//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - vendelta

Pages: 1 [2] 3
16
Diskusi Umum / Atthasila, waisak dan imlek?
« on: 26 January 2011, 08:04:16 PM »
Saudara saudara, mohon informasinya.
apakah itu atthasila?
dan apa saja yg tercantum dlm atthasila?
kapan dan tahun berapa waisak itu pertama kali diterima sebagai hari libur nasional?
kapan dan tahun berapa hari raya imlek mulai diakui sebagai hari libur nasional?
mohon pembertahuan infonya.
terimakasih.

17
Pengalaman Pribadi / Dunia ini berupa panggung sandiwara.
« on: 24 January 2011, 12:42:13 PM »
Dunia ini ibarat panggung sandiwara,
tertawa, menangis, sedih dan gembira.
kadang kita sendiri merupakan pelakon dan aktornya sendiri,
kadang kita bisa tertawa,
kadang kita bisa menangis sedih,
kadang kita bisa bersedih hati,
dan kadang jug bisa merasa gembira bahagia seperti aktor kawakan layaknya,
kita suatu saat tak beda dgn aktor terkenal difilem yg membawakan suatu karakter tertentu dalam menghadapi kondisi yg kita hadapi saat itu,
bukankah hidup kita ini hanyalah suatu panggung sandiwara yg para penontonnya berupa penghuni alam yg berada diluar dunia manusia?
tiap karakter kita dlm melakukan lakonan akan mendapatkan tanggapan dari penonton berupa pujian dan kecaman yg lagi melihat lakonan yg kita bawakan.
kdg mrk tertarik dgn lakonan seseorang aktor yg sdg dipanggung sandiwara,
kadang juga mereka mencemooh dgn tindakan lakonan yg kita bawakan tanpa suara suara yg menginterupsi akan nilai lakonan kita,
kita sebagai aktor dipanggung sandiwara tidak menyadari akan cemoohan dari penonton kita yg mereka catatkan dalam suara hati mereka,
sementara kita luput dari suara kritikan dan cemoohan dan celaan dari para penonton, kegiatan lakonan serupa dari kita berlanjut dan terus berlanjut tanpa dpt disadari oleh kita tlh mendapat suatu predikat celaan dan penilaian jelek dari para penonton terhormat kita,
walau adanya dan seringnya peringatan dan suara serupa ini yg mengingatkan kalian kalian yg berlakon seperti seorang aktor dipanggung sandiwara,
masih saja ada kalangan aktor aktor kawakan yg berupa teman sejawat sesama kita sebagai aktor, yg tidak mengindahkan akan halnya lakonan yg dibawakannya diefek panggung sandiwara yg dibawakan oleh pelakon sejenisnya,
alangkah bahayanya jenis lakonan lakonan yg dibawakannya itu baru akan disadarinya menjelang masa masa pensiunannya sebagai aktor ternama,
suatu hal yg harus dicegah sebelum nasi menjadi bubur, suatu kondisi penyesalan yg datang terakhir dimasa akhir lakonannya adalah tiada berguna,
pencegahan sebelum terlambat adalah suatu tindakan yg efektif.

18
Diskusi Umum / Bolehkah Bhante dan Bhikkhu menggunakan internet?
« on: 20 January 2011, 04:11:11 PM »
Bolehkah kalangan bhikkhu dan bhante menggunakan internet dalam penyebaran dan diskusi dhamma?
--
Dalam jaman teknologi maju sekarang ini, keunggulan teknologi internet adalah merupakan suatu pilihan yg lebih digandrungi umat manusia dalam penyampaian informasi antar sesama maupun sekelompok individu.
keunggulan teknologi internet merupakan pilihan dalam arus penyampaian informasi yg cepat dan efisien dan memberikan kemudahan bagi mayoritas penggunaan jasa internet.
kemudahan penggunaan dan akses internet dapat dijangkau setiap individu dari segala penjuru dunia dan di setiap waktu dan tempat dimana saja pengguna internet itu berada, baik itu dihotel dalam kondisi bepergian dan piknik maupun kemudahan akses sewaktu pengguna berada dalam perjalanan didalam bus, kereta api, didalam mobil maupun didalam kamar rumah pengguna, kapan saja dan dimana saja.
apalagi informasi yg diberikan oleh keunggulan internet dapat berupa kemampuan mengakses kembali dan mendapatkan kembali informasi yg sama yg diinginkan tanpa kehilangan informasi itu sendiri.
--
bolehkah kalangan bhikkhu dan bhante dlm penyampaian buddha dhamma kepada umat manusia baik itu umat buddhis maupun umat lain yg mempunyai keinginan mencari tahu bagaimana bentuk ajaran agama buddha yg begitu menarik minat dan perhatian bagi umat manusia dan individu yg ada di dunia ini, melalui jaringan nirkabel internet sesuai wahana yg digandrungi umat manusia?
jawabannya adalah ada terletak pada kebijaksanaan yg ditemukan oleh seorang master dari ajahn brahm yang bernama ajahn chah beberapa tahun yg silam.
= "Ajarilah agama, kepercayaan dan aliran mereka sesuai (dgn cara) yg mereka mau, karena kebenaran dhamma adalah bersifat universal milik semua mahkluk" =
--
dgn adanya ide yg datang dari (hub dr buku) ajahn brahm dan postingan keatas thread ini, saya telah membayar rasa bersalah dan hutang saya yg telah mengambil suatu sikap menentang penggunaan internet dlm penyampaian informasi oleh kalangan bhante/bhikkhu dlm hal email, diskusi, thread, maupun artikel.
 _/\_

