[at] bro marcedes,
semua yang bro nyatakan adalah benar, bahwa semua itu salah. Karena yang bro cerap sebagai 'salah' itu memang merupakan suatu 'kesalahan'. Namun, apa yang disampaikan Om Gandaf itu adalah hal yang lain lagi. Dengan kata lain, nga nyambung... Mahayana mengatakan Sakyamuni telah mencapai Buddha sejak dulu kala. Bila hal ini salah, dapatkah bro menjelaskan dari mana asal usul Sakyamuni muncul pertama kali di jagad raya ini?
Dalam hal ini maka saya juga menyatakan bahwa bro pun asalnya satu dengan Buddha, bro aslinya adalah seorang Buddha juga. Lalu, bisakah bro beri tahu saya dari mana asal mula bro? Kalau tidak bisa, bagaimana mungkin bro mengatakan awal mulanya seseorang itu Buddha atau bukan?
Saya sendiri tidak tahu jawabannya. Bila saya tahu, maka tentulah saya sudah merealisasikan Anuttara Samyaksambodhi.
maaf....bisa baca Brahmajala sutta[DN]... kemudian dilanjutkan dengan Pottapada sutta[DN]...
bisa baca terbitan Dhammacitta...sudah tersedia pula link untuk Download.
nanti anda akan tahu,sungguh suatu yang bertolak belakang dengan kata anda...
pencarian akan pertanyaan anda, sangat bertolak belakang dengan jalan menuju Akhir-dukkha....
refrensi sutta nya sudah saya berikan, silahkan dibaca.
Namun, seorang Master Mahayana mengatakan bahwa agama Buddha sekarang ini telah terinfeksi oleh virus-virus yang melenceng. Nah, sialnya, kita tidak tahu yang mana yang melenceng. Kadang hal yang tampak melenceng itu karena digosipkan 'melenceng'; dan yang tampaknya lurus itu karena sudah dipromosikan sebagai 'lurus'.
Di sinilah pentingnya letak tradisi Oral Buddhisme. Baik Mahayana maupun Theravada yang 'patent' itu selalu diwariskan melalui tradisi oral langsung Guru-Murid. Hal-hal yang demikian ini hanya bisa didapatkan dalam tradisi oral ini. Apa yang kita ketahui sebagai Dharma yang umum dan beredar bebas ini sangat berbeda dengan ajaran tradisi oral. Mungkin materinya sama tapi maknanya jauh mendalam.
makanya itulah gunanya latihan....ketika kita berlatih dan ternyata fakta lapangan tidak sesuai dalam KITAB SUCI, tentu yang patut dipertanyakan adalah salah satunya...justru setelah meneliti dengan lanjut batin ini,
mana ada ketika kita dalam keadaan SATI[penuh perhatian] malah membunuh demi welas asih...
silahkan di coba sendiri
justru saya kaget ketika membaca bodhisatva[telah tercerahkan] membunuh demi welas asih....sungguh
suatu yang bertolak belakang antara fakta lapangan hasil latihan dengan teori...saya tidak tahu master huineng itu sudah tercerahkan atau belum, tetapi pernah dibahas mengenai cara latihan Bodhidharma yang aneh disitu seperti yang di katakan Saudara Bond..
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9103.msg186898.html#msg186898Kadang kita merasa bahwa pemahaman kita sudah benar, tapi suatu saat kita akan mengalami berbagai fenomena yang tak terpahamkan. Yang dapat memutarbalikkan segala pemahaman kita sebelumnya. Pada saat-saat demikian itulah kemunduran (kehancuran sradha) atau kemajuan (benih Jnana) terjadi.
