KESADARAN SEMPURNA.
DENGAN DASAR INILAH BUDDHA TDK MELARANG MENDENGAR MUSIK, TAPI TDK BOLEH MAIN MUSIK.

Pandangan Sempurna Buddha sungguh Dahsyat dan LuarBiasa, yg dapat memandang jauh ke depan.

Buktinya, saat ini hampir semua Negara Buddhis memproduksi MUSIK DHARMA, yaitu PARITTA KARANIYA-METTA- SUTTA, MANGGALA SUTTA, RATANA-SUTTA, JAYAMANGGALA-GATHA, JINAPANJARA, dsb. Semua Liam-Keng diiringi Alunan Musik, Mantra Tantrayana (Wajrayana) juga diringi Musik.

Hingga Alm.bhante Girirakkhita pun ikut2an menciptakan Lagu2 Budhhis, yg sampai saat ini masih terkenal, bila kita mendengar lagu2 tsb, kita ingat kpd jasa baiknya Alm. bhante Girirakkhita.

Dari banyak para Peneliti menyatakan; ternyata Musik bisa Melembutkan Hati dan Pikiran yg Tegang. Musik bisa membawa Kedamaian Batin, Musik dapat menjadi TERAPI OTAK DAN SARAF YG TEGANG.

Saat orang sedang EMOSI bisa sembuh seketika bila MENDENGAR MUSIK. Musik dpt membawa Pesan Cinta, Ungkapan hati yg Gembira, Bahagia, Sedih, dsb.
Prof.Dr. Hiromi Shinya dari Jepang, seorang dokter kelas dunia Spesial ahli Enzim dan Mikroba dalam bukunya menulis: 7 Tips Panjang Umur antara lain; Tertawalah, Menyanyilah (mendengar Musik).

Inilah satu Alasan Buddha tdk melarang MENDENGAR MUSIK, tapi tdk blh MAIN MUSIK.

apasih sebenarnya tujuan dari attha sila itu sendiri?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 22 September 2011, 07:01:11 PM
di groupnya dc jg ada post tuh. tapi cuma di group dc aja dapet respond yg berbeda

http://www.facebook.com/groups/dhammacitta/?id=153422558082874 (http://www.facebook.com/groups/dhammacitta/?id=153422558082874)

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 23 September 2011, 08:24:12 AM
di groupnya dc jg ada post tuh. tapi cuma di group dc aja dapet respond yg berbeda

http://www.facebook.com/groups/dhammacitta/?id=153422558082874 (http://www.facebook.com/groups/dhammacitta/?id=153422558082874)
makasih ko medho.  :)
sudah jelas sekarang. sebenarnya di group sana juga ada yang kasi respon berbeda, cuma g setajam silet yang di group DC.  ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bawel on 01 October 2011, 02:48:04 PM
Quote
Inilah satu Alasan Buddha tdk melarang MENDENGAR MUSIK, tapi tdk blh MAIN MUSIK.

mendengarkan musik itu sama saja dengan menonton pertunjukan, karena jaman dulu belom ada cd, vcd, dvd, radio, kaset dll untuk merekam suara, jadi dulu musik dilakukan secara live dan itu termasuk pertunjukan dengan menontonnya ;D.
begitu juga dengan sekarang, walau cuma terdengar suaranya saja, tapi jika dilakukan dengan sengaja untuk mendengarkannya itu sudah termasuk dalam pertunjukan ;D.

beda halnya dengan terdengar ;D. kalo terdengar itu hanya dianggap sebagai fenomena dari lingkungan sekitar saja ;D. sama seperti suara petir, suara air, jangkrik dll.

oot: penggunaan kata yang di caps lock itu untuk apa yah? ;D apakah penulisan baku juga boleh menggunakan kata atau kalimat yang seluruhnya di caps lock? ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 01 October 2011, 04:19:48 PM
mungkin sebagai penegasan comel.  :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: kamala on 01 October 2011, 04:58:16 PM
lalu bagaimana dengan sila untuk melatih untuk tidak duduk dan tidur di tempat yang mewah dan tinggi ??
bagaimana defenisi mewah dan tinggi ?
sofa apakah termasuk ?
spingbed tempat tidur kita apakah termasuk ?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 01 October 2011, 05:24:40 PM
ciri kriteria besar dalam Atthakatha :
1. tempat tidur / duduk yang dihiasi dengan gambar binatang buas seperti harimau, buaya, dll.
2. kulit binatang dengan dulu2 panjang (< 4")
3. penutup dari wol, penuh dengan sulaman yang rumit (tidak sederhana)
4. penutup dari wol dengan desain rumit
5. penutup dari wol dengan gambar bunga
6. penutup dari wol dengan gambar rumit dan berbagai jenis hewan
7. penutup dari wol dengan bulu2 dikedua sisi
8. penutup dari wol dengan bulu di satu sisi
9. penutup yang terbuat dari kulit harimau
10. kain penutup warna merah
11. pengalas dari kulit gajah
12. pengalas dari kulit kuda
13. pengalas dari kereta kuda
14. penutup yang ditenun dari benang emas dan sutra lalu dilipit (dijahit pinggir) dengan benang emas
15. penutup tenunan sutra dan dilipit dengan benang emas
16. penutupdari wol yang cukup luas bagi 16 penari untuk menari diatasnya
17. penutup yang terbuat dari kulit musang kesturi
18. tempat tidur dengan bantal merah pada kedua ujungnya
19. matras yang diisi dengan kapuk saja
selain itu istilah "besar" / "luas" bisa juga merujuk pada tempat tidur yang cukup besar untuk 2 orang / lebih.

3 unsur pokok sila ke 8 :
1. uccasayana mahasayanam : tempat tidur tinggi atau besar (8sugata = 20 inchi = 60cm)
2. uccasayana mahasayanam sannita : menyadari bahwa itu adalah tempat tidur tinggi / besar
3. abhinisidanam va abhinipajjanam : duduk atau berbaring di tempat tidur tersebut

sepertinya point yang kedua ini mengacuh pada keyakinan diri sendiri, jika kita meragukan suatu tempat tidur / duduk itu diperbolehkan atau tidak, ataupun mencurigai bahwa itu adalah mewah, maka sebaiknya kita menghindari untuk tidur / duduk di atasnya.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: kamala on 01 October 2011, 10:27:36 PM
sis hema, Anumodana _/\_
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 02 October 2011, 01:00:16 PM
sis hema, Anumodana _/\_
_/\_
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bluppy on 21 October 2011, 05:05:46 PM
sekadar penasaran,
saat berlatih atthasila
menurut anda mana yg paling sulit dan paling mudah
dari bagian2 dalam sila 6-8 ?

untuk saya,
yg paling mudah tidak memakai wangi2an, berdandan
yg paling sulit tidak makan setelah jam 12 siang

bagaimana dengan anda?

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 23 October 2011, 01:38:58 PM
menurut saya semuanya tidak sulit.  :))
*sombongggggg..

tapi yang sering tidak terkendali adalah pas lewat depan tv terus singgah bentaran atau melirik.  ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: The Ronald on 23 October 2011, 04:01:33 PM
sekadar penasaran,
saat berlatih atthasila
menurut anda mana yg paling sulit dan paling mudah
dari bagian2 dalam sila 6-8 ?

untuk saya,
yg paling mudah tidak memakai wangi2an, berdandan
yg paling sulit tidak makan setelah jam 12 siang

bagaimana dengan anda?


mengatasi rasa bosan....
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: dhammadinna on 24 October 2011, 06:56:15 AM
sekadar penasaran,
saat berlatih atthasila
menurut anda mana yg paling sulit dan paling mudah
dari bagian2 dalam sila 6-8 ?

untuk saya,
yg paling mudah tidak memakai wangi2an, berdandan
yg paling sulit tidak makan setelah jam 12 siang

bagaimana dengan anda?

Sama. Dulu, tidak makan setelah jam 12 siang, tidak masalah. Sekarang kok ya terasa berat. Salah satu faktornya karena kerja sampe sore dan kadang stres, bisa bikin selera makan meningkat.. ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 24 October 2011, 10:30:50 AM
gw bingung dgn judulnya, emang org praktek atasila butuh dukungan? dan butuhkan pengakuan?
* lirik tetangga "bsok hari uposatha"
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bluppy on 24 October 2011, 10:35:54 AM
butuh dukungan
karena kalau berlatih sendiri rasanya kesepian
dan jadi suka malas, cari2 alasan untuk ngk atthasila

kalo ada dukungan
setidaknya merasa ada org lain yg berlatih bersama
biarpun tempat nya berjauhan
dan punya tekad yg lebih besar
untuk melaksanakan atthasila itu

kalau untuk org yg pengendalian dirinya lebih kuat
mungkin tidak butuh lagi dukungan itu
tapi sayangnya saya belum punya pengendalian diri yg kuat  :|

tidak butuh pengakuan sih
tapi butuh kalyanamitta
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 24 October 2011, 08:32:03 PM
butuh dukungan
karena kalau berlatih sendiri rasanya kesepian
dan jadi suka malas, cari2 alasan untuk ngk atthasila

kalo ada dukungan
setidaknya merasa ada org lain yg berlatih bersama
biarpun tempat nya berjauhan
dan punya tekad yg lebih besar
untuk melaksanakan atthasila itu

kalau untuk org yg pengendalian dirinya lebih kuat
mungkin tidak butuh lagi dukungan itu
tapi sayangnya saya belum punya pengendalian diri yg kuat  :|

tidak butuh pengakuan sih
tapi butuh kalyanamitta

oohh.. kalo begitu ayo kita berlatih bersama cc, cc g sendiri kok..  _/\_
sekarang harus lebih semangat..  :)
hari rabu nanti uposatha cc.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 27 October 2011, 02:55:45 PM
boleh gak nanya lagi sdri hema?

setelah lepas uposata, apakah pd hari2 biasa kewaspadaan itu masih mengikuti?
atau mulai agak longgar2...

lalu apakah ada perbedaan antara uposata pd bulan gelap n bulan terang?

thx b4
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 27 October 2011, 03:40:20 PM
mau nanya nih sis hema...
menjalankan atthasila, biasanya sis ada maen komputer kaga??
apakah main komputer termasuk pelanggaran atthasila??
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bluppy on 27 October 2011, 07:31:18 PM
usul : diskusinya dipindahin ke thread
Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18780.0

karena post yg ini judulnya
" besok hari uposatha "
untuk menghargai TS
dan agar tidak jadi oot
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bluppy on 27 October 2011, 07:54:38 PM
katanya hari ini adalah hari uposatha,

apa seh yg di dapatkan(manfaat) dr yg menjalankan uposatha?
(tentunya berdasarkan relaitas yg dialami, bukan berdasarkan teori2/sutta2/kata org/wat eper)

B = hari biasa
A = hari yang menjalankan atthasila

B = pulang kerja, maen internet 1-2 jam, kadang2 nonton dvd
A = pulang kerja, ngk bisa nonton, ngk bisa makan, ngurangin maen internet jadi langsung mandi, medit en tidur
manfaat = punya lebih banyak waktu untuk kasih istirahat badan dan pikiran


B = maen internet, nonton sambil ngemil, sering makan karena bosen, bt, atau maruk aja, bukan karena laper beneran
A = siang, sore, malem ngk bisa ngemil. jadi sadar kalo biasanya makan karena lobha aja. sore2 kalau rasanya laper, setelah diamati perut/fisik masih sedikit kenyang, tapi pikiran yang dikuasai nafsu keinginan pengen makan yg enak2 hehehe
manfaat = setelah berhasil melewati nafsu keinginan, bertahan sampai besok pagi perut rasanya lebih plong en lega, ternyata enak juga rasanya puasa. kasih istirahat untuk perut


B = banyak nonton, banyak baca, banyak masukin "sampah" ke dalam pikiran
A = ngk nonton, tapi masih baca. waktu tidur otak lebih kosong dikit
manfaat = mengurangi kadar sampah2 dalam pikiran untuk hari itu
                 

kesannya pengalaman saya kok superficial banget yag?
tapi memang itu yg saya rasakan, manfaat nya simple2 semua
but i still like it  ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 27 October 2011, 08:46:07 PM
kalo maen internet masih termasuk pelanggaran atthasila atau tidak yah??
mohon pencerahannya.
 _/\_
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 27 October 2011, 09:49:52 PM
kalo maen internet masih termasuk pelanggaran atthasila atau tidak yah??
mohon pencerahannya.
 _/\_
apa tujuan dr anda main internet?
internet disini adalah salah satu jenis jejaring sosial
bukan indomie telor kornet
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 27 October 2011, 09:54:55 PM
apa tujuan dr anda main internet?
internet disini adalah salah satu jenis jejaring sosial
bukan indomie telor kornet

kalo misalnya buat main game online, apakah berbeda dengan apabila kita main internet dengan tujuan browsing, atau masuk baca2 artikel buddhis buat nambah pengetahuan buddhisme??
lalu, apakah semuanya termasuk pelanggaran atau tidak??
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 27 October 2011, 10:06:13 PM
kalo misalnya buat main game online, apakah berbeda dengan apabila kita main internet dengan tujuan browsing, atau masuk baca2 artikel buddhis buat nambah pengetahuan buddhisme??
lalu, apakah semuanya termasuk pelanggaran atau tidak??
saya tidak tahu pasti, tp yg menjadi patokan bagi saya adalah
pd saat upo, ketajaman awarnes itu dipakai untuk analisa batin yg terus menerus, jd sama sekali tak ada acara "keluar".
walau hanya untuk lihat berita...
atau ceramah dama siapa pun
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 27 October 2011, 10:10:30 PM
saya tidak tahu pasti, tp yg menjadi patokan bagi saya adalah
pd saat upo, ketajaman awarnes itu dipakai untuk analisa batin yg terus menerus, jd sama sekali tak ada acara "keluar".
walau hanya untuk lihat berita...
atau ceramah dama siapa pun
berarti kita juga tidak diperbolehkan pergi ke vihara??
kan di vihara juga ada ceramah dhammanya??
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 28 October 2011, 09:10:41 AM
berarti kita juga tidak diperbolehkan pergi ke vihara??
kan di vihara juga ada ceramah dhammanya??
mas ente gak liat tulisan gw???
kan gw bilang gw, gak tao pasti...
hal2 yg gw lakukan itu, ya tolak ukur gw.
kalo ente mau A,b,c dan d ya seterah mas...
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 28 October 2011, 09:58:06 AM
boleh gak nanya lagi sdri hema?

setelah lepas uposata, apakah pd hari2 biasa kewaspadaan itu masih mengikuti?
atau mulai agak longgar2...

lalu apakah ada perbedaan antara uposata pd bulan gelap n bulan terang?

thx b4
iya masih mengikuti, tapi biasanya tidak sewaspada ketika hari uposathanya, hanya saja masih sering keinget, ini boleh apa tidak ya?
pas ingat, oh udah g uposatha, jadi boleh, karna boleh jadi dilakukan.
tapi terkadang juga walaupun boleh tetap g saya lakukan sih.
hehehe..
misalnya setelah uposatha kan boleh mendengarkan hiburan lagi, boleh make up, dan sebagainya, tapi terkadang tidak saya lakukan, karna ketika melihat bahwa itu tidak membawa manfaat maka pada saat itu yang terpikir adalah lebih baik jika saya bisa untuk tidak melaksanakannya.
jadi memang seperti masih ada sisa2 yang dibawa dari uposatha itu, hanya kalo pengalaman saya, seringnya g berlangsung lama, paling satu atau dua hari setelah uposatha. itulah mengapa pentingnya latihan secara terus-menerus, karena saat kewaspadaannya udah mulai lemah, waktu uposatha datang lagi, jadi ditingkatkan lagi.
walu mungkin ada baiknya jika kita bisa terus menjaga kewaspadaan itu.  :)
saya sekarang agak sulit sih, karna jujur sekarang saya merasa latihan saya mulai menurun, tapi sudah mulai saya tingkatkan lagi belakangan ini.
batin ini kalo tidak dilatih memang akan semakin keruh.

