Permisi Sis/Bro, sy tny sst nih :
Apakah Mantra Tiada Tara berefek jika hny dilafalkan dalam ht? Penjelasannya?
Mantra Prajnaparamita ("gate gate paragate parasamgate bodhi svaha"), tujuan utamannya sedang sy cr th lbh dlm......
mungkin Anda bs memberi masukan.......
SSBS
Dulu papa saya bilang, mantra "gate-gate, paragate...." berarti :
"Pergi, pergilah, menyeberang ke pantai seberang". Tolong koreksi kalau salah.
Note: "pantai seberang" = Nibbana
Jadi mantra ini sepertinya adalah motivasi untuk berjuang menuju Nibbana. IMHO, tidak masalah apakah mantra itu dibaca dalam hati atau dengan bersuara. Yang penting adalah mengerti maknanya.
Ada teman saya yang senang melakukan kebaktian sendiri di rumah. Uniknya, dia tidak membaca mantra atau paritta, tapi membaca sutta. Sutta tersebut dibaca dengan bersuara. Dia bilang, agar selain bermanfaat untuk diri sendiri, siapa tau ada makhluk lain (makhluk yang tidak terlihat), yang turut mendengarkan khotbah Sang Buddha. Saya rasa ini ide yang bagus.
kalau bagi saya , mantra atau pun parita dan sutta mempunyai tujuan untuk memberikan pandangan, ketenangan bathin, melatih diri, mengontrol diri. tapi apa yang saya katakan belum tentu benar, barangkali member lain bisa memberikan jawaban yang lebih berkenan terhadap anda
Awalnya sy berpikir bahwa mantra adalah kata-kata yang sedikit mistis, yang tidak jelas dari bahasa apa, dan apa artinya. Jadi, sampai di sini saya berpikir bahwa mantra adalah alat bantu untuk berkonsentrasi saja.
Tapi sekarang, saya berpendapat bahwa mantra adalah apapun yang sering kita pikirkan, lakukan, atau ucapkan, sehari-hari.
Misalnya kita berpikir dan mengucapkan: "saya benci dia, saya benci dia", lalu dilanjutkan dengan memikirkan berulang-ulang tentang kejahatan yang telah dia lakukan pada kita, atau tentang betapa menderitanya kita karena dia. Maka inilah, mantra kita. Mantra yang akhirnya menjadi belenggu (mempertebal kebencian kita).
Atau contoh lain, kita berpikir: "saya suka dia, saya suka dia", lalu kita memikirkan sisi luar biasa darinya, apalagi didramatisir dengan lagu-lagu cinta yang kita dengar berulang-ulang. Maka inilah mantra yang mempertebal kemelekatan kita, nafsu keinginan kita. Ini juga belenggu.
Jadi intinya, berhati-hatilah pada ucapan dan perbuatan, apalagi pikiran. Sudah banyak mantra dan belenggu yang tercipta selama kita hidup. Dan tentu saja cukup merepotkan dan menimbulkan penderitaan
Tapi kita cukup beruntung mengenal Dhamma, jadi bisa belajar pelan-pelan memutus belenggu.