19
Theravada / Some value that you are still called "secret"
« on: 11 January 2011, 12:52:18 PM »
 _/\_
some secret detected by me (pssss).
at the moment you feel might, you are weak,
at the moment you feel plenty, you are still empty.
the moment you feel proud, you are still ashame,
the moment you feel big, then you are still measurable,
the moment you feel high, then you are low,
the moment you feel full, then you are fillable,
the moment you feel arrowgence, then you are valueless and failed.
when you feel you are qualify, you are still much less,
and the last (temp high mean) , when you still feel of something, you are nothing.
"WHEN AT THE MOMENT YOU THINK THAT, IT IS A SECRET, THEN IT IS NO LONGER SECRET" (come from high wisd...)

- vendelta : at the moment you are able to read those sentences above, then that is not my lucky ability, but it's all your lucky chances. you can vote by your self, trust me of this opinion or better not.
if you feel that you are enlighten, then you must realize that it is not your belonging, it's the power secret of OUR GOD, you are just like me, only eligible to know some secrets and get the duty to deliver and pass it to others as other human lucky chances.
AFTER KNOWING THESE, THEN IT'S YOUR OWN RESPONSIBLITY TOWARDS YOUR SELF, AND ABOUT HOW TO ACT ACCORDINGLY, IT'S ALL DEPEND ON YOUR SELF.
---
A good question from someone, how should I behave when I got the value of Enlighten?
Answer : It's just simple, Just be normal person (silincely with the new default value without any Feeling Proud or Arrowgance), but with acceptance of new default value of Enlighten, and "NOT BE OUT OF NORMAL".
Please noted :
Please make differ between "Feel of Feeling" with "Statement/words of human language".
The value of "I am Enlighten PERSON"(FEEL proud with the value) different with "I was/am Enlighten"(with acceptance of new default value-with the value of Well Educated).
-------
When the value that you called "Pencerahan/Enlighten", for me it is most likely of "High Wisdom and The Knowledge of Education and Guidence"

20
Theravada / (Tanya) - Topik Seputar karma & Pelimpahan Jasa
« on: 09 January 2011, 06:18:32 PM »
 _/\_
disini diri ini, ingin menanyakan masalah tentang karma dan pelimpahan jasa, baik dari segi kesamaan dan perbedaannya.
bagaimana karma dan pelimpahan jasa dpt dibedakan maupun kemiripan sifatnya?
(mohon pertanyaan ini dapat dijawab oleh bhante senior/yellow monk).
pertanyaan :
seperti yg kita ketahui bahwasanya, sesuai hukum karma yg berlaku, berbunyi demikian:
barang siapa yg berbuat, dialah sendiri yg akan menuainya.
tidak ada seorangpun yg dapat menuai hasil karma dari orang lain, dirinya sendirilah yg akan menuai hasil perbuatan karmanya.
begitu juga karma diri sendiri, hasil buah karmanya tidak dapat dituai oleh orang lain.
----
nah, sekarang mengenai pelimpahan jasa,
apakah dalam agama buddha mengenal adanya pelimpahan jasa? (saya rasa sih memang ada).
bagaimana cara kerja pelimpahan jasa ini?
apakah pelimpahan jasa ini identik dgn pelimpahan karma baik bagi orang lain?
kalau jawabannya identik dgn pelimpahan karma baik, maka bukankah hal ini telah bertentangan dgn teori hukum karma itu sendiri?
yg teorinya berbunyi : barang siapa yg berbuat, dia lah yg akan menuainya sendiri. (yg dengan sendirinya sudah tdk berlaku lagi, bila pelimpahan jasa identik dgn pelimpahan karma baik).
mohon kiranya pertanyaan ini dapat dijawab OLEH KALANGAN BHANTE SENIOR dgn jelas dan terperinci!.
(karena menurut pengamatan saya/diri ini, telah ada pengertian yg beredar di publik dgn adanya kesamaan nilai pelimpahan jasa dgn pelimpahan karma baik).
-----
OPPSSS......
ada yg ketinggalan dari diri ini,
bisakah pelimpahan jasa, dituliskan dalam bentuk format "pelimpahan karma"?
ataukah sebaiknya dituliskan dlm bentuk komplit : "pelimpahan jasa/karma"?
---
dan satu lagi dari mayora,
dalam agama buddha, tentunya mengenal istilah "sumpah".
bagaimana seandainya ada yg mencampur adukkan kegiatan "sumpah" dgn kontent related dgn "tanggungan karma"?
mohon kiranya bisa dijelaskan dgn jawaban yg memuaskan dari kalangan bhante senior di lingkungan vihara dhammacakka.
berhubung DIRI INI, tidaklah paham benar dengan pengertian pelimpahan jasa dan kaitannya dgn hukum karma.
terimakasih. 
 _/\_