pernah suatu waktu, saya merasakan kebosanan yang mungkin tak tertahankan lagi, sampe akhirnya saya hampir memutuskan untuk berhenti melatih uposatha sila. tapi sepertinya saya tak kuasa, walaupun uposathanya abal2, tapi tetap saya jalankan, akhirnya dengan terus berusaha, bisa juga bertahan sampe sekarang.
kalo saya g bisa menjadi lebih baik, setidaknya saya tidak meninggalkan latihan ini lah (pikirku selalu begitu), setidaknya saya g lebih buruk. karna kalo saya meninggalkan latihan yang sudah sejak lama saya jalani, pasti akan terasa lebih bebas bagi saya, tapi disatu sisi saya juga menjadi tidak punya rem dalam kehidupan ini.
hahahhaa...
syahdunya..  :-[
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 28 October 2011, 10:07:27 AM
mau nanya nih sis hema...
menjalankan atthasila, biasanya sis ada maen komputer kaga??
apakah main komputer termasuk pelanggaran atthasila??
dulu, saya g bisa sehari tak buka komputer.
jadi ada2 aja alasannya, walau lagi uposatha, pasti buka.
entah itu ngetik2 kah, kerja tugaslah, yang jelas saya buka komputer begitu.
hanya saja, ketika saya buka, saya tau kalo ini g boleh, saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan itu hanyalah untuk memenuhi / menutupi kejenuhan saya.
karna kalo lagi uposatha, semuanya memang menjadi lebih terbatas, beda dengan hari biasanya.
makanya kalo lagi uposatha, biasanya saya suka ngantuk. hehehhe.
soalnya g tau mau buat apa.

yang lebih parah lagi, dulu saya tetep main FB.
hehhee..
sampe akhirnya mampir ke sini, lalu saya pernah tanya, dikasi penjelasan sama siapa yah, saya lupa.
yang jelas, sekarang yang menjadi pegangan saya adalah, ketika sedang menjalankan uposatha sila, kita harus berusaha sebisa mungkin mengurangi keinginan2 yang tidak bermanfaat, menekan lobha itu sebisa mungkin.
karena keinginan itu pada saat kapan bisa kita cegah, maka selanjutnya akan mudah, dan lagi muncul kebahagiaan ketika kita bisa melakukan itu.
tapi kalo terus kita ikuti, walaupun dapat, senang karena bisa melakukan, tapi setelahnya seperti ada penyesalan begitu, seperti ada sesuatu yang kurang begitu.
bagaimana ya cara menjelaskannya, coba rasakan sendiri deh..  ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 28 October 2011, 10:12:32 AM
kalo maen internet masih termasuk pelanggaran atthasila atau tidak yah??
mohon pencerahannya.
 _/\_
kejam sekali yah rasanya kalo main interet jadi pelanggaran sila.  ;D
sila tambahan dalam 8sila itu adalah anicca sila atau sila suka2, bisa dilaksanakan, bisa juga tidak.
kalopun tidak dilaksanakan ya tidak apa2, tapi kalo dilaksanakan pasti ada manfaatnya.  :)
latihan untuk mengendalikan keinginan.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: M14ka on 28 October 2011, 10:26:47 AM
kejam sekali yah rasanya kalo main interet jadi pelanggaran sila.  ;D
sila tambahan dalam 8sila itu adalah anicca sila atau sila suka2, bisa dilaksanakan, bisa juga tidak.
kalopun tidak dilaksanakan ya tidak apa2, tapi kalo dilaksanakan pasti ada manfaatnya.  :)
latihan untuk mengendalikan keinginan.
Maksudnya anicca sila gmn cc? o ya knp baca buku bole ya? Buku apa aja bole?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 28 October 2011, 07:30:30 PM
Maksudnya anicca sila gmn cc? o ya knp baca buku bole ya? Buku apa aja bole?
maksudnya sila suka2 cece, tidak wajib begitu.  :)
kalo pancasila itu sebutannya nicca sila, atau sila yang wajib dilaksanakan.

menurut saya, bukan baca buku bole apa ndak bole, dan juga bukan buku ini bole ato ndak bole.
kembali lagi, tujuan seseorang melatih sila (dalam hal ini uposatha sila) itu apa?
jika tujuannya adalah untuk melatih diri, untuk lebih menekan lobha, dosa dan moha, untuk mengendalikan tanha, maka sebaiknya sebelum melakukan sesuatu, apapun itu termasuk membaca buku, sebaiknya melihat dulu, pada saat 'keinginan' itu muncul, apakah itu karena tanha atau chanda?
kalo karena tanha, sebaiknya dicegah.
tapi jika keingian timbul semata-mata dilandasi manfaat, membawa pada usaha dan perbuatan, dan membawa pada kemajuan batin, menurut saya, dilanjutkan saja.  :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: saroja devi on 17 December 2011, 12:28:19 PM

Happy uposatha day,23
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: saroja devi on 17 December 2011, 12:29:10 PM

Usahakan setiap hari makan dan minum dalam posisi duduk ;),ala bisa karena biasa....cheers
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 19 December 2011, 08:47:52 PM
 _/\_ cc devi, kalo mau mengingatkan hari uposatha, bisa ke tread yang ini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18150.msg382914;topicseen#new (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18150.msg382914;topicseen#new)
Title: attasila
Post by: Thavaro on 13 June 2012, 08:28:23 PM
 _/\_ Namo Buddhaya..

Brother and sister saya pingin nanya seputar attasilla..
1. Dalam attasila ada dalam salah satu sila yang menyebutkan
   agar tidak mengebakan kosmetik dan mewangian..
   dan yang menjadi pertanyaan apakah diodoran termasuk kosmetik
  atau mewangian?
2. Brother n sister minta tips donk minuman apa saja yang boleh
    dikomsumsi pada saat attasala.. Biar gak lemes..

Sebelumnya trima kasih anumodana..
Title: Re: attasila
Post by: will_i_am on 13 June 2012, 09:31:35 PM
1. mungkin lebih tergantung pada tujuan penggunaannya kali yah...

2. kalau sol minum, apa aja boleh, termasuk jus..
tapi minum jus tidak boleh beserta ampasnya, dan buahnya tidak lebih besar dari sekepalan tangan..
Title: Re: attasila
Post by: Thavaro on 14 June 2012, 07:51:17 AM
Berarti susu boleh? Kopi?
Title: Re: attasila
Post by: sanjiva on 14 June 2012, 08:40:02 AM
Susu tidak diperbolehkan setelah tengah hari.

Kopi boleh, coklat boleh, teh boleh, sirup boleh, madu boleh, tetapi tidak boleh tercampur susu.
Title: Re: attasila
Post by: will_i_am on 14 June 2012, 10:41:28 AM
eh iya, kelupaan..
susu gak boleh..  :)

BTW, Thread ini di merge aja dengan Atthasila support group mod.. ;)
Title: Re: attasila
Post by: Thavaro on 14 June 2012, 12:54:37 PM
Wahh.. Nice info neh buat attasila nanti..
Kalau deodoran gt termasuk koametik n mewangin bukan?
Tp kalau gak pake kan bisa BB bro..  :-[ haha..
Title: Re: attasila
Post by: Thavaro on 14 June 2012, 12:56:33 PM
Gmn cara merge nya.. Haha.. maklum masih newbe..  ;D
Title: Re: attasila
Post by: bluppy on 14 June 2012, 12:56:44 PM
Wahh.. Nice info neh buat attasila nanti..
Kalau deodoran gt termasuk koametik n mewangin bukan?
Tp kalau gak pake kan bisa BB bro..  :-[ haha..


coba saja tidak pakai deodoran sehari
pas hari menjalankan atthasila saja
jika diprotes org2 di sekililing,
nag itu urusan belakangan   ;D
tapi sehari tidak pakai deodoran
harusnya bukan masalah besar

dicoba saja, you won't know if you don't try
Title: Re: attasila
Post by: bluppy on 14 June 2012, 12:58:11 PM
Gmn cara merge nya.. Haha.. maklum masih newbe..  ;D

merge hanya bisa dilakukan oleh moderator

jika anda tertarik membaca
thread2 lain ttg atthasila
di pojok kanan atas bisa search
dengan keyword "atthasila"
selamat mencoba
Title: Re: attasila
Post by: hemayanti on 14 June 2012, 04:23:30 PM
ya, sependapat dengan sis bluppy.
menurut saya, tujuan dari sila ke 7 itu adalah untuk mengurangi kemelekatan2 kita terhadap hal2 yang sebenarnya tidak benar2 penting, tapi yah namanya manusia ingin ini itu jadi dibuat penting semua.  ;D
dicoba dulu, sehari g pake, kalo bau yah tahan aja, hahaha..
atau mungkin kalo biasanya pake 2 atau 3 kali yah bisa latihan dikurangi jadi sekali.
lama2 ditingkatan lagi menjadi g pake, khusus kalo lagi atthasila. :)

perihal minuman, iya yang penting tidak mengandung susu dan turunannya, yogurt, keju, coklat bisa tapi seperti kata om sanjiva, coklat murni yang tidak mengandung susu.
kalo saya sih lebih menyarankan minum yang manis2 saja, perihal jus buah, jangan sampai malah sibuk mikir apa yaaaaa yang boleh, jadi attasila pikir makan bukan melatih sila lagi jadinya nanti. :)
saya seringnya minum teh maniss, sepertinya kita memang butuh yang manis2 supaya bisa menurunkan asam lambung yang mungkin berlebihan karna kondisi lambung yang kosong, dan kalo anget lebih sehat lagi kan ketimbang yang dingin, jadi teh manis anget sih kalo saran saya. :)
buatnya juga g susah dan g perlu mikir susah2.  ;D

om thavaro sering atthasila yah? :)
Title: Re: attasila
Post by: Indra on 14 June 2012, 04:25:59 PM
mandi tidak dibatasi dalam praktik atthasila, mandilah karena mandi bisa menggantikan deodoran.
Title: Re: attasila
Post by: sanjiva on 15 June 2012, 09:37:11 AM
Ini pendapat saya pribadi :
Pake deodorant tidak apa2 tapi pilihlah yg tidak ada pewanginya, hanya sekedar anti perspirant (anti keringat) agar ketiak tidak berbau.  Tujuannya kan utk melatih diri tidak berhias, mempercantik diri makanya pakai wangi2an.

Nah kita pakai deodorant saat attasila tujuannya hanya menghindari bau badan, bukan supaya wangi.  Kalau BB nanti malah konsentrasi pecah hanya mikiran BB nya kita, apalagi kalo lihat ekspresi muka teman yg di dekat kita  :whistle:   Tapi yah pilih deodorant yg tidak berparfum. CMIIW.

Dulu saya attasila satu minggu, yg belum terbiasa biasanya pas malam perut bisa keroncongan atau malah kembung masuk angin.  Menjelang malam disediakan air hangat + madu / jahe.  Cukup efektif mengademkan perut di malam hari.
Title: Re: attasila
Post by: hemayanti on 15 June 2012, 11:16:37 AM
jadi kalo lagi attasila bawa handuk dan sabun mandi ke kantor, kalo udah mulai keringatan yah minta ijin buat mandi lagi.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 15 June 2012, 01:07:43 PM
merged!

kebanyakan mandi, kulit jadi kering plusss sibuk mandi doang jadinya :P

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 15 June 2012, 02:09:17 PM
merged!

kebanyakan mandi, kulit jadi kering plusss sibuk mandi doang jadinya :P
hahaha,,,
kalo om indra yang jadi bosnya boleh, bos udah mulai g enak nih bos, minta ijin mandi dulu yah. ^-^
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 17 June 2012, 07:51:30 PM
dapat pertanyaan baru lagi nih. ;D
kalo lagi atthasilakan boleh makan permen yah, asal g mengandung susu.
terus, apakah permennya g boleh dikunyah / digigit???
yang barusan saya dengar, katanya g boleh.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bluppy on 20 June 2012, 12:39:28 PM
kalo lagi atthasilakan boleh makan permen yah, asal g mengandung susu.
terus, apakah permennya g boleh dikunyah / digigit???
yang barusan saya dengar, katanya g boleh.

ngk tau boleh atau ngk
yg pasti saya berusaha menghindari makan permen
setelah jam 12 siang saat menjalankan attasila
karena permen minim nilai nutrisi
dan hanya untuk memuaskan indra pengecap
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Alucard Lloyd on 22 August 2012, 06:37:52 PM
At hemayanti Saya gagal karena ga tahan goda an istri tercinta merayu saya untuk makan malam.
Awalnya istri saya melihat iklan pizza dan bilang pada saya untuk membelikan pizza nya niatnya saya hanya membelikan tapi dasar nafsu belum dapat dikendalikan jadi tergoda ikut makan.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 22 August 2012, 07:12:17 PM
At hemayanti Saya gagal karena ga tahan goda an istri tercinta merayu saya untuk makan malam.
Awalnya istri saya melihat iklan pizza dan bilang pada saya untuk membelikan pizza nya niatnya saya hanya membelikan tapi dasar nafsu belum dapat dikendalikan jadi tergoda ikut makan.
istrinya g tau kalo om lagi atthasila yah?
bagaimana dengan 7 sila yang lainnya?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 24 August 2012, 08:11:13 AM
At hemayanti Saya gagal karena ga tahan goda an istri tercinta merayu saya untuk makan malam.
Awalnya istri saya melihat iklan pizza dan bilang pada saya untuk membelikan pizza nya niatnya saya hanya membelikan tapi dasar nafsu belum dapat dikendalikan jadi tergoda ikut makan.
besok bisa dicoba lagi om. :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Alucard Lloyd on 24 August 2012, 11:43:20 AM
besok bisa dicoba lagi om. :)

Istri saya tahu tapi itulah tangtangannya hehehe,.... Oke mau ditekad kan lagi bsk.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 24 August 2012, 11:47:08 AM
Istri saya tahu tapi itulah tangtangannya hehehe,.... Oke mau ditekad kan lagi bsk.
dia g mendukung ya ???
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Alucard Lloyd on 24 August 2012, 11:53:07 AM
dia g mendukung ya ???

Mendukung dalam pandangan berbeda,.... Hahahaha.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 24 August 2012, 11:57:47 AM
Mendukung dalam pandangan berbeda,.... Hahahaha.
selamat menghadapi cobaan berikutnya om. :))
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 25 August 2012, 03:19:24 PM
Sepulang dari belajar abhidhamma (tthasangaha)nya pak Pandit Kaharudin Rabu tadi, kami memutuskan untuk menjalankan attasila selama 1 bulan.

Sungguh cukup berat karena di hari pertama kami tak sempat makan pagi, kemudian begitu pas makan sebelum jam 12 siang terlintas untuk mulai attasila hari Kamis itu juga.

Besoknya juga hanya sempat sarapan bubur di pagi hari, pas siangnya tak sempat makan karena yang menyiapkan makan salah perhitungan waktu.

Akhirnya 2 hari itu kami 'dutangga', attasila dengan makan cuma 1X sehari, itupun ala kadarnya.  Setiap malam ikut chanting & meditasi bhante yang bervassa di vihara.  Pas naik tangga menuju ke dhammasala, kaki saja rasanya gemetaran  :))   Untunglah 2 hari tersebut bisa dilewati dengan baik dan sekarang memasuki hari ketiga.  8)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: juli wu on 25 August 2012, 03:43:43 PM
dutangga =
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 25 August 2012, 03:52:22 PM
dutangga =

Praktik pertapaan 'keras' yang dilakukan oleh bhikkhu yang mau menjalankannya.

Contohnya di jaman Sang Buddha adalah YA Maha Kassapa.
Di jaman sekarang contohnya adalah Ajahn Mun Bhuridatto.

Bhikkhu yang menjalankan dhutangga, harus antara lain :
-  Makan hanya 1X sehari
-  Tinggal di hutan, gua, di bawah pohon, dll tempat yang bukan bikinan manusia.
-  Memakai jubah dari kain bekas, bukan jubah jadi yang didanakan umat.
-  Hanya makan dari hasil pindapatta, bukan undangan atau di vihara.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: juli wu on 25 August 2012, 05:23:15 PM
kalau dalam attha sila,terlanggar salah satu sila,uda termsk bataln musti di ulang dari awal,atau gaimana ya  :-?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: The Ronald on 25 August 2012, 07:09:31 PM
jujur..aku ga ngerti apa maksud "di ulang dari awal" (mungkin bisa di sertai contoh kasus)....tp yg aku tau..biasanya di lanjutin attasilanya....
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Alucard Lloyd on 25 August 2012, 07:36:00 PM
jujur..aku ga ngerti apa maksud "di ulang dari awal" (mungkin bisa di sertai contoh kasus)....tp yg aku tau..biasanya di lanjutin attasilanya....

