//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah  (Read 55187 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« on: 19 March 2010, 04:36:59 PM »
Rasanya, saya punya masalah dengan “ketenangan”. Maksudnya, bukannya saya selalu gelisah dan tidak tenang, tapi justru sering merasakan efek negatif dari ketenangan. Sudah sering saya mengemukakan permasalahan tersebut, tapi dari tanggapan teman-teman, baik di forum muslim maupun budha, tampaknya dampak negatif dari ketenangan ini tidak mereka alami. Seolah-olah hanya saya sendirilah yang punya problem seperti itu. Apakah mungkin saya telah salah dalam menggunakan “keterampilan ketenangan”?

Salah seorang teman diskusi di dhammacitta telah memberikan masukan kepada saya, bahwa saya terlalu melekat terhadap ketenangan yang ada di dalam jhana-jhana, sehingga menimbulkan kebencian (dosa) terhadap kehidupan. Dan dia menyarankan saya untuk terampil melatih diri keluar masuk jhana, sehingga antara samatha dan vipasanna dapat maju berkembang bersama-sama. Saran teman di dhammacitta tersebut telah banyak membantu saya, sehingga saya tidak lagi terlalu melekat terhadap jhana-jhana, dan tidak lagi membenci kehidupan. Walaupun demikian, saya masih punya masalah yang dihadapi.

Selama ini, saya menggunakan suatu teknik meditasi untuk mencapai ketenangan. Sehingga saya menjadikan meditasi tersebut sebagai “senjata sakti” untuk mengatasi segala bentuk problem yang dihadapi. Selama ini, saya menganggap bahwa ketenangan itu dapat membuat masalah-masalah teratasi, baik masalah internal (mental), maupun masalah external (problem dalam kehidupan). Tapi mungkin anggapan saya tersebut salah atau berlebihan. Pada kenyataannya, ketenangan hanya menyelesaikan masalah internal, tetapi tidak menyelesaikan masalah external.

Ketenangan membantu saya untuk tetap tenang ketika saya berupaya mengatasi permasalahan-permasalahan external.   Tetapi yang menjadi masalah, ketenangan seringkali membuat saya mengabaikan persoalan-persoalan external tersebut, sehingga mereka tetap menjadi problem yang tidak teratasi. Sebagai contoh, saya punya banyak masalah diperkuliahan, uang semester yang belum dibayar, atau skripsi yang belum selesai. Dimana pada mulanya hal-hal seperti itu cukup membuat saya gelisah. Tapi dengan menenangkan diri dalam meditasi, saya jadi gak peduli dengan semua itu. Dan saya dapat memfokuskan diri dengan bersemangat untuk mengerjakan hal-hal lain yang ingin saya kerjakan. Dengan demikian, saya dapat terus berkarya di bidang yang lain, tetapi tidak tergerak untuk menyelesaikan masalah-masalah di kampus.

Ini adalah rumusan permasalahan yang membutuhkan suatu penelitian. Meditasi ketenangan bagi saya seperti usaha melupakan segala bentuk problem yang menggelisahkan hati dengan memusatkan perhatian ke satu titik konsentrasi sampai muncul ketenangan. Dan ketenangan seperti itu dapat tetap dipertahankan dalam kehidupan selama saya dapat mengabaikan masalah-masalah tersebut. Bila saya dapat mencapi jhana-jhana, kemudian saya dapat memikirkan semua problem tersebut dengan tenang tanpa menjadi rusuh hati. Tetapi, saya tidak mengambil jalan untuk mencapai jhana-jhana, ketika konsentrasi saya mencapai upacara samadhi, saya menghentikan meditasi dan melanjutkan kehidupan. Pada tahapan ini, kegelisahan dapat muncul kembali bila saya memikirkan persoalan-persoalan tertentu yang sebelumnya menggelisahkan hati. Tetapi, upacara samadhi tersebut bagi saya cukup menjadi alat yang membantu saya melupakan problem, tenang dan bersemangat dalam mengerjakan hal-hal lainnya.

Selain dari mengabaikan problem hidup, ketenangan tersebut membuat saya berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk. Contoh dari permasalahan ini telah saya posting dalam judul, “Tuhan menjaga aku”.   

