//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Seperti apakah Jhana itu (Menurut Sutta) ?  (Read 117338 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #75 on: 14 December 2007, 07:17:37 AM »
a. Directed thought (vitakka): Think of the breath until you can keep it in mind without getting distracted.
gak yakin

b. Singleness of preoccupation (ekaggatarammana):
The mind becomes one, at rest with the breath.
Unstable

c. Evaluation (vicara):
Gain a sense of how to let this comfortable breath sensation spread and connect with the other breath sensations in the body.
Sering dan Unstable - gak disemua tarikan nafas ada "comfort sensation"

d. rapture (piti), a compelling sense of fullness and refreshment for body and mind, going straight to the heart, independent of all else;
Only once - en... mayan susah dapetinnya lage :hammer:

e. pleasure (sukha), physical ease arising from the body's being still and unperturbed (kaya-passaddhi);
mental contentment arising from the mind's being at ease on its own, undistracted, unperturbed, serene, and exultant (citta-passaddhi).
gak yakin
-
Kesimpulan...
Mesti banyak-banyak berlatih :hammer:
« Last Edit: 14 December 2007, 07:20:56 AM by Kemenyan »

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #76 on: 14 December 2007, 07:24:11 AM »
(c) Evaluation (vicara): Gain a sense of how to let this comfortable breath sensation spread and connect with the other breath sensations in the body. Let these breath sensations spread until they're interconnected all over the body. Once the body has been soothed by the breath, feelings of pain will grow calm. The body will be filled with good breath energy. (The mind is focused exclusively on issues connected with the breath.)

---
sorry oot...
namun setelah pertama kali nya gw nongol disini...
besoknya gw mencret-mencret...
maap kalao kata-katanya "ajaib"  ^:)^

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #77 on: 14 December 2007, 08:48:45 AM »
Quote
. Once the body has been soothed by the breath, feelings of pain will grow calm. The body will be filled with good breath energy.
Mungkin bagian ini dibagian periode dimana seperti kesemutan yang lalu hilang sendirinya....   :-?
« Last Edit: 14 December 2007, 08:54:04 AM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #78 on: 14 December 2007, 09:51:00 AM »
[
Quote
quote author=Sumedho

 Ajahn Lee Dhammadharo adalah salah satunya. Dia menjelaskan
Quote
When you reach this point you may find that the breath starts giving rise to various signs (nimitta), such as seeing or feeling hot, cold, or tingling sensations in the head. You may see a pale, murky vapor or your own skull. Even so, don't let yourself be affected by whatever appears. If you don't want the nimitta to appear, breathe deep and long, down into the heart, and it will immediately go away.

Dan dari 2 jalur itu, masuk ke jhana caranya seperti ini
Quote
Now we will summarize the methods of breath meditation under the headings of jhana.

Jhana means to be absorbed or focused in a single object or preoccupation, as when we deal with the breath.

1. The first jhana has five factors. (a) Directed thought (vitakka): Think of the breath until you can keep it in mind without getting distracted. (b) Singleness of preoccupation (ekaggatarammana): Keep the mind with the breath. Don't let it stray after other concepts or preoccupations. Watch over your thoughts so that they deal only with the breath to the point where the breath becomes comfortable. (The mind becomes one, at rest with the breath.) (c) Evaluation (vicara): Gain a sense of how to let this comfortable breath sensation spread and connect with the other breath sensations in the body. Let these breath sensations spread until they're interconnected all over the body. Once the body has been soothed by the breath, feelings of pain will grow calm. The body will be filled with good breath energy. (The mind is focused exclusively on issues connected with the breath.)

These three qualities must be brought together to bear on the same stream of breathing for the first jhana to arise. This stream of breathing can then take you all the way to the fourth jhana.

Directed thought, singleness of preoccupation, and evaluation act as the causes. When the causes are fully ripe, results will appear — (d) rapture (piti), a compelling sense of fullness and refreshment for body and mind, going straight to the heart, independent of all else; (e) pleasure (sukha), physical ease arising from the body's being still and unperturbed (kaya-passaddhi); mental contentment arising from the mind's being at ease on its own, undistracted, unperturbed, serene, and exultant (citta-passaddhi).

Rapture and pleasure are the results. The factors of the first jhana thus come down simply to two sorts: causes and results.

