Katanya...
Pada mulanya hati manusia adalah jernih...
namun karena dikotorin oleh Dosa, Moha, dan Loba..
Akibatnya..... (menutup pintu kebijaksanaan)
pertanyaan : Sejak kapan hati manusia yg jernih
tsb menjadi kotor? apa yg menyebabkan kekotoran tsb?
thanks sebelumnya
Humm.. Kalau boleh berpendapat, sudah ada jawabannya kan di statement di atas pertanyaan Pak Johan?
Kalau merujuk pada Aganna Sutta dan Brahmajala Sutta, mungkin itu pandangan yg didapat oleh mereka yg berhasil melihat ke masa kehidupan sebelumnya saat masih sebagai makhluk alam Brahma Abhassara yah.. Kan ceritanya makhluk alam Brahma Abhassara hidup diliputi kegiuran dan ditunjang oleh kekuatan pikiran sbg hasil kultivasi Jhana-4, jadi ya kesannya pikirannya suci dan jernih. Dan begitulah pandangan yg dicapai mereka bahwa 'sifat fitrah (asal) manusia adalah suci.'
Tapi kalau berdasar pandangan pribadi, tidak ada kepastian juga lho kalau seorang anak kecil dibesarin secara baik2, tinggal dlm lingkungan baik2, tidak melihat kekerasan dan sejenisnya akan menjadi seorang yang baik2. Memang kondisi lingkungan menentukan bagaimana kondisi kita, tetapi gimanapun ada unsur anusaya, kecenderungan laten yg selalu ada dlm diri kita dan berpotensi menjadi kilesa.
7 kecenderungan itu:
pandangan-pandangan spekulatif (ditthi), hawa nafsu (kamaraga), niat buruk (patigha), keragu-raguan (vicikiccha), keakuan (mana), hasrat hidup/menjadi (bhavaraga), ketidaktahuan (avijja).
Dan anusaya ini telah ada bersama-sama kita sejak masa yang tidak diketahui awalnya. Kalau disederhanain, penyebab dari kekotoran batin ya kembali lagi ke statement di awal pertanyaan Pak Johan itu sendiri, 3 akar kejahatan yg bermula dari moha/avijja.
Janganlah menyalahkan orang lain,
sebenarnya sumber keslahan itu ada pada diri sendiri.
Bisa jelaskan maksud kalimat diatas, dan
Bagaimana mempraktekan kalimat diatas?Untuk yang ini, kalau boleh berpendapat yaitu bermula dari pandangan kita, lalu kita mencerap hal2 yg ada, membuat persepsi, yg lalu dari persepsi, kemudian timbul konsep-konsep pemikiran kita thdp sesuatu hal. Dari konsep pemikiran kita ttg satu hal, timbul pelaksanaan tindakan kita thdpnya. Dlm tindakan nyatanya, hal2 dari luar, misalnya orang lain, yg tindakannya berbeda dgn konsep yg ada pada kita tentunya kita melihatnya sebagai hal yg salah. Jelas bila kita tdk memiliki konsep yang kaku, kita tdk akan melihat hal itu sbg sebuah kesalahan. Jadi, siapa yang salah? tidak ada, melainkan konsep kita yang kaku itu.
Contoh lain, dalam kehidupan, setiap saat selalu bergulir dari satu situasi ke situasi lain. saat kita menangkap dan melabeli satu situasi sebagai masalah, maka kita mulai melihatnya sebagai 'masalah' dan membandingkan dampak dari masalah tersebut kepada diri kita, dan hal2 yang mungkin merugikan kita, kita berusaha sebisa mungkin utk menghindari atau mengatasinya. orang lain yang mungkin di lain sisi dari kita, kita anggap sebagai pihak yang salah yang harus diatasi pula.
Begitu pula dgn kemarahan, kenapa kita marah? Karena kita melihat '
something wrong' pada orang lain. Padahal jika kita tdk membuat sebuah konsep ttg sesuatu, maka tidak akan ada sebuah konsep ttg '
something', dan tanpa konsep '
something' tdk akan ada penilaian
right atau
wrong yg subjektif berdasar
pride & prejudice kita sendiri. Jadi kita sendiri yang menciptakan sebuah situasi utk marah. Kembali ke pada diri sendiri lagi, utk bagaimana cara melihat sebuah masalah, karena yg terpenting bukan masalah yg telah terjadi, melainkan bagaimana kita menyikapinya.
Berarti bisa dilihat bahwa sumber kesalahan itu ada dalam diri kita, yaitu konsep pemikiran kita tentang kesalahan, jika kita tidak melabeli sebagai kesalahan, berarti tidak ada masalah dgn siapapun. Begitu bukan?
Ini contoh praktisnya utk mempraktekkan. Tp paling bertahan sesaat krn ga didukung realisasi sebenarnya.
Kalau utk benar2 mempraktekkan, mulailah dng JMB8 yg berkesinambungan dan sinergis, dari pandangan berlanjut bertahap hingga samadhi yang akan menguatkan kembali pandangan kita demikian seterusnya.
Maaf kepanjangan, semoga tidak bosan membacanya. cmiiw
Mettacitena