21
Theravada / Some Secret Detected.
« on: 09 January 2011, 06:13:09 PM »
 _/\_
some secret detected by me (pssss).
at the moment you feel might, you are weak,
at the moment you feel plenty, you are still empty.
the moment you feel proud, you are still ashame,
the moment you feel big, then you are still measurable,
when you feel you are qualify, you are still much less,
and the last, when you still feel of something, you are nothing.
(feel this is sound like secret of sunyata or somekind of enlighten/pencerahan?, then complete this blank, this is still only ...........).
- vendelta : at the moment you are able to read those sentences above, then that is not my lucky ability, but it's all your lucky chances. you can vote by your self, trust me of this opinion or better not.
(SOME SECRET CONFESSION FROM ME, AT THE MOMENT I WAS ABLE TO WROTE ALL OF THESE, I FEEL SOME STRANGE FEELING, FEEL BLANK AND NOT MY SKILL, MY FEELING STATEMENT COME OUT, THESE ARE ELIGIBLE TO KNOWN BY OTHERS AND NOT ME, I ONLY ELIGIBLE TO LEARN AFTER YOU ARE WELL ENLIGHTEN(Well Educated),
feel pity on me? i don't think that needed value, just teach me after you are well educated,
TRUST ME OR BETTER NOT)
if you feel that you are enlighten, then you must realize that it is not your belonging, it's the power secret of OUR GOD, you are just like me, only eligible to know some secrets and get the duty to deliver and pass it to others as other human lucky chances.
AFTER KNOWING THESE, THEN IT'S YOUR OWN RESPONSIBLITY TOWARDS YOUR SELF, AND ABOUT HOW TO ACT ACCORDINGLY, IT'S ALL DEPEND ON YOUR SELF.
---
A good question from someone, how should I behave when I got the value of Enlighten?
Answer : It's just simple, Just be normal person (silincely with the new default value without any Feeling Proud or Arrowgance), but with acceptance of new default value of Enlighten, and "NOT BE OUT OF NORMAL".
Please noted :
Please make differ between "Feel of Feeling" with "Statement/words of human language".
The value of "I am Enlighten PERSON"(FEEL proud with the value) different with "I was/am Enlighten"(with acceptance of new default value-with the value of Well Educated).

22
Diskusi Umum / The Chance (as human being).
« on: 09 January 2011, 06:09:32 PM »
 _/\_
each human is already applied with good chances and a value of fairity according and base with human ability, and on how we are appriciate, care and the good actions of us from the given chances.
we are already given chance become kids, to be adore, to be loved, to be care, to be guided.
we are already given chance become boys and girls, to have our chances of how we make good friends, and how we act towards our friends, ......
we also already given chance become a merried couple.
we are monitored on how we accept the other part (mirror) of our selves.
we also given the chance become parents, we are eligible to have children of our own.
we are monitored on how we give our care and protect our child living without wrong actions.
we have already given the chances how we show our ability to give good guidance towards our children (our sub ordinate), and how we lead a good living to our own kids (some testified) and how we deliver our love to our beloved children, ......
and the last, before we leave this world, we are already given chance on how we become a wise old human with loaded plenty living experiences (somekind like uppekkha) and how we make use of that good value.
- (my copas / NOT mine and come from outsider, trust me and just a mesure for you, it's your good match with buddhism and you luck / it's only bypass through me AND this is NOT MY SKILL ASPECT),
you are eligible to copy and paste to somewhere place/forum, and hopely I could become a good blue monk/samanera in one day.

23
Diskusi Umum / Short Story about Contradictions.
« on: 09 January 2011, 06:07:31 PM »
 _/\_
Here, I would like to remind ... about something of contradiction. as follows,
Selfish is the enemy of care,
greedy is the enemy of deliver and share,
revenge is the enemy of forgiveness,
proud is the enemy of appreciate,
moha is the enemy of enlighten,
a good question to you,
"what are the enemies of karuna, mudita and uppekkha?".
bad and wild, you eliminate with self control.
"what is the action taken by angulimala after getting guidance from buddha gotama?"
"stop", the confession from angulimala.
"and what is the next action taken by angulimala after his stop point?
it's "restart" become a new human / a newly shape of human being.
leaving all bad things and all bad habit behind and forgetting about the his past time is his secret key to success.
angulimala is truly understand of his bhante buddha gotama teaching, "leave the past, stay at current, avoid too much dream of future."
the persons who follow that guidance will surely live happily and delightful, (the merely statement comes from buddha gotama).
- vendelta : the moment I just buildup these sentences and giving guidance, I also have the chance to teach my own self and giving tries for self instrospection.
patienity is one of the keys to success (mentioned from a yellow monk).
delivering and sharing are the good ways to training your self and one of many aspects to achieve good mudita.
(my copas for you and hopely I could be a blue samanera in one day).

