Koleksi Theravāda tentang Hukum MonastikAturan Kebhikkhuan dan AnalisisnyaBab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan PenebusanSub-bab tentang InstruksiPācittiya 21. Aturan Latihan tentang InstruksiKisah Asal-mulaSub-kisah pertamaPada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu senior yang memberikan instruksi kepada para bhikkhunī menerima kain-jubah, makanan, tempat-tempat kediaman, dan obat-obatan. Ketika para bhikkhu dari kelompok enam mengetahui hal ini, mereka berpikir, "Baiklah, mari kita memberikan instruksi kepada para bhikkhunī." Kemudian mereka mendatangi para bhikkhunī dan berkata, "Datanglah kepada kami, Saudari-Saudari, dan kami juga akan memberikan instruksi kepada kalian."
Segera setelah itu para bhikkhunī itu mendatangi para bhikkhu dari kelompok enam, bersujud, dan duduk. Tetapi setelah memberikan hanya ajaran singkat, para bhikkhu itu menghabiskan hari itu dengan pembicaraan tidak berguna. Kemudian mereka membubarkan para bhikkhunī, dengan berkata, "pergilah, Saudari-Saudari."
Para bhikkhunī menghadap Sang Buddha dan bersujud, dan Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para bhikkhunī, Aku harap Instruksi yang diberikan efektif."
"Yang Mulia, bagaimana mungkin instruksi yang diberikan efekftif? Setelah memberikan hanya ajaran singkat, para bhikkhu dari kelompok enam menghabiskan hari itu dengan pembicaraan tidak berguna, dan kemudian membubarkan kami.
Segera setelah itu Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai para bhikkhu dari kelompok enam: "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?
"Benar, Yang Mulia."
Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." Setelah menegur mereka ... Beliau membabarkan ajaran dan berkata kepada para bhikkhu:
"Para bhikkhu, kalian harus menunjuk seorang instruktur untuk para bhikkhunī. Dan beginilah ia harus ditunjuk. Pertama-tma seorang bhikkhu harus diminta dan kemudian seorang bhikkhu yang kompeten dan mampu harus memberitahu Sangha:
'Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Jika baik menurut Sangha, maka Sangha harus menunjuk bhikkhu ini sebagai instruktur bagi para bhikkhunī. Ini adalah usul.'Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Sangha menunjuk bhikkhu ini sebagai seorang instruktur bagi para bhikkhunī. Bhikkhu mana pun yang menyetujui ditunjuknya bhikkhu ini sebagai seorang instruktur bagi para bhikkhunī harus berdiam diri. Bhikkhu mana pun yang tidak menyetujui silakan berbicara.Untuk kedua kalinya aku menyampaikan hal ini ... Untuk ketiga kalinya aku menyampaikan hal ini: Mohon, Para Mulia, aku memohon Sangha untuk mendengarkan. Sangha menunjuk bhikkhu ini sebagai seorang instruktur bagi para bhikkhunī. Bhikkhu mana pun yang menyetujui ditunjuknya bhikkhu ini sebagai seorang instruktur bagi para bhikkhunī harus berdiam diri. Bhikkhu mana pun yang tidak menyetujui silakan berbicara.Sangha telah menunjuk bhikkhu ini sebagai seorang instruktur bagi para bhikkhunī. Sangha menyetujui dan oleh karena itu berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian.'"Kemudian setelah menegur para bhikkhu dari kelompok enam dalam berbagai cara, Sang Buddha mencela orang yang sulit disokong ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan akhir'Jika seorang bhikkhu yang belum ditunjuk memberikan instruksi kepada para bhikkhunī, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah keduaSetelah ditunjuk untuk melakukan hal itu, para bhikkhu senior yang memberikan instruksi kepada para bhikkhunī masih menerima kain-jubah, makanan, tempat kediaman, dan obat-obatan. Ketika mereka mengetahui hal ini, para bhikkhu dari kelompok enam berkata, "Baiklah, mari keluar dari wilayah vihara, kita saling menunjuk satu sama lain sebagai intruktur bagi para bhikkhunī, dan kemudian memberikan instruksi kepada mereka. "Setelah melakukan itu, mereka sekali lagi mendatangi para bhikkhunī dan berkata," Saudari, kami juga telah ditunjuk. Datanglah kepada kami, dan kami akan memberikan instruksi kepada kalian."
Sekali lagi para bhikkhunī mendatangi para bhikkhu dari kelompok enam dan semuanya terjadi seperti sebelumnya.
Kemudian Sang Buddha mengumpulkan Sangha dan menanyai para bhikkhu dari kelompok enam,: "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"
"Benar, Yang Mulia."
Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian bertindak seperti ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." Setelah menegur mereka ... Beliau membabarkan ajaran dan berkata kepada para bhikkhu:
"Para bhikkhu, kalian boleh menunjuk seorang bhikkhu yang memiliki delapan kualitas sebagai seorang instruktur bagi para bhikkhunī:"[list=1]
- Ia bermoral dan terkekang oleh Kode Monastik. Perilakunya baik, ia bergaul dengan orang-orang yang benar, dan melihat bahaya dalam pelanggarabn-pelanggaran kecil. Ia menjalankan dan berlatih dalam aturan-aturan latihan.
