//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)  (Read 5176 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« on: 14 April 2010, 11:51:57 PM »

Orientasi merupakan kumpulan naskah-naskah pendek yang berisi penjelasan singkat tentang latihan dasar yang dipraktikkan di Plum Village, naskah-naskah ini merupakan dasar dari latihan hidup sadar yang disusun dengan kreatif dan arif oleh Bhante Thich Nhat Hanh beserta murid-muridnya dengan tetap mengacu dan berlandaskan semangat ajaran dasar Buddha yaitu hidup sadar atau eling.

sumber: http://ekacarya.org/index.php?option=com_content&task=category&sectionid=9&id=29&Itemid=64

Bagaimana Menikmati Latihanmu

Perhatian penuh kesadaran (eling) merupakan energi kewaspadaan dan keterjagaan akan momen ini. Latihan ini merupakan latihan berkesinambungan untuk terus menyentuh seluruh momen kehidupan sehari-hari. Hidup sadar membuat hidup menjadi nyata, hadir bersama mereka yang berada di sekitarmu juga hadir bersama apa yang sedang engkau lakukan. Menyelaraskan badan jasmani dan pikiran ketika kita sedang mengendarai mobil ataupun ketika sedang mandi.

Latihan hidup berkesadaran bersatu padu dengan rutinitas keseharian di rumah seperti berjalan, duduk, bekerja, makan, dan sebagainya. Namun pada kesempatan ini kita melakukan semua aktivitas itu dengan penuh berkesadaran. Sadar dengan apa yang sedang kita lakukan. Kita berlatih hidup berkesadaran di kamar dan ketika berjalan dari satu tempat ke tempat lain.
Berlatih sebagai sanggha (komunitas) membuat suasana menjadi begitu ceria, santai, dan mantap. Setiap orang menjadi lonceng kesadaran bagi sahabat lainnya. Saling mengingatkan serta saling mendukung di sepanjang perjalanan latihan. Dengan adanya dukungan dari komunitas, kita dapat belajar untuk berbagi sukacita, aktivitas ini seperti mempersembahkan sebuah kado untuk mereka yang kita sayangi dan cintai. Kita dapat menumbuhkan soliditas dan kebebasan, solid dalam aspirasi paling dalam dan terbebas dari rasa takut, persepsi keliru, dan penderitaan.

Wahai sahabat, marilah kita mencoba berlatih dengan cara cerdas dan terampil, berhadapan dengan berbagai aspek latihan dengan penuh rasa ingin tahu dan semangat mencari tahu. Mari kita berlatih dengan menjadikan pengertian mendalam sebagai fondasi dasar dan bukan sekedar berlatih demi memamerkan tampak luarnya semata. Nikmati latihanmu di sini dengan santai dan anggun, menyertakan pikiran terbuka dan hati yang siap menerima.


Bernapas

Latihan meditasi (napas berkesadaran dan jalan berkesadaran) merupakan metode untuk menjadi lebih sadar. Napas merupakan bumi solid yang bisa menjadi tempat kita berlindung. Apa pun cuaca dalam mental, pikiran, emosi, dan persepsi, napas selalu menemani kita bagaikan seorang sahabat setia. Kapanpun kita terhanyut, tenggelam, terbawa emosi, atau terperangkap dalam kekhawatiran berlebihan, maka kita kembali bernapas untuk mengumpulkan dan menarik balik pikiran kita ke tubuh.

Rasakan arus udara masuk dan keluar hidung. Kita merasakan betapa ringan dan naturalnya napas yang menghadirkan ketenangan dan kedamaian. Di setiap waktu, ketika sedang berjalan, berkebun ataupun menulis, kita dapat kembali kepada kedamaian yang merupakan sumber kehidupan.

Ketika kamu bernapas, kamu terkonsentrasi penuh pada momen ini. Kita boleh melantunkan gatha atau syair berikut ini untuk medukung latihan napas berkesadaran:

”Bernapas masuk aku tahu aku sedang bernapas masuk”
”Bernapas keluar aku tahu aku sedang bernapas keluar"

Kita tidak perlu mengendalikan napas. Rasakan napas sebagaimana adanya. Napas kita mungkin saja panjang atau pendek, dangkal atau dalam, bernapas dengan berkesadaran maka napas akan berubah menjadi pelan dan lebih dalam secara alamiah. Bernapas dengan sadar merupakan kunci untuk mempersatukan badan jasmani dan pikiran kemudian membawa energi kesadaran hadir dalam setiap momen hidup.


Lonceng Kesadaran
Ketika anda tiba, mungkin anda akan mendengar bunyi lonceng, kemudian semua orang di sekelilingmu berhenti, berhenti berbicara, dan berhenti bergerak. Bunyi lain seperti dering telepon atau dentang jam dinding ataupun bunyi lonceng wihara, semua ini merupakan lonceng kesadaran. Ketika kita mendengar bunyi lonceng maka kita akan merelaksasikan tubuh dan mengikuti keluar dan masuknya napas. Kita lakukan hal itu secara natural, menikmati tanpa harus terlalu serius ataupun kaku.

Ketika kita mendengar salah satu bunyi lonceng kesadaran itu, kita berhenti dari segala percakapan dan apa pun yang sedang kita lakukan kemudian kita mencurahkan perhatian pada napas. Bunyi lonceng telah memanggil kita:

Dengar,dengar
Bunyi menakjubkan ini
Membawaku kembali
Ke rumah sejatiku

Dengan berhenti untuk bernapas dan menyentuh ketenangan dan kedamaian, kita menjadi bebas, semua pekerjaan serasa menyenangkan dan sahabat yang ada di depan kita juga menjadi begitu nyata. Ketika kita pulang ke rumah, kita dapat memanfaatkan dering telepon, dentang lonceng gereja, tangisan bayi ataupun bunyi sirene pemadam kebakaran dan bunyi ambulan sebagai lonceng kesadaran. Hanya dengan tiga tarikan napas kita dapat melepaskan ketidaknyamanan dalam tubuh dan pikiran, kemudian kembali menjadi sejuk dan jernih.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #1 on: 14 April 2010, 11:55:00 PM »
Membungkuk atau Tidak

Membungkuk atau tidak bukanlah inti pertanyaan. Tetapi hal yang penting adalah sadar. Ketika kita memberi salam kepada seseorang dengan cara membungkuk, kita berkesempatan untuk hadir sepenuhnya di hadapan orang tersebut, kehadiran sifat Buddha yang ada dalam diri kita juga orang lain. Kita membungkuk bukan atas dasar kesopanan ataupun alasan diplomatis, namun kita memberi salam hormat dengan membungkuk untuk mengenali bahwa hidup itu sendiri merupakan suatu keajaiban.