24
Theravada / Bab II - Kewaspadaan - Kutipan dari Kitab Dhammapada
« on: 04 January 2011, 11:41:35 PM »
BAB II - KEWASPADAAN

  • Kewaspadaan adalah jalan yang menuju ke "Tanpa Kematian" (Nibbana),
    Kelengahan adalah jalan yang menuju ke kematian.
    Mereka yang waspada tidak akan mati,
    Mereka yang lengah seakan akan telah mati.
  • Setelah mengetahui perbedaan ini,
    Berkenaan dengan kewaspadaan,
    Orang Bijaksana bergembira dalam kewaspadaan,
    Mereka senang dalam jalan para Ariya.
  • Mereka yang taat bermeditasi dan selalu berusaha keras,
    Orang Bijak (seperti itu) akan mencapai Nibbana,
    Kedamaian sempurna yang tertinggi.
  • Bagi seseorang yang giat, yang penuh kesadaran,
    yang berperilaku suci, yang bertindak dengan sangat hati-hati,
    yang terkendali, yang hidup sesuai Dhamma serta waspada,
    kemasyurannya akan bertambah.
  • Dengan ketekunan, kewaspadaan,
    berpantang dan pengendaliaan diri,
    Orang Bijak hendaknya membuat pulau
    yang tak dapat ditenggelamkan banjir.
  • Orang dungu yang gelap bathinnya mengikuti kelengahan,
    namun orang Bijak menjaga kewaspadaan bagaikan
    seseorang melindungi hartanya yang paling berharga
  • Janganlah mengikuti kelengahan, janganlah akrab pada kenikmatan nafsu indera.
    Sesungguhnya orang yang waspada,
    yang tekun bermeditasi akan memperoleh
    kebahagiaan yang berlimpah.
  • Ketika orang bijaksana menyingkirkan kelengahan dengan kewaspadaan,
    dan setelah mendaki "Menara kebijaksanaan" (memiliki mata dewa).
    Dia yang telah terbebas dari kesedihan memandang orang yang diliputi kesedihan
    bagaikan Orang Bijak yang berdiri diatas gunung memandang si dungu yang berdiri diatas tanah (dibawahnya).
  • Waspada diantara yang lengah,
    terjaga diantara yang tertidur.
    Orang yang sangat bijaksana maju terus
    bagaikan seekor kuda yang tangkas meninggalkan kuda yang lemah.
  • Dengan kewaspadaan Maghava (dewa Sakka)
    menjadi pemimpin para dewa,
    Mereka selalu memuji kewaspadaan,
    dan kelengahan selalu dicela.
  • Seorang Bhikkhu yang menyenangi kewaspadaan
    atau memandang kelengahan dengan rasa takut,
    dia akan bergerak maju bagaikan api
    yang membakar belenggu yang kecil dan besar.
  • Seorang Bhikku yang menyenangi kewaspadaan
    atau memandang kelengahan dengan rasa takut,
    dia berada diambang Nibbana yang tidak mungkin merosot lagi.

Silahkan meng-copy dan paste ke tempat lain, bila kamu memerlukannya dan dirasa perlu, ataupun bila hal tersebut bisa membawa manfaat bagi dirimu dan orang yang disekitarmu

25
Theravada / GATRA FROM I-C-A+T-U-R-E.
« on: 04 January 2011, 12:33:10 AM »
GATRA FROM I-C-A+T-U-R-E.
------------------------------------
Pemahaman yang benar akan hakekat hidup manusia itu adalah suatu kesunyataan.
Hidup dan hadapilah kenyataan hidup sebagai manusia walau itupun bersifat ilusi.
Jadilah manusia yg baik dan berguna bagi sesama dengan pengetahuan yang kita dapatkan dari orang-orang yg tercerahkan pemikirannya.

4 Phenomena : Lahir, Sakit, Umur Tua, dan Mati. Mengingatkan kita akan hal-hal berikut :
Lahir mengingatkan kita bahwa segala sesuatu itu ada yg memulainya.
Sakit menandakan bahwa hidup itu penuh dengan Dhukkha.
Umur Tua mengingatkan kita bahwa tidak ada sesuatu apapun yang layak untuk kita miliki.
Mati menandakan bahwa segala sesuatu didunia ini tidak ada yang kekal.

Ke empat Phenomena diatas mengingatkan kita akan jalan dhamma yg telah diajarkan oleh Sang Guru Agung Buddha Gotama,
agar kita sebagai manusia dapat keluar dari lingkaran derita alam samsara.

Silahkan mengcopy dan paste ke tempat lain, bila dirasa perlu dan diperlukan, serta bila dapat membawa manfaat bagi dirimu dan orang orang disekitarmu.

