//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!  (Read 8924 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« on: 15 September 2011, 04:07:47 PM »
Setelah gw liat video dibawah ini, gw ambil konklusi kalo Nibbana itu ada di otak kanan, dan meditasi adalah cara untuk utilize otak kanan kita sepenuhnya..

kalo gk percaya ato curious sama statement gw, coba aja liat video ini.. ;D



« Last Edit: 15 September 2011, 07:23:13 PM by Sumedho »

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #1 on: 15 September 2011, 04:28:00 PM »
pidionya gak muncul om...

tapi tolong kalo gak muncul, kasih link juga boleh lah...

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #2 on: 16 September 2011, 09:53:21 AM »
20 menit...  :o

buffernya bikin BWK  :(

lagian dalam bahasa inggris..  :(

tolong uraikan donk...  :-[

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #3 on: 16 September 2011, 10:00:05 AM »
There is no place like 127.0.0.1

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #4 on: 16 September 2011, 10:10:38 AM »
coba ke sini

http://www.ted.com/talks/jill_bolte_taylor_s_powerful_stroke_of_insight.html

lalu dibawahnya pilih subtitle indonesia

jgn lupa liat jg yg http://www.ted.com/talks/vilayanur_ramachandran_on_your_mind.html

tengkiu, ntar gw coba ah.

ini gara2 bro Sol yang bikin gw penasaran, kasi pidio tapi kagak kasih review komennya.

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #5 on: 16 September 2011, 10:18:55 AM »
Orangnya mengalami nibbana katanya...ketika "spirit"nya kelaur dari tubuhnya...

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #6 on: 16 September 2011, 10:34:37 AM »
Orangnya mengalami nibbana katanya...ketika "spirit"nya kelaur dari tubuhnya...

ya, begitu menurut katanya.

tapi kalau mengalami nibbana kenapa bisa balik lagi?
apakah ilmuan ini telah mencapai penerangan sempurna.
mengalami nibbana dalam waktu sementara, bisa kah?

so intinya apa sih? bunuh otak kiri kita?

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #7 on: 16 September 2011, 10:46:05 AM »
ya, begitu menurut katanya.

tapi kalau mengalami nibbana kenapa bisa balik lagi?
apakah ilmuan ini telah mencapai penerangan sempurna.
mengalami nibbana dalam waktu sementara, bisa kah?

so intinya apa sih? bunuh otak kiri kita?

Intinya dengan otak kanan kita tidak egois dan dengan otak kanan kita jd terkoneksi dengan alam semesta ini dan dg semua makhluk kayak satu keluarga tanpa batas... dengan otak kita kita itu merasa ada batas dengan orang lain jd merasa ''aku''....

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #8 on: 16 September 2011, 11:22:14 AM »
Intinya dengan otak kanan kita tidak egois dan dengan otak kanan kita jd terkoneksi dengan alam semesta ini dan dg semua makhluk kayak satu keluarga tanpa batas... dengan otak kita kita itu merasa ada batas dengan orang lain jd merasa ''aku''....

jadi kesimpulannya, si ilmuan ini mencapai nibbana kah?
apakah keadaan tanpa batas ini disebut nibbana?

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #9 on: 16 September 2011, 11:31:55 AM »
jadi kesimpulannya, si ilmuan ini mencapai nibbana kah?
apakah keadaan tanpa batas ini disebut nibbana?

Kalo dari ceritanya sih mirip dengan ajaran Buddha dalam hal bagaimana dia bisa meiihat atom didalam tubuhnya yg begitu banyak dan selalu berubah... atau di buddhis di sebut rupa-kalapa... dan dengan otak kanan adalah hanya berhubungan dengan saat ini bukan dg masa lalu atau masa depan.. tentu kalo dia mampu mengembangkan hal ini.... bisa meilhat 3 corak kehidupan anicca, dukkha, anatta... dengan bisa menembus 3 corak kehidupan ini mungkin saja bisa mencapai nibbana....

Cuma kalo saya dengar dari videonya sih si ilmuwan ini...msh sangat memegang adanya ATTA (roh/spirit)...hehhee..
jd ya simpulkan sendiri aja apakah ilmuwan ini sudah merealisasikan nibbana ato tidak....