As rapture and pleasure grow stronger, the breath becomes more subtle. The longer you stay focused and absorbed, the more powerful the results become. This enables you to set directed thought and evaluation (the preliminary ground-clearing) aside, and — relying completely on a single factor, singleness of preoccupation — you enter the second jhana (magga-citta, phala-citta).
http://www.accesstoinsight.org/lib/thai/lee/inmind.html

'Penampakan' penjelasan menggunakan nimitta hanya sedikit sekali pemunculannya di penjelasan jhana *tidak ada nimitta disana*. Kalau memang nimitta itu penting, pasti dimasukkan. Kebanyakan yang muncul hanya penjelasan seperti ini saja
Quote
There is the case where a monk — quite withdrawn from sensuality, withdrawn from unskillful qualities — enters and remains in the first jhana: rapture and pleasure born from withdrawal, accompanied by directed thought and evaluation. He permeates and pervades, suffuses and fills this very body with the rapture and pleasure born from withdrawal. There is nothing of his entire body unpervaded by rapture and pleasure born from withdrawal.


Sekian investigasinya.... hayo2x kita 'korek'2x lagi....
[/quote]

Memang anapanasati tidak seperti kasina, dimana nimitta menyerupai objek kasina.

Hanya keterangan Ajahn Lee dengan Sayalay Dipankara ada sedikit perbedaan. Dimana Ajahn Lee mengatakan ketika nimitta tidak diinginkan maka bernafaslah panjang sampai ke hati. Tetapi menurut Sayalay dan Paauk Sayadaw, justru itu akan membuat konsentrasi buyar kembali ke awal,memang pasti nimittanya hilang, karena yg dilihat adalah ugaha nimitta, yg mana tidak boleh diperhatikan tetapi tetap pada fokus nafas. Dan tanpa perlu usaha menghilangkan, tetapi tetap pada objek nafas.

Sesuai pengalaman saya, apa yg dikatakan Sayalay benar, dan yg dimaksud Ajahn Lee,sensation panas ,dingin dan lain2, itu adalah piti, bukan jenis nimitta. Nimitta beisa juga bukan berupa bentuk, yg disebut arupa nimitta,misalanya objek ruang kosong maka nimitanya ruang kosong.

Memang dalam meditasi kita tidak terfokus pada nimittanya, tetapi ia merupakan alat bantu, saja. karena pada saat masuk jhana, kita mengetahui faktor2nya.
 Masalahnya penjelasan Ajahn Lee tidaklah jelas dan ngambang kalau ditinjau dari pengalaman saya.
Mengapa, karena faktor2 jhana dapat muncul di saat khanika samadhi atau pada saat upacara samadhi. Nah ini yg sering pemeditator pemula terpleset, dimana mereka berpikir jhana, seperti yg dijelaskan Ajahn Lee tadi. Yg membedakan Faktor jhana saat jhana 1 dan faktor jhana yg ada di upacara samadhi adalah kejernihannya dalam nimitta dan faktornya sendiri.

Walaupun dikatakan bahwa sesuai watak masing2, bisa memakai nimitta atau tidak, tetap saja kita sebagai pemula lebih baik menjadikan nimitta sebagai alat bantu masuk ke jhana.

Saya sendiri masih ragu dan mempertanyakan apa yg di katakan Ajahn Lee. Saya lebih melihat dia menjelaskan tentang bagaimana meninjau faktor jhana pada saat masuk jhana, bukan pada prosesnya masuk ke jhana.

Smoga bisa kita teliti bersama melalui pengalaman
« Last Edit: 14 December 2007, 09:55:04 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #79 on: 14 December 2007, 10:19:19 AM »
Quote
Memang dalam meditasi kita tidak terfokus pada nimittanya, tetapi ia merupakan alat bantu, saja. karena pada saat masuk jhana, kita mengetahui faktor2nya.
Kalo versi ajahn brahms beda lagi. dia bilang kita tidak akan bisa menganalisa ketika masuk ke jhana. ketika kita sudah keluar baru bisa kita analisa faktor2x jhananya. Menurut beliau, kalau kita bisa tahu kita sedang di jhana, maka kita sebenarnya bukan sedang di jhana.

Quote
Saya sendiri masih ragu dan mempertanyakan apa yg di katakan Ajahn Lee. Saya lebih melihat dia menjelaskan tentang bagaimana meninjau faktor jhana pada saat masuk jhana, bukan pada prosesnya masuk ke jhana. masalahnya penjelasan Ajahn Lee tidaklah jelas dan ngambang kalau ditinjau dari pengalaman saya.
Tapi setidaknya pencapaian beliau sudah cukup diakui.