Ketika kita melihat seseorang menangkupkan dua tangan seperti bunga teratai dan membungkuk memberi hormat kepada kita, maka bisa dapat membalasnya. Bernapas masuk, dalam hati berkata: ”Sekuntum bunga teratai untukmu,” tundukkan kepala dan bernapas keluar kita melanjutkan: ”Seorang calon Buddha.” Kita melakukan hal ini dengan penuh kesadaran, sadar sepenuhnya akan keberadaan orang di hadapan kita. Kita membungkuk dengan tulus. Kadang-kadang kita merasa ada koneksi sangat dekat dengan mereka yang ada di hadapan kita—rasa takjub atas keajaiban hidup. Apakah itu bunga, matahari, pohon maupun setetes air hujan yang dingin, objek apa pun itu kita bisa memberi salam hormat dengan cara demikian. Untuk mempersembahkan kehadiran dan rasa terima kasih.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #2 on: 14 April 2010, 11:57:07 PM »
Gatha

Gatha adalah syair pendek untuk membantu latihan hidup berkesadaran dalam kegiatan sehari-hari. Gatha dapat membuka dan memperdalam pengalaman tindakan simpel yang sering kita abaikan. Ketika kita fokuskan pikiran pada gatha, kita kembali ke diri sendiri dan menjadi lebih sadar dalam setiap aktivitas. Ketika gatha itu berakhir, kita melanjutkan aktivitas dengan kesadaran yang sudah lebih tinggi lagi.

Ketika kita memutar keran air, kita dapat melihat secara mendalam dan melihat betapa pentingnya air bagi kehidupan. Kita teringat untuk menghemat air karena begitu banyak manusia di muka bumi ini tidak mendapatkan air apalagi air minum.

Air mengalir dari gunung tinggi
Air merembes ke dalam tanah
Secara ajaib air datang untuk kita dan
menyokong semua kehidupan


Ketika mengosok gigi, kita dapat membulatkan tekad dalam hati agar selalu berbicara dengan penuh cinta kasih. Sebelum menstarter mobil, kita dapat melantunkan gatha sebagai persiapan perjalanan aman:

Sebelum menstarter mobil
Saya tahu ke mana saya akan pergi
Mobil dan saya bersatu
Ketika mobil bergerak cepat maka saya juga bergerak cepat.


Gatha memanggil pikiran kembali ke tubuh kita. Bermodalkan pikiran damai dan jernih, sadar sepenuhnya akan aktivitas fisik, resiko kecelakaan akan lebih kecil.

Gatha merupakan nutrisi bagi pikiran, memberikan kedamaian dan ketenangan diri kita sendiri kemudian kita dapat berbagi untuk orang lain. Mereka juga membantu kita menghadirkan latihan meditasi berkelanjutan menjadi bagian dari hidup kita. Banyak gatha yang tersedia di buku ”Present Moment Wonderful Moment”.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #3 on: 14 April 2010, 11:59:23 PM »
Meditasi Jalan

Kita berjalan setiap hari namun seolah-olah seperti sedang berlari, dan langkah tergesa-gesa meninggalkan jejak kegelisahan dan kemurungan di bumi.

Di manapun kita berjalan, kita dapat berlatih meditasi, maksudnya kita tahu bahwa kita sedang berjalan. Kita berjalan hanya untuk berjalan. Kita berjalan dengan rasa lepas dan soliditas, tidak tergesa-gesa lagi.

Kita hadir dalam setiap langkah, dan ketika kita ingin berbicara, maka kita berhenti dan mencurahkan perhatian penuh kepada lawan bicara kita, kata-katanya, dan sepenuhnya mendengar.

Berjalan dengan cara demikian bukanlah sesuatu yang hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja, namun kita seharusnya dapat melakukannya setiap saat. Lihatlah sekelilingmu dan perhatikan bagaimana kehidupan itu sangatlah luas, pohon-pohon, awan putih, dan langit tanpa batas. Dengarkanlah kicauan burung, rasakan segarnya angin. Kehidupan hadir di setiap sudut dan kita masih hidup dan sehat, betapa beruntung bahwa kita masih mampu berjalan dengan damai.

Mari kita berjalan bagaikan orang bebas dan rasakan setiap langkah semakin ringan. Mari nikmati setiap langkah yang kita ayunkan. Setiap langkah memberi nutrisi sehat dan menyembuhkan. Sebagaimana kita melangkah meninggalkan jejak rasa terima kasih kepada bumi.

Barangkali kita ingin menggunakan gatha ketika melangkah. Ayunkan dua atau tiga langkah untuk setiap tarikan napas dan hembusan napas.

Bernapas masuk ”Aku telah tiba”
Bernapas keluar ”Aku tiba di rumah”
Bernapas masuk ”Aku berada di sini”
Bernapas keluar ”Aku berada di saat ini”
Bernapas masuk ”Aku kokoh”
Bernapas keluar ”Aku bebas”
Bernapas masuk ”Dalam dimensi tertinggi”
Bernapas keluar ”Aku bersemayam”
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #4 on: 15 April 2010, 12:10:30 AM »
Bangun di Pagi Hari

Bangun di pagi ini aku tersenyum
dengan mengetahui ada 24 jam sudah hadir di hadapanku.
Aku bertekad untuk hidup sepenuhnya dalam setiap momen,
dan menatap semua makhluk dengan mata penuh welas asih.