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #1 on: 19 March 2010, 04:55:33 PM »
  [at]  mod, saran aja. Topik ini lebih cocok di board Meditasi. Thanks.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #2 on: 19 March 2010, 05:01:24 PM »
anda seorang "pemabuk" ?

anda tidak menjadikan meditasi sebagai sebuah solusi, tapi sebuah pelarian.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #3 on: 19 March 2010, 05:22:49 PM »
anda seorang "pemabuk" ?

anda tidak menjadikan meditasi sebagai sebuah solusi, tapi sebuah pelarian.

anda betul sekali tuan.

oleh karena itu, dapatkah tuan menolong saya?

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #4 on: 19 March 2010, 05:37:55 PM »
gunakan sepatu di kaki
gunakan topi di kepala

^-^

buka, lihat dan baca sebuah buku jika ingin tahu
tutup, dan sandarkan di kepala sebuah buku jika ingin bantal
tutup pegang erat2 dan lemparkan sebuah buku jika dikejar anjing :))
« Last Edit: 19 March 2010, 05:40:03 PM by hatRed »
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #5 on: 19 March 2010, 05:50:47 PM »
gunakan sepatu di kaki
gunakan topi di kepala

^-^

buka, lihat dan baca sebuah buku jika ingin tahu
tutup, dan sandarkan di kepala sebuah buku jika ingin bantal
tutup pegang erat2 dan lemparkan sebuah buku jika dikejar anjing :))

teori ini sangat mudah dibicarakan, mudah pula dibaca, mudah pula pula kita berkomentar.

yang tidak mudah itu bagaimana menerapkan teori di dalam kehidupan, bagaimana pula menyelami pemikiran orang lain, bagaimana menghayati problem orang lain, dan bagaimana membuat orang lain mengerti. betul enggak?

Offline dewi_go

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.848
  • Reputasi: 69
  • Gender: Female
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #6 on: 19 March 2010, 06:12:17 PM »
Ketenangan beda bro dengan mengabaikan segala masalah yang ada disekitar apalagi menyangkut diri sendiri sebagai biang masalah tsb. Bro bisa gunakan ketenangan dalam menghadapi masalah tapi bukan berarti lari dari masalah.
Coba aja selesaikan masalah bro one by one tapi ingat jangan sampai kehilangan hati nurani dalam mengambil setiap keputusan. G'luck _/\_
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #7 on: 19 March 2010, 06:35:25 PM »
Ketenangan beda bro dengan mengabaikan segala masalah yang ada disekitar apalagi menyangkut diri sendiri sebagai biang masalah tsb. Bro bisa gunakan ketenangan dalam menghadapi masalah tapi bukan berarti lari dari masalah.
Coba aja selesaikan masalah bro one by one tapi ingat jangan sampai kehilangan hati nurani dalam mengambil setiap keputusan. G'luck _/\_

tanks.

saya perlu suatu perbandingan, sebenarnya bagaimana orang lain memanfaatkan "seni meditasi".  kadang-kadang saya merasa "meditasi" menjadi biang keladi dari "kejanggalan dalam perilaku saya". tentu saja hal tersebut hanya perasaan saja. yang benar, mungkin saja saya yang salah menggunakan meditasi. seperti kata sdr. hatred, yakni saya telah menjadi seorang "pemabuk". tapi masalahnya, bagaimana saya memiliki pengertian yang jelas tentang makna dari "pemabuk" tersebut, sehingga saya dapat berlari menjauh dari nya.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #8 on: 19 March 2010, 07:00:04 PM »
 [at] Deva19:

Terus terang saya agak meragukan pengalaman jhana anda. Seseorang yang mencapai upacarasamādhi sekalipun tahu bahwa pencapaiannya muncul karena didukung oleh faktor praktik moralitas yang baik dan lenyapnya pikiran2 negatif meski hanya sementara. Setidaknya, mereka yang mencapai upacarasamādhi dan jhana yang dari awal berbasis pada ajaran Sang Buddha melihat betapa pentingnya kebajikan. Orang demikian akan merasa malu berbuat jahat (hiri) dan takut akan akibat perbuatan jahat (otappa). Ia sepenuhnya tahu bahwa jika ia mengembangkan prilaku tidak baik, upacarasamādhi atau pun jhana yang ia capai akan lenyap. Namun anda mengatakan bahwa karena ketenangan yang dihasilkan oleh jhana anda justru menyebabkan anda untuk tidak takut berbuat buruk seperti dalam statemen anda sebagai berikut

"
Quote

Selain dari mengabaikan problem hidup, ketenangan tersebut membuat saya berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk. Contoh dari permasalahan ini telah saya posting dalam judul, “Tuhan menjaga aku”.   