Quote
Ajaan Lee was one of the foremost teachers in the Thai forest ascetic tradition of meditation founded at the turn of the century by his teacher, Phra Ajaan Mun Bhuridatta. His life was short but eventful. Known for his skill as a teacher and his mastery of supranatural powers, he was the first to bring the ascetic tradition out of the forests of the Mekhong basin and into the mainstream of Thai society in central Thailand.
— From The Autobiography of Phra Ajaan Lee.

setiap guru meditasi punya style dan interpretasi yg berbeda2x yah. manakah yang benar ? Mungkin semua benar hanya 'interpretasi' yang berbeda.


Quote
Walaupun dikatakan bahwa sesuai watak masing2, bisa memakai nimitta atau tidak, tetap saja kita sebagai pemula lebih baik menjadikan nimitta sebagai alat bantu masuk ke jhana.
Btw saran ini atas pengalaman pribadi yah bro ?
Yang jadi masalah adalah ketika si pemeditator yang secara wataknya tidak condong ke 'nimitta', maka akan jadi sulit juga karena memang dia tidak melihat nimitta dan dia mandek untuk mengharapkan nimitta terus.
Mungkin lebih enak kalau, silahkan coba mana yang lebih nyaman. kalau tidak ketemu nimitta yah sudah tidak apa2x jangan sampai jadi beban.

Ini juga ada ajahn Sao yang mengajarkan meditasi anapanasati tetapi tidak dengan nimitta. http://www.accesstoinsight.org/lib/thai/phut/sao.html
Sangat menarik.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #80 on: 14 December 2007, 11:06:39 AM »
Gue barusan baca referensi bond yg dari "Pa-Auk Tawya Sayadaw"

---
Page 43~44
...

After concentrating your mind like this for at least half an hour, you should proceed to the first and second stage of the meditation:
[1] Breathing in a long breath, he knows, ‘I am breathing in a long breath’;or
breathing out a long breath, he knows, ‘I am breathing out a long breath’.
[2] Breathing in a short breath, he knows, ‘I am breathing in a short breath’;
breathing out a short breath, he knows, ‘I am breathing out a short breath’.


....

At this stage the nimitta may appear, but if you are able to do this calmly for about one hour, and no nimitta appears, you should move on to the third stage;
[3]
‘Experiencing the whole breath body, I will breathe in’, thus he trains himself and;
‘Experiencing the whole breath body, I will breathe out’, thus he trains himself.


....

If you are calmly aware of the breath from beginning to end for about an hour, and no nimitta appears, you should move on to the fourth stage:
[4]
‘Calming the breath body, I will breathe in’, thus he trains himself and,
‘Calming the breath body, I will breathe out’, thus he trains himself.


To do this, you should decide to make the breath calm, and go on being continuously aware of the breath from beginning to end.

----

End...
There is no explaination what should we do if there is no nimitta appears after fourth stage

Pembahasan selanjutnya berfocus pada nimitta itself; dan tidak ada yg kelima
« Last Edit: 14 December 2007, 11:22:46 AM by Kemenyan »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #81 on: 14 December 2007, 11:32:17 AM »
hmmm, pada page 43 (kalo tertulis dibawah page 58)
Quote
tWith the attainment of the fourth jhāna, the
breath stops completely. This completes the fourth stage in the development of ānāpānāsati :

‘Calming the breath body, I will breathe in’, thus he trains himself, and,
‘Calming the breath body, I will breathe out’, thus he trains him self. 
 
This stage began just before the nimitta appeared, and as concen
tration developed through the four jhānas, the breath became
progressively calmer and calmer, until it stopped in the fourth
jhāna

kalau dari tulisannya sepertinya antara jhana itu tidak linier, jadi in ke 1, out, lalu in ke 2, lalu out, in ke 3, lalu out, in ke 4.  :-? ketika keluar, lalu menganalisa lalu masuk lagi...

Nyan, utk step2x itu, ada 16 langkah. intip aja di anapananasati sutta.
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.118.than.html
« Last Edit: 14 December 2007, 11:45:02 AM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #82 on: 14 December 2007, 11:45:06 AM »
Bisa jadi yg bro Sumedho katakan benar, bahwa Bhikkhu2 menginterpretasikan beda karena faktor , watak, dan persepsi, tetapi sebenarnya dialami adalah hal yg sama. O..o ternyata Ajahn Lee muridnya Ajahn Mun, berarti bisa dipastikan dia masuk jhana, cuma pengalamannya beda ;D

Soalnya kalo murid Ajahn Mun biasanya mumpuni dalam hal meditasi.