26
Diskusi Umum / Kutipan BAB I - Gatra dari Dhammapada.
« on: 03 January 2011, 08:49:50 PM »
  • Segala keadaan batin didahului oleh pikiran,
    dipimpin oleh pikiran, dan dibentuk oleh pikiran.
    Apabila seseorang berkata atau berbuat dengan pikiiran jahat,
    oleh karena itu penderitaan akan mengikutinya seperti roda (pedati) yg mengikuti jejak (lembu) yg menariknya
  • Segala keadaan batin didahului oleh pikiran,
    dipimpin oleh pikiran, dan dibentuk oleh pikiran.
    Apabila seseorang berkata atau berbuat dengan pikiran bajik,
    oleh karena itu kebahagiaan akan mengikutinya seperti bayang-bayang yang tidak pernah meninggalkannya.
  • Dia mencelaku, dia memukulku,
    dia mengalahkanku, dia merampas milikku.
    Pada mereka yang menanggung rasa benci
    terhadap hal tersebut, kebenciannya tidak akan menjadi reda
  • Dia mencelaku, dia memukulku,
    dia mengalahkanku, dia merampas milikku,
    Pada mereka yang tidak menanggung rasa benci
    terhadap hal tersebut, kebenciannya akan menjadi reda.
  • Di sini (dalam dunia ini), segala kebencian tidak akan pernah menjadi reda oleh kebencian, namun
    mereka menjadi reda oleh keramah-tamahan.
    Inilah hukum yang berlaku sejak dahulu kala.
  • Orang lain (yang berselisih) tidak menyadari bahwa :
    di sini (dalam perselisihan) kita akan binasa.
    Namun mereka yang menyadari akan hal itu,
    dengan cara demikian segala peerselisihan (mereka) akan menjadi reda.
  • Seseorang yang hidupnya hanya mencari kesenangan,
    yang inderanya tidak terkendali, yang makan tanpa batas, yang lamban dan bersemangat lemah.
    Sesungguhnya Mara menumbangkannya
    bagaikan angin menumbangkan sebuah pohon lapuk.
  • Seseorang yang hidupnya tidak mencari kesenangan,
    yang inderanya terkendali, yang makan secukupnya, yang penuh keyakinan dan bersemangat.
    Sesungguhnya Mara tidak dapat menumbangkannya
    bagaikan angin tidak dapat menumbangkan sebuah gunung karang.
  • Seseorang yang belum terbebas dari noda bathin
    yang ingin mengenakan jubah kuning, yang tanpa pengendalian diri dan tanpa kejujuran.
    Dia sesungguhnya tidak patut menerima jubah kuning.
  • Namun seseorang yang mampu menyingkirkan semua noda bathin,
    yang teguh dalam aturan moral, yang memiliki pengendalian diri dan kejujuran.
    Dia sesungguhnya patut menerima jubah kuning.
  • Mereka yang menganggap (sebagai) hakiki pada sesuatu yang bukan hakiki,
    dan mereka yang melihat (sebagai) bukan hakiki pada sesuatu yang hakiki.
    Mereka yang bersekutu dgn pikiran keliru (seperti itu)
    tidak akan memahami sesuatu yang hakiki.
  • Setelah mengetahui dari yang hakiki sebagai hakiki, dan dari yang bukan hakiki sebagai bukan hakiki.
    Mereka yang bersekutu dengan pikiran benar (seperti itu) akan memahami yang hakiki.
  • Bagaikan (air) hujan yang merembes sebuah rumah yang beratap buruk,
    demikianlah nafsu indera merasuk pikirang yang tidak dikembangkan
  • Di sini dia bersedih,di alam berikutnya dia juga bersedih,
    pelaku kejahatan bersedih di kedua alam tersebut.
    Dia bersedih dan merasa jengkel setelah melihat (hasil) perbuatan buruknya sendiri.
  • Di sini dia bergembira, di alam berikutnya dia juga bergembira,
    pelaku kebajikan bergembira di kedua alam tersebut.
    Dia bergembira dan akan lebih bergembira lagi setelah melihat (hasil) perbuatan bajiknya sendiri.
  • Di sini dia tersiksa, di alam berikutnya dia juga tersiksa,
    pelaku kejahatan tersiksa di kedua alam tersebut.
    "Kejahatan telah dilakukan olehku" (berpikir demikian) dia tersiksa,
    dia akan lebih tersiksa lagi setelah terlahir di alam yang menyedihkan.
  • Di sini dia merasa senang, di alam berikutnya dia juga merasa senang.
    pelaku kebajikan merasa senang di kedua alam tersebut.
    "Kebajikan telah dilakukan olehku" (berpikir demikian) dia merasa senang,
    dia akan lebih merasa senang lagi setelah terlahir di alam yang bahagia.
  • Sekalipun seseorang banyak melafal Kitab Suci, namun tidak melaksanakannya,
    maka bagaikan seorang gembala yang menghitung sekelompok sapi milik orang lain,
    orang yang lengah tersebut tidak akan memperoleh manfaat dari hidup suci.
  • Sekalipun seseorang tidak melafal Kitab Suci tapi hidup sempurna sesuai Dhamma,
    dan setelah melepaskan keserakahan, kebencian dan kegelapan bathin,
    Dia yang memperoleh Pengetahuan Benar, yang pikirannya bebas sempurna,
    yang tidak melekat pada apapun di sini (di dunia ini) ataupun nanti (setelah kematian),
    akan memperoleh manfaat dari hidup suci.

Silahkan meng-copy dan paste gatra, isi dari Kitab Suci Dhammapada ini ketempat lain, bila anda memerlukannya atau diperlukan dan bisa membawa manfaat bagi dirimu dan orang disekitarmu

27
Meninggalkan Penghalang penghalang. (Leaving Feeling Blockades)

Tak ada hal lain yg kuketahui, O para Bhikkhu, yang oleh karena hal itu, maka nafsu-nafsu indera yg tadinya belum muncul kemudian muncul sedangkan nafsu nafsu yg telah muncul kemudian meningkat dan menjadi sangat kuat seperti yang disebabkan oleh hal ini : Suatu objek yang indah bagi orang yang secara tidak benar memperhatikan suatu objek yang indah, nafsu indera yg tadinya belum muncul akan muncul sedangkan nafsu indera yg telah muncul akan miningkat menjadi sangat kuat.