Contoh makan setelah tengah hari karena tidak bisa tahan krn lapar
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: juli wu on 25 August 2012, 08:32:46 PM
jujur..aku ga ngerti apa maksud "di ulang dari awal" (mungkin bisa di sertai contoh kasus)....tp yg aku tau..biasanya di lanjutin attasilanya....
1,setelah berhasil melewati jam 1 sampai jam 5 ,gak mkn lg kan,nah pas bujuk anak mkn,thu bocah gak mau makan,bilamakangnya,makannya gak enak,coba mami makan dhe,agar thu anak mau makan msklah sendok makan ke mulut,setelah itu sadar kan lagi jalanin attha sila,batal gak
2,kan gak boleh nonton kan,thu bocah minta di tmnin nonton gak mau sama papanya,sy tmnin tapi nutup mata,batal gak
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 26 August 2012, 02:42:41 PM
Sepulang dari belajar abhidhamma (tthasangaha)nya pak Pandit Kaharudin Rabu tadi, kami memutuskan untuk menjalankan attasila selama 1 bulan.

Sungguh cukup berat karena di hari pertama kami tak sempat makan pagi, kemudian begitu pas makan sebelum jam 12 siang terlintas untuk mulai attasila hari Kamis itu juga.

Besoknya juga hanya sempat sarapan bubur di pagi hari, pas siangnya tak sempat makan karena yang menyiapkan makan salah perhitungan waktu.

Akhirnya 2 hari itu kami 'dutangga', attasila dengan makan cuma 1X sehari, itupun ala kadarnya.  Setiap malam ikut chanting & meditasi bhante yang bervassa di vihara.  Pas naik tangga menuju ke dhammasala, kaki saja rasanya gemetaran  :))   Untunglah 2 hari tersebut bisa dilewati dengan baik dan sekarang memasuki hari ketiga.  8)
sepertinya persoalan perut selalu menjadi yang utama yah. ;D


1,setelah berhasil melewati jam 1 sampai jam 5 ,gak mkn lg kan,nah pas bujuk anak mkn,thu bocah gak mau makan,bilamakangnya,makannya gak enak,coba mami makan dhe,agar thu anak mau makan msklah sendok makan ke mulut,setelah itu sadar kan lagi jalanin attha sila,batal gak
2,kan gak boleh nonton kan,thu bocah minta di tmnin nonton gak mau sama papanya,sy tmnin tapi nutup mata,batal gak
g ada istilah batal dalam menjalankan sila. :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 26 August 2012, 02:53:03 PM
curcol dikit. ;D
sejujurnya 2 bulan terakhir ini saya g 8sila, tapi jadi 7 sila saja karna makannya selalu lewat jam 12. maklum jam istirahat kantor mulai jam 12 teng.
tapi setelah makan siang itu saya tetap melanjutkan sila ke 6 dengan tidak makan lagi sampai keesokan harinya. :)
kemarin pas lagi makan, tiba2 atasan saya masuk ke ruang makan dan bilang "ih, udah lewat jam makanmu" hehehe
sambil cengar-cengir saya bilang "iya ko, mau bagaimana lagi"
disambung sama dia "tapi enak yah kalo ada sila yang batal"
"kenapa? bisa lanjut makan lagi yah!" jawabku hahahaha..
cpddd :hammer:

IMO, sila itu latihan, bukan perlombaan.
dan didalam latihan tidak ada istilah batal. ;D
seperti anak kecil yang latihan berjalan, hari ini jatuh, ah sudahlah, saya gagal, g usah dilanjutkan lagi deh.
tentu tidak begitu bukan?
dalam latihan, kalo ada yang salah, ada yang kurang sempurna, tetap latihan lagi..lagi.. dan teruskan saja. :)
ketika kita tau ada yang tidak benar, menurutku itu sudah satu langkah maju. ada perhatian disana untuk mengetahui hal itu, dan bisa diperbaiki selanjutnya.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: The Ronald on 26 August 2012, 03:28:52 PM
1,setelah berhasil melewati jam 1 sampai jam 5 ,gak mkn lg kan,nah pas bujuk anak mkn,thu bocah gak mau makan,bilamakangnya,makannya gak enak,coba mami makan dhe,agar thu anak mau makan msklah sendok makan ke mulut,setelah itu sadar kan lagi jalanin attha sila,batal gak
2,kan gak boleh nonton kan,thu bocah minta di tmnin nonton gak mau sama papanya,sy tmnin tapi nutup mata,batal gak

trus seandainya "batal" next nya apa?

setauku ... tetap di lanjutkan..semisal..ada yg bertekad melaksanakan sila pertama... trus akhirnya membunuh serangga misalnya ... setelah itu..seharusnya dia tetap melanjutkannya..bukan ah sila pertama batal...berarti..udah boleh bunuh serangga tuk hari ini..tidak demikian.

tp dia lebih berhati2 dlm bertindak...
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: juli wu on 26 August 2012, 06:32:11 PM
trus seandainya "batal" next nya apa?

setauku ... tetap di lanjutkan..semisal..ada yg bertekad melaksanakan sila pertama... trus akhirnya membunuh serangga misalnya ... setelah itu..seharusnya dia tetap melanjutkannya..bukan ah sila pertama batal...berarti..udah boleh bunuh serangga tuk hari ini..tidak demikian.

tp dia lebih berhati2 dlm bertindak...
dalam pengertian saya,kirain di ulang dari awal lagi,besoknya gitu,justur  saat jalanin attha sila,semutpun selamat,saya lebih waspada n hati2
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 26 August 2012, 06:42:49 PM
dalam pengertian saya,kirain di ulang dari awal lagi,besoknya gitu,justur  saat jalanin attha sila,semutpun selamat,saya lebih waspada n hati2
wah, bagus dong cc. :)
kalo kuman2 ditubuh, selamat juga g? ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: juli wu on 26 August 2012, 06:53:52 PM
wah, bagus dong cc. :)
kalo kuman2 ditubuh, selamat juga g? ;D
berkembang biak lbh bnyk x,kan gak pakai sabun mandinya  ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: The Ronald on 26 August 2012, 08:14:57 PM
ow..di lanjutin aja.... ga usah sampe bsk..
semisal neh..terlanjur dgr musik..klo terpaksa dgr..jgn di nikmati...bukan berarti oww..dah batal..yah udah bsk aja d baru mulai lg..trus pergi karaokean brg teman2...malamnya dugem :D
dan bsk latihan lg attasilanya ....
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: kullatiro on 26 August 2012, 08:26:35 PM
berkembang biak lbh bnyk x,kan gak pakai sabun mandinya  ;D

waduh harus di ingat di atthasila buku paritta milik ku (dah kuno )
tidak memakai wangi wangian untuk pemikatan.

jadi selama tidak untuk menarik lawan jenis masih di perbolehkan.

hmm; yang agak extreme, boleh nyari sabun yang tidak ada penambahan perfume, paling baik buat sabun mandi sendiri hingga pasti tidak ada penambahan wangi wangian.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: juli wu on 27 August 2012, 08:14:17 AM
waduh harus di ingat di atthasila buku paritta milik ku (dah kuno )
tidak memakai wangi wangian untuk pemikatan.

jadi selama tidak untuk menarik lawan jenis masih di perbolehkan.

hmm; yang agak extreme, boleh nyari sabun yang tidak ada penambahan perfume, paling baik buat sabun mandi sendiri hingga pasti tidak ada penambahan wangi wangian.
gitu toh,thanks infonya,krn jaman sekarang mana ada sabun yg gak wangi
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 27 August 2012, 10:59:03 AM
saya penasaran mo dengar cerita nya om Alucard Lloyd nih. ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 27 August 2012, 02:36:01 PM
1,setelah berhasil melewati jam 1 sampai jam 5 ,gak mkn lg kan,nah pas bujuk anak mkn,thu bocah gak mau makan,bilamakangnya,makannya gak enak,coba mami makan dhe,agar thu anak mau makan msklah sendok makan ke mulut,setelah itu sadar kan lagi jalanin attha sila,batal gak
2,kan gak boleh nonton kan,thu bocah minta di tmnin nonton gak mau sama papanya,sy tmnin tapi nutup mata,batal gak

Praktek attasila rentang waktunya adalah dari matahari terbit hari itu hingga ke matahari terbit esoknya.

Contohnya begini:
Suami istri attasila hari Senin, maka dari Senin pukul 06.00 s/d besoknya Selasa pukul 06.00 tidak boleh melakukan hubungan suami istri.  Kalau mereka hanya bertekad menjalani attasila selama 1 hari saja yaitu hari senin itu, maka di hari Selasa setelah pukul 06.00 maka otomatis attasila mereka sudah tidak berlaku dan kembali menjalankan pancasila saja.  Jadi di hari Selasa itu mereka boleh kembali berhubungan suami istri.

Jika selama menjalani attasila di hari Senin ternyata mereka tidak tahan dan makan setelah tengah hari, maka attasila di hari Senin itu otomatis 'batal' dan mereka dianggap menjalankan pancasila saja.

Contoh yang jelas, saat ini masa vassa.  Bhikkhu yang menjalankan vassa diharuskan bertempat tinggal di suatu tempat tertentu dan tidak boleh bepergian.  Apabila ia meninggalkan tempat itu melebihi batas beberapa hari yang ditetapkan, maka vassanya dianggap batal / tidak berlaku. 

IMHO begitu juga dengan pelaksanaan attasila bagi perumah tangga.  Jika karena suatu hal ia melanggar misalnya makan atau berhubungan sex, maka attasilanya batal dan hanya dihitung (dianggap) menjalankan pancasila saja.  Demikian pula jika tanpa sadar ia mengikuti aradana tisarana-pancasila oleh bhikkhu di vihara, maka attasilanya batal.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 27 August 2012, 02:56:23 PM
Praktek attasila rentang waktunya adalah dari matahari terbit hari itu hingga ke matahari terbit esoknya.

Contohnya begini:
Suami istri attasila hari Senin, maka dari Senin pukul 06.00 s/d besoknya Selasa pukul 06.00 tidak boleh melakukan hubungan suami istri.  Kalau mereka hanya bertekad menjalani attasila selama 1 hari saja yaitu hari senin itu, maka di hari Selasa setelah pukul 06.00 maka otomatis attasila mereka sudah tidak berlaku dan kembali menjalankan pancasila saja.  Jadi di hari Selasa itu mereka boleh kembali berhubungan suami istri.

Jika selama menjalani attasila di hari Senin ternyata mereka tidak tahan dan makan setelah tengah hari, maka attasila di hari Senin itu otomatis 'batal' dan mereka dianggap menjalankan pancasila saja.

Contoh yang jelas, saat ini masa vassa.  Bhikkhu yang menjalankan vassa diharuskan bertempat tinggal di suatu tempat tertentu dan tidak boleh bepergian.  Apabila ia meninggalkan tempat itu melebihi batas beberapa hari yang ditetapkan, maka vassanya dianggap batal / tidak berlaku. 

IMHO begitu juga dengan pelaksanaan attasila bagi perumah tangga.  Jika karena suatu hal ia melanggar misalnya makan atau berhubungan sex, maka attasilanya batal dan hanya dihitung (dianggap) menjalankan pancasila saja.  Demikian pula jika tanpa sadar ia mengikuti aradana tisarana-pancasila oleh bhikkhu di vihara, maka attasilanya batal.

Tidak begitu, Atthasila juga bisa dilaksanakan 1/2 hari, misalnya dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. tidak ada istilah batal dalam hal menjalankan sila, tidak bisa dibandingkan dengan pelaksanaan vassa.

Quote

Sang Buddha menjalankan vassa kesembilan di Kosambi

Ada tiga orang kaya yang terkenal di kerajaan KosambÊ sebelum munculnya Sang Buddha. Mereka adalah Ghosaka, KukkuÔa, dan PÈvÈrika yang adalah teman main sejak kecil. Mereka menganggap lima ratus pertapa sebagai guru mereka (sebelum kehadiran Sang Buddha) dan dengan seksama memperhatikan dan menyediakan kebutuhan mereka. Semua pertapa itu biasanya menetap di KosambÊ dalam musim hujan yang berlangsung selama empat bulan dan kembali masuk ke hutan di musim panas dan musim dingin yang berlangsung selama delapan bulan.

Tahun-tahun berlalu, dan suatu hari,  mereka kelelahan setelah menyeberangi tanah yang gersang tanpa air dalam perjalanan mereka dari Himalaya ke KosambÊ. Akhirnya mereka tiba di sebuah pohon banyan yang besar dan berharap “dari penampilan pohon banyan ini, sepertinya ada dewa penjaga yang cukup sakti yang mampu memenuhi kebutuhan mereka akan air.

Dewa penjaga pohon banyan itu berpikir bahwa baik sekali jika ia dapat memenuhi kebutuhan para pertapa itu, maka ia menciptakan aliran air yang volumenya lebih kurang enam inci, mengalir dari dahan pohon itu. Ketika para pertapa itu melihat air keperakan mengalir, mereka menampungnya dengan cangkir mereka dan memuaskan dahaga mereka. Setelah memuaskan dahaga, mereka berpikir seandainya dewa itu juga dapat memberikan makanan kepada mereka, karena mereka sedang berada di hutan belantara yang jauh dari pedesaan. Kemudian, dewa penjaga itu memberikan bubur surgawi yang cocok untuk para pertapa itu.

Para pertapa berpikir, karena dewa penjaga pohon itu telah memberikan makanan dan minuman kepada mereka, sekarang mereka ingin berkomunikasi dengan dewa itu secara langsung. Para pertapa berkata: “O Dewa … engkau memiliki kemampuan demikian; kami bertanya-tanya kebajikan apakah yang telah engkau lakukan pada kehidupanmu yang sebelumnya?”. Dewa itu menjawab: “aku telah menjalankan delapan sila selama setengah hari pada kehidupanku yang sebelumnya”.

Penjelasan lebih lanjut: dewa penjaga pohon banyan itu adalah salah satu dari para pelayan AnÈthapiÓÉika dalam kehidupan sebelumnya. Telah menjadi kebiasaan bagi seluruh penghuni rumah AnÈthapiÓÉika di semua tingkat, untuk menjalankan delapan sila pada hari uposatha. Suatu pagi (pada hari uposatha) seorang pekerja sedang bekerja di tempat kerjanya. Ketika AnÈthapiÓÉika melihat daftar penerima makanan pada hari itu, ia menemukan bahwa pekerja itu adalah satu-satunya yang pergi bekerja ke hutan pada hari itu. Maka ia mengijinkan si koki untuk menyiapkan makan malam yang hanya cukup untuk si pekerja itu. Sekembalinya dari kerjanya, si koki menyajikan makanan yang telah dipersiapkan untuknya.

Saat si pekerja memperhatikan bahwa seluruh rumah itu sangat tenang yang tidak seperti hari-hari biasanya, ia bertanya mengenai kesunyian yang tidak biasa itu, si koki memberikan jawaban “Semua penghuni rumah sedang menjalankan sila, hari ini adalah hari uposatha”. Pekerja itu bertanya lagi: “benarkah?”, ia menjawab “Ya benar”. “Tolong tanyakan kepada majikan, apakah seseorang dapat menjalankan hari uposatha selama sisa hari ini.”

Si koki menyanggupi permintaannya untuk menanyakan hal itu kepada si orang kaya, yang memberikan jawaban “Itu artinya menjalankan hari uposatha selama setengah hari, dan bukan sehari penuh, namun tetap saja itu berarti menjalankan uposatha dan mematuhi sila.”