Daripada kita bingung, lebih baik kita praktek lsg. Jadi saran saya ketika kita berguru pada salah satu bhikkhu, sebaiknya tidak memilki keraguan dgn teknik yg diajarkannya.
Kalau saya pribadi lebih cocok ke arah Paauk Sayadaw. Karena lebih sistematis dan terperinci.

Dan sepertnya para bhikkhu jarang sekali berbicara mengenai nimitta, lebih ke faktor jhana. sepertinya ada hal yg mereka tidak sampaikan sebelum kita mengalami. Dugaan saya mengapa demikian, karena jhana dapat disimpangkan menjadi iddhi oleh umat awam. Dan memang nimitta bukan point utama dalam jhana, tetapi pembantu saja.
Selamat berlatih semuanya.
« Last Edit: 14 December 2007, 12:08:14 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #83 on: 14 December 2007, 11:52:12 AM »
Yoi bro bond. kalo kita baca dari berbagai guru, beda2x... mending dicobain mana yang kena dan cucok :)

Hayo kita galakkan meditasi....
Semangatttttt <:-P
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #84 on: 14 December 2007, 11:52:52 AM »
Nyan, utk step2x itu, ada 16 langkah. intip aja di anapananasati sutta.
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.118.than.html
Asem... :hammer:

gue seolah-olah jadi bahan "experiment"  :)) :))

Yoi bro bond. kalo kita baca dari berbagai guru, beda2x... mending dicobain mana yang kena dan cucok :)

Hayo kita galakkan meditasi....
Semangatttttt <:-P
Galakan artikel meditasi...
sering meng-"inspire" supaya pembacanya (sperti gw) agar mau aktif kembali...
dua hari terakhir ini mungkin gw ada ngabisin 12jam tuk duduk bengong

en berexperiment dengan teori2x objek2x en teknik2x...
« Last Edit: 14 December 2007, 11:55:00 AM by Kemenyan »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #85 on: 14 December 2007, 11:54:53 AM »
itu namanya temen perhatian tuh >:D
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #86 on: 14 December 2007, 12:12:08 PM »
bro kemenyan, ngak usah bingung tekniknya, jalanin aja,and share ama kita2. siapa tau kita bisa saling kasi masukan. pake ini dan itu, nah kalo bro uda masuk bener jhana akan sangat menginspirasikan kita semua.

Selamat berjuang bro.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #87 on: 16 December 2007, 05:57:11 PM »
Quote
by sumedho
Kalo versi ajahn brahms beda lagi. dia bilang kita tidak akan bisa menganalisa ketika masuk ke jhana. ketika kita sudah keluar baru bisa kita analisa faktor2x jhananya. Menurut beliau, kalau kita bisa tahu kita sedang di jhana, maka kita sebenarnya bukan sedang di jhana.


Saya berterima kasih ke bro sumedho yg telah menginformasikan ttg rekaman ceramah Sayalay Dipankara. Saya juga dengan suka cita menginformasikan kepada teman2 utk mendengarkannya.

Salah satu yg saya dapatkan lagi adalah seperti yg saya quote diatas, persis seperti yg dikatakan Sayalay Dipankara, bahwa peninjauan faktor jhana ternyata hanya bisa dilakukan setelah keluar dari jhana.

Salam metta
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #88 on: 16 December 2007, 09:24:13 PM »
sama-sama bro :)

hayo pada buka kesini
http://www.dhammacitta.org/perpustakaan/video/meditasi-video-perpustakaan/meditasi-samatha-dan-vipassana-17-oktober-2006

agak besar sih, tapi itu sudah di optimize dengan compression h.264, 1 dvd jadi sekitar 110 mb (dibagi jadi 2 bagian, samatha dan vipassana)
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Seperti apakah Jhana itu ?
« Reply #89 on: 17 December 2007, 09:48:46 AM »
Ajaran Sang Buddha memang menarik untuk diteliti( umat atau bhikkhunya seperti ilmuwan diri sendiri), makanya tidak salah Albert Einstein mengatakan agama masa depan adalah agama Buddha karena bisa berdampingan dengan ilmu pengetahuan.Salah satunya ilmu psycology :)

Best metta
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

 

anything