Tak ada hal lain yg kuketahui, O para Bhikkhu, yg oleh karena hal itu, maka niat jahat yg tadinya  belum muncul kemudian muncul sedangkan niat jahat yg telah muncul kemudian meningkat dan menjadi sangat kuat seperti disebabkan oleh hal ini: suatu objek yg menjijikkan. Bagi orang yg secara tidak benar memperhatikan suatu objek yg menjijikkan, niat jahat yg tadinya belum muncul akan muncul sedangkan niat jahat yg telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.

Tak ada hal lain yg kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu, maka kemalasan serta kelambanan yg tadinya belum muncul kemudian muncul sedangkan kemalasan serta kelambanan yg telah muncul kemudian meningkat dan menjadi sangat kuat seperti yg disebabkan oleh hal ini : lesu, lamban, peregangan tubuh yg malas- malasan, mengantuk setelah makan, kemalasan mental.
Bagi orang yg pikirannya malas, kemalasan serta kelambanan yg tadinya belum muincul akan muncul sedangkan kemalasan serta kelambanan yg telah muncul akan meningkat dan menjadi sangat kuat.

Tak ada hal lain yg kuketahui, O para bhikkhu, yg oleh karena hal itu, maka kegelisahan serta kekhawatiran yg tadinya belum muncul kemudian muncul sedangkan kegelisahan serta kekhawatiran yg telah muncul kemudian meningkat dan menjadi sangat kuat seperti yg disebabkan oleh hal ini : pikiran yg tidak tenang.  Bagi orang yg pikirannya tidak tenang, kegelisahan serta kekhawatiran yg tadinya belum muncul akan muncul sedangkan kekhawatiran yg tadinya belum muncul akan muncul sedangkan kegelisahan serta kekahwatiran yg telah muncul akan meningkat dan menjadi sangat kuat.

(komentar : bila suatu saat pada kondisi yg diluar dugaan menghadapi kondisi tsb yg menyebabkan suatu penghalang (blockade2) perasaan telah tidak ada lagi, maka dgn mengandalkan pengetahuan yg saudara-saudari miliki yg terlatih didalam pikiran anda, lakukan suatu reverse dari kondisi yg tidak menguntungkan tsb).

Tak ada hal lain yg kuketahui , O para Bhikkhu, yg oleh karena hal itu, maka keraguan yg tadinya belum muncul kemudian muncul sedangkan keraguan ytg telah muncul kemudian meningkat dan menjadi sangat kuat seperti yg disebabkan oleh hal ini : perhatian yg tidak benar.
Bagi orang yg secara tidak benar memperhatikan segala sesuatu, keraguan yg tadinya belum muncul akan muncul sedangkan keraguan yg telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.

----------
(kondisi yg berlawanan dari diatas yg dapat berhasil diatasi dengan mudah).
----------

Tak ada hal lain yg kuketahui, O para Bhikkhu, yg oleh karena hal itu, maka nafsu-nafsu indera yg tadinya belum muncul tidak akan muncul sedangkan nafsu indera yg telah muncul kemudian ditinggalkan sedemikian banyak seperti yg disebabkan oleh hal ini : suatu objek yg menjijikkan.
Bagi orang yg DENGAN BENAR memperhatikan objek yg menjijikkan, maka nafsu indera yg tadinya belum muncul tidak akan muncul, sedangkan nafsu indera yg telah muncul akan ditinggalkan.

Tak ada hal lain yg kuketahui, O pra Bhikkhu, yg oleh karena hal itu, maka niat jahat yg tadinya belum muncul tidak akan muncul sedangkan niat jahat yg telah muncul kemudian ditinggalkan sedemikian banyak seperti yg disebabkan oleh hal ini : Pembebasan hati karena cinta kasih.
Bagi orang yg DENGAN BENAR memperhatikan pembebasan hati lewat cinta kasih, niat jahat yg tadinya belum muncul tidak akan muncul sedangkan niat jahat yg telah muncul akan ditinggalkan.

Tak ada hal lain yg kuketahui, O para bhikkhu, yg oleh karena hal itu, maka kemalasan serta kelambanan yg tadinya belum muncul tidak akan muncul sedangkan kemalasan serta kelambanan yg telah muncul kemudian ditinggalkan sedemikian banyak seperti yg disebabkan oleh hal ini : elemen kebangkitan, elemen ketekunan, elemen usaha yg kuat.
Bagi orang yg telah membangkitkan energi, kemalasan serta kelambanan yg tadinya belum muncul tidak akan muncul sedangkan kelambanan serta kemalasan yg telah muncul akan ditinggalkan.

Tak ada hal lain yg kuketahui, O para Bhikkhu, yg oleh karena hal itu, maka kegelisahan serta kekhawatiran yg tadinya belum muncul tidak akan muncul sedangkan kegelisahan serta kekhawatiran yg telah muncul kemudian ditinggalkan sedemikian banyak seperti yg sebabkan oleh hal ini : pikiran yg sudah tenang.
Bagi orang yg pikirannya sudah tenang, kegelisahan serta kekhawatiran yg tadinya belum muncul tidak akan muncul sedangkan kegelisahan serta kekhawatiran yg telah muncul akan ditinggalkan.