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #10 on: 16 September 2011, 11:40:30 AM »
Kalo dari ceritanya sih mirip dengan ajaran Buddha dalam hal bagaimana dia bisa meiihat atom didalam tubuhnya yg begitu banyak dan selalu berubah... atau di buddhis di sebut rupa-kalapa... dan dengan otak kanan adalah hanya berhubungan dengan saat ini bukan dg masa lalu atau masa depan.. tentu kalo dia mampu mengembangkan hal ini.... bisa meilhat 3 corak kehidupan anicca, dukkha, anatta... dengan bisa menembus 3 corak kehidupan ini mungkin saja bisa mencapai nibbana....

Cuma kalo saya dengar dari videonya sih si ilmuwan ini...msh sangat memegang adanya ATTA (roh/spirit)...hehhee..
jd ya simpulkan sendiri aja apakah ilmuwan ini sudah merealisasikan nibbana ato tidak....

kalo begitu sepertinya belum merealisasikan nibbana nih.

tapi sedikit bikin bingung juga nih.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #11 on: 16 September 2011, 01:05:35 PM »
Saya menjadi peneliti otak karena saya punya seorang saudara laki-laki yang terdiagnosa punya kelainan otak: skizofrenia. Dan sebagai seorang saudara perempuan dan kemudian, sebagai seorang ilmuwan, saya ingin mengerti kenapa saya bisa mengambil mimpi-mimpi saya, saya bisa menghubungkannya dengan kenyataan, dan saya bisa membuat mimpi saya menjadi kenyataan. Ada apa dengan otak saudara laki-laki saya dan skizofrenianya yang membuatnya tak bisa menghubungkan mimpi-mimpinya dengan kenyataan yang diyakini umum, sehingga mereka malah mengira khayalannya itu nyata (delusi)?

Jadi saya dedikasikan karir saya pada riset mengenai penyakit jiwa yang parah. Dan saya pindah dari negara bagian asal saya Indiana, ke Boston, di mana saya bekerja di laboratorium Dr. Francine Benes, di Universitas Harvard jurusan psikiatri. Dan di laboratorium itu, kami mempelajari, "Apakah perbedaan biologis antara otak individu-individu yang akan terdiagnosa sebagai orang normal, jika dibandingkan dengan otak individu-individu yang terdiagnosa sebagai skizofrenia, skizoafektif atau kelainan bipolar?"

Jadi pada dasarnya kami memetakan sirkuit mikro dari otak: sel-sel mana yang berkomunikasi dengan sel yang mana, dengan zat kimia yang mana, dan dengan seberapa banyak zat kimia tadi? Jadi hidup saya sangat berarti karena saya melakukan riset seperti ini di siang hari. Lalu malam harinya dan di akhir minggu, saya berkeliling sebagai advokat untuk NAMI, Aliansi Nasional Penyakit Kejiwaan. Tapi pagi hari tanggal 10 Desember 1996, saya bangun dan menemukan bahwa saya sendiri punya kelainan otak. Sebuah pembuluh darah pecah di belahan kiri otak saya. Dan dalam waktu empat jam, saya menyaksikan otak saya makin memburuk kemampuannya untuk memproses semua informasi. Saat pendarahan pagi itu, saya tak bisa berjalan, bicara, membaca, menulis atau mengingat apa pun tentang hidup saya. Intinya saya jadi seorang bayi di dalam tubuh seorang wanita dewasa.

Kalau anda pernah melihat otak manusia, jelas terlihat bahwa kedua belahan otak sepenuhnya terpisah dari belahan lainnya. Dan saya bawakan otak manusia betulan untuk anda. Jadi ini adalah otak manusia betulan.

Ini bagian depan otak, bagian belakang otak dengan syaraf tulang belakang menggantung, dan beginilah posisinya di dalam kepala saya. Dan saat anda melihat otak ini, jelas terlihat kalau kedua cerebral cortex betul-betul terpisah satu sama lain. Bagi anda yang mengerti komputer, bagian kanan otak kita bekerja seperti prosesor paralel, sementara bagian kiri otak kita bekerja seperti prosesor serial. kedua bagian otak ini berkomunikasi satu sama lain melalui corpus collosum, yang terbuat dari sekitar 300 juta serat axon. Tapi di luar itu, kedua bagian otak ini betul-betul terpisah. Karena mereka memproses informasi dengan cara berbeda, masing-masing bagian otak kita berpikir tentang hal yang berbeda, mereka mengurusi hal yang berbeda, dan, bisa dibilang, mereka punya kepribadian yang sangat berbeda.