Barangkali, jhana yang anda capai di sini perlu dikaji kembali apakah sesuai dengan  yang telah dideskripsikan oleh Sang Buddha atau tidak.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #9 on: 19 March 2010, 07:22:29 PM »
[at] Deva19:

Terus terang saya agak meragukan pengalaman jhana anda.

saya tidak heran, banyak orang meragukan penglaman jhana saya. tapi saya tidak meragukan diri saya sendiri. saya sudah menyelidiki dengan sebaik-baiknya, dengna konsultasi ke teman-teman budhis di sini, maka saya dapat menyimpulkan bahwa saya telah dapat mencapai jhana ke empat. tetapi, hal ini tidak perlu dibahas lebih panjang lagi. silahkan anda tentunya boleh meragukan hal tersebut. yang ternpenting bagi saya, bagaimana kali ini dapat dapat memberi maskan yang berarti buat saya.

Quote
Seseorang yang mencapai upacarasamādhi sekalipun tahu bahwa pencapaiannya muncul karena didukung oleh faktor praktik moralitas yang baik dan lenyapnya pikiran2 negatif meski hanya sementara.

hal itu betul. dan saya sangat faham akan hal itu. faktor moralitas itu merupakan "stimulis batin" yang membantu saya memudahkan pencapai konsentrasi. dan dengan konsentrasi tersebut, kekotoran batin di tekan. silahkan nilai kembali, apakah saya memahami persoalan ini atau tidak?

Quote
Setidaknya, mereka yang mencapai upacarasamādhi dan jhana yang dari awal berbasis pada ajaran Sang Buddha melihat betapa pentingnya kebajikan.

Quote
Orang demikian akan merasa malu berbuat jahat (hiri) dan takut akan akibat perbuatan jahat (otappa). Ia sepenuhnya tahu bahwa jika ia mengembangkan prilaku tidak baik, upacarasamādhi atau pun jhana yang ia capai akan lenyap. Namun anda mengatakan bahwa karena ketenangan yang dihasilkan oleh jhana anda justru menyebabkan anda untuk tidak takut berbuat buruk seperti dalam statemen anda sebagai berikut

apakah anda tidak tahu bahwa orang yang telah mencapai jhana yang tinggi masih mungkin melakukan kejahatan? saya sudah membaca dalam kitab budhis, dan bertanya ke kawan-kawan budhis di sini. saya tidak dapat menunjukan alamat thread nya dengan jelas, tapi mereka mengakui bahwa orang yang mencapai jhana adalah masih sangat mungkin berbuat kejahatan atau asusila. silahkan tanyakan ke sdr. Upasaka tentang hal ini.


Quote
Barangkali, jhana yang anda capai di sini perlu dikaji kembali apakah sesuai dengan  yang telah dideskripsikan oleh Sang Buddha atau tidak.

terima kasih atas sarannya.

tapi kalau anda ingin menambahkannya di sini, saya senang sekali.

cobalah anda jelaskan, bagaimana itu jhana menurut deskripsi sang budha!

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #10 on: 19 March 2010, 07:23:13 PM »
Selain dari mengabaikan problem hidup, ketenangan tersebut membuat saya berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk. Contoh dari permasalahan ini telah saya posting dalam judul, “Tuhan menjaga aku”.   

hati2, pikiran dapat menciptakan illusi sebuah ketenangan yg seolah2 berada dalam ketenangan.
jika berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk, saya rasa mungkin anda dalam illusi sebuah ketenangan yg anda ciptakan sendiri.
ketenangan yg murni, akan memberikan sebuah kesadaran yg murni dan diri sendiri akan mengetahui apa yg diri sendiri harus lakukan dan apa yg diri sendiri tidak harus lakukan.
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #11 on: 19 March 2010, 07:30:02 PM »
hati2, pikiran dapat menciptakan illusi sebuah ketenangan yg seolah2 berada dalam ketenangan.
jika berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk, saya rasa mungkin anda dalam illusi sebuah ketenangan yg anda ciptakan sendiri.
ketenangan yg murni, akan memberikan sebuah kesadaran yg murni dan diri sendiri akan mengetahui apa yg diri sendiri harus lakukan dan apa yg diri sendiri tidak harus lakukan.