Mendengar kata-kata si orang kaya, pekerja itu mencuci mulutnya dan melakukan janji untuk menjalankan sila, kemudian ia kembali ke kamarnya dan menjalankan uposatha hingga ia jatuh tertidur. Ia meninggal dunia karena kelelahan pada keesokan paginya dan terlahir kembali sebagai dewa penjaga pohon banyan besar di tepi hutan.

sumber: RAPB
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 27 August 2012, 03:11:04 PM
Tidak begitu, Atthasila juga bisa dilaksanakan 1/2 hari, misalnya dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. tidak ada istilah batal dalam hal menjalankan sila, tidak bisa dibandingkan dengan pelaksanaan vassa.
adakah penjelasan mengenai tidak ada istilah batal dalam atthasila om?

dan tentang yang ini
Quote
IMHO begitu juga dengan pelaksanaan attasila bagi perumah tangga.  Jika karena suatu hal ia melanggar misalnya makan atau berhubungan sex, maka attasilanya batal dan hanya dihitung (dianggap) menjalankan pancasila saja.  Demikian pula jika tanpa sadar ia mengikuti aradana tisarana-pancasila oleh bhikkhu di vihara, maka attasilanya batal.
kenapa langsung jadi 5 sila om?
kalo cuma satu yang jebolkan artinya masih ada 7, kenapa bukan 7 sila?
apa kalo dibilang turun jadi 5 sila, maka tidak usah lagi menjalankan 2 sila lainnya yang belum jebol?
yang dibold juga saya masih ragu, mungkin om punya referensi yang mendukung. :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 27 August 2012, 03:18:56 PM
adakah penjelasan mengenai tidak ada istilah batal dalam atthasila om?

dan tentang yang inikenapa langsung jadi 5 sila om?
kalo cuma satu yang jebolkan artinya masih ada 7, kenapa bukan 7 sila?

Karena pilihan cuma ada 227, atau 10, atau 8, atau 5. 

Kalo 7 nggak ada  :P

Quote
apa kalo dibilang turun jadi 5 sila, maka tidak usah lagi menjalankan 2 sila lainnya yang belum jebol?
yang dibold juga saya masih ragu, mungkin om punya referensi yang mendukung. :)

Karena kau bertekad ngambil 5 sila di depan seorang bhikkhu, ya otomatis itulah yang kau dapat.

Coba buka buku parittanya di bagian aradana pancasila dan dibaca artinya.  ;D
Atau coba tanya bhikkhu di Makasar.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 27 August 2012, 03:27:07 PM
Tidak begitu, Atthasila juga bisa dilaksanakan 1/2 hari, misalnya dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. tidak ada istilah batal dalam hal menjalankan sila, tidak bisa dibandingkan dengan pelaksanaan vassa.

Apakah bro Indra pernah tanyakan hal ini kepada bhikkhu sangha, misalnya bhante Sukhemo (yang dianggap lebih memahami vinaya di kalangan bhikkhu STI).

Kalau begitu dari jam 6 pagi sampai 6 sore maka :
- Saya makan pagi pukul 07.00, kemudian makan siang jam 11.00
- Trus saya makan malam jam 19.00, dan berhubungan sex dengan istri pukul 21.00 misalkan.

Dan saya tetap dianggap menjalankan attasila?  ::)

Kayaknya tiap hari bisa deh attasila, nggak ada masalah. :hammer: ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 27 August 2012, 03:29:44 PM
Apakah bro Indra pernah tanyakan hal ini kepada bhikkhu sangha, misalnya bhante Sukhemo (yang dianggap lebih memahami vinaya di kalangan bhikkhu STI).

Kalau begitu dari jam 6 pagi sampai 6 sore maka :
- Saya makan pagi, kemudian makan siang jam 11.
- Trus saya makan malam jam 19.00, dan berhubungan sex dengan istri pukul 21.00 misalkan.

Dan saya tetap dianggap menjalankan attasila?  ::)

Kayaknya tiap hari bisa deh attasila, nggak ada masalah. :hammer:
menurutku, apa yang dikatakan om indra itu tetap didasari dengan tekad dan usaha untuk menjalankan sesempurna mungkin.
cuma kondisinya yang kurang mendukung sehingga cuma dapat setengah hari.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: The Ronald on 27 August 2012, 04:14:08 PM
pernah dgr cerita seorg pekerja dai anathapindika, yg hanya melaksanakan uposatha sila setengah hari..dan malam nya meninggal...kemudian terlahir sebagai dewa?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 27 August 2012, 04:34:07 PM
pernah dgr cerita seorg pekerja dai anathapindika, yg hanya melaksanakan uposatha sila setengah hari..dan malam nya meninggal...kemudian terlahir sebagai dewa?


kemana aja, Mas? tuh ceritanya udah ditampilkan di atas
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 27 August 2012, 04:46:45 PM
kemana aja, Mas? tuh ceritanya udah ditampilkan di atas

 :)) :)) ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 27 August 2012, 06:48:19 PM
masih belum menemukan titik terang dari kontroversi atthasila.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 27 August 2012, 08:38:56 PM
kalau yang ambil setengah hari itu mungkin karena terpaksa atau situasinya tidak memungkinkan..
tapi kalau memang bisa ambil sehari penuh tapi cuma ingin ambil setengah hari sepertinya gak boleh...

kalau tanpa sengaja melanggar salah satu sila, terlepas dari atthasilanya batal atau tidak, lebih baik ya dilanjutkan lagi, ya tidak ada ruginya melatih menahan nafsu... :)
jangan keburu nafsu dan beralasan "Ah, atthasila hari ini udah gagal, lebih baik hari ini senang-senang dulu deh, besok/minggu depan baru berlatih lagi"
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Alucard Lloyd on 27 August 2012, 09:52:02 PM
saya penasaran mo dengar cerita nya om Alucard Lloyd nih. ;D

Cerita atthasila nya berantakan goda an nya besar dari istri yang menawarkan Nonton flim di bioskop sampai anak yang rewel ga mau ditinggal bapaknya.... Ternyata bila masih 100 persen dilingkungan rumah susah untuk dapat benar benar mempraktekkan atthasila secara benar.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 27 August 2012, 10:02:52 PM
Cerita atthasila nya berantakan goda an nya besar dari istri yang menawarkan Nonton flim di bioskop sampai anak yang rewel ga mau ditinggal bapaknya.... Ternyata bila masih 100 persen dilingkungan rumah susah untuk dapat benar benar mempraktekkan atthasila secara benar.
istri dan anak2nya g tau kalo om lagi atthasila?
apakah om begitu baik hatinya sampai g bisa menolak?
atau bagaimana kalo merek sekalian diajak juga, biar g ada mara penggoda lagi. :)
Spoiler: ShowHide
bertempat tinggal di tempat yang sesuai
itulah berkah utama
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Alucard Lloyd on 27 August 2012, 10:37:30 PM
istri dan anak2nya g tau kalo om lagi atthasila?
apakah om begitu baik hatinya sampai g bisa menolak?
atau bagaimana kalo merek sekalian diajak juga, biar g ada mara penggoda lagi. :)
Spoiler: ShowHide
bertempat tinggal di tempat yang sesuai
itulah berkah utama


Istri saya jangan disuruh atthasila saja sudah seperti atthasila ? Makan jarang kadang cuma satu kali sehari karena stres urus anak. Anak saya baru 1 tahun lebih mana mungkin atthasila andai dipaksakan bisa harus langkahi mamanya dulu hehehe,.... ::) terlalu baik sih tidak cuma masih melekat pada keluarga,... Tetapi setelah saya renungkan praktek atthasila adalah praktek dimana kita menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan agar lebih baik dalam keseharian kita. Sehingga kita dapat penuh sadar melihat bathin sebagaimana adanya,... Btw disini ada yang mempraktekkan 10 sila? Bagaimana caranya bila masih umat awam?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 29 August 2012, 01:12:03 PM
Istri saya jangan disuruh atthasila saja sudah seperti atthasila ? Makan jarang kadang cuma satu kali sehari karena stres urus anak. Anak saya baru 1 tahun lebih mana mungkin atthasila andai dipaksakan bisa harus langkahi mamanya dulu hehehe,.... ::) terlalu baik sih tidak cuma masih melekat pada keluarga,... Tetapi setelah saya renungkan praktek atthasila adalah praktek dimana kita menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan agar lebih baik dalam keseharian kita. Sehingga kita dapat penuh sadar melihat bathin sebagaimana adanya,... Btw disini ada yang mempraktekkan 10 sila? Bagaimana caranya bila masih umat awam?
atthasila bukan hanya sekedar tidak makan. :)
seperti itu juga yang saya rasakan (yang dibold).
10 sila keknya lebih sulit lagi om. :))
bisa dibilang hampir mustahil.
imo, latihlah dulu 8 sila dengan baik. dan lebih baik lagi sempurnakan 5sila dulu. ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 15 October 2012, 02:16:05 PM
tanya,
Apakah ketika berlatih atthasila seorang novelis/pembuat komik/pekerjaan sejenisnya boleh melakukan pekerjaannya?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: bluppy on 15 October 2012, 02:23:18 PM
tanya,
Apakah ketika berlatih atthasila seorang novelis/pembuat komik/pekerjaan sejenisnya boleh melakukan pekerjaannya?


kerja, bukan sedang hiburan
jadi boleh

kalau penyanyi, lebih ribet lagi yag?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 15 October 2012, 08:20:28 PM
iya juga yah... :)
ada yang punya pendapat lain?

gimana dengan meminum kopi instan sachet yang mengandung krimer (susu)???
soalnya di retreat kemarin, sy lihat pada jam-jam 5 sore, biasanya disajikan kopi instan kepada peserta retreatnya...
untuk memastikan, kopi itu tidak saya minum sih...
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 15 October 2012, 09:29:37 PM
iya juga yah... :)
ada yang punya pendapat lain?

gimana dengan meminum kopi instan sachet yang mengandung krimer (susu)???
soalnya di retreat kemarin, sy lihat pada jam-jam 5 sore, biasanya disajikan kopi instan kepada peserta retreatnya...
untuk memastikan, kopi itu tidak saya minum sih...

Masa panitianya seceroboh itu?  :o
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 15 October 2012, 09:43:59 PM
iya juga yah... :)
ada yang punya pendapat lain?

gimana dengan meminum kopi instan sachet yang mengandung krimer (susu)???
soalnya di retreat kemarin, sy lihat pada jam-jam 5 sore, biasanya disajikan kopi instan kepada peserta retreatnya...
untuk memastikan, kopi itu tidak saya minum sih...

krimer (non dairy, bukan susu sapi, tapi susu olahan nabati), menurut aliran Thailand, tidak melanggar sila
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: M14ka on 16 October 2012, 09:37:31 AM
Kalau menyanyi dalam hati?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 16 October 2012, 10:57:15 AM
krimer (non dairy, bukan susu sapi, tapi susu olahan nabati), menurut aliran Thailand, tidak melanggar sila
kalo menurut aliran Indonesia om?

Kalau menyanyi dalam hati?
:-?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 16 October 2012, 02:03:12 PM
Kalau menyanyi dalam hati?
ini juga kadang bisa terjadi, keceplosan nyanyi dalam hati... :))
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 16 October 2012, 02:10:59 PM
ini juga kadang bisa terjadi, keceplosan nyanyi dalam hati... :))
memangnya nyanyi dalam hati g boleh ya?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 16 October 2012, 05:18:26 PM
memangnya nyanyi dalam hati g boleh ya?
masi bimbang.... :P
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: dhammadinna on 17 October 2012, 10:38:17 AM
Dulu dedek saya pernah tanya, kalau lagi atthasila, boleh makan buah-garam ga? (note: buah garam= asinan buah. Bentuknya kecil-kecil kayak permen).

Kalau menyanyi dalam hati?

Di dhammapada 36, ada kisah tentang seorang bhikkhu yang merasa tidak puas dengan kehidupan tanpa-rumah. Baginya, Dhamma terlalu berat untuk dipelajari, dan peraturan vinaya terlalu keras dan terlalu banyak, sehingga tidak banyak kebebasan, bahkan untuk mengulurkan tangan sekalipun. Kemudian terpikirkan olehnya untuk kembali berumah tangga.

Setelah mengetahui hal ini, Buddha mengatakan, “Jika kamu hanya mengawasi pikiranmu, kamu tidak akan mempunyai apa-apa lagi yang akan diawasi; jadi jagalah pikiranmu.”
__________________

ketemu korelasinya?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: M14ka on 17 October 2012, 11:11:22 AM
Dulu dedek saya pernah tanya, kalau lagi atthasila, boleh makan buah-garam ga? (note: buah garam= asinan buah. Bentuknya kecil-kecil kayak permen).

Di dhammapada 36, ada kisah tentang seorang bhikkhu yang merasa tidak puas dengan kehidupan tanpa-rumah. Baginya, Dhamma terlalu berat untuk dipelajari, dan peraturan vinaya terlalu keras dan terlalu banyak, sehingga tidak banyak kebebasan, bahkan untuk mengulurkan tangan sekalipun. Kemudian terpikirkan olehnya untuk kembali berumah tangga.

Setelah mengetahui hal ini, Buddha mengatakan, “Jika kamu hanya mengawasi pikiranmu, kamu tidak akan mempunyai apa-apa lagi yang akan diawasi; jadi jagalah pikiranmu.”
__________________

ketemu korelasinya?

Thx....+1 tuk cc  ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 17 October 2012, 12:50:42 PM
Dulu dedek saya pernah tanya, kalau lagi atthasila, boleh makan buah-garam ga? (note: buah garam= asinan buah. Bentuknya kecil-kecil kayak permen).

Di dhammapada 36, ada kisah tentang seorang bhikkhu yang merasa tidak puas dengan kehidupan tanpa-rumah. Baginya, Dhamma terlalu berat untuk dipelajari, dan peraturan vinaya terlalu keras dan terlalu banyak, sehingga tidak banyak kebebasan, bahkan untuk mengulurkan tangan sekalipun. Kemudian terpikirkan olehnya untuk kembali berumah tangga.

Setelah mengetahui hal ini, Buddha mengatakan, “Jika kamu hanya mengawasi pikiranmu, kamu tidak akan mempunyai apa-apa lagi yang akan diawasi; jadi jagalah pikiranmu.”
__________________

ketemu korelasinya?
keknya manisan, asinan dan lain yang berasal dari buah g bisa deh cc. ;D

jadi nyanyi dalam hati g boleh?
inget kata om indra, sila g mengatur pikiran, tapi tindakan (ucapan dan jasmani)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 17 October 2012, 12:53:04 PM
keknya manisan, asinan dan lain yang berasal dari buah g bisa deh cc. ;D

jadi nyanyi dalam hati g boleh?
inget kata om indra, sila g mengatur pikiran, tapi tindakan (ucapan dan jasmani)

ya tapi "hati" termasuk jasmani letaknya di dada sebelah kanan
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 17 October 2012, 02:34:43 PM
ya tapi "hati" termasuk jasmani letaknya di dada sebelah kanan
:hammer:
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: dhammadinna on 17 October 2012, 02:49:39 PM
keknya manisan, asinan dan lain yang berasal dari buah g bisa deh cc. ;D

jadi nyanyi dalam hati g boleh?

Nyanyi-dalam-hati tidak melanggar sila, tapi...

Saya pernah ikut retret dan peserta wajib atthasila. Di sore hari panitianya menyediakan teh dan gula. Katanya, gula cepat sekali habis ;D

nafsu itu halus, ia bisa mencari dan menemukan celah untuk melakukan apapun (yang ia inginkan), yang tidak dinyatakan secara gamblang (di dalam sila).

Saya lihat banyak pertanyaan yang muncul, tentang jenis makanan/minuman, tentang tinggi tempat tidur/duduk, kalo ga salah ada tentang bahan kain jg (wol,dst). Pertanyaan ini akan menjadi sangat banyak dan tidak ada habis-habisnya.