Ketika kita bangun di pagi hari dan membuka mata, barangkali kita ingin melantunkan gatha di atas. Kita bisa memulai hari dengan sebuah senyum kebahagiaan dan aspirasi mendedikasikan diri untuk berlatih membangkitkan cinta kasih dan pengertian. Kita sadar bahwa hari ini adalah suatu hari baru yang segar, dan kita punya 24 jam yang berharga untuk hidup.

Mari kita coba untuk segera bangun dari tempat tidur setelah bernapas tenang sebanyak tiga kali untuk tetap hidup sadar. Ayo jangan menunda atau enggan bangun dari ranjang. Barangkali kita ingin duduk dan memijat kepala, leher, bahu, dan lengan dengan lembut untuk melancarkan sirkulasi darah. Mungkin kita ingin melakukan beberapa peregangan untuk mengendurkan persendian dan membangunkan tubuh kita. Minum segelas air hangat di pagi hari juga baik untuk jaringan tubuh kita.

Mari kita membersihkan diri atau melakukan apa pun yang perlu dilakukan sebelum menuju ke ruang meditasi. Meluangkan waktu secukupnya agar kita tidak harus tergesa-gesa. Menikmati langit pagi yang gelap. Banyak bintang sedang berkedip dan mengucapkan ”selamat pagi” kepada kita. Tarik napas dalam dan nikmati udara sejuk dan segar. Sewaktu kita berjalan perlahan menuju ruang meditasi, biarkan pagi menghiasi kehidupan kita, membangunkan tubuh dan pikiran kita untuk kegembiraan di hari yang baru.



Meditasi Duduk

Meditasi duduk bagaikan kita kembali ke rumah masing-masing untuk memberikan perhatian penuh dan kepedulian kepada diri sendiri. Seperti rupang Buddha di altar, kita juga bisa memancarkan kedamaian dan stabilitas. Kita duduk tegap dengan penuh wibawa, dan kembali pada napas. Kita mencurahkan seluruh perhatian pada tubuh dan sekeliling. Kita membiarkan pikiran kita menjadi luas dan hati kita semakin lembut dan berbudi baik. Meditasi duduk sangat menyembuhkan. Kita sadar bahwa kita bisa saja duduk dengan keadaan apa saja yang muncul dalam diri kita, apakah itu kepedihan, kemarahan, kegusaran, atau juga keceriaan, kecintaan, dan kedamaian. Kita duduk bersama perasaan-perasaan itu tanpa terhanyut. Biarkan perasaan itu datang dan biarkan juga perasaan itu pergi. Tidak perlu menolak, tidak perlu memaksa, tidak perlu berpura-pura bahwa pikiran kita tidak ada di situ. Selidiki pikiran dan bayangan-bayangan yang muncul dari mental dengan penuh rasa penerimaan dan tatapan penuh cinta kasih. Kita boleh tetap diam dan tenang walaupun terjadi hujan badai yang muncul dari diri kita.

Jika kaki kita dan telapak kaki tertidur atau mulai pegal, kita boleh saja mengatur posisi duduk agar nyaman tanpa menimbulkan suara berisik. Kita boleh mempertahankan konsentrasi dengan tetap mengikuti napas secara perlahan-lahan, kemudian dengan penuh kewaspadaan merubah postur duduk. Di antara sesi meditasi, kita berlatih Thien Hanh yaitu meditasi jalan di ruangan. Kita melangkah bersamaan dengan setiap napas masuk dan keluar. Sadari sanggha berada di sekeliling, kita merasakan keselarasan karena memiliki tubuh yang lebih besar yaitu tubuh sanggha. Setiap orang bergerak bersama, perlahan-lahan, dan penuh perhatian. Kita bisa menemukan banyak saran dan usul berkaitan dengan Guided Meditation dalam buku-buku Thay*, “The Blooming of a Lotus” atau juga salah satu guru Dharma. Kita hendaknya datang 5 menit sebelum meditasi dimulai sehingga semua orang bisa duduk dengan nyaman sebelum bel dibunyikan untuk memulai meditasi formal. Kita sebaiknya jangan masuk ke ruang meditasi setelah bel diundang berbunyi di aula meditasi. Apabila kita terlambat untuk ikut meditasi duduk, tetaplah berada di luar dan menikmati meditasi jalan.

* Thay berarti guru, sebutan akrab di Plum Village untuk Bhante Thich Nhat Hanh


Meditasi Minum Teh

Meditasi minum teh merupakan waktu untuk bersama dengan sanggha dalam suasana ceria dan khusyuk. Hanya untuk menikmati teh bersama-sama itu saja sudah cukup. Hal demikian bagaikan sebuah “kabar baik”, ketika kita berbagi keceriaan dan kebahagiaan selama dalam kebersamaan.

Kadang-kadang, waktu kita sedang minum teh bersama seorang teman, kita tidak menyadari keberadaan teh itu bahkan kita juga tidak menyadari keberadaan teman kita yang sedang duduk di hadapan kita. Mempraktikkan meditasi teh adalah untuk menjadi benar-benar hadir bersama teh dan teman-teman kita.

Kita mengenali bahwa kita sanggup bersemayam di saat sekarang ini dengan bahagia walaupun dengan semua kesedihan dan kegelisahan. Kita duduk santai di sana tanpa harus berucap apa pun. Kalau kita suka, bisa juga kita berbagi nyanyian, sebuah kisah, dan sebuah tarian.
Barangkali anda ingin membawa alat musik atau menyiapkan sesuatu terlebih dahulu. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk menyiram benih-benih keceriaan dan kegembiraan, akan pengertian dan cinta kasih di antara sesama.


