Bukan pada masalah ia berjenggot apa tidak tetapi pada masalah apakah ia melekat pada jenggotnya itu? ada orang yang punya jenggot dan melekat tiap hari disisir dan dirawat pertumbuhannya sehingga waktunya lebih banyak habis di jenggot daripada habis di Dhamma.
1. Pertama
Logikanya bisa saja di bolak balik.
Kalau begitu kita balik saja, supaya orang tidak melekat pada sisir, pisau cukur, minyak rambut, dll mari kita sama2 panjangkan semua rambut.
menurut saya alangkah bijaknya kita melihat konteksnya pada awal zaman sang Buddha,
Yakni hilangkan rambut, jenggot, alis, kumis untuk menghilangkan kemelekatan duniawi.
Bukan terhadap alat2 cukur yang bro dan saya sebutkan.
Jadi STOP bolak balik logika seolah biar saja panjangin jenggot asal tidak melekat apalagi melekat pada pisau cukur.
2. Kedua
Kita selalu membaca tiga perlindungan.
Salah satunya Sangha,
sebagai umat awam, saya melihat Sangha adalah sebagai ROLE MODE utk pelatihan spritualitas saya untuk melepas kemelekatan.
Sebagai umat awam juga, saya akan bingung jika ROLE MODE saya juga bermacam2 "BENTUK"nya sesuka2 mereka.
Artinya, saya pikir (maaf) ini Bhante suka2nya dewe.
Dari pada saya bingung, mending saya ngga ikut agama Buddha deh, BINGUNG.
Penting loh saya pikir, jangan sampai yang Buddhist saja bingung, tetangga sebelah pasti lebih bingung
Saya pikir semua perkumpulan, institusi, gerombolan, atau apapun namanya pasti punya standar untuk anggotanya.
Ini baru masalah alis, jenggot dan rambut loh.
Kedepannya biisa makin amburadul kita ini,
Bisa saja nanti ada (maaf) Bhante yang "mengklaim" boleh menikah dan (maaf) berhubungan sex, asal tidak merasakan pada saat melakukannya.. toh ini juga kan sesuatu yang alamiah kan (ngelesnya kan sama saja ngga melekat keduniawian) <--- ini contoh ekstrem yah, hancurlah nanti Sangha kita
mohon maaf jika bahasa saya agak kurang teratur, tetapi saya mohon di pahami inti yang saya ingin sampaikan
Orang yang telah melepas keduniawiaan dan telah memiliki tingkat lebih tidak akan mempermasalahkan tubuh ini karena jenggot adalah hal yang alami tumbuh,sama seperti pubic hair anda sendiri,bila anda berkata oh jenggot ini menyebalkan,harus dicukur dan dia tumbuh lagi dan tumbuh lagi,bisakah kamu melewati kemelekatan kamu akan cukur jenggot? atau jenggot telah tumbuh kamu berkata oh ini akan jadi bagus,harus dipelihara dan sebagainya?apakah kamu sudah melewati kemelekatan akan perawatan jenggot itu sendiri?
Lalu sesungguhnya boleh apa tidah boleh? bukan itu yang dipermasalahkan tapi apakah kamu melekat atau tidak melekat akan hal jenggot itu sendiri.
Kalau saya jadi bhante (maaf ya, mohon persilahkan saya berpendapat).
Saya lebih memilih cukur aja jenggot, alis dan rambutnya.
Toh saya juga bisa balas bilang ke bro bahwa saya tidak melekat kepada semua peralatan cukur tadi.
Aman kan?
Sudahlah bro., ngga usah bolak balik logika atau (maaf) ngeles.
Kembalikan saja ke awal zaman Sang Buddha.
Pasti awalnya begitu ada tujuannya.
Itu Guru Agung Kita loh bro.
Gak baik kita robah2 pake pemahaman kita sendiri, apalagi "ngeles" sana sini.
Bukankah kita sudah sering ngucap "..... yang maha suci dan sempurna) <-- ingat paritta ini?
Terima kasih
Namo Buddhaya