Padahal, patokannya sederhana saja:

2.4. Kemudian Sakka, setelah mengungkapkan penghargaannya, menanyakan pertanyaan selanjutnya: ‘Yang Mulia, praktik apakah yang telah dijalankan oleh bhikkhu itu, yang telah mencapai pengendalian yang diharuskan oleh peraturan?’ (note: peraturan = patimokkha)
 
‘Raja para Dewa, Aku menyatakan ada dua jenis perbuatan jasmani: jenis yang harus dikejar, dan jenis yang harus dihindari. Hal yang sama berlaku bagi ucapan dan dalam mengejar tujuan. [280] Mengapakah Aku menyatakan hal ini sehubungan dengan perbuatan jasmani? Beginilah Aku memahami perbuatan jasmani: Ketika Aku mengamati bahwa dengan melakukan suatu perbuatan tertentu, faktor-faktor tidak baik meningkat dan faktor-faktor yang baik berkurang, maka perbuatan jasmani demikian harus dihindari. Dan ketika Aku mengamati bahwa dengan melakukan suatu perbuatan tertentu, faktor-faktor tidak baik berkurang dan faktor-faktor yang baik meningkat, maka perbuatan jasmani demikian harus diikuti. Itulah sebabnya, Aku membuat perbedaan ini. Hal yang sama berlaku untuk ucapan dan dalam mengejar tujuan. [281] Dan ini, Raja para Dewa, adalah praktik yang telah dijalankan oleh bhikkhu itu, yang telah mencapai pengendalian yang diharuskan oleh peraturan.’ Dan Sakka mengungkapkan kegembiraannya atas jawaban Sang Bhagavā.
 
 
2.5. Kemudian Sakka mengajukan pertanyaan selanjutnya: ‘Yang Mulia, praktik apakah yang telah dijalankan oleh bhikkhu itu, yang telah mencapai pengendalian atas indria-indrianya?’
 
‘Raja para Dewa, Aku menyatakan hal-hal yang terlihat oleh mata ada dua jenis: jenis yang harus dikejar, dan jenis yang harus dihindari. Hal yang sama berlaku untuk hal-hal yang dikenali oleh telinga, hidung, lidah, badan, dan pikiran.’ Sampai di sini, Sakka berkata: ‘Bhagavā, aku mengerti makna selengkapnya dari apa yang Bhagavā sampaikan secara singkat. Bhagavā, objek apa pun yang dilihat oleh mata, jika pengejaran ini mengarah pada meningkatnya faktor-faktor tidak baik dan berkurangnya faktor-faktor baik, maka ini sebaiknya tidak dikejar; jika pengejaran ini mengarah pada berkurangnya faktor-faktor tidak baik dan meningkatnya faktor-faktor baik, maka objek ini [282] sebaiknya dikejar. Hal yang sama berlaku untuk hal-hal yang dikenali oleh telinga, hidung, lidah, badan, dan pikiran. Demikianlah aku mengerti makna selengkapnya dari apa yang Bhagavā sampaikan secara singkat, dan dengan demikian melalui jawaban Bhagavā, aku telah mengatasi keragu-raguanku dan menyingkirkan keraguanku.’

[...]

Digha Nikaya 21

http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_21:_Sakkapanha_Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_21:_Sakkapanha_Sutta)


Intinya, perbuatan/ucapan (dan pikiran) apapun, seharusnya dihindari jika faktor-faktor tidak bermanfaat meningkat karenanya, sekalipun tidak ditulis dalam sila.

Quote
inget kata om indra, sila g mengatur pikiran, tapi tindakan (ucapan dan jasmani)

Memang, tapi untuk ucapan+perbuatan yang baik, justru fondasinya itu di pikiran. Kalo pikiran tidak terkendali, akan lebih sulit menjaga sila. Saya sangat merasakannya :D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 17 October 2012, 04:01:27 PM
Memang, tapi untuk ucapan+perbuatan yang baik, justru fondasinya itu di pikiran. Kalo pikiran tidak terkendali, akan lebih sulit menjaga sila. Saya sangat merasakannya :D
yup, sangat sangat setuju dengan cc. :)
makanya kadang kalo pikirannya ngalor ngidul pas lagi menjalankan 8 sila juga rasanya bagaimana yah.
seperti kurang pas gitu, ada yang kurang, g sempurna. ;D
tetapi tetap saja kita g bisa menyebutkan kalau menyanyi dalam hati melanggar sila, iya kan?
karna kembali lagi, sila tidak mengatur pikiran. ;D

namun ada baiknya sambil menjaga sila juga menjaga pikiran yang baik. :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: dhammadinna on 17 October 2012, 04:48:20 PM
^ ^ ^ iya betul... btw, tentang pikiran dan sila, saya belum bisa banyak ngomong selain copas kata-kata Guru... kita jalanin aja dulu, saya juga masih tertatih-tatih, rawan salah-ngomong hehe...
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: M14ka on 04 March 2013, 01:58:41 PM
Mau tanya, kalau lg atthasila bole baca humor/jokes ga ya?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 04 March 2013, 06:05:44 PM
Mau tanya, kalau lg atthasila bole baca humor/jokes ga ya?

IMHO, sepertinya tidak boleh karena humor umumnya bersifat sebagai hiburan....
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 09 March 2013, 01:54:57 PM
IMHO, sepertinya tidak boleh karena humor umumnya bersifat sebagai hiburan....
iya, mending baca sutta aja. ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: CintaViolet on 16 April 2013, 11:27:28 PM
udah baca-baca mengenai PancaSila dan AtthaSila..
jadi pengen coba Attha Sila besok, kan Upposatha ya besok.. *tadi udah liat di threadnya*
mau tanya, niat sila 8 nya dibaca malam ini, atau besok pagi pas bangun tidur? *kalau bangunnya gak kesiangan..

untuk sila ke 7, sepertinya kalau keluar rumah, minimal mesti pakai deodorant deh kalau ngga mau bikin pingsan orang didekat saya..  ;D gpp ya? kan tujuannya baik ke orang lain, bukan mau tarik perhatian..

trus besok malam kan, saya mau ikut bedah buku Buddhis, gpp ya? kan tujuannya belajar dhamma..

menurut saya, dari hasil pembacaan topik Atthasila, sebisa mungkin menahan diri untuk segala sesuatu yang tidak baik, tapi selama yang dilakukan (yang melanggar sila), asal karena benar-benar terdesak, demi kebaikan orang lain dan bermanfaat menambah ilmu atau kebaikan diri sendiri, boleh saja.. asal tetap ingat sadar akan menahan diri tidak berlebihan..
betul ngga?

makasih..  _/\_
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 17 April 2013, 07:53:17 AM
udah baca-baca mengenai PancaSila dan AtthaSila..
jadi pengen coba Attha Sila besok, kan Upposatha ya besok.. *tadi udah liat di threadnya*
mau tanya, niat sila 8 nya dibaca malam ini, atau besok pagi pas bangun tidur? *kalau bangunnya gak kesiangan..
terserah cc, tapi sejak membaca itu artinya cc udah bertekad untuk menjalankan 8 sila.
kalo bacanya malam, tidurnya gak bisa di tempat yang tinggi lagi.
jadi mulai menjalankan 8 sila pada saat itu.
kalo ingin baca pagi, selain bertekad menjalankan 8 sila, cc juga bisa bertekad untuk bangun pagi. ;D
tapi kalo memang bangunnya telat, yah gakpapa baca aja dan saat itu mulai dijalankan 8 silanya.
*gak ada alasan telat bangun gak jadi 8 sila. ;D

sebenarnya tanpa membaca juga boleh, misalnya hanya dengan menekadkan dalam pikiran, saya ingin 8 sila besok, kemudian pas bangun pagi ingat lagi "hari ini saya ingin menjalankan 8 sila", jadi otomatis setelah bangun udah mulai 8 sila. tanpa harus membaca dulu baru sah. ;D

Quote
untuk sila ke 7, sepertinya kalau keluar rumah, minimal mesti pakai deodorant deh kalau ngga mau bikin pingsan orang didekat saya..  ;D gpp ya? kan tujuannya baik ke orang lain, bukan mau tarik perhatian..
udah pernah gak pake terus ada yang pingsan yah cc?

Quote
trus besok malam kan, saya mau ikut bedah buku Buddhis, gpp ya? kan tujuannya belajar dhamma..
boleh-boleh aja.

Quote
menurut saya, dari hasil pembacaan topik Atthasila, sebisa mungkin menahan diri untuk segala sesuatu yang tidak baik, tapi selama yang dilakukan (yang melanggar sila), asal karena benar-benar terdesak, demi kebaikan orang lain dan bermanfaat menambah ilmu atau kebaikan diri sendiri, boleh saja.. asal tetap ingat sadar akan menahan diri tidak berlebihan..
betul ngga?

makasih..  _/\_
kalo memang melanggar sebaiknya pahami dan terimalah sebagai sebuah pelanggaran, sehingga tidak muncul "pembenaran" demi kebaikan dan manfaat banyak orang, dan lain sebagainya.
baik belum tentu benar.
kalo memang untuk kebaikan orang lain dan diri sendiri, sebaiknya dipahami demikian:
1. pelanggaran telah dilakukan.
2. saya melakukan tindakan ini karna terpaksa dan demi untuk menyelamatkan orang lain (semoga benar2 membawa vipaka yang baik).
sehingga tidak menjadi tercampur dan akhirnya memunculkan persepsi "melanggar sila itu boleh2 saja asal demi kebaikan". :)

kalo boleh tau, contohnya seperti apa cc?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Piggy on 17 April 2013, 10:58:16 AM
Bisakah kita menjalankan Uposatha tetapi tidak menjalankan semua Atthasila (misalnya sila yang makan sebelum jam 12 siang tidak dijalankan)?

Trus apakah untuk memulai Uposatha harus membacakan paritta Atthasila? Kalau langsung bertekad aja dalam hati: "Besok hari Uposatha, besok saya akan menghindari pembunuhan, berkata dusta, mencuri, dst" apakah bisa?

Thx _/\_


dari pengalaman teman2 n knalan2 piggy yg menjalankan atthasila terutama sila makan sebelum jam 12(makan 1x sehari) pada umumnya yg menjalankan praktek ini sebagian besar didominasi oleh kaum hawa........lelaki2 yg piggy tau jarang menjalankan atthasila ttg makanan....kalaupun ada para lelaki yg menjalankan praktek ini rata2 berusia 20an n bekondisi fit(kebanyakan berbodi skinny).......kalo om2 berperut senang di kota piggy..... jarang2 sekali ada yg melaksanakan praktek tersebut.......namun piggy bisa maklum krn kebanyakan om2 tersebut memiliki aktivitas sehari2 yg padat dalam mencari nafkah......so bayangkan kalau mereka hny makan 1x sehari sebelum jam 12....tentu hal ini akan mempengaruhi kinerja sehari2 mereka......
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 17 April 2013, 11:15:16 AM

dari pengalaman teman2 n knalan2 piggy yg menjalankan atthasila terutama sila makan sebelum jam 12(makan 1x sehari) pada umumnya yg menjalankan praktek ini sebagian besar didominasi oleh kaum hawa........lelaki2 yg piggy tau jarang menjalankan atthasila ttg makanan....kalaupun ada para lelaki yg menjalankan praktek ini rata2 berusia 20an n bekondisi fit(kebanyakan berbodi skinny).......kalo om2 berperut senang di kota piggy..... jarang2 sekali ada yg melaksanakan praktek tersebut.......namun piggy bisa maklum krn kebanyakan om2 tersebut memiliki aktivitas sehari2 yg padat dalam mencari nafkah......so bayangkan kalau mereka hny makan 1x sehari sebelum jam 12....tentu hal ini akan mempengaruhi kinerja sehari2 mereka......
kalo 1 sila gak dijalankan, maka gak bisa disebut sebagai atthasila lagi. ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Piggy on 17 April 2013, 11:20:05 AM
kalo 1 sila gak dijalankan, maka gak bisa disebut sebagai atthasila lagi. ;D

se7 sm ce hema 

kalo mau menjalankan atthasilla harus siap mental dulu  ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 17 April 2013, 11:22:36 AM
se7 sm ce hema 

kalo mau menjalankan atthasilla harus siap mental dulu  ;D
piggy udah siap belum? ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: CintaViolet on 17 April 2013, 11:32:44 AM
udah pernah gak pake terus ada yang pingsan yah cc?

belum sih.. tapi saya tahu kalau kita mencium bau badan yang tidak enak dari orang lain, itu bisa sangat mengganggu lingkungan di sekitar.. dan juga saya tahu diri, kalau BB saya kacau kalau tidak pakai deodorant.. jadi sebelum bikin orang pingsan duluan, lebih baik dicegah kan?  ;D

kalo memang melanggar sebaiknya pahami dan terimalah sebagai sebuah pelanggaran, sehingga tidak muncul "pembenaran" demi kebaikan dan manfaat banyak orang, dan lain sebagainya.
baik belum tentu benar.
kalo memang untuk kebaikan orang lain dan diri sendiri, sebaiknya dipahami demikian:
1. pelanggaran telah dilakukan.
2. saya melakukan tindakan ini karna terpaksa dan demi untuk menyelamatkan orang lain (semoga benar2 membawa vipaka yang baik).
sehingga tidak menjadi tercampur dan akhirnya memunculkan persepsi "melanggar sila itu boleh2 saja asal demi kebaikan". :)

kalo boleh tau, contohnya seperti apa cc?

contoh yg diatas tadi, deodorant misalnya..
yg lain belum ketemu..
kalau binatang yang kira2 bisa menyebabkan kita sakit, dimatiin gpp??
kalau semut? kata mama saya, semut itu perusak, bisa ngerusak bangunan rumah dengan dia menggali rumahnya, jadi mesti di basmi. gimana tuh? jadi serba salah.. kamar saya super panas karena letak di atas, jadi semut itu sepertinya juga pada kepanasan, makanya sering jalan2 ditembok dan lantai keluar masuk dari lubang tembok dan lantai yang beda-beda.. biasanya saya semprot obat nyamuk..

hari ini kacau balau.. gak bisa nahan rokok.. nyiram tomcat ke lubang pembuangan di kamar mandi.. gak sengaja beberapa kali mites semut yang gigit di kaki n tangan.. sepagian ada yang nyetel lagu kenceng-kenceng, bikin susah untuk ngga ngikutin berdendang.. :'(
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 17 April 2013, 03:02:32 PM
membunuh makhluk apapun, termasuk pelanggaran sila pertama..
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Piggy on 17 April 2013, 05:14:42 PM
piggy udah siap belum? ;D

belum ce hema.....
apalagi menjelang pms.......sangat sukar utk melatih atthasila ttg pengendalian emosi  ;D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 19 April 2013, 07:37:20 AM
belum ce hema.....
apalagi menjelang pms.......sangat sukar utk melatih atthasila ttg pengendalian emosi  ;D
apa hubungannya ???
justru kalo lagi labil, maka perlu latihan. ;D
kalo semuanya baik2 aja, apa yang mau dilatih?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 19 April 2013, 07:47:52 AM
belum sih.. tapi saya tahu kalau kita mencium bau badan yang tidak enak dari orang lain, itu bisa sangat mengganggu lingkungan di sekitar.. dan juga saya tahu diri, kalau BB saya kacau kalau tidak pakai deodorant.. jadi sebelum bikin orang pingsan duluan, lebih baik dicegah kan?  ;D
hmmm... tentang deodorant, boleh atau tidak, saya kurang tau. ;D
tapi intinya "aku mengambil aturan latihan menghindari menari, menyanyi, bermain musik, pergi melihat pertunjukan, memakai, berhias dengan bebungaan, wawangian atau barang olesan (kosmetik) dengan tujuan untuk mempercantik tubuh."
diri sendiri yang bisa menilai. ;D

Quote
contoh yg diatas tadi, deodorant misalnya..
yg lain belum ketemu..
kalau binatang yang kira2 bisa menyebabkan kita sakit, dimatiin gpp??
kalau semut? kata mama saya, semut itu perusak, bisa ngerusak bangunan rumah dengan dia menggali rumahnya, jadi mesti di basmi. gimana tuh? jadi serba salah.. kamar saya super panas karena letak di atas, jadi semut itu sepertinya juga pada kepanasan, makanya sering jalan2 ditembok dan lantai keluar masuk dari lubang tembok dan lantai yang beda-beda.. biasanya saya semprot obat nyamuk..

hari ini kacau balau.. gak bisa nahan rokok.. nyiram tomcat ke lubang pembuangan di kamar mandi.. gak sengaja beberapa kali mites semut yang gigit di kaki n tangan.. sepagian ada yang nyetel lagu kenceng-kenceng, bikin susah untuk ngga ngikutin berdendang.. :'(

sudah dijawab sama wilwol.

membunuh makhluk apapun, termasuk pelanggaran sila pertama..

walau tanpa semut, bangunannya juga pasti akan rusak nanti kalo udah waktunya. :)
kan cc udah sering bunuh semut, semutnya bisa habis gak?
pasti setelah dibunuh, nanti datang lagi, lagi... dan lagi....
sampai kapan kita mau memupuk perbuatan buruk?? ;D
gak akan ada habisnya.
semut itu datang pasti karna ada sebabnya, misalnya mencium bau2 makanan, nah sebabnya yang harus dihilangkan supaya semutnya juga pergi. :)

cc kan baru pertama berlatih, jadi wajar saja kalo merasa sulit karna belum terbiasa.
tapi kalo menurutku itu udah bagus karna cc bisa tau kesalahan2 yang dilakukan, dengan begitu bisa berusaha untuk tidak mengulagi lagi di masa mendatang. :jempol:
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 19 April 2013, 07:48:29 AM
merokok termasuk pelanggaran sila gak ya?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: CintaViolet on 21 April 2013, 07:39:46 AM
merokok termasuk pelanggaran sila gak ya?

iya.. di sila makanan n minuman memabukkan.. yg pernah saya baca.. coz rokok kan bikin kecanduan..  :(
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 21 April 2013, 01:42:32 PM
merokok termasuk pelanggaran sila gak ya?