Permisi. Terima kasih. Menyenangkan sekali. (Asisten: Memang.)

Otak kanan kita hanya memikirkan saat ini. Hanya tentang "yang di sini, saat ini." Otak kanan kita, berpikir dalam gambar dan belajar pergerakan melalui gerakan-gerakan badan kita. Informasi, dalam bentuk energi, mengalir masuk bersamaan melalui semua indra perasa kita dan kemudian meledak menjadi kolase yang besar yang berisikan wujud yang nampak dari momen saat ini, seperti apa bau dan rasa momen saat ini, seperti apa tekstur dan suara momen saat ini. Saya adalah mahluk energi yang terhubung dengan energi di sekitar saya melalui kesadaran dari bagian kanan otak saya. Kita semua adalah mahluk-mahluk energi yang terhubung satu sama lain melalui kesadaran dari bagian kanan otak kita sebagai satu keluarga manusia. Dan di sini, sekarang, kita semua adalah saudara di planet ini, di sini untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Dan saat ini kita sempurna, kita utuh dan kita indah.

Otak kiri saya -- otak kiri kita -- adalah tempat yang sangat berbeda. Otak kiri kita berpikir mengikuti garis lurus dan metodis. Bagian kiri otak kita hanya memikirkan masa lalu dan masa depan. Bagian otak kiri kita didesain untuk menerima kolase besar tentang momen saat ini dan mulai memilih detil, detil dan lebih banyak detil tentang detil yang terpilih. Lalu dia mengkategorikan dan mengorganisasikan semua informasi itu, menghubungkannya dengan semua yang kita pernah pelajari di masa lalu, dan memproyeksikan semua kemungkinan kita di masa depan. Dan otak kiri kita berpikir dalam bahasa. Dialah celotehan otak yang menghubungkan saya dan dunia internal saya ke dunia eksternal saya. Dialah suara kecil yang mengatakan pada saya, "Hey, kamu harus ingat untuk membeli pisang waktu pulang nanti. Aku memerlukannya saat pagi hari."

Dialah kecerdasan penuh perhitungan yang mengingatkan saya kapan harus mencuci baju. Tapi mungkin yang paling penting, dialah suara kecil yang berkata pada saya, "Saya. Saya." Dan begitu otak kiri saya berkata pada saya, "Saya," saya menjadi terpisah. Saya menjadi satu individu tersendiri, terpisah dari aliran energi di sekitar saya dan terpisah dari kalian. Dan inilah bagian dari otak saya yang hilang pada pagi saya mendapat stroke.

Pagi itu saat stroke, saya bangun dengan denyutan menyakitkan di belakang mata kiri saya. Dan sakitnya seperti -- terbakar -- seperti yang terasa saat anda menggigit es krim. Dan ia langsung mencengkeram saya -- lalu ia melepaskan saya. Lalu ia langsung mencengkeram saya -- lalu ia melepaskan saya. Dan saya hampir tak pernah mengalami rasa sakit sekali pun, jadi saya pikir, OK, saya akan mulai rutinitas normal saya.

Jadi saya bangun dan saya naik ke cardio glider saya, sebuah alat fitness untuk seluruh badan. Dan saya terus berolahraga di alat ini, dan saya mulai menyadari bahwa tangan saya terlihat seperti cakar primitif yang menggenggam alat fitness. Dan saya pikir, "Itu sangat aneh." Dan saya melihat badan saya dan berpikir, "Whoa, aku makhluk yang terlihat aneh." Dan saat itu seakan-akan kesadaran saya bergeser dari titik normal pemahaman saya tentang kenyataan, di mana sayalah orang di atas alat fitness dan mengalami sesuatu, ke suatu ruang khusus di mana saya menyaksikan diri saya menjalani pengalaman ini.