Menyentuh Bumi

Latihan menyentuh bumi (sujud, bhumisparsha) merupakan latihan kembali ke bumi, ke akar, ke leluhur kita, dan menyadari bahwa kita terkait erat dengan seluruh silsilah leluhur spiritual dan leluhur keluarga. Kita merupakan kelanjutan dari leluhur kita, dan akan berlanjut ke generasi akan datang. Kita menyentuh bumi untuk melepaskan pandangan bahwa kita terpisah dari bumi serta juga sebagai pengingat bahwa kita adalah bumi dan kita adalah bagian dari kehidupan.

Ketika kita menyentuh bumi, kita menjadi kecil, dengan penuh kerendahan hati dan bersahaja bagaikan seorang anak muda. Ketika kita menyentuh bumi, kita menjadi lebih kokoh, bagaikan pohon berusia panjang yang merambatkan akarnya masuk ke dalam tanah, meminum air dari sumber segala air.

Ketika kita menyentuh bumi, kita bernapas masuk semua kekuatan dan stabilitas yang ada di bumi, kemudian bernapas keluar untuk mengalirkan keluar derita kita, marah, benci, ketakutan, dan semua keluh kesah.

Telapak tangan kita disatukan membentuk kuncup teratai dan kemudian dengan lembut merebahkan diri ke lantai sehingga tangan kaki beserta dahi beristirahat dengan nyaman di atas bumi. Ketika kita menyentuh bumi, tangan kita dibuka menghadap ke atas, menunjukkan keterbukaan kepada Triratna, Buddha, Dharma, dan Sanggha. Setelah satu atau dua kali berlatih menyentuh bumi (tiga atau lima kali), kita telah melepaskan banyak penderitaan dan perasaan terkucilkan dan kita akur kembali dengan leluhur, orang tua, anak, dan para sahabat.

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #5 on: 15 April 2010, 12:30:00 AM »
Lima Latihan

Lima Latihan perhatian penuh kesadaran dibuat pada zaman Buddha kemudian menjadi fondasi praktik untuk keseluruhan komunitas, termasuk komunitas monastik maupun sahabat awam. Fondasi dari latihan ini adalah perhatian penuh kesadaran.

Seluruh anggota sanggha dan tamu diajak untuk mematuhi latihan ini untuk mendukung praktik perhatian penuh kesadaran dan hidup harmonis bersama. Tidak merokok, tidak minum cairan yang menurunkan kesadaran, penyimpangan perilaku seksual, semua itu merupakan bagian dari lima latihan.

Lima latihan perhatian penuh kesadaran melindungi kita sehingga tetap bebas dan menjadikan hidup lebih indah. Latihan ini juga menjadi pedoman bagi kehidupan sehari-hari karena latihan menjadi landasan dasar kebahagiaan individu, suami istri, keluarga, dan masyarakat.

Latihan Pertama: Menjunjung Tinggi Kehidupan
Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penghancuran kehidupan, aku bersedia memupuk pengertian mendalam atas keadaan saling bergantungan dan belas kasih serta mencari cara untuk melindungi kehidupan manusia, binatang, tumbuhan, dan bumi ini. Aku bertekad untuk tidak membunuh, tidak membiarkan pihak lain membunuh, dan tidak mendukung segala jenis tindakan pembunuhan di dunia ini, baik melalui pikiran maupun cara hidupku. Aku mengerti bahwa tindakan merusak timbul dari kemarahan, ketakutan, keserakahan, dan intoleransi yang berakar dari pemikiran diskriminatif dan dualistik, aku akan menumbuhkan sifat keterbukaan, non diskriminasi dan non kemelekatan terhadap pandangan demi mentransformasikan kekerasan, fanatisme, dan dogmatisme dalam diriku dan di dunia ini.

Latihan Kedua: Kebahagiaan Sesungguhnya
Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidakadilan sosial, pencurian, dan penindasan, aku bersedia berlatih hidup dalam kedermawanan dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Aku bertekad untuk tidak mencuri dan tidak memiliki sesuatu yang seharusnya milik pihak lain, aku akan berbagi waktu, energi, dan sumber materi bersama mereka yang membutuhkannya. Aku akan berlatih menatap secara mendalam untuk menyadari bahwa kebahagiaan dan penderitaan orang lain juga merupakan kebahagiaan dan penderitaan diriku, kebahagiaan sesungguhnya tak akan bisa hadir tanpa pengertian dan belas kasih; aku mengerti bahwa mengejar kekayaan, ketenaran, kekuasaan, dan kenikmatan sensual bisa membawa semakin banyak penderitaan dan keputusasaan. Aku sadar sepenuhnya bahwa kebahagiaan berhubungan erat dengan sikap mental dan kebahagiaan tidak bergantung pada kondisi eksternal, Aku bisa hidup dengan bahagia pada momen kini hanya dengan mengingat bahwa aku sudah memiliki kondisi secukupnya untuk berbahagia. Aku bertekad untuk berlatih hidup sesuai dengan mata pencaharian benar sehingga aku bisa ikut membantu mengurangi penderitaan makhluk lain di dunia ini dan memutar balik arus pemanasan global.

Latihan Ketiga: Cinta Sesungguhnya
Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh peyimpangan prilaku seksual, aku bersedia untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan mencari cara untuk melindungi keamanan dan integritas individual, pasangan, keluarga, dan masyarakat. Tahu bahwa nafsu seksual bukanlah cinta, dan aktivitas seksual yang didorong oleh nafsu keinginan selalu melukai diriku kemudian juga melukai pihak lain, Aku bertekad untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual yang tanpa dilandasi cinta sesungguhnya, cinta mendalam, komitmen jangka panjang yang diberitahukan kepada famili dan para sahabat. Aku akan bertindak sesuai kemampuanku dalam melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan mencegah percerain pasangan dan keluarga yang diakibatkan oleh prilaku seksual tidak pantas. Mengerti bahwa badan jasmani dan pikiran merupakan satu kesatuan, aku bersedia mencari cara pantas untuk menjaga energi seksual dan menumbuhkan cinta kasih, belas kasih, suka cita, dan sikap inklusif, yang merupakan empat elemen dasar cinta sesungguhnya demi kebahagiaan lebih besar bagi diriku dan pihak lain. Kita tahu bahwa berlatih cinta sesungguhnya, kita akan terus dilanjutkan dengan indah di masa depan.