Secara definisi "surameraya" tidak menyebutkan rokok sehingga tidak dianggap pelanggaran sila, tetapi menurut gw pribadi, karena menyebabkan ketagihan/kecanduan juga maka sebaiknya tidak dikonsumsi.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 21 April 2013, 03:48:58 PM
bunyi sila ke 5 apa ya?
saya mengambil latihan menghindari minuman fermentasi dan hasil penyulingan yang menyebabkan ketidakwaspadaan. ?
sorry gak bermaksud mencari celah, hanya ingin memperjelas.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sunyata on 21 April 2013, 04:05:45 PM
Musik, tv, internet, game, dll juga dapat menyebabkan kecanduan. Jadi?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 21 April 2013, 05:32:06 PM
bunyi sila ke 5 apa ya?
saya mengambil latihan menghindari minuman fermentasi dan hasil penyulingan yang menyebabkan ketidakwaspadaan. ?
sorry gak bermaksud mencari celah, hanya ingin memperjelas.

Menghindari minuman keras (sura) dan minuman yang memabukkan (meraya) yang menyebabkan kelengahan

Terdapat sepuluh jenis minuman keras, lima termasuk sura, dan lima meraya.

Alkohol (sura):
1. Terbuat dari tepung,
2. Terbuat dari manisan,
3. Terbuat dari beras,
4. Terbuat dari ragi,
5. Terbuat dari komposisi campuran.

Minuman fermentasi (meraya):
1. Terbuat dari bunga-bungaan,
2. Terbuat dari buah-buahan,
3. Terbuat dari madu,
4. Terbuat dari gula tebu,
5. Terbuat dari komposisi campuran

Ada yang menambahkan termasuk juga narkoba, seperti dalam terjemahan tanya jawab tentang Atthasila/Uposatha Sutta di group FB Atthasila Support oleh bro Wilwol.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: gryn tea on 21 April 2013, 05:33:39 PM
Minum kopi bole ??
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 21 April 2013, 05:33:43 PM
Musik, tv, internet, game, dll juga dapat menyebabkan kecanduan. Jadi?

Itu memang tidak diperbolehkan kalo menjalankan atthasila (melanggar sila ke-7)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 21 April 2013, 07:12:15 PM
kecanduan dan kelengahan kan beda. :)
jadi yg benar yang mana?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 21 April 2013, 07:13:23 PM
Itu memang tidak diperbolehkan kalo menjalankan atthasila (melanggar sila ke-7)
iya tapi kalo 5silakan gpp om. ;D
Padahal bikin kecanduan jg kan?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: CintaViolet on 21 April 2013, 08:21:23 PM
iya tapi kalo 5silakan gpp om. ;D
Padahal bikin kecanduan jg kan?

balik lagi ke diri sendiri.. berefek positif atau negatif kah? kalau itu akan berakibat negatif, sebaiknya di hindari..
*tadi habis tanya2 ke Bhante..*  _/\_
ya rokok, musik, internet, nonton tv/film *yang bisa bikin kecanduan*

trus kalau sila ke 7, yang masalah wewangian dan dandan, karena kita hidup bermasyarakat dan bersosialisasi, jadi ya mesti menjaga penampilan diri (misal, saat kuliah atau kerja), asalkan jangan berlebihan dan tidak bermaksud menarik perhatian orang/mempercantik diri.. rapi dan tidak bau badan lah..

trus kalau sila 6 yang mengenai makan, dikembalikan lagi ke yang menjalankan sila.. apa sanggup sudah benar2 tidak makan setelah tengah hari.. jika hal tersebut malah menimbulkan efek sakit atau lemas sehingga tidak bisa konsentrasi belajar, bekerja maupun meditasi, maka boleh minum selain air putih setelah tengah hari.. begitu pun makan, tapi makannya jangan yg berat, dan makannya pada jam 5 sore.. karena jika belum terbiasa dan juga menjalankan aktivitas duniawi yg berat (bekerja, kuliah), malah akan mengganggu kesehatan sehingga malah tidak efektif sila nya.. tapi kalau sanggup, dari tengah hari sampai esoknya cuma minum air putih, ya bagus..

gitu yang saya tangkap dari penjabaran Bhante tadi atas sila-sila yang saya tanya..
mohon maaf jika ada yang kurang jelas..  _/\_
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 21 April 2013, 08:42:47 PM
intinya kan pengendalian diri. kalau mau berlatih ya berlatih dulu lah tanpa mengambil tekad untuk jalankan sila.
alih2 semangat berkobar, ternyata melanggar kan parah.
semoga anda semua dapat menjalan sila dgn sebaik2 nya.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 21 April 2013, 09:14:40 PM
setuju dgn om andry, gak perlu pke lebel 8sila kalo msh mau buat2 alasan bolehlah karna ini itu. :)

melanggar yah melanggar.

kembali ke rokok, gak semua hal yg merugikan itu melanggar sila. makanan cepat saji jg terbukti merugikan, tpi apa itu termasuk pelanggaran sila?

dan apakah rokok termasuk dlm pelanggaran sila ke 5?
dri penjelasan om ariyakumara sepertinya tdk, dan dri pembahasan tentang sila yg pernah sy ikuti juga menyimpulkan tidak.

bgmana dgn 8sila??  terkait sila ke 6.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 21 April 2013, 09:23:36 PM
Quote
maka boleh minum selain
air putih setelah tengah hari.. begitu pun
makan, tapi makannya jangan yg berat, dan
makannya pada jam 5 sore.
ada aturan baru yah? ???
yang ringan kyk kapas, kertas?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: CintaViolet on 21 April 2013, 09:28:50 PM
ada aturan baru yah? ???
yang ringan kyk kapas, kertas?

kalau tidak kuat perutnya.. trus sakit..
gitu sih kata Bhante nya tadi..
bahwa menjalankan sila jangan sampai merugikan diri sendiri dan orang lain..

atau kalau beda aliran, beda tata cara..
saya kurang tahu juga..

tapi yang tadi dijelaskan begitu.. apalagi kalau kondisi umat perumah tangga itu kan masih banyak bersinggungan dengan hal duniawi (seperti bekerja, kuliah)

gitu, sis..
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 21 April 2013, 09:31:17 PM
kalau tidak kuat perutnya.. trus sakit..
gitu sih kata Bhante nya tadi..
bahwa menjalankan sila jangan sampai merugikan diri sendiri dan orang lain..
kalo gak kuat, 5 sila aja cece. :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: will_i_am on 21 April 2013, 09:36:51 PM
kalau tidak kuat perutnya.. trus sakit..
gitu sih kata Bhante nya tadi..
bahwa menjalankan sila jangan sampai merugikan diri sendiri dan orang lain..

atau kalau beda aliran, beda tata cara..
saya kurang tahu juga..

tapi yang tadi dijelaskan begitu.. apalagi kalau kondisi umat perumah tangga itu kan masih banyak bersinggungan dengan hal duniawi (seperti bekerja, kuliah)

gitu, sis..
sama seperti kata cc hema, sempurnakan aja dulu 5 silanya cc... :)
tidak menjalankan Atthasila tidak akan berakibat apa-apa kok.. :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: CintaViolet on 21 April 2013, 09:39:44 PM
sama seperti kata cc hema, sempurnakan aja dulu 5 silanya cc... :)
tidak menjalankan Atthasila tidak akan berakibat apa-apa kok.. :)

iya, ngerti.. saya juga mulai 5 sila dulu.. ya kalau bisa 8 ya dicoba juga, supaya bisa terbiasa..  :)
saya cuma memberitahu yang tadi dijelaskan Bhante..
utk nambah ilmu teman-teman saja..
itupun dipraktekkan sebagian Bhikkhu juga kok..
begitu..  _/\_
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: andry on 21 April 2013, 09:46:45 PM
mengenai rokok, langgar/tidak d sila 5. akan lbih jelas bila dilihat dr segi abhidhamma.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 22 April 2013, 10:24:23 AM
mengenai rokok, langgar/tidak d sila 5. akan lbih jelas bila dilihat dr segi abhidhamma.

Wah, silahkan dibahas di sini bro. Kayaknya menarik nih.  :-?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Piggy on 30 April 2013, 09:05:03 PM
Menghindari minuman keras (sura) dan minuman yang memabukkan (meraya) yang menyebabkan kelengahan

Terdapat sepuluh jenis minuman keras, lima termasuk sura, dan lima meraya.

Alkohol (sura):
1. Terbuat dari tepung,
2. Terbuat dari manisan,
3. Terbuat dari beras,
4. Terbuat dari ragi,
5. Terbuat dari komposisi campuran.

Minuman fermentasi (meraya):
1. Terbuat dari bunga-bungaan,
2. Terbuat dari buah-buahan,
3. Terbuat dari madu,
4. Terbuat dari gula tebu,
5. Terbuat dari komposisi campuran

Ada yang menambahkan termasuk juga narkoba, seperti dalam terjemahan tanya jawab tentang Atthasila/Uposatha Sutta di group FB Atthasila Support oleh bro Wilwol.

kalo seseorang yg sedang menjalankan attha sila dilarang mengkonsumsi tape gak ko ariya?  :D
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 04 May 2013, 03:05:02 PM
kalo seseorang yg sedang menjalankan attha sila dilarang mengkonsumsi tape gak ko ariya?  :D
iya, tape gak boleh.
udah mengalami proses peragian.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Siluman Pasir on 03 July 2013, 03:03:27 AM
 ;D Ngomong-ngomong athasilla ;) setiap x ada niat untuk athasilla tapi gagal terus, pas jam 3 sore atau jam 4 sore perutnya berdering  :))
 :-? Nah kalo kayak gini gimana atasinnya biar full athasilanya  ^:)^
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 03 July 2013, 06:57:47 AM
;D Ngomong-ngomong athasilla ;) setiap x ada niat untuk athasilla tapi gagal terus, pas jam 3 sore atau jam 4 sore perutnya berdering  :))
 :-? Nah kalo kayak gini gimana atasinnya biar full athasilanya  ^:)^
coba minum yang manis2 aja atau minum madu jg boleh..
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 03 July 2013, 03:49:54 PM
Dulu pas lagi bahan atthasila, dengar cerita bhante tentang Empat Raja Dewa yang di bawah ini, ternyata memang ada di Sutta.
_____________________________

AN III
37 (7) Raja-raja (1)


“Para bhikkhu, (1) pada hari ke delapan dwimingguan, para menteri dan anggota kelompok dari Empat Raja Dewa mengembara di dunia,384  [dengan berpikir]: ‘Kami harap ada banyak orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka, berperilaku selayaknya terhadap para petapa dan brahmana, menghormati saudara tua mereka dalam keluarga, menjalankan uposatha, menjalankan hari pelaksanaan tambahan, dan melakukan perbuatan berjasa.’385  (2) Pada hari ke empat belas dwimingguan, para putra dari Empat Raja Dewa mengembara di dunia, [dengan berpikir]: ‘Kami harap ada banyak orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka … [143] … dan melakukan perbuatan berjasa.’ (3) Pada hari ke lima belas, hari uposatha, Keempat Raja dewa sendiri mengembara di dunia, [dengan berpikir]: ‘Kami harap ada banyak orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka … dan melakukan perbuatan berjasa.’

“Jika, para bhikkhu, ada sedikit orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka … dan melakukan perbuatan berjasa, Keempat Raja Dewa melaporkan hal ini kepada para deva Tāvatiṃsa ketika mereka mengadakan rapat dan duduk bersama di aula dewan Sudhamma: ‘Tuan-tuan yang terhormat, ada sedikit orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka … dan melakukan perbuatan berjasa.’ Kemudian, karena hal ini, para deva Tāvatiṃsa menjadi tidak senang, [dengan mengatakan]: ‘Aduh, kelompok surgawi akan mengalami kemunduran dan kelompok asura akan maju!’

“Tetapi jika ada banyak orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka … dan melakukan perbuatan berjasa, Keempat Raja Dewa melaporkan hal ini kepada para deva Tāvatiṃsa ketika mereka mengadakan rapat dan duduk bersama di aula dewan Sudhamma: ‘Tuan-tuan yang terhormat, ada banyak orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka, berperilaku selayaknya terhadap para petapa dan brahmana, menghormati saudara tua mereka dalam keluarga, menjalankan uposatha, menjalankan hari pelaksanaan tambahan, dan melakukan perbuatan berjasa.’ Kemudian, karena hal ini, para deva Tāvatiṃsa menjadi gembira, [dengan mengatakan]: ‘Sungguh, kelompok surgawi akan berkembang dan kelompok asura akan mengalami kemunduran!’”

“Para bhikkhu, suatu ketika di masa lampau, ketika Sakka, penguasa para deva, sedang membimbing para deva Tāvatiṃsa, ia melafalkan syair berikut ini:386  [144]

   “Orang yang ingin menjadi sepertiku
   harus menjalankan uposatha
   yang lengkap dengan delapan faktor,
   pada hari ke empat belas, ke lima belas,
   dan ke delapan dari dwimingguan,
   dan selama dwimingguan khusus.’387

“Syair ini, para bhikkhu, diucapkan dengan buruk oleh Sakka, penguasa para deva, bukan  diucapkan dengan baik. Dinyatakan dengan buruk, bukan dinyatakan dengan baik. Karena alasan apakah? Karena Sakka, penguasa para deva, tidak hampa dari nafsu, kebencian, dan delusi. Tetapi dalam hal seorang bhikkhu yang adalah seorang Arahant – seorang yang noda-nodanya dihancurkan, yang telah menjalani kehidupan spiritual, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah menurunkan beban, telah mencapai tujuannya sendiri, telah sepenuhnya menghancurkan belenggu-belenggu penjelmaan, seorang yang sepenuhnya terbebaskan melalui pengetahuan akhir – adalah selayaknya baginya untuk mengatakan:

   “Orang yang ingin menjadi sepertiku …
   dan selama dwimingguan khusus.’

“Karena alasan apakah? Karena bhikkhu itu hampa dari nafsu, kebencian, dan delusi.”

_____________________________
catatan kaki: ShowHide
catatan kaki:
384 Hari ke delapan dari dwimingguan adalah hari bulan seperempat, baik pada periode bulan mengembang maupun menyusut. “Empat Raja Dewa” (catumahārājāno) adalah para penguasa di alam terendah dari enam alam surga indria, alam terdekat dengan manusia. Kita melihat suatu tingkatan berurutan di sini: pada hari ke delapan, para menteri dan anggota kelompok (amaccā pārisajjā) memeriksa dunia; pada hari ke empat belas (hari sebelum bulan purnama dan bulan baru), para putra (puttā) mereka memeriksa dunia; dan pada hari ke lima belas, bulan purnama sebenarnya dan hari-hari bulan baru, keempat raja dewa sendiri memeriksa dunia.

