menurut saya wajar sebagai orang biasa bila berbuat salah.
cuma yang jadi masalah bagi saya adalah "pembenaran" yang mengikuti perbuatan salah itu.
sebagai contoh, mungkin kita sering melakukan kebohongan, alasannya "kebaikan".
tapi bila diperhatikan, alasan-alasan itu bisa jadi kebiasaan, dan akhirnya membuat perbuatan salah itu jadi kebiasaan. mungkin bahkan malah jadi tambah parah, tadinya demi "kebaikan", kemudian cuma sekali dua kali, kemudian tambah banyak, dan seterusnya.
kalau memang sudah bertekad mengambil sila, kalau melanggar ya akui saja. jadikan pelanggaran ini sebagai sebuah tekad tidak akan melakukan lagi.