Latihan Keempat: Ucapan Cinta Kasih dan Mendengar Mendalam
Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh bicara tanpa berkesadaran dan ketidakmampuan untuk mendengarkan pihak lain, Aku bersedia untuk menumbuhkan ucapan cinta kasih dan mendengar mendalam demi mengurangi penderitaan dan upaya menciptakan rekonsiliasi dan perdamaian dalam diriku dan sesama orang lain, ethnik, sahabat religius, dan antar negara. Mengetahui bahwa kata-kata dapat menghadirkan kebahagiaan maupun menciptakan penderitaan, Aku bersedia berbicara sesuai keadaan yang sesungguhnya dengan menggunakan kata-kata yang dapat memunculkan keyakinan, suka cita, dan harapan. Ketika kemarahan membara dalam diriku, untuk sementara aku bertekad untuk tidak berbicara. Aku akan berlatih napas dan jalan penuh kesadaran untuk mengenali kehadiran kemarahan dan kemudian menatap mendalam untuk mengetahui akar permasalahan, terutama akar persepsi keliru dan pengertian kurang lengkap atas penderitaan dalam diriku maupun pihak lain. Aku akan berbicara dan mendengar dengan sedemikian rupa sehingga membantu meringankan penderitaan pihak lain dan mencari cara untuk keluar dari situasi sulit itu. Aku bertekad untuk tidak menyebarkan berita-berita yang belum aku ketahui dengan pasti dan juga tidak melontarkan kata-kata yang dapat menyebabkan perpecahan dan perselisihan. Aku akan berlatih semangat ketekunan benar untuk menunjang kapasitas dalam hal pengertian, cinta kasih, suka cita, dan inklusif, secara perlahan-lahan mentransformasikan kemarahan, kekerasan, dan ketakutan yang terselubung jauh dalam kesadaranku.

Latihan Kelima: Nutrisi dan Penyembuhan
Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh konsumsi tidak disertai dengan kesadaran, Aku bersedia menjaga kesehatan dengan baik secara fisik maupun mental bagi diriku sendiri, keluarga, dan masyarakat dengan cara berlatih makan, minum, dan mengonsumsi dengan penuh kesadaran. Aku akan berlatih menatap mendalam bahan konsumsiku yang terdiri dari empat jenis makanan yaitu makanan lewat mulut, kesan impresi, niat, dan kesadaran. Aku bertekad untuk tidak menggunakan alkohol, obat-obat terlarang, terlibat dalam perjudian atau produk-produk yang mengandung toksin seperti situs internet, permainan elektronik, program televisi, film, majalah, buku, dan percakapan. Aku akan berlatih kembali pada momen kekinian untuk menyentuh kesegaran, penyembuhan, dan elemen nutrisi dalam diriku dan sekitarku, tidak membiarkan penyesalan dan kemurungan menyeretku kembali ke masa lalu, juga tidak membiarkan kecemasan, ketakutan, dan kemelekatan menarik aku keluar dari momen kekinian. Aku bertekad untuk tidak menutupi kesepian, kecemasan, atau penderitaan jenis lainnya dengan cara tenggelam dalam mengkonsumsi. Aku akan merenungkan sifat saling bergantungan dan mengkonsumsi dengan sedemikian rupa sehingga bisa memelihara kedamaian, suka cita, dan kesehatan badan jasmani dan kejernihan kesadaran sendiri maupun kolektif dalam cakupan keluarga, masyarakat, dan dunia ini.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline cetera_zhang

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #6 on: 15 April 2010, 09:38:11 AM »
Bro, Beliau akan datang bersama puluhan monastik untuk retret bersama nanti bulan september...


Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #7 on: 15 April 2010, 02:27:19 PM »
yuo benar. Aku sudah coba daftar ke panitia tapi belum dikonfirmasi mengenai ketersediaan tempat. Untuk teman2 yang lain informasi tentang retret Master Thich Nhat Hanh bisa diikuti di link ini:

http://ekacarya.org/index.php?option=com_content&task=view&id=55&Itemid=1
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #8 on: 15 April 2010, 02:36:14 PM »
Makan Bersama

Roti dalam tanganku adalah tubuh dari jagad raya

Makan bersama merupakan latihan meditasi. Kita perlu mencoba untuk mempersembahkan kehadiran kita dalam setiap kali makan bersama. Mulai mengambil makanan saja kita sudah bisa mulai berlatih. Ketika sedang mengambil makanan kita menyadari banyak elemen, seperti hujan, sinar matahari, bumi, udara, dan cinta kasih, semua ini datang bersama menghasilkan makanan ini. Pada kenyataanya bahwa hanya dengan melihat makanan ini saja kita bisa melihat seluruh alam semesta mendukung kelangsungan hidup kita.

Kita sadar bahwa seluruh sanggha hadir ketika kita sedang mengambil makanan, kita mengambil makanan sesuai dengan porsi yang kita butuhkan. Sebelum makan, lonceng akan diundang sebanyak 3 kali dan kita menikmati bernapas masuk dan keluar kemudian membacakan 5 perenungan.