Pintu gerbang menuju Pengetahuan Sejati adalah dengan mengetahui ketidaktahuan, menyadari bahwa pengetahuan kita sekarang ini bukan yang sejati.
saudara Dhammita, kalau ini namanya pemahaman yang didapat dari hasil melihat dan menebak....
jadi "Nana/pengetahuan yang timbul" ketika melaksanakan meditasi Vipassana yang tertulis dalam visudhimagga itu bisa berubah?rasa garam tidak akan pernah berubah menjadi manis...ingat itu baik-baik ^^
hanya orang yang tidak pernah memakan garam, maka mereka mengatakan rasa garam bisa berubah.Buddhadharma itu ibarat sebuah kota dengan banyak gerbang. Ada gerbang Theravada, ada gerbang Mahayana, ada gerbang Vajrayana. Dari masing-masing gerbang tentu punya pemandangan dan jalan yang berbeda. Kita ini ibarat manusia yang masih berada di luar pintu gerbang dan mengatakan bahwa pintu gerbang lain akan menuju jalan lain. Kita tidak akan pernah tahu kebenarannya selama kita belum masuk ke dalam kota Nirvana. Setelah kita masuk kota itu, kita pun masih harus berkeliling kota mengobservasi setiap sudut dan pintu gerbang. Barulah kita akan mengetahui mana pintu gerbang Nirvana yang sesungguhnya. Pintu mana saja yang pasti berakhir di Kota Nirvana.
Bila kita meragukan suatu pintu gerbang, tinggalkan saja. Carilah pintu gerbang kita sendiri.
Berbeda lagi kasus dalam hal Bodhisattva, karena Bodhisattva harus memahami semua jalur menuju Nirvana. Maka dari itulah, Bodhisattva berdiam lama dalam samsara, demi memahami semua jalan. Akhirnya setelah memahami semua jalan, Kebuddhaan dicapai. Bukankah Buddha adalah 'Pengenal Segenap Jalan'?
Intinya, tidak ada gunanya memperdebatkan jalan mana yang paling benar. Mari berjalan di jalan masing-masing dan buktikan kebenarnannya, bukan untuk memenangi perdebatan tapi demi Pembebasan.
pada dasarnya saya setuju dengan kata anda, tetapi sayangnya itu pemikiran saya dahulu
sebelum meneliti sutta dan sutra.
ketika saya meniatkan diri membaca berbagai sutra, saya mendapatkan hal yang berbeda jauh dengan ajaran Theravada....dan tentu bertolak belakang....
lebih rancu lagi dikatakan lagi dalam aliran Vajranyana ada yang dapat mencapai Sammasambuddha dikehidupan sekarang ini.....parahnya siapa yang telah merealisasikan sammasambuddha di kehidupan sekarang setelah Buddha Gotama?
tentu hasil dari latihan Vajrayana ini dianggap hanya omongkosong[karena tidak ada yang pernah mencapai]
ibarat menulis ada latihan yang bisa mengubah anda menjadi Superman dikehidupan sekarang ini, tetapi tidak ada Superman yang pernah muncul, sungguh sebuah Teori tanpa dasar[bukti]
kemudian anda katakan masalah pintu nirvana....jadi para guru-guru di Thailand yang berlatih sedemikian lama,belum lagi para Bikkhu Hutan, mereka semua belum pernah merealisasikan atau berkata pada bahwa
"ternyata Buddha Amitabha itu ada, atau alam Sukhavati itu ada"jadi menurut anda,merekap[guru thai] semua itu belum mencapai nirvana/nibbana? bahkan pengertian nirvana[mahayana] dan Nibbana[Theravada] itu sudah berbeda...!!!
saya bukan juga sengaja mencari pertengakaran diforum ini, tetapi saya menemukan kejanggalan dan bertanya....
yang saya heran kadang ketika kita bertanya cukup kritis malah dianggap cari masalah....padahal judul Thread nya begitu..
lagian penjelasan yang diberikan tidak mungkin saya telaah/ iyakan langsung begitu saja.....kalau di iyakan langsung yah bukan diskusi nama-nya...
tetapi tentu ada standard rasional dan standard dari hasil latihan di cocokkan.
oh ya, sudahkah anda membaca cerita mengenai 7 pertapa dalam goa yang diserang oleh penjahat ?