385 Mp: “Ketika mereka menjalankan uposatha, mereka menjalankan faktor-faktor uposatha delapan kali setiap bulan. Menjalankan hari-hari pelaksanaan tambahan (paṭijāgaranti), dalam satu dwimingguan mereka melakukannya dengan mengantisipasi dan melanjutkan (paccuggamanānugamana) empat hari uposatha. Mengantisipasi uposatha ke lima, mereka menjalankan uposatha ke empat; dan melanjutkan, pada hari ke enam. Mengantisipasi uposatha ke delapan, mereka menjalankan uposatha ke tujuh; dan melanjutkan, pada ke sembilan. Mengantisipasi uposatha ke empat belas, mereka menjalankan uposatha ke tiga belas; dan melanjutkan, pada ke lima belas, mereka menjalankan uposatha pada awal [dari dwimingguan berikutnya]. Mereka melakukan perbuatan berjasa (puññāni karonti) dalam berbagai cara: dengan menerima perlindungan, secara konstan menjalankan sīla, mempersembahkan bunga, mendengarkan Dhamma, mempersembahkan pelita, membangun tempat tinggal, dan sebagainya. Setelah mengembara berkeliling, [para menteri dan anggota kelompok] menuliskan nama-nama para pelaku jasa pada selembar emas dan menyerahkannya kepada empat raja dewa.” Untuk penjelasan kanonis tentang pelaksanaan uposatha, baca 3:70 dan 8:41, 8:42.

386 Saya mengikuti Be yang bertentangan dengan Ce dan Ee dalam pembagian antara sutta ini dan sutta berikutnya. Ce dan Ee menganggap kalimat ini sebagai awal dari 3:38 (No. 37 dalam skema Ee) dan narasi ke dua yang dimulai dengan bhūtapubbaṃ bhikkhave (“Para bhikkhu, suatu ketika di masa lampau”) – beberapa paragraf di bawah – sebagai kelanjutan dari sutta itu. Akan tetapi, Be menganggap narasi pertama tentang Sakka sebagai kelanjutan dari 3:37, dan narasi ke dua menandai awal dari 3:38. Sebuah paralel China, SĀ 1117 (T II 295c10 – 296a23), sepakat dengan Be dalam hal ini tetapi menggabungkan menjadi satu kedua pernyataan tentang Sakka dan bhikkhu yang terbebaskan.

387 Pāṭihāriyapakkha. Mp mengatakan mereka menjalankan pelaksanaan uposatha berkesinambungan selama tiga bulan penuh musim hujan (antovasse temāsaṃ); jika mereka tidak dapat melakukannya, maka mereka harus menjalankannya selama satu bulan penuh setelah musim hujan, antara kedua hari undangan, atau setidaknya selama periode dua minggu setelah hari undangan pertama. “Undangan” (pavāraṇa) adalah kegiatan, di akhir musim hujan, ketika para bhikkhu dan bhikkhunī “mengundang” (pavāreti) teman-temannya untuk menunjukkan segala pelanggaran dalam perilaku mereka selama musim hujan. Spk I 307, 9-16, mengomentari pāṭihāriyapakkha pada SN 10:5, I 208, 27, menjelaskan kata ini dalam makna luas (baca CDB, p.480, catatan 573).
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Shasika on 03 July 2013, 04:24:08 PM
Dulu pas lagi bahan atthasila, dengar cerita bhante tentang Empat Raja Dewa yang di bawah ini, ternyata memang ada di Sutta.
_____________________________

AN III
37 (7) Raja-raja (1)


“Para bhikkhu, (1) pada hari ke delapan dwimingguan, para menteri dan anggota kelompok dari Empat Raja Dewa mengembara di dunia,384  [dengan berpikir]: ‘Kami harap ada banyak orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka, berperilaku selayaknya terhadap para petapa dan brahmana, menghormati saudara tua mereka dalam keluarga, menjalankan uposatha, menjalankan hari pelaksanaan tambahan, dan melakukan perbuatan berjasa.’385  (2) Pada hari ke empat belas dwimingguan, para putra dari Empat Raja Dewa mengembara di dunia, [dengan berpikir]: ‘Kami harap ada banyak orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka … [143] … dan melakukan perbuatan berjasa.’ (3) Pada hari ke lima belas, hari uposatha, Keempat Raja dewa sendiri mengembara di dunia, [dengan berpikir]: ‘Kami harap ada banyak orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka … dan melakukan perbuatan berjasa.’

“Jika, para bhikkhu, ada sedikit orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka … dan melakukan perbuatan berjasa, Keempat Raja Dewa melaporkan hal ini kepada para deva Tāvatiṃsa ketika mereka mengadakan rapat dan duduk bersama di aula dewan Sudhamma: ‘Tuan-tuan yang terhormat, ada sedikit orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka … dan melakukan perbuatan berjasa.’ Kemudian, karena hal ini, para deva Tāvatiṃsa menjadi tidak senang, [dengan mengatakan]: ‘Aduh, kelompok surgawi akan mengalami kemunduran dan kelompok asura akan maju!’

“Tetapi jika ada banyak orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka … dan melakukan perbuatan berjasa, Keempat Raja Dewa melaporkan hal ini kepada para deva Tāvatiṃsa ketika mereka mengadakan rapat dan duduk bersama di aula dewan Sudhamma: ‘Tuan-tuan yang terhormat, ada banyak orang yang berperilaku selayaknya terhadap ibu dan ayah mereka, berperilaku selayaknya terhadap para petapa dan brahmana, menghormati saudara tua mereka dalam keluarga, menjalankan uposatha, menjalankan hari pelaksanaan tambahan, dan melakukan perbuatan berjasa.’ Kemudian, karena hal ini, para deva Tāvatiṃsa menjadi gembira, [dengan mengatakan]: ‘Sungguh, kelompok surgawi akan berkembang dan kelompok asura akan mengalami kemunduran!’”

“Para bhikkhu, suatu ketika di masa lampau, ketika Sakka, penguasa para deva, sedang membimbing para deva Tāvatiṃsa, ia melafalkan syair berikut ini:386  [144]

   “Orang yang ingin menjadi sepertiku
   harus menjalankan uposatha
   yang lengkap dengan delapan faktor,
   pada hari ke empat belas, ke lima belas,
   dan ke delapan dari dwimingguan,
   dan selama dwimingguan khusus.’387

“Syair ini, para bhikkhu, diucapkan dengan buruk oleh Sakka, penguasa para deva, bukan  diucapkan dengan baik. Dinyatakan dengan buruk, bukan dinyatakan dengan baik. Karena alasan apakah? Karena Sakka, penguasa para deva, tidak hampa dari nafsu, kebencian, dan delusi. Tetapi dalam hal seorang bhikkhu yang adalah seorang Arahant – seorang yang noda-nodanya dihancurkan, yang telah menjalani kehidupan spiritual, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah menurunkan beban, telah mencapai tujuannya sendiri, telah sepenuhnya menghancurkan belenggu-belenggu penjelmaan, seorang yang sepenuhnya terbebaskan melalui pengetahuan akhir – adalah selayaknya baginya untuk mengatakan:

   “Orang yang ingin menjadi sepertiku …
   dan selama dwimingguan khusus.’

“Karena alasan apakah? Karena bhikkhu itu hampa dari nafsu, kebencian, dan delusi.”

_____________________________
catatan kaki: ShowHide
catatan kaki:
384 Hari ke delapan dari dwimingguan adalah hari bulan seperempat, baik pada periode bulan mengembang maupun menyusut. “Empat Raja Dewa” (catumahārājāno) adalah para penguasa di alam terendah dari enam alam surga indria, alam terdekat dengan manusia. Kita melihat suatu tingkatan berurutan di sini: pada hari ke delapan, para menteri dan anggota kelompok (amaccā pārisajjā) memeriksa dunia; pada hari ke empat belas (hari sebelum bulan purnama dan bulan baru), para putra (puttā) mereka memeriksa dunia; dan pada hari ke lima belas, bulan purnama sebenarnya dan hari-hari bulan baru, keempat raja dewa sendiri memeriksa dunia.

385 Mp: “Ketika mereka menjalankan uposatha, mereka menjalankan faktor-faktor uposatha delapan kali setiap bulan. Menjalankan hari-hari pelaksanaan tambahan (paṭijāgaranti), dalam satu dwimingguan mereka melakukannya dengan mengantisipasi dan melanjutkan (paccuggamanānugamana) empat hari uposatha. Mengantisipasi uposatha ke lima, mereka menjalankan uposatha ke empat; dan melanjutkan, pada hari ke enam. Mengantisipasi uposatha ke delapan, mereka menjalankan uposatha ke tujuh; dan melanjutkan, pada ke sembilan. Mengantisipasi uposatha ke empat belas, mereka menjalankan uposatha ke tiga belas; dan melanjutkan, pada ke lima belas, mereka menjalankan uposatha pada awal [dari dwimingguan berikutnya]. Mereka melakukan perbuatan berjasa (puññāni karonti) dalam berbagai cara: dengan menerima perlindungan, secara konstan menjalankan sīla, mempersembahkan bunga, mendengarkan Dhamma, mempersembahkan pelita, membangun tempat tinggal, dan sebagainya. Setelah mengembara berkeliling, [para menteri dan anggota kelompok] menuliskan nama-nama para pelaku jasa pada selembar emas dan menyerahkannya kepada empat raja dewa.” Untuk penjelasan kanonis tentang pelaksanaan uposatha, baca 3:70 dan 8:41, 8:42.

386 Saya mengikuti Be yang bertentangan dengan Ce dan Ee dalam pembagian antara sutta ini dan sutta berikutnya. Ce dan Ee menganggap kalimat ini sebagai awal dari 3:38 (No. 37 dalam skema Ee) dan narasi ke dua yang dimulai dengan bhūtapubbaṃ bhikkhave (“Para bhikkhu, suatu ketika di masa lampau”) – beberapa paragraf di bawah – sebagai kelanjutan dari sutta itu. Akan tetapi, Be menganggap narasi pertama tentang Sakka sebagai kelanjutan dari 3:37, dan narasi ke dua menandai awal dari 3:38. Sebuah paralel China, SĀ 1117 (T II 295c10 – 296a23), sepakat dengan Be dalam hal ini tetapi menggabungkan menjadi satu kedua pernyataan tentang Sakka dan bhikkhu yang terbebaskan.

387 Pāṭihāriyapakkha. Mp mengatakan mereka menjalankan pelaksanaan uposatha berkesinambungan selama tiga bulan penuh musim hujan (antovasse temāsaṃ); jika mereka tidak dapat melakukannya, maka mereka harus menjalankannya selama satu bulan penuh setelah musim hujan, antara kedua hari undangan, atau setidaknya selama periode dua minggu setelah hari undangan pertama. “Undangan” (pavāraṇa) adalah kegiatan, di akhir musim hujan, ketika para bhikkhu dan bhikkhunī “mengundang” (pavāreti) teman-temannya untuk menunjukkan segala pelanggaran dalam perilaku mereka selama musim hujan. Spk I 307, 9-16, mengomentari pāṭihāriyapakkha pada SN 10:5, I 208, 27, menjelaskan kata ini dalam makna luas (baca CDB, p.480, catatan 573).

:jempol:
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: cetera_zhang on 05 September 2013, 09:40:12 AM
Temans,

Mau tanya dunk, prosedur pengambilan atthasila ini gmn ya? pertama kali ambil atthasila harus ambil dari bhante ya di subuh2 hari? dan apakah harus selalu ambil lgs dari bhante atau teman-teman cuma mengucapkan paritta atthasila dirumah?

makasih
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: cetera_zhang on 05 September 2013, 09:43:18 AM
oiya makannya satu kali atau 2 kali ya untuk sila ke 6?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 05 September 2013, 03:25:27 PM
http://dhammacitta.org/dcpedia/Aṭṭhasīla (http://dhammacitta.org/dcpedia/Aṭṭhasīla)

makan sekali sehari, menghindari makan pada malam hari dan di luar waktu yang selayaknya.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 05 September 2013, 03:27:01 PM
Temans,

Mau tanya dunk, prosedur pengambilan atthasila ini gmn ya? pertama kali ambil atthasila harus ambil dari bhante ya di subuh2 hari? dan apakah harus selalu ambil lgs dari bhante atau teman-teman cuma mengucapkan paritta atthasila dirumah?

makasih

secara tradisi theravada memang ada yang ambil atthasila dan selesai ambil pancasila, secara praktek dan dijaman sang buddha tidak ada ritual ambil atthasila itu, bahkan tidak disebutkan disutta itu namanya atthasila, hanya uposatha dengan delapan faktor. Semua sebenarnya ada dipikiran dan tekad kita saja.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: cetera_zhang on 05 September 2013, 04:22:53 PM
secara tradisi theravada memang ada yang ambil atthasila dan selesai ambil pancasila, secara praktek dan dijaman sang buddha tidak ada ritual ambil atthasila itu, bahkan tidak disebutkan disutta itu namanya atthasila, hanya uposatha dengan delapan faktor. Semua sebenarnya ada dipikiran dan tekad kita saja.

ok romo eh tuhan...namaste
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 05 September 2013, 04:25:59 PM
http://dhammacitta.org/dcpedia/Aṭṭhasīla (http://dhammacitta.org/dcpedia/Aṭṭhasīla)

makan sekali sehari, menghindari makan pada malam hari dan di luar waktu yang selayaknya.
Maaf, apakah attasila DC beda dengan attasilanya Theravada in general?  Sepertinya lama2 DC koq punya ajaran2 unik yg tidak sama dengan di luar. :-?

Karena setahu gw bhikkhu2 Theravada pun pada umumnya masih makan 2X sehari (pagi dan sebelum tengah hari).  Hanya bhikkhu yang menjalankan praktik dutangga yg diwajibkan makan cuma 1X sehari.  Apalagi ini 'cuma' attasila yg untuk umat awam....?

CMIIW.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 05 September 2013, 04:54:01 PM
Maaf, apakah attasila DC beda dengan attasilanya Theravada in general?  Sepertinya lama2 DC koq punya ajaran2 unik yg tidak sama dengan di luar. :-?

Karena setahu gw bhikkhu2 Theravada pun pada umumnya masih makan 2X sehari (pagi dan sebelum tengah hari).  Hanya bhikkhu yang menjalankan praktik dutangga yg diwajibkan makan cuma 1X sehari.  Apalagi ini 'cuma' attasila yg untuk umat awam....?

CMIIW.

Karena DC tidak identik dengan Theravada, atau bahkan DC memang bukan Theravada.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 05 September 2013, 10:09:12 PM
Maaf, apakah attasila DC beda dengan attasilanya Theravada in general?  Sepertinya lama2 DC koq punya ajaran2 unik yg tidak sama dengan di luar. :-?

Karena setahu gw bhikkhu2 Theravada pun pada umumnya masih makan 2X sehari (pagi dan sebelum tengah hari).  Hanya bhikkhu yang menjalankan praktik dutangga yg diwajibkan makan cuma 1X sehari.  Apalagi ini 'cuma' attasila yg untuk umat awam....?