bisa jadi seperti itu.

tapi, bisakah anda membantu saya untuk memahami dengan sebenar-benarnya bahwa ilusi adalah sebuah ilusi dan realitas sebagai sebuah realitas?

anda belum dpat memastikan bahwa ketenangan yang saya alami adlah sebuah ilusi, betul kan?

dan anda baru menduga-duga bahwa itu sebuah ilusi, iya kan?

nah, lalu bagaimana kita akan dapat memastikan bahwa itu sebuah ilusi atau bukan?

jika anda dapat membantu saya menemukan kepastian tersebut, tentulah hal itu menjadi sangat berharga bagi saya.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #12 on: 19 March 2010, 07:31:45 PM »
Quote from: we
ketenangan yg murni, akan memberikan sebuah kesadaran yg murni dan diri sendiri akan mengetahui apa yg diri sendiri harus lakukan dan apa yg diri sendiri tidak harus lakukan.

dapat melihat apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak merupakan hasil dari pandangan vipasana (mata kebijaksanaan) dan bukan efek dari ketnangan. iya kan?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #13 on: 19 March 2010, 07:51:55 PM »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #14 on: 19 March 2010, 08:09:51 PM »
Rasanya, saya punya masalah dengan “ketenangan”. Maksudnya, bukannya saya selalu gelisah dan tidak tenang, tapi justru sering merasakan efek negatif dari ketenangan. Sudah sering saya mengemukakan permasalahan tersebut, tapi dari tanggapan teman-teman, baik di forum muslim maupun budha, tampaknya dampak negatif dari ketenangan ini tidak mereka alami. Seolah-olah hanya saya sendirilah yang punya problem seperti itu. Apakah mungkin saya telah salah dalam menggunakan “keterampilan ketenangan”?

Salah seorang teman diskusi di dhammacitta telah memberikan masukan kepada saya, bahwa saya terlalu melekat terhadap ketenangan yang ada di dalam jhana-jhana, sehingga menimbulkan kebencian (dosa) terhadap kehidupan. Dan dia menyarankan saya untuk terampil melatih diri keluar masuk jhana, sehingga antara samatha dan vipasanna dapat maju berkembang bersama-sama. Saran teman di dhammacitta tersebut telah banyak membantu saya, sehingga saya tidak lagi terlalu melekat terhadap jhana-jhana, dan tidak lagi membenci kehidupan. Walaupun demikian, saya masih punya masalah yang dihadapi.

Membantu dalam hal seperti apa?anda bisa menjelaskannya?saya meragukan apa yang anda sebutkan disini.. :)

Quote
Selama ini, saya menggunakan suatu teknik meditasi untuk mencapai ketenangan. Sehingga saya menjadikan meditasi tersebut sebagai “senjata sakti” untuk mengatasi segala bentuk problem yang dihadapi. Selama ini, saya menganggap bahwa ketenangan itu dapat membuat masalah-masalah teratasi, baik masalah internal (mental), maupun masalah external (problem dalam kehidupan). Tapi mungkin anggapan saya tersebut salah atau berlebihan. Pada kenyataannya, ketenangan hanya menyelesaikan masalah internal, tetapi tidak menyelesaikan masalah external.

Ketenangan membantu saya untuk tetap tenang ketika saya berupaya mengatasi permasalahan-permasalahan external.   Tetapi yang menjadi masalah, ketenangan seringkali membuat saya mengabaikan persoalan-persoalan external tersebut, sehingga mereka tetap menjadi problem yang tidak teratasi. Sebagai contoh, saya punya banyak masalah diperkuliahan, uang semester yang belum dibayar, atau skripsi yang belum selesai. Dimana pada mulanya hal-hal seperti itu cukup membuat saya gelisah. Tapi dengan menenangkan diri dalam meditasi, saya jadi gak peduli dengan semua itu. Dan saya dapat memfokuskan diri dengan bersemangat untuk mengerjakan hal-hal lain yang ingin saya kerjakan. Dengan demikian, saya dapat terus berkarya di bidang yang lain, tetapi tidak tergerak untuk menyelesaikan masalah-masalah di kampus.