Dan semuanya benar-benar aneh, dan sakit kepala saya bertambah parah. Jadi saya turun dari mesin, dan berjalan menyeberangi ruang tamu saya, dan saya menyadari semua di dalam tubuh saya telah melambat sekali. Dan setiap langkah terasa sangat kaku dan penuh perjuangan. Tak ada keluwesan di langkah saya, dan ada penyempitan dalam ruang penginderaan saya, jadi saya hanya terfokus pada sistem internal. Dan saya berdiri di kamar mandi dan bersiap-siap untuk masuk ke dalam shower, dan sungguh saya bisa mendengar dialog di dalam tubuh saya. Saya mendengar suara kecil berkata, "OK. Kamu otot, kamu harus berkontraksi. Kamu otot, kamu relaks."

Dan lalu saya kehilangan keseimbangan, dan saya tersandar pada tembok. Dan saya menatap ke lengan saya dan saya sadar bahwa saya tak lagi bisa menentukan batas-batas dari tubuh saya. Saya tak bisa menentukan di mana tubuh saya mulai dan berakhir, karena atom dan molekul penyusun lengan saya bercampur dengan atom dan molekul dari dinding. Dan yang bisa saya deteksi hanya energi ini -- energi.

Dan saya bertanya pada diri sendiri, "Ada apa dengan saya? Apa yang sedang terjadi?" Dan tepat saat itu, celotehan otak saya -- celotehan otak kiri saya -- tiba-tiba membisu. Seakan seseorang mengambil remote control dan menekan tombol mute. Kesunyian sepenuhnya. Dan awalnya saya kaget waktu menemukan diri saya di dalam pikiran yang bisu. Tapi lalu saya segera terpukau dengan kebesaran energi di sekitar saya. Dan karena saya tidak lagi bisa mengenali batas-batas tubuh saya, saya merasa besar dan luas. Saya merasa bersatu dengan semua energi yang ada, dan itu betul-betul indah di sana.

Kemudian bagian kiri otak saya tiba-tiba kembali online, dan berkata pada saya, "Hey! Kita mempunyai masalah! Kita mempunyai masalah! Kita harus minta tolong." Dan saya berpikir, "Ahh! Saya punya masalah. Saya punya masalah." Jadi itu seperti, "OK. OK. Saya punya masalah."

Tapi seketika saya kembali hanyut memasuki kesadaran energi tadi -- yang saya beri panggilan sayang sebagai La La Land. Tapi di sana begitu indah. Bayangkan seperti apa rasanya bisa betul-betul terputus dari celotehan otakmu yang menghubungkanmu ke dunia luar.

Jadi saya berada di tempat ini, dan pekerjaan saya -- dan semua stress akibat pekerjaan saya -- semuanya hilang. Dan saya merasa lebih ringan dalam tubuh saya. Dan bayangkan: semua hubungan di dunia luar dan semua penyebab stress akibat hubungan itu -- semuanya hilang. Dan saya merasakan kedamaian. Dan bayangkan rasanya kehilangan beban emosi yang tertumpuk 37 tahun! (Tawa) Oh! Saya merasakan eforia. Eforia. Betul-betul indah.

Lalu, lagi-lagi, otak kiri saya kembali online dan berkata "Hey! Kau harus perhatikan baik-baik. Kita harus minta tolong." Dan saya berpikir, "Saya harus minta tolong. Saya harus fokus." Jadi saya keluar dari kamar mandi dan seperti robot saya memakai baju dan berjalan mengelilingi apartemen saya, dan saya berpikir, "Saya harus pergi kerja. Saya harus pergi kerja Bisakah saya menyetir? Bisakah saya menyetir?"

Dan saat itu lengan kanan saya betul-betul menjadi lumpuh di samping saya. Kemudian saya menyadari, "Ya ampun! Saya mengalami stroke! Saya mengalami stroke!"

Dan kata selanjutnya yang keluar dari otak saya adalah, "Wow! Ini sangat keren." (Tawa) "Ini sangat keren! Berapa banyak ilmuwan otak mendapat kesempatan untuk mempelajari otak mereka sendiri luar dalam?" (Tawa)

Dan kemudian terlintas di pikiran saya: "Tapi saya wanita yang sangat sibuk!" (Tawa) "Saya tak punya waktu untuk stroke!"