CMIIW.
kalo ini sih susah dijawab karena theravada sendiri jg banyak cabang2nya lagi. Lagipula seperti kata Indra, memang DC bukan theravada ataupun subnya theravada juga. But on the other hand, apakah yang theravada akan menolak sumber rujukan dari nikaya yang diambil dari Tipitaka pali tah?

soal bhikkhu yg makan 2x sehari yah no comment deh. Let see from other perspective… Kalau ternyata untuk umat awam aja disuruh "meniru" arahant yg makan sekali sehari…

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24471.msg453241.html#msg453241 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24471.msg453241.html#msg453241)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 05 September 2013, 10:24:13 PM
kalo ini sih susah dijawab karena theravada sendiri jg banyak cabang2nya lagi. Lagipula seperti kata Indra, memang DC bukan theravada ataupun subnya theravada juga. But on the other hand, apakah yang theravada akan menolak sumber rujukan dari nikaya yang diambil dari Tipitaka pali tah?

soal bhikkhu yg makan 2x sehari yah no comment deh. Let see from other perspective… Kalau ternyata untuk umat awam aja disuruh "meniru" arahant yg makan sekali sehari…

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24471.msg453241.html#msg453241 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24471.msg453241.html#msg453241)

tapi pandangan theravada mengenai hal ini yg digagas oleh sesepuh Theravada, Buddhaghosa, yg dituliskan dalam Manorathapurani (Komentar Anguttara Nikaya) adalah sebagai berikut:

Mp: “Ada dua [periode] makan, [periode] makan pagi dan [periode] makan malam. [periode] makan pagi berakhir di tengah hari; [periode] makan malam dimulai dari tengah hari hingga fajar keesokan harinya. Oleh karena itu bahkan mereka yang makan sepuluh kali sebelum tengah hari dikatakan makan sekali sehari.

interpretasi yg secara tegas tidak sesuai dengan sutta.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 06 September 2013, 02:55:38 PM
kalo ini sih susah dijawab karena theravada sendiri jg banyak cabang2nya lagi. Lagipula seperti kata Indra, memang DC bukan theravada ataupun subnya theravada juga. But on the other hand, apakah yang theravada akan menolak sumber rujukan dari nikaya yang diambil dari Tipitaka pali tah?

Apakah anda pernah mengkosultasikan klaim anda itu dengan bhikkhu / sangha Theravada?  Karena merekalah penerus pelaksanaan vinaya sejak ditetapkan Buddha hingga saat ini tanpa ada pengurangan pasal vinaya.
Spoiler: ShowHide
(maaf, tidak bicara masalah oknum bhikkhu yg menyimpang dlm pelaksanaannya. Itu perkara lain lagi).


Bagaimana pendapat mereka?

Di vinaya sendiri tidak ada keharusan makan hanya 1X.  Yang ada larangan makan setelah tengah hari.  Nah lho!

Jangan2 sutta itu tambahan belakangan  ^-^ :whistle: :))


Quote
soal bhikkhu yg makan 2x sehari yah no comment deh. Let see from other perspective… Kalau ternyata untuk umat awam aja disuruh "meniru" arahant yg makan sekali sehari…

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24471.msg453241.html#msg453241 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24471.msg453241.html#msg453241)

Kalau gw baca link anda itu, isinya malah khotbah kepada para bhikkhu, bukan kepada umat awam.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 06 September 2013, 03:03:12 PM
Mp: “Ada dua [periode] makan, [periode] makan pagi dan [periode] makan malam. [periode] makan pagi berakhir di tengah hari; [periode] makan malam dimulai dari tengah hari hingga fajar keesokan harinya. Oleh karena itu bahkan mereka yang makan sepuluh kali sebelum tengah hari dikatakan makan sekali sehari.

Mohon cantumkan link sumber kutipan anda, lebih sahih lagi dalam source aslinya (bahasa Inggris / Pali).  Karena gw baca maknanya justru menjelaskan seperti apa yg diucapkan Buddha :
6. "Bhikkhus. Ariyan disciples in this Religion reflect thus:

"'All arahants, for as long as life lasts, eat at one time only and do not partake of food in the evening. They abstain from food at the 'wrong time'."[6]

"All of you eat at one time only and do not partake of food in the evening. You abstain from food at the 'wrong time.' For all of this day and night, in this manner, you will be known as having followed the arahants, and the Uposatha will have been observed by you. This is the sixth factor of the Uposatha.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: seniya on 06 September 2013, 03:10:33 PM
Kalo gak salah, dulu pernah dibahas om Indra juga di threadnya om KK ttg aturan makan lewat tengah hari ini dari ref sutta MN. Mgkn om Indra bisa copas lg sutta yg dimaksud...
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 06 September 2013, 04:14:32 PM
Apakah anda pernah mengkosultasikan klaim anda itu dengan bhikkhu / sangha Theravada?  Karena merekalah penerus pelaksanaan vinaya sejak ditetapkan Buddha hingga saat ini tanpa ada pengurangan pasal vinaya.
Spoiler: ShowHide
(maaf, tidak bicara masalah oknum bhikkhu yg menyimpang dlm pelaksanaannya. Itu perkara lain lagi).


Bagaimana pendapat mereka?

Di vinaya sendiri tidak ada keharusan makan hanya 1X.  Yang ada larangan makan setelah tengah hari.  Nah lho!


actually utk urusan bhikkhu yg 2x makan kan no comment dipostingan sebelumnya itu, karena ini fokusnya pada uposatha dengan delapan faktor.

btw di patimokkha ada sih utk larangan makan lebih dari sekali. but again, itu diluar topik disini. kalau mau bahas itu bisa di thread baru aja.

Jangan2 sutta itu tambahan belakangan  ^-^ :whistle: :))

soal apakah sutta itu tambahan belakangan ini memang perlu analisa lebih jauh lagi karena memang tidak tertutup kemungkinan itu.

Kalau gw baca link anda itu, isinya malah khotbah kepada para bhikkhu, bukan kepada umat awam.

kalau di sutta itu memang dikhotbahkan ke bhikkhu tapi peruntukannya imo sih untuk umat awam. coba cek di sutta berikutnya, kepada umat awam koq. dan jika ini ditujukan kepada bhikkhu, bukannya menegaskan bhikkhu makan sekali?

Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sanjiva on 06 September 2013, 05:36:44 PM

actually utk urusan bhikkhu yg 2x makan kan no comment dipostingan sebelumnya itu, karena ini fokusnya pada uposatha dengan delapan faktor.

btw di patimokkha ada sih utk larangan makan lebih dari sekali. but again, itu diluar topik disini. kalau mau bahas itu bisa di thread baru aja.
Bring it on bro.  Terserah mau sepatah dua patah postingan di sini atau mau buka thread baru tentang itu.  Tidak ada larangan bhikkhu makan lebih dari sekali (kondisi normal).  Monggo kalau mau dibahas.

Quote
kalau di sutta itu memang dikhotbahkan ke bhikkhu tapi peruntukannya imo sih untuk umat awam. coba cek di sutta berikutnya, kepada umat awam koq. dan jika ini ditujukan kepada bhikkhu, bukannya menegaskan bhikkhu makan sekali?
OK, BTT ke Attasila umat awam (lagian, mana ada bhikkhu yg attasila? :hammer:)

Yg biasa gw baca kalau attasila umat awam adalah vikala-bojhana veramani...., tidak makan setelah tengah hari.  Apakah DC   anda punya versi lain yg memuat artinya sebagai makan satu kali saja?


---------------
BTW busway, alangkah baiknya kalau praktisi2 yg biasa menjalani Attasila di sini juga ikutan komen kalau sudah selesai menyimak.  :)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: The Ronald on 06 September 2013, 07:09:37 PM
Di jaman Buddha dulu... khususnya di daerah tengah...org rata2 makan sehari 2 kali...( ga makan pagi ) , di beberapa daerah di maluku..masih ada kebiasaan demikian juga. Jadi saat itu memang para Arahat makan sehari sekali saja.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Sumedho on 06 September 2013, 08:40:11 PM
Bring it on bro.  Terserah mau sepatah dua patah postingan di sini atau mau buka thread baru tentang itu.  Tidak ada larangan bhikkhu makan lebih dari sekali (kondisi normal).  Monggo kalau mau dibahas.
Jika ada tenaga nanti… -.-!


OK, BTT ke Attasila umat awam (lagian, mana ada bhikkhu yg attasila? :hammer: )

Yg biasa gw baca kalau attasila umat awam adalah vikala-bojhana veramani...., tidak makan setelah tengah hari.  Apakah DC   anda punya versi lain yg memuat artinya sebagai makan satu kali saja?


---------------
BTW busway, alangkah baiknya kalau praktisi2 yg biasa menjalani Attasila di sini juga ikutan komen kalau sudah selesai menyimak.  :)

Atthasila yg kita kenal sekarang merupakan produk "rangkuman" sama juga dengan pancasila. Itu hasil rumusan seiring tradisi berkembang. Jika ada "penyesuaian" seiring jalan yah bisa saja terjadi, tapi lebih besar kemungkinannya disingkat saja supaya pendek sama seperti faktor2 lainnya. lalu bergeser maknanya  ::)


Jika mau mencari ujung sumbernya sang buddha yah cuma adanya menginstruksikan uposatha dengan delapan faktor yah salah satu faktornya itu makan satu kali tidak makan diwaktu malam, tidak makan diwaktu yg salah, bukan hanya vikalabhojana sajah. Unless i missed it.

Quote from: AN 3.41
‘‘‘Yāvajīvaṃ arahanto ekabhattikā rattūparatā viratā vikālabhojanā. Ahaṃ pajja imañca rattiṃ imañca divasaṃ ekabhattiko rattūparato virato vikālabhojanā.

makan sekali sehari, menghindari makan pada malam hari dan di luar waktu yang selayaknya.
mau artikan vikalabhojana itu bisa makan berkali2 selama belum tengah hari yah silahken. Kalo saya sih lebih memilih mengartikan seperti di sutta ada ekabhattika-nya, satu kali makan.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: adi lim on 06 September 2013, 10:24:22 PM
IMO : pro makan sekali   _/\_
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: Indra on 07 September 2013, 09:27:43 AM
Mohon cantumkan link sumber kutipan anda, lebih sahih lagi dalam source aslinya (bahasa Inggris / Pali).  Karena gw baca maknanya justru menjelaskan seperti apa yg diucapkan Buddha :
6. "Bhikkhus. Ariyan disciples in this Religion reflect thus:

"'All arahants, for as long as life lasts, eat at one time only and do not partake of food in the evening. They abstain from food at the 'wrong time'."[6]

"All of you eat at one time only and do not partake of food in the evening. You abstain from food at the 'wrong time.' For all of this day and night, in this manner, you will be known as having followed the arahants, and the Uposatha will have been observed by you. This is the sixth factor of the Uposatha.


itu berasal dari buku AN yg akan diterbitkan DC, dan karena blm diterbitkan maka tidak bisa dijadikan rujukan, dan versi aslinya dalam english terdapat disclaimer "no part of this book may be reproduced bla bla bla" jadi maaf tidak bisa memuaskan anda, tapi tidak perlu berkecil hati, karena saya suadh mencantumkan judul kitab komentar Pali yg bisa anda lacak sendiri, yaitu Manorathapurani
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: The Ronald on 07 September 2013, 01:50:41 PM
Mohon cantumkan link sumber kutipan anda, lebih sahih lagi dalam source aslinya (bahasa Inggris / Pali).  Karena gw baca maknanya justru menjelaskan seperti apa yg diucapkan Buddha :


6. "Bhikkhus. Ariyan disciples in this Religion reflect thus:

"'All arahants, for as long as life lasts, eat at one time only and do not partake of food in the evening. They abstain from food at the 'wrong time'."[6]

"All of you eat at one time only and do not partake of food in the evening. You abstain from food at the 'wrong time.' For all of this day and night, in this manner, you will be known as having followed the arahants, and the Uposatha will have been observed by you. This is the sixth factor of the Uposatha.


kutipan dari AN 3 - 70

"As long as life lasts, the noble ones partake one meal a day abstaining from food at night. This night and day I too will partake one meal a day abstaining from food at night. By this characteristic I imitate the noble ones and may my observance be complete."

sumber :
http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/4Anguttara-Nikaya/Anguttara1/3-tikanipata/007-mahavaggo-e.html  (no 10 )

palinya :
http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/4Anguttara-Nikaya/Anguttara1/3-tikanipata/007-mahavaggo-p.html
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: kullatiro on 21 November 2013, 11:36:31 AM
sekedar Pengetahuan bagi yang melaksanakan uphosata sila (terutama bagi yang makan satu hari sekali)

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24724.msg459172/topicseen.html#msg459172 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24724.msg459172/topicseen.html#msg459172)
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 26 November 2013, 08:08:37 PM
done,
apakah pd saat pelatihan uposatha, ada halangan dan rintangannya? mhn berbagi..

kadang yang sulit itu sebelum memulai, timbul keraguan dan kemalasan. ;D
besok mau 8sila gak yah?
terjadi perang batin, antara mau dan tidak.
ah, gak usah deh!
tapi itu bermanfaat, sayang kalau dilewatkan.
oke kalo gitu jalani aja!
tapi malas, kan gak bisa ini gak bisa itu.

tapi setiap saya memutuskan untuk menjani 8sila, pada hari itu yang muncul adalah bukan penyesalan, malah bersyukur karna udah mengambil keputusan yang tepat. ;D
so, yuk mari kita sama2 menjalankan 8sila.

walaupun saya tau, 8sila itu hampir mustahil untuk dijalankan dengan sempurna sambil menjalani aktifitas sehari-hari.
namun setidaknya itu lebih baik, berusaha meningkatkan latihan di hari uposatha.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: jsilavati on 18 June 2014, 02:21:24 PM
seru bahasannya sj sx.. sedikit masukan, mgkn bagi yg maag or merasa lemes, bisa emut gula merah/gula aren (tidak boleh gigit ya tp di isap2 aja)...
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: dhammadinna on 20 June 2014, 08:28:29 AM
^ kenapa ga boleh gigit?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: jsilavati on 01 July 2014, 04:27:36 PM
menurut sy ya... kalo menggigit or mengunyah itu sudah kategori makan,,,, kalo isap or emut bisa masuk ke kategori minum,,,  ;D
kalo aturan pastinya sy tidak tau, mohon masukan dari senior2 di sini ^:)^
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: dhammadinna on 02 July 2014, 12:40:42 PM
 [at] jsilavati: ^ ^ ^

Quote
Peraturan 23: Jika seorang bhikkhu dipersembahkan lima jenis obat-obatan atau kebutuhan tujuh hari, dia boleh menyimpan dan memakainya untuk tujuh hari.

Benda-benda ini adalah ghee (mentega cair), mentega9, minyak (dari hewan, ikan, dan sayuran), madu, dan gula (semua jenis). Lima jenis obat-obatan ini boleh dikonsumsi oleh bhikkhu tersebut kapanpun saja, petang maupun malam harinya.
________________

9Kata Pālinya adalah “navanitam” atau “nonitam”. Sesuatu yang nampaknya terbuat dari dadih yang menghasilkan ghee. Keju dibuat dari dadih dan mentega menghasilkan ghee. Dua-duanya biasa digunakan di Thailand.

http://dhammacitta.org/dcpedia/Peraturan_Kedisiplinan_Bhikkhu:_Panduan_Bagi_Umat_Awam_(Dhammavuddho)

Benda-benda di atas boleh dimakan kapan pun.

Dikunyah juga tidak masalah, karena boleh atau tidaknya tergantung dari makanan itu sendiri, dan bukan dari cara mengkonsumsinya.
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: jsilavati on 04 July 2014, 10:38:05 AM
dhammadinna: makasi infonya ya...
kalo coklat bagaimana ya?
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: dhammadinna on 08 July 2014, 09:08:06 AM
^ ^ ^

di link yang sama di postingan saya sebelumnya, katanya sih boleh. Tapi saya ga tau cokelat yang bagaimana. Apakah murni cokelat atau apa.. Cokelat murni itu pahit, jadi harus tambah gula kalau ga tahan.
Title: Futon (alas tidur dari jepang)
Post by: kullatiro on 20 March 2015, 01:35:25 PM
(http://forum-animeindo.com/wp-content/uploads/2015/02/FutonDry-300x200.jpg)
tetap mesti dialasi tatami (tikar ala jepang) supaya tidak nyep(merasuk) hawa dingin nya dari tanah

siapa yang sudah mencoba nya?
Title: malam ini bulan baru, dan besok libur nyepi loohhh!
Post by: kullatiro on 20 March 2015, 08:59:09 PM
ehm ehm, hallo hallo malem ini bulan baru lohh dan besok libur nyepi sapa yang melakukan uposatha sila
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: jsilavati on 18 May 2015, 02:17:35 PM
up up... yang masi ber Athasila.. tunjuk jari...lol
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: sl99 on 25 November 2017, 10:38:07 AM
UP
Title: Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila
Post by: hemayanti on 01 January 2018, 10:42:26 PM
kalender DC udah gak ada keterangan hari uposathanya. ;D