- Ia telah banyak belajar, dan ia mengingat dan mengumpulkan apa yang telah ia pelajari. Ajaran-ajaran itu yang baik di awal, baik di tengah, dan baik di akhir, yang memiliki tujuan yang benar dan disampaikan dengan baik, dan yang membentangkan kehidupan spiritual yang lengkap sempurna dan murni—ia telah mempelajari banyak ajaran-ajaran demikian, mengingatnya dalam pikiran, membacakannya secara lisan, menyelidikinya dalam batin, dan menembusnya dengan baik melalui pandangan.
- Ia telah dengan benar mempelajari kedua Kode monastik secar terperinci. Ia telah menganalisisnya dengan baik, menguasainya secara menyeluruh, dan menyelidikinya dengan baik, baik dalam hal aturan-aturan maupun penjelasan terperinci.
- Ia berbicara dengan baik dan memiliki suara yang baik.
- Ia secara umum disukai dan menyenangkan bagi para bhikkhunī.
- Ia memiliki kemampuan untuk memberikan instruksi kepada para bhikkhunī.
- Ia belum pernah melakukan pelanggaran berat terhadap seorang bhikkhunī.
- Ia telah sepenuhnya ditahbiskan selama paling sedikit dua puluh tahun.
Para bhikkhu, kalian boleh menunjuk seorang bhikkhu yang memiliki delapan kualitas ini sebagai seorang instruktur bagi para bhikkhunī."
DefinisiSeorang:Siapa pun
Bhikkhu:... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.
Yang belum ditunjuk:Yang belum ditunjuk melalui prosedur hukum yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman.
Para bhikkhunī:Mereka telah diberikan penahbisan penuh oleh kedua Sangha.
Memberikan instruksi:Jika ia memberikan instruksi dalam delapan prinsip penting, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika ia memberikan instruksi dalam ajaran lainnya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia memberikan instruksi kepada seorang bhikkhunī yang sepenuhnya ditahbiskan hanya pada satu sisi, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Bhikkhu yang telah ditunjuk harus menyapu halaman, menyiapkan air minum dan air untuk mencuci, mempersiapkan tempat duduk, mencari seorang pendamping, dan kemudian duduk. Para bhikkhunī harus pergi ke sana, bersujud kepada bhikkhu tersebut, dan duduk. Kemudian bhikkhu tersebut harus bertanya kepada mereka, "Saudari, apakah kalian semua sudah hadir?"
Jika mereka berkata, "Kami semua hadir, Yang Mulia," maka ua harus berkata, "Apakah kalian menjalankan delapan prinsip penting?"
Jika mereka berkata, "Ya," maka ia harus berkata, "Ini adalah instruksinya."
Jika mereka berkata, "Tidak," maka ia harus membacakan prinsip-prinsip penting tersebut:"
[list=1]
- "Seorang bhikkhunī yang telah sepenuhnya ditahbiskan selama seratus tahun harus bersujud kepada seorang bhikkhu yang sepenuhnya ditahbiskan pada hari itu juga, dan bhikkhunī itu harus berdiri untuk bhikkhu tersebut, merangkapkan tangan kepadanya, dan melakukan tindakan-tindakan hormat terhadapnya. Aturan ini harus dihormati dan dijunjung seumur hidupnya, dan tidak boleh dilanggar.
- Seorang bhikkhuni tidak boleh melewatkan keberdiaman musim hujan di sebuah vihara tanpa para bhikkhu. Aturan ini juga harus dihormati dan dijunjung seumur hidupnya, dan tidak boleh dilanggar.
- Setiap setengah bulan seorang bhikkhunī harus mendapatkan dua hal dari Sangha para bhikkhu: menanyakan tentang hari uposatha dan memohon instruksi. Aturan ini juga harus dihormati dan dijunjung seumur hidupnya, dan tidak boleh dilanggar.
- Seorang bhikkhunī yang telah menyelesaikan masa keberdiaman musim-hujan harus mengundang koreksi dari kedua Sangha sehubungan dengan tiga hal: apa yang telah dilihat, apa yang telah didengar, dan apa yang telah dicurigai. Aturan ini juga harus dihormati dan dijunjung seumur hidupnya, dan tidak boleh dilanggar.
- Seorang bhikkhunī yang telah melakukan pelanggaran berat harus menjalani periode percobaan selama setengah bulan terhadap kedua Sangha. Aturan ini juga harus dihormati dan dijunjung seumur hidupnya, dan tidak boleh dilanggar.
- Seorang sāmaṇerī yang telah berlatih dalam enam aturan selama dua tahun boleh memohon penahbisan penuh dari kedua Sangha. Aturan ini juga harus dihormati dan dijunjung seumur hidupnya, dan tidak boleh dilanggar.
- Seorang bhikkhunī tidak boleh dengan cara apa pun menghina atau mencela seorang bhikkhu. Aturan ini juga harus dihormati dan dijunjung seumur hidupnya, dan tidak boleh dilanggar.
- Mulai hari ini dan seterusnya, para bhikkhunī tidak boleh mengoreksi para bhikkhu, tetapi para bhikkhu boleh mengoreksi para bhikkhunī. Aturan ini juga harus dihormati dan dijunjung seumur hidupnya, dan tidak boleh dilanggar.
Jika mereka berkata, "Kami semua hadir, Yang Mulia," dan ia memberikan instruksi kepada mereka dengan ajaran lain, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika mereka berkata, "Kami semua hadir, Yang Mulia," dan ia memberikan instruksi delapan prinsip penting, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia tidak memberikan instruksi, tetapi ia memberikan ajaran lain kepada mereka, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.