  • Makanan ini merupakan pemberian seluruh alam semesta, bumi, langit, dan berbagai hasil kerja keras.
  • Semoga kami makan dengan perhatian penuh kesadaran dan rasa terima kasih agar kami menjadi orang yang layak menerimanya.
  • Semoga kami dapat mengenali dan mengubah bentuk-bentuk mental tidak bajik, terutama keserakahan, dan belajar makan dengan penuh kewajaran.
  • Semoga kami dapat terus menjaga welas asih agar tetap hidup, melalui cara makan sedemikian rupa sehingga mengurangi penderitaan semua makhluk, melestarikan planet ini dan memutar balik arus pemanasan global.
  • Kami menerima makanan ini agar dapat merawat hubungan persaudaraan kakak dan adik, memperkuat sanggha dan memupuk tujuan luhur untuk melayani semua makhluk.


Kita sebaiknya makan dengan perlahan-lahan, mengunyah setiap suapan minimal 30 kali sehingga makanan itu menjadi cairan. Dengan demikian membantu proses pencernaan. Mari kita menikmati setiap suapan makanan kita dan merasakan kehadiran kakak adik di sekitar kita. Marilah kita hadir di momen ini, makan dengan cara penuh kekokohan, keceriaan, dan damai, sehingga semua ini menjadi kenyataan ketika sedang makan. Makan dengan hening membuat makanan menjadi nyata berkat perhatian kesadaran dan kita sepenuhnya sadar bahwa makanan ini memberikan nutrisi. Demi memperdalam latihan makan dengan penuh perhatian dan memberikan dukungan atmosfir damai, kita tetap duduk selama periode hening. Setelah 20 menit kemudian, bel akan diundang dua kali, kita boleh bangkit dari tempat duduk. Setelah selesai makan, kita menggunakan beberapa waktu untuk menyadari bahwa kita telah selesai, mangkuk kita telah kosong dan rasa lapar sudah hilang. Rasa terima kasih membuat kita sadar bahwa betapa beruntungnya kita telah memperoleh makanan yang penuh nutrisi ini, makanan yang mendukung kita pada jalur pengertian dan cinta kasih.


Dapur

Makanan telah habisi disantap,
laparku telah hilang,
Aku bertekad untuk hidup demi
memberikan manfaat untuk semua makhluk.


Dapur juga merupakan ruang latihan meditasi. Mari kita berlatih hidup berkesadaran ketika bertugas di dapur ataupun membersihkan dapur. Mari kita mengerjakan pekerjaan kita dalam suasana santai dan khusyuk, ikuti napas kita dan tetap menjaga konsentrasi pada pekerjaan. Berbicara seperlunya hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Kita bisa memulai pekerjaan kita dengan cara memberikan persembahan dupa ke altar di dapur sebagai ungkapkan rasa terima kasih dan mengingatkan diri untuk bekerja secara berkesadaran.

Mari kita membantu tim dapur dengan tidak mengganggu ruang meditasi ini dengan hal yang tidak penting, kita yang sedang tidak bertugas di dapur boleh melakukan apa yang ingin kita lakukan dengan hening dan kemudian meninggalkan dapur agar tim dapur dapat menunaikan tugasnya dengan baik.

Ketika memasak, kita mengalokasikan waktu cukup agar tidak ada perasaan tergesa-gesa. Mari kita sadar bahwa saudara-saudari dalam latihan bersama sangat bergantung pada makanan ini untuk menunjang latihan mereka. Penyadaran ini akan membantu kita untuk memasak makanan yang berbumbu cinta kita dan perhatian penuh kesadaran.

Ketika kita sedang membersihkan dapur atau mencuci piring kita melakukan hal itu sama seperti ketika kita membersihkan altar atau memandikan bayi Buddha. Mencuci dengan cara demikian, kegembiraan dan kedamaian akan terpancar di dalam diri sendiri dan di sekeliling kita.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #9 on: 17 April 2010, 11:16:40 AM »
Tubuh Sanggha

Siapapun yang datang untuk berlatih bersama merupakan bagian dari sanggha atau komunitas. Namun jika kita datang ke Plum Village hanya untuk jangka waktu satu minggu saja, kehadiran kita atau latihan kita dapat memberikan konstribusi semangat dan keharmonisan bagi sanggha.

Dalam masyarakat, banyak penderitaan kita berasal dari perasaan terkucilkan dari masyarakat. Kita sering merasa tidak ada koneksi nyata pada saat berhadapan dengan orang lain secara langsung, begitu juga tetangga, rekan kerja dan anggota keluarga lainnya. Setiap orang hidup terpisah, seolah-olah tidak didukung oleh komunitas. Hidup bersama sanggha dapat menyembuhkan diri dari perasaan terkucilkan dan pemisahan. Kita dapat berlatih bersama, berbagi ruangan bersama, makan berdampingan dan membersihkan kuali bersama-sama. Hanya dengan berlatih bersama praktisi dalam aktivitas keseharian, kita dapat merasakan koneksi nyata dari cinta dan penerimaan.

Thay sering berujar bahwa sanggha adalah sebuah taman yang penuh dengan berbagai jenis pohon dan bunga. Ketika kita dapat melihat ke dalam diri kita sendiri dan melihat bagian diri kita yang indah, bunga dan pohon unik dapat benar-benar tumbuh sehingga menumbuhkan saling pengertian dan cinta kasih. Satu bunga mungkin akan mekar lebih awal di musim semi dan bunga lainnya mungkin mekar di penghujung musim semi. Satu pohon mungkin berbuah banyak dan pohon lain mungkin rimbun serta menyejukkan. Tidak ada satu tanaman pun yang terhebat, atau terburuk ataupun tidak ada tanaman yang sama persis dengan tanaman lainnya. Setiap anggota komunitas selalu mempunyai talenta atau kemampuan khusus dan unik yang bisa disumbangkan kepada komunitas. Ketika kita mampu mengapresiasi kontribusi setiap anggota dan melihat kelemahan diri sendiri sebagai potensi untuk tumbuh, kita dapat belajar untuk hidup bersama secara harmonis. Tujuan dari latihan kita adalah untuk melihat apakah kita sebagai sebuah bunga atau pohon, dan kita semua merupakan satu kesatuan dari taman secara utuh, semuanya saling terkait.