Tak ada hal lain yg kuketahui, O para Bhikkhu, yg oleh karena hal itu, maka keraguan yg tadinya belum muncul tidak akan muncul sedangkan keraguan yg telah muncul kemudian ditinggalkan sedemikian besar seperti yg disebabkan oleh hal ini : perhatian yg benar.
Bagi orang yg DENGAN BENAR MEMPERHATIKAN SEGALA SESUATU, keraguan yg belum muncul tidak akan muncul sedangkan keraguan yg telah muncul akan ditinggalkan.

silahkan mengcopy dan paste ketempat lain, bila hal ini dirasa perlu ataupun diperlukan dan bisa membawa manfaat bagi dirimu dan orang lain disekitar mu

28
TIDAK ADA BENTUK LAIN, - UNGKAPAN SANG GURU BUDDHA DALAM ANGUTTARA NIKAYA,
(menurut pemikiran dan pendapat saya sendiri : bahwa dalam pikiran yg Terberkahi (Sang Guru Buddha) tidak ada lagi bentukan pikiran yg bisa mempengaruhi pikiran Beliau).

Berikut ini adalah kutipan dari Anguttara Nikaya.

Demikianlah telah saya dengar. Pada suatu ketika Sang Bhagava berdiam di Savanthi, Di Hutan Jeta. di vihara Anathapindika, " Di sana Yang Terberkahi berkata kepada para Bhikku demikian,
"Para Bhikkhu"
"Ya, Bhante" jawab para bhikku itu.
Sang Buddha Berkata demikian:
"Tidak ada bentuk lain yg kuketahui, O para Bhikku, yang sedemikian terus-menerus mengobsesi pikiran seorang pria seperti bentuk tubuh seorang wanita. Bentuk tubuh seorang wanita terus-menerus mengobsesi pikiran seorang pria.

"Tak ada suara lain yg kuketahui, yang sedemikian tgerus menerus mengobsesi pikirang seorang pria seperti suata seorang wanita... Tak ada bau lain yg ku ketahui.... Tak ada Citarasa lain yang kuketahui... Tak ada sentuhan lain yg kuketahui, yang sedemikian terus menerus mengobsesi pi8kiran seorang pria seperti sentuhan seorang wanita. Sentuhan seorang wanita terus menerus mengobsesi pikiran seorang pria.".

"Tidak ada bentuk lain yang kuketahui, O para Bhikku, yang sedemikian terus menerus mengobsesi pikiran wanita seperti bentuk tubuh seorang pria. Bentuk tubuh seorang pria terus menerus mengobsesi pikiran seorang wanita."

(Komentar : Tidak ada lagi bentukan pikiran yg dapat mempengaruhi pikiran Orang Yang Terberkahi, seperti yg diungkapkan diatas oleh Sang Bhagava, seperti bentuk pikiran yg dapat terpengaruh dan terobsesi oleh hal hal diatas.)

"Tak ada suara lain yang kuketahui, yang sedemikian terus menerus mengobsesi pikiran seorang wanita seperti suara seorang pria .... Tak ada bau lain yang kuketahui ..... Tak ada citarasa lain yang kuketahui ...... Tak ada sentuhan lain yang kuketahui, yang sedemikian terus menerus mengobsesi pikiran seorang wanita seperti sentuhan seorang pria. Sentuhan seorang pria terus-menerus mengobsesi pikiran wanita".
....... (I, i, 1-10).

Silahkan mengcopy dan paste ketempat lain bila kamu merasa memerlukannya dan bila hal tersebut bisa membawa manfaat bagi dirimu dan orang lain, tanpa perlu memberitahukan pada diri saya.

29
Studi Sutta/Sutra / Yang Terbebas - kutipan dari Anguttara Nikaya
« on: 03 January 2011, 05:11:21 PM »
Yang Terbebas (Kutipan dari Kitab Anguttara Nikaya);

Puncak jalan Buddhis disebut penghancuran noda (asavakkhya : 181) Noda-noda(asava) merupakan tiga kekotoran pikiran yg paling mula : Nafsu keinginan indera, nafsu keinginan untuk dumadi, dan kegelapan bathin (131 , 4). Tiap tiap pencapaian dari tiga jalan dan buah yang lebih rendah mengikis lapisan noda tertentu. Ketika jalan yg keempat dan terakhir dicapai, kebijaksanaan menembus langsung dan melenyapkan noda-noda pada akarnya yg terdalam di pikiran.
Dengan penembusan ini, siswa itu masuk ke dalam "pembebasan pikiran yang tanpa-noda, pembebasan oleh kebijaksanaan , karena telah  merelialisasikannya bagi diri sendiri melalui pengetahuan langsung".