Ini adalah rumusan permasalahan yang membutuhkan suatu penelitian. Meditasi ketenangan bagi saya seperti usaha melupakan segala bentuk problem yang menggelisahkan hati dengan memusatkan perhatian ke satu titik konsentrasi sampai muncul ketenangan. Dan ketenangan seperti itu dapat tetap dipertahankan dalam kehidupan selama saya dapat mengabaikan masalah-masalah tersebut. Bila saya dapat mencapi jhana-jhana, kemudian saya dapat memikirkan semua problem tersebut dengan tenang tanpa menjadi rusuh hati. Tetapi, saya tidak mengambil jalan untuk mencapai jhana-jhana, ketika konsentrasi saya mencapai upacara samadhi, saya menghentikan meditasi dan melanjutkan kehidupan. Pada tahapan ini, kegelisahan dapat muncul kembali bila saya memikirkan persoalan-persoalan tertentu yang sebelumnya menggelisahkan hati. Tetapi, upacara samadhi tersebut bagi saya cukup menjadi alat yang membantu saya melupakan problem, tenang dan bersemangat dalam mengerjakan hal-hal lainnya.

Selain dari mengabaikan problem hidup, ketenangan tersebut membuat saya berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk. Contoh dari permasalahan ini telah saya posting dalam judul, “Tuhan menjaga aku”.   


Aneh,saya rasa itu bukan ketenangan,tetapi anda berhalusinasi atau anda disini hanya ingin "caper"?
Pernah lihat seseorang emosi?ketika orang itu emosi dia akan marah2 dan melakukan hal2 yang diluar logika,ketika dia tenang,kembali ke kesadarannya,dia akan merenungi dengan mendalam dan menyelesaikan masalahnya dengan jitu..Apalagi anda berbicara seakan2 anda telah mencapai "tingkatan" tertentu..Kalau anda sudah memperoleh tahap ketenangan,tetapi "mengabaikan" ketenangan tersebut..

saya pernah ngobrol dengan murid dari Bhante Uttamo Mahathera,dia tertarik dengan saya dan kami pun mengobrol2[kurasa saya yakin si murid yang 1 ini memiliki "kemampuan" special,karena dia menerangkan meditasi yang tepat kepada saya,ya mungkin ini bisa membantu kasus anda]

sebenarnya kami mengobrol banyak,dan dia akan mengunjungi medan tanggal 27 nanti,saya hanya menpost beberapa kalimat yang berhubungan dengan pertanyaan anda :

Saya pernah di tolak untuk latihan meditasi.... ( karena latihan meditasi terlalu bersemangat dan cenderung mencari ketenangan ). Akhirnya sampai pada pengertian bahwa ketenangan saya peroleh telah menjadi napsu keinginanan yang selalu ingin dicapai dalam meditasi. Malah akhirnya cenderung sebagai pelarian akan kenyataan hidup, ini yang saya alami, sehingga saya katakan meditasi ibarat candu.... ( seperti juga yang ada dalam sebuah ceramahnya B. Panna )... akhirnya aku mengerti maksud pernyataan B, Panna tentang itu.

Yang benar adalah ketenangan itu digunakan agar kita bisa melihat melihat dukha lebih jernih. Sehingga kita memperoleh pengertian atas dukha yang sebenar-benarnya bukan hanya secara intelektual. Bukannya mencari ketenangan hidup dengan meditasi. Ini yang saya sebut menjadi Autis.

Malah dalam kehidupan sehari-hari... di kala rapat sedang ramai berdebat.... saya tidak suka akan itu, secara otomatis saya tetap tenang... santai... kenapa? Asyik sendiri memperhatikan pikiran atau nafas saya sendiri dan tidak perduli dengan yang dibicarakan. Apa ini benar menurut kamu? wah parah waktu itu saya.... saya tidak perduli dengan lingkungan. Kan seharusnya saya tetap ikut mengikuti perbincangan rapat, tetapi seharusnya dengan modal meditasi, bathin kita tetap tenang dalam menghadapi perdebatan ataupun persoalan hidup.

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

 

anything