Hidup Berdampingan

Kebersamaan merupakan sebuah praktik. Di pusat latihan kita memiliki kesempatan unik untuk hidup secara berdampingan dengan teman dari berbagai negara dan latar belakang. Bersama-sama kita membentuk satu tubuh sanggha, terhubungkan oleh latihan hidup berkesadaran. Dengan energi bersama yang kita hasilkan dari ketenangan dan melihat secara mendalam, memungkinkan kita untuk saling mendukung satu sama lainnya dalam metode transformasi. Ini membutuhkan kerjasama, terampil, dan sikap penerimaan.

Untuk dapat hidup berdampingan dengan yang lainnya, kita perlu mengembangkan pengertian, komunikasi, dan rendah hati. Mari kita menyediakan waktu untuk memahami mereka yang ada di sekeliling kita. Kita telah mengabaikan tetangga kita sejak dahulu kala.

Dengan hidup bersama kita dapat mendorong orang lain ikut bergabung dengan latihan kita dan bersama-sama membangun solidaritas. Berbagi ruangan dengan yang lainnya juga merupakan kesempatan untuk membangun pengertian dan rasa simpati untuk dirimu sendiri dan juga demi mereka yang tinggal bersamamu. Menaruh perhatian terhadap teman sekamar, kita dapat mengidentifikasikan dan mengapresiasikan kualitas positif mereka, menciptakan suasana harmonis, kita tahu ketika orang lain bahagia maka kita juga ikut bahagia.

Kita dapat menaruh respek kepada teman sekamar dan dapat berbagi ruangan dengan cara menjaga kamar tetap rapi dan bersih. Kita coba peka terhadap teman sekamar. Contohnya kita seharusnya bertanya terlebih dahulu ketika ingin membuka jendela, menyalakan dupa, atau menyalakan lampu, untuk memastikan hal itu tidak akan mengganggu teman sekamar kita. Melalui cara demikian kita dapat menciptakan suasana berlatih ucapan, pikiran, dan tindakan penuh cinta kasih.

Hadiah terbaik yang dapat kita persembahkan kepada sahabat dalam latihan adalah latihan hidup berkesadaran. Senyum dan napas berkesadaran menjadi alat komunikasi yang memberitahu orang lain bahwa kita mencoba cara terbaik untuk menghadirkan kedamaian dalam diri sendiri dan kita berharap bisa ikut memberikan kontribusi kedamaian kepada seluruh komunitas. Kita perlu ingat untuk terus berkomunikasi dengan lancar, sehingga kebahagiaan kita akan mengalir dengan baik.

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #10 on: 19 April 2010, 10:08:03 PM »
Keheningan

Periode untuk berlatih keheningan (noble silence) dimulai setelah meditasi sore hingga sarapan pagi besok. Keheningan ini sangat menyembuhkan. Kita mengizinkan keheningan dan kedamaian untuk mengalir masuk ke dalam daging dan tulang. Kita mengizinkan energi sanggha dan perhatian penuh kesadaran merembes masuk ke dalam tubuh dan pikiran. Kita berjalan kembali ke tempat tidur perlahan-lahan, menyadari setiap langkah. Kita bernapas dalam dan menikmati langkah damai dan kesegaran. Mari kita jangan berbicara dengan mereka yang berjalan di pinggir kita, dia membutuhkan dukungan kita juga. Kita boleh saja berdiam diri di luar sana sekitar 10 menit dengan ditemani pepohonan dan bintang-bintang, kemudian boleh pergi ke kamar mandi, mengganti pakaian dan setelah itu langsung tidur.

Berbaring di ranjang, kita boleh mempraktikkan relaksasi mendalam sampai kita tertidur. Ketika sudah pagi, kita bergerak secara perlahan-lahan dan penuh keheningan, gunakanlah waktu baik-baik untuk bernapas, pergi ke kamar mandi dan setelah itu segera menuju aula meditasi. Kita tidak perlu menunggu siapapun. Ketika bertemu seseorang dalam perjalanan menuju aula meditasi, kita menyatukan kedua telapak tangan di depan dada bagaikan kuncup bunga teratai kemudian membungkukkan badan memberikan salam, memberikan kesempatan kepada dia untuk ikut menikmati perjalanan pagi menuju aula meditasi. Latihan ini kita lakukan setiap hari, kecuali pada malam hari malas ‘lazy day’ dan festival bulan purnama. Terima kasih sudah berlatih dengan riang.


Memulai Lembaran Baru

Memulai lembaran baru adalah melihat diri sendiri secara mendalam dan jujur, memahami ucapan, tindakan, dan pikiran yang telah kita perbuat sebelumnya, kemudian membuka lembaran baru yang segar dalam diri kita; demikian juga membuka lembaran baru dalam hubungan persahabatan dengan orang lain. Di dalam retret, kita berlatih memulai lembaran baru secara berkelompok setiap dua minggu sekali, demikian juga Anda boleh memulai lembaran baru secara individu dengan orang lain sebanyak-banyaknya.

Kita berlatih memulai lembaran baru untuk menjernihkan pikiran dan mempertahankan kesegaran latihan. Ketika kesulitan muncul dalam hubungan persahabatan, tentu saja ada di antara mereka yang merasa kecewa atau sedih, kita sadar bahwa inilah saatnya untuk memulai lembaran baru. Berikut ini merupakan penjelasan tentang empat proses untuk memulai lembaran baru sebagaimana yang dipergunakan dalam pertemuan formal. Seseorang berbicara dalam kurun waktu tertentu dan tidak diinterupsi oleh orang lain. Praktisi lain berlatih untuk mendengar secara mendalam dan memperhatikan napas.