Seseorang yg telah mencapai hancurnya noda disebut Arahat. Secara harfiah, kata "Arahat" berarti "orang yg berharga". Orang yg pantas menerima penghormatan dan penghargaan dunia.
Arahat merupakan figur ideal di dalam Buddhisme awal, praktisi yg sepenuhnya telah mantap, yang "telah mencapai pantai seberang" dan telah mencapai Nibbanna di dalam kehidupan ini juga (50).
Arahat telah memenuhi latihan berunsur tiga di dalam moralitas, konsentrasi, dan kebijaksanaan.
Sang Buddha mengatakan bahwa orang seperti itu "tidak perlu menambah apa yang telah dilakukan dia lakukan dan tak ada lagi tugas selanjutnya yg harus dilakukan" (130). Dia merupakan asekha, orang yg telah melampaui latihan, yang yg sempurna dalam latihan, yg pikirannya telah murni bagaikan permata (22).

Arahat telah meninggalkan nafsu jasmani, kebencian dan kebodohan bathin, "memotong pada akarnya sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan" (187). Bagi seorang Arahat, semua pengertian mengenai "aku" dan "milikku" telah dilenyapkan. Dengan demikian dia tidak lagi berpikir sehubungan dengan kesombongan berunsur tiga. "aku lebih baik", "aku sama", "aku lebih buruk" (23, 127).
Seperti Sariputta - Siswa utama Sang Buddha - seorang Arahat berdiam "dengan hati yang bagaikan bumi, luas, tinggi dan tanpa batas, tanpa rasa permusuhan dan tanpa niat jahat" (178).
Seperti gunung karang yg tidak dapat digoyahkan oleh badai, demikian pula pikiran Arahat tidak dapat diganggu oleh jajaran objek indera yg berubah, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan (130).

Arahat berdiam di sini dan kini di dalam kedamaian pembebasan yg tak tergoyahkan, dengan tiga api keserakahan, kebencian dan kebodohan bathin yg telah padam. Dia (pria atau wanita) dapat juga memasuki konsentrasi khusus - yg bahkan masih membingungkan bagi para dewa- dimana pikirannya meninggalkan semua fenomena dunia yg tgerkondisi dan secara langsung memahami yg tidak terkondisi yaitu Nibbana (184, 185, 207). Tetapi yg paling penting, dari sudut pandang Ajaran ini, adalah jaminan Arahat bahwa dia memang telah menyelesaikan tugas yg ditentukan oleh Buddha. Arahat mengetahui bahwa dia (pria atau wanita) telah menghentikan lingkaran kelahiran kembali yg tanpa awal, dan bahwa dengan lenyapnya tubuh yg ada sekarang ini tidak akan ada lagi pemunculan dimana pun juga dengan cara apa pun juga.  Apa yg harus dikerjakan telah dikerjakan.
--------
KUTIPAN DARI ANGUTTARA NIKAYA (TENTANG "YANG TERBEBAS - ARAHAT")
Silahkan meng-copy dan paste ketempat lain bila kamu merasa bahwa kutipan diatas berguna dan bermanfaat bagi dirimu dan orang lain

30
Buddhistzone.com  - Sesepuh ke lima, Hongren  meminta semua muridnya untuk menuliskan pengalaman Dharma masing-masing. Tulisan terbaik akan berhak menjadi pewarisnya. Semua murid berpendapat bahwa sebagai murid tertua, pastilah Shenciu  yang akan mewarisinya.

Di sebuah tembok Shenciu menulis,

"Tubuh adalah pohon Bodhi
Pikiran adalah tempat cermin bersih berkilau.
Usaplah setiap hari dengan penuh perhatian, tanpa henti,
agar tetap bersih dari debu duniawi"

Semua murid terpesona dengan gatha ini. Namun setelah membacanya, Sesepuh Hongren mengatakan bahwa gatha ini belum mencerminkan pencerahan.

Huineng adalah seorang murid yang berasal dari keluarga miskin dan buta huruf. Ia tinggal di vihara dengan tugas sebagai tukang giling gandum di dapur, karena ia yang buta huruf dianggap bodoh. Huineng meminta seorang temannya untuk membantunya menulis sementara ia mendiktekan:

"Pada hakikatnya tidak ada pohon pencerahan.
Tidak juga ada cermin bersih kemilau dan tempat berdirinya.
Karena sejak semula semuanya kosong,
di mana pula debu bisa melekat?"

Murid-murid yang berada di sana tercengang. Sesepuh Hongren sadar bahwa Huineng-lah yang kelak akan meneruskan garis kepemimpinan. Namun khawatir bahwa hal ini dapat menimbulkan rasa iri dan benci di antara murid, Hongren pun berkata, "Ini juga belum mencerminkan keinsafan sejati, Hapus!!"

Murid-murid pun bubar. Huineng meneruskan kerjanya di dapur. Dengan diam-diam Hongren masuk ke dapur dan tanpa sepatah kata pun, memukul kuali tiga kali.

Malam itu Huineng datang menghadap Hongren tepat jam 3 pagi. Jubah dan patta tanda kepemimpinan pun diwariskan oleh Hongren kepada Huineng.

NAH, SAUDARA SAUDARI SEDHAMMA, DISINI SAYA MENGUNDANG ANDA UNTUK POSTING GATRA DARI ANDA MASING MASING, BAGAIMANA TANGGAPAN ANDA MENGENAI HAL HAL YG BERKAITAN DGN PENCERAHAN;
SELAMAT MEMPELAJARI BUDDHA DHAMMA.

Pages: 1 [2] 3
anything