Jadi saya berkata, "OK, aku tak bisa mencegah stroke ini agar tidak terjadi, jadi akan saya jalani ini selama seminggu atau dua minggu, dan lalu saya kembali ke rutinitas semula. OK. Jadi saya harus cari pertolongan. Saya harus telepon kantor." Saya tak bisa mengingat nomor kantor, jadi saya ingat, di ruang kerja saya saya ada kartu nama dengan nomor saya. Jadi saya pergi ke ruang kerja saya, saya keluarkan tumpukan kartu nama setebal tiga inci. Dan saya melihat kartu yang paling atas dan walaupun tampak jelas dalam pikiran saya seperti apa kartu nama saya, saya tak bisa mengenali apakah ini kartu saya atau bukan karena yang bisa saya lihat hanya pixel-pixel. Dan pixel-pixel tulisan itu bercampur dengan pixel dari latar belakang dan pixel dari simbol-simbol, dan saya tak bisa membedakannya. Lalu saya akan menunggu apa yang saya sebut ombak pencerahan. Dan saat itu, saya akan bisa untuk bergabung kembali ke realitas normal dan saya bisa mengenali itu bukan kartunya ... itu bukan kartunya ... itu bukan kartunya. Saya memerlukan 45 menit untuk menyelesaikan satu inci dari tumpukan kartu-kartu itu. Sementara itu, selama 45 menit, pendarahannya membesar di bagian kiri otak saya. Saya tidak mengerti angka-angka. Saya tidak mengerti telepon, tapi itu satu-satunya rencana yang saya punya. Jadi saya ambil pesawat telepon dan saya taruh di sini. Saya ambil kartu nama, saya taruh di sini, dan saya cocokkan bentuk dari tulisan keriting di kartu nama dengan bentuk tulisan keriting di tombol telepon. Tapi kemudian saya akan kembali ke La La Land, dan tak ingat saat saya sadar lagi apakah saya sudah memencet nomor-nomor itu. Jadi saya harus memegang tangan saya yang lumpuh seperti balok dan menutupi nomor-nomor selagi saya menekan tombol-tombol itu, agar saat saya kembali realitas sebenarnya saya bisa berkata, "Ya, saya sudah menekan nomor itu."

Akhirnya, semua nomor sudah ditekan dan saya mendengarkan teleponnya, dan rekan kerja saya mengangkat telepon dan ia berkata pada saya, "Woo woo woo woo." (Tawa) Dan saya berpikir, "Ya ampun, ia terdengar seperti anjing Golden Retriever!"

Dan saya katakan padanya -- dengan jelas dalam pikiran saya, saya bilang: "Ini Jill! Saya butuh pertolongan!" Dan suara yang keluar dari mulut saya adalah, "Woo woo woo woo." Saya berpikir, "Ya ampun, saya terdengar seperti Golden Retriever." Jadi saya tak bisa mengerti -- saya tak tahu kalau saya tak bisa bicara atau mengerti bahasa sampai saya coba sendiri. Lalu dia sadar kalau saya perlu bantuan dan dia carikan saya bantuan.

Dan beberapa saat kemudian, saya dibawa di dalam ambulans dari satu rumah sakit dari Boston ke [Massachusetts] General Hospital Dan saya meringkuk seperti janin kecil. Dan seperti balon dengan sisa udara terakhir, yang hampir keluar dari balon, saya merasa energi saya melayang dan lalu -- saya merasa jiwa saya menyerah.

Dan pada saat itu, saya tahu kalau saya bukan lagi koreografer kehidupan saya. Dan juga bukan para dokter yang menyelamatkan tubuh saya dan memberi saya kesempatan kedua untuk hidup, atau mungkin ini adalah waktu transisi saya.