  • Menyirami Bunga, kesempatan untuk memberikan apresiasi kepada sahabat lain. Kita diperbolehkan untuk menceritakan perbuatan atau ucapan spontan yang dilakukan sahabat lain; perbuatan atau ucapan yang memberi inspirasi kepada kita. Ini merupakan kesempatan untuk memberikan dukungan semangat dan kekuatan serta memberi kontribusi dalam mendorong tumbuhnya kualitas positif dalam sanggha.
  • Menyampaikan Penyesalan, kita boleh menyebutkan tindakan, ucapan, atau pikiran kita yang kurang pantas, yang belum sempat kita utarakan dengan tujuan untuk meminta maaf.
  • Menuturkan Hati yang Luka, kita boleh menyampaikan tentang bagaimana hati kita terluka ketika sedang berinteraksi dengan orang lain, ketika seseorang bertindak, berucap, atau berpikir sesuatu (untuk menuturkan hati kita yang luka, pertama perlu menyirami bunga sahabat-sahabat lain dengan cara menyampaikan dua kualitas positif yang kita ketahui dengan pasti atas orang tersebut. Latihan ini umumnya dipraktikkan secara empat mata bukan dipraktikkan secara berkelompok. Jika Anda menginginkan, Anda juga boleh memohon seorang sebagai mediator untuk turut serta hadir bersama, seorang mediator yang dihormati oleh kedua belah pihak)
  • Menuturkan kesulitan yang dialami berulang kali dan memohon dukungan – pada keadaan yang mana dua orang punya masalah masing-masing, derita masa lalu muncul pada saat ini. Ketika kita sedang menuturkan kejadian sulit yang sedang kita hadapi, kita memberi kesempatan kepada orang lain di sekitar kita untuk mengerti diri kita lebih baik dan orang lain berkesempatan untuk memberikan dukungan yang kita butuhkan.

Latihan memulai lembaran baru membantu kita untuk membangkitkan ucapan penuh cinta kasih dan mendengar dengan penuh kesabaran. Memulai lembaran baru merupakan latihan untuk mengenali dan menghargai elemen positif dalam sanggha. Dengan demikian, kita akan menyadari bahwa sahabat sekamar kita begitu dermawan dalam membagikan pengalamannya.

Mengenali karakteristik positif orang lain memberikan kita kesempatan untuk melihat kualitas baik dalam diri kita juga. Sembari menyadari karakteristik positif ini, kita sadar setiap orang juga memiliki sifat kurang indah seperti berbicara dengan nada marah atau terjebak dalam persepsi keliru.

Ketika kita berlatih “menyirami bunga”, kita saling membantu sesama dalam menumbuhkan kualitas baik, pada saat bersamaan kita juga mengurangi kesulitan orang lain. Sebagaimana bertugas di kebun, kita menyirami bunga cinta kasih dan welas asih sesama, kita juga membuang energi negatif yang berasal dari benih kemarahan, cemburu, dan persepsi keliru.

Kita boleh berlatih memulai lembaran baru setiap hari dengan cara mengungkapkan perasaan kita kepada sahabat lain dan memohon maaf saat itu juga jika kita mengucapkan sesuatu yang melukai mereka. Kita boleh memberitahu orang lain dengan sopan ketika kita merasa tersinggung. Kesehatan dan kebahagiaan seluruh komunitas tergantung pada keselarasan, kedamaian, dan keceriaan yang hadir dalam setiap anggota sanggha.


Menjaga Kemarahan

Thay selalu menganalogikan kemarahan sebagai bayi yang sedang menangis. Ketika bayi menangis, ibunya akan menggendongnya dalam pelukan dan memperhatikan dengan seksama apa yang terjadi. Menggendong dengan penuh kelembutan telah menenangkan bayi itu.

Demikian juga, kita juga bisa menggendong kemarahan kita dalam pelukan cinta kasih dan seketika itu juga kita merasa lega. Kita tidak perlu mendorong kemarahan. Kemarahan merupakan bagian kita yang membutuhkan cinta kasih dan didengar secara mendalam, begitu juga bayi itu.

Setelah bayi itu tenang, ibunya bisa merasakan bahwa bayi itu sakit atau demam atau perlu ganti popok. Ketika kita sudah tenang dan damai, kita bisa melihat secara mendalam kemarahan kita dan bisa melihat dengan jelas penyebab kemunculan kemarahan itu.

Ketika kita marah, inilah saatnya untuk tidak berbicara ataupun berbuat apa pun. Sebaiknya kita menarik diri dari orang atau situasi yang menjadi penyebab kemarahan yakni seseorang atau situasi yang menyirami benih-benih kemarahan kita. Kita perlu memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali kepada diri kita sendiri. Kita boleh berlatih bernapas dengan penuh perhatian dan meditasi jalan di luar sana untuk menenangkan dan menyegarkan pikiran dan tubuh. Selang beberapa waktu sudah berlalu, ketika kita sudah merasa lebih damai dan tenang, maka kita boleh mulai melihat diri sendiri secara mendalam dan melihat secara mendalam orang atau situasi yang menjadi penyebab kemarahan kita. Sering sekali ketika kita bermasalah dengan orang tertentu, orang tersebut memiliki karakteristik kelemahan yang tercermin dalam diri kita sendiri yang juga merupakan karakteristik yang sulit kita terima. Ketika cinta dan penerimaan mulai tumbuh dalam diri kita, maka secara alami cinta dan penerimaan akan mulai tersebar ke orang-orang di sekeliling kita.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline VinBaik

  • Teman
  • **
  • Posts: 54
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • OM MANI PADME HUM
Re: Orientasi (Naskah-naskah Plum Village)
« Reply #11 on: 29 May 2010, 07:04:11 PM »
Terima kasih atas postingannya.
Saya baru tau kalo ajaran Bhante Thich Nhat Hanh termasuk dalam aliran Zen.
 :)


VAYADHAMMA SANKHARA, APPAMADENA SAMPADETHA

Nasehat terakhir Sang Buddha sebelum Parinibbana :
"Segala sesuatu yang terjadi dari paduan unsur adalah sasaran perubahan.
Berjuanglah mencapai kebebasan dengan sadar dan waspada"

 

anything