Waktu saya bangun pada siang harinya, saya kaget waktu menemukan bahwa saya masih hidup. Saat saya rasa jiwa saya menyerah, saya ucapkan selamat tinggal pada hidup saya. Dan pikiran saya saat itu terperangkap di antara dua bentuk kenyataan yang berlawanan. Rangsangan yang memasuki sistem penginderaan saya terasa seperti rasa sakit. Cahaya membakar otak saya seperti kebakaran, dan suara-suara terdengar sangat keras dan kacau sampai saya tak bisa memisahkan satu ucapan dari bunyi di sekitarnya, dan saya cuma ingin melarikan diri. Karena saya tak bisa menentukan posisi tubuh saya dalam ruang, saya merasa besar dan luas, seperti jin yang baru terbebaskan dari botolnya. Dan jiwa saya terbang bebas, seperti seekor ikan paus melayang dalam lautan eforia yang sunyi. Surga. Saya temukan Surga. Dan saya ingat waktu itu saya berpikir, saya tak akan pernah bisa menyumpalkan diri yang begitu besar ini untuk masuk ke tubuh yang kecil mungil ini.

Tapi lalu saya sadar, "Tapi saya masih hidup! Saya masih hidup, dan saya sudah menemukan Surga. Dan kalau saya sudah menemukan Surga dan masih hidup, berarti semua orang yang hidup bisa menemukan Surga." Dan saya bayangkan dunia dipenuhi dengan manusia rupawan, damai, mengasihi, mencintai, dan mereka tahu kalau mereka bisa datang ke tempat ini kapan saja. Dan mereka bisa dengan sengaja memilih untuk melangkah ke bagian kanan atau bagian kiri otak mereka dan menemukan kedamaian ini. Dan kemudian saya menyadari pengalaman ini bisa menjadi hadiah yang begitu besar bisa menjadi suatu pencerahan, bagi cara kita menjalani hidup. Dan itu mendorong saya untuk sembuh.

Dua setengah minggu setelah pendarahan itu, para ahli bedah mengoperasi saya dan membuang segumpal darah sebesar bola golf yang menekan pengontrol bahasa saya. Di sini saya dengan mama saya, seorang malaikat sejati di hidup saya. Saya perlu 8 tahun untuk sembuh total.

Jadi siapakah kita? Kita adalah kekuatan kehidupan di jagad raya ini, dengan kecekatan bergerak dan dua pikiran kognitif. Dan kita mempunyai kemampuan untuk memilih, dari waktu ke waktu, jadi siapa dan bagaimana kita hidup di dunia. Di sini, sekarang, saya bisa masuk ke dalam kesadaran bagian otak kanan saya, di mana kita, dan saya, adalah kekuatan daya kehidupan dari jagad raya. Saya adalah kekuatan daya kehidupan 50 triliun molekul indah dan jenius yang meyusun bentuk saya, menyatu dengan segalanya. Atau saya bisa memilih untuk masuk ke dalam kesadaran bagian kiri otak saya, di mana saya menjadi satu individu, benda padat. Terpisah dari arus, terpisah dari anda. Saya adalah Dr. Jill Bolte Taylor: cendekiawan, ahli anatomi syaraf. Ini adalah "kita" di dalam saya. Mana yang akan anda pilih? Mana yang anda pilih? Dan kapan? Saya percaya bahwa semakin banyak kita menghabiskan waktu memilih menjalankan sirkut kedamaian dalam hati yang ada di otak kanan, makin banyak kedamaian yang kita pancarkan ke dunia, dan akan semakin damailah planet kita.

Dan saya pikir ini adalah ide yang pantas untuk disebarkan.

http://www.ted.com/talks/jill_bolte_taylor_s_powerful_stroke_of_insight.html

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #12 on: 16 September 2011, 02:17:25 PM »
tengkiu djoe.
sudah mau susah payah ngetik dan nampilin disini.

 ^:)^

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #13 on: 16 September 2011, 03:44:06 PM »
Satu Hal yang buat gw tertarik Adalah dia seorang phd Dari Harvard dan dia bahas ini di "TED"... Dan juga Ada kaitannya otak dan meditasi...

Menurut gw Dari pengalaman yg dia rasakan...

Meditasi ngelatih kita pake otak kanan??

Hahaha

Gw share ini sebagai ilmu tambahan buat yg membutuhkan

Offline lucky

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 230
  • Reputasi: -7
Re: Dimanakah Nibbana? di OTAK KANAN..!!
« Reply #14 on: 16 September 2011, 04:45:08 PM »
Harusnya PHD itu jadi bhante aja.

Nibanna ada di otak kanan, lantas kalo